Pengaruh Suplementasi Bakteri Asam Laktat Isolat UM 1 dan Inulin terhadap Kultur Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki paparan perairan yang sangat luas.
Lebih dari 80% dari luas negara Indonesia merupakan perairan, baik perairan
darat maupun perairan laut. Luas perairan Indonesia merupakan terbesar kedua
setelah Amerika Serikat. Besarnya luas perairan ini membuat potensi perikanan
Indonesia menjadi sangat besar (Bank Indonesia, 2008).
Ikan nila merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat
perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi
masyarakat di Indonesia. Perkembangan ikan nila di Indonesia cukup pesat, hal
ini ditandai dengan adanya peningkatan produksi ikan nila dari tahun 1996 –2005
(Gustiano et al. 2008). Hal ini dikarenakan ikan nila memiliki sifat-sifat yang
menguntungkan, yaitu mudah berkembang biak, tumbuh cepat, dagingnya tebal
dan kompak, toleran terhadap lingkungan yang kurang baik, dapat hidup dan
berkembang biak di air payau serta mempunyai respon yang luas terhadap
makanan (Yuliati et al. 2003).
Salah satu indikator keberhasilan budidaya perikanan tercermin pada

tingginya produksi serta rendahnya tingkat kematian pada budi daya ikan. Hal
demikian dapat terwujud apabila kondisi lingkungan budidaya mendukung serta
dibarengi dengan tingginya daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit selama masa
pemeliharaan (Adriyanto et al. 2010).
Masalah penyakit dapat menjadi kendala utama karena dapat merugikan
usaha budidaya ikan seperti penurunan produksi, penurunan kualitas air, bahkan
kematian total. Penyakit dapat disebabkan oleh beberapa jenis patogen seperti,
virus, parasit, jamur, dan bakteri. Salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh
bakteri dan menyerang ikan-ikan budidaya air tawar adalah Motile Aeromond
Septicemia (MAS) atau Haemorrhagic Septicemia (Post, 1987; Austin dan Austin,
1993). Penyakit ini memperlihatkan gejala-gejala seperti kehilangan nafsu makan,
luka-luka pada permukaan tubuh, pendarahan pada insang, perut membesar berisi

Universitas Sumatera Utara

2

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

cairan, sisik lepas, sirip ekor lepas, jika dilakukan pembedahan akan terlihat

pembengkakan dan kerusakan pada jaringan hati, ginjal, dan limfa. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila (Post, 1987; Austin dan
Austin,1993). Biasanya bakteri ini menyerang ikan Mas, Gurami, Mujair
(Pasaribu et al. 1990), serta ikan Nila (Arie, 2000). Kamiso (1993) melaporkan
bahwa penyakit ini menyebabkan kematian di atas 80% dalam waktu relatif
singkat. Hal ini dikarenakan tingkat keganasan bakteri A. hydrophila sangat tinggi
(Afrianto dan liviawaty, 1992).
Permasalahan kesehatan ikan, nutrisi danefisiensi pakan dapat diatasi
dengan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik. Probiotik merupakan pakan tambahan
yang berisi bakteri viaber (hidup) dan bersifat tidak patogen. Prebiotik merupakan
bahan pangan yang tidak dapat dicerna oleh inang, tetapi memberikan efek
menguntungkan bagi inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroflora
normal di dalam saluran pencernaan inang (Widanarni et al. 2012), sedangkan
sinbiotik merupakan kombinasi seimbang dari probiotik dan prebiotik dalam
mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan
dalam saluran pencernaan mahluk hidup (Widanarni et al. 2012).
Menurut Khalwan (2012), penggunaan probiotik dalam bidang akuakultur
bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikroba dan pengendalian patogen dalam
saluran pencernaan, dan lingkungan perairan melalui proses biodegradasi,
sedangkan penambahan prebiotik pada pakan akan menstimulasi perbaikan

mikroflora normal di dalam saluran pencernaan ikan. Prebiotik akan menjadi
sumber energi bagi keberadaan probiotik. Pemberian probiotik yang diiringi oleh
pemberian prebiotik (sinbiotik) diharapkan akan mampu menstimulir keberadaan
bakteri probiotik yang akan menguntungkan bagi inangnya (Farouq, 2011). Irianto
et al. (2006) menyatakan bahwa pemberian probiotik selama 21 hari dapat
menurunkan tingkat mortalitas ikan nila sampai 50% setelah uji tantang dengan
Aeromonas hydrophila. Putri et al. (2012) menyatakan bahwa prebiotik juga dapat
meningkatkan laju pertumbuhan harian pada ikan nila yaitu sebesar 2,76% selama
7 hari.

Universitas Sumatera Utara

3

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

1.2 Permasalahan
Permasalahan penelitian ini ialah:
1.


Aeromonas hydrophila menyebabkan penyakit pada ikan nila

2.

benih ikan sangat rentan terhadap serangan penyakit

3.

jumlah populasi bakteri baik (probiotik) masih terbatas pada benih ikan

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini ialah:
1.

untuk mengetahui pengaruh probiotik BAL, prebiotik inulin, dan sinbiotik
BAL dan inulin terhadap survival rate benih ikan nila yang diinfeksi dengan
Aeromonas hydrophila.

2.


untuk melihat pengaruh pemberian probiotik, prebiotik, dan sinbiotik
terhadap pertumbuhan benih ikan nila.

1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini ialah untuk mendapatkan cara alternatif pengendalian
bakteri patogen pada ikan selain menggunakan obat-obatan berbahan kimia, serta
mendapatkan cara alternatif tentang pembuatan pakan ikan dengan menggunakan
penambahan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik sebagai tindakan pencegahan dan
pengendalian

bakteri

patogen,

sehingga

dapat

meminimalisir


kerugian

pembudidaya ikan akibat serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Universitas Sumatera Utara