EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA

PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh :

CERLI SURYANININGSIH F3308035 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap” (QS: Al-Insyirah 6-8)

DO what you love! LOVE what you do! Pilihlah apa yang kamu cintai untuk kamu lakukan. Tapi, kalau kamu tidak

berkesempatan untuk berbuat demikian, cintailah apa yang kamu

lakukan (Young on Top_Billy Boen)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu berusaha mengubah nasibnya sendiri” (Ar-Ra’du : 11)

Kupersembahkan : Teruntuk ibu dan (alm) ayah yang telah membesarkan dan mendidik

dengan penuh syukur

Untuk kakak yang selalu menjaga dengan penuh kasih sayang

Dan

Untuk seluruh teman-teman yang telah menjadi keluarga kedua bagiku

Alhamdulillah , penulis panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “EVALUASI SISTEM

PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL

SURAKARTA”. Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk menyelesaikan Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santoso T H, Msi, Ak selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, Msi, Ak selaku ketua Program Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

telah memberikan saran, nasehat, teguran dan motivasi yang membangun kepada penulis.

5. Bapak Ibu Dosen dan seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Ibu Nimri Rohmi, SE selaku Manajer yang telah membimbing dan

memberikan ilmu di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan Kamil.

7. Mbak Alma selaku Teller di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan Kamil yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

8. Seluruh karyawan di Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Insan Kamil.

9. (Alm) Bapak dan Ibuku tercinta penulis ucapkan terimakasih atas segala doa, cinta, kasih sayang, kesabaran, perhatian, dukungan dan motivasi baik moril maupun materiil yang tak pernah putus. Semoga penulis selalu dapat memberikan yang terbaik dan menjadi anak yang berbakti.

10. Kakakku yang terbaik Dwi Suryanto terimakasih untuk nasehat dan dukungan yang tiada hentinya kepada penulis. Yakin penulis akan menjadi adik terbaik buatmu dan membuat bangga untuk Ibu tercinta.

11. Pacarku tersayang Henry Cahyo Nugroho terimakasih untuk dukungan, bantuan, dan nasehat yang selama ini diberikan kepada penulis. Penulis tidak akan melupakan kebaikanmu selama ini. Keep Spirit! 11. Pacarku tersayang Henry Cahyo Nugroho terimakasih untuk dukungan, bantuan, dan nasehat yang selama ini diberikan kepada penulis. Penulis tidak akan melupakan kebaikanmu selama ini. Keep Spirit!

13. Teman-teman dekatku Dyah, Yuni, Amin terimakasih atas segala bantuan, saran, dukungan dan persahabatan yang sangat berharga bagi penulis.

14. Sahabat-sahabatku “Weksur” Dian, Citra, Destia, Dhita, Selvi, Dwi, Nisa, Marita, terimakasih atas pengalaman suka dukanya, dan persahabatan yang dibina sampai saat ini. Sukses Selalu. Keep Contact Whereever We Are!

15. Teman-teman Akuntansi 2008 terimakasih atas berbagai perjuangan, kebersamaan dan kekeluargaannya selama dibangku kuliah.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan tugas akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini masih jauh dari kesempunaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya tugas akhir ini. Penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi akademi, perusahaan, dan para pembaca yang budiman.

Surakarta, 16 Juni 2011

Penulis

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan ............................................. 70

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ................................. 71

5. Sistem Pengendalian Intern .......................................................... 71 BAB III TEMUAN

A. Kelebihan ..................... ....................................................................... 73

B. Kelemahan …................................................................................ ....... 74 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................. ............................................. 76

B. Saran .......................................... .......................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Halaman

1.1 Bagan Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil ..................................... 12

2.1 Diagram Akad Murabahah …………............................................................. 36

2.2 Bagan Alir Dokumen Sistem Pembiayaan Murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil …………........................................................ 58

1. Formulir Permohonan Pembiayaan.

2. Formulir Hasil Survey.

3. Akad Pembiayaan Murabahah.

4. Surat Tanda Terima Agunan.

5. Kartu Angsuran Pembiayaan.

6. Bukti Realisasi Pembiayaan.

7. Slip Realisasi Pembiayaan.

EVALUATION SYSTEM OF MURABAHAH FINANCING ON KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA

Cerli Suryaniningsih F3308035

The purpose of this research is to know and evaluate the murabahah financing system on KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. The step of this research is done by comparing between theory with Standard Operational Procedure (SOP) carried out by KJKS BMT Insan Kamil.

The results of this research are found strenght and weaknesses of the murabahah financing system implemented by KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. The advantages of this system include murabahah financing transactions involving operational functions, analyzer functions, financial functions, as well as accounting functions, existence a distinct of functions separation between finance functions and accounting functions, all documents which used have been authorized by the parties or the authorities. In addition to these advantages, there are also some disadvantages of not optimal by any other section granting authority to replace the marketing of the financing contract document made, document evidence of the realization of financing has not been made a double.

The conclusion of this research is the murabahah financing system implemented by KJKS BMT Insan Kamil has been running properly and adequately. Based on the results of research, the researchers give some suggestion on KJKS BMT Insan Kamil to give briefing to the accounting section to replace a part in making contract financing marketing and use of documents which duplicate the proof of the realization of the financing documents.

