Pengaruh Konsentrasi Polietilen Glikol 400 Terhadap Formulasi Oral Disintegrating Film Antalgin

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rute pemberian oral merupakan rute yang paling digemari dibandingkan
dengan berbagai macam rute pemberian obat lainnya karena pemberiannya mudah
sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien, serta merupakan terapi dengan
biaya yang relatif murah (Bhandari, 2008).Salah satu di antara sediaan oral yang
banyak digunakan adalah tablet. Namun pasien tertentu, terutama pediatrik dan
geriatrik, seringkali mengalami kesulitan menelan tablet konvensional secara utuh
walaupun telah minum air (Koseki, 2008).
Ketidakberterimaan pasien mengkonsumsi obat yang sulit untuk ditelan
merupakan awal mula lahirnya konsep bentuk sediaan padat yang disintegrasi di
oral. Bentuk sediaan padat oral yang disintegrasi di mulut saat ditempatkan pada
lidah hancur dalam beberapa detik menjadi bentuk suspensi yang dapat ditelan
dengan mudah. Sistem disintegrasi oral sepertidisintegrasi tablet oral (ODT),
disintegrasi film oral (ODF) telah disesuaikan dengan sistem pengiriman obat oral
(Patel, et al., 2010).
Suatu studi mengungkapkan bahwa lebih dari 26% pasien mengalami
kesulitan menelan tablet.Oleh karena itu, praktisi medis dan farmasi dituntut agar
turut mempertimbangkan masalah ini dalam mengembangkan formulasi obat yang
tepat bagi pasien.Formulasi obat yang dapat larut atau hancur di mulut dalam

waktu singkat tanpa minum air, dipandang dapat mengatasi masalah ini. Obat
seperti

ini

akan

memberikan

keuntungan

lebih

besar

dibandingkan

tabletkonvensional, lebih nyaman digunakan, dan berpotensi meningkatkan
kepatuhan pasien dalam menggunakan obat (Andersen, 1995).
1

Universitas Sumatera Utara

Kemajuan terbaru dan perkembangan teknologi telah memberikan
alternatif bentuk sediaan yang sesuai pada pemberian oral untuk pasien pediatrik,
geriatrik, pasien yang terbaring di tempat tidur, mual dan pasien yang tidak patuh.
Berbagai jenis bentuk sediaan mukosa telah dikenalkan termasuk tablet adhesif,
gel, ointments, patch dan yang paling terbaru polimerik film untuk penghantaran
oral, yang juga dikenal dengan mouth dissolving films (Malke, et al., 2007).
ODF merupakansuatu sistem penghantaran obat yang baru sebagai
alternatif pemberian obat bagi pasien geriatrik dan pediatrik yang memiliki
kesulitan dalam mengonsumsi sediaan konvensional seperti tablet dan
kapsul.Sistem ini terdiri atas sediaan padat oral yang terdisintegrasi dan larut
dengan cepat di rongga mulut dengan bantuan saliva. Penelitian dan
pengembangan

sistem

penghantaran

oral


telah

dipastikan

mengalami

perkembangan dari sistem penghantar oral yang konvensional (tablet dan kapsul)
ke tablet dan kapsul dengan sistem pelepasan terkendali, kemudian Oral
disintegrating tablet(ODT) dan akhirnya menuju ke ODF. Diantara banyaknya
ekplorasi pengembangan pelepasan obat yang segera, teknologi film oral sedang
memperoleh banyak perhatian (Bhupinder, 2011).
Perusahaan-perusahaan farmasi dan konsumen saat ini telah meyakini
bahwa sediaan ODF merupakan sediaan alternatif yang praktis dan dapat diterima
dibandingkan sediaan konvensional lainnya seperti larutan, tablet, dan kapsul.
Orodispersibel film ini lebih cepat larut, dosis yang akurat, bentuk berkhasiat yang
nyaman dan mudah dibawa, tanpa memerlukan air atau alat ukur lainnya ( Frey,
2006 ). ODF biasanya seukuran prangko dan terdisentegrasi di lidah pasien dalam
hitungan detik untuk pelepasan satu atau lebih bahan aktif obat (Vondrak, et al.,
2008).

