BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR 4.1. Konsep Program 4.1.1. Aspek Citra Arsitektural - 12.11.0083 LTP Ardian Dewandaru BAB IV
4.1.1. Aspek Citra Arsitektural
Dalam perancangan desain rumah sakit hal yang paling menonjol yang dilihat oleh masyarakata awam adalah citra arsitektural. Hal ini mencakup banyak hal yaitu citra arsitektural yang ditimbulkan oleh penataan bangunan, citra arsitektural yang ditunjukan oleh sirkulasi bangunan, citra arsitektural pada ruang terbuka, dan citra arsitektural dari bentuk bangunan Citra arsitektural ini tentunya juga memperhatikan sirkulasi antar bangunan, jarak lokasi bangunan yang menerapkan konsep kedekatan fungsi dll
4.1.2 Aspek Fungsi
Rumah sakit umum kelas b adalah rumah sakit yang memiliki pelayanan menyeluruh yang pelayanannya mencakup satu provinsi. Karena hal tersebut rumah sakit ini harus bisa memberikan pelayanan terhadap semua jenis penyakit sesuai standard pelayanan rumah sakit kelas B seperti yang disebutkan dalam Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B.
221
222
Dengan keunggulan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah maka rumah sakit ini mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien yang menderita penyakti jantung dan pembuluh darah.
4.1.3 Aspek Teknologi
Penggunaan teknologi pada bangunan ini adalah untuk memaksimalkan kinerja bangunan dan menghemat konsumsi energy.Penggunaan teknologi untuk bangunan ini adalah :
1. Earth Air Tunnel Merupakan sistem yang memanfaatkan kapasitas bumi menyimpan panas dan fakta bahwa sepanjang tahun suhu pada empat meter di bawah permukaan tanah hampir konstan sepanjang tahun. Sistem ini berpotensi sebagai pendingin udara pada bangunan.
2. Solar Photovoltaic System Adalah panel panel surya yang dapat merubah energy panas matahari menjadi energi listrik.
3. Pencahyaan Alami dengan Sistem Periskop
4.1.4 Aspek Ramah Lingkungan
223
Aspek ramah lingkungan yang dimaksud adalah penggunaan bahan bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan pasien seperti bahan bahan beracun dan lainnya.
4.2.1 Tujuan Perancangan (Design Objective)
o Terjadinya pemerataan fasilitas rumah sakit tipe B di semarang untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat. o
Menciptakan bangunan rumah sakit kelas b yang sesuai dengan standard pemerintah o
Memberikan kenyamanan bagi pasein dalammenjalani tindakan medis pengobatan maupun perawatan o
Menciptakan rumah sakit kelas B yang unggul dalam pelayanan penyakit jantung dan pembuluh darah. o
Menjadi unggulan dan pilihan dalam penyakit jantung dan pembuluh darah.
4.2.2 Faktor Penentu Perancangan (Design Determinant)
o Fasade Bangunan : fasad bangunan ( tampak depan bangunan) harus bisa menunjukan bahwa itu adalah bangunan rumah sakit. Selain harus menunjukan bahwa bangunan tersebut adalah bangunan rumah sakit, bahan bahan yang digunakan hendaknya nyaman bagi pasien yang dirawat dan tidak menimbulkan pencemaran udara melalui bahan kimia yang terkandung di material tersebut. o
Failitas dalam kompleks Bangunan : harus sesuai dengan peraturan kementrian kesehatan tahun 2012 mengenai pedoman teknik bangunan rumah sakit kelas B. sehingga pasien yang dating merasa nyaman dan mendapatkan pelayanan maksimal dalam berobat. o
Fasilitas dan pelayanan unggulan di bidang penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu berupa letak yang berada di luar fasilitas pelayanan lain. o
Ruangan Bangunan : ruangan bangunan yang didesain harus memenuhi standard dari kementrian kesehatan, misalnya ruang perawatan, ruang operasi, IGD. o
Lokasi Pemilihan Tapak merupakan faktor utama perancangan karena pembangunan rumah sakit ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan agar meratanya fasilitas kesehatan yang ada di kota semarang, karena saat ini ada wilayah yang tidak terdapat rumah sakit sehingga baik warga semarang maupun warga luar semarang yang dekat dengan lokasi tersebut kesulitan untuk mencapai sarana kesehatan yang disediakan pemerintah. o
Perencanaan sirkulasi dan letak ruang ruang khusus: sirkulasi di kompleks rumah sakit harus dibuat senyaman
224
225
mungkin sehingga pasien dapat mendapat tindakan medis secara maksimal. Letak ruang khusus seperti ruang operasi hendaknya tidak berada di alur sirkulasi umum
a. Persyaratan Arsitektur o Bentuk bangunan dapat mencirikan / menunjukan identitas bangunan. o
Perletakan ruang dan fasilitas yang baik sehingga memudahkan sirkulasi dari pasien, perawat, dokter, pengelola dan pengnjung. o
Menciptakan kondisi dan situasi yang nyaman bagi pasien dalam perawatan. o
Pengaturan ruang yang sesuai dengan jarak hubungan ruang o
Pengaturan ruang yang sesuai dengan tingkat/jenis ruang o
Pengaturan ruang yang sesuai dengan tiinggi rendahnya level penanganan dan penularan penyakit.
