PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP KESADARAN ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI (Studi Korelasi Pada Keluarga Muslim di Desa Sidoharjo, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang) - Test Repository

  PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP KESADARAN ORANG TUA DALAM M ENYEKOLAHKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI (Studi Korelasi Pada Keluarga Muslim di Desa Sidoharjo, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang)

  Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Disusun Oleh :

  P U J I S E T I A W A N NIM. 11101033

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2006 SK RIPSI

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  Dra. Nur Hasanah Salatiga, 20 Februari 2006 DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara PUJI SETIAWAN Kepada

  Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  A ssalam u'alaikum , wr, wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Puji Setiawan

  NIM : 11101033 Progdi : Tarbiyah / PA1 Judul : PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOM1

  TERHADAP KESADARAN ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI (Studi Korelasi pada Keluarga Muslim

  Desa Sidorejo Kec. Susukan Kab. Semarang)

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  W assalam u'alaikum , wr, wb

  Salatiga, 20 Februari 2006 Pemhimbing

  Dra, Nur Hasanah NIP. 150 268 213

  DEPARTEM EN A G A M A Rl SEK O LAH T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website :

  

P E N G E S A H A N

S k rip si S a u d a r a : PUJI SETIAWAN d e n g a n N om or In d u k

M a h a sisw a : 1 1 1 0 0 0 6 0 y a n g b e iju d u l : “PENGARUH TINGKAT

  

SOSIAL EKONOMI TERHADAP KESADARAN ORANG TUA

DAL AM MENYEKOLAHKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI”

(S tu d i K o r e la si p ad a K eluarga M u slim D e sa S id o re jo K ec.

S u su k a n Kab. S em a ra n g ) te la h d im u n a q a s a h k a n d a la m sid a n g

p a n itia u jia n J u r u s a n T a rb iy a h S e k o la h Tinggi A gam a Islam N egeri

  

S a la tig a p a d a h a r i : S e la sa , 2 8 F ebruari 2 0 0 6 M y a n g b e rte p a ta n

d e n g a n ta n g g a l 2 9 M uharram 1 4 2 7 H d a n te la h d ite rim a se b a g a i

b a g ia n d a ri s y a r a t- s y a ra t u n t u k m e m p e ro le h g e la r S a ija n a d a la m

Ilm u T arb iy ah .

  2 8 F e b ru a ri 2 0 0 6 M

  • S a latig a, 2 9 M u h a rra m 1427 H

    P em b im b in g

  ir~ y r

  

D ra. N ur H a sa n a h

NIP. 150 2 6 8 213

iv

  M O T T O lamanya. Dan laksanakanlah amalan akhirat seakan-akan kamu mati besok”. (H.R. Ibnu ‘Asakir)

  Only one I know, th a t I know nothing (socrates)

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada :

  1. Kedua orang tua dan adikku tercinta yang tak pernah henti-hentinya memberikan dukungan baik moral maupun spiritual.

  2. Ibu. Dra. Nur Hasanah, yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

  3. Teman-teman EFC (Eyeing Fans' Club) yang senantiasa memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Tidak lupa skripsi ini saya persembahkan kepada Adikku tersayang Afidatul Barokah yang selalu memberikan do'a dan semangat.

  5. Teman-teman seangkatan tahun 2001 khususnya Jurusan Tarbiyah.

  vi

  

K ATA PE N G A N T A R

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, serta pemberian kesempatan dan kemampuan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, semoga shalawat dan salam tetap terlimpahkan kepad Nabi Muhammad Saw. yang telah menunjukkan ke jalan kebajikan, kebenaran, keindahan dan ketaqwaan serta keindahan moral / akhlak yang tidak hanya sekedar teori saja, namum juga dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mampu mengubah jalan kegelapan menjadi jalan yang terang benderang dan lurus di jalan Allah Swt. dengan agama Islam.

  Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah untuk persyaratan guna memperoleh gelar saijana dalam ilmu tarbiyah pada Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga.

  Disadari bahwa penulisan skripsi ii tidak akan dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan yang diberikan oleh semua pihak. Dalam kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Ayah dan Ibu yang telah mendorong, membekali dan memberikan restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah.

  2. Bapak Drs. Badwan, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

  3. Bapak Drs. Miftahuddin M.Ag, yang telah memberi ijin penulis untuk membahas da mengkaji penelitian ini.

  4. Ibu Dra. Nur Hasanah, selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini.

  5. Semua kawan seperjuangan yang telah memberikan bantuan dalam bentuk dorongan dan kritikan demi kemajuan dan kesenipurnaan penulisan skripsi ini.

  Akhimya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan diri penulis khususnya dalam usaha mencari pengetahuan, pengertian dan pemahaman tentang moral khususnya dan pelaksanaannya.

  Salatiga, Pebruari 2006 Penulis

  Puji Setiawan

  

DAFTARISI

HALAMAN JUDUL....

  DEKLARASI.............. NOTA PEMBIMBING PENGESAHAN.......... MOTTO....................... PERSEMBAHAN....... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI............... DAFTAR TABEL.......

