PENG A RUH K ELUARG A DALAM M ENING K ATK AN M O T IV A S I D A N M E N G A T A S I K E SU L IT A N BELA JA R SISW A DI M AN 2 BOYO LALI

  V Perpustakaan

  STAIN Salatiga

  08TD1011738.01

PEN G A R U H K ELUARG A DALAM M EN IN G K A TK A N

M O T IV A S I D A N M E N G A T A S I K E SU L IT A N

BELA JA R SISW A DI M AN 2 BOYO LALI

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana S.Pdi.

  

NIM. 11103029

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

  

2008

  

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721 Website : WWW. stain salatiga.ac.id E-m ail: administrasi @ stain salatiga.ac.id

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga dengan skripsi ini, tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian Deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 26 Februari 2008 Peneliti

  Siti Nurianah

  NIM. 11103029 Peni Susapti, M. Si. Dosen STAIN Salatiga

  Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga Telp. (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50712 NOTA PEMBIMBING

  Salatiga, 26 Februari 2008 Lamp : 3 eksamplar

  Kepada Hal : Naskah Skripsi

  Yth. Ketua STAIN Salatiga Sdri. Siti Nuijanah di -

  Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah saudari: Nama : Siti Nuijanah NIM : 11103029 Jurusan : Tarbiyah Progdi : Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH KELUARGA DALAM MENINGKATKAN

  MOTIVASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2006/2007 Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

  Demikian harap menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Fax. 323433 Salatiga 50721 Website : WWW. stain salatiga.ac.id E-m ail: administrasi @ stain salatiga.ac.id

  Skripsi saudari SITI NURJANAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103029 yang beijudul PENGARUH KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA MAN 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2007/2008 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 19 Maret 2008 yang bertepatan dengan tanggal 11 Rabiul Awal 1428 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 24 Maret 2008

  11 Rabiul Awal 1428 H Panitia Ujian

  

MOTTO

  “Wahai Rosulullah, sesungguhnya aku mencari ilmu dan aku menutupinya, namun ada orang lain mengetahuinya lalu dia ta’jub kepadaku” Beliau bersabda “engkau mendapatkan dua pahala, satu pahala karena engkau menyembunyikannya dan satu pahala karena ilmumu dilihat orang lain”.

  • Abu Hurairah dan Ibnu Mas’ud Dengan agama kehidupan menjadi terarah, dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan:

  • Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih atas do’a dan kasih sayangnya
  • Adik-adikku tercinta Muhammad ChoiruI Amin dan Nairn Matur Rahmawati • Sahabat-sahabatku sepeijuangan di HMI cabang Salatiga, di Komisariat Wali Songo dan Ganesha, beij uanglah se
  • Sahabat-sahabatku di kost bu Rohani; Surati, Fitri, Ella, Nanik, Ani, Dewi, Ema,

  Mbak Yanti, Sisca

  • Sahabat-sahabatku tercinta Mahasiswa Tarbiyah PAI B Angkatan 2003; Yuli,

  Widayanto, Mashuri, Dekik, Fitri, Nella, Janah, Mariana Ulfa, Titik, Cie, Amrina, Ulfatun, Zaidun, Hid, Nur Hidayati, Evi, Ani

  • Teman-temanku; Rahma, Musbikhah, Eni, Sani, Yayuk, Ina, Nasir, Arif, David,

  Jaya

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Illahi Robbi yang senantiasa memberi hidayah kepada manusia menuju kebaikan dan syukur terdalam penulis haturkan kehadrat-Nya. Salam untuk Rosul junjungan tercinta, petunjuk umat manusia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KELUARGA DALAM

  MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2007/2008”.

  Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik material maupun spiritual, skripsi ini tidak akan selesai sesuai dengan yang ditargetkan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Imam Santoso, M. Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga

  2. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas, sabar dan tekun dalam membimbing penulis pada saat skripsi ini disusun

  3. Bapak dan Ibu dosen yang banyak memberikan jasanya, mendidik penulis dalam menuntut ilmu di STAI Salatiga

  4. Bapak M. Fuad, M.Pd. selaku Kepala Sekolah MAN 2 Boyolali yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian

  5. Team Perpustakaan STAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan buku- buku kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini

  6. Ibu Bapak tercinta yang telah berkorban banyak baik material dan spiritual

  7. Adik-adikku Muhammad dan Nairn yang memberikan semangat kepada penulis

  8. Teman-temanku sepeijuangan PAI B angkatan 2003

  9. Teman-temanku di kost bu Rohani

  10. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

  Dengan sedikitnya kemampuan yang ada, penulis telah berusaha menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya. Namun demikian, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang budiman demi kesempurnaan skripsi ini, semoga bermanfaat untuk semuanya. Amin.