Keywords: The Murabahah Financing System, KJKS BMT Insan Kamil.

EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA

Cerli Suryaniningsih F3308035

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. Langkah dari penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara teori dengan Standar Operasional Prosedur yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil.

Hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan dari sistem pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil Surakarta. Kelebihan dari sistem ini antara lain transaksi pembiayaan murabahah melibatkan fungsi operasional, fungsi penganalisis, fungsi keuangan, serta fungsi akuntansi, adanya pemisahan fungsi yang tegas antara fungsi keuangan dan fungsi akuntansi, semua dokumen yang digunakan telah diotorisasi oleh pihak atau bagian yang berwenang. Selain kelebihan tersebut, juga ada beberapa kelemahan yaitu belum optimalnya pemberian wewenang oleh bagian lain untuk menggantikan bagian marketing dalam membuatkan dokumen akad pembiayaan, dokumen bukti realisasi pembiayaan belum dibuat rangkap.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem pembiayaan murabahah yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Insan Kamil telah berjalan dengan baik dan memadai. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran pada KJKS BMT Insan Kamil untuk memberikan pembekalan pada bagian akuntansi untuk menggantikan bagian marketing dalam membuat akad pembiayaan dan penggunaan dokumen yang rangkap pada dokumen bukti realisasi pembiayaan.

Kata Kunci: Sistem Pembiayaan Murabahah, KJKS BMT Insan Kamil.

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil

Baitul Maal wat Tamwil adalah kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha- usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil (profit sharing) untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan (Sumiyanto, 2008:15).

Menurut Muhamad (2000:113) menjelaskan bahwa Baitul Maal wat Tamwil adalah lembaga yang terdiri atas dua lembaga yaitu Baitul Maal dan Baitut Tamwil. Baitul Maal adalah lembaga yang kegiatannya menerima dan menyalurkan dana zakat, infak, dan sadaqah. Sedangkan Baitut Tamwil adalah lembaga yang kegiatannya mengembangkan usaha- usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha kecil bawah dan mikro dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan usaha ekonomi.

Menurut Sholahuddin dan Lukman (2008: 202) menjelaskan bahwa secara konseptual Baitul Mall wat Tamwil memiliki dua fungsi yaitu Baitut Tamwil dan Baitul Maal. Baitut Tamwil berasal dari kata Bait yang Menurut Sholahuddin dan Lukman (2008: 202) menjelaskan bahwa secara konseptual Baitul Mall wat Tamwil memiliki dua fungsi yaitu Baitut Tamwil dan Baitul Maal. Baitut Tamwil berasal dari kata Bait yang

Jadi, Baitul Mal wat Tamwil merupakan perpaduan fungsi antara Baitul Mal dan Baitul Tamwil untuk mendukung kegiatan masyarakat golongan bawah yang berlandaskan syari’ah. Disamping BMT mempunyai tujuan sosial untuk membantu sesama juga berperan serta menggerakkan perekonomian umat yang dibangun dengan asas manfaat, amanah, dan adil, dengan prinsip saling percaya, saling membantu, dan mengacu pada kaidah syari’ah.

2. Sejarah KJKS BMT Insan Kamil

Kehidupan ekonomi masyarakat kebanyakan terdiri dari masyarakat yang bermata pencaharian pedagang kecil dan menengah. Pada umumnya, mereka membutuhkan dana untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha produktif yang dimilikinya. Selama ini lembaga keuangan yang ada belum menjangkau kalangan bawah seperti pedagang kecil dan Kehidupan ekonomi masyarakat kebanyakan terdiri dari masyarakat yang bermata pencaharian pedagang kecil dan menengah. Pada umumnya, mereka membutuhkan dana untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha produktif yang dimilikinya. Selama ini lembaga keuangan yang ada belum menjangkau kalangan bawah seperti pedagang kecil dan

Menyadari akan hal tersebut, timbul kesadaran untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syari’ah islam. Hal ini menjadi suatu gagasan karena lembaga keuangan umumnya dalam menjalankan operasionalnya berdasarkan sistem bunga. Sistem tersebut sangat memberatkan usaha mikro kecil menengah yang akan memperluas modalnya. Oleh karena itu, didirikanlah BMT Insan Kamil sebagai lembaga pengelola dana (mudhorib) dari umat dan milik umat. BMT Insan Kamil didirikan pada tanggal 19 Mei 2004. Pendirian BMT Insan Kamil pada awalnya berasal dari dana yang dikumpulkan oleh para anggota pendiri BMT Insan Kamil. Dana yang terkumpul digunakan sebagai modal awal yang didasarkan atas akad wadiah yang merupakan titipan yang dijamin keamanannya dan atas izin penyimpan dana tersebut dimanfaatkan untuk pembiayaan produktif guna pengembangan ekonomi umat khususnya pengusaha kecil.

