Kerangka Dasar Kurikulum Tingkat Satuan

This post was republished to Quincy Guard at 9:55:32 21/08/2014

KERANGKA DASAR
DAN STRUKTUR
KURIKULUM IPA
Category

Mata Kuliah

A. PENGANTAR
Selamat berjumpa kembali . Nah sekarang saya akan memenuhi janji
saya

untuk

melanjutkan

pembahasan

mengenai


kurikulum

Tingkat

Satuan

Pendidikan (KTSP) 200d di SD/MI pada sub bab “Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum IPA”.

Kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan bagian dari Standar
Isi yang merupakan salah satu bagian dari delapan (8) standar nasional
pendidikan sebagaimana tertuang dalam Bab II pasal 2 (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Secara
keseluruhan komponen standar nsional pendidikan tersebut meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Setelah mempelajari sub bab ini, Anda diharapkan memiliki kompetensi
1) menjelaskan kerangka dasar dan struktur kurikulum IPA SD/MI; dan 2)
menjelaskan tujuan pembelajaran IPA SD/MI. Oleh karena itu, pelajarilah setiap

uraian sub bab ini dengan seksama
A. URAIAN
1. Kerangka Dasar Kurikulum

Kerangka dasar kurikulum terdiri atas unsur-unsur kelompok mata
pelajaran,

prinsip

pengembangan

kurikulum,

dan

prinsip

pelaksanaan

kurikulum. Paparan masing-masing unsur disajikan berikut ini :

a. Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 6 ayat 1 menyatakan
bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas beberapa mata pelajaran.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kelompok Mata Pelajaran dan Cakupan Mata Pelajaran
No
1.

Kelompok Mata Pelajaran
Agama dan Akhlak Mulia

Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau

moral sebagai perwujudan dari

2.

Kewarganegaraan dan

pendidikan agama.
Kelompok mata pelajaran

Kepribadian

kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk meningkatkan
kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak dan
kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, sertapeningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk

wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak azasi

manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi,
tanggungjawab sosial, ketaatan pada
hukum, ketaatan membayar pajak,
dan sikap serta perilaku anti korupsi,
3.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

kolusi, dan nepotisme.
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif dan

4.

Estetika

mandiri.
Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan
megekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan
serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi baik dalam kehidupan
individual maupun bermasyarakat,
sehingga mampu menikmati dan

mensyukuri hidup, serta
menciptakan kemampuan yang

5.

harmonis.
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada
SD/MI/SDLB dimakdudkan untuk

meningkatkan potensi fisik serta
menanamkan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk
kesadaran, sikap, dan perilaku hidup
sehat yang bersifat individual
ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual
bebas, kecanduan narkoba,

HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.
Menurut (BSNP, 2005 : 3)
b. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar
dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman
pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Berdasarkan penduan yang dikembangkan
BSNP (2005:4-5), KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip kurikulum
sebagai berikut.
1) Berpusat

pada

potensi,

perkembangan,

kebutuhan,


dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan potensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.

2) Beragam dan Terbadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,
tanpa membedakan agama, budaya dan adat istiadat, serta status sosial, ,
ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta

disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antar substansi.
3) Tanggap tehadap Ilmu perkembangan Teknologi dan Seni

Kurikulum

dikembangkan

atas

dasar

kesadaran

bahwa

ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, oleh karena
itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4) Relevan dengan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5) Menyeluruh dan Berkesinambungan

Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan , pembudayaan,
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7) Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Prinsip Perlaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan
dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan
yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2)

Kurikulum

dilaksanakan

dengan

menegakkan

kelima

pilar

belajar, yaitu: (1) belajar dengan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, (2) belajar untuk memahami dan menghayati, (3) belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) belajar untuk hidup
bersama dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, danatau/percepatan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik

dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta
didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.
4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik
dengan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing
ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan).
5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi,
tergelar, dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta
lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh, dan teladan).
6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan
dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan
memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
2. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman
muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud

terdiri

atas

standar

kompetensi

dan

kompetensi

dasar

yang

dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan

kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum untuk SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I
sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran, dengan ketentuan
sebagai berikut.
a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2.
b. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
c. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik, sesuai dengan kondisi
sekolsh. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau/ dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
d. Substansi mata pelajaran IPA di SD/MI merupakan ”IPA Terpadu”
e. Pembelajaran pada Kelas I s.d III dilaksanakan melalui
pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d VI dilaksanakan
melalui pendekatan mata pelajaran.
f. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat (4) jam pelajaran per minggu
secara keseluruhan.

g. Alokasi waktu satu jam pembelajaran 35 menit.
h. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah
34-38 minggu.
Tabel 2. Struktur Kurikulum SD/MI
Komponen