2
Universitas Sumatera Utara

Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia senyawa obat yang
penting dalam menentukan derajat absorpsi obat dalam saluran cerna. Obat-obat
yang mempunyai kelarutan kecil dalam air (poorly soluble drugs) seringkali
menunjukkan ketersediaan hayati rendah dan kecepatan disolusi merupakan tahap
penentu (rate limiting step) pada proses absorpsi obat (Leuner dan Dressman,
2000).
Polietilen glikol (PEG) merupakan salah satu jenis bahan pembawa yang
sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam suatu formulasi untuk
meningkatkan pelarutan obat yang sukar larut. Bahan ini merupakan salah satu
jenis polimer yang dapat membentuk komplek polimer pada molekul
organik.Cangkang kapsul dengan menggunakan basis polietilenglikol memiliki
beberapa keuntungan karena sifatnya yang inert, tidak mudah terhidrolisis, tidak
membantu pertumbuhan jamur (Martin, dkk., 1993).
PEG digunakan secara luas dalam berbagai formulasi farmasetikal
termasuk sediaan parenteral, topikal, optalmik, oral, dan supositoria. PEG juga
digunakan pada penelitian biodegredebel matriks polimer dalam sistem pelepasan
terkontrol. PEG dengan berat molekul tinggi dapat meningkatkan efektifitas dari

pengikat tablet dan memberikan sifat plastis terhadap granul. Akan tetapi, PEG
tersebut hanya memiliki daya ikat yang terbatas ketika digunakan secara tunggal,
dan dapat memperlama waktu hancur jika diberikan dengan konsentrasi lebih dari
5 % w/w. PEG dapat juga digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan
karakteristik disolusi dari senyawa yang sukar larut dengan cara membuat dispersi
dengan jumlah PEG tertentu (Raymond, 2006).
PEG umumnya memiliki bobot molekul antara 200-300000. Penamaan
PEG umumnya ditentukan dengan bilangan yang menunjukkan bobot molekul
3
Universitas Sumatera Utara

rata-rata.Konsistensinya sangat dipengaruhi oleh bobot molekul. PEG dengan
bobot molekul 200-600 (PEG 200-600) berbentuk cair, PEG 1500 Semi padat,
dan PEG 3000-20000 atau lebih berupa padatan semi kristalin, dan PEG dengan
bobot molekul lebih besar dari 100000 berbentuk seperti resin pada suhu kamar.
Umumnya PEG dengan bobot molekul 1500-20000 yang digunakan untuk
pembuatan dispersi padat (Leuner dan Dressman, 2000).
Analgetika merupakan senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf
pusat


secara

selektif,

digunakan

untuk

mengurangi

rasa

sakit

tanpa

menghilangkan kesadaran.Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai ambang
persepsi rasa nyeri (Siswandono dan Suekarjo, 1995).
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan
NSAID, atau Non – Steroidal Anti Inflammatory Drugs.Umumnya, obat – obatan

analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (anti pembengkakan), dan beberapa
jenis obat golongan ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas), sehingga
dikategorikan sebagai analgetik–antipiretik.Golongan analgetik–antipiretik adalah
golongan analgetik ringan. Contoh obat yang berada digolongan ini adalah
parasetamol, akan tetapi Antalgin lebih banyak memiliki sifat analgetiknya
(Munaf, 1994).
Antalgin termasuk derivat metan sulfonat dari amidopyrin yang mudah
larut dalam air dan cepat diserap ke dalam tubuh.Bekerja secara sentral di otak
dalam

menghilangkan

nyeri,

menurunkan

demam

dan


menyembuhkan

rheumatik.Antalgin mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensitifitas
reseptor rasa sakit dan thermostat yang mengatur suhu tubuh (Lukmanto, 1986).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang pengaruh konsentrasi polietilen glikol (PEG) 400 terhadap sediaan ODF
4
Universitas Sumatera Utara

antalgin. Metode yang dipilih untuk pembuatan orodispersibel film adalah metode
solvent casting. Untuk mengetahui karakteristik sediaan ODF tersebut dilakukan
evaluasi secara in vitro.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah ada perbedaan waktu hancur antara semua formula oral
disintegrating film (ODF) antalgin?
b. Apakah ada pengaruhkonsentrasi PEG 400 terhadap waktu hancur dan
pelepasan obat in vitro dari semua formula oral disintegrating film (ODF)
antalgin?

1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Terdapat perbedaan waktu hancur antara semua formula oral disintegrating
film (ODF) antalgin.
b. Terdapat pengaruh konsentrasi PEG 400 yang signifikan terhadap waktu
hancur dan disolusi dari semua formula oral disintegrating film (ODF)
antalgin.
1.4 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perbedaan waktu hancur antara semua formula oral
disintegrating film (ODF) antalgin.
b. Untuk mengetahui pengaruhkonsentrasi PEG 400 terhadap waktu hancur
dan disolusi terhadap semua formula oral disintegrating film (ODF)
antalgin.
5
Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat
-


Mengetahui pengaruh konsentrasi Polietilen glikol (PEG) 400 terhadap
formulasi sediaan oral disintegrating film (ODF) antalgin.

-

Dapat meningkatkan pengetahuan untuk pengembangan sediaan dalam
bidang teknologi formulasi sediaan farmasi.

-

Dapat digunakan sebagai rujukan untuk pengembangan sediaan oral
disintegrating film (ODF).

6
Universitas Sumatera Utara