Juli 2004 dengan Nomor 14046/BH/KD.II/VII/2004. Pada awalnya BMT Insan Kamil berbentuk Koperasi Serba Usaha (KSU) yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU BMT Insan Kamil. KSU BMT Insan Kamil terletak di Jalan Kalilarangan No.153 Jayengan Surakarta. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pada tanggal 12 Januari 2010 secara resmi BMT Insan Kamil berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS). Perubahan menjadi KJKS didasarkan pada perubahan anggaran dasar dengan Nomor 01/PAD/KDK.II/I/I/2010. Perubahan ini disebabkan karena semakin kompleksnya permasalahan dalam BMT. Dengan berubahnya badan hukum Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah yang ditetapkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, BMT Insan Kamil lebih mudah dalam menyelesaikan masalah-masalah intern maupun ekstern. Hal ini karena telah memiliki aturan resmi yang khusus mengatur KJKS BMT Insan Kamil.

3. Visi, Misi, dan Tujuan KJKS BMT Insan Kamil

Sebagaimana lembaga keuangan lainnya KJKS BMT Insan Kamil juga mempunyai Visi, Misi, dan Tujuan. Adapun visi, misi, dan tujuan KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kualitas ibadah anggota untuk menjadi khalifatullah dalam memakmurkan dan meningkatkan taraf kehidupan.

b. Misi KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

Meningkatkan kualitas usaha ekonomi rakyat kecil dengan sistem syari’ah.

c. Tujuan KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

Meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta membangun tatanan perekonomian berdasarkan konsep syari’ah dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dalam ridho Allah SWT.

4. Sifat dan Fungsi KJKS BMT Insan Kamil

Sifat dan fungsi KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

a. Sifat KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

Sebagai pendukung usaha ekonomi rakyat kecil dengan melakukan semua kegiatan dengan konsep dan sistem syari’ah.

b. Fungsi KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

1) Membangun dan mengembangkan potensi ekonomi untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

2) Membentuk dan mengembangkan jaringan antar anggota dan asas

BMT.

Pada awalnya struktur permodalan untuk kegiatan operasional pada KJKS BMT Insan Kamil berasal dari simpanan pokok anggota pendiri. Namun seiring dengan perkembangannya, struktur permodalan pada KJKS BMT Insan Kamil ini juga diperoleh dari penghimpunan dana baik dari anggota, calon anggota maupun dari pihak lain. Adanya peningkatan dana yang dihimpun oleh KJKS BMT Insan Kamil dapat memperbesar modal, memperbesar aset, dan memperbesar operasi pembiayaan. Berikut ini sumber dana yang dihimpun oleh KJKS BMT Insan Kamil yaitu:

a. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib

Penyertaan modal di KJKS BMT Insan Kamil berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota. Simpanan pokok dibayar pada saat menjadi anggota dan tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Sedangkan simpanan wajib dibayar oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah yang sama untuk setiap bulannnya. Atas penyertaan dana tersebut anggota maupun KJKS BMT Insan Kamil memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU).

b. Simpanan Pokok Khusus

Simpanan pokok khusus merupakan sumber dana yang berasal dari simpanan para anggota pendiri KJKS BMT Insan Kamil. Oleh karena itu, simpanan ini menjadi salah satu dasar terbentuknya KJKS BMT Insan Kamil dan atas terbentuknya koperasi ini para anggota

BMT Insan Kamil.

c. Cadangan

Cadangan merupakan sumber dana yang diperoleh dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian Sisa Hasil Usaha (SHU) tiap tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan dapat menutup kerugian dan keperluan dalam memupuk permodalan.

6. Produk Layanan KJKS BMT Insan Kamil

Produk yang dihasilkan oleh KJKS BMT Insan Kamil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Baitul Mal

Baitul mal merupakan salah satu jenis produk yang memberikan pelayanan dalam bentuk menerima titipan zakat, infaq, shodaqoh dari para wajib zakat (muzakki) dan menyalurkannya kepada orang yang berhak menerima zakat (mustahiq) serta menjalankan peraturan dan amanahnya.

b. Baitut Tamwil

Baitut tamwil merupakan salah satu jenis produk yang memberikan pelayanan dalam bentuk penghimpunan dana berupa simpanan dan penyaluran dana berupa pembiayaan.

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk simpanan/tabungan dan simpanan berjangka. Simpanan yang dikelola dalam KJKS BMT Insan Kamil berdasarkan prinsip wadiah yadhamanah dan mudharabah mutlaqah. Simpanan yang berdasarkan prinsip wadiah yadhamanah adalah simpanan anggota pada koperasi dengan akad wadiah/titipan, namun dengan seizin penyimpan dapat digunakan oleh KJKS BMT Insan Kamil untuk kegiatan operasionalnya, dengan ketentuan penyimpan tidak mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan dananya, tetapi bisa dikompensasi dengan imbalan bonus yang besarnya ditentukan sesuai kebijakan KJKS BMT Insan Kamil. Sedangkan, simpanan yang berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah adalah simpanan anggota pada koperasi dengan akad mudharabah mutlaqah yang penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan. Adapun jenis-jenis simpanan yang dikelola oleh KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

a) Si Inka (Simpanan Insan Kamil)

Si Inka adalah jenis simpanan yang sistem penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan nisbah 70:30 dari pendapatan BMT.