I

Kelas dan Alokasi Waktu
Ii
Iii
IV
V
VI

A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. IImu Pengetauan Sosial
7. Seni Budaya, dan
Keterampilan
8. Pendidikan, Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
Jumlah
*) Ekuivalen 2 jam pelajaran

3
2
5
5
4
3
4
4

26

27

2
2 *)
32

28

3. Tujuan Pembelajaran IPA SD dan Dampaknya terhadap Pelaksnaan
Pembelajaran IPA di SD/MI
Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI secara umum seperti yang tersurat
dalam latar belakang Standar Isi yang menyatakan:
a. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry)
Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
b. Pembelajaran

IPA

SD/MI

ditekankan

pada

pembelajaran

Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)

Yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan
membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja
ilmiah secara bijaksana.
Rumusan tujuan pembelajaran IPA di SD/MI seperti di atas secara jelas
dan tegas memberi informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA tidak
melalui pemindahan pengetahuan (istilah, fakta, konsep, prinsip, hukum/teori)
dari guru kepada siswa, tetapi menjadi suatu kewajiban bahwa pembelajaran IPA
harus melalui inkuiri ilmiah (penyelidikan), dan melalui penerapan konsepkonsep IPA dalam bentuk merancang dan membuat suatu karya. Dengan
pembelajaran IPA seperti ini maka akan memberi kebermaknaan hasil belajar
bagi diri siwa dalam menjalani kehidupan di alam ini.
Berikut ini dicontohkan pembelajaran IPA yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran IPA seperti yang dipaparkan di atas. Misal pembelajaran
IPA Kelas V semester 2 dari KD 5.2: Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Berdasarkan pesan yang
tersurat dalam KD tersebut dapat dimaknai bahwa kompetensi ”menjelaskan”
yang harus dikuasai siswa tidak mungkin dapat diperoleh hanya melalui diskusi
saja, namun harus melalui berbuat melakukan proses-proses sains. Dengan
melakukan proses sains siswa dapat berinkuiri ilmiah. Dari berinkuiri siswa akan
menemukan sejumlah bukti (fakta) untuk dasar berpikir membangun konsep
”pesawat sederhana membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat”.
Sebelum ini siswa telah mengenal nama-nama, letak komponen tuas dan arti
masing-masing komponen (sebagai pengetahuan awal siswa ketika memasuki
pembelajaran ini). Kegiatan belajar yang dirancang untuk dilakukan siswa
sebagai berikut.
1. Kegiatan Awal
a. Melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu ”Pengungkit” yang
digubah dari lagu topi saya bundar yang digubah liriknya(lirik lagu
terlampir)
b. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan cara sebagai berikut:



Ibu/bapak guru menunjukkan kepada seluruh siswa sebuah gunting,
sebuah pinset/japit kue dan cetakan krupuk jepit (krupuk gambir) atau
alat pembuka tutup botol yang diamati pada pertemuan sebelumnya.



Siswa diminta untuk menunjukkan letak titik tumpu, titik kuasa, dan
titik beban yang terdapat pada gunting, pinset, dan cetakan krupuk
jepit atau alat pembuka tutup botol yang telah disediakan. Dari
kegiatan ini diharapkan siswa mengingat kembali tentang letak titik
tumpu, lengan, beban, lengan kuasa, gaya kuasa, dan gaya beban,
tingkat kuasa dan titik beban.

c. Guru menggali pengetahuan prasyarat dengan pertanyaan sebagai berikut:
Berdasarkan pemahamanmu terhadap letak titik kuasa dan letak titik
beban pada gunting, cobalah pikirkan jawaban untuk pertanyaan di bawah
ini!
 Apakah letak titik kuasa pada gunting dapat diubah-ubah? (letak titik
kuasa pada gunting tidak dapat diubah-ubah/tetap)
 Apakah panjang lengan kuasa gunting dapat diubah-ubah? (panjang
lengan kuasa gunting tetap).
 Apakah letak titik beban gunting dapat diubah-ubah? (letak titik beban
gunting dapat diubah-ubah)
2. Kegiatan Inti
a. Guru menunjukkan sebuah gunting dan selembar kertas, dan mengajukan
pertanyaan: Jika kalian akan menggunting kertas ini menurut dugaanmu
bagaimanakah cara termudah dan tercepat yang dapat kalian lakukan?.
Siswa

berhipotesis

(membuat

dugaan/jawaban

sementara)

atas

pertanyaan tersebut.
b. Siswa menuliskan dugaannya pada kertas kerjanya. Misal: cara termudah
dan tercepat dengan meletakkan kertas di ujung lengan gunting lalu
digunting; dugaan lain: dengan meletakkan kertas di tengah-tengah

lengan gunting; atau dengan meletakkan kertas di pangkal lengan
gunting (dekat titik tumpu).
c. Siswa diminta mengukur panjang Lk dan Lb untuk masing-masing
kedudukan kertas yang digunakan dan mencatat hasil pengukurannya
pada tabel yang disediakan.
d. Kemudian siswa diminta melakukan percobaan menggunting kertas
dengan satu kali guntingan dengan cara seperti dugaan yang diajukan
tadi (3 cara). Kemudian siswa mengukur panjang kertas yang tergunting
dari tiga cara tersebut dan menuliskan semua hasil percobaan pada tabel
pencatat data seperti dibawah ini.
Tabel Pencatat Data Percobaan
N
o

Guntingan ke

Lk (cm)

Lb (cm)

Panjang kertas
yang tergunting
(cm)

....