  Salatiga, 26 Februari 2008

  DAFTAR ISI Halaman

  

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   B. Data Tentang Pengaruh Keluarga Dalam Meningkatkan Motivasi dan Mengatasi Kesulitan

  

  

  

  

  

  

  

  

   LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................

  DAFTAR TABEL Halaman

  

  

  

  

  

  

  

  

  TABEL I DATA PERALATAN DAN

  

  

  

  

  

  INVENTARIS

   TABEL XV DATA INTERVAL MENGATASI KESULITAN

  TABEL XVI DATA NILAI NOMINASI MENGATASI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Keluarga adalah ayah, ibu, anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua begitu besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, karena keluarga selalu dekat dengan perkembangan siswa. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, ekonomi yang memadai, kemudian anggota keluarga yang saling memberikan bimbingan belajar kepada anak dalam berbagai bidang persoalan, memberikan pengaruh belajar kepada anak. Dalam berbagai bidang persoalan, keluarga memberikan masukan-masukan yang sangat berharga untuk tumbuh dan berkembang. Ayah dan ibu dalam keluarga mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikul beban bersama-sama, dalam memberikan bimbingan dan tauladan yang baik kepada anak. Tekun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah. Semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Di samping itu sekolah tempat belajar turut mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, dan keadaan ruangan.1.

  Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan akhlak atau kepribadian anak sesuai di dalam Al Qur'an Surat Luqman ayat 13-14 sebagai berikut:

0 Jibuti

  Lij .Mtil

  “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

  2 mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.2

  Pada hakekatnya, orang tua merupakan pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu merekalah yang mula-mula menerima kewajiban dan tanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan putra-putrinya. Berhasil tidaknya, baik buruknya anak, sangat bergantung pada orang tua dalam mendidik dan mengarahkan anaknya. Urgensi orang tua sebagai figur utama proses pendidikan dan pembentukan moral atau akhlak anak ini, selaras dengan pendapat Zakiah Darajat.

  “Orang tua adalah pembina yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur yang dengan sendirinya masuk ke dalam pribadi yang tumbuh”.3

  Motivasi adalah daya penggerak / pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas- tugas yang berhubungan dengan pelajaran, kuat lemahnya motivasi belajar dapat mempengaruhi keberhasilannya. Motivasi belajar perlu diusahakan, terutama berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya

  3 dalam tujuan, sehingga semakin besar motivasi akan semakin besar kesuksesan belajarnya.4

  Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Seseorang kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar, setiap individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagai tertentu mestinya.5

  Siswa berkesulitan belajar sangat membutuhkan bimbingan secara terus menerus baik dari orang tua murid maupun dari guru. Bimbingan merupakan : “pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. Bimbingan bertujuan membimbing, diberikan kepada siswa yang membutuhkan kegiatan belajar dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Siswa yang kesulitan belajar merupakan siswa bermasalah dan harus diberikan alternatif atau jalan keluarnya supaya tidak berlarut-larut tinggal di kelas. Adanya bimbingan dan penyuluhan dapat memberikan masukan-masukan tentang bagaimana usaha-usaha yang semestinya dilaksanakan, dalam mencapai prestasi belajar setelah siswa mengalami kesulitan belajar yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu.

  Siswa berkesulitan belajar memerlukan bimbingan yang dilakukan secara berkesinambungan, sehingga diharapkan mampu menghantarkan pada pencapaian prestasi belajar siswa yang lebih baik. Hal ini berarti bahwa bimbingan belajar mempunyai peranan yang cukup besar terhadap siswa berkesulitan belajar. Siswa berkesulitan belajar sebenarnya kalau diteliti mereka itu bukan termasuk siswa yang bodoh, akan tetapi merupakan siswa yang lamban dalam menerima pelajaran, sehingga menerima dan memahami pelajaran diperlukan waktu yang cukup lama. Agar siswa berkesulitan belajar mempunyai peningkatan-

  4 peningkatan, diharapkan keluarga mampu mendukung terhadap terlaksananya kegiatan belajar. Hal ini perlu diikuti oleh motivasi belajar siswa yang sungguh- sungguh, sehingga pada akhirnya akan mampu menghantarkan pada peningkatan prestasi belajar siswa.

