BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR - DOCRPIJM 1503907528BAB IV

BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR A. RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1. Profil Pembangunan Permukiman

a. Kondisi Umum

  yaitu sebesar 78,41 persen atau sekitar 14.043 rumah tangga. Kemudian yang memiliki rumah dengan luas lantai antara 50 – 99 M

  Penyediaan perumahan dan permukiman skala besar di Kabupaten Sorong yang ditangani oleh masyarakat belum tersedia, sedangkan yang ditangani oleh pihak swasta terdapat satu kompleks permukiman (± 25 Ha) yang akan dikerjakan oleh swasta

  

Gambar IV – 1

Grafik Luas Lantai Rumah yang Digunakan Rumah Tangga

Gambaran Umum

  sebesar 18,75 persen atau sekitar 3358 rumah tangga. Sementara luas rumah lantai tersempit yaitu kurang lebih 1,69 persen atau sekitar 303 rumah tangga.

  2

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

303 14.043 3.358 104 102

0% 20% 40% 60% 80% 100%

  Rumah Tangga

  Pada umumnya di Kabupaten Sorong memiliki rumah dengan luas lantai berukuran antara 20-49 M

  <20 1,69 20 - 49 78,41 50 - 99 18,75 100 - 149 0,58 > 150 0,57

Gambar 2.3 Luas Lantai Rumah Yang digunakan Rumah Tangga

  

303 14.043 3.358 104 102

0% 20% 40% 60% 80% 100% Rumah Tangga

  <20 1,69 20 - 49 78,41 50 - 99 18,75 100 - 149 0,58 > 150 0,57

Gambar 2.3 Luas Lantai Rumah Yang digunakan Rumah Tangga

  2 bekerjasama dengan Bapertarum, dan yang ditangani oleh pemerintah tersebar dibeberapa Distrik di Kabupaten Sorong.

  Rumah Penduduk Gambar IV - 2 Kondisi Permukiman Penduduk di Desa Ninjimur Distrik Salawati Prasarana dan Sarana Permukiman

  Prasarana dan sarana merupakan kelengkapan dasar fisik yang harus dimiliki oleh setiap perumahan dan permukiman baik itu yang terletak di perkotaan maupun diperdesaan. Di Kabupaten Sorong kelengkapan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman masih sangat terbatas. Adapun kelengkapan prasarana dan sarana permukiman yang tersedia dapat dilihat pada Tabel IV - 1.

  Aspek Pendanaan

  Pendanaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar perumahan dan permukiman. Dilihat dari kemampuan masyarakat yang ada di Kabupaten Sorong dalam hal pendanaan PSD permukiman sangat kecil. Sejauh ini pendanaan atau pembiyaan PSD masih

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong sepenuhnya dilakukan oleh pihak Pemerintah Daerah dan pihak Swasta. Begitu juga dengan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana yang ada, masih dilakukan oleh Pemerintah Daerah hal ini disebabkan oleh kemampuan masyarakat yang masih rendah.

  Parameter Teknis Wilayah

  Beberapa parameter yang digunakan dalam perencanaan pembangunan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman dapat dilihat pada Tabel IV – 2.

  Aspek Kelembagaan

  Aspek kelembagaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengelolaan perumahan dan permukiman. Di Kabupaten Sorong kelembagaan/lembaga yang mengelola perumahan dan permukiman terdiri dari: a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), berfungsi sebagai: arahan, kebijakan dan strategi dalam

   Memberikan pengusulan pembangunan perumahan dan permukiman.  Merumuskan program pembangunan perumahan dan permukiman

  b. Dinas Pekerjaan Umum (DPU), berfungsi sebagai:  Instansi teknis pengelola perumahan dan permukiman prasarana dan sarana perumahan dan  Penyiapan permukiman  Memberikan pembinaan dan pengaturan dalam hal pengelolaan perumahan dan permukiman.

  c. Pihak Swasta, berfungsi sebagai:  Melaksanakan pembangunan perumahan dan permukiman

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 1.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 1 lanjutan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 2.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 2 lanjutan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

b. Sasaran

  Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya perumahan dan permukiman yang layak huni.

  2. Tersedianya prasarana dan sarana dasar permukiman yang memadai.

  3. Tersedianya lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat

  2. Permasalahan Pembangunan Permukiman

  Permasalahan pembangunan permukiman yang terjadi di Kabupaten Sorong adalah sebagai berikut:

  • Lahan untuk pembangunan perumahan
  • Struktur tanah
  • Topografi  Pembiayaan/Pendanaan
  • Geografis Wilayah  Kelembagaan  Sumber Daya Manusia (SDM)

  3. Usulan Pembangunan Permukiman

  Untuk meningkatkan kualitas hidup dan menunjang kegiatan masyarakat di Kabupaten Sorong, maka perlu diusulkan pembangunan permukiman. Adapun usulan tersebut adalah sebagai berikut Tabel IV - 3.

a. Sistem Infrastruktur Permukiman yang Diusulkan

  • Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan
  • Pembangunan dan pemeliharaan jaringan drainase
  • Pembangunan jaringan air bersih
  • Pembangunan sistem air limbah
  • Pembangunan sistem pengolahan persampahan
  • Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 3 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 4.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

