Struktur Upacara Adat Perkawinan Peranakan Tionghoa Di Teuknaga-Tangerang

BAB II
KONSEP,LANDASAN TEORI dan TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri ciri
umum

sekelompok

objek,

peristiwa

atau

fenomena

lainnya.

Woodruf


mendefinisikan konsep sebagai adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna
dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang
berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau bendabenda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa
objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek,
konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari
pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Konsep adalah gambaran mental
dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan
oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Berdasarkan judul penelitian ini, konsep yang dibahas adalah mengenai :

2.1.1 Struktur
Istilah struktur berasal dari kata Structum dalam Bahas latin yang berarti
menyusun. Menurut Radclife-Brown, struktur sosial adalah suatu rangkaian

22
Universitas Sumatera Utara

kompleks dari relasi-relasi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat. Dengan

demikian, struktur sosial meliputi relasi sosial di antara para individu dan
perbedaan individu dan kelas sosial menurut peranan sosial mereka. Menurut
Raymond Firth, konsep struktur sosial merupakan analytical tool atau alat analisis
yang diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia
dalam kehidupan sosial. Dari beberapa definisi tersebut, pada dasarnya yang
terpenting dalam struktur sosial ialah relasi-relasi sosial yang penting dalam
menentukan tingkah laku manusia. Dengan kata lain, jika relasi sosial itu tidak
dilakukan dalam suatu masyarakat, masyarakat tersebut tidak berwujud lagi.

2.1.2 Upacara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia upacara adalah perbuatan atau
perayaan yang dilakukan sehubungan dengan peristiwa penting. Upacara menurut
Poerwadinata (1990-1994) adalah tanda-tanda kebesaran, peralatan menurut adat
Istiadat, dan rangkaian tindakan atau perbuatan yang dilakukan sehubungan
peristiwa penting.
Jenis upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain, upacara penguburan,
upacara perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku. Upacara adat adalah
suatu upacara yang dilakukan secara turun-temurun yang berlaku di suatu daerah.
Dengan demikian, setiap daerah memiliki upacara adat sendiri-sendiri, seperti
upacara perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan sebagainya.


23
Universitas Sumatera Utara

Upacara adat yang dilakukan di daerah, sebenarnya juga tidak lepas dari unsur
sejarah.
Menurut Koentjaraningat, (1992: 221) dalam setiap sistem upacara keagamaan
mengandung lima aspek yakni ( 1) tempat upacara , ( 2) waktu pelaksanaan
upacara , ( 3) benda-benda serta peralatan upacara, (4) orang yang melakukan
atau memimpin jalanya upacara, ( 5) orang-orang yang mengikut upacarai. Pada
bagian yang sama Koentjaraningat (1992 : 223) juga mengatakan bahwa sistem
upacara dihadiiri oleh masyarakat berarti dapat memancing bangkitnya emosi
keagamaan pada tiap-tiap kelompok masyarakat serta pada tiap individu yang
hadir. Upacara yang diselengarakan merupakan salah satu kegiatan yang
mengungkapkan emosi keagamaan yang sudah dianut oleh masyarakat.
Upacara pada dasarnya merupakan bentuk perilaku masyarakat yang
menunjukkan kesadaran terhadap masa lalunya. Masyarakat menjelaskan tentang
masa lalunya melalui upacara. Melalui upacara, kita dapat melacak tentang asal
usul baik itu tempat, tokoh, sesuatu benda, kejadian alam, dan lain-lain.
Istilah upacara selalu dikaitkan dengan budaya menjadi upacara budaya.

Budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.

24
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Perkawinan
Secara umum definisi perkawinan menurut Undang-undang Nomor1
Tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Perkawinan adalah salah
satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat adat, sebab
perkawinan bukan hanya menyangkut kedua mempelai, tetapi juga orang tua
kedua belah pihak, saudara-saudaranya, bahkan keluarga mereka masing-masing.
Beberapa pakar hukum perkawinan di Indonesia berpendapat sebagai
berikut:
Menurut Wirjono Prodjodikoro (1974:6), “ peraturan yang digunakan
untuk mengatur perkawinan inilah yang menimbulkan pengertian perkawinan”.

