Meningkatkan minat belajar metematika siswa melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan tahapan belajar tandur: penelitian tindakan kelas di MTs Al- Islamiyah Ciledug Tangerang

(1)

PEMBELAJARAN

DENGAN

TAHAPAN BELAJAR TANDUR

Oleh SITI NURHAYATI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIK A FAK ULTAS ILMU TARBIYAH DAN K EGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011

QUANTUM TEACHING

(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Al- Islamiyah Ciledug Tangerang)


(2)

Belajar TANDUR (P enelitian Tindakan Kelas di MTs Al- I lamiyah Ciledug Tangerang)” disusun oleh Siti Nurhayati Nomor Induk Mahasiswa 106017000552, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah.

Jakarta, 19 Februari 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Kadir, M.Pd Lia Kurniawati, M.Pd NIP: 196708121994021001 NIP: 197605212008012008


(3)

Tahapan Belajar TANDUR (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Al-Islamiyah Ciledug Kota Tangerang),

Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP. 197005281996032002 ... ...

Otong Suhyanto, M.Si NIP. 196811041999031001

Maifalinda Fatra, M. Pd NIP. 197005281996032002

Drs. HM. Ali Hamzah, M. Pd NIP. 194803231982031001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. 195710051987031003

disusun oleh SITI NURHAYATI Nomor Induk Mahasiswa 106017000552, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 11 Maret 2011 di hadapan dewan Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, 11 Maret 2011 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

... ... Penguji I

... ... Penguji II


(4)

ii

Belajar TANDUR”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah, Februari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari 1) Apakah model pembelajaran dengan tahapan belajar TANDUR dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa, 2) Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pem belajara dengan tahapan belajar TANDUR pada pelajaran matematika, 3) Apakah model pembelajaran dengan tahapan belajar TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs Al- Islamiyah Ciledug Kota Tangerang tahun ajaran 2010/ 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi minat belajar matematika siswa, jurnal harian siswa, wawancara dan tes.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model p belajaran

dengan tahapan belajar TANDUR dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa pada siklus I sebesar 55, 6 % menjadi 77, 5 % pada si lus II.

Selain itu, model pembelajaran dengan tahapan belajar TANDUR juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan rata- rata hasil belajar m atematika siswa 61,9 pada siklus I, 71,8 pada siklus II dan 80 pada tes akhir belajar. dan memberikan respon positif terhadap matematika. Penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui model pembel jaran

dengan tahapan belajar TANDUR minat dan hasil belajar matematika siswa meningkat.

Kata Kunci : TANDUR dan Minat Belajar Matematika. Qua ntu m Teaching

Quantum Teaching

Quantum Teaching

Quantum Teaching

Quantum Teaching

Quantum Teaching


(5)

ii

Tarbiyah and Teacher Train ing , Syarif Hidaya tullah State I slamic University Jakarta.

The purpose of this research was to study 1) I s Quantum Tea ching learning mod el with TANDUR lea rning stag es to increase interest in mathematics learning, 2 ) How do students' response to the ap plicat on of Quan tum Teaching learning model with TANDUR learning stages in mathemat cs, 3) Does Qua ntu m Teaching lea rning model with TANDUR learn ing stages to increasing the studying mathema tics result of students'. This research was condu cted in MTs Al-I sla miyah Ciledug Ta ngerang acad emic year 2010/201 1. The method in this research is Classroom Action Research , which consists of four sta ges, stag e planning, implementation, observation and reflection. The research instrument used is the observation sheet students' interest in learning mathematics, stud ents' daily jo urnals, interviews and test.

Research results revealed th at the applica tion of Quantum Teaching learning mod el with TANDUR learning stages can imp rove students' interest in learning mathematics in th e first cycle of 55,6% to 77,5% in second cycle. Besides it, the application of Quantum Teaching lea rning model with TANDUR learning stages can too increasing the studying mathematics result of students' with the stud ying result average in the firs cycle of 61 ,9, in the second cycle 71,8 to 8 0 in the post test and gave a positive respo nse to mathematics.The conclusion of the research revealed tha t there is an influence of Qua ntu m Teachin g learning mod el with TANDUR learning stages increased students' interest an d the stud ying ma thematics resultin learning mathematics.


(6)

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan ukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam sem oga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muham mad SAW , keluarga, sahabat d para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam mem peroleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan m atematika. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di MTs Al- Islamiyah Ciledug Tangerang. Penulis menyadari masih banyak kekurangan d hambatan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasa pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan ari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis meny paikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mem berikan bantuan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendid kan Matematika. Bapak Dr. Kadir, M. Pd., Selaku Dosen Pembimbing I yan telah dengan

sabarnya mem bimbing dan mengarahkan penulis dalam meny esaikan


(8)

Ibu Lia Kurniawati, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang de gan kesabaran dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesai an skripsi ini. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hid atullah yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis tak lupa juga kak Dede sebagai staff jurusan yang selalu membantu penulis dalam proses adm inistrasi.

Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda awih dan Ibunda Royanih yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, alu mendo'akan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada pen lis.

Kakak- kakakku tercinta (Rosyidin & Febi, M. Sholeh, Sarah & Heri) yang tak henti- hentinya memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis. Tak lupa pula kedua keponakanku Naida dan Hilyah yang selalu menjadi penyemangat

bagi penulis.

Bapak H. Syafe'I Ibrahim Kepala Sekolah MTs Al- Islami ah Ciledug Tangerang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini, serta Ibu Munawaroh S.Pd, guru matematika yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

Sahabat-sahabat seperjuanganku dibangku kuliah Tika sahabat yang juga teman satu dosen pembimbing yang selalu setia mendengarkan keluh kesah penulis serta tak henti- hentinya memberikan bantuan dan dorongan, Ocha, Tuti, Rina, Memey,

Fitria dan Mardiyah yang selalu memberikan semangat dan do'a kepada penulis. Teman- teman satu bimbingan hafiz, k' hesty, lilis dan mia kalian adalah instpirasiku

untuk terus bersemangat mengejar dosen pembimbing, susah dan senang kita saat menyusun skripsi akan menjadi cerita indah di mas g akan datang.

Semua teman-temanku di Jurusan Pendidikan Matematika tahun angkatan 2006. Sahabat teristimewaku Fitri Fauziah (Avit) yang selalu setia menemani dan

iii

iii


(9)

Semua pihak terkait dalam penyusunan skripsi ini yang t idak dapat penulis sebut kan sat u- persat u. Semoga Allah membalas segala kebaikan kalian dengan yang lebih baik.

Semoga Allah SW T dapat menerima sebagai amal kebaikan as jasa baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kit a semua d n Allah SWT membimbing dan menyert ai langkah kit a.

membantu penulis saat penyusunan skripsi ini serta sel u memberikan semangat dan do'a kepada penulis, semoga segala kebaikanmu dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda. Tak lupa juga sahabatku Mega, Lilis Sumarni, Uvi, Agus,

Hakimterima kasih atas bantuan, do'a serta dukungannya selama ini.