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Sosial

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  3. Perguruan Tinggi Islam : Antara Tantangan dan

  

  

  

  3. Usaha atau Upaya Keluarga Terhadap Pendidikan

  

  

  

  

  

  

  

  2. Data Tentang Kesadaran Orang Tua dalam

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1

   Tabel 2

  

  

  

  

   Tabel 7 : Jumlah Kepala Keluarga di Desa Sidoharjo......................

  52 Tabel 8 Jumlah Jiwa Berdasarkan Mata Pencaharian....................

  53 Tabel 9 Jumlah Lembaga Pendidikan dan Lembaga Keagamaan...

  53 Tabel 10 : Rekapitulasi Data Tentang Tingkat Sosial Ekonomi Penduduk Desa Sidoharjo.................................................

  55 Tabel 11 Rekapitulasi Data Tentang Tingkat Kesadaran Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anaknya ke Perguruan Tinggi....

  58 Tabel 12 Prosentase Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sidoharjo...........................................................................

  59 Tabel 13 Frekuensi Jawaban Angket Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sidoharjo Kec. Susukan........................

  60 Tabel 14 Prosentase Tingkat Kesadaran Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anaknya ke Perguruan Tinggai..............

  61 Tabel 15 Frekuensi Jawaban Angket Tingkat Kesadaran Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anaknya di Perguruan Tinggi.................................................................................

  62 Tabel 16 Perubahan Skor Menjadi Nilai................................. 1........

  64 Tabel Keija Koefisien Korelasi Kedua Variabel............... Tabel 17

  65

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perspektif Islam, anak adalah karena sekaligus amanat Allah SWT, yang diberikan kepada orang tua, sebagai karunia, dengan kelahiran

  anak harus disyukuri sebagai nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia. Sedangkan masalah amanah, orang tua mempunyai tanggung jawab memelihara anaknya dalam artian dicukupi kebutuhan fisik dan spiritualnya termasuk pendidikannya. Rasa syukur dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dapat diwujudkan dalam perlakuan baik, kasih sayang pemeliharaan, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan pendidikannya.

  Anak adalah potensi bangsa yang akan memikul tanggung jawab terhadap perwujudan cita-cita bangsa. Agar setiap anak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapatkan kesempatan yang seluas- luasnya untuk tumbuh berkembang dengan wajar baik secara jasmani, rohani, maupun sosial sejak dini.

  Berkenaan dengan masa depan anak itu, pemerintah R1 telah mengeluarkan undang-undang yang telah disebutkan bahwa “Setiap anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan nilai-nilai kasih sayang, agama, dan kemanusiaan”1. Realisasi dari undang- undang tersebut adalah pemerintah menyediakan sarana-sarana pendidikan yang memungkinkan asuhan, bimbingan, dan sosialisasi nilai itu berjalan baik dan memenuhi sasaran, yang salah satunya adalah pendidikan akhlak dan

  j mental.

  Tanggung jawab pendidikan tidak menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat termasuk diantaranya tokoh agama, tokoh pendidikan, dan stake holders lainnya.

  Realitas sekarang ini telah menunjukkan bahwa, bila orang tua telah menyerahkan anaknya ke lembaga pendidikan baik formal maupun non formal telah dianggap cukup, padahal asumsi semacam itu sebenamya keliru sebab arahan atau bimbingan orang tua di rumah sangat fital adanya.

  Di sini tergantung kesadaran orang tua dalam mendidik dan menumbuhkan anaknya baik secara fisik, psikologis maupun secara budi pekerti. Kesadaran orang tua dalam hal ini mestinya tidak terpengaruh denga tingkat sosial ekonomi, sebab banyak contoh di masyarakat seperti orang bersetatus ekonomi mewah budi pekertinya rusak, sebaliknya orang yang berstatus ekonomi rendah akhlak / budi pekerti anaknya baik.

  Konsep pendidikan Islam adalah seumur hidup sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi: 'Husni Rahim, A rah B am Pendidikan Islam d i Indonesia, Logos, Jakarta, 2001, hal.43.

  

2

  • * *

  ls**J 1e \ \ \ A a I.****4 ^ ^v^*-**4 1 ^ \ U » li^

  Hadits tersebut mengandung maksud bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan sejak ia dilahirkan hingga datang ajal.

  Berdasarkan hadist tersebut, berarti proses proses menuntut ilmu tidak terputus setelah lulus SMA/MA atau bahkan setelah mempunyai suami atau isteri, tetapi proses menuntut ilmu masih harus terus berlangsung sebagaimana

  /

  tuntutan hidup secara Islami. Lagi-lagi tanggungjawab orang tua terhadap anaknya akan kebutuhan hidupnya agar bisa mengarungi hidup yang bermakna dan memuliakan hidup anaknya perlu memasukkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah tamat SMA/MA yaitu ke Perguruan Tinggi2.

  Realitas sekarang menunjukkan bahwa banyak lulusan Perguruan

  j

  Tinggi (baik sarjana maupun diploma) belum bisa memuliakan hidupnya, apalagi yang hanya lulusan SMA / MA / STM akan sulit untuk bisa menuju memaknai hidup, apalagi memuliakan hidup.

