Pertanian Kemenyan Di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1960-1990

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Desa Hutajulu1adalah salah satu desa dari 12 desa di Kecamatan Pollung.2
Secara administratif Batas Desa Hutajulu adalah:di sebelah Utaradengan Kecamatan
Harian Boho, sebelah Selatan dengan Desa Hutapaung, sebelah Timur dengan Desa
Ria-Ria dan sebelah Barat dengan Kecamatan Parlilitan. Desa Hutajulu terbagi dalam
tiga dusun. Jarak antara Desa Hutajulu dengan ibukota Kecamatan Pollung yang
berpusat di Pollung yakni 7 km, dengan ibukota kabupaten Dolok Sanggul 17 km,
dan dengan ibukota propinsi Sumatera Utara yakni 296 km.Untuk mencapai desa ini
dapat dilalui dalam dua jalur lintasan, jalur pertama yakni Medan - Kabupaten Deli
Serdang - Sibolangit - Kabupaten Karo - Kabupaten Dairi - Tele - Hutagalung - Huta
Julu. Jalur kedua yakni Medan - Serdang Bedagai - Tebing Tinggi - Siantar - Parapat
- Siborong-borong - Dolok Sanggul - Pollung - Desa Hutajulu. Desa Hutajulu dapat
1

Tapanuli Utara merupakan salah satu kawasan yang berada dalam wilayah administratif
pemerintah provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari
Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang
pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara. Pada

masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah
Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan
Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu :
1. Kabupaten Tapanuli Utara ibukotanya Tarutung.
2. Kabupaten Humbang Hasundutan ibukotanya Dolok Sanggul.
3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige.
4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.
2
Kecamatan Pollung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan,
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah hasil pemekaran dari Tapanuli Utara pada tanggal 28 Juli
2003 sesuai dengan UU No.9 tahun 2003.

1
Universitas Sumatera Utara

ditempuh dengan bus dalam 7 jam perjalanan dari Medan.Luas wilayah Desa
Hutajulu 4.020,05 ha. Kriteria keadaan tanah yakni dataran tinggi 1300 m di atas
permukaan laut. Jenis tanah di Desa Hutajulu yakni berpasir, tanah liat dan gambut,
beriklim tropis dengan curah hujan 1800 mm/tahun3.
Masyarakat Desa Hutajulu mayoritas Etnik Batak dari sub-etnik Batak Toba.

Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya telah ada suku Nias dan Jawa. Umumnya
mereka adalah petani, hampir 90 % adalah petani kemenyan, meskipun mereka
bertani yang lain. Adapun jenis tanaman seperti padi, ubi,kemenyan dan kopi, tetapi
yang dominannya bertani kemenyan. Hal ini menunjukkan masyarakat desa telah
lama menjadi petani kemenyan, paling tidak sudah lama dikenal atau diketahui.
Potensi ekonomi masyarakat Desa Hutajulu mayoritas masih bergantung pada sektor
pertanianserta peternakan. Selain bertani masyarakat juga beternak seperti ternak
kuda, kerbau, ayam dan lainnya.
Tidak diketahui pasti kapan mulai ada kemenyan di Desa Hutajulu. Namun,
dari informasi yang didapat melalui penelitian penulis tanaman kemenyansudah ada
sejak lama ditemukan di areal hutan Desa Hutajulu. Kemenyan hanya dapat
ditemukan di empat kabupaten di Sumatera Utara yakni: Kabupaten Tarutung,
Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Dairi. Hal ini

Ofernando Lumban Gaol (penyunting), 2013-2014, Sekretaris Desa, “Data Umum Desa
Hutajulu, 5 Mei 2015, hlm 8.
3

2
Universitas Sumatera Utara


lah yang menjadi keberuntungan masyarakat di empat Kabupaten tersebut maka
masyarakat mengatakan bahwa kemenyan merupakan anugerah dari Tuhan4.
Kemenyan ditanam di lereng-lereng bukit dan pegunungan yang mempunyai
ketinggian 600-1500 meter pada permukaan laut. Sebelumnya kemenyan merupakan
tanaman hutan yang dulunya tidak ditanam oleh masyarakat namun sudah tumbuh
langsung di hutan. Tetapi lambat laun kemenyan berubah dan dijadikan masyarakat
sebagai tanaman komersial yang menopang kehidupan mereka, setiap masyarakat
hampir memiliki kemenyan di lahan hutan areal Desa Hutajulu. Akan tetapi, sebagian
lahan juga ada yang berada di luar desa tersebut tetapi yang pemiliknya adalah
masyarakat Desa Hutajulu. Kemenyan hanya bisa tumbuh baik di hutan, jadi
penanaman kemenyanmasih bersifat tradisional atau sederhana dengan pola
kombinasi antara tanaman kemenyan dan pohon alam.Masyarakat Desa Huta Julu
percaya bahwa dengan adanya penggabungan antara kemenyan dan pohon alam
lainnya dapat membantu pertumbuhan kemenyan dengan baik karena adanya
perkawinan antara pohon kemenyan dengan pohon alam lainnya sehingga kemenyan
akan bergetah dengan baik.5
Saat ini Desa Hutajulu termasuk dalam wilayah Kecamatan Pollung
Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun, pada periode kajian ini Desa Hutajulu
4