  Dalam merancang pembelajaran, tahapan belajar anak merupakan konsep yang sangat penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh guru. Guru tidak dapat menghantarkan anak belajar secara sempurna pada awal anak diperkenalkan pada suatu bidang baru. Bagi anak berkesulitan belajar diperlukan usaha yang lebih dari guru untuk membantu mereka, melalui tahapan belajar apabila dibandingkan dengan anak yang tidak berkesulitan. Berbagai macam usaha yang dilakukan secara berkesinambungan, pada akhirnya akan dapat membantu siswa berkesulitan belajar untuk lebih memudahkan memahami setiap mendapatkan pelajaran.6 Penulis tertarik meneliti di MAN 2 Boyolali karena dekat dengan rumah, mutu pendidikan sudah berkualitas, menggunakan kurikulum KB K, fasilitas dan sarana belajar mengajar lengkap, kegiatan ekstra kurikuler sudah maju, para pengajarnya profesional. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara dekat tentang : PENGARUH KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA MAN 2 BOYOLALI TAHUN 2007.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata judul penulisan ini perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

  1. Pengaruh Yang dimaksud dengan pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu / orang / benda /yang berkuasa yang berkekuatan gaib.7 Yang dimaksud dengan pengaruh di sini adalah kekuatan atau gaya akibat dari 6 H. Dalyono, Op. Cit., him 229.

  5 kondisi pengaruh keluarga dalam meningkatkan motivasi dan mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah.

  2. Keluarga Sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing- masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga teijadi saling mempengaruhi, memperhatikan, menyerahkan diri, melengkapi dan menyempurnakan. Dari itu terkandung peranan fungsi orang tua dalam keluarga.8

  The fam ily as a married or other group o f adult kinsfolk who coope rate economically and in the bring up o f children, and all or most o f whom share a common dwelling.

  “Keluarga sebagai sebuah pasangan suami istri atau kelompok-kelompok keluarga orang dewasa yang mereka bekerjasama memenuhi kebutuhan ekonomi dan dalam mendidik anak-anak, serta seluruh anggota atau sebagian besar anggotanya bertempat tinggal (hidup) bersama”.9

  3. Motivasi Dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar/tidak sadar untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu.10 Menurut Me. Donald sebagaimana dikutip oleh Sardinian motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.11 Adapun indikator-indikator dalam motivasi belajar adalah sebagai berikut:

  a. Siswa selalu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik b. Di dalam kelas siswa selalu memperhatikan penjelasan guru dengan baik.

  8 Muh. Shohib. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 17-18

  9 Arines. Skolnik and Jerome H. Skolnik, Family an Transition, Ron New Comer and AS Sociates, Canada, 1983, him. 26.

  10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1994, Cet 3 him. 666.

  6

  c. Siswa tekun belajar dalam mengeijakan tugas sekolah

  d. Siswa mempunyai jadwal khusus untuk belajar

  e. Siswa selalu berusaha untuk meraih prestasi

  f. Siswa menggunakan waktu luang untuk aktivitas belajar

  4. Kesulitan Sulit adalah “Sukar sekali: susah sekali: susah : misalnya mencari akal untuk memecahkan perkara.12 Kesulitan adalah “Keadaan yang sulit Sesuatu yang sulit’13 Dengan demikian kesulitan merupakan berbagai macam langkah-langkah yang sudah ditempuh untuk memecahkan sesuatu, akan tetapi tidak menemukan jawab, sehingga merupakan beban dalam kehidupan sehari-hari.

  Kesulitan belajar merupakan problema yang harus diperhatikan dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor penyebab anak berkesulitan belajar terletak pada masalah kesehatan mental. Mental yang sehat atau normal sangat membantu dalam pelaksanaan pendidikan, akan tetapi kesehatan yang tidak wajar akan tidak normal akan membawa dampak negatif bagi anak dalam mengikuti kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyono Abdurrahman bahw a: .

