VIIII RREEN NC CA AN NA A PPEEM MBBA AN NG GU UN NA AN N IIN NFFRRA ASSTTRRU UKKTTU URR C CIIPPTTA A KKA ARRYYA A

  BA B AB B V

  VIIII R RE EN NC CA AN NA A P PE EM MB BA AN NG GU UN NA AN N

  IIN NF FR RA AS STTR RU UK KTTU UR R C CIIP PTTA A K KA AR RY YA A

  7

  7..1

  1 S Se ek ktto orr P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n K Ka aw wa assa an n P Pe errm mu uk kiim ma an n

  Bagian ini menjabarkan kondisi eksisting, sasaran program serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0- 100, yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan system penyediaan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air lim bah, persampahan, dan drainase. khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasar ana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di ka wasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan p erkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

  7..1 7 1..1 1.. K Ko on nd diissii E Ek kssiissttiin ng g 7 7..1 1..1 1.. D Da atta a K Ko on nd diissii E Ek kssiissttiin ng g K Ka aw wa assa an n K Ku um mu uh h Kota Lubuklinggau melalui surat Keputusan Walikota Lubuklinggau Nomor : 62 / KPTS / BAPPEDA / 2016 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Walikota Lubuklinggau Nomor 265 Tahun 2 014 tentang Penatapan Lokasi Kawasan

  Permukiman Kumuh Kota Lubuklinggau. Berdasarkan SK tersebut Kota Lubuklinggau memiliki 6 Kawasan Kumuh, yang terdiri dari : Ulak Surung, Jawa Kanan SS, Mesat Seni, Karpo (Karya Bakti dan Dempo), Pelilu (Pasar Permiri, Lubuklinggau Ilir dan Lubuklinggau Ulu) dan Memubak (Mesat Jaya, Muara Enim dan Bandung Kiri) dengan luas 111,82 Hektar.

  SK Walikota Lubuklinggau tentang Perubahan Atas Keputusan Walikota Lubuklinggau Nomor 265 Tahun 2014 tentang Penatapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kota Lubuklinggau dapat dilihat dibawah ini.

  • RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 2021 VII-5

  7 7..1 1..1 1..2 2.. P Pe errm mu uk kiim ma an n P Pe errd de essa aa an n d da an n R Ra aw wa an n B Be en nc ca an na a Kota Lubuklinggau terdiri dari 72 (tujuh puluh dua) Kelurahan dari 72 Kelurahan.

  Kawasan Rawan Bencana merupakan kawasan yang diidentifikasi berpotensi tinggi mengalami bencana, baik yang disebabkan oleh alam ma upun kegiatan manusia secara tidak langsung. Tujuan dari penetapan Kawasan Rawan Bencana adalah untuk mencegah dan menghindarkan terjadinya korban baik berupa harta, benda, maupun nyawa yang disebabkan oleh suatu kejadian bencana alam. Pencegahan dilakukan antara lain dengan melarang, membatasi, dan mengendalikan pemanfaatan ruang di Kawasan Rawan Bencana untuk kegiatan budidaya, dan dengan memberi jalur hijau (buffer zone) pada kawasan-kawasan tersebut.

  Berdasarkan analisis, kemungkinan terjadinya bencana di kota Lubuklinggau adalah berasal dari banjir, tanah longsor, kebakaran, gempabumi serta angin puting beliung. Saat ini, bencana banjir belum terjadi secara mengkhawatirkan hanya sebatas banjir sesaat atau genangan air selama beberapa jam setelah hujan d eras mengguyur. Selanjutnya, tanah longsor dikhawatirkan terjadi di sekitar Bukit Sulap karena masyarakat yang mengambil batu alam untuk peralatan dapur dari Bukit Sulap.

  Bahaya kebakaran sering terjadi karena kecerobohan masyarakat, misalnya kompor, tabun g gas bahkan karena lilin dan membakar sampah di halaman. Permukiman yang padat ataupun dibuat dari bahan kayu menyebabkan kawasan permukiman rawan kebakaran. Dalam hal gempabumi, kota Lubuklinggau berdekatan dengan kawasan Bukit Barisan yang memiliki sala h satu lempeng (vault) gempabumi di pulau Sumatera. Kemungkinan terjadi bencana gempabumi di kota Lubuklinggau tetap perlu menjadi pertimbangan karena lokasinya relatif berdekatan dengan kawasan Bukit Barisan.