Kemenyan yang dikenal dengan nama getah kemenyan merupakan produk non-kayu yang
khas dari beberapa kabupaten di Sumatera Utara. Getah kemenyan bukan hanya dikonsumsi secara
lokal, akan tetapi sudah merupakan komoditas ekspor andalan dari Propinsi Sumatera Utara. Lihat
Isnaini Nurwahyuni, dan Elimasni, Pengembangan Tehnik Subkultur Untuk Mengatasi Kesulitan
Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Secara Kultur Jaringan Tanaman , Medan:tanpa
penerbit,2008, hlm.6.
5
Wawancara , Nimrot Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 5 April 2015.

3
Universitas Sumatera Utara

masuk dalam Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini karena Desa
Hutajulu pemekaran tahun 2003.
Penelitian ini di mulai tahun 1960 karena pada tahun ini tanaman kemenyan
sudah dibudidayakan dan sudah ditanami oleh masyarakat. Kemenyan menjadi
penghasilan utama masyarakat Desa Hutajulu. Kemenyan dapat menjanjikan dengan
harga yang lumayan tinggi menjadi tanaman favorit masyarakat dan dapat
meningkatkan


taraf

hidup

masyarakat,

sehingga

muncul

keinginan

untuk

meningkatkan pendidikan bagi anak-anak mereka dan perbaikan rumah. Kemudian
Penulis mengambil akhir tahun 1990 karena pada tahun ini masyarakat mulai
mengenal tanaman baru yaitu kopi, dan juga tanaman-tanaman muda lainnya. Jenis
kopi yang dimaksud disini berbeda dengan jenis kopi yang telah lama diatanam oleh
masyarakat. Jenis kopi ini disebut kopi robusta berbeda dengan jenis tanaman kopi

yang muncul pada tahun 1990, yakni jenis kopi ini sering disebut kopi Arab lebih
cepat berbuah pada usia tanaman masih kecil dan tentunya hasilnya lebih
menguntungkan dari jenis tanaman kopi robusta yang telah lama ditanam oleh
masyarakat Desa Hutajulu. Dengan adanya perubahan pola mata pencarian,
kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat
maupun secara lambat. Jadi masyarakat Desa Hutajulu tidak hanya menggantungkan
hidup pada penghasilan kemenyan namun juga dari tanaman muda. Berdasarkan
uraian di atas penulis merasa tertarik mengambil penelitian dengan judul “Pertanian

4
Universitas Sumatera Utara

Kemenyan di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara
(1960-1990)”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diungkapkan permasalahan
dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana latar belakang pembudidayaan tanaman kemenyan di Desa
Hutajulu tahun 1960-1990?

2. Bagaimana sistem budidaya kemenyan di Desa Hutajulu tahun 19601990?
3. Bagaimana perkembangan pertanian kemenyan di Desa Hutajulu tahun
1960-1990?
4. Bagaimana aspek ekonomi pertanian kemenyan di Desa Hutajulu tahun
1960-1990?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab masalah yang kita
rumuskan. Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan
hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan latar belakang pembudidayaan tanaman kemenyan di Desa
Hutajulu.
2. Menjelaskan sistem budidaya kemenyan di Desa Hutajulu.

5
Universitas Sumatera Utara

3. Menjelaskan perkembangan kemenyan di Desa Hutajulu.
4. Menjelaskan aspek ekonomi pertanian kemenyan di Desa Hutajulu.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi bagi pembaca tentang keberadaan kemenyan di

Desa Hutajulu.
2. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang tertarik melakukan
penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis.
3. Sebagai

pengembangan

ilmu

bagi

penulis

dan pembaca untuk

mengembangkan ilmu selanjutnya dan dapat memberikan perbendaharaan
penulisan sejarah pertanian Indonesia, khususnya pertanian daerah.
4. Penelitian ini juga bermanfaat untuk dapat mengetahui seluk-beluk
pertanian kemenyan.