Si Haj adalah jenis simpanan yang diperuntukkan bagi yang ingin menunaikan ibadah haji dan umroh.

c) Si Qurban (Simpanan Qurban)

Si Qurban adalah jenis simpanan yang diperuntukkan bagi anggota yang ingin memberikan qurban.

d) Si Dik (Simpanan Pendidikan)

Si Dik adalah jenis simpanan yang diperuntukkan untuk biaya pendidikan. Simpanan ini hanya bisa diambil pada waktu tertentu saja seperti pada saat tahun ajaran baru.

e) Si Jaka (Simpanan Berjangka)/Deposito

Si Jaka adalah jenis simpanan yang sistem penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati, dengan nisbah 65:35 dari pendapatan BMT. Simpanan ini berjangka waktu 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Pihak yang melakukan investasi ini mendapatkan bagi hasil sesuai dengan perjanjiannya.

f) Si Ama (Simpanan Amanah)

Si Ama adalah jenis simpanan untuk rekening khusus infaq, zakat, dan shodaqoh serta lainnya juga diperuntukkan bagi mereka yang menyimpan tanpa mengharapkan bagi hasil.

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut. Adapun jenis-jenis pembiayaan di KJKS BMT Insan Kamil meliputi:

a) Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama permodalan usaha dimana KJKS BMT Insan Kamil sebagai pemilik modal (shohibul maal) menyetorkan modalnya kepada anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya sebagai pengusaha (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad dengan ketentuan pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan (nisbah) dan apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan kelalaian penerima pembiayaan.

b) Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa

c) Murabahah

Murabahah adalah akad pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk pembelian barang-barang yang akan dijadikan modal kerja atau tagihan atas transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual (koperasi) dan pembeli (anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya). Atas transaksi jual beli tersebut mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa margin (keuntungan) yang disepakati di muka sesuai akad.

d) Al Ijarah

Al ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa dalam jangka waktu tertentu yang disepakati. Pada akhir waktu sewa dapat diberikan pilihan hak kepemilikan barang ditangan penyewa atau nasabah dengan kesepakatan.

7. Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil

Struktur organisasi merupakan suatu urutan manusia atau orang yang disusun menurut tugas dan kewajibannya. Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab didalam bidangnya masing- Struktur organisasi merupakan suatu urutan manusia atau orang yang disusun menurut tugas dan kewajibannya. Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab didalam bidangnya masing-

STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI’AH BMT INSAN KAMIL

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi KJKS BMT Insan Kamil

Rapat Anggota

Administrasi Umum

Deskripsi jabatan untuk pembagian wewenang, tugas, dan tanggung jawab dalam KJKS BMT Insan Kamil antara lain:

a. Pengawas

Pengawas berfungsi sebagai lembaga struktural yang secara fungsional melakukan kepengawasan teknis operasional di lingkungan KJKS BMT Insan Kamil. Adapun tugas pengawas adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan fungsional leadership puncak sebagai panutan (teladan), berprakarsa (berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil, tegas, dan objektif.

2) Melaksanakan fungsi supervisor yaitu memberikan arahan, saran, bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian, dan pengawasan kepada pejabat/staf bawahannya.

3) Mengadakan pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali mengenai hal uang, surat berharga, persediaan barang, alat perlengkapan, dan mengenai kebenaran pembukuan serta kebijaksanaan pengurus dalam menyelenggarakan organisasi dan Koperasi.

4) Menyampaikan laporan secara tertulis dalam Rapat Anggota

Tahunan.

Pengurus berfungsi sebagai lembaga struktural di lingkungan KJKS BMT Insan Kamil yang dipilih dan diangkat melalui RAT yang secara fungsional sebagai pengendali visi dan misi di lingkungan KJKS BMT Insan Kamil.

Tugas pokok pengurus dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai berikut:

1) Melaksanakan fungsi leadership yaitu sebagai panutan (teladan), berprakarsa (berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil, tegas, dan objektif.

2) Melaksanakan fungsi manajemen yaitu melaksanakan planning, budgeting, organizing, actuating, decissioning, controlling, reporting, evaluating .

3) Melaksanakan fungsi administrator tertinggi seperti menandatangani surat, perjanjian/akad, memvalidasi, otorisasi laporan dan keuangan.

4) Melaksanakan fungsi public relation seperti menjalin hubungan dengan masyarakat, anggota, lembaga sejenis, instansi, dan institusi terkait.

5) Melaksanakan fungsi supervisor seperti memberi arahan, saran, bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian, dan pengawasan kepada staf bawahannya.

berikut:

1) Membuat keputusan dan kebijakan operasional yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan prosedur operasional baku.

2) Mengangkat, memberhentikan, memutasi, memberi promosi, sangsi, dan penghargaan kepada pengelola dengan sepengetahuan dan sepersetujuan pengawas.

3) Melakukan perjanjian/kontrak dan kerja sama kelembagaan.

4) Membatalkan dan mengoreksi keputusan, tindakan, dan kebijakan yang dilakukan oleh bawahannya bila bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar, anggaran rumah tangga, prosedur operasional baku, keputusan serta ketentuan dan kesepakatan yang telah disetujui bersama.

Tanggung jawab pengurus dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai berikut:

Pengurus bertanggung jawab atas seluruh aspek operasional KJKS BMT Insan Kamil baik secara normatif, formatif, dan material kepada anggota, pengawas, masyarakat, dan pemerintah.

c. Manajer

Manajer berfungsi sebagai pimpinan operasional di kantor KJKS BMT Insan Kamil.

berikut:

1) Melaksanakan fungsi leadership yaitu sebagai panutan, berprakarsa (berinisiatif), bersikap tanggung jawab, adil, tegas, dan objektif.