Menurut Victor Situmorang (1998:34), “ perkawinan dilangsungkan
dengan persetujuan timbal balik yang bebas dan tidak dapat digantikan oleh
campur tangan siapapun. Sebagai persetujuan timbal balik untuk hidup bersama,
yang hakikatnya adalah sosial dan penting bagi pergaulan hidup manusia.”.
2.2 Landasan Teori
Suatu kajian atau analisis sudah sewajarnya memakai landasan teori
tertentu, agar penulis mudah menentukan langkah dan arah analisis. Pembahasan
yang utama dalam penelitian ini tentang strkutur upacara adat perkawinan
peranakan Tionghoa di Tangerang melalui Teori Upacara dan Teori Akulturasi.

25
Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Teori Upacara
Untuk mendekskripsikan serta mengkaji struktur upacara perkawinan pada
penelitian

ini,

penulis


menggunakan

teori

yang

dikemukakan

oleh

Koentjaraningrat (1981:241), yang menyatakan bahwa setiap upacara keagamaan
dapat dibagi dalam empat komponen yaitu: tempat upacara, saat upacara, benda
dan alat upacara, orang yang melakukan dan memimpin upacara.

2.2.2 Teori Akulturasi
Menurut Koenjaraningrat, Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi
apabila kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada
kebudayaan asing yang berbeda, sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah di dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya

kepribadian kebudayaan sendiri. Pendapat Koentjaraningrat tersebut memberi
pemahaman bahwa akulturasi merupakan proses sosial untuk mengakomodasi dan
mengintegrasikan unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
kehilangan kepribadian kebudayaan sendiri. Dalam hal ini Koentjaraningrat
(1990:248) mencontohkan pada sebuah kasus bahwa sejak dahulu kala dalam
sejarah kebudayaan manusia ada gerak migrasi, gerak perpindahan dari suku-suku
bangsa di muka bumi yang menyebabkan pertemuan antara kelompok-kelompok
manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda dan sebagai akibatnya individuindividu dalam kebudayaan itu di hadapkan dengan kebudayaan asing. Teori ini
digunakan untuk mengkaji perpaduan dua budaya atau lebih akibat dari interaksi

26
Universitas Sumatera Utara

yang terjadi antara sekelompok masyarakat tertentu dengan masyarakat lain
dengan kebudayaan yang berbeda.

2.3 Tinjauan Pustaka
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1731) tinjauan adalah hasil
meninjau, pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dsb).
Sedangkan pustaka adalah kitab, buku, primbon (KBBI, 2008:1253). Dalam

menyelesaikan penelitian ini dibutuhkan kepustakaan yang relevan karena hasil
dari suatu karya ilmiah harus bisa dipertanggung jawabkan dan harus memiliki
data-data yang kuat dan memiliki hubungan dengan yang diteliti.
Habibbul Ummi (2011), dalam skripsinya yang berjudul “ Sistem Upacara
Adat Perkawinan Etnik Hokkian di Medan”. Skripsi ini membahas tentang Sistem
upacara adat perkawinan Etnik Hokkian di Medan dengan menggunakan teori
Upacara, sama halnya dengan terori

yang penulis

gunakan sehingga

mempermudah penulis dalam mencari bahan atau sumber bacaan tentang Upacara
Adat Perkawinan Etnik Hokkian.
Maria V. Soplanait (1989), dalam judul skripsinya yang berjudul “Makna
Tradisi Cio Tou dalam perkawinan adat Peranakan Tionghoa di Tangerang”.
Skripsi ini membahas tentang makna tradisi Cio Tou dengan menggunakan teori
Upacara dan teori Akulturasi. Penelitian dalam skripsi ini sangat membantu
penulis dalam mencari sumber bacaan dan juga sebagai perbandingan bahan
penelitian.


27
Universitas Sumatera Utara

Dra. Lucia Herlinda Tansil (1985) dalam penelitian karya ilmiah yang
berjudul ‘Sistem kekerabatan etnis Tionghoa di Ujung Pandang”. Penelitian ini
membahas tentang sistem kekerabatan etnis Tionghoa dengan menggunakan teori
kebudayaan. Penelitian karya ilmiah ini sangat membantu penulis dalam
menemukan bahan atau referensi tentang sistem kekerabatan etnik Tionghoa.
Iwan Santosa (2012) dalam bukunya yang berjudul “ Peranakan Tionghoa
di Nusantara” buku ini berisi tentang Catatan dari Barat ke Timur yang
mengungkap hubungan erat antara masyarakat peranakan Tionghoa dan suku
bangsa lain di Nusantara. Buku ini merupakan rekam jejak perjalanan seorang
jurnalistik untuk membuka sisi lain kebinekaan dan persaudaran antara peranakan
Tionghoa dan saudaranya dari suku bangsa yang beragam di Indonesia.

28
Universitas Sumatera Utara