b. Persyaratan Bangunan o Atap Penutup atap.
226
(a) Apabila menggunakan penutup atap dari bahan beton harus dilapisi dengan lapisan tahan air (water proofing). o
Langit Langit Langit langit harus berwarna cerah/terang ,memiliki struktur yang kuat, dan mudah dibersihkan Di dalam ruangan tinggi langit langit minimal 2.8 m dan di luar ruangan 2.4 m.
Rangka langit langit harus kuat. Bahan penutup langit langit bisa terbuat dari gypsum, GRC. o
Dinding Dinding harus mudah dibersihkaan, tahan cuaca, tidak berjamur Dinding berwarna cerah tapi tidak menyilaukan mata.
Pada ruangan yang beresiko terhadap api maka dinding harus dibuat tahan api Pada daerah yang memerlukan keenangan dinding dibuat kedap bunyi o Struktur
Struktur bangunan harus kuat, stabil dan kokoh. o
Lantai Lantai terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah retak dan pecah, tidak licin dan mudah dibersihkan. o
Lalu Lintas Antar Ruang Lalu lintas dalam kompleks rumah sakit harus dibuat seefisien mungkin guna meeningkatkan kinerja pelayanan medis, lalu lintas umum dihindarkan dari ruang yang berkebutuhan khusus agar tidak mengganggu jalannya kegiatan dan tidak ada yang terkontaminasi penyakit pasien.
c. Persyaratan Konteks Lingkungan 1. Aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi.
Lokasi harus mudah dijangkau oleh masyarakat atau dekat ke jalan raya dan tersedia infrastruktur dan fasilitas dengan mudah, misalnya tersedia pedestrian, Aksesibel untuk penyandang cacat
227
2. Kontur Tanah.
kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu kontur tanah juga berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.
3. Fasilitas parkir.
Perancangan dan perencanaan prasarana parkir di Rumah Sakit sangat penting, karena prasarana parkir dan jalan masuk kendaraan akan menyita banyak lahan.
Perhitungan kebutuhan lahan parkir pada RS idealnya adalah 1,5 s/d 2 kendaraan/tempat tidur (37,5m2 s/d 50m2 per tempat tidur)1 atau menyesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi daerah setempat. Tempat parkir harus dilengkapi dengan rambu parkir.
4. Tersedianya utilitas publik.
Rumah sakit membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon. Pengembang harus membuat utilitas tersebut selalu tersedia.
5. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan.
Setiap RS harus dilengkapi dengan persyaratan pengendalian dampak lingkungan antara lain :
228
Studi Kelayakan Dampak Lingkungan yang ditimbulkan oleh RS terhadap lingkungan disekitarnya, hendaknya dibuat dalam bentuk implementasi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), yang selanjutnya dilaporkan setiap 6 (enam) bulan (KepmenKLH/08/2006).
Fasilitas pengelolaan limbah padat infeksius dan non –infeksius (sampah domestik).
Fasilitas pengolahan limbah cair (Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); Sewage Treatment Plan (STP); Hospital Waste Water Treatment Plant (HWWTP)). Untuk limbah cair yang mengandung logam berat dan radioaktif disimpan dalam kontainer khusus kemudian dikirim ke tempat pembuangan limbah khusus daerah setempat yang telah mendapatkan izin dari pemerintah. Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair ataupun Padat dari Instalasi Radiologi.