2) Melaksanakan fungsi manajemen yaitu melaksanakan planning (harian, mingguan, bulanan, dan tahunan), budgeting, organizing, actuating, controlling, reporting, evaluating.

3) Melaksanakan fungsi administrator yaitu menandatangani surat/perjanjian/akad, memvalidasi, dan otorisasi laporan keuangan.

4) Melaksanakan fungsi public relation yaitu menjalin hubungan dengan masyarakat, nasabah, lembaga sejenis, instansi dan institusi terkait.

5) Melaksanakan fungsi supervisor yaitu memberi arahan, saran, bimbingan, motivasi, nasihat, jalan keluar, penilaian dan pengawasan kepada staf bawahannya.

Wewenang manajer dalam KJKS BMT Insan Kamil sebagai berikut:

1) Menerima atau menolak pengajuan permohonan sebagai anggota KJKS BMT Insan Kamil sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

2) Menerima atau menolak pengajuan permohonan membuka rekening simpanan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

prosedur dan ketentuan yang berlaku.

4) Memberikan persetujuan atau penolakan realisasi pembiayaan

sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

5) Melakukan akad pembiayaan sesuai dengan syarat, prosedur, dan

ketentuan yang berlaku.

Tanggung jawab manajer dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut: Manajer betanggung jawab atas seluruh aspek operasional kantor yang dipimpinnya baik secara normatif, formatif, dan material kepada pengurus.

d. Teller

Teller berfungsi sebagai pelaksana teknis front office yang meliputi pelaksanaan teknis kasir, teller, dan front office.

Tugas teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Melayani dan memberikan informasi tentang produk-produk KJKS

BMT Insan Kamil kepada nasabah.

2) Melayani transaksi funding maupun financing.

3) Meneliti secara cermat alat dan bukti transaksi tentang kelengkapannya, keabsahannya, kebenarannya dan legalitasnya.

4) Membuat laporan transaksi funding, financing, kas dan lainnya

serta rekapannya kepada bagian pembukuan.

kas yang diluar kewenangannya kepada pejabat yang berwenang dan memiliki otoritas untuk itu.

Wewenang teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Berwenang menolak transaksi yang tidak memenuhi syarat dan

prosedur baku KJKS BMT Insan Kamil.

2) Berwenang menolak transaksi yang tidak terbukti atau diragukan

keabsahannya, kebenarannya, dan legalitasnya.

3) Berwenang menolak transaksi yang telah ditentukan tidak mendapat persetujuan atau otorisasi dari pejabat yang berwenang.

Tanggung jawab teller dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab secara moral, material dan administratif atas

pekerjaan yang menjadi tugasnya.

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis administratif

teller , kasir, dan customer service.

3) Bertanggung jawab atas validasi dan akurasi data transaksi funding,

financing, dan kas.

4) Bertanggung jawab kepada manajer.

e. Akuntansi

Bagian akuntansi berfungsi sebagai pelaksana teknis administrasi Bagian akuntansi berfungsi sebagai pelaksana teknis administrasi

1) Melakukan verifikasi, validasi data-data, dan bukti-bukti transaksi

serta kebenaran faktualnya.

2) Melakukan pembukuan akuntatif dan membuat laporan keuangan

serta laporan lainnya yang diperlukan oleh lembaga.

3) Bersama manajer melakukan koordinasi untuk mengendalikan dan

menjaga kesehatan rasio keuangan.

4) Melayani dan memberikan data/laporan dalam rangka pelaporan rutin, pengawasan rutin, serta keperluan audit dan investigasi.

Wewenang bagian akuntansi dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Berwenang meminta data dan bukti-bukti pendukungnya yang berkaitan dengan transaksi yang terjadi di kantor yang dilakukan oleh manajer maupun seluruh staf KJKS BMT Insan Kamil.

2) Berwenang menolak melakukan transaksi kredit bila membuat

rasio keuangan menjadi tidak sehat.

3) Berwenang memberikan laporan, data, arsip maupun dokumen yang diminta dengan sepengetahuan dan persetujuan manajer.

4) Tidak berwenang memberikan data, informasi, dan berkas kepada pihak lain atau instansi lain tanpa persetujuan manajer atau pengurus.

Kamil adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab secara moral, material, dan administrasi atas

pekerjaan yang menjadi tugasnya.

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi.

3) Bertanggung jawab atas validitas dan akurasi transaksi funding,

financing , dan accounting.

4) Bersama manajer bertanggung jawab atas kesehatan rasio keuangan

dan performa keuangan.

5) Bertanggung jawab kepada manajer.

f. Marketing

Bagian marketing berfungsi sebagai agen, pemasaran, penagihan, dan surveyor di KJKS BMT Insan Kamil. Tugas bagian marketing dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Bertugas melaksanakan kegiatan keagenan mewakili lembaga di lapangan dalam melayani anggota yang membutuhkan transaksi dengan lembaga seperti setoran atau penarikan simpanan sesuai dengan syarat, prosedur yang telah ditetapkan dan berlaku serta sesuai dengan kewenangannya.