B. RENCANA INVESTASI PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN

1. Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  a. Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten Sorong

  Kabupaten Sorong merupakan kabupaten hasil Pemekaran pada tahun 2000 dimana pengembangan ibukota kabupatennya terpusat di Kota Baru Aimas wilayahnya merupakan penempatan satuan kawasan permukiman transmigrasi pada tahun dalapan puluhan dengan kawasan hutan yang luas dan mempunyai ciri kehidupan agraris yang didominasi oleh lahan-lahan pertanian, lahan perkebunan, lahan yang masih kosong yang tentunya kualitas dan intensitas lingkungan permukiman kawasan permukiman transmigrasi, permukiman penduduk lokal, perumahan milik Pemda dan kota-kota distrik di Kabupaten Sorong ditinjau dari KDB kawasan permukiman (built–up areanya) terutama dari segi penyerapan air oleh tanah, penghawahan dan pencahayaan alamiah, KLB, GSB dan batas tepi bangunan dengan batas lahan lainnya pada umumnya masih terlihat baik, namun secara umum kondisi bangunan-bangunan pada kawasan perkotaan terlihat permanen dan bangunan lainnya masih sederhana.

  Ditinjau dari tata letak kota - kota distrik pada umumnya merupakan bentuk kota yang dipadukan memusat dan bentuk linier pada satuan-satuan kawasan permukiman transmigrasi dan penduduk lokal dimana ciri dan kondisi fisik bangunanya yang tunggal, bangunan perkantoranpun yang terbagun sudah memusat pada kawasan perkantoran, bangunan kesehatan (puskesmas) tersebar di wilayah kabupaten, untuk rumah sakit pembangunan fisiknya baru terselesaikan pada tahun 2008, sedangkan untuk prasana dan sarana penggulangan kebakaran perkotaan kabupaten sorong belum tersedia.

  Untuk Bangunan-bangunan bersejarah tempat/kawasan warisan budaya potensi sumber daya lingkungan yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata tersebar di wilayah Kabupaten Sorong yang apabila disentuh dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong dan mempercepat pertumbuhan wilayah tapi dari sektor tersebut belum memberikan kontribusi bagi daerah.

  Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan kabupaten sorong mengalamii intensitas pembangunan yang cukup tinggi dalam memanfaatkan ruang-ruang perkotaan, mengakibatkan permasalahan pembangunan perkotaan cukup kompleks. Kompleksitas permasalahan tersebut perlu direspon dengan arahan penataan bangunan dan lingkungan yang telah dituangkan dalam Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) Aimas tahun 2005 hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu faktor estetika tata bangunan dan lingkungan kota yang mendukung terciptanya pola interaksi antar kegiatan secara efisien. Dalam pembentukan karakter bangunan perkotaan yang ada di kota Aimas yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kondisi fisik alam sekitarnya, atau mengikuti bentuk bangunan yang dijadikan ciri khas dari Kota (landmark) sehingga memiliki daya tarik tersendiri. Penerapan aspek Urban Design Guidelines dalam membentuk karakter bangunan kota.

b. Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Fungsi dan klasifikasi bangunan merupakan acuan untuk persyaratan teknis bangunan gedung untuk kota Aimas dan kabupaten ditinjau dari segi intensitas bangunan, arsitektur dan lingkungan keselamatan dan keamanan telah dilaksanakan dengan adanya IMB dan RAPERDA tentang bangunan gedung (gedung perkantoran bangunan pendidikan, pelayanana kesehatan, perumahan dll) dengan demikian Dinas PU telah melaksanakan pengendalian pembangunan gedung dikota Aimas dan Kabupaten Sorong. Untuk daerah-daerah yang rawan bencana ,daerah banjir, Aliran Sungai, dan lokasi yang kondisi fisik dasarnya berkontur tajam/terjal tidak diberikan ijin untuk membangun, pada lokasi yang berkontur sedang diberikan persyaratan teknis untuk membangun, dan untuk kawasan-kawasan yang pengembanganya ke depan diatur oleh rencana kota diberikan ijin yang sifatnya sementara.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Kondisi kawasan kumuh di Kabupaten Sorong digambarkan/dibahasakan sebagai penduduk miskin yang mata pencaharian sebagai petani peramuh/nelayan tradisional yang kondisi rumahnya bersifar darurat dan kondisi lingkungannya tidak didukung dengan ketersediaan PSD, kawasan ini tersebar pada wilayah pedalaman dan kawasan pesisir atau pulau di Kabupaten Sorong.

  Kabupaten Sorong mempunyai potensi untuk pengembangan pasar pariwisata bahari, wisata alam, wisata pantai, air panas, yang belum dimanfaatkan dan dikembangkan yang perlu didukung dengan sektor-sektor pelayan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan sektor wisata, dan obyek-obyek wisata berupa permukiman- permukiman tradisonal, bangunan gedung bersejarah tidak dimiliki oleh kabupaten. Untuk Sarana lingkungan open spice hanya tersedia secara alami berupa hutan kota, lahan kosong yang hijau yang belum dikelola/ditata, sarana olah raga berupa stadion olah raga yang kondisinya masih dalam tahap penyempurnaan.

   Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran Kota Baru Aimas maupun wilayah kabupaten belum tersedia prasarana dan sarana penaggulangan kebakaran kota yang memadai, maupun hidran penanggulan kebakaran yang include pada jaringan pipa PDAM dalam wilayah permukiman, operasional penanggulangan kebakaran Kota Aimas didukung 2 unit kendaraan mobil dinas kebakaran dengan kapasitas 2000 liter yang melayani lingkup kota Aimas yang dioperasikan oleh Dinas PU sedangkan untuk perusahan-perusahan dibidang migas/minyak, pengalengan ikan, industri kayu lapis, playwood dan lain-lain untuk penanggulangan kebakarannya disiapkan oleh perusahan yang bersangkutan.

   Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan Pemerintah Kabupaten Sorong melalui Dinas PU telah mensosialisasikan tentang ijin mendirikan bangunan langsung kepada masyarakat dengan langsung mendatangi warga pada tingkat RT dan distrik pada lingkup Kota Baru Aimas. Memberikan kesadaran, pemahaman tentang IMB dan bantuan teknis dalam membangun dan kemudahan perijinan bagi masyarakat sebagai bentuk pelayanan prima dan terlihat partisipasi masyarakat dalam pengurusan ijin bangunan telah diterima dengan baik.

2. Permasalahan Penataan Bangunan

  Salah satu bagian penting yang dituangkan dalam penataan bagunan gedung dan lingkungan di kawasan perkotaan dan wilayah Kabupaten Sorong adalah suatu pedoman mengenai arahan penataan bangunan dan Lingkungan ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu faktor estetika lingkungan kota yang mendukung terciptanya pola interaksi antar kegiatan secara efisien. Sasaran

  a. Perumusan kebijaksanaan Penataan Bagunan Gedung dan lingkungan di kota dan wilayah kabupaten Sorong b. Pengendalian intensitas kawasan melalui KDB, KLB, GSB dan batas tepi bangunan dengan batas lahan lainnya.

  c. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, keseimbangan Bagunan Gedung dan peningkatan kualitas lingkungan pada Kawasan perkotaan dan kawasan-kawasan strategis yang memeliki nilai ekonomi.

  d. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan pemerintah dan/atau masyarakat serta swasta di wilayah Kota (aimas) dan Wilayah Kabupaten

  e. Penyusunan Rencana Teknik Bagunan dan Lingkungan pada kawasan kota Aimas dan Kota-kota kecamatan di wilayah kabupaten.

  f. Pelaksanaan Perangkat teknis aturan bangunan gedung dan lingkungan memacu peningkatan kualitas lingkungan.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rumusan Masalah Dari kondisi yang ada dan sasaran yang akan dicapai diidentifikasi masalah yang terjadi Kabupaten SorongBagaimana Menciptakan Ruang-Ruang Perkotaan di Kabupaten Sorong Agar tertib Bangunan dan Peningkatan Kawasan/lingkungan dengan berpedoman pada rencana kota dan menerapkan aturan standarnisasi Undang-undang bagunan gedung dan lingkungan yang telah ditetapkan.Peningkatan dan pemahaman teknis kegiatan tentang bangunan gedung dan lingkungan oleh aparat dinas PU guna pemantapan kelembagaan panataan bangunan dan lingkungan.

  Permasalahan dan Tantangan Permasalahan dan Tantangan Bidang Bangunan Gedung

  Kondisi fisik geografis kota kabupaten berbukit ,gelombang, hingga datar pada daerah-daerah yang berkontur tajam tidak dimanfaatkan untuk membangun, areal lahan yang sedikit berbukit perlu pematangan, namun daerah yang rawan bencana tidak diijinkan untuk membangun.

  Lingkup Kota Kabupaten belum memiliki prasarana dan sarana hidran penaggulangan kebakaran , baik di gedung perkantoran, kesehatan, pendidikan maupun pada kawasan permukiman juga belum tersedia hidran kebakaran yang imput pada jaringan pipa air bersih. Untuk penanggulangan kebakaran wilayah kota hanya ditunjang dengan sarana mobil kebakaran 2 unit dengan kondisi baik yang melayani kota aimas yang dioperasikan oleh dinas PU Kabupaten Sorong.

  Penyelenggaran Aturan penataan bangunan dan gedung berpedoman pada rencana tekni ruang kota aimas yang mengatur unsur pengendalian pembangunan, dengan memberlakukan ketentuan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) atau Floor Area Ratio (FAR) untuk mengatur ketinggian (Skyline) bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) atau Building Coverage Ratio (BCR) dan Building Lines, berupa garis sempadan bangunan untuk mengatur kepadatan dan bentuk massa bangunan yang berhirarki dan berjenjang sehingga mampu menciptakan keteraturan kota.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Kualitas pelayanan pablik dan perijanan masih rendah belum didukung dengan kemampuan SDM dan sarana yang ada.