  Untuk itulah para orang tua berbondong-bondong memasukkan anaknya ke Perguruan Tinggi (PT) baik negeri maupun swasta. Hal ini para 2 orang tua tidak menghendaki anaknya terkatung-katung dalam masyarakat dan

  Sekalipun orang yang hidupnya bermakna dan dapat memuliakan hidupnya, tidak scmuanya berasal dari Perguruan Tinggi. Hal ini sesuai dengan pcrkcmbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  . - 3 tidak menentu masa depannya, sebab, dampakanya tidak akan mungkin menjadi warga negara produktif\ Untuk itu, dalam memilih Perguruan Tinggi di Indonesia, harus dilakukan secara berhati-hati, jangan sekedar memasuki suatu Perguruan

  Tinggi dengan sikap terpaksa, artinya jangan sekali-kali memasuki Perguruan Tinggi dengan sikap dari pada tidak menjadi mahasiswa.

  Dewasa ini, hampir semua orang tua telah memiliki kesadaran untuk menyekolahkan anak-anaknya ke Perguruan Tinggi, guna menghadapi dunia yang semakin global, di samping persaingan yang semakin kompetitif.

  Perguruan Tinggi yang dicari orang tua beserta anaknya adalah perguruan tinggi yang mampu menyiakan anaknya ke dunia kerja, yaitu memiliki jalur profesi, bukan jalur akademisi seperti keguruan, kebidanan, perawat dan perbankan. Mengenai janis Perguruan Tinggi, tidak dipersoalkan, baik itu STAIN, IAIN, UNES maupun Universitas lain, tanpa memandang itu negeri atau swasta.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari salah pengertian dalam menafsirkan istilah-istilah di dalam skripsi ini, maka beberapa istilah yang perlu ditafsirkan adalah sebagai berikut:

  1. Tingkat sosial ekonomi | Yang dimaksud tingkat di sini adalah perbedaan status sosial, dipandang dari: 3

  3Muchtar Buchori, Pendidikan Antisipatoris, Pcncrbit Kasisius, Yogyakarta, 2000, hal. 131.

  

4

  • Aspek pendidikan orang tua - Aspek jenis pekerjaan orang tua.

  Ekonomi dalam artian kekayaan (hak milik harta)

  2. Kesadaran orang tua dari keluarga muslim Sadar berarti ingat kepada keadaan yang sebenarnya'1 Kesadaran yang dimaksud di sini ada perasaan tahu dan ingat bahwa para orang tua dari keluarga muslim di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten

  Semarang akan pendidikan anaknya terutama pendidikan di Perguruan Tinggi.

  3. Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan tingkat lanjut sebelum peserta didik memasuki dunia kerja dan dunia kehidupan sosial yang sesungguhnya. Berdasarkan jalur studinya Perguruan Tinggi dibagi menjadi dua jenis, yaitu jalur Studi Akademis dan jalur Studi Profesional4 5.

  Jalur Studi Akademis seperti, jurusan Matematika, Fisika, Kimia dan lain- lain. Sedang jalur Studi Profesional seperti Kedokteran, Keguruan, Pertanian, Kebidanan, Hukum dan lain-lain. Sedang menurut jenjangnya, program Perguruan Tinggi dibedakan menjadi; Jenjang Diploma Dua (D

  II), Diploma Tiga (D III), Jenjang Strata Satu (S I) dan Jenjang Pasca Sarjana (S2 dan S3).

  4Puhut Tunggal Handayani dan Pujo Adlii Suryani. Kamus Lengkap liahasa Indonesia. Giri Utama, Surabaya, 2001. hal. 382.

  5Muchtar Buchori, Op.dt. hal. 132.

  P ada umumnya, kebanyakan para orang tua di desa memilih perguruan

  j

  tinggi yang bersifat Profesional dan jenjang yang dianggapnya siap memasuki dunia kerja, artinya mengikuti pasaran yang ada, bila pasar lebih membutuhkan guru, maka orang tua .memasukkan anaknya ke Keguruan dan seterusnya, tidak pandang itu jenjang Diploma maupun Strata.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana tingkat sosial ekonomi keluarga muslim di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang?

  2. Bagaimana kesadaran orang tua dalam menyekolahkan anak-anaknya ke Perguruan Tinggi di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten

  Semarang?

  3. Sejauh mana pengaruh tingkat sosial ekonomi terhadap kesadaran orang tua dalam menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi, pada keluarga muslim di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang?

D. Tujuan Penelitian

  Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

  1. Mengetahui tingkat sosial ekonomi keluarga muslim di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. 6

  

6

  2. Menge tahui kesadaran orang tua dalam mendidik akhlak anak di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

  3. Mengetahui pengaruh tingkat sosial ekonomi terhadap kesadaran orang tua dalam mendidik akhlak anak, pada keluarga muslim di Desa Sidohaijo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

  E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan bermanfaat:

  1. Bagi orang tua, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi keluarga muslim di Desa Sidoharjo, sehingga orang tua dapat melakukan langkah-langkah lanjut yang bermanfaat bagi perbaikan akhlak anaknya. Selain itu dapat digunakan sebagai acuan cara- cara membina akhlak anak dari keluarga muslim.

  2. Bagi anak, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman, bahwa kesadaran orang tuanya dalam mendidik akhlak anak dapat dipengaruhi tingkat sosial ekonomi.