Jakarta, Maret 2011

Penulis


(10)

NIM : 106017000552

Jurusan : Pendidikan Matematika Angkatan tahun : 2006

Alamat : Jalan Anggaran Rt.04/03 No.61 Karang Tengah- Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang

Menyatakan dengan sesungguhnya

Bahwa skripsi yang berjudul “Meningkatkan Minat Belaja Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran dengan Tahapan Belajar TANDUR (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Al- I amiyah Ciledug Tangerang) ” adalah hasil karya sendiri di bawah bimbi gan dosen:

Nama : Dr. H. Kadir, M.Pd.

NIP : 19708121994021001

Dosen Jurusan : Pendidikan Matem atika Nama : Lia Kurniawati, M.Pd.

NIP : 197605212008012008

Dosen Jurusan : Pendidikan Matem atika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila pernyataan sk psi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 11 Maret 2011


(11)

Siti Nurhayati NIM: 106017000552


(12)

vii

iii

vi viii

ix x

Latar Belakang Masalah 1

Identifikasi Area dan Fokus Penelitian 5

Pembatasan Fokus Penelitian 5

Perumusan Masalah Penelitian 6

Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

Kerangka Teori 7

1. Pembelajaran Matematika 7

2. Minat Belajar Matematika 11

a. Pengertian Minat Belajar Matematika 11 b. Unsur- Unsur Minat dan Fungsi Minat dalam Belajar 13 c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika 18

3. Model Pembelajaran 22

4. Tahapan Belajar TANDUR 26

Hasil- Hasil Penelitian yang Relevan 28

Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan 28

Hipotesis Tindakan 30

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAM BAR DAFTAR LAMP IRAN BAB I: P ENDAHULUAN

BAB II: KAJ IAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB III: METODOLOGI P ENELITIAN


(13)

vii

Subjek/ Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian 33 Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 33

Tahapan Intervensi Tindakan 34

Data dan Sumber data 40

Teknik Pengumpulan Data 40

Instrumen- Instrumen Penelitian 41

Teknik Pem eriksaan Keterpercayaan ( ) 41

Analisis Data 43

Tindak Lanjut atau Pengem bangan Perencanaan Tindakan 44

Deskripsi Data 45

Pra Penelitian 45

Siklus I 46

Siklus II 63

Pemeriksaan Keabsahan Data 76

Analisis Data 77

Pembahasan Temuan Penelitian 82

Kesimpulan 85

Saran 85

Trusworthiness Study

BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERP RETASI HASIL ANALISIS DAN HASIL TEMUAN

BAB V: KESIM PULAN DAN SARAN

DAFTAR P USTAKA LAMP IRAN


(14)

ix

Gambar 4.3 Kelompok yang mendapatkan 52

Gambar 4.4 Siswa sedang mengerjakan tes siklus I 54

Gambar 4.5 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I

60

Gambar 4.6 Grafik Lingkaran Persentase Respon Siswa Siklus I

61

Gambar 4.7 Siswa yang mendapatkan

67

Gambar 4.8 Siswa sedang mengerjakan tes siklus II

68

Gambar 4.9 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Siswa Siklus II 73

Gambar 4.10 Grafik Lingkaran Respon Siswa Siklus II 74 Gambar 4.11 Diagram Batang Persentase Minta Belajar Matematika Siswa 79 Gambar 4.12 Gambar Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Siswa 80 Gambar 4.13 Gambar Diagram Batang Persentase Respon Siswa 81

reward


(15)

x

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 89 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 98 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa

10 6

Lampiran 4 Kisi- K isi Instrumen Minat Belajar Matematika Siswa 13 5

Lampiran 5 Lembar Observasi Minat Belajar Siswa

13 6

Lampiran 6 Kisi- K isi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I

13 8

Lampiran 7 Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I 13 9

Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I

14 3

Lampiran 9 Kisi- K isi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II


(16)

x Lampiran 10

Ins trumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II

14 5

Lampiran 11

K unci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II

15 0

Lampiran 12

Kisi- Kisi Tes Akhir Hasil Belajar Matematika Sebelum Uji Validitas

151 Lampiran 13

Tes Akhir Hasil Belajar Matematika Sebelum Uji Validitas

153 Lampiran 14

K unci Jawaban Instrumen Tes Akhir Hasil Belajar


(17)

x

16 1

Lampiran 15

Ki si- Kisi Tes Akhir Hasil Belajar Matematika Setelah Uji Validitas

16 2

Lampiran 16

Te s Akhir Hasil Belajar Matematika Setelah Uji Validitas

16 4

Lampiran 17

K unci Jawaban Instrumen Tes Akhir Hasil Belajar Matematika Setelah Uji Validitas

16 9

Lampiran 18

Nil ai Tes Siklus I, Siklus II dan Tes Akhir Belajar Matematika

17 0


(18)

x

mbar Pedoman Wawancara dengan Guru (Pra Penelitian)

17 1

Lampiran 20

Le mbar Pedoman Wawancara dengan Siswa (Pra Penelitian)

17 2

Lampiran 21

Ha sil Wawancara dengan Guru (Pra Penelitian)

17 3

Lampiran 22

Ha sil Wawancara dengan Siswa (Pra Penelitian)

17 5

Lampiran 23

Le mbar Pedoman Wawancara dengan Guru (Setelah Penelitian)

17 7


(19)

x

Le mbar Pedoman Wawancara dengan Siswa (Setelah Penelitian)

17 8

Lampiran 25

Ha sil Wawancara dengan Guru (Setelah Penelitian)

17 9

Lampiran 26

Ha sil Wawancara dengan Siswa (Setelah Penelitian)

18 1

Lampiran 27

Ju rnal Harian Siswa

18 3

Lampiran 28

Pe rhitungan Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar

18 4


(20)

x

rhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar 18 6

Lampiran 30 Uji

Validitas Instrumen Hasil Belajar

18 7

Lampiran 31

Pe rhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar

18 8


(21)

x


(22)

1

1

BAB I

PENDAHU LU AN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan dunia pendidikan yang semakin pesat bagi masyarakat sangat didambakan karena semakin ketatnya persaingan peningkatan mutu

pendidikan. Kita ketahui bahwa mutu pendidikan negara kita masih

ketinggalan jauh dengan negara- negara lain. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa dan Negara, karena pada hakikatnya pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan setiap peserta didik mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya secara optimal.

Secara umum tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan. Adapun tujuan pendidikan di Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional BAB II Pasal 3 yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan membenahi keseluruhan proses belajar mengajar. Dalam keseluruhan proses belajar mengajar tersebut terjadi interaksi antara berbagai komponen pendidikan. Masing- masing komponen pendidikan melengkapi dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan de yang lainnya, salah satunya adalah minat belajar siswa.

Tamita Utama,

, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), h. 7.