  Permasalahan dan tantangan di bidang bangunan gedung dan rumah negara Kondisi gedung gedung negara yang terdapat di kabupaten sorong seperti gedung-gedung perkantoran, bangunan kesehatan, dan Perumahan dari aspek struktur bangunan telah memenuhi syarat konstruksi tapi dari segi kenyamanan dan lingkungan kurang mendapat perhatihan karena tidak didukung dengan panataan lingkungan. Sedangkan penyelenggaraan gedung – gedung perkantoran dan perumahan pemda telah menyesuaikan dengan ketentuan rencana pemanfaatan tata ruang dan sesuai dengan fungsinya.

  Dari segi kualitas dan kuantitas aset-aset pemerintah daerah teradministrasikan pada kantor Dinas PU, Bappeda,pertanahan yang penagananya masih sistem manual dan belum didukung dengan sistem komputerisasi dan tenaga teknis.

  Permasalahan dan tantangan di bidang penataan lingkungan Untuk wilayah kabupaten sorong kawasan permukiman kumuh tidak nampak namun digambarkan sebagai penduduk miskin masyarakat pedalaman, nelayan yang berdiam dipesisir dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman tidak didukung dengan PSD hal ini tersebar pada wilayah kabupaten sorong dan pada wilayah pesisir.

  Dalam pengembangan pasar pariwisata , obyek-obyek wisata kabupaten sorong berupa permukiman-permukiman tradisonal, bangunan gedung bersejarah tidak dimiliki oleh kabupaten tapi didukung wisata alam, wisata pantai, wisata bahari.

  Kawasan-kawasan yang diprioritaskan untuk mengakomodasikan kepentingan sektor-sektor yang pengembangannya dianggap strategis sehingga perlu mendapat dukungan penataan ruang meliputi :

   Desa Agro Wisata / Dusun Sagu  Taman Rekreasi / Hutan Wisata

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

   Bendung / Embung Klamalu  Wisata Bahari Selat Sele  Wisata Sejarah Bekas Lapangan Terbang dan Goa peninggalan Jepang di Sausapor

   Wisata Alam Danau Ainaro dan sumber air panas Klaili  Cagar Alam Tamrau Utara  Cagar Alam Pantai Sausapor Pengembangan kawasan strategis diperlukan untuk memacu pertumbuhan pembangunan Kabupaten Sorong. Dalam pengembangan kawasan-kawasan tersebut harus diperhatikan adanya sektor-sektor strategis serta tingkat kepentingan sektor-sektor tersebut terhadap pengembangan wilayah baik dalam hal potensi, kendala dan permasalahan-permasalahannya, serta ketersediaan dan kesiapan investasi untuk mendukungnya. Secara umum kawasan-kawasan strategis yang perlu mendapat prioritas.

  Tata hijau pada dasarnya memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup manusia serta fungsi estetika/keindahan lingkungan. kondisi ruang terbuka hijau maupun open space untuk kota Aimas masih dalam kondisi alamiah berupa hutan kota dan rencana penataan ruang terbuka hijau telah dituangkan dalam rencana kota RTRK namun belum ada perhatian dan implementasi dari pemerintah untuk melaksakan rencana RTH maupun dalam bentuk taman-taman perkotaan dan Publik Space (ruang publik), berupa alun-alun kota telah tersedia di kota aimas yang kondisinya baik yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat dan memberikan keleluasaan kepada setiap stake holder, masyarakat untuk berkreatifitas dan melakukan interaksi berbagai kepentingan yang positif.

  Rencana Penanganan Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Untuk mengarahkan perkembangan wilayah kota Aimas menuju arah penggunaan tanah yang berorientasi ekonomis dan fungsional serta berkelanjutan, perlu adanya arahan kegiatan dan rencana perkembangan

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong wilayah kota yang diatur dalam kegiatan perencanaan tata ruang. Perkembangan wilayah kota yang pesat serta tingginya intensitas kegiatan di wilayah kota Aimas merupakan manifestasi kebutuhan ruang akibat adanya perkembangan penduduk dengan segala aktivitas kegiatannya. Apabila pertumbuhan dan perkembangan ini tidak diikuti dengan suatu perencanaan yang matang, dan dukungan SDM di lembaga teknis perintahan maka dapat menimbulkan permasalahan di masa mendatang baik secara struktural maupun fungsional. Oleh sebab itu perlu adanya langkah – langkah penyiapan perangkat teknis Bangunan Gedung dan Lingkungan .

  Analisis diarahkan untuk mengakomodasi potensi dan kendala pengembangan agar bangunan gedung pada ruang-ruang kota dapat berfungsi secara efektif,Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan yang memilii niali ekonomi, dan peran serta masyarkat dalam pembangunan serta Kajian nilai dukung lingkungan merupakan langkah untuk memahami karakter areal perkotaan dan pembangunan yang dilakukan, pada gilirannya memerlukan analisis terhadap kemungkinan- kemungkinan pembangunan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut : a. Faktor Alami

   Kondisi topografi/kemiringan lereng

  b. Faktor Buatan  Kawasan terbangun (perumahan, perdagangan, pendidikan, perkantoran, dll) yang ada dan yang dalam proses  Pengembangan Kawasan-kawasan strategis yang mempunyai nilai ekonomi Kawasan pengembangan khusus, misalnya perkantoran, perdagangan atau rekreasi;

  c. Faktor Kelembagaan masyarakat adat Dari tiga parameter penilaian terhadap daya dukung lingkungan Kota

  Aimas dan sesuai dengan rencana master plan maka dapat diperoleh beberapa unit-unit lahan yang dapat dikembangkan secara kontinu, bertahap ataukah terbatas. Ini sangat penting dilakukan agar ruang-ruang fungsional kota tercipta sistem interaksi yang baik dan degradasi lahan

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  tidak terjadi serta yang terpenting adalah konsep pembangunan secara berkelanjutan dapat tercapai.