  Bencana akibat angin puting beliung mulai bany ak terjadi dalam 2 tahun terakhir ini, hal ini diakibatkan karena pengaruh global warming maupun climate change. Oleh sebab itu, perlu juga diwaspadai akibat dari angin puting beliung yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Korban yang mungkin terjadi dala m jumlah besar di kota Lubuklinggau, kemungkinan terjadi akibat dari gempabumi maupun kebakaran. Kawasan rawan bencana alam yaitu kawasan rawan bencana longsor seluas 2.880 Ha meliputi kawasan Kaki Bukit Sulap di sebagian Kelurahan Marga Bakti, Kelrahan Durian Rampak, Kelurahan Taba Baru, Kelurahan Petanang Ilir, Kelurahan Petanang Ulu Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kelurahan Joyo Boyo, Kelurahan Ulak Surung Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan Kelurahan Sidorejo Kecamatan Lubuklinggau Barat II.

  Arahan pe nanggulangan kawasan rawan longsor dengan cara reboisasi hutan yang telah gundul dengan cara penanaman kembali dan pemantapan fungsi kawasan sebagai hutan lindung, dan kawasan perlindungan terbatas.

  7 7..1 1..1 1..3 3.. P Po otte en nssii d da an n TTa an ntta an ng ga an n P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n K Ka aw wa assa an n P Pe errm mu uk kiim ma an n Melalui Program 100-0-100 Kota Lubuklinggau ingin adanya pengurangan kawasan kumuh dan menata kawasan yang menjadi potensi kumuh sehingga kawasan permukiman di Kota Lubuklinggau tertata dengan baik dan menjadi Kota Tanpa Kumuh. Tantangan yang dihada pi adalah bagaimana menegakkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penataan kawasan kumuh dan anggaran untuk kegiataan penataan kawasan kumuh.

  Ada beberapa potensi kawasan permukiman yang terdapat pada Kota Lubuk Linggau diantaranya adalah, sebagai berikut : 

  Perekonomian kawasan di bidang perdagangan dan jasa, agrominapolitan dan pariwisata, sehingga akan menarik konsentrasi kegiatan lain dan tumbuhnya sektor perumahan. 

  Prospek berkembang sebagai kawasan pengembangan perekonomian di bagian Timur Prov insi Sumatera Selatan, ditunjang dengan dilalui jalur lalu lintas regional (Sumatera Selatan –Kota Lubuk Linggau–Palembang). 

  Kawasan permukiman pusat kota yang memiliki nilai budaya tinggi sebagai ciri masyarakat perkotaan di Kota Lubuk Linggau.

   Sebagian be sar wilayah perencanaan topografinya relatif datar dan landai, hal ini memudahkan dalam pengembangan kota dan perencanaan jaringan infrastruktur perkotaan.

   Terletak berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kota Lubuk Linggau sebagai salah sat u pusat pengembangan perekonomian di bagian Barat Sumatera Selatan.

   Ketersediaan lahan bagi kegiatan permukiman yang masih cukup besar. 

  Kondisi sosial penduduk yang memiliki tingkat akulturasi yang bervariasi dan toleransi yang tinggi. Sehingga, dapat deng an mudah untuk menerima ide- ide pembangunan. Aktivitas perdagangan dan industri di Kota Lubuk Linggau ditunjang oleh adanya Sarana dan prasarana perhubungan darat di Kota Lubuk Linggau antara lain jalan raya dan jalur kereta api yang letaknya berada di pusat kota.

  Kota Lubuk Linggau mempunyai potensi wisata baik wisata alam maupun budaya. Beberapa obyek wisata antara lain Air Terjun Temam, Air Terjun Taqli, Bukit Sulap, Dam Air Watervang, Museum Subkos Garuda, Situs Benteng Kuto Ulak Lebar, dan Situs Megal ith. Selain itu, posisi Kota Lubuk Linggau sebagai daerah transit juga sangat mendukung perkembangan sarana penunjang pariwisata seperti hotel dan restoran. Sektor industri merupakan sektor strategis dalam perekonomian Kota Lubuk Linggau. Untuk Kota Lubuk Linggau keberadaan sektor industri yang utama adalah yang termasuk dalam kelompok yang kedua yaitu industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Menurut kondisi sosialnya Kota Lubuk Linggau merupakan kota dengan tingkat integrasi sosial yang tinggi dengan be rcampurnya berbagai ragam etnis yang memperkaya budaya Kota Lubuk Linggau. Hal ini juga menunjukkan adanya tingkat penerimaan/toleransi dari penduduk yang cukup tinggi sehingga dapat dengan mudah menerima perubahan-perubahan yang mengarah pada kesejahteraan penduduk.

  Perubahan status kota akan menciptakan arus migrasi yang cukup tinggi. Dengan kondisi sosial penduduk yang toleran maka para migran terutama yang memiliki kualitas yang baik dapat diterima oleh masyarakat kota sehingga dapat menjadi asset bagi pembangunan Kota Lubuk Linggau.