  F. Hipotesis

  Hipotesis adalah pemyataan sementara mengenai hal-hal yang oleh peneliti ingin didukung atau ditolak6. Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: "Ada pengaruh yang positif antara tingkat sosial ekonomi terhadap kesadaran orang tua dalam pendidikan akhlak anaknya pada 6

6 James A. Black dan Dean J. Champion., Penelitian Sosial. Refika Aditama, Bandung, 2001, hal.

  

7 keluarga muslim di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2003"

G. Metode Penelitian

  1. Populasi dan Sampel a Adalah keseluruhan subyek penelitian7. Dalam penelitian ini populasinya adalah uh kepala keluarga uslim yang mempunyai anak sekolah/kuliah di Perguruan Tinggi pada masyarakat Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2005.

  Adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti8. Dalam penelitian ini sampel diambil tidak berdasarkan prosentase tetapi seluruh keluarga muslim yang mampu menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi. Temyata dari observasi awal di kantor desa ada 842 kepala keluarga keluarga muslim yang terdistribusi menjadi 7 rukun warga (RW) atau 7 dusun. Dari 842 KK yang mampu menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi hanya sekitar 2,5%.

  Pengambilan sampel dilakukan dengan dua cara yaitu :9

  a. Secara kuota (Quota sampel) Sampel didasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan yaitu 20 KK yang berasal dari RW I sebanyak 3 kepala keluarga, RW II sebanyak

  7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1987, hal. 102.

  8 Ibid hal. 104.

  9 Ibid, hal. 114.

  b. Sampel

  

8

  3 kepala keluarga, RW III sebanyak 3 kepala keluarga, RW IV sebanyak 1 kepala keluarga, RW V sebanyak 3 kepala keluarga, RW

  VI sebanyak 2 kepala keluarga dan RW VII sebanyak 6 kepala keluarga.

  b. Secara sampel kelompok/cluster sampel.

  Sampel diambil berdasarkan pendidikan anak yaitu 20 anak dari 20 kepala keluarga (KK) yang bersekolah.

  2. Variabel penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih1".

  Pada penelitian ini digunakan dua variabel yaitu :

  a. ^Variabel beba^ 1) Tingkat sosial ekonomi keluarga muslim di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

  Variabel bebas ini mempunyai indikator sebagai berikut: 1) Strata sosial berada pada tingkat bawah, menengah atau atas.

  2) Pendapatan rata-rata perbulan per kepala keluarga (KK) 3) Jenis pekerjaan keluarga muslim yang menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi.

  4) Biaya yang harus dikeluarkan (living cost) tiap bulan per kepala keluarga (KK). 1

10 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 133.

  

9 es adaran orang tua dari keluarga muslim dalam menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi”.

  Variabel-variabel ini mempunyai indikator sebagai berikut: 1. Menasehati / menyuruh anak masuk Perguruan Tinggi.

  2. Kemauan membiayai kuliah anaknya di Perguruan Tinggi.

  3. Mendorong / memotivasi seperti memberikan spirit kepada anaknya yang telah kuliah berupa hadiah jika memperoleh prestasi.

  4. Pengawasan / perhatian tentang kesungguhan anak dalam perkuliahan.

  3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang obyektif dan outentik serta valid, penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut: a. Metode Observasi atau Pengamatan

  Yaitu studi yang disengaja dan sistematis tentang gejala sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati langsung dan mencatatnya. Observasi ini dilakukan untuk mengamati tingkat sosial ekonomi dan kesadaran orang tua dari keluarga muslim dalam menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

  10 b. Interv iew atau Wawancara Yaitu suatu alat pengumpul informasi (data) dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan pula." Jadi di sini harus ada kontak langsung antara responden dengan peneliti. Dalam penelitian ini peneliti membawa daftar pertanyaan yang kemudian digunakan untuk mewawancarai Kepala Desa dan Ketua RW 01 s/d RW 07 di Desa Sidohaijo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali data tentang nama-nama KK yang mempunyai anak sekolah / kuliah di Perguruan Tinggi, dan tingkat sosial ekonomi keluarga muslim di Desa Sidoharjo Kecamatan

  I Susukan Kabupaten Semarang tahun 2005.

  c. Metode Kuesioner atau Angket Yaitu suatu alat pengumpul informasi (data) dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk responden yang kemudian diteliti.1

  1

  12 Angket diberikan kepada orang tua dari keluarga muslim yang mempunyai anak sekolah di Perguruan Tinggi yaitu anak yang masih duduk di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, baik Diploma maupun Sarjana. Untuk mendapatkan data tentang kesadaran orang tua dalam menyekolahkan di Perguruan Tinggi dan tingkat sosial ekonomi keluarga miskin di Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

11 Ibid, hal. 165.

  nIbid, hal. 167. d. Metode Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat dan memanfaatkan data yang ada di instansi terkait ' (dalam hal ini desa Sidoharjo) seperti daftar nama KK sebanyak 7 RW lengkap derrgan pekerjaannya.

  4. Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya dalah analisis data.