2) Bertugas melaksanakan kegiatan pemasaran atas produk-produk KJKS BMT Insan Kamil kepada masyarakat sesuai dengan target, sasaran, dan segment yang telah ditentukan/diprogramkan.

yang mengajukan pembiayaan atas tugas/rekomendasi dari manajer.

4) Bertugas melaksanakan kegiatan penarikan angsuran/pengembalian pembiayaan, bagi hasil atau margin mark-up atas pembiayaan yang diberikan oleh lembaga.

Wewenang bagian marketing dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Berwenang melakukan cross check data antara data di anggota dan

data di kantor.

2) Berwenang melakukan negoisasi dalam melaksanakan tugas-tugas funding dalam berbagai aspek, seperti aspek jenis simpanan, jenis akad, jangka waktu, dan nisbah bagi hasil/mark-up.

3) Berwenang melakukan negoisasi dan pendekatan yang dirasa tepat dan efektif dalam melakukan penarikan/penagihan pembiayaan.

4) Berwenang membuatkan akad pembiayaan dalam KJKS BMT

Insan Kamil.

Tanggung jawab bagian marketing dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab secara moral, material, administratif atas

pekerjaan yang menjadi tugasnya.

BMT Insan Kamil.

3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemasaran atas

produk-produk KJKS BMT Insan Kamil.

4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan survey bagi calon anggota pembiayaan yang mengajukan pembiayaan ke KJKS BMT Insan Kamil.

5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan penarikan angsuran/pengembalian pembiayaan, bagi hasil/ margin mark-up dari pembiayaan yang diberikan oleh KJKS BMT Insan Kamil.

6) Bertanggung jawab kepada manajer.

g. Administrasi Umum

Bagian administrasi umum berfungsi sebagai pelaksana teknis administrasi umum di KJKS BMT Insan Kamil. Tugas bagian administrasi umum dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Melakukan kegiatan teknis administrasi, personalia, dan kearsipan .

2) Melakukan kegiatan teknis inventaris dalam bentuk pengelolaan

dan pembelian inventaris kantor.

Wewenang bagian administrasi umum dalam KJKS BMT Insan Kamil adalah berwenang untuk memberikan usulan tentang kebutuhan inventaris.

Insan Kamil adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis administrasi

umum dan personalia.

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis kearsipan,

dokumentasi, dan inventarisasi.

3) Bertanggung jawab kepada manajer.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini tidak dipungkiri bank merupakan salah satu faktor terpenting dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Di Indonesia telah berdiri banyak bank, namun kebanyakan bank tersebut masih menerapkan sistem konvensional yaitu sistem dan kinerjanya masih belum berpegang teguh pada prinsip dasar yang berlandaskan syari’ah. Seiring dengan hal tersebut wacana mengenai lembaga keuangan syari’ah mulai merebak ditengah masyarakat Indonesia yang memperbincangkan mengenai pro dan kontra atas hukum bunga bank. Dengan adanya kontroversi mengenai bunga bank, maka di Indonesia mulai melirik untuk mendirikan lembaga keuangan yang berlandaskan syari’ah.

Perkembangan lembaga keuangan syari’ah ternyata mengalami kemajuan pesat di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya Undang- Undang No.10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No.7 Tahun Perkembangan lembaga keuangan syari’ah ternyata mengalami kemajuan pesat di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya Undang- Undang No.10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No.7 Tahun

Dalam perkembangannya sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syari’ah yaitu lembaga keuangan syari’ah berupa bank dan non bank. Lembaga keuangan syari’ah yang berupa bank terdiri dari Bank Umum Syari’ah (BUS) dan Unit Usaha Syari’ah (UUS), sedangkan lembaga keuangan syari’ah non bank antara lain berupa Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) dan Unit Simpan Pinjam Syariah (USPS).

Fungsi lembaga keuangan syari’ah pada dasarnya sebagai lembaga perantara antar intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. Bank syari’ah pada kenyataannya masih belum mampu menjangkau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Padahal lapisan inilah yang merupakan penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa layanan pembiayaan dengan menggunakan pendekatan perbankan sulit dilakukan dan tidak menjangkau UMKM dikarenakan adanya faktor yang membatasi hubungan UMKM dengan perbankan, seperti masalah agunan dan formalitas. Namun demikian, telah ada lembaga keuangan syari’ah yang berpihak pada pengusaha mikro yaitu Baitul Mal Wat Tamwil.

ini mulai bermunculan. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga keuangan syari’ah yang dalam kegiatan operasionalnya berlandaskan syari’ah islam dengan menghimpun dana dari masyarakat, kemudian difungsikan kembali secara profesional, amanah dan adil untuk membantu kepentingan anggota maupun masyarakat yaitu dalam upaya mengembangkan usaha produktif guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan. Salah satu dari sekian banyak BMT yang ada di kota Surakarta adalah BMT Insan Kamil.

Keberadaan BMT Insan Kamil di Kota Surakarta mulai banyak dinikmati oleh masyarakat, hal ini tidak lain dikarenakan bentuk pelayanan BMT yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada nasabah karena dapat menghindarkan dari sistem riba. BMT tidak menerapkan sistem bunga bank melainkan bagi hasil dan mark up (Jasa yang diberikan oleh nasabah atas pembiayaan dari BMT sesuai dengan perjanjian awal atas dana yang dipinjamnya).