Undang- Undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaanya 2000- 2004


(23)

2

W . S W inkel, , (Jakart a: PT Grasindo, 1996), h. 189. 3

M uhibbin Syah,

Salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa adalah model pembelajaran

dengan tahapan belajar TANDUR. Penyajian dalam pembelajaran

merupakan model pembelajaran yang ideal, karena menekankan kerja sama antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini juga efektif karena memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal serta dapat meningkatkan minat belajar siswa dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara signi ikan.

Cara- cara yang dapat ditempuh seorang guru dalam meningkatkan

minat belajar siswa diantaranya adalah membina hubungan akrab dengan siswa; menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu di atas daya tangkap siswa, namun juga tidak jauh di bawahnya; menggunakan pengajaran yang sesuai; bervariasi dalam prosedur mengajar.2 Selain itu, cara yang dapat

dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa adalah meyakinkan kepada para siswa akan manfaat bidang studi itu bagi kehidupan mereka. Dengan meyakini manfaat bidang studi tersebut, siswa akan merasa membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itulah muncul sikap positif terhadap bidang studi tersebut sekaligus terhadap guru yang mengajarkannya.3

Matematika dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat

berfikir secara kreatif, logis, kritis dan rasional. Akan tetapi rasa takut terhadap pelajaran matematika (fobia matematika) sering kali menghinggapi perasaan para siswa dari tingkat SD sampai dengan SMA, bahkan hingga perguruan tinggi sehingga menyebabkan kurangnya minat belajar matematika siswa baik di sekolah maupun di rumah yang kemudian mengakibatkan prestasi belajar matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya dikarenakan pandangan yang keliru terhadap jalannya pembelajaran matematika di dalam kelas. Banyak siswa yang tidak tertarik mengikuti pelajaran matematika karena bosan maupun mengantuk. Sebenarnya tidak ada pelajaran yang

, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. ke- 15, h. 133.

quantum teaching quantum teaching

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Psikologi Pengajaran


(24)

4

membosankan yang benar adalah gurunya yang membosankan karena tidak

mengerti cara menyajikan materi matematika yang baik, santai,

menyenangkan dan menarik minat dan perhatian siswa.

Rendahnya minat belajar matematika dapat dilihat dari giatan siswa pada saat mengikuti pelajaran matematika di kelas. Sebagian besar siswa terlihat acuh tak acuh dalam mengikuti pembelajaran matematika. Selain itu, pada saat guru menjelaskan materi pelajaran hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan serta sedikit sekali siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan

belajar. Oleh karena itu perlu adanya langkah konkrit yang dilakukan oleh

guru untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa misalnya dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar yang terselenggara di suatu lembaga formal (sekolah), sering terjadi perbedaan hasil belajar siswa. Ini disebabkan adanya perbedaan individual antara siswa yangg satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Secara global, ada tiga macam faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu: (1) faktor internal meliputi dua yaitu aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniyah) dan aspek psikologis (yang at rohaniah),

faktor- faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu

adalah tingkat kecerdasan/ intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.4 (2) faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan di

sekitar siswa, (3) faktor pendekatan belajar siswa ( ) yakni

jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi- materi pelajaran.

Faktor- faktor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

Adapun dalam penelitian ini, penulis hanya akan membahas mengenai faktor internal psikologis siswa yaitu minat siswa. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan

Ahmad Mudzakir, , (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 133.

approach to learning


(25)

memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya, Kemudian,

karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang

memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi

yang diinginkan. Guru diharapkan dapat membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung di dalam bidang studi yang diajarkan dalam hal ini adalah bidang studi matematika.

Banyak model pembelajaran ataupun strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas dan dianggap sangat inovatif. Model atau strategi pembelajaran apapun yang diterapkan, yang paling penting adalah bagaimana model atau strategi pembelajaran tersesbut dapat menarik dan meningkatkan minat belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.

memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dapat dikatakan bahwa interaksi telah menjadi kata kunci dan

konsep sentral dalam model pembelajaran . Karena itu,

model pembelajaran memberikan tekanan pada pentingnya

interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna. Di sini proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya-cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar. Oleh karena itu model ini per dilaksanakan di

sekolah-sekolah.

Di samping itu ini juga menetapkan enam langkah

pembelajaran/ tahapan belajar yang disebut dengan istilah TANDUR. 1).

Tumbuhkan. maksudnya adalah menumbuhkan minat siswa di awal

pembelajaran. 2). Alami, yakni memberikan pengalaman langsung pada siswa

dalam proses pembelajaran. 3). Namai, tahap penanaman konsep. 4). Demonstrasikan, yakni dengan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan pengalamannya. 5). Ulangi, yakni menunjukkan kepada siswa tentang cara-cara mengulangi materi. 6). Rayakan, yakni adanya pengakuan dan penghargaan atas kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran.

Quantum teaching

quantum teaching quantum teaching


(26)

Oleh karena itu model pembelajaran dianggap dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Guna membuktikan hal tersebut, maka diperlukan studi penelitian lebih lanjut, untuk itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan model

pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar

matematika siswa dengan mengangkatnya ke dalam judul skripsi dengan judul: “

Dari latar belakang masalah, dapat didefinisikan masalah- masalah sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran dengan tahapan belajar

TANDUR dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika?

2. Bagaimana respon siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran dengan tahapan

belajar TANDUR?

3. Apakah penerapan model pembelajaran dengan tahapan

belajar TANDUR dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa?

4. Apakah model pembelajaran dengan tahapan belajar

TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

Berdasarkan latar belakang dan identifiasi masalah, tidak semua aspek diteliti. Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada permasalahan peningkatan minat belajar matematika siswa.

Secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah: “ Apakah model

pembelajaran dengan tahapan belajar TANDUR dapat

meningkatkan minat belajar matematika siswa”.

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

Meningkatkan Minat Belajar matematika Siswa Melalui

Penerapan Model Pembelajaran dengan tahapan

Belajar TANDUR

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

C. Pembatasan Fokus Penelitian

D. Perumusan Masalah Penelitian


(27)

Secara operasional rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran dengan tahapan

belajar TANDUR dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa?

2. Apakah model pembelajaran dengan tahapan belajar

TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

penerapan model pembelajaran dengan tahapan belajar

TANDUR?

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Peningkatan minat belajar matematika siswa melalui penerapan model

pembelajaran dengan tahapan belajar TANDUR.

b. Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model

pembelajaran dengan tahapan belajar TANDUR.

c. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan

model pembelajaran dengan tahapan belajar

TANDUR. 2. Manfaat Penelitiuan

a. Bagi para siswa, yang mempelajari matematika agar lebih mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga siswa mengetahui manfaat belajar matematika untuk dirinya. Serta siswa diharapkan dapat senang dalam belajar matematika.

b. Bagi guru, untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar matematika untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa.

c. Sebagai petunjuk untuk pengajar dan pengelola pendidikan khususnya bidang studi matematika.