  Rekomendasi

  Dari hasil-hasil analisis dan tinjauan permasalahan, kondisi bangunan , sarana dan prasarana lingkungan perkotaan yang ada dikota aimas dan wilayah kabupaten secara umum perlu dituangkan dalam rencana tata bangunan dan lingkungan Konsep-konsep pengembangan kawasan yang mempunyai nilai ekonomi yang perlu didukung dengan sektor-sektor pelayanan agar dapat merangasan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan sektor pariwisata.

3. Program Yang Diusulkan

  a. Usulan dan Prioritas Program

  Dalam rangka meningkatkan dan menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan yang baik, sehingga menghasilkan suatu lingkungan yang layak huni, maka perlu dilakukan beberapa kegiatan yang diwujudkan dalam beberapa program sebagai berikut:  Penyelenggaraan desiminasi/sosialisasi peraturan perundang- undangan penataan bangunan dan lingkungan.  Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur.  Penyelenggaraan pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung  Penyusunan RISPK  Penyusunan RIK  Penyusunan RAPERDA  Penyusunan RTBL  Penyusunan program perbaikan kampung (KIP)  Penyusunan Rencana Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

  b. Usulan dan Prioritas Proyek Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Tabel IV - 5.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 6 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 7 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV – 8 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 9 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 10 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

C. RENCANA INVESTASI SUB – BIDANG AR LIMBAH

1. Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah

  a. Umum

  Sub Bidang Air Limbah pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman (municipal wastewater). Dimana air limbah yang dimaksud terdiri dari air limbah domestic ( rumah tangga ) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Kuantitasnya antara 50 -70% dari rata – rata pemakaian air bersih (120 – 140 ltr/org/hr). Air limbah ini perlu di kelola agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

  b. Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Dalam Rencana Kabupaten Sorong.

  Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sorong dalam Pengelolaan Air Limbah untuk menjaga kerusakan dan pencemaran lingkungan adalah :  Mengawasi kerusakan dan pencemaran lingkungan yang disebabkan air limbah dan menyebarluaskan informasi tentang pentingnya kesehatan lingkungan kepada masyarakat melalui penyuluhan – penyuluhan,  Disusunnya Rencana Kualitas Lingkungan Daerah,  Meningkatkan kualitas aparatur lingkungan hidup,  Tersedianya saluran air buangan rumah tangga.

  Program Pemerintah dalam Pengelolaan Air limbah yaitu : Pembinaan Sistem Pengelolaan Air Limbah,Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah, Program Perluasan Cakupan Pelayanan Ar Limbah, Program Peningkatan Sistem Pengolahan Lumpur Tinja, Program Pengembangan Pembangunan PS Air Limbah Yang Bertumpu pada partisipasi Masyarakat,

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta, Program Pembangunan kapasitas Pendanaan, Program Promosi Pengelolaan Air Limbah dan Program Pengembangan Inovasi Teknologi.

2. Profil Pengelolaan Air Limbah.

  Berdasarkan kondisi dan karateristik perumahan dan permukiman serta kondisi sosial dan budaya masyarakat di Kabupaten Sorong, maka secara umum kondisi tentang sistem pengolahan air limbah di Kabupaten Sorong adalah sebagai berikut:

  a. Gambaran Umum Pengelolaan Air Limbah Saat ini.

  Pengelolaan Air limbah yang ada pada saat ini adalah pengelolaan dengan On Site Sistem yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang dilakukan secara individual dan/atau komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa bangunan yang pengolahannya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber. Keuntungan dari sistem On Site ini adalah :  Biaya Pembuatan Murah,  Dibuat oleh masing – masing/pribadi;  Teknologi cukup sederhana;  Sistem sangat privasi karena terletak pada persilnya;  Operasi da pemeliharaan dilakukan secara pribadi masing – masing.

  Tingkat Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan.

  Dengan adanya masyarakat yang belum mampu untuk mengelola limbahnya atau belum mempunyai septik tank, sehingga masih menggunakan MCK menyebabkan terjadi sanitasi yang kurang baik maka menyebabkan Kesehatan Masyarakat kurang terjaga yaitu sering terjadinya penyakit diare pada masyarakat terutama pada anak – anak dengan angka kematian yang cukup tinggi.

  Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah.

  Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah yang ada saat ini adalah dengan cara individual yaitu pembuatan septik tank di masing–masing rumah. Dari jumlah penduduk yang ada di

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Kabupaten Sorong, di Distrik Aimas terdapat ± 80% rumah yang telah menggunakan septik tank sedangkan di Distrik Salawati terdapat ± 70% rumah yang telah memiliki septik tank, sisanya masih belum mempunyai prasarana sarana air limbah khususnya septik tank hal ini menyebabkan sebagian dari masyarakat membuang air besar (tinja) di tempat yang tidak seharusnya. Dan di Distrik yang lain kebanyakan masih menggunakan cubluk dan MCK. Secara umum Kabupaten Sorong berada pada ketinggian 0–25 meter dari permukaan laut dengan bentuk permukaan lahan relative datar. Kemiringan lereng wilayah bervariasi yaitu atara 0–2 %, 2–15 % dan 15–25 %. Kondisi topografi (ketinggian dan keiringan lereng) tersebut dikategorikan sebagai daerah datar.

b. Kondisi Sistem Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah.

  Kondisi sistem prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang ada pada saat ini adalah sistem On site yaitu sistem pembuangan setempat dimana fasilitas pembuagan air limbah yang berada di dalam daerah persil pelayanannya (batas tanah yang dimiliki) yaitu dengan pembuatan septik tank. Dimana yang sudah mempunyai prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tersebut di Distrik Aimas 5.163 KK dan di Distrik Salawati 2.764 KK dan di Dstrik yang lain masih menggunakan cubluk dan MCK.

  • Aspek Teknis Sesuai dengan penjelasan sebelumnya di atas bahwa, pengelolaan sistem air limbah di Kabupaten Sorong secara teknis dilakukan dengan sistem sanitasi on-site (setempat), sedangkan sistem sanitasi off-site belum dilakukan dengan alasan keterbatasan dana dan lembaga yang mengelola belum dibentuk. Secara umum jumlah dan cakupan pelayanan prasarana dan sarana air limbah serta parameter teknis wilayah dapat dilihat pada Tabel IV - 12, IV - 13 dan IV - 14.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 12 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 13 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 14 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  • Aspek Pendanaan Seperti telah diketahui bahwa di Kabupaten Sorong sistem pengolahan air limbah adalah sistem on-site, dimana sistem ini dikelola langsung oleh masyarakat sehingga biaya operasi dan pemeliharaannya juga ditangani sendiri oleh masyarakat seperti biaya pengurasan tangki septik dan biaya lainnya.
  • Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah Lembaga yang berfungsi sebagai pengelola pelayanan air limbah di Kabupaten Sorong sampai saat ini belum terbentuk, namun untuk memantau dan menyiapkan prasarana pengelolaan air limbah seperti truk tinja dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sorong.

3. Permasalahan Yang Dihadapi a. Sasaran Pengelolaan Prasarana dan Sarana (PS) Air Limbah.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Mengingat pentingnya kesehatan masyarakat dan kemampuan masyarakat untuk pengelolaan air limbah di perlukan bantuan untuk pembuatan prasarana sarana air limbah yaitu dengan cara pembuatan Septiktank atau cubluk untuk masyarakat yang kurang mampu atau belum mempunyai PS air limbah. Untuk menjaga kesehatan dan perlindungan lingkungan terutama sumber daya air permukaan maupun air tanah, perlu dilakukan menyebarluaskan informasi tentang Pengelolaan Lingkungan kepada masyarakat melalui penyuluhan tentang pengelolaan air limbah yang sesuai baku mutu lingkungan.

b. Rumusan Masalah  Aspek Kelembagaan.

  Bentuk kelembagaan yang cocok dengan besarnya kewenangan dan sumber daya manusia sebagai salah satu unsur pengelola belum memadai dari jumlah maupun kualitasnya.

  • Aspek Teknis Operasional.

  Keterbatasan sarana dan prasarana pengurasan dan pengumpulan (truk tinja), instalasi pengolah lumpur tinja (IPLT), serta instalasi pengolah air limbah (IPAL) sebelum dibuang ke dalam air.

  • Aspek Pembiayaan.

  Tidak seimbangnya besar biaya operasional – pemeliharaan (O dan M) pengelolaan dan besarnya penerimaan retribusi sebagai konsekuensi logis pelayanan penerimaan.

  • Aspek Pengaturan/Regulasi

  Tidak dimikilinya kebijakan pengaturan pengelolaan yang mampu memberikan motivasi kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara utuh dalam pengelolaan secara terpusat baik menyangkut biaya maupun teknik operasional.

  • Aspek Peran Serta Masyarakat Kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara utuh dalam pengelolaan perlu ditingkatkan. Untuk jelasnya mengenai permasalahan pengelolaan air limbah dan upaya penganannya dapat dilihat pada Tabel IV - 15.

4. Analisa Permasalahan dan Rekomendasi

a. Analisa Permasalahan

   Aspek Teknis Sistem Pengelolaan air limbah yang ada saat ini dengan system On – Site yaitu pengelolaan limbah secara individu.