  Dalam menganalisis data, penulis melakukan 2 langkah analisis yaitu:

  a. Analisis Pertama dan Kedua Analisis ini, penulis lakukan untuk mengetahui kesadaran orang tua keluarga muslim dalam menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi dan tingkat sosial ekonominya. Teknik analisisnya menggunakan rumus:

  F P = ----- x 100%

  N Keterangan: P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi

  N = Jumlah subyek dalam golongan

  b. Analisis Ketiga Dalam analisis ketiga ini, penulis bermaksud mengetahui pengaruh tingkat sosial ekonomi terhadap kesadaran orang tua muslim dalam menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi. Teknik analisis yang 1

  3 13Suharsimi, Op.cit, hal. 200.

  

12 pen ulis gunakan adalah teknik “Korelasi Product Moment” dengan 14 mmus : _ _ _ _ _ 'Keterangan:....... ‘.... rs> = Koefisien korelasi antara variabel x dan y X = Variabel bebas, yaitu tingkat sosial ekonomi keluarga muslim di

  Desa Sidoharjo Kecamatan Susuka Kabupaten Semarang Y = Variabel terikat, yaitu kesadaran orang tua dari kaluarga muslim dalam mendidik akhlak anaknya N = Jumlah sampel yang diteliti

  H. Sisteniatika Untuk memudahkan penelaahan terhadap skripsi ini, maka dalam penyusunannya dibuat sistematika sebagai berikut:

  Pengasahan Motto dan Persembahan Kata Pengantar Daftar Isi, Daftar Lampiran, Daftar Tabel MSutrisno Hadi. Metodologi Research, Jilid II. Fak. Psikologis UGM. Yogyakarta. 1983. hal.

  294.

  

13 B ab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metodologi penelitian.

  Bab II Landasan teori, yang membahas atau mengupas tentang tingkat sosial ekonomi dan pendidikan di Perguruan Tinggi. Bab III Penyajian data, pada bab ini disajikan data yang diperoleh dari penelitian. Bab IV Analisis data, yang terdiri dari analisis pertama, kedua dan ketiga. Bab V Penutup dan saran.

  14

BAB II LANDASAN TEORI A. Sosial Ekonomi Keluarga dalam Masyarakat

  1. Kond isi Sosial Ekonomi Keluarga Perlu dimengerti bersama bahwa tujuan ekonomi berbeda dengan tujuan hidup manusia. Menurit pakar ekonomi Pakistan, M. Akram Khan,

  j

  tujuan hidup manusia untuk beribadah yaitu mengabdi semata-mata kepada AllahI6.Sedang menurut Islam tujuan hidup manusia adalah

  hasanah fi al dunya (kebaikan hidup di dunia) hasanah fi al akhirat

  (kebaikan hidup di akhirat), hal ini sesuai dengan sebuah ayat al-qur’an bahwa hendaknya manusia manusia itu menuntut kebahagiaan hidup di akhirat (karena hal itu lebih kekal), tetapi janganlah melupakan nasibnya di dunia.17

  Syair lagu ciptaan penyair terkenal Taufik Ismail yang dinyanyikan oleh group Bimbo berbunyi “barang siapa mengejar hidup di dunia, hanya akan memperoleh dunia saja, tetapi yang mengejar akhirat akan memperoleh akhirat, sekaligus dunia”. Pepatah jawa mengatakan “nggolak jeneng luwih becik ketimbang nggolak jenang”. Syair lagu dan pepatah jawa tersebut berbaikan dengan tujuan hidup, di mana tujuan ini tidak lain

  l6M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Lembaga Studi Agama dan Filasafat, Jakarta, 1999, hal. 7

11 Ibid, hal. 7

  

15 adalah mengarah pada tujuan aktivitas ekonomi, artinya bagaimana cara memperoleh, mengelola dan memanfaatkan ekonomi itu.

  Dewasa ini, ekonomi dianggap sebagai sumber ekologi, padahal dua istilah itu berasal dari satu kata yang sama yaitu oikos, merupakan kata Yunani yang artinya rumah atau rumah tangga. Maka ekologi adalah ilmu tentang rumah tanngga. Rumah tangga yang dimaksud di sini menurut Otto Sumarwoto (seorang ahli ekologi Indonesia) adalah rumah tangga makhluk hidup yang berada dalam satu sistem yang tunggal yaitu ekosistem . Sedangkan ekonomi yang berasal dari oikonomos artinya manajer atau pengelola rumah tangga.

  Sehubungan antara ekologi dan ekonomi berasal dari satu kata, maka menurut Haeckel Ekologi dapat diartikan sebagai “ekonomi mengenai makhluk hidup* 19.

  I Dalam konsep khalifah, manusia adalah M anager o f Resources, artinya pengelola sumber daya di bumi. Oleh sebab itu manusia wajib memuliakan dirinya sendiri. Dari konsep ini manusia senantiasa memiliki kecenderungan memperbaiki taraf hidupnya dan membangun lingkungannya.

  Usaha untuk memperbaiki taraf hidup dapat dilakukan dengan cara menumbuh kembangkan perekonomian yaitu melalui kegiatan produksi, distribusi dan jasa secara kerja sama (Cooperatif) dan partisipasi.

  hal. 81 "ibid, hal. 82

  19ibid,

  

16 Tolo k ukur keberhasilan pembangunan ekonomi masyarakat, menurut Dudley Seers20 ditentukan oleh tiga kriteria yaitu: a. Berkurangnya kemiskinan

  b. Menurunnya ketimpangan distribusi pendapatan

  c. Menurunnya tingkat pengangguran Beberapa cara orang memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini tergantung pada sumber daya alam dan sumber daya manusianya, artinya di daerah perkotaan berbeda dengan di daerah pedesaan. Di daerah pedesaan kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan dilakukan dengan cara: a. Bertani ala tradisional

  b. Buruh tani maupun buruh pabrik

  c. Berdagang d. Pegawai negeri sipil, yang jumlahnya masih sedikit.