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching

quantum teaching


(28)

Kata pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Beberapa definisi belajar menurut para ahli yang, diantaranya menurut Skinner, Winkel, Wittig dan M. Arifin.

Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya , berpendapat bahwa ”Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.”1 Menurut Winkel”belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.”2

Wittig dalam bukunya mendefinisikan belajar sebagai : “

. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.”3 Sedangkan menurut Croanbach (dalam

Riyanto), “belajar adalah suatu cara mengamati, meniru, mengintimasi,

mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.”4

1 Muhibbin Syah, , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. Ke- 15, h. 90.

2W.S. Winkel, , (Jakarta: PT Grasindo, 1996), h.53.

3 Syah, h. 89.

4 Yatim Riyanto,

(Jakarta: Kencana, 2009), cet. I,

h. 5.

7

BAB II

K AJIAN TEOR ITIS D AN H IPO TESIS TIN D AK AN

A. Deskripsi Teoretik

1. Pembelajaran Matematika

Educational Psychology: The Teaching-Learning Process

Psychology of Learning any relatively

permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Psikologi Pengajaran

Psikologi Pendidikan...,

Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pe dik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,


(29)

Menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari proses sosialisasi. Pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu yang belajar akan belajar secara optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota masyarakat yang baik.5

Berdasarkan beberapa definisi belajar yang diutarakan beberapa ahli tersebut, secara umum belajar dapat didefinisikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Jadi, pengalaman dan interaksi dengan lingkungan turut berpengaruh terhadap belajar.

Sedangkan pembelajaran menurut Fontana (dalam Suherman), ”merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembanag secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.”6 Selain itu, pembelajaran menurut Corey (dalam Sagala) adalah ”suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons tertentu terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari

pendidikan.”7

Berdasarkan beberapa definisi pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah penataan lingkungan dalam pelaksanaan belajar yang telah dirancang guna mecapai tujuan belajar yang diharapkan.

5 Erman Suherman, dkk, , (Bandung:

UPI, 2003), Edisi Revisi, h.8.

6 Suherman, dkk, , h.7.

7 Syaipul Sagala, ( Bandung: Alpabeta, 2010), Cet. VIII, h. 61.

Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Strategi Pembelajaran…


(30)

Peristiwa belajar disertai dengan proses pembelajaran lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata-mata dari pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat. Belajar dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan. Dalam proses belajar, jalan terbaik adalah siswa menemukannya sendiri dan guru berperan sebagai fasilitator untuk mempercepat prosesnya.

Pembelajaran matematika yang dilakukan para guru pada umnya masik kurang menarik minat siswa, karena kebanyakan para guru melaksanakan proses pembelajaran dengan tidak melibatkan secara langsung siswa dalam pembelajaran, para siswa hanya sebagai pendengar. Padahal sesungguhnya seorang guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Menurut Croanbach bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu menggunakan

pancaindra.8

Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika diharapkan guru dapat melibatkan siswanya secara aktif.

Istilah (Inggris), (Jerman),

(Prancis), (Itali), (Rusia), atau

(Belanda) berasal dari perkataan latin , yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, , yang berarti

“ ”.9

Pada awalnya, ilmu yang sekarang dikenal sebagai matematika merupakan hasil perkembangan terdahulu dari konsep bilangan, pengukuran dan bentuk. Perkataan matematika nyai akar

kata yang berarti pengetahuan atau ilmu ( ).

Perkataan berhubungan sangat erat dengan sebuah kata

lainnya yang serupa, yaitu yang mengandung arti belajar (berfikir).10

8Riyanto, , h. 5.

9 Suherman, dkk, …, h.15.

10 Suherman, dkk, …, h.15.

mathematics mathematic mathematique

mathematico mathematiceski

matematick/wiskunde mathematica

mathematike relating to learning

mathema knowledge, science

mathematike

mathanein

Paradigma Baru ...

Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran


(31)

Di tingkat sekolah, mata pelajaran matematika diharapkan dapat membantu siswa untuk dapat berpikir kritis, logis dan sistematis. Dengan bekal pengetahuan matematika yang baik, para siswa diharapkan dapat memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Karakteristik matematika adalah kedisiplinan di dalam pola berpikirnya yang log kritis, sistematis dan konsisten serta menuntut daya kreatif dan inovatif.

Tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa mampu:11

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah,

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulsai matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikam model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh,

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,

atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memilki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan pelajaran matematika yang mengungkapkan

bahwa siswa harus memiliki sikap menghargai kegunaan matematika

dalam kehidupan, yaitu memilki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah, dengan demikian kegiatan pembelajaran matematika harus dapat meningkatkan minat belajar siswa agar tujuan tersebut dapat tercapai.

Jadi, pembelajaran matematika adalah upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar

11Sri Wardhani,

, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pen dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 2.

Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/ MGMP Matematika: Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/ MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika


(32)

matematika sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar matematika sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari pengertian tersebut jelas bahwa unsur pokok dalam pembelajaran matematika adalah guru i salah satu perancang proses pembelajaran, siswa sebagai pela kegiatan belajar, dan matematika sebagai objek yang dipelajari siswa.

Pengertian Minat Belajar Matematika

Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari tersebut dengan disertai perasaan senang.12 Sedangkan Zakiah Dradjat, dkk.,

menyatakan bahwa minat adalah “kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang.”13 Minat merupakan

sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

Sedangkan pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya adalah yang dikemukakan oleh Sardiman A. M. “minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”14

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula ditunjukkan melalui partisipasi dalam suatu

12 Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab,

, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 262.

13 Zakiah Daradjat,dkk., , (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), Cet. 4, h. 133.

14 Sardiman A. M, , (Jakarta: CV. Rajawali, 2003), cet. Ke- 10, h. 76.

2. Minat Belajar matematika a.

Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam

Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar


(33)

aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Seseorang akan melakukan sesuatu yang menurutnya bermanfaat baginya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Jadi seseorang akan mempunyai minat yang tinggi pada seuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sendiri. Apabila sesuatu tersebut dipandangnya tidak bermanfaat bagi dirinya serta tidak sesuai dengan keinginannya maka ia tidak akan menaruh minat pada hal tersebut.

“Minat ( ) adalah kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.15 Seorang siswa

akan memiliki minat yang tinggi pada pembelajaran matematika apabila pembelajarannya tidak monoton serta penyampaian sang guru menarik bagi dirinya. Dengan adanya minat yang tinggi, siswa akan terdorong untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para

ahli seperti yang dikutip di atas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat dengan segenap pikiran dan perhatian secara penuh untuk melakukan aktivitas belajar.

Jadi, minat belajar matematika dapat diartikan sebagai

keterlibatan diri dalam melakukan aktivitas belajar matematika baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Siswa yang mempunyai minat belajar matematika berarti mempunyai usaha dan kemauan untuk mempelajari matematika.