   Aspek Non Teknis Kebiasaan masyarakat yang kurang mampu masih menggunakan cubluk dan juga masih banyak membuang limbah ke sungai sembarangan.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 15.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 15 lanjutan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 15 lanjutan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

   Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan air limbah adalah: o Keterbatasan masyarakat arti/pengetahuan tentang pengelolaan lingkungan dan kesehatan lingkungan sehigga masih banyak masyarakat yang membuang atau mengalirkan limbah sembarangan. o Kemampuan masyarakat untuk mengelola air limbah masih rendah karena pendapatan masyarakat yang minim.

  b. Alternatif Pemecahan Persoalan

  Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:  Memberikan penyuluhan atau desiminasi kepada masyarakat terhadap pentingnya pengolahan air limbah.  Membangun infrastruktur yang dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam pengolahan limbah.

  c. Rekomendasi

   Memberikan penyuluhan atau desiminasi kepada masyarakat terhadap pentingnya pengolahan air limbah.  Membangun infrastruktur yang dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam pengolahan limbah, seperti: o

  Pembuatan septik tank komunal o Pembuatan MCK umum o Pengadaan truk tinja o Pembuatan IPAL o Pembuatan IPLT o Pembuatan jamban keluarga

  Untuk jelasnya mengenai alternatif pemecahan masalah pengelolaan air limbah di Kabupaten Sorong dapat dilihat pada Tabel IV - 16. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong Tabel IV - 16.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 16 lanjutan

5. Sistem Prasarana Yang Diusulkan

  a. Usulan dan Prioritas Program

  Melihat kondisi pengelolaan air limbah dan permasalahan yang ada di Kabupaten Sorong, baik dari aspek teknis maupun non teknis serta melihat kondisi sosial dan budaya masyarakat maka usulan program atau kegiatan yang perlu untuk dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang adalah sebagai berikut:

  b. Pembiayaan Pengelolaan

  Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan air limbah, maka perlu didukung oleh pembiayaan pengelolaan yang bersumber dari APBN maupun APBD. Berikut ini adalah Tabel Usulan Pembiayaan Proyek Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Sorong.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong Tabel IV - 17.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong Tabel IV - 17. lanjutan

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong Gamba IV-3 .peta area pelayanan yang diusulkan selama 5 thn

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 18 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 18 lanjutan

D. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG PERSAMPAHAN

1. Profil Umum Persampahan

  Sub Bidang Persampahan pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki Program dan Kegiatan yang bertujuan untuk mencapai masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih dari sampah.

  Sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat , setengah padat yang merupakan hasil sisa aktivitas manusia/masyarakat, tidak terpakai, dapat bersifat organic maupun anorganik , karena membahayakan kesehatan lingkungan harus di buang/disingkirkan/dikelola dari lingkungan.

  Perkiraan jumlah sarana pengangkutan sampah dilakukan berdasarkan angka rata–rata volume produksi sampah perkapita untuk kota–kota yang berstatus kota kecamatan atau kota–kota dengan populasi di bawah 100.000 jiwa, yaitu sekitar 2,5 ltr/org/hr. Untuk kawasan pelayanan dengan kepadatan penduduk sekitar 200 jiwa / ha atau lebih diperlukan pola pelayanan yang konvensional sampah yang dibawa ke gerobak dari tiap bak sampah menuju TPA oleh truk–truk sampah sedangkan yang pola semi konvensioal, sampah dari gerobak dibawa ke depo–depo kontainer yang selanjutnya dibawa ke TPA oleh truk kontainer. Untuk kawasan kepadatan di bawah 200 jiwa/ha diperlukan pola pelayanan yang lebih modern dengan penggunaan mini kontainer atau truck

  compactor yang mengambil sampah dari ini kontainer menuju TPA.

a. Kebijakan, Program, dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan dalam Kabupaten Sorong .

  Kebijakan Pemerintahan Kabupaten Sorong dalam rangka Pengelolaan Persampahan adalah :

  1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya;

  2. Pengelolaan persampahan dari sistem lahan sebagai tempat pembuangan akhir menjadi system TPST (tempat pembuangan sampah terpadu) untuk meminimalisasikan timbulan sampah;

  3. Mengedepankan peran dan partisipasi aktif masyarakat sebagai mitra dalam pengelolaan;

  4. Perkuatan kapasitas kelembagaan pengelolaan sampah;

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  5. Pemisahan badan/fungsi regulator dan operator;

  6. Peningkatan efektifitas penegakan hukum;

  • Adapun Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan adalah :

   Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan Peningkatan Pengembangan Perangkat pengaturan dan standar, pedoman dan manual bidang pengelolaan persampahan.