  Kesulitan belajar sering terkait dengan kesehatan mental. Cabang ilmu kedokteran yang terkait dengan kesehatan mental adalah psikiatri. Oleh karena itu, psikiater sering memegang peran kunci dalam diagnosis kesulitan belajar. Ada sejumlah bentuk terapi hiperatktivitas yang merupakan salah satu karakteristik dari kesulitan belajar. Penggunaan obat banyak dilakukan tetapi yang banyak yang meragukan manfaatnya. Bentuk terapi yang lain mencakup pemberian nutrisi yang cukup, pengendalian makanan (diet), membatasi penggunaan bahan tambahan makanan, mengendalikan kadar gula dalam darah dan penggunaan modifikasi perilaku.14

  Adapun indikator-indikator dalam kesulitan belajar adalah sebagai berikut: 12 W.J.S. Purwadarminto, Op. Cit., him. 973.

  13 Ibid.

  14 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Departemen Pendidikan

  7

  a. Siswa sulit menerima pelajaran yang diajarkan guru

  b. Siswa kurang konsentrasi dalam mendengarkan penjelasan guru

  c. Siswa kurang suka terhadap suatu pelajaran yang diberikan di sekolah

  d. Siswa mendapat nilai kurang

  e. Malas belajar

  f. Siswa sering tidak masuk sekolah dan suka membolos

  5. Belajar Suatu aktivitas mental dan fisik, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.15

  Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.16

  C. Rumusan Masalah Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana kondisi sosial keluarga siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008 ?

  2. Bagaimana motivasi belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008 ?

  3. Bagaimana kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008 ?

  4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kondisi keluarga, motivasi dan upaya mengatasi kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008 ?

D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian di MAN 2 Boyolali yang diharapkan diantaranya sebagai berikut:

  $

  a. Untuk mengetahui gambaran secara umum kondisi sosial keluarga siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008.

  b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008.

  c. Untuk mengetahui kesuliltan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008.

  d. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kondisi keluarga, motivasi dan upaya mengatasi kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008.

  E. Hipotesis

  Sebagai arahan dalam penelitian menganggap perlu adanya hipotesis, agar data dan informasi menjadi relevan. Secara definitive Suharsimi Arikunto memberikan pengertian bahwa hipotesis adalah dugaan atau jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.17 1

  8 Dalam rangka mengarahkan penelitian ini, penulis mengajukan sebuah hipotesis sebagai berikut “Ada pengaruh keluarga dalam meningkatkan motivasi dan mengatasi kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali, tahun 2007’.

  F. Metode Penelitian

  1 fi Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Adapun metode penelitian yang penulis pergunakan adalah :

  1. Metode Penelitian Subjek

  a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.19 Dengan pendapat ini dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup siswa kelas X sebanyak 178 siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007.

17 Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta , 1978, him. 67.

  9

  b. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.20 Sedangkan Sutrisno Hadi berpendapat sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.21

  Teknik pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subyeknya besar lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih sesuai kemampuan.22

  Untuk menghemat waktu dan tenaga maka penulis menetapkan besar sampel adalah lebih kurang 178. Dari besarnya subyek (populasi) karena subyeknya beijumlah 178 siswa maka sampelnya adalah 25% siswa yaitu beijumlah 44. Dari jumlah tersebut penulis mengambil 44 siswa dari kelas XA sebanyak 22 siswa dan kelas XB sebanyak 22 siswa.

  Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah random sampling, yaitu pengambilan secara random atau tidak pandang bulu dengan cara:

  1) Mengambil populasi dari kelas XA 45 siswa dan sampel yang diambil 22 siswa. 2) Mengambil populasi dari kelas XB 43 siswa dan sampel yang diambil 22 siswa.

  Jadi jumlah populasi kelas XA dan XB beijumlah 88 siswa, sedangkan jumlah sampel dari kelas XA beijumlah 22 siswa dan kelas

  XB beijumlah 22 siswa jadi jumlah sampelnya 44 siswa.

20 Ibid.y him. 117.

  10 Tabel 1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian No. Kelas/ Kelompok

  Populasi Sampel

  1 XA

  45

  22

  2 XB

  43

  22 Jumlah

  88

  44

  2. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang signifikan dapat juga ditempuh dengan teknik-teknik tetap. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

  a. Metode Angket (Kuesioner) Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang perbandingan atau hal-hal yang ia ketahui.23

  Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui pengaruh keluarga dalam meningkatkan motivasi dan mengatasi kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali tahun 2007/2008.

  b. Metode Interview Cara pengumpulan data dalam metode ini adalah dengan bahasa lisan atau wawancara sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi

  Arikunto bahwa, metode interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara atau interviewer untuk memperoleh informasi dari terwawancara.24 Yang di interview orang tua dan siswa.