15 Muhibbin Syah, , (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 152.

interest


(34)

a. Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Menurut Sumadi Suryabrata “perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.”16 Kemudian Wasti Sumanto

berpendapat “perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan

jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.”17

Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Perhatian belajar ini sangat berhubungan dengan kegiatan belajar.18 Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.

Ada beberapa cara untuk memperoleh perhatian siswa, salah satu cara ialah menggunakan isyarat yang menunjukkan hal itu penting. Beberapa guru menaikkan atau menurunkan suara mereka untuk menandakan bahwa mereka akan

16 Sumadi Suryabrata, , (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 14. 17 Wasty Sumanto, , (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),cet. Ke-5, h.

34.

18 Nana Syaodih Sukmadinata, , (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Kesebelas, h. 146.

b. Unsur-Unsur dan Fungsi Minat dalam Belajar 1. Unsur-unsur minat

Psikologi Pendidikan Psikologi Pendidikan


(35)

memberitahukan informasi penting, ada juga guru yang menggunakan gerakan tubuh, pengulangan, atau posisi tubuh untuk menyampaikan pesan yang sama.

b. Perasaan

Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.”19

Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan pat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik.

Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.

Perasaan senang akan menimbulkan minat dan membentuk pengembangan sikap positif.20 Sikap positif

tersebut diantaranya siswa akan tertarik untuk mengulang pelajaran di rumah serta lebih bersemangat dalam mengerjakan

19Suryabrata, ..., h. 66. 20Winkel, Psikologi PengajaranPsikologi Pendidikan ..., h. 188.


(36)

tugas yang diberikan oleh gurunya. Sedangkan perasaan tidak

senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya

sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat siswa dalam belajar.

Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang diartikan kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.21 Motif adalah daya

penggerak dari dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu.”22 Menurut Isbandi

Rukminto Adi (dalam Hamzah), motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit munculnya suatu tingkah laku tertentu.23 Jadi, motivasi adalah

proses pembangkitan gerak dalam diri seseorang untuk melakukan atau berbuat sesuatu guna mencapai suatu tujuan yang mempunyai fungsi menggerakkan, mengerahkan, dan menyeleksi perbuatan.

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik tidak bergeming untuk

21 Hamzah B. Uno, , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke- 3, h. 3.

22Winkel, ..., h. 188. 23Uno, , Cet. Ke- 3, h. 3.

c.

Teori Motivasi dan Pengukurannya Psikologi Pengajaran


(37)

mencatat apa-apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi

untuk belajar.Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat.

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang

pokok. Oleh karena itu guru harus bisa membangkitkan minat

anak didik. Sehingga anak didik yang pada mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari

muncullah minatnya untuk belajar.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Dan segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar.

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Fungsi minat bagi kehidupan adalah sebagai berikut:

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. 2. Fungsi minat dalam belajar


(38)

Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang

berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan

fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter. b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.

Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.

d. Minat yang terbentuk sejak kecil/ masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.

Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati.

Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.


(39)

Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai

yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar.

Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus

untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar.

Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika, ada siswa yang minatnya tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran Matematika.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor Intern

Faktor ini meliputi :

a. Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran

Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, kan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab pelajaran Matematika memerlukan kegiatan

motivating force

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika


(40)

mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apabila siswa mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih.

b. Pengalaman belajar Matematika di jenjang pendidikan sebelumnya

Setiap siswa masing-masing telah memiliki berbagai pengalaman belajar yang berbeda-beda yang diperolehnya di jenjang pendidikan sebelumnya. Hal tersebut merupakan dal awal bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar selanjutnya. Pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh siswa besar pengaruhnya terhadap minat belajar. Pengalaman tersebut menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru yang akan sangat membantu dalam minat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kunandar dalam bukunya yang berjudul Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru yang menyatakan bahwa “Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman”.24

Sebagai contoh, seseorang siswa akan sangat mudah dalam menguasai dan memahami materi pelajaran matematika, karena ia telah memahami dan menguasai dengan baik materi pelajaran matematika sewaktu di SD atau SMP. Jadi, dapat dipahami bahwa pengalaman belajar matematika di jenjang pendidikan sebelumnya turut berpengaruh terhadap belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran Matematika.

2. Faktor Ekstern

a. Metode dan gaya mengajar guru Matematika

24 Kunandar,

(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007), h. 306.

Guru Profesiona Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan didikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,


(41)

Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar Matematika. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan metode dan gaya mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian

siswa. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan

faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.25

Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya. Namun sebaliknya, jika pelajaran disampaikan dengan cara dan gaya yang menarik perhatian, maka akan menjadikan siswa tertarik dan bersemangat selalu mengikutinya dan kemudian mendorongnya untuk terus mempelajarinya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Suprayekti (dalam Kunandar) yang menyatakan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dalam mengajar adalah memiliki keterampilan memberi variasi yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, pengggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).26

b. Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran penting dalam memotivasi minat siswa pada suatu pelajaran. Tersedianya fasilitas dan alat yang memadai dapat memancing minat siswa pada mata pelajaran matematika. Fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika yang dimaksud di sini bisa berupa :

25Syah, , Cet. ke- 15, h. 223. 26 Kunandar, Psikologi Pendidikan …Guru Profesional …, h. 57.


(42)

Alat dan fasilitas yang digunakan bersama-sama dengan murid.

Sebagai contoh, papan tulis, kapur tulis/spidol, ruangan kelas dan sebagainya.

Alat yang dimiliki oleh masing-masing murid dan guru. Misalnya : alat tulis, buku pelajaran Matematika, buku pengangan guru dan lain sebagainya.

Alat peraga yang berfungsi untuk memperjelas atau memberi gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang diajarkan.

Belajar dengan menggunakan fasilitas dan alat lebih efektif dan lebih menyenangkan dibandingkan tanpa menggunakan alat peraga atau hanya dengan teori saja.

c. Situasi dan kondisi lingkungan

Situasi dan kondisi lingkungan turut memberi pengaruh terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran. Faktor situasi dan kondisi lingkungan yang dimaksud di sini adalah faktor situasi dan kondisi saat siswa melakukan aktivitas belajar Matematika di sekolah, baik fisik ataupun sosial.

Faktor kondisi lingkungan fisik termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, pencahayaan dan sebagainya. Belajar matematika pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap, atau belajar pagi hari akan lebih baik dari pada belajar siang hari. Jad minat dan perhatian siswa akan lebih baik jika jam pelajaran

matematika di letakkan di pagi hari.

Di samping itu, pengaturan cahaya yang kurang baik dapat mengganggu proses pembelajaran Matematika di dalam


(43)

kelas. Karena cara mengajar dan sistem pengajaran pada umumnya sangat banyak menggunakan penglihatan dan pendengaran.