   Program Perencanaan Pengelolaan Persampahan Tersusunnya PJM dan masterplan/outline plan atau PTMP (Perencanaan teknis dan manajemen persampahan )  Program Pengurangan Timbulan Sampah Pengurangan volume sampah dari sumbernya melalui upaya pemilahan, pemanfaatan, daur ulang sampah dan pengomposan;  Program perluasan cakupan pelayanan persampahan

  Peningkatan pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah ke TPA secara bertahap sesuai kriteria;  Program perencanaan kualitas system Pengolahan akhir sampah

  Perencanaan sistem pengolahan akhir sampah untuk melindungi sumber daya lingkungan dengan system controlled landfill atau

  sanitary landfill;

   Program Peningkatan Pengelolaan sampah terpadu mendukung perlingungan sumber daya air; Peningkatan penangan sampah secara terpadu lintas sector melindungi sumber daya air di kawasan potensial pencemaran oleh sampah permukiman pengembangan kapasitas masyarakat dalam  Program meningkatkan sstem pengelolaan persampahan; Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengurangan timbulan dan pengelolaan sampah  Program Pembagunan kapasitas pendanaan pengelolaan persampahan Peningkatan sumber pendanaan pembangunan dan pengelolaan persampahan  Program promosi system pengelolaan sampah

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Menyebar luaskan informasi dan peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat serta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan sistem persampahan

   Program Perencanaan inovasi teknologi system pengelolaan persampahan. Peningkatan kualitas sistem pengelolaan persampahan yang ramah lingkungan.

  2. Profil Persampahan a. Gambaran Umum Sistem Pengelolaan Persampahan Saat ini.

  Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada saat ini di Kabupaten Sorong adalah Sistem skala individual yaitu system pengelolaan individu yang dilakukan oleh satu sumber atas sampah yang dihasilkan sendiri oleh sumber tersebut.

  Masyarakat mengolah sampahnya sendiri dengan cara dibakar dan sebagian masyarakat mengolah sampahnya dengan cara pengomposan. Secara umum Kabupaten Sorong berada pada ketinggian 0 – 25 m dari permukaan laut (MDPL) dengan bentuk permukaan lahan relative datar. Kemiringan lereng wilayah sangat bervariasi yaitu antara 0 – 2 %, 2 – 15% dan 15 – 25%. Kondisi topografi (ketinggian dan kemiringan lereng) tersebut dikategorikan sebagai daerah cenderung datar.

b. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan yang ada (Aspek Teknis)

  Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada saat ini yang dilaksanakan oleh masyarakat adalah dengan cara di bakar dan sebagian di bikin kompos. Dimana sumber sampahnya dari aktifitas

  3

  sehari–hari dengan volume m /hr. Sedangkan Pasar Kabupaten, Terminal dan Rumah Sakit yang merupakan penghasil sampah yang besar baru dalam proses pembangunan mengingat Kabupaten Sorong adalah Kabupaten Pemekaran.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Dampak negatif yang terjadi dari pengelolaan sampah yag dilakukan oleh masyarakat adalah kurang sempurna dalam pengelolaan sehingga masih sering terjadi bau yang kurang enak sehingga mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan.

  • Aspek Pendanaan Dalam pengelolaan persampahan yang ada saat ini, pendanaannya masih biayai oleh masyarakat secara swadaya (limbah/sampah rumah tangga). Penyiapan sarana dan prasarana dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup, sedangkan institusi yang melakukan penarikan retribusi adalah Dinas Pendapatan Daerah.
  • Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan Pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Sorong, masih dikelola oleh masing-masing individu atau kelompok masyarakat. Sedangkan lembaga yang mengelola sampah adalah Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup, namun kedua dinas tersebut belum dapat bekerja secara maksimal akibat keterbatasan SDM dan peralatan.
  • Aspek Peraturan Perundangan Di Kabupaten Sorong belum ada Peraturan Perundangan yang khusus mengatur tentang pengelolaan persampahan.
  • Aspek Peran Serta Masyarakat Di Kabupaten Sorong belum pernah dilaksanakan Sosialisasi/kegiatan tentang informasi pengelolaan persampahan baik yang dilakukan Pemerintah maupun Swasta. Hal ini menyebabkan masyarakat masih mengolah sampahnya sendiri dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

  Untuk jelasnya mengenai kondisi sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Sorong dapat dilihat pada Tabel IV - 19.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

Gambar IV - 4

Sistem Pengelolaan Sampah

Gambar IV - 5

Sistem Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Sorong

  Pengumpulan 1 Pengumpulan 2 Pengumpulan 3 Sumber Timbunan Tempat Pembuangan Sementara Transfer Depo Tempat Pembuangan Akhir Pewadahan Pengumpulan Tanggung jawab Kabupaten Tanggung jawab RT/RW/LKMD/Desa Dalam/Lintas/Kab./Kota

Institusi

Limbah

  Finansial Peran Serta Masyarakat Hukum Dan Peraturan Teknik

  Tabel IV - 19 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 19 lanjutan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 19 lanjutan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel IV - 20

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  Tabel 25.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

3. Permasalahan yang dihadapi

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Sorong

  

a. Sasaran Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah

  Sasaran yang ingin dicapai dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Sorong adalah:  Tercapainya kondisi kota dan lingkungan yang bersih;  Pencapaian pengurangan kuantitas sampah sebesar 20%;  Pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk;  Tercapainya kualitas pelayanan yang sesuai atau mampu melampaui standar pelayanan minimal persampahan;  Tercapainya peningkatan kualitas pengelolaan TPA;  Tercapainya peningkatan kinerja institusi pengelola persampahan yang mantap.

   Peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat sebagai sumber timbulan dalam pengelolaan kebersihan dan persampahan secara utuh.

  b. Rumusan Masalah