  2. Jenis-jenis/Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat

  a. Lapisan Sosial Ekonomi Di dalam kehidupan manusia terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai kedudukan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menunjukkan pola perkembangan yang dipengaruhi oleh gejala- gejala dan masalah-masalah khusus, berkenaan situasi, geografis, ekonomis dan politik. Sebagai akibat perbedaan ini bisa menimbulkan terjadinya pergolakan dan perubahan struktur masyarakat yang menyangkut perubahan dan kekuasaan dalam menentukan arah dari

  20Dochak Latief, Pembangunan Ekonomi dan kebijakan Ekonomi Global[ Muhammadiyah University, Press, Surkarlo, 2003

  

17 ger ak perubahan-perubahan tersebut. Dari situasi seperti ini dapat diamati dan dipahami adanya kekuatan sosial yang menciptakan golongan sosial terkemukan (elite), serta kegiatan golongan sosial tersebut dalam menjalankan perubahan-perubahan masyarakat menjadi bangsa modem.

  Perubahan masyarakat tradisional ke arah modem akan menimbulkan peran serta fungsi dari lembaga-lembaga lama dan baru.

  Ada golongan yang mempertahankan status lama dan memandang perubahan sebagai ancaman, dilain pihak terdapat golongan elite baru yang melancarkan pembaharuan-pembaharuan, sehingga melahirkan pergeseran. Pergeseran-pergeseran tersebut akan membentuk pelapisan sosial dalam masyarakat.

  Aristoteles, seorang filosof Yunani pemah mengatakan bahwa masyarakat di dalam suatu negara, terbagi dalam tiga kelompok, yaitu : a) Kelompok yang kaya

  b) Kelompok yang miskin c) Kelompok yang berada di tengah-tengah21.

  Menurut Petirim Sorikin dalam bukunya "Sosial Stratification" menyatakan bahwa sistem lapisan masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat hidup secara teratur22.

  2lAisyah Dachlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama dalam Rumah Jamum, Jakarta, 1969, hal. 19 Tangga, 22Sudaryo, et.a. I/mu SosialDasar, loc.cit.

  A danya lapiran sosial dalam masyarakat bukan karena adanya perbedaan saja, akan tetapi karena kemampuan manusia menilai perbedaan itu dengan menerapkan berbagai kriteria. Artinya selama ada sesuatu yang dihargai dan sesuatu yang dihatgai itu akan menjadi bibit tumbuhnya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.

  b. Kelas Sosial Istilah kelas disini tidak selalu mengandung arti sama. Ada kalanya yang dimaksudkan dengan kelas adalah semua orang dan keluarganya yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan. Sedangkan mengenai kedudukannya tersebut dapat diketahui dan dibatasi oleh masyarakat umum. Dengan demikian maka pengertian kelas adalah sama dengan pengertian lapisan tanpa membedakan dasar lapisan seperti uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya.

  Max Weber membedakan juga atas dasar-dasar ekonomi dan dasar- dasar keduduk sosial dari lapisan itu. Adanya kelas yang bersifat ekonomsi dibagi lagi dalam kelas yang berstandarkan atas pemilikan tanah dan benda-benda dan kelas yang bergerak dalam bidang ekonomi dengan menggunakan keahliannya.

  Dalam proses perkembangan ke arah peningkatan derajat sosial, melalui pemenuhan kriteria ekonomi ilmu dan prestasi, seseorang dapat berada dalam status sosial class, class ini, karena setiap harinya disibukkan oleh kegiatan produktif, memerlukan "waktu senggang".

  Dan dengan pengisian waktu senggang ini, strata ini menjadi amat bermanfaat bagi perkembangan sosial. Dan dengan proses interelasi dan

  19 interaksi sosial, maka akan dapat terkurangi perbedaan derajat sosial, saling mengenal dan saling mengerti antara strata sosial yang ada.

  c. Konsepsi Islam Dalam Menanggulangi Kesenjangan Sosial Sebenamyalah bahwa orang miskin dan lemah tidaklah menuntut pemerataan sosial ekonomi yang sempuma, tetapi yang mereka dambakan adalah adanya perlakuan yang adil dalam kegiatan ekonomi dan sosialnya. Pemerataan yang sempuma yang seadil-adilnya adalah tidak mungkin, tetapi jiwa masyarakat akan tentram seandainya ketimpangan sosial ekonomi dirasakan berjalan cukup wajar, tidak cenderung semakin bertambah lebar jarak antara si kaya dan si miskin yang bisa menyebabkan dampak-dampak kecemburuan sosial dan sikap ketidakpedulian.