  Kota sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai aktivitas kehidupan tentunya tidak akan terlepas dari permasalahan, terlebih semakin meningkatnya status kota tersebut, maka masalah-masalah yang dihadapi akan semakin kompleks, seperti halnya Kota Lubuk Linggau yang menjadi bagian wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Adapun permasalahan permasalahan pokok yang dihadapi Kota Lubuk Linggau sebagai berikut :

  Masalah fungsi lahan yang terkonsentrasi di pusat kota dan masih bel um 1. termanfaatkannya lahan-lahan di pusat kota secara efektif. Masalah banjir dan air genangan yang terjadi akibat tumpukan sampah yang 2. tidak pada tempatnya dan belum tersedianya infrastruktur pendukung lainnya.

  Infrastruktur kota kurang memadai sehingga me njadi penghambat 3. optimalisasi kapasitas pembangunan di daerah. Adapun beberapa masalah infrastruktur meliputi :

  Masalah sumber air bersih yang dilayani oleh PDAM Kota Lubuk Linggau a. belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Lubuk Linggau Masalah pasar tradisional b. Hal ini menimbulkan banyak masalah terutama menyempitnya badan jalan sehingga menganggu arus lalu lintas, masalah keamanan dan kebersihan serta kenyamanan berbelanja pun berkurang. Permasalahan lain yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah prilaku 4. masyarakat yang kurang menyadari pentingnya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.

  Masalah transportasi yang masih tercampur antara lalu lintas menerus 5. (regional) dengan lalu lintas dalam kota (internal).

  Sedangkan permasalahan yang dih adapi di Kota Lubuk Linggau dalam melaksanakan pengembangan permukiman adalah :

   Kecenderungan pertambahan penduduk yang meningkat membutuhkan peningkatan penyediaan perumahan, terutama perumahan skala besar,

   Kawasan pusat kota memiliki kecenderungan pertum buhan cepat, baik secara fisik maupun fungsional, dan dibeberapa kawasan permukiman yang cenderung menjadi kumuh,

   Pola persebaran penduduk yang tidak merata di seluruh wilayah Kota Lubuk Linggau,

   Kondisi fisik : masih banyaknya bangunan berupa rumah tempor er dan semi permanen dengan kepadatan bangunan tinggi (KDB > 70 %),

   Kondisi Ekonomi : umumnya sebagai pegawai swasta dan buruh harian, sehingga pendapatan perkapita relatif kecil,

   Ketersediaan infrastruktur tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat seperti kebutuhan air bersih, sanitasi, persampahan, drainase, dll,

   Kurang kesadaran masyarakat akan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Ada beberapa tantangan yang dihadapi Kota Lubuk Linggau dalam menanggapi pembangunan permukiman kota, yaitu :

  1. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur perkotaan memerlukan dana investasi yang cukup besar. Pemerintah daerah dalam hal ini perlu mempertimbangkan pos-pos sumber pendanaan yang memungkinkan untuk mendukung hal tersebut.

  2. Pembangunan kawasan perumahan baru akan menimbulkan daya tarik bagi masyarakat untuk bertempat tinggal pada lokasi yang dekat dengan pusat kota/pusat kegiatan. Sehingga, perlu diantisipasi dengan mempersiapkan infrastruktur pendukung permukiman serta kemudahan akses pencapaian bagi penduduknya. 7 7..1 1..1 1..4 4.. P Pe em me etta aa an n d da an n E Ev va allu ua assii P Prro og grra am m--p prro og grra am m y ya an ng g TTe ella ah h D Diilla ak kssa an na ak ka an n Program Penataan Kawasan Kumuh telah dilaksanakan di Kota Lubuklinggau melalui Program 100-0-100 pada tahun 2015 hingga sekarang dan tersebar di 6 kawasan kumuh kecuali di Kelurahan Band ung Kiri yang belum dilaksanakan penataan. Kegiatan terdiri dari Pembangunan jalan lingkungan, jembatan lingkungan, drainase dan talud serta pembuatan taman dan pedestrian. Dan diharapkan untuk penataan kawasan kumuh ini jangan hanya difokuskan di 6

  Kawasan Kumuh saja tetapi juga dilaksanakan di kawasan potensi kumuh sehingga kawasan kumuh dapat ditekan perkembangannya untuk mencapai Kota Tanpa Kumuh. Kondisi eksisting pengembangan permukiman hingga tahun 2012 pada tingkat nasional mencakup 180 dokumen SPP IP, 108 dokumen RPKPP, untuk di perkotaan meliputi 500 kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani, 385 unit RSH yang terbangun, 158 TB unit Rusunawa terbangun. Sedangkan di perdesaan adalah 416 kawasan perdesaan potensial yang terbangun infrastrukturnya, 2 9 kawasan rawan bencana di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 108 kawasan perbatasan dan pulau kecil di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 237 desa dengan komoditas unggulan yang tertangani infrastrukturnya, dan 15.362 desa tertinggal yang tertangani infrastrukturnya. Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu kota/ kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat Kota Lubuk Linggau (m eliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