  11

  c. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara melihat dan mencatat dari dokumen yang ada hubungannya dengan dokumen yang diteliti, dapat berupa benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian.25 d. Metode Observasi

  Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis, sarana dan prasarana di MAN 2 Boyolali.26 2

  7

  3. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang sedang dilakukan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa data ini adalah sebagai berikut: a. Pada tahap ini dilakukan perhitungan melalui persentasi dan analisis tiap- tiap item untuk menganalisis ini penulis menggunaku rumus :

  P = F. X100% N

  Keterangan: P : Persentasi F : Frekuensi N : Jumlah sampel

  b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara pengaruh keluarga terhadap motivasi dan kesulitan belajar siswa MAN 2 Boyolali dan sekaligus menguji hipotesis yang digunakan analisa statistik chi-kuadrat menggunakan rumus :

  25 Ibid.

  26 Sutrisno Hadi, Op. Cit, him. 1.

  12 X2 (To - Fh)2 Fh

  Keterangan: X2 : Lambang Chi kuadrat Fo : Frekuensi yang diperoleh F h : Frekuensi yang diharapkan

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah mengetahui isi dari skripsi ini, maka dalam penyusunan skripsi ini disusunlah sistematika sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian, sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Pada bagian ini menguraikan tentang sikap kemandirian berpikir siswa hubungannya dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, m eliputi:

  A. Masalah Motivasi Masalah ini terdiri dari pengertian motivasi, jenis-jenis motivasi, pengertian belajar, motivasi belajar.

  B. Masalah Ruang Lingkup Kesulitan Belajar Masalah ini terdiri dari pengertian kesulitan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi berkesulitan belajar, psikologi perkembangan dari kesulitan belajar, kondisi sosial keluarga, cara mengatasi kesulitan belajar.

  Bab III Laporan Hasil Penelitian Pada bagian ini menerangkan tentang lokasi MAN 2 Boyolali, gambaran atau situasi umum MAN 2 Boyolali, yang m eliputi: sejarah berdirinya, letak geografisnya, sarana dan prasarana, keadaan guru, pegawai dan murid, struktur organisasi Madrasah Aliyah Negeri 2

  13 Boyolali, penyajian data tentang pengaruh keluarga dalam meningkatkan motivasi dan data kesulitan belajar siswa.

  Bab IV Analisis Data Pada bab ini tiap-tiap aspek permasalahan dianalisa berdasarkan pada data-data yang ada. Bab V Penutup Pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran.

  BAB II L AND ASAN TEORI A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

  Motif dalam bahasa Inggris motive berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Motif adalah keadaan di dalam pribadi orang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas. Motivasi ialah penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan disadari adanya suatu kebutuhan.1

  Ada dua pendekatan yang digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi ialah : a. Motivasi dipandang sebagai suatu proses

  Pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain.

  b. Menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.

  Me Donald (1959) merumuskan bahwa ...."Motivation is an energy

  change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction" (motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)

  15 seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan).

  Dalam rumuskan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut: a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.

  Perubahan tersebut teijadi disebabkan oleh perubahan titik pada sistem neurofisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena teijadinya perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Disamping itu, ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.

  b. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (<affective arousal).

  Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini dapat diamati pada perbuatannya. Contoh : Seseorang terlibat dalam suatu diskusi, dia tertarik pada masalah yang sedang dibicarakan, karena dia bersuara/mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan tepat.

  c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

  Pribadi yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan tertentu. Respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam darinya. Contoh : Si A ingin mendapat hadiah , maka ia belajar misalnya mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, menempuh tes-tes, dan sebagainya.2

  16 Pemakaian ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks, motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.