Fasilitas Pengolahan Air Bersih (;Water Treatment Plant) yang menjamin keamanan konsumsi air bersih rumah sakit, terutama pada daerah yang kesulitan dalam menyediakan air bersih.
229
6. Bebas dari kebisingan, asap, uap dan gangguan lain.
Pasien dan petugas membutuhkan udara bersih dan lingkungan yang tenang.
Pemilihan lokasi sebaiknya bebas dari kebisingan yang tidak semestinya dan polusi atmosfer yang datang dari berbagai sumber.
7. Master Plan dan Pengembangannya.
Setiap rumah sakit harus menyusun master plan pengembangan kedepan. Hal ini sebaiknya dipertimbangkan apabila ada rencana pembangunan bangunan baru. Review master plan dilaksanakan setiap 5 tahun.
(Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana
Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012)
Selain fasilitas diatas penyususn menerapkan standard lain yaitu :
Ketersediaan fasilitas rumah sakit di lokasi Kepadatan Penduduk di Lokasi
230
231
4. Bank Darah / Unit Transfusi Darah (BDRS/UTDRS)
4. Tempat Ibadah
3. Toilet
2. Kantin
1. Parkir
5. Unsur
4. Pelayanan keperawatan
3. Unsur pelayanan penunjang medik
2. Unsur pelayanan medik
1. Unsur pimpinan rumah sakit
6. Pemulasaraan Jenazah dan Forensik
5. Ruang Diagnostik Terpadu
3. Laboratorium
Program Ruang
2. Ruang Radiodiagnostik
1. Ruang Farmasi
6. Instalasi Kebidanan
5. Instalasi Bedah
4. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ICCU/PICU/NICU)
3. Instalasi Rawat Inap (IRNA)
2. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
1. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
Area Pelayanan Medik dan Perawatan Area Penunjang dan Operasinal Area Administrasi dan Manajemen Penunjang
Sumber : Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 Dan Analisa Pribadi
Tabel 38 Fasilitas Rumah Sakit
5. Sarana Olahraga
232
7. Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM)