  Kita harus waspada bahwa masalah kaya-miskin dalam masyarakat bisa menjadi masalah yang rawan, karena keadaan itu dapat menimbulkan pertentangan sosial, sedangkan jurang perbedaan kaya- miskin yang mencolok sangat dirasakan sebagai pertentangan dengan rasa keadilan. Oleh karena adalah kewajiban kita untuk menghapus jurang perbedaan kaya-miskin, setidak-tidaknya harus dikurangi supaya sesuai dengan nilai-nilai keadilan dengan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi mereka.

  Upaya meningkatkan kesejahteraan itu dapat secara langsung memberikan bantuan kepada orang-orang miskin, agar mereka dapat meningkatkan mutu kehidupannya. Ataupun dapat berupa tindakan-

  20 tindakan yang berpengaruh demi mengurangi kesenjangan sosial antara kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat.

  Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa kebutuhan akan jaminan kesejahteraan sosial ekonomi bagi kelompok miskin amat mendesak. Maka upaya-upaya untuk menanggulanginya tentu membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak. Tidak harus mengandalkan dari program-program dan proyek-proyek pemerintah. Akan tetapi peran serta lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan organisasi keagamaan, yang didasari oleh dukungan segenap masyarakat justru akan lebih tangguh dan dapat diandalkan keberhasilannya. Dalam hal ini agama Islam memiliki prinsip yang asasi di dalam memandang masalah hak dan kewajiban bagi golongan kaya-miskin. Dan Islam telah memberikan konsep-konsep dasar yang kokoh kepada manusia untuk berkewajiban mewujudkan adanya jaminan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Salah satunya adalah mencakup lembaga zakat .

  Selain zakat, Islam juga menunjukkan pedoman untuk membelanjakan harta melalui infaq dan sedekah. Infaq sifatnya lebih umum dari pada zakat yaitu mengeluarkan harta benda untuk kemaslahatan umum, kepentingan-kepentingan di jalan Allah dan untuk orang yang membutuhkan. Sedangkan sedekah dimaksudkan untuk memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada sesama

  ! makhluk Allah dimuka bumi. 2

  3

  23Ahmad Suyuti, Selekta Khutbah J u m ’at, Pustaka Amani, Jakarta, Cet. Ke I, hal 11

  

21 All ah telah menjamin kepada orang-orang yang mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah, mereka tidak akan menjadi miskin, bahkan Allah akan memberkahi rezeki mereka. Sebagaimana finnan Allah SWT:

  I 4. JO L ^ m

  Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (dijalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.

  Sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi ju a l beli, tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafaat". (QS. A1 Baqoroh; 254).

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat Landasan filosofi perekonomian kita sejarah kemerdekaan 1945 adalah pancasila, sebagai sistem ekonomi kita adalah sistem ekonomi

  Pancasila. Pelaksanaan di lapangan, temyata berubah-ubah sebagai contoh kronologosnya; a. Tahunl945 sampai pertengahan 50-an, sistem perekonomian kita lebih mendekati sistem ekonomi liberal.

  b. Tahun 1956 sampai 1965 cenderung kesistem ekonomi sosial.

  c. Sejarah orde barn sampai sekarang lebih condong ke ekonomi liberal, tetapi namanya sistem ekonomi pancasila. Hal ini terjadi karena adanya dua kemungkinan24:

  24Dochak Latief, Op. Cit. hal.3

  

22 a. Sistem ekonomi pancasila belum mempunyai paradigma yangjelas sehingga seringkali terombang-ambing oleh paradigma liberal dan sosial secara bergantian.

  i

  b. Konsep pembangunan sendiri merupakan konsep yang terns berkembang, baik kekuasaan mapun isi dan maknanya.

  Usaha untuk mewujudkan pembangunan ekonomi di pedesaan beijalan secara konvensional artinya berjalan secara perlahan dan tanpa tantangan yang cukup berarti. Di samping itu lebih mengarah pada praktik individu daripada kooperatif. Adapun penyebab faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi menurut hemat kami adalah:

  a. Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah

  b. Mobilitas ekonomi tidak lancar

  c. Alat pengolah lahan dan bahan-bahan mentah sulit didapat

  d. Keinginan investasi rendah

  e. Lapangan pekeijaan terbatas

  f. Sumber Daya Alam (SDA) g. Kerja sama saling menguntungkan yang kurang.

  Sebagaimana dengan pembahasan di atas, maka dapat diartikan bahwa perekonomian pedesaan identik dengan perekonomian perkotaan.

  Oleh sebab itu perekonomian pedesaan secara fungsional dapat dirumuskan dengan tiga pengertian25;

  I

  25M. Dawam Raharjo, Op. Cit. Hal. 19

  23

  Pertam a : per ekonomian pedesaan adalah perekonomian yang dilakukan oleh kaum pedesaan.

  K edua : cakupannya meliputi pengusaha-pengusaha desa (termasuk petani dan pedagang).

  

K etig a : adalah yang pelakunya kewiraswastaan dalam pedesaan.

B. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Keluarga

  1. Pengertian keluarga Menurut Frank J. Mifflen, keluarga adalah dua orang atau lebih

  I yang terhubung melalui ikatan perkawinan atau ikatan darah yang biasanya memelihara tempat tinggal yang sama26.

  Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dapat mengurangi timbulnya masalah-masalah sosial, keutuhan, keserasian dan keharmonisan dalam keluarga merupakan faktor yang sangat penting. Orang tua sebagai pengisi hati nurani dan pendidik anak harus mampu melakukan tugas ini dengan penuh tanggung jawab dalam suasana kasih sayang antara orang tua dengan anak.