  Bukan tidak sering kita dengar bahwa hasil belajar peserta didik rendah atau dengan kata lain tujuan belajar belum tercapai. Menyimpulkan sebab kegagalan itu pada pihak tertentu tanpa alasan yang kuat merupakan tindakan sia-sia. Sebab itu, sumber kegagalan itu harus ditelaah secara cermat. Sumber kegagalan belajar dapat berasal dari :

  a. Peserta didik itu sendiri yang m eliputi: 1) Kondisi fisik (indera, keadaan faal)

  2) Kemampuan (kesiapan intelektual, ketrampilan) 3) Motivasi belajar.

  b. Lingkungan, yakni: 1) Lingkungan keluarga dan masyarakat yang menyangkut:

  a) Keadaan keluarga dan masyarakat (sosial), ekonomi, budaya

  b) Sikiap orang tua dalam hal membenarkan

  tin dakan yang

  mengkhawatirkan akan keadaan anak atau orang tua 2) Keadaan sekolah (guru, prasarana atau fasilitas, status) Motivasi belajar peserta didik dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

  Di dalam usaha-usaha pendidikan baik formal, maupun informal, motivasi yang datang atau timbul dari peserta didik itulah yang lebih

  17 Seorang pendidik dalam melaksanakan kegiatan mengajar, agar dapat memotivasi peserta anak didik hendaknya melihat beberapa faktor berikut:

  1. Pendidik sebagai sumber pengalaman tingkah laku sekaligus sebagai objek peserta didik harus: 1) Memiliki kewibawaan dan kepribadian yang kuat dan menarik

  2) Menunjukkan minat yang besar terhadap isi pelajaran yang disampaikan 3) Mampu memilih peringkat belajar atau menciptakan situasi belajar yang mampu membangkitkan motivasi belajar

  2. Peserta didik adalah individu yang akan mengalami tingkah laku tertentu dan sekaligus subyek yang memperhatikan. Pendidik perlu mengenal jenis dan tingkat kebutuhan peserta didik bagi usaha memotivasinya, seperti: a. Motivasi belajar peserta didik

  b. Minat belajar yang tumbuh pada diri peserta didik

  c. Insentif yang perlu diberikan kepada peserta didik, serta

  d. Motif-motif lain yang ada pada diri peserta didik seperti ingin rasa aman, ingin kasih sayang, ingin perlakuan sama.

  Jelaslah bahwa seorang pendidik haruslah memainkan peran yang tepat guna mencapai tujuan pendidikan.

  Belajar mempunyai arti bukan hanya berlangsung di dalam ruangan tertentu (kelas) dan pada saat tertentu, melainkan harus berlangsung terus di tempat yang formal, misalnya berlanjut di lingkungan keluarga dan masyarakat.

  18 Peranan keluarga atau orang tua khususnya harus mampu mempertahankan atau bahkan memotivasi anak.3

2. Jenis-jenis Motivasi

  Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

  a. Motivasi-motivasi bawaan Motivasi bawaan adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, misalnya : dorongan untuk makan, minum, bekeija, dan beristirahat. Motivasi-motivasi ini sering kali disyaratkan secara biologis.

  Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif (physiological drives).

  b. Motivasi-motivasi yang dipelajari Maksudnya motivasi-motivasi yang timbul karena dipelajari, sebagai contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motivasi ini sering kali disebut yang disyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan (affiliative need).

  Motivasi Intristik dan Ekstrinsik

  a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

  19 individu sudah ada dorongan melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang terdidik yang berpengetahuan, ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar,

  b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi-motivasi yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi, yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar, tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan penting. Motivasi intrinsik dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komonen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.4

3. Pengertian Belajar

  Sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi: a. Hilgard dan Bower dalam buku Theories o f learning (1975) mengemukakan "Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah

  20 seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana pembahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dsb)

  b. Morgan dalam buku introduction to psychology (1978) mengemukakan "Belajar adalah setiap pembahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang teijadi sehingga suatu hasil dari latihan atau pengalaman.5 c. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is devined as the modification or streng thening o f

  behavior through experiencing).

  Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pembahan kelakuan. 6

  d. T. Raka Joni, dalam artikelnya yang beijudul "Teori mengajar dan psikologi belajar", dikatakan bahwa : belajar adalah pembahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali pembahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau pembahan yang instinktif atau yang bersifat temporer.

  21 Edward L. Walker, merumuskan belajar sebagai" perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman".7 8 e. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational

  Psychology

  : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya bahwa belajar adalah ...a process o f progressive

  behavior adaptation berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya

  bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal

  o apabila ia diberi penguat (reinforces).