  Tabel 6.2 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman

  No Perda / Peraturan Gubernur / Peraturan Walikota/ Peraturan Lainnya No. Perihal Tahun

  Peraturan

  1 PERDA No 1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota 2012 Lubuk Linggau (RTRW)

  2 PERDA No 1 Rencana Pembangunan Jangk a 2013 Menengah Daerah (RPJ MD) Kota Lubuk Linggau Tahun 2013-2017.

  Sumber : Bappeda Kota Lubuk Linggau Selain itu data yang dibutuhkan untuk kondisi eksisting adalah mengenai kawasan kumuh, jumlah RSH terbangun, dan Rusunawa terbangun di perkot aan. Data yang dibutuhkan adalah data untuk kondisi eksisting lima tahun terakhir.

  Tabel 6.3 Data Kawasan Kumuh di Kota Lubuk Linggau

  Sumber : SK. Walikota Lubuklinggau Nomor :265 /KPTS/Bappeda/2014 Tentang Penetapan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Lubuklinggau

  4 Kelurahan Taba Pingin 2012 CV. Citra Mandiri

  93

  Sejahtera

  3 Kelurahan Mesat Seni 2012 CV. Musi Rawas

  Jalan, Drainase

  PT. Silampari Pratama Kencana 152

  2 Kelurahan Durian Rampak 2011

  32 Listrik

  1 Kelurahan Lubuk Tanjung 2013 CV. Rindu Alam

  NO Lokasi RSH Tahun Pembangunan Pengelola Jumlah Penghuni Kondisi Prasarana CK yang Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

  Tabel 6.4 Data Kondisi RSH di kota Lubuk Linggau

  11. Muara Enim 6,62

Tabel 6.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten/Kota X Tahun Y NO

  10. Bandung Kiri 5,08

  9. Lubuklinggau Ulu 2,66

  8. Pasar Permiri 7,11

  7. Lubuklinggau Ilir 1,56

  6. Dempo 7,24

  5. Karya Bakti 17,8

  4. Mesat Jaya 16,75

  3. Mesat Seni 26,3

  2. Jawa Kanan SS 10,68

  1. Ulak Surung 10,02

  Lokasi Kawasan Kumuh Luas Kawasan (Ha) Jumlah Rumah Permanen Permanen Jumlah Penduduk (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  40 Listrik Kelurahan Simpang

  5 Periuk 2012 CV. Citra Mandiri 115 TPST Kelurahan Simpang 6 2010 CV. Citra Mandiri 200 Periuk

  PT. Sarana Eka

  7 Kelurahan Taba Lestari Graha 235 PT. Niken Jaya

  8 Kelurahan Nikan Jaya Persada 984 CV. Arjuna Griya

  9 Kelurahan Siring Agung 2012 Permai

  70

  10 Kelurahan Air Kuti 2013 CV. Asterindo

  16 Listrik

  11 Kelurahan Batu Urip 2013 CV. Gold Daveloper

  12 Kelurahan Kayu Ara PT. Silampari

  54

  13 Kelurahan Muara Enim PT. Cipta Arsi Griya 279 PT. Duta Graha Listrik,

  14 Kelurahan Muara Enim 2014 Sriwijaya

  IPAL, TPST Listrik,

  15 Kelurahan Batu Urip 2013 PT. Mega Faras

  IPAL, TPST Kelurahan Perumnas

  Listrik,

  16 Rahma 2013

  IPAL Kelurahan Petanang

  Listrik, 17 2014

  IPAL Ulu Perumahan Atena Kel.

  18 Muara Enim 2013

  IPAL Tabel 6.5

  Data Kondisi Rusunawa di Kota Lubuk Linggau Jumlah Prasarana

  N Lokasi Tahun Terhuni Pengelola pengh Kondisi CK yang o Rusunawa / Tidak

  Bangun uni ada Belum ada rusunawa

  7..1 7 1..2 2.. S Sa assa arra an n P Prro og grra am m Sasaran dari Program harus dapat menekan perkembangan kawasan kumuh sehingga tidak tumbuh kawasan-kawasan kumuh baru, oleh karena itu harus ada arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan sektor Pengembangan Kawasan permukiman baik ditingkat Pusat maupun di Tingkat Kota Lubuklinggau

  Tabel. 7.1. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan permukiman

No Uraian sasaran Program Total Luas Sasaran Program Ket.