Beberapa bentuk pelayanan yang dikeluarkan BMT Insan Kamil dalam menarik dana dari masyarakat yaitu berupa simpanan dan deposito. Disamping itu, BMT Insan Kamil juga mengeluarkan produk yang berupa pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat maupun pengusaha kecil.

Dalam pemberian pembiayaan, produk-produk yang ditawarkan oleh BMT Insan Kamil cukup variatif, sehingga mampu memberikan pilihan atau alternatif bagi calon debitur dalam memanfaatkannya. Dari sekian banyak Dalam pemberian pembiayaan, produk-produk yang ditawarkan oleh BMT Insan Kamil cukup variatif, sehingga mampu memberikan pilihan atau alternatif bagi calon debitur dalam memanfaatkannya. Dari sekian banyak

Dalam pemberian pembiayaan murabahah, mulai dari pengajuan sampai dengan pencatatan akuntansiya telah sesuai dengan prosedur yang ada. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih ada bagian yang merangkap fungsi. Oleh karena itu, evaluasi terhadap sistem pembiayaan murabahah sangat diperlukan agar dalam menjalankan operasional pembiayaan dalam BMT Insan Kamil dapat berjalan secara lebih baik lagi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN

MURABAHAH PADA KJKS BMT INSAN KAMIL SURAKARTA”.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan tugas akhir ini penulis merumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil Surakarta?

2. Apakah sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil Surakarta sudah memadai?

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil Surakarta.

2. Mengevaluasi sistem pembiayaan murabahah pada KJKS BMT Insan Kamil Surakarta.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Penulis Hasil penelitian dapat membantu peneliti dalam memperoleh pemahaman yang jelas mengenai sistem pembiayaan murabahah.

2. Bagi KJKS BMT Insan Kamil Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi KJKS BMT Insan Kamil untuk memperbaiki sistem pembiayaan murabahah .

3. Bagi Pembaca Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan/wawasan tentang sistem pembiayaan murabahah, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi penyusunan tugas akhir bagi peneliti-peneliti berikutnya.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Sistem dan Prosedur

Sebuah sistem mempunyai peranan yang sangat besar bagi perusahaan, karena dengan adanya sistem kinerja perusahaan akan lebih teratur dan dapat dikoordinir, sehingga dapat memperkecil kemungkinan adanya berbagai kecurangan dan penyelewengan dalam perusahaan. Oleh karena itu, suatu sistem sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan maupun instansi untuk membentuk jaringan kerja yang sistematis dan terorganisir.

Menurut Mulyadi (2008:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan (Cole dalam Zaki Baridwan, 1990:1).

Menurut Mulyadi (2008:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara beragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.

biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi (Cole dalam Zaki Baridwan, 1990:1).

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal dilakukan untuk mencatat informasi akuntansi ke dalam formulir, buku jurnal dan buku besar yang meliputi menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih (mensortasi), memindahkan, dan membandingkan.

2. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Haryono Jusup (2003:395) menjelaskan bahwa sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-hasilnya.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2008:3). Dari definisi sistem akuntansi tersebut, Mulyadi (2008:3) membagi unsur-unsur pokok sistem akuntansi menjadi lima yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2008:3). Dari definisi sistem akuntansi tersebut, Mulyadi (2008:3) membagi unsur-unsur pokok sistem akuntansi menjadi lima yaitu formulir, jurnal, buku besar, buku

a) Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir juga sering disebut dengan istilah dokumen. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan.

b) Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dari data lainnya. Sumber informasi pencatatan dalam jurnal adalah formulir. Hasil dari jurnal ini akan di-posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar.

c) Buku Besar

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Buku besar ini disatu pihak lain dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, dipihak lain dipandang sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir, karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan.

e) Laporan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan ini dapat berupa neraca, laporan rugi/laba, laporan perubahan laba yang ditahan, dll. Laporan keuangan ini berisi informasi yang merupakan keluaran dari sistem akuntansi.

Menurut Mulyadi (2008:19) tujuan umum pengembangan dari sistem akuntansi adalah sebagai berikut:

a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.

c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

akuntansi.

3. Pembiayaan dengan Prinsip Murabahah

a. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama perrmodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut (Keputusan Nomor 90/Kep/M.KUKM/IX/ 2004).

Menurut Sumiyanto (2008:165) pembiayaan adalah aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguna dana, memilih jenis usaha yang akan dibiayai, dan menentukan anggota mana yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif, menguntungkan dan dikelola oleh anggota yang jujur dan bertanggung jawab.

Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba (Dewan Syariah Nasional dalam Wiroso, 2005:13-14).

dijalankan oleh lembaga keuangan syari’ah yang berupa Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Berikut ini beberapa alasan mengapa transaksi murabahah begitu dominan dalam pelaksanaan investasi di lembaga keuangan syari’ah adalah sebagai berikut ini (Saeed dalam Wiroso, 2005:13).

1) Murabahah adalah mekanisme penanaman modal jangka pendek dengan pembagian untung rugi atau bagi hasil/PLS (profit and loss sharing) .

2) Mark-up (keuntungan atau margin) dalam murabahah dapat ditetapkan dengan cara yang menjamin bahwa lembaga keuangan syari’ah mampu mengembalikan dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional yang berbasis bunga.