  Dari devinisi-devinisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu bahwa:

  a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

  b. Belajar merupakan suatu perubahan yang teijadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang teijadi pada diri seorang bayi.

7 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar D i Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, him 15-16.

  22

  c. Pembahan itu harus relative mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang, untuk dapat disebut belajar d. Tingkah laku yang mengalami pembahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti: pembahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir ketrampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

  Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar adalah : kematangan, penyesuaian diri/adaptasi, menghafal/mengingat, pengertian, berfikir dan latihan.9

  Ciri-ciri pembahan tingkah laku dalam pengertian belajar

  a. Pembahan yang teijadi secara sadar Bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya pembahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah teijadi adanya suatu pembahan dalam darinya.

  b. Pembahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belajar pembahan yang teijadi pada diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu pembahan yang teijadi akan menyebabkan pembahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

  c. Pembahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.10

9 M. Ngalim Purwanto, OP-Cit, him 85-86.

  23

  4. Motivasi-motivasi B elajar Crow dan crow memperjelas motivasi dalam belajar seperti berikut:

  "Belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang telah ada pada diri anak".

  Kegiatan belajar akan tercipta apabila minat atau m otif belajar yang ada di dalam diri peserta didik itu akan memperkuat m otif ke arah tingkah laku tertentu (belajar). Minat ini dapat ditumbuhkan dengan cara:

  a. Membangkitkan suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk menghargai suatu keindahan, untuk mendapat penghargaan, dan sebagainya.

  b. Menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

  c. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, knowing

  success like success

  atau mengetahui sukses yang diperoleh individu itu, sebab sukses akan menimbulkan rasa puas.

  Di samping minat, insentif pun berhubungan erat dengan motif, insentif adalah kondisi atau situasi diluar diri individu yang dapat meningkatkan atau menghambat suatu motif. Dalam dunia pendidikan, insentif memegang peranan penting, terutama bagi pendidik sebagai usaha untuk merangsang atau menghambat motif-motif tertentu,

  a. Frustasi Frustasi adalah suatu keadaan di dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan atau tujuan akibat adanya halangan atau rintangan dalam usaha mencapai kepuasan atau tujuan tersebut.

  24

  b. Fungsi motivasi Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan, jadi fungsi motivasi itu m eliputi:

  1) Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti perbuatan belajar.

  2) Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik. 3) Menggerakkan seperti mesin bagai mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

  c. Beberapa prinsip motivasi dalam belajar Kuneth H. hower mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut:

  1) Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. 2) Semua peserta didik mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis

  (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan. Peserta didik yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan di dalam motivasi dan disiplin.

  3) Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daaripada motivasi yang dipaksakan dari luar, sebabnya ialah karena kepuasan yang diperoleh dari individu itu sesuai dengan ukuran yang ada dalam darinya.

  25 4) Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan peserta didik yang juga berminat tinggi dan antusias pula. Demikian pula peserta didik yang antusias akan mendorong motivasi peserta didik lainnya, d. Nilai motivasi dalam pengajaran

  Menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut: 1) Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil. 2) Pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat yang ada pada peserta didik. 3) Pengajaran yang bermotivasi menurut kreatifitas dan imajinasi pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar peserta didik.

  4) Berhasil atau gagalnya membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan disiplin kelas.

  26 Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin di dalam kelas.11

  I B. Ruang Lingkup Kesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I P E L A K S A N A A N P E N D I S T R I B U S I A N P R O G R A M B E R A S M I S K I N ( R A S K I N ) T A H U N 2 0 1 1 D I D E S A G E N T E N G K U L O N K E C A M A T A N G E N T E N G K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 9 21

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M P L E M E N T A S I P R O G R A M P E N Y A L U R A N B E R A S U N T U K K E L U A R G A M I S K I N ( R A S K I N ) D A L A M U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E S E J A H T E R A A N M A S Y A R A K A T M I S K I N ( S t u d i D e s k r i p t i f

0 15 18

K E A N E K A R A G A M A N JE N I S I K A N D I B L O K B E D U L S E G O R O A N A K T A M A N N A S I O N A L A L A S PU R WO

0 2 17

D IR E K T O R A T JE N D E R A L P E M B E L A JA R A N D A N K E M A H A SISW A A N

0 0 372

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

M E D I A K O M U N I K A S I I N T E R N B A D A N G E O L O G I

0 0 48