8. Komite medik
7. SDM
6. Administrasi umum dan keuangan
11. Ruang Pemeliharaan Sarana pendidikan dan pelatihan
10. Ruang Sanitasi
9. Laundri
8. Dapur Utama dan Gizi Klinik
7. Ruang Sterilisasi Pusat (;CSSD)
10. Instalasi Kedokteran Nuklir
9. Instalasi Radioterapi
8. Unit Hemodialisa
dan Penyakit Kandungan
Program Besaran ruang – Pola Ruang Outdoor &
7 Instalasi Kebidanan 728,4 m2
6 Instalasi Bedah 1128,6 m2
5 Instalasi Jantung dan Pembuluuh Darah 3846.7
4 Instalasi Perawatan Intensive 730,9 m2
3 Instalasi Rawat Inap (IRNA) 5573,2 m2
2 Instalasi Gawat Darurat (IGD) 969,76 m2
1 Instalasi Rawat Jalan (IRJ) 1904,2 m2
25 m2
Indoor Fasility (Luas Total Bangunan) 26263.5
A Area Pelayanan Medik dan Perawatan 16943.6
Nama Fasilitas Luas Luas Total
Indoor Tabel 39 Luasan Indoor dan Out Door
9. Komite etik dan hukum.
233
5767.8
3 Bencana Massal 300 m2 Total Luas Out Door + Indoor m2
2 Sarana Olah Raga 196 m2
1 Parkir 15.345 m2
15841 m2
42 M2
Out door Fasility
E Fasilitas Outdoor7 Are Pengolahan IPAL
6 Gedung Parkir 5405,82 m2
5 Yoga Room 70 m2
4 Gym 140 m2
3 Minimarket 40 m2
2 Cafetaria 30 m2
1 Atm Center 20 m2
2 m2
1 Administrasi Rumah Sakit 359,7 m2 D Pendukung
8 Instalasi Rehab Medik 823.7 m2
11 Ruang Pemeliharaan Sarana 385 m2 C Ruang Administrasi dan Manajemenen 360 m2
10 Ruang Sanitasi 214 m2
9 Laundri 216.4 m2
8 Dapur Utama dan Gizi Klinik 377,2 m2
7 Ruang Sterilisasi Pusat (CSSD) 229,95 m2
6 Pemulasaraan Jenazah dan Forensik 319,2 m2 Penunjang Non Medik
5 Ruang Diagnostik Terpadu 345,45 m2
4 Bank Darah (BDRS) 194.77 m2
3 Laboratorium 455.7 m2
2 Ruang Radiodiagnostik 358.57 m2
1 Ruang Farmasi 702.97 m2
11 Instalasi Kedokteran Nuklir 517,97 m2 B Area Penunjang dan Operasional 3192.075 m2 Penunjang Medik
10 Instalasi Radioterapi 392.17 m2
9 Instalasi Hemodialisa 328,02 m2
Sumber :Data Pribadi
Tabel 40 Perhitungan Lahan Perhitungan Luas Lahan berdasarkan KDB dan KLB Kota Luas Lahan Luas Total Bangunan / KLB 26263.5 / 1,2 21886.25 m2 Luas Lantai Dasar Luas Lahan x KDB 21886.25 m2 x 60% 13131.7 m2
5 Luas Open Space (RTH) Luas Lahan - Luas Lantai Dasar 21886.25 - 13131.75 8754.5 m2 Jumlah Lantai
Luas Total Bangunan :Luas Lantai Dasar 26263.5 : 13131.75
2 KDH (Koefiesien Dasar Hijau) 25% dari Open Space 2188.62 m2
5 Sumber :Data Pribadi Lahan :
Luas Outdoor + Luas Lantai Dasar + Open
Space(RTH)
+ 15.841 13.131.75+ 8.754.5 = 37.727.25
Penzoningan – Pola Ruang – Outdoor – Indoor 234
Penzoningan pada Rumah Sakit Memiliki bebarapa unsur :
1. Zonasi berdasarkan tingkat risiko
terjadinya penularan penyakit terdiri dari :
area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis.
area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat jalan.
area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium, pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik.
area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang patolgi.
2. Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari : area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, misalkan ruang rawat jalan, gawat darurat apotek).
235
236
area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya area tertutup, misalnya seperti ruang perawatan intensif, ruang operasi, ruang kebidanan, ruang rawat inap.
3. Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari : Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari : ruang rawat jalan, ruang gawat darurat, ruang rawat inap, ruang perawatan Intensif, ruang operasi, ruang rehabilitasi medik, ruang kebidanan, ruang hemodialisa, ruang radioterapi, ruang kedokteran nuklir, ruang transfusi darah/bank darah.
Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : ruang farmasi, ruang radiodiagnostik, laboratorium, ruang diagnostik terpadu, ruang sterilisasi/CSSD), dapur utama, laundri, pemulasaraan jenazah dan forensik, ruang sanitasi, ruang pemeliharaan sarana.
Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian Kesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian Logistik/ Gudang, Bagian P erencanaan, Sistem Pengawasan Internal (SPI), Bagian Pendidikan dan Penelitian, Bagian Personalia, Bagian
Pengadaan, Bagian Informasi dan Teknologi Pola Ruang
Diagram Organisasi Ruang 20 Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Rawat Inap
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi
237238
POLA ALUR KEGIATAN INSTALASI RAWAT JALAN
Diagram 21 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Rawat Jalan
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi Instalasi Gawat Darurat
Diagram 22 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Gawat Darurat
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi
239
240 Instalasi Rawat Inap
Diagram 23 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Ruang Rawat Inap
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 Dan Analisa Pribadi Ruang Perawatan Intensif
Diagram 24 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Ruang Perawatan Intensif
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 Dan Analisa Pribadi
241
242 Ruang Kebidanan
Diagram 25 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Kebidanan