1.4 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau kajian teori mempunyai arti: peninjauan kembali
pustaka-pustaka yang terkait. Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka
berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan
sebagainya) tentang masalah yang berkaitan tidak selalu harus tepat identik dengan
bidang permasalahan yang dihadapi tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan .
Adapun tinjauan pustaka yang penulis kumpulkan dalam hal membentuk kerangka
pemikirang tentang kemenyan yakni:

6
Universitas Sumatera Utara

M.B. Sirait, dkk (1980) dalam survei yang berjudul Feasibility Study
Pemasaran Kemenyan Rakyat Oleh K.U.D. di Sumatera Utara . Survei ini membahas

tentang peranan K.U.D (Koperasi Unit Desa) sebagai salah satu alat ekonomi untuk
membantu pemecahan masalah kemenyan, terutama masalah pemasaran hasilnya di
daerah pedesaan. Di Desa Hutajulu K.U.D memang belum ada, masyarakat
memasarkan getah kemenyan langsung kepada touke. Akan tetapi, survei ini dapat
membantu penulis dalam memberikan informasi pola atau jaringan pemasaran

kemenyan. Dalam survei ini juga di jelaskan pengolahan, pemasaran hasil kemenyan
dan menerangkan sejarah perdagangan kemenyan.
Selanjutnya Mastauli Siregar dalam Analisis Kesejahteraan Petani Kemenyan
Sebagai Komoditi Unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara. Menjelaskan tentang

keberadaan kemenyan di Tapanuli Utara. Tesis ini membantu penulis sebagai acuan
dan pedoman dalam memahami perekonomian petani kemenyan. Tesis ini juga
mengarahkan penulis bahwa di beberapa daerah perekonomian masyarakat
bergantung pada pertanian kemenyan yang juga mampu mensejahterahkan kehidupan
masyarakat, khususnya di Tapanuli Utara. Adapun perbedaan tesis ini dengan yang
saya teliti ialah dalam tesis ini membahas bagaimana pengetahuan petani dalam
menguasai pertanian kemenyan, dan juga peningkatan pengetahuan petani dalam
bertani kemenyan, sedangkan penelitian saya yaitu mengetahui bagaimana
sejarahpembudidayaan, sistem budidaya kemenyan dan juga aspek perekonomian
petani kemenyan.

7
Universitas Sumatera Utara

Pustaka lain adalah dari Eva Sartini, dkk (2004),dalam Variasi Tingkat Semai

Pada Uji Keturunan Kemenyan Durame ( styrax benzoin DRYAND) di Sumatera
Utara . Laporan ini membahas berkaitan tentang bibit kemenyan. Dalam laporan ini

juga diterangkan sejarah tumbuhnya kemenyan. Laporan ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana kondisi pertumbuhan kemenyan hingga tahun 2000 an.
Selanjutnya ada laporan penelitian yang ditulis oleh P. Parapat, dkk (1982),
berjudul Up-Grade Mutu Kemenyan di Sumatera Utara . Laporan ini membahas
tentang mutu kemenyan di Sumatera Utara. Laporan ini dapat juga memberikan
informasi kepada penulis terkait dengan kemenyan, karena menjelaskan pengelolaan
kemenyan, peningkatan mutu kemenyan, sifat-sifat pertumbuhan dan penyebaran
geografis bagaimana penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil dan juga kegunaan
kemenyan.
Selanjutnya buku yang ditulis oleh Badan Penelitian dan Pengembagan
Kehutanan (2013) berjudul “Kemenyan Getah Berharga Tano Batak”. Buku kecil
kemenyan ini membahas tentang budidaya kemenyan, termasuk didalamnya
karakteristik habitat kemenyan, potensi dan kegunaan kemenyan , tata niaga
kemenyan dan strategi pengembangan pertanian kemenyan. buku ini juga
memberikan informasi bagi penulis tentang sifat-sifat pertumbuhan kemenyan
terutama budidaya kemenyan.
SelanjutnyaLamria Simamora (2014) dalam “Kehidupan Petani Kemenyan
Dalam Menjaga Kearifan Lokal di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten

8
Universitas Sumatera Utara

Humbang Hasundutan. Skripsi ini membahas tentang kemenyan sebagai salah satu

kearifan lokal masyarakat Desa Pandumaan, yang akan tetap dijaga dan dilestarikan
sebagai salah satu warisan leluhur masyarakat Desa Pandumaan Kecamatan Pollung.
Skripsi ini memberikan informasi kepada penulis tentang sejarah keberdaan
kemenyan.