  . Kawasan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  1. Kawasan Kumuh 111,82 Ha Perkotaan

  2. Kawasan Permukiman Perdesaan

  3. Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Nelayan, Perbatasan, Pulau Kecil, Rawan Bencana, dsb)

  7.1.3. Usulan Kebutuhan Program Untuk mencapai sasaran program sektor Pengembangan Kawasan Permukimanperlu adanya usulan hasil identifikas kebutuhan program yang dijabarkan setiap tahunnya.

Tabel 7.2. Matriks Usulan Kebutuhan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman No. Kawasan Permukiman Luas Sasaran Program Ket.

  Kawasan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  1. Kawasan Kumuh 111,82 Ha Perkotaan

  1. Ulak Surung 15,19 Ha

  2. Jawa Kanan SS 16,28 Ha

  3. Mesat Seni 26,3 Ha

  4. Karpo 28,19 Ha

  5. Pelilu 15,01 Ha

6. Memubak 28,19 Ha

  2. Kawasan Permukiman Perdesaan

  3. Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Nelayan, Perbatasan, Pulau Kecil, Rawan Bencana, dsb)

  kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain : 1..

  1 U Un nd da an ng g--U Un nd da an ng g N No o.. 1

  17

  7 TTa ah hu un n 2

  20

  00 07 7 tte en ntta an ng g R Re en nc ca an na a P Pe em mb ba an ng gu un na an n J Ja an ng gk ka a Pa P an njja an ng g N Na assiio on na all.. RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dil engkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya. 2 2.. Un U nd da an ng g--U Un nd da an ng g N No o.. 1

  1 TTa ah hu un n 2

  20

  01 11 1 tte en ntta an ng g P Pe erru um ma ah ha an n d da an n K Ka aw wa assa an n Pe P errm mu uk kiim ma an n..

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta penceg ahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f). 3 3.. U Un nd da an ng g--U Un nd da an ng g N No o.. 2

  20

  0 TTa ah hu un n 2

  20

  01 11 1 tte en ntta an ng g R Ru um ma ah h S Su ussu un n

  Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tang gung jawab pemerintah. 4..

  4 Pe P erra attu urra an n P Prre essiid de en n N No o.. 1

  15

  5 TTa ah hu un n 2

  20

  01 10 0 tte en ntta an ng g P Pe errc ce ep pa atta an n P Pe en na an ng gg gu ulla an ng ga an n Ke K em miissk kiin na an n.. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

  5 5.. P Pe erra attu urra an n M Me en ntte errii P Pe ek ke errjja aa an n U Um mu um m N No o.. 1 14 4//P PR RTT//M M//2

  20

  01 10 0 tte en ntta an ng g S Stta an nd da arr P Pe ella ay ya an na an n M Miin niim ma all B Biid da an ng g P Pe ek ke errjja aa an n U Um mu um m d da an n TTa atta a R Ru ua an ng g.. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014

  Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut :

  TTu ug ga ass A A.. P Pe em me erriin ntta ah h P Pu ussa att 1 1..

  Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang a. perumahan dan kawasan permukiman. Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan b. Kasiba dan Lisiba. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang c. perumahan dan kawasan permukiman. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan d. kebijakan nas ional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman.

  Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional e. P Pe em me erriin ntta ah h P Prro ov viin nssii 2 2..

  Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi a. di bidang p erumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional.

  Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba b. lintas Kota Lubuk Linggau

  c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  e. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman lintas Kota Lubuk Linggau.

  f. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  g. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR.

  h. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi 3..

  3 Pe P em me erriin ntta ah h K Ko otta a LLu ub bu uk k LLiin ng gg ga au u

  a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat Kota Lubuk Linggau di bidang perumahan dan kawasan permukiman d engan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

  b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

  c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan Kota Lubuk Linggau dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

  e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat Kota Lubuk Linggau

  f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

  g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman

  h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman. j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau. k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.