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 Dan Analisa Pribadi
Ruang Operasi
Diagram 26 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Ruang Operasi
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 Dan Analisa Pribadi
243244 Ruang Rehabilitasi Medik
Diagram 27 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Rehabilitasi Medik
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012
Ruang Hemodialisa
Diagram 28 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Hemodialisa
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi
245246 Pola Instalsi Jantung dan Pembuluh darah
Diagram 29 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah Sumber : Analisa Pribadi
Pola Instalasi Radiologi
Diagram 30 Organisasi Ruang Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Radioligi
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi
247
248
Pola Instalasi Laboratorium
Diagram 31 Organisasi Ruang dan Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Laboratorium
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi Pola Bank Darah/Unit Tranfusi Darah
Diagram 32 Organisasi Ruang dan Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Bank Darah
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi
249
250
Pola Instalsi Diagnostik Terpadu
Diagram 33 Organisasi Ruang dan Pola Sirkulasi Pelaku Pada Instalasi Diagnostik Terpadu
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi Pola Kegiatan Pemulasaran Jenazah
Diagram 34 Organisasi Ruang dan Pola Sirkulasi Pelaku Pada Pemulasaran Jenazah
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 dan Analisa Pribadi
251
- Memberi udara segar pada rumah s
- Menurunkan Suhu Udara -
- Berguna untuk meletakan komponen utilitas
- Harus dibuat sebaik mungkin agar tidak bocr
252
Penutup Atap
Gambar 46 Green Roof Sumber
Atap Green roof
Menampilkan Keindahan dan kenyamanan Gambar 47 Dak Beton
Atap Dak Beton
seperti panel surya, ac dan lain lain
dan diberi water proofing
Rangka Atap
- Kuat, tidak mudah keropos
- Harus dicat menggunakan cat anti karat
253 Gambar 48 rangka Baja
Sumber : www.signalreadymix.co
Rangka atap Baja
Langit Langit
Rangka Langit langit menggunakan menggunakan rangka hollow
Gambar 49 Rangka Hollow asiaglasswool.com
Plafond Outdoor Menggunakan Kalsi Board karena : Tahan terhadap cuaca
Gambar 50 Kalsi Board www.jasasipil.com
Plafond Outdoor menggunakan PVC karena : Tampilan lebih unik Instalasi mudah Tahan Bocor
Gambar 51 PVC
Anti Rayap
www.jasasipil.com
Dinding dan partisi
254
255 Gambar 52 Hebel www.jasasipil.com
Pengguna hebel untuk dinding dalam ruang yang memerlukan dinding permanen karena pemasangan lebih mudah, ringan namun kokoh.
Gambar 53 Partisi Hollow www.membangunbersama.com
Penggunaan dinding partisi rangka hollow lau di cat dengan anti karat dan bahan kalsi board karena bentuk yang seragam dan cocok untuk desain sebuah rumah sakit karena desain rumah sakit secara umum bersifat sama yaitu dinding putih.
Struktur
Gambar 54 Beton www.betonreadymixconcrete.com
Struktur ynag digunakan adalah struktur yang kuat dan stabil. Terbuat dari betondengan mutu K-325 sehingga beton benar benar kuat.
Lantai
Lantai yang digunakan adalah lantai granite karena lantai ini jika basah tidak terlalu licin, mudah dibersihkan dan tidak mudah retak/rusak Lantai granite juga tidak memiliki banayk nat/celah sehingga nyaman saat mengantar pasien berkursi roda maupun
Gambar 55 Lantai Granite 14textures.com tempat tidur.
Pondasi
256 Pondasi Strauss Pile Daerah sekitar terdapat beberapa permukiman walupun tidak banyak, penggunaan pondasi ini bertujuan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat pengerjaan pondasi.
Pondasi ini digunakan untuk bangunan 2-3 lantai. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan
Gambar 56 Strauss Pile www.strauss-pile.info besi tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata bor.
Seperti layaknyapondasi tiang, maka pondasi strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan
Gambar 57 Struss Pile beton adalah mengikatkan www.strauss-pile.info tulanganpondasi pada kolom dan sloof.
Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban
Sirkulasi Antar Ruang
257
258 Gambar 58 Lantai Granit www.mannington.com
Hal yang paling penting dari sirkulasi ruang adalah pengaturan letak antar ruang.
Hal yang tidak kalah penting adalah material yang digunakan untuk lantai. Yaitu menggunakan granite di sirkulasi antar ruang/instalsi.
4.3.3. Program Sistem Utilitas
menurut Peraturan Pemerintah Mengenai Pedoman Teknis Rumah Sakit tipe B
Proteksi Kebakaran
Detektor Asap Seluruh komplek harus dilengkapi dengan detector asap
Sprinkler Otomatis Harus dirancang untuk memadamkan kebakaran atau mempertahankan kebakaran untuk tetap sekurangnya 30 menit sejak terjadi kebakaran
Pemadam kebakaran Jenis APAR Digunakan untuk pemadaman api tahap awal
System Pencahayaan Darurat Pencahayaan darurat di dalam rumah sakit diperlukan khususmya pada keadaan
Gambar 59 Detektor asap decorationchannel.com darurat, misalnya tidak berfungsinya pencahayaan normal dari PLN atau tidak dapat beroperasinya dengan segera daya siaga dari diesel generator.