Sedangkan faktor kondisi lingkungan sosial dapat berupa manusia atau hal-hal lainnya. Misalnya siswa yang sedang belajar memecahkan soal matematika yang rumit dan membutuhkan konsentrasi tinggi, akan terganggu apabila ada siswa lain yang mondar-mandir di dekatnya atau bercakap -cakap keras di dekatnya.Kondisi lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas, gemuruh pasar dan sebagainya, juga berpengaruh terhadap konsentrasi dan perhatian siswa saat belajar matematika. Karena itulah disarankan hendaknya lingkungan sekolah agar didirikan jauh dari pabrik, keramaian lalu lintas dan pasar.

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.27 Model pembelajaran

adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, atau pembelajaran dalam tutorial, dan untuk menentukan perangkat- perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku- buku, film , komputer, kurikulum, dan lain-lain.28 Jadi model pembelajaran adalah suatu pola yang disusu oleh seorang guru/ pengajar yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Kata ini berarti inetraksi yang mengubah energi menjadi

cahaya. Jadi menciptakan lingkungan belajar yang

efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan

27 Syaiful Sagala, , (Bandung, Alfabeta 2010), cet. Ke- 8.

h. 177.

28 Trianto, . (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007). h. 5.

3. Model Pembelajaran Quantum Teaching

quantum

quantum teaching

Konsep dan Makna Pembelajaran


(44)

lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi d dalam kelas.29 adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian dan fasilitas Super camp yang berdasarkan teori- teori pendidikan seperti

(Luzanov), (Gardner),

(Ginder dan Bandler), (Hahn),

(Johnson), dan

(Hunter).30 adalah mengubah belajar yang

meriah dengan segala nuansanya, juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan moment belajar.

brefokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.31

Model pembelajaran dimulai di Super Camp,

sebuah program percepatan yang ditawarkan Learning

Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi.untuk remaja yang di gagas oleh Bobbi DePorter. Super Camp

merupakan sebuah program percepatan “Bawalah dunia

mereka ke dunia kita, antarkanlah dunia kita ke dunia mereka”.

Maksud dari azas di atas adalah guru harus mampu memasuki kehidupan murid. Dengan memasuki dunia murid berarti guru mempunyai hak mengajar, sehingga murid dengan sukarela, antusias dan semangat

untuk mengikuti pelajaran. Dalam terkandung berbagai

macam metode pengajaran yang diolah menjadi satu, seperti metode

29 Miftahul A’la, . (Jogjakarta: Diva Press, 2010), h. 21.

30 Abuddin Nata, . (Jakarta: Kencana,

2009), h.231.

31 Syaiful Sagala, , (Bandung, Alfabeta 2010), cet. Ke- 8.

h. 108.

Quantum teaching

Eccelerated Learning

Multiple Intellegence Neuro- Linguistic

Programming Experiental Learning

Socratic Inquiry, Cooperative Learning Elemen of Effective

Instruction Quantum teaching

Quantum teaching

quantum teaching quantum learning

quantum teaching

quantum teaching

Quantum Teaching

Persektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran Konsep dan Makna Pembelajaran


(45)

ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, pemecahan masalah, simulasi,

eksperimen, proyek, dan lain sebagainya.32

Dalam proses pembelajaran unsur- unsur yang terdiri dari suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian dan fasilitas disusun sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesuksesan belajar siswa. Konteks menata panggung dalam pembelajarn

mempunyai empat aspek yaitu:33

a. Suasana

Dalam suasana kelas anda mencakup bahasa yang anda pilih, cara menjalin rasa simpati terhadap siswa dan sikap kita terhadap sekolah serta belajar. Suasana pembelajaran penuh kegembiraan. Hindari suasana matematika kaku, dingin, dan menyeramkan.

b. Landasan

Landasan adalah kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur dan aturan bersama ya memberi kita dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar matematika.

c. Lingkungan

Lingkungan adalah cara kita atau sekolah menata ruang kelas, pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, hiasan kelas, musik dan semua hal yang dapat mendukung proses belajar matematika.

d. Rancangan

Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi. Dalam arti informasi awal yang diperoleh siswa dalam mengenal konsep dan penjelasan pelajaran dari guru tentang konsep yang bersangkutan.

32Nata, , h.234.

33 Miftahul A’la, . (Jogjakarta: Diva Press, 2010), h.58.

quantum teaching

Persektif Islam …


(46)

memiliki lima prinsip,34 yaitu: a. Segalanya berbicara

Segala sesuatu mulai dari lingkungan pembelajaran hing bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai sikap guru, mulai dari kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.35

b. Segalanya bertujuan

Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik pembelajar maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan.

c. Pengalaman sebelum pemberian nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

d. Akui setiap usaha

Belajar mengandung resiko. Belajar berari melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asoiasi emosi positif dengan belajar.

34 Bobbi DePorter et al,. . (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2007),

Cet. Ke- XIX, h. 7.

35 Sugiyanto, , (Surakarta, Yuma Pustaka, 2010), cet.

Ke- 2, h. 80.

Quantum teaching

Quantum Teaching


(47)

Kerangka rancangan pembelajaran dikenal dengan istilah TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Alami, Rayakan.36 Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan bentuk perayaan pada pemberian penghargaan atau

a. Tumbuhkan

Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada awal kegiatan

pembelajaran pengajar harus berusaha menumbuhkan/

mengembangkan minat siswa untuk belajar. Dengan tumbuh minat, siswa akan sadar manfaat kegiatan pembelajaran i kehidupannya. Hal ini sesuai pendapat Keller yang menyatakan bahwa “Menumbuhkan perhatian/ minat siswa merupakan langkah awaldalam kegiatan pembelajaran”.37

Apersepsi, menarik perhatian siswa, memfokuskan perhatian siswa, caranya tidaklah harus dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya, namun caranya dapat bermacam -macam, seperti: penyajian gambar/ media yang menarik, penyajian peta konsep, memfokuskan perhatian siswa, caranya tidaklah harus dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan dari materi sebelumnya, namun caranya dapat bermacam- macam, sperti: penyajian gambar/ media yang menarik, penyajian peta konsep, puisi, cerita menarik atau lucu, isu- isu mutakhir, dan sebagainya.38

Menumbuhkan minat belajar siswa di awal pembelajaran, karena hal ini akan berrpengaruh pada proses pembelajaran selanjutnya. Jika di awal pembelajaran siswa sudah merasa tidak tertarik, maka proses pembelajaran selanjutnyapun tidaka akan

36 Bobbi DePorter et al,. . (Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka, 2007),

Cet. Ke- XIX, h. 10.

37 Made Wena, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),

cet. Ke-4, h. 165.

38 Sugiyanto, , (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h.

85, cet. Ke- 2.

4. Tahapan Belajar TANDUR

quantum teaching

reward.