....

....

....

....

....

....

....

.....

Keteranga
n

I

1.

II

2.
3.

III

e. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
1) Bandingkan panjang kertas yang tergunting dari guntingan I, II, dan III!
2) Jelaskan hubungan antara panjang Lb dengan panjang kertas yang
tergunting!
3)

Jika

kertas

yang

tergunting

terpanjang

mewakili

kemudahan

menggunting dan kecepatan menggunting, tentukan cara menggunting
mana yang paling mudah dan cepat?
4) Berdasarkan hasil percobaan dan jawaban pertanyaan di atas,
bagaimana kesimpulanmu terhadap penggunaan pesawat sederhana
(contohnya gunting)? Tuliskan!.

5) Jika kamu diminta merapikan tanaman hias di halaman rumah dengan
menggunakan gunting taman, maka agar pekerjaan dapat kamu kerjakan
dengan mudah dan cepat bagaimana caranya? Kemukakan alasanmu
mengapa kamu lakukan cara itu?.
Catatan: Agar Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut, lakukan
percobaan seperti di atas, catatlah semua data percobaan dalam Tabel
pencatat data seperti di atas!
*)

Rambu-rambu

Kunci

Hasil

Kegiatan

Percobaan

pada

Contoh

Pembelajaran
Hasil pengukuran: lK gunting ke 1, ke 2, dan ke 3 sama panjang karena
lK pada gunting tetap; yang berubah-ubah adalah l B nya tergantung letak
kertas/beban terbadap titik tumpu; letak kertas/beban diubah-ubah, kertas yang
diletakkan paling dekat dengan titik tumpu l B nya paling pendek, setelah
digunting kertas yang tergunting paling panjang, dan berlaku sebaliknya
(tulislah sesuai hasil percobaan)
Rubahan lagu dari TOPI SAYA BUNDAR
PENGUNGKIT
Kupunya pengungkit
Gunting, pinset, cungkit
Sangatlah berguna
Bagi kita semua
D.RANGKUMAN
Kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum merupakan pedoman
dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Bagian ini
merupakan bagian dari Standar Isi, sementara standar isi tersebut merupakan
salah satu standar dari 8 macam standar dalam Standar Nasional Pendidikan.
Standar Isi dikembangkan oleh BSNP yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Kerangka dasar kurikulum memuat: (1) lima (5) kelompok mata
pelajaran yang berlaku untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Lima kelompok mata pelajaran
yang dimaksud adalah: (i) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
(ii) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, (iii) kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, (iv) kelompok mata pelajaran
estetika, dan (v) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Masing-masing kelompok mata pelajaran mengemban misi pengembangan
edukatif sendiri-sendiri sesuai jenis jenjang pendidikan guna mencapai tujuan
pendidikan nasional. (2) Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, dan (3)
prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum SD/MI,
memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Materi
muatan lokal memperhatikan ciri khas dan potensi daerah. Materi tersebut tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Artinya bahwa materi
muatan lokal tidak dapat dikelompokkan ke dalam 5 kelompok mata pelajaran
yang ada.
Tujuan pembelajaran IPA SD/MI yang disuratkan dalam latar belakang
mata pelajaran IPA SD/MI menegaskan (1) bahwa pembelajaran IPA bertujuan
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah melalui
inkuiri ilmiah, dan mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup; dan (2) untuk mengembangkan kemampuan menerapkan konsep IPA
yang dimiliki siswa melalui pembelajaran Salingtemas, dalam bentuk kegiatan
merancang dan membuat suatu karya.
Dampak
pembelajaran

IPA

dari

tujuan

adalah

pembelajaran

pelaksanaan

IPA

terhadap

pembelajaran

IPA

pelaksanaan
harus

selalu

menerapkan pesan dalam 2 tujuan pembelajaran di atas, yaitu pembelajaran IPA
dilaksanakan dengan (1) inkuiri ilmiah dan (2) berorientasi pada pembelajaran
Salingtemas.
Nah kajian diatas merupakan lanjutan dari latar belakang kerangka
kurikulum, semoga pengkajian materi diatas dapat Anda gunakan sebagai
referensi.

Semoga bermanfaat dan salam sukses 