Gambar 60 APAR sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com
Sistem Komunikasi
Speaker : Untuk memeprmudah penyampaian informasi kepada semua pelaku Bed Side Comunication Equpment Untuk mempermudah pasien dalam melakukan panggilan pada perawat jika ada sesuatu khusus
Gambar 61 Alat Kounikasi Pasien www.definingnursing.com
Sistem Kelistrikan
System Instalasi listrik penempatanya harus mudah dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak membahayakan, tidak mengganggu dan tidak merugikan lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain, serta perancangan dan pelaksanaan harus berdasarkan Permenkes No. 2306/Menkes/per/XI/2011 tentang Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit
259
Genset Energi cadangan saat listrik PLN padam
Gambar 62 Genset pt-trustap.com
Photovoltaic Sumber Energi terbarukan dari matahari
Gambar 63 Panel Surya
Sistem Penghawaan
260
HEPA (High Efficiency Particulate Air), HEPA filter terutama digunakan di kamar bedah dari kompleks ruang operasi. Filter udara ini harus dapat menyaring partikel udara lebih besar dari 0,3 mikron yang melewatinya dengan effisiensi 99,97% udara.
Gambar 64 HEPA
Earth Air Tunel Sistem Penghawaan dengan memanfaatkan udara dari luar bangunan yang dialirkan ke tanah, dimana tanah telah diberi penampungan air supaya angin segar.
Gambar 65 Earth Air Tunnel www.slideshare.net
261
Unit pengolah udara (Air Handling Unit)
Alat untuk mengkondisikan udara dalam ruang.
Gambar 66 AHU
Sistem Pencahayaan
LampuLED Lampu hemat energy dan cocok untuk diletakan di ruang operasi sebagai lampu operasi
Gambar 67 LED www.miniinthebox.com
Sistem Pencahayaan Alami Menggunakan anidolic system seperti periskop pada kapal selam untuk memasukan cahaya dari luar ke dalam bangunan
Gambar 68 Pencahayaan alami spie.org
Sistem Air Bersih
Penggunaan air pdam Dapat menyediakan air untuk pasien tiap harinya
Gambar 69 Air spie.org
262
263 Gambar 70 Air spie.org
Cartrige Filter Untuk menyaring air yang digunakan untuk operasi
Sistem pengolahan Air Limbah
Gambar 71 IPAL
Pengolahan Air Limbah Proses Biofilter Anaerob Aerob Pengendapan lebih sempurna Tidak memerlukan lahan yang luas
Penyaluran Air Hujan
Talang air dari Beton Dapat mengalirkan dan menerima air hujan dalam intensitas tinggi
Sistem Pengendalian Kebisingan dan Getaran
Gypsumboard dan Rocwoll/Glasswoll Menyerap Suara sehingga tidak bising Cocok di gunakan di Ruang Mesin
System Hubungan Horisontal dan Vertical
Lift Barang/ Brankar hubungan vertical guna mengangkut Brankar atau barang Lebih Luas dari Lift umum
264
Prinsip Umum (Berdasarkan Pedoman Teknik Bangunan Rumah Sakit Kelas B 2012 oleh Kemenkes)
Lift Transparan
Lift yang menggunakan dinding kaca agar dapat mengetahui kondisi didalam lift jika terjadi
hal yang darurat.Lift yang dugunakan untuk umum Ramp
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu,
sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Fungsi dapat digantikan dengan lift (fire lift)Koridor
Merupakan system hubungan vertical, yang dimana menghubungkan ruang satu
dengan yang laiinya Jalur Jelas, tidak licin, warna cerah tapi tidak silauTangga
Tangga Darurat Terbuat dari bahan yang tahan api dan struktur yang kuat
Tangga Umum Mempunyai dimensi yang sesuai standard pembangunan
Sarana Evakuasi
Pintu Keluar Darurat
Aksebilitas Penyandang Cacat Menyediakan pegangan bagi penyandang cacat khususnya di kamar mandi. A. Prinsip Umum :
a) Perlindungan terhadap pasien merupakan hal yang harus diprioritaskan. Terlalu banyak lalu lintas akan menggangu pasien, mengurangi efisiensi pelayanan pasien dan meninggikan risiko infeksi, khususnya untuk pasien bedah dimana kondisi bersih sangat penting. Jaminan perlindungan terhadap infeksi merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan pelayanan terhadap pasien.
b) Merencanakan sependek mungkin jalur lalu lintas.