  B.. W B We ew we en na an ng g 1.. P

  1 Pe em me erriin ntta ah h P Pu ussa att

  a. Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman.

  b. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman.

  c. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  e. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pel aksanaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  f. Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  g. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan kawasan permukiman h. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan pemukiman kumuh. i. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. j. Memfasilitasi penge lolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman

  2 Pe em me erriin ntta ah ha an n P Prro ov viin nssii

  2.. P

  a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidan g perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  d. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijak an, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  e. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi

  f. Memfasilitasi pening katan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi.

  g. Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi

  h. Menetapkan kebijakan dan strategi daerah provin si dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional 3 3.. P Pe em me erriin ntta ah h K Ko otta a LLu ub bu uk k LLiin ng gg ga au u a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten / kota b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

  d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi pera turan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

  e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR.

  f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

  g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat Kota Lubuk Linggau antara pemerintah Kota Lubuk Linggau dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Menetapkan lokasi peruma han dan permukiman sebagai perumahan i. kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat Kota Lubuk Linggau. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan j. permukiman kumuh pada tingkat Kota Lubuk Linggau. LLiin ng gk ku up p K Ke eg giia atta an n Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun ffu un ng gssii Direktorat Pengembangan Permukiman adalah :

  Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di a. perkotaan dan perdesaan; Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan b. permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas c. permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana; Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas d. permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau- pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial; Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan e. kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman; f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat

  IIssu u S Sttrra atte eg giiss,, K Ko on nd diissii E Ek kssiissttiin ng

  g,, P Pe errm ma assa alla ah ha an n,, d da an n TTa an ntta an ng ga an n 4 4..1 1..1 1 a a..

  IIssu u S Sttrra atte eg giiss P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n P Pe errm mu uk kiim ma an n Berbagai iissu u ssttrra atte eg giiss n na assiio on na all yang berpeng aruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

   Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

   Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan.

  

 Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Directive

yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

  Presiden

   Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

   Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

   Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

   Belum optimalnya pemanfaatan Infrast ruktur Permukiman yang sudah dibangun.  Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

   Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasi tas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

  Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang terangkum secara nasional. Namun, di masing-masing Kota Lubuk Linggau terdapat isu- isu yang bersifat lokal dan spesifik yang belum tentu dijumpai di Kota Lubuk Linggau lain. Penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu d ijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Penjabaran isu-isu strategis lokal ini dapat difokuskan untuk terkait pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Setiap Kota Lubuk Li nggau perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis di setiap

  Kota Lubuk Linggau nya. Bagi Kota Lubuk Linggau yang telah menyusun SPPIP dapat mengadopsi rumusan isu-isu strategis di dalam SPPIP ke dalam isian tabel

  4.1 Tabel 6.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kota Lubuk Linggau

  No Isu Strategis

  1 Banyaknya kawasan permukiman kumuh Terutama di sepanjang re kereta api dan terminal.

  2 Masih kurangnya jumlah perumahan yang diperuntukkan bagi masyarakat golongan bawah terutama untuk sektor informal.

  3 Belum mencukupinya sarana dan prasarana permukiman

  4 Masih belum terkoordinasinya penanganan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman

  Sumber : SPPIP Kota Lubuk Linggau

  C.. Pe P errm ma assa alla ah ha an n d da an n TTa an ntta an ng ga an n P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n P Pe errm mu uk kiim ma an n Pe P errm ma assa alla ah ha an n p pe en ng ge em mb ba an ng ga an n p pe errm mu uk kiim ma an n d diia an ntta arra an ny ya

  C

  a::

  a. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastrukturyang masih terbatas.

  b. Masih terbatasnya prasarana sar ana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil,daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.

  c. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial TTa an ntta an ng ga an n p pe en ng ge em mb ba an ng ga an n p pe errm mu uk kiim ma an n d diia an ntta arra an ny ya a :: Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

  a. Pencapaian target/sa saran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman. b. Pencapaian target MDG ’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program-

  Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)

  c. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidan g Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah d. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan Kota Lubuk Linggau.

  e. Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam Penyusunan RPIJM Kab./Kota Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di atas adalah yang terangkum secara nasional. Namun sebagaimana isu strategis, di masing-masing Kota Lubuk Linggau terdapat permasalahan dan tantan gan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai di Kota Lubuk Linggau lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Tujuannya a dalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kota Lubuk Linggau yang bersangkutan serta merumuskan alternatif pemecahan dan rekomendasi dari permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang ada di wilayah Kota Lubuk Linggau bersangkutan. Bagi Kota Lubuk Linggau yang telah menyusun SPPIP dapat mengadopsi rumusan permasalahan dan tantangan di da lam SPPIP ke dalam isian tabel 4.6

  Tabel 6.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kota

  Lubuk Linggau

  Aspek Pengembangan Permasalahan Tantangan No Alternatif Solusi Permukiman yang dihadapi Pengembangan

  

1 Aspek Teknis Belum Pedoman teknis Pembangunan rumah

 Persyaratan pembangunan sepenuhnya tersebut harus wajib menerapkan perumahan dan menerapkan mampu ketentuan lingkungan permukiman belum optimal ketentuan menampung hunian yang berimbang lingkungan panduan proses sesuai dengan hunian yang yang partisipatif peraturan pemerintah berimbang sesuai dan transparan Arah kebijakan perlu dengan serta mampu disusun dalam peraturan pemerintah memberdayakan masyarakat penanganan permukiman informal

  2 Aspek Kelembagaan Sumber Daya Manusia 1 1)) masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani/ mengelola Bidang Cipta Karya diKota Lubuk Linggau peningkatan kualitas SDM

  Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas ( capacity building ) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.