  Suatu keluarga dikatakan bahagia dan sejahtera bila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan berkurangnya rasa ketegangan, kekecewaan, dan puas terhadap emosi, dan sosial. Selain itu di dalam keluarga yang bahagia juga tercipta suasana tentram serta perasaan kasih dan sayang diantara sesama anggota keluarga.

  26Frank. J. Mifflen, et. Al. SosiaologiPendidikan Tarsito, Bandung, 1986, hal. 264

  

24 dikembangkan agar nantinya setelah dewasa mampu terjun di masyarakat. Karena itu orang tua harus benar-benar mempersiapkan diri menjadi pengasuh dan pendidik yang baik. Orang tua tidak boleh mengasuh dan mendidik anak mereka hanya dengan naluri saja, melainkan perlu persiapan yang matang.

  Suasana yang tercipta dalam suatu keluarga akan membentuk perilaku dasar anak, misalnya : a. Di dalam keluarga yang teratur dengan baik dan sejahtera anak akan memperoleh latihan-latihan dasar dalam mengembangkan sikap sosial yang baik dan kebiasaan berperilaku baik.

  b. Hubungan antara anggota keluarga menentukan pola hubungan sosial dan interaksi sosial yang luas dalam diri anak.

  c. Di dalam ikatan keluarga yang akrab dan hangat seorang anak akan memperoleh pengertian tentang hak dan kewajiban dan sikap tanggung jawab sehingga anak akan belajar mematuhi dan tata cara keluarga.

  d. Sikap keluarga dalam menghadapi suatu persoalan aklan membentuk sikap anak dalam memandang kehidupan mendatang.

  2. Peranan Keluarga

  a. Keluarga sebagai masyarakat kecil Keluarga sebagai tempat yang sangat penting dimana anak memperoleh kemampuan-kemampuan dasar yang akan terus

  25 Kelomp ok terkecil yang pertama kali dijumpai manusia sejak lahir adalah keluarga. Dalam pembentukan mental anak, peranan keluarga sangat penting.

  b. Keluarga sebagai pusat ketenangan hidup Dalam hal ini Aisyah Dachlan berpendapat: Sang ibu mengurus dan mengatur, menjadikan rumah tangga itu sebagai muara yang aman dan damai, pelabuhan yang teduh tenang dan tempat peristirahatan yang indah menarik untuk seluruh keluarga baik diwaktu suka dan duka waktu sedih dan senang, tempat mereka menyimpan hati27.

  c. Orang Tua Selaku Pendidik Rumah tangga tempat mencurahkan rasa hati keluarga, rasa cintanya, rasa kasih sayangnya baik antara suami istri atau anak dan orang tua. Satu arsiama yang tidak dapat dibantah bahwa rumh tangga merupakan sekolah pertama tempat mereka belajar hidup dan kehidupan belajar mengenal yang benar dan belajar mengenal yang saleh, belajar menghormati orang tua dan sanak saudara, belajar berakhlak dan berbudi pekerti baik, rumah tangga juga menjadi tempat ibadah pertama bagi anak-anak sebelum mereka mengenal masjid28.

  Pendidikan keluarga, merupakan pendidikan yang pasti dialami seseorang sejak dilahirkan, dan biasanya dilaksanakan sendiri oleh orang tua dan anggota keluarga yang lain.

  27Aisyiah Dachlan, op. C/t, hal. 17

  19Ibid, hal. 18

  

26

  1) Lemb aga pendidikan tertua.

  Ditinjau sejarah perkembangan pendidikan maka "keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling tua".

  Lembaga pendidikan lahir "sejak adanya manusia di mana orang tua yaitu ayah serta ibu sebagai pendidiknya dan anak sebagai si terdidiknya". 2) Lembaga pendidikan informal.

  Dengan lembaga informal yang dimaksud adalah lembaga pendidikan yang tidak terorganisir, tidak mengenai penjejangan kronologi atas dasar usia maupun pengetahuan/ketrampilan.

  3. Usaha atau Upaya Keluarga (orang tua) Terhadap Pendidikan Anaknya Kesadaran agama diperoleh anak dalam keluarga seeara training dari orang tua. Dengan bimbingan orang tua anak mengenai tentang kerajaan syurga. Pengenalan ini mendidik anak untuk berbuat baik.

  Anggota rumah tangga yang selalu beribadah atau menghubungkan dirinya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pencipta, Maha Penyayang akan membawa ketenangan hidup.

  Ketenangan hidup dapat dicapai apabila bahan mental yang mengganjal di hati (jiwa) dapat dihilangkan. Untuk mencapai dan menghilangkan beban itu setiap orang hendaknya bertaubat memohon ampunan kepada Allah, berdzikir (ingat) kepada Allah dan saling memaafkan diantara sesama manusia. Firman Allah dalam A1 Qur'an :

  Sifat-sifat umum keluarga sebagai pusat pendidikan :

  27

  q i a W \ a j i c jjl& i M V I ^JL ( jj^ la jj I j l a l (jj^ f

  Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi

  tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat A llahl ah hati menjadi tentram (Arrodu, 2 8 f9