3) Murabahah menghindarkan ketidakpastian yang dilekatkan dengan perolehan usaha berdasarkan sistem PLS (profit and loss sharing) .

Murabahah adalah akad jual beli atas suatu barang dengan harga yang disepakati antara penjual dan pembeli, setelah sebelumnya penjual menyebutkan dengan sebenarnya harga perolehan atas barang tersebut dan besarnya keuntungan yang diperolehnya (Veithzal dan Andria, 2008:145).

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah adalah tagihan atas transaksi penjualan

(margin) yang disepakati oleh pihak penjual (koperasi) dan pembeli (anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya), atas transaksi jual beli tersebut mewajibkan pembeli untuk melunasi kewajibannya sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa margin keuntungan yang telah disepakati di muka sesuai akad pembiayaan.

b. Unsur-Unsur Pembiayaan Murabahah

Menurut Veithzal dan Andria (2008:4) unsur-unsur yang terdapat dalam pembiayaan adalah sebagai berikut:

1) Adanya dua pihak yaitu pemberi pembiayaan (shahibul mal) dan

penerima pembiayaan (mudharib).

2) Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang

didasarkan atas prestasi dan potensi mudharib.

3) Adanya persetujuan berupa kesepakatan pihak shahibul mal dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib kepada shahibul mal.

4) Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shahibul mal

kepada mudharib.

5) Adanya unsur waktu (time element). Pembiayaan terjadi karena unsur waktu, baik dilihat dari shahibul mal dan mudharib.

6) Adanya unsur risiko (degree of risk) baik di pihak shahibul mal

maupun mudharib.

Menurut Wiroso (2005:46) dalam fatwa Nomor 04/DSN- MUI/IV/2000 Tanggal 1 April 2000 tentang murabahah, sebagai landasan syari’ah transaksi murabahah adalah sebagai berikut:

1) Al-Qur’an

“....Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.......”.(QS. Al- Baqarah [2]:275) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu......”. (QS. An-Nisa’ [4]:29)

“Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan....”

2) Al-Hadits

Dalam hadits Nabi riwayat Ibnu Majah bersabda, “Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual ” (HR Ibnu Majah dari Shuhaib).

Hadits Nabi riwayat Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad: “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya”.

Menurut Sumiyanto (2008:155) menjelaskan bahwa dalam penerapan pembiayaan murabahah, KJKS BMT bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual barang halal tertentu yang dibutuhkan anggota (nasabah). Secara umum prosedur pembiayaan murabahah pada KJKS BMT dapat dijelaskan pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Diagram Akad Murabahah

Adapun penjelasan dari gambar 2.1 diatas adalah sebagai berikut:

1) Mula-mula KJKS BMT membeli barang kepada supplier sebagaimana yang dimaksud oleh pihak ketiga (anggota) dengan harga tertentu secara langsung.

2) Selanjutnya KJKS BMT menjual barang tersebut kepada anggota dengan harga tertentu setelah ditambah keuntungan (mark up) yang disepakati bersama pada akad murabahah.

Jual Barang

KJKS BMT SUPPLIER Beli Tunai

ANGGOTA Kirim Barang

Pembayaran dengan Tangguhan/Cicilan

ada kaitannya dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar.

3) Anggota membayarkan cicilan/angsurannya sesuai dengan jumlah yang telah disepakati bersama sampai dengan akhir pelunasan utang kepada pihak KJKS BMT.

4. Sistem Pembiayaan Murabahah

a. Sistem Pembiayaan Murabahah

Dalam sistem pembiayaan murabahah pada prinsipnya sama dengan proses pemberian pembiayaan dengan prinsip yang lain, yang membedakan adalah isi dari akadnya saja, yaitu margin dengan prinsip jual beli.

b. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengevaluasi Sistem

Pembiayaan Murabahah

a. Unit organisasi yang terkait dalam sistem pembiayaan

murabahah :

a) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab

fungsional secara tegas.

b) Sistem wewenang otorisasi dan proses pencatatan.

c) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi

setiap unit organisasi.

b. Dokumen yang digunakan dalam sistem pembiayaan

murabahah : murabahah :

b) Dokumen yang digunakan tersebut harus sudah cukup memadai dan merekam data-data kegiatan pembiayaaan murabahah .

c) Dokumen yang digunakan dibuat rangkap agar tidak terjadi

penyelewengan.

c. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pembiayaan

murabahah :

a) Catatan akuntansi harus berdasarkan dokumen sumber dan

dokumen pendukung.

b) Catatan akuntansi harus mencatat semua transaksi yang

benar-benar terjadi.

c) Catatan akuntansi harus mencatat transaksi dalam periode

akuntansi yang seharusnya.

d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembiayaan

murabahah :

a) Jaringan yang membentuk suatu sistem akuntansi harus dapat membentuk sistem pembiayaan murabahah yang sebenarnya.

b) Jaringan prosedur yang membentuk suatu sistem akuntansi harus dapat dilaksanakan sesuai dengan sistem tersebut.

a) Bagan alir yang terdapat dalam sistem pembiayaan murabahah dapat menjelaskan analisis sistem dan rancangan sistem kepada pemakai informasi.