Quantum Teaching

Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,


(48)

berjalan dengan baik. Akan timbul kejenuhan siswa dalam belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

b. Alami

Alami mengandung makna bahwa proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung atau nyata materi yang kan diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Wankat dan Oreovocz yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran ik

pemberian pengalaman langsung akan meningkatkan dan

mempermudah pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran.39

c. Namai

Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar. d. Demontrasikan

Demonstrasikan mengandung makna bahwa guru harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Siswa diberi peluang untuk menterjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka dalam pelajaran, sehingga siswa bisa menunjukkan dan menyampaikan kemampuannya setelah di

dapat dan dialami sendiri oleh siswa. Dengan mendemontrasikan,

siswa akan mendapatkan kesan yang sangat berharga sehingga terpatri

dalam hati yang diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar.

e. Ulangi

Ulangi berarti bahwa proses pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap kemampuan siswa.

f.

dapat menjadi umpan balik yang positif bagi siswa agar lebih bersemangat lagi dalam belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Gagne yang menyatakan bahwa “umpan

39 Made Wena, (Jakarta: Bumi Aksara,

20009), h.165, cet. Ke- 2.

Reward

Reward


(49)

balik sangat penting artinya bagi proses penguatan terhadap prestasi yang telah dicapai siswa”.40

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian yaang dilakukan oleh Siti Markhamah dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Mel i Model

Pembelajaran Pada Pokok Bahasan Lingkaran kelas VIII

A Semester II SMP Negeri 15 Semarang Tahun Pelajaran 2006/ 2007 hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar dan menumbuh kembangkan aktifitas siswa. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Kurniani Sativa Sari dengan judul Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan

Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa hasil dari penel ian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa meningkat setelah

diterapkannya pendekatan Kemudian penelitian yang

dilakukan oleh Kusni, Puji Hartuti dan Rusni dengan judul penelitian:

Penerapan Pembelajaran Tematik Model ”TANDUR”

Untuk Meningkatkan Aktivitas dan dan Prestasi Belajar iswa, penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa meningkat dengan

menggunakan model pembelajaran ”TANDUR”.

Seiring dengan perkembangan zaman, setiap individu dituntut untuk menguasai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Salah satu bidang yang dapat menunjang perkembangan IPTEK tersebut adalah matematika. Oleh karena itu, matematika memiliki peranan yang penting bagi kehidupan sehingga matematika perlu untuk diajarkan.

Bertolak dari pentingnya matematika bagi kehidupan, maka pembelajaran matematika pada pelaksanaannya harus dilaksanakan secara

40 Wena, ., Ke- 4, h.166.

B. Hasil- Hasil Penelitian yang Relevan

C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan

Quantum Teaching

quantum teaching

Quantum Teaching

quantum teaching.

Quantum Teaching

Quantum Teaching


(50)

efektif dan efisien. Efektif dalam artian bahwa tujuan dari pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan, dan efisien dalam artian tidak ada waktu yang terbuang selama proses pembelajaran. Namun realisasinya, proses pembelajaran matematika yang terjadi masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Model pembelajaran yang digunakan para guru ternyata dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa, yang pada akhirnya menyebabkan hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika masih belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan

minat belajar siswa yaitu model pembelajaran dengan

tahapan belajar TANDUR. Model pembelajaran ini menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan informasi secara mandiri.

Adapun contoh aplikasi model pembelajaran

dengan tahapan belajar TANDUR misalnya pada materi pengertian himpunan.

Pada tahap , guru memberikan informasi awal dengan

menunjukkan gambar alat- alat tulis kepada siswa. Pada tahap , guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS secara berkelompok. Melalui pengerjaan LKS tersebut siswa diharapkan dapat mengalami sendiri pembahasan tentang materi himpunan untuk menemukan konsep tentang pengertian himpunan.Selanjutnya pada tahap siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Kemudian guru memberikan pengertian himpunan yang sesungguhnya kepada siswa setelah siswa mengutarakan pengertian himpunan yang ditemukannya pada tahap alami berdasarkan hasil

kerja kelompoknya pada LKS. Pada tahap , siswa diminta

untuk mengerjakan soal secara individu. Selanjutnya pada tahap , guru meminta salah seorang dari siswa untuk menjelaskan kembali pengertian himpunan. Guru memberikan berupa makanan kepada siswa yang berhasil menjawab soal kuis yang diberikan guru pada tahap demonstrasikan dengan benar.

quantum teaching

Quantum Teaching

Tumbuhkan

Alami

Namai,

Demonstrasikan

Ulangi


(51)

Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Model pembelajaran

dengan tahapan belajar TANDUR mampu menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa.

D. Hipotesis Tindakan


(52)

1

Suharsim i Arikunt o, dkk, , (Jakart a:PT. Bum i Aksara, 2007) Cet . Ke- 4, h. 3.

31

BAB III

M ETODOLO GI P ENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/ Rancangan Siklus Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada semester

genap tahun ajaran 2010/ 2011. Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah MTs

Al- Islamiyah Ciledug..

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

atau yang lebih dikenal dengan yaitu suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.1

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan.

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan siklus I. Jika indikator keberhasilan yang diharapkan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Namun jika belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya hingga

Classroom Action Research,


(53)

2

Arikunt o, dkk..., Cet . Ke- 4, h. 16.

indikator keberhasilan tercapai. Dalam penelitian ini yang dimaksud satu siklus

adalah terdiri dari emapt tahapan kegiatan. Secara garis besar terdapat empat

tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.2 Adapun penjelasan untuk masing- masing tahap adalah sebagai berikut:

1. Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan ( )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan ( )

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Tahap 3 : Pengamatan ( )

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat, dalam hal ini yang bertindak sebagai pengamat adalah guru bidang studi matematikadi kelas tersebut.

4. Tahap 4 : Refleksi ( )

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil ref ksi siklus II sebagai acuannya.

planning

Acting

Observing


(54)

3

Suharim i Arikunt o, dkk, , (Jakart a: Bum i Aksara, 2008), Cet . 7, h. 21.

C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

D. Subjek/ Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Untuk memutuskan intervensi tindakan, peneliti mempertimbangkan tentang faktor- faktor kekuatan dan kelemahan yang ada.3 Adapun hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi minat belajar matematika siswa menunjukkan peningkatan minat belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase minat pada lembar observasi minat belajar matematika siswa mencapai rata- rata 70 %.

2. Respon positif siswa pada penerapan model pembelajaran

dengan tahapan belajar TANDUR minimal mencapai 70 %. Kriteria ini diterapkan karena 70 % dianggap mewakili sebagian besar jumlah siswa. 3. Tes diberikan pada akhir siklus menunjukkan bahwa nila rata- rata tes siswa

mencapai nilai 70.

Partisipan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII- 2 MTs Al-Islamiyah dan guru kelas VII sebagai kolaborator dan observer.

Pada saat pelaksanaan tindakan, guru matematika kelas ntu peneliti mengamati aktivitas- aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Hal dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai minat belajar siswa dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.