Kondisi ini membantu menjaga kebersihan dan mengamankan langkah setiap orang, perawat, pasien dan petugas rumah sakit lainnya. RS adalah tempat dimana sesuatunya berjalan cepat, mengingat jiwa pasien taruhannya, oleh karena itu jalur lalu lintas harus direncanakan seefisien mungkin baik dari segi waktu, biaya maupun tenaga.
c) Pemisahan aktivitas yang berbeda, pemisahan antara pekerjaan bersih dan pekerjaan kotor, aktivitas tenang dan bising, perbedaan tipe layanan pasien, dan tipe berbeda dari lalu lintas di dalam dan di luar bangunan.
265 d) Mengontrol aktifitas petugas terhadap pasien serta aktifitas pengunjung RS yang datang, agar aktifitas pasien dan petugas tidak terganggu.
e) Tata letak Pos perawat harus mempertimbangkan kemudahan bagi perawat untuk memonitor dan membantu pasien yang sedang berlatih di koridor pasien, dan aktifitas pengunjung saat masuk dan ke luar unit. Bayi harus dilindungi dari kemungkinan pencurian dan dari kuman penyakit yang dibawa pengunjung dan petugas RS. Pasien di ruang ICU dan ruang bedah harus dijaga terhadap infeksi.
B. Prinsip Khusus
a) Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman untuk semua bagian bangunan merupakan faktor yang penting. Ini khususnya untuk RS yang tidak menggunakan AC.
b) RS minimal mempunyai 3 akses/pintu masuk/gerbang masuk, terdiri dari pintu masuk utama, pintu masuk ke Unit Gawat Darurat dan Pintu Masuk ke area layanan Servis.
266 c)
d) Pintu masuk untuk service sebaiknya berdekatan dengan dapur dan daerah penyimpanan persediaan (gudang) yang menerima barang-barang dalam bentuk curah, dan bila mungkin berdekatan dengan lif
service. Bordes dan timbangan tersedia di
daerah itu. Sampah padat dan sampah lainnya dibuang dari tempat ini, juga benda-benda yang tidak terpakai. Akses ke kamar mayat sebaiknya diproteksi terhadap pandangan pasien dan pengunjung untuk alasan psikologis.
e) Pintu masuk dan lobi disarankan dibuat cukup menarik, sehingga pasien dan pengantar pasien mudah mengenali pintu masuk utama.
267
Gambar 72 Rencana Sirkulasi
Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012
f) Jendela sebaiknya dilengkapi dengan kawat kasa untuk mencegah serangga lainnya yang berada di sekitar RS, dan dilengkapi pengaman.
g) Alur lalu lintas pasien dan petugas RS harus direncanakan seefisien mungkin.
h) Koridor publik dipisah dengan koridor untuk pasien dan petugas medik, dimaksudkan untuk mengurangi waktu kemacetan. Bahan- bahan, material dan pembuangan sampah sebaiknya tidak memotong pergerakan orang. Rumah sakit perlu dirancang agar petugas, pasien dan pengunjung mudah orientasinya jika berada di dalam bangunan. i) Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-kangit minimal 2,40 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila ramp digunakan, kemiringannya sebaiknya
268 tidak melebihi 1 : 10 ( membuat sudut maksimal 70) j) Alur pasien rawat jalan yang ingin ke laboratorium, radiologi, farmasi, terapi khusus dan ke pelayanan medis lain, tidak melalui daerah pasien rawat inap. k) Alur pasien rawat inap jika ingin ke laboratorium, radiologi dan bagian lain, harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan.
Gambar 73 Contoh Model Aliran lalu lintas dalam RS
Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012
269
l) Site Plan atau Tata letak instalasi-instalasi
berdasarkan zoning dan peruntukan bangunan yang telah direncanakan.
270
271