1.5 Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah suatu hal penting yang tidak terpisahkan dari suatu
petunjuk teknis metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode
sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan aturan yang dirancang untuk
membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. Adapun
metode sejarah terbagi dalam empat langkah antara lain heuristik, kritik sumber,
interpretasi, dan historiografi atau penulisan sejarah.
Langkah pertama yang penulis kerjakan yaitu heuristik atau pengumpulan
sumber yang terkait dengan objek penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan
metode library research (penelitian kepustakaan) dan fieldresearch (penelitian
lapangan). Sumber dapat merupakan sumber primer maupun sumber skunder.
Pertama, penulis melakukan penelitian lapangan, melakukanpencarian data ke Kantor
Camat Pollung, Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan, Dinas Kehutanan
Kabupaten Humbang Hasundutan, BPS ( Badan Pusat Statistik) Humbang
Hasundutan, BPS Tapanuli Utara, namun data yang dicari dan diperlukan oleh

9
Universitas Sumatera Utara

penulis tidak ditemukan. Penulis kesulitan mencari data terutama data jumlah petani
kemenyan, luas areal, jumlah pohon, kuantitas dan kualitas produksi kemenyan,
sehingga penulis menggunakan data dari hasil wawancara dengan menggunakan
sampel yaitu masyarakat petani kemenyan di Desa Hutajulu.Penulis juga memperoleh
data daerah mengenai data umum Desa Hutajulu dari seketaris desa yang bernama
Ofernando Lumban Gaol. Buku-buku dan tesis mengenai kemenyan yang diperoleh
dari Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), Perpustakaan Universitas
Negeri Medan (UNIMED) dan Perpustakaan Kota Medan. Sumber lisan yang
dianggap primer adalah wawancara dengan pelaku peristiwa atau saksi mata, seperti
wawancara dengan Hotben Lumban Gaol salah satu petani kemenyan di Desa
Hutajulu. Terkadang penulis melakukan wawancara melalui komunikasi lewat
telepon, hal ini karena ada data-data yang diperlukan saat penulis sudah berada di
Medan dan sekaligus untuk menghemat waktu dan biaya.Penulis melakukan jadwal
penelitian di Desa Hutajulu pada bulan Juli sampai bulan Agustus. Sumber tidak
tertulis diperoleh penulis dari gambar seperti foto pohon kemenyan, alat-alat yang
digunakan dalam pertanian kemenyan, perlengkapan petani di dalam gubuk dan jalan
kecil menuju hutan kemenyan. Akan tetapi

apabila penulis tidak mendapatkan

sumber primer sebagai bahan referensi maka sumber skunder juga digunakan. Dalam
langkah yang pertama ini penulis mencari karya tulis dengan cara penelitian
kepustakaan dan penulis juga mencari data dari orang sekitar dengan cara penelitian
lapangan di Desa Hutajulu.

10
Universitas Sumatera Utara

Langkah kedua yaitu kritik sumber (verifikasi) yaitu sumber-sumber fakta
yang dianalisis. Setelah sumber sejarah terkumpul maka dilanjutkan dengan tahapan
kritik sumber untuk memperoleh keabsahan/keaslian sumber atau data yang didapat.
Penulis dalam melakukan kritik sumber atau menyeleksi terhadap sumber sumber
melalui kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern menelaah dan memverifikasi
kebenaran isi baik yang bersifat tulisan (buku, tesis, laporan dan arsip daerah)
maupun sumber lisan (wawancara). Kritik Eksternal adalah kritik yang diberikan
terhadap aspek luar dari sumber sejarah dengan cara melakukan verifikasi atau
pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah.
Langkah ketiga yaitu interpretasi untuk menganalisis terhadap
kritik

sumber.

Proses

interpretasi

ini

bertujuan

untuk

hasil dari

menghilangkan

kesubjektifitasan sumber walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara
total. Interprentasi ini dapat dikatakan data sementara sebelum penulis membuatkan
hasil

keseluruhan

dalam

suatu

penulisan.

Dalam

tahap

ketiga

penulis

menginterpretasi data data berupa buku dan tesis mengenai kemenyan atau informan
tentang kemenyan yang penulis peroleh dari masyarakat sekitar.
Langkah keempat yaitu Historiografi untuk melakukan analisis data akan
dihasilkan sintesis hasil penelitian yang diwujudkan dalam bentuk suatu karya sejarah
yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Penulis menerangkan semua data yang telah
terseleksi dan telah ditafsirkan berdasarkan prinsip kronologi. Tahap ini merupakan
tahap terakhir bagi penulis untuk menyajikan semua fakta ke dalam bentuk tulisan

11
Universitas Sumatera Utara

skripsi dengan judul Pertanian Kemenyan di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1960-1990.

12
Universitas Sumatera Utara