Dalam penelitian ini, posisi peneliti bertindak sebaga perencana, pelaksana tindakan dan pengamat. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

quantum teaching


(55)

dibantu oleh seorang guru matematika yang mengajar di las VII sebagai observer atau pengamat untuk membantu peneliti dalam mengamati pelaksanaan kegiatan sebagai sumber data guna menguji keabsahan data.

Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim lalui, yaitu: (1) Perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Tahap I : Menyusun rancangan tindakan ( )

Dalam tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa berupa rancangan pembelajaran menggunakan model pembelajarn

dengan tahapan belajar TANDUR dan minat belajar siswa yang akan diamati serta ditingkatkan, kemudian bekerjasama dengan

kolaborator (guru kelas) membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, jurnal harian siswa, lembar wawancara dan soal tes.

Tahap II : Pelaksanaan ( )

Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yang telaah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.

Tahap III : Pengamatan ( )

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Peneliti

melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas

sebagai observer dan kolaborator. F. Tahapan Intervensi Tindakan

Planning

quantum teaching

Acting


(56)

4

Rochiat i W iriat m adja, Bandung: PT. Rem aja Rosdakarya, 2006), Cet . Ke-2, h. 68.

Tahap IV : Refleksi ( )

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan ataau masih perlua adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.

Berikut adalah uraian kegiatan penelitian:

1. Peninjauan ( )

Menurut Ebbutt mencakup kegiatan- kegiatan diskusi,

negosiasi, menyelidiki kesempatan, mengakses kemungkinan dan kendala,

atau dengan singkat mencakup seluruh analisis.4

Tahap ini merupakan tahap awal penelitian tindakan yang peneliti lakukan. Tahap ini juga merupakan tahap perkenalan antara peneliti dengan kepala sekolah, guru- guru yang mengajar di sekolah tersebut dan lingkungan sekolah. Tahap awal ini dilakukan untuk mengetahui lingkungan sekolah agar peneliti tidak terasa asing ketika melakukan penelitian di sekolah tersebut. 2. Penelitian Siklus I

a. Perencanaan

Siklus I direncanakan berlangsung empat kali pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai empat, pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran dengan tahapan

belajar TANDUR. Pada pertemuan kelima akan diadakan tes akhir siklus I. Adapun kegiatan peneliti pada tahap ini adalah:

Reflecting

Reconnaissance

reconnaissance

Quantum Teaching


(57)

1) Menganalisis kurikulum pelajaran matematika 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Membuat lembar kerja siswa

4) Menyiapkan jurnal harian siswa

5) Menyiapkan lembar observasi serta semua keperluan untuk observasi 6) Menyiapkan soal tes akhir siklus I

b. Pelaksanaan

Pada siklus I akan dilaksanakan kegiatan proses belajar dengan

menggunakan model pembelajaran dengan tahapan

belajar TANDUR sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

3. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas dengan model

pembelajaran dengan tahapan belajar TANDUR.

Dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Tumbuhkan

Maknanya menumbuhkan minat siswa akan materi pelajaran yang akan dipelajari sehingga siswa betul-betul merasa butuh akan materi yang akan dipelajari dengan cara memberikan: 1. Apresepsi yaitu memberitahukan kompetensi dasar/ tujuan

pemebelajaran yang ingin dicapai.

2. Guru memberikan informasi awal tentang materi dengan menunjukkan alat peraga berbentuk gambar yang telah disiapkan.

b. Alami

Pada tahap alami, siswa mengerjakan LKS secara kelompok atau individual. Kemudian guru membimbing siswa

Quantum Teaching


(1)

Pet unj uk Penger j aan:

1. Bacalah Basmallah sebelum menger j akan! 2. Tulislah nama- nama anggot a kelompok!

……… ……… ……… ……… ……… 3. Ker j akan dengan t elit i!

_ Selamat Menger j akan _

Pada minggu sebelumnya kit a t elah mempelaj ar i t ent ang semest a dan himpunan bagian. Komplemen himpunan t idak dapat t er lepas dar i himpunan semest a dan himpunan bagian. Unt uk mengingat kan kembali coba kalian ber ikan cont oh himpunan semest a dan himpunan bagian masing- masing sat u cont oh!

Cont oh himpunan semest a : ……….

Cont oh himpunan bagian : ……….

Lembar Ker j a Siswa 6

(LKS – 6)

Tunt ut lah I lmu samapi ke neger i

Cina. (Al- Hadit s)


(2)

Tahap Alami

komplemen

A’.

Tahap N amai

Tahap Demonst rasikan

Komplemen Himpunan Diket ahui:

Himpunan semest a, S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} Himpunan bagian, A = {2, 4, 6}

Ber dasar kan himpunan di at as, dapat dibent uk himpunan bar u yang anggot a- anggot anya adalah semua himpunan S, yang bukan anggot a himpunan A yait u {……., ………., ………..}. Himpunan bar u it u disebut dar i himpunan A t er hadap himpunan S, dan dir ulis dengan not asi

Ber dasar kan ilust r asi di at as dapat disimpulkan bahwa:

Komplemen himpuna A adalah ……… ……… Dengan not asi pemebnt uk himpunan dapat dit ulis :

A’ = {………..}.

Diket ahui: S = {1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8 , 9, 10} P = {1, 2, 3, 4, 5}

Q = {2, 4, 6}

Nyat akan himpunan- himpunan ber ikut dengan mendaf t ar anggot a-anggot anya!

a. (P Q)’ b. (P U Q)’ J awab :

a. (P Q) = { …….., ………}

Anggot a (P Q)’ adalah semua anggot a S yang bukan 2 dan 4.

n

n


(3)

J adi, (P Q)’ = { ……, ………, ………, ………., ……….., ………., ………, ……….} b. (P U Q) = { ……, ………, …….., …….., ………, ………}

(P U Q)’ adalah semua anggot a S yang bukan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. J adi (P U Q)’ = {…….., …….., …….., ………}

Diket ahhui: S = {1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8 , 9, 10} A = {1, 3, 5, 7, 9}

B = {1, 2, 3, 6}

Nyat akan himpunan- himpunan ber ikut dengan mendaf t ar anggot a-anggot anya!

a. A’ U (A B) b. A U (A U B)’ J awab :

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

J ika kelompok kalian dapat menj awab semua per t anyaan di at as dengan benar dan dalam wakt u t er cepat , kalian ber hak mendapat kan hadiah menar ik.

_ Alhamdulillaah_

n

n Tahap Ulangi


(4)

Langkah-langkah perhitungan uji validitas tes Contoh perhitungan soal no. 1

Menentukan nilai

Menentukan nilai

Menentukan nilai Mp = rata-rata skor siswa yang menjawab benar soal no. 1


(5)

Menentukan nilai SDt =

Menentukan nilai

Menentukan rtabel dengan dk = n - 2 = 30 - 2 = 28 dan taraf signifikan sebesar 0,05

maka rtabel = 0,31

Karena rbis > rtabel (0,41 > 0,31), maka soal no. 1 valid


(6)