  3 Aspek Pembiayaan Minimnya dukungan perbankan dan dana dari pemerintah

  Belum tersedianya dana jangka panjang bagi pembiayaan perumahan yang menyebabkan terjadingan ketidaksesuaian pendanaan dalam pengadaan perumahan

  Upaya pembiayaan dalam pemenuhan perumahan dengan mekanisme pasar formal relative kecil dibandingkan pemenuhan sendiri secara swadaya Mobilisasi sumber- sumber pembiayaan perumahan perlu diefektifkan seperti mempermudah akses kredit kepada perbankan terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pemberian pinjaman dengan bunga sangat lumak serta pemberian subsidi

  4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta Peran serta masyarakat belum diatur secara konkrit

  Belum memberdayakan peran masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan rumahnya sendiri yang sehat, aman, serasi dan pemenuhan secara swadaya (mandiri) kurang optimal dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang dilengkapi dengan sarana prasarana dasar

  Perubahan terhadap peraturan terkait agar peran serta masyarakat dalam seluruh proses penyelenggaraan perumahan dan permukiman bisa terakomodir. Misalnya pengaturan dalam pembentukan produktif tanpa yang memadai kelompok masyarakat merusak lingkungan untuk mengatur rencana pemenuhan kebutuhan perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana.

  Peningkatan kapasitas dan kemampuan masyarakat dalam pengembangan perumahan swadaya

  

5 Aspek Lingkungan Timbulnya Pembangunan Penataan bangunan

Permukiman permukiman kawasan baru dan lingkungan secara Menurunnya daya dukung kumuh yang di tata berkelanjutan serta lingkungan secara pengembangan berkelanjutan dan kawasan siap bangun focus pada fungsi (Kasiba) dan lingkungan tempat tinggal siap bangun (lisiba) sesuai dengan RTRW

  Sumber : Bappeda Kota Lubuk Linggau, 2013

  4 4..1 1..2

  2 An A na alliissiiss K Ke eb bu uttu uh ha an n P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n P Pe errm mu uk kiim ma an n Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus di capai. Terdapat arahan ke bijakan yang menjadi acuan penetapan target. pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota Lubuk Linggau. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (target ta hun 2020 untuk pengurangan proporsi rumah tangga kumuh), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk pro gram pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat Kota Lubuk Linggau meliputi target RPJMD, RTRW Kota Lubuk Linggau, maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

  Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat diuraikan pada tabel berikut. Bagi Kota Lubuk Linggau yang telah menyusun SPPIP dapat mengadopsi rumusan analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah yang telah tertuang di dalam SPPIP untuk lima tahun pertama ke dalam isian tabel 4.7 :

Tabel 6.7 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Kota Lubuk Linggau Untuk 5 Tahun

  Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V No Uraian Unit Ket Lokasi

  1 Jumlah Penduduk Jiwa 214.614 217.532 220.491 223.489 226.529 Kepadatan Penduduk Jiwa / Km² 535 542 549 557 564 Proyeksi Persebaran Jiwa / Km² 160 163 165 167 169 Penduduk Miskin Sasaran Penurunan titik

  8

  

7

  6

  5

  4 Kawasan Kumuh

  2 Kebutuhan Rusunawa TB

  1

  1

  3 Kebutuhan RSH UNIT 100 100 100 100 100 Kebutuhan

  4 Pengembangan Kawasan

  1

  

1

  1

  1

  2 Permukiman Baru Sussumber : Analisa, 2013

  4 4..1 1..3

  3 P Prro og grra am m--P Prro og grra am m S Se ek ktto orr P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n P Pe errm mu uk kiim ma an n Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan p pe errk ko otta aa an n terdiri dari : 1 1.. pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan

  Rusunawa serta 2 2.. peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH Sedangkan untuk pengembangan kawasan p pe errd de essa aa an n terdiri dari :

  1. pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,

  2. pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE), desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM

  3. Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan S PPIP dan RPKPP ataupun review bilamana diperlukan. P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n K Ka aw wa assa an n P Pe errm mu uk kiim ma an n P Pe errk ko otta aa an n

  Infrastruktur kawasan permukiman kumuh

   Infrastruktur permukiman RSH

   Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya

   P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n K Ka aw wa assa an n P Pe errm mu uk kiim ma an n P Pe errd de essa aa an n Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial

   (Agropolitan/Minapolitan) Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana  Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil

   Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)

   Infrastruktur perdesaan PPIP

   Infrastruktur perdesaan RIS PNPM

   Adapun alur fungsi dan program pengembangan per mukiman tergambar dalam gambar 4.1

  Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012

  G Ga am mb ba arr 6 6..1

  1 A Allu urr P Prro og grra am m P Pe en ng ge em mb ba an ng ga an n P Pe errm mu uk kiim ma an n K Krriitte erriia a K Ke essiia ap pa an n (( R Re ea ad diin ne essss C Crriitte erriia a )) Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut :

  U Um mu um m 1.

  Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.

   Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.

   Kesiapan lahan (sudah tersedia).  Sudah tersedia DED.  Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (SPPIP, RPKPP,

   Masterplan Kws. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)  Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah  untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi. Ada unit pelaksana kegiatan.  Ada lembaga pengelola pasca konstruksi

   K Kh hu ussu uss 2. Rusunawa

   Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA

   Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh  Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya

   Ada calon penghuni RIS PNPM

   Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.

   Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.

   Tingkat kemiskinan desa >25%

   Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM PPIP

   Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI

   Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya lainnya

   Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik

   Tingkat kemiskinan desa >25% PISEW

   Berbasis pengembangan wilayah  Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v) pendidikan, serta (vi) kesehatan

   Mendukung komoditas unggulan kawasan Selain kriteria kesia pan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan. Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman ku muh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4) pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut :

  1. Vitalitas Non Ekonomi  Kesesuaian pe manfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.

   Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dala m hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.

   Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai,mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk

  2. Vitalitas Ekonomi Kawasan

   Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.

   Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor ekonomi mem berikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi lainnya.

   Jarak jangkau kaw asan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan permukiman kumuh.

  3. Status Kepemilikan Tanah

   Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.  Status sertifikat tanah yang ada

  4. Keadaan Prasarana dan Sarana

   Kondisi Jalan  Drainase  Air bersih

   Air limbah

  5. Komitmen Pemerintah Kota Lubuk Linggau

   Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS HUB UN G A N A NTAR A TIN G KAT P E N G E T AHUA N DE NG AN S IK A P P ASIE N M E N G E NA I K E B UTUHAN P E M A K AI AN G IG I T I RU AN P ASC A P E N CA B UTA N G I G I DI K L INIK B E DA H MU L UT RSG M UN I VERS IT AS JE M B E R

0 21 13

AN AL I S I S P E NGAR UH C OR P OR A T E GO V E R NA NC E T E RHAD A P K UA L I T AS L AB A

0 15 19

AN ALIS IS YA NG B E R P E N G A R UH HAS IL T AN GK A P AN I K A N, M ODAL K E RJA , JUM L AH T E NA G A KE RJA , JAR A K T E M PUH K E RJA , TE RHAD AP P E N DA P ATAN NEL AY AN IK A N DI K E CA M ATAN UJU N G P AN GK AH K ABU PATE N G RES IK

0 67 15

DA M P A K K E S E HAT AN M E NTAL PADA A NA K K ORB AN K E K E RA S AN S E K S UA L

0 7 20

E N G AR UH K OMBI NA S I AN T AR A TDZ D E NG AN IB A TE RHAD AP P E RTUM B UHAN DA N K AN DU N G AN S E N YA WA ORGAN I K P A DA K ALUS T AN A M AN JAR AK PAGA R ( Jatro ph a c u rc as .L )

0 6 15

F A K T OR – F A K T OR YANG M E M B E DA K A N K E P UTUS AN M E NJ AD I P E NA B UN G D AN B U K AN P E NA B U NG DI B AN K S YA RIA H

0 3 21

H UB UNG AN ANT AR A AS UPAN P RO T E I N DE NG AN K E JADI A N S TUNTI NG P ADA AN AK B AL I T A US I A 24 – 59 B UL AN

0 15 20

ABB IIIIII A ARRA AH HA AN N KKEEBBIIJJA AKKA AN ND DA AN N RREEN NC CA AN NA A SSTTRRA ATTEEG GIISS IIN NFFRRA ASSTTRRU UKKTTU URR BBIID DA AN NG GC CIIPPTTA A KKA ARRYYA A

0 1 111

V A AN NA ALLIISSIISS SSO OSSIIA ALL,, EEKKO ON NO OM MII D DA AN N LLIIN NG GKKU UN NG GA AN N

0 0 36

V KKEERRA AN NG GKKA A SSTTRRA ATTEEG GII PPEEM MBBIIA AYYA AA AN N IIN NFFRRA ASSTTRRU UKKTTU URR BBIID DA AN NG GC CIIPPTTA A KKA ARRYYA A

0 0 18