SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) KOTA SAMARINDA
RencanaPembangunan KotaSamarind
InfrastrukturCiptaKarya
7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP)
KOTA SAMARINDA7.1.1 Data Kondisi Eksisting
A. Data Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh Kota Samarinda
Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kota Samarinda
6 Kawasan Selili dan Sungai Kapih E Selili Samarinda Ilir 32,02 Cukup
Tabel 7.1
539,18
Sumber: SK Walikota NO. 413.2/028/HK-KS/1/2015 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh
Air Hitam Samarinda Ulu Gunung Kelua Samarinda Ulu Jumlah
13,05 25,88 Cukup Kumuh
9 Kawasan Sistem Polder H Air Putih Samarinda Ulu 2,50
Kumuh
8 Kawasan Palaran G Mesjid Samarinda Seberang 51,36 Cukup
30,7 Cukup Kumuh
7 Kawasan Lambung Mangkurat - Bandara Temindung F Pelita Samarinda Ilir
Kumuh
Sungai Kapih Sambutan
Samarinda Seberang 10,36 Cukup Kumuh
No. Kawasan Blok Kawasan Kelurahan Kecamatan Luasan Keterangan
Dari hasil kegiatan SPPIP dan RPKPP Kota Samarinda tersebut, maka pemerintah menetapkan SK Walikota NO. 413.2/028/HK-KS/1/2015 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh.
Karangasem Besar C Karang Anyar Sungai Kunjang 50,20 Kumuh Karangasam Ilir Sungai Kunjang Loa Bahu Sungai Kunjang
4 Kawasan Bantaran S.
Karangasem Kecil B Teluk Lerong Ilir Samarinda Ulu 30,24 Cukup Kumuh Teluk Lerong Ulu Sungai Kunjang
3 Kawasan Bantaran S.
Sungai Pinang 202,25 Kumuh Gunung Kelua Samarinda Ulu Sempaja Selatan Samarinda Utara
Karang Mumus A2 Temindung Permai
2 Kawasan Bantaran S.
Dadimulya Samarinda Ulu Sungai Pinang Luar Samarinda Kota
1 Kawasan Bantaran S. Karang Mumus A1 Sidodadi Samarinda Ulu 90,62 Kumuh
5 Kawasan Permukiman Sungai mahakam D Sungai Keledang
Gambar 7.1 Peta Sebaran Permukiman Kumuh Kota SamarindaGambar 7.2 Peta Delineasi Administratif Sebaran Permukiman Kumuh Kota Samarinda
B. Kondisi Eksisting Permukiman Perdesaan, Permukiman Nelayan, Rawan Bencana
Alam, Perbatasan dan Pulau Kecil di Kota SamarindaKetersediaan perumahan di Kota Samarinda tersebar di enam Kecamatan yaitu di Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan Palaran. Di Kota Samarinda terdapat 3 (tiga) jenis kawasan perumahan yakni kawasan perumahan teratur dan terencana, kawasan perumahan teratur dan tidak terencana, dan kawasan perumahan tidak teratur dan tidak terencana. Kawasan perumahan teratur dan terencana merupakan kawasan yang sesuai dengan arahan rencana tata ruang yang berlaku, dengan difasilitasi pemberian ijinya, serta dieksekusi oleh pemerintah itu sendiri maupun oleh pengembang. Kawasan permukiman ini telah dilengkapi dengan fasilitas yang baik dan dirancang dengan arsitektur yang tertata baik, serta memiliki akses yang cukup mudah ke sarana dan prasarana yang ada.
Di Kota Samarinda, kawasan perumahan teratur dan tidak terencana pada umumnya terdapat di areal perbukitan dengan kondisi kurang dilayani oleh jaringan prasarana dan sarana yang ada. Biasanya permukiman ini dibangun atas prakasa masyarakat, namun dengan konsep penataan lingkungan yang teratur. Perkembangan areal perumahan ini cenderung menghabiskan daerah dengan kemiringan yang terjal. Kota Samarinda memiliki beberapa spot kawasan permukiman yang tergolang kumuh. Kawasan perumahan ini dibangun atas swadaya masyarakat, dan identik dengan perumahan kumuh, seperti slums ataupun squatters.
C. Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman di Kota Samarinda
Terjadi kecenderungan naiknya angka kebutuhan perumahan di Samarinda, ini disebabkan oleh karena: a. Menurunnya kualitas perumahan akibat rendahnya tingkat perawatan sehingga banyak rumah yang tergolong tidak lagi layak huni, b. Naiknya kebutuhan perumahan di wilayah perkotaan Kota Samarinda sebagai akibat dari pesatnya pertumbuhan penduduk karena banyaknya penduduk pendatan. Hal inilah yang membuat terjadinya kecenderungan naiknya kebutuhan rumah sewa di Kota Samarinda, hal itu disebabkan oleh : a. Daya beli masyarakat yang kurang sanggup terhadap rumah yang berstatus hak milik, b. Naiknya jumlah pendatang sementara, c. Bagi masyarakat kelas atas, meningkatnya pertimbangan kepraktisan pengelolaan dan kemudahan akses. Kedepan penyediaan perumahan terbanyak tetap dilayani oleh developer. Penyediaan perumahan oleh pemerintah dalam bentuk publik/hearing bagi kelas paling bawah akan ada sebagai bentuk penyelamatan.
Permasalahan lainnya adalah ketersediaan rumah terbatas backlog kebutuhan rumah 20%. Sedangkan tiap tahun kebutuhan akan rumah layak terus bertambahnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Permasalahan backlog kebutuhan rumah akan terus bertambah besar jika tidak pengembangan perumahan tidak dilakukan. Berdasarkan gap analisis berikut akan terlihat kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah akan semakin besar jika tidak melakukan pengembangan perumahan lima tahun ke depan. Gap analisis mengasumsikan pertumbuhan rumah sejalan dengan pertumbuhan KK (0,90%).
Terkait dengan adanya keterbatasan lahan, sebagai akibat perkembangan penduduk di Kota Samarinda yang terus bertambah terutama penduduk migran maka tentunya kebutuhan perumahan pun terus bertambah. Sebagai akibatnya kurangnya dukungan sumberdaya ekonomi yang kuat masyarakat dalam membeli lahan, maka yang terjadi adalah intervensi area kawasan hutan lindung sebagai area permukiman ilegal.
Berkembangnya kawasan perkotaan di wilayah Kota Samarinda menuntut tersedianya lahan khususnya permukiman sebagai komponen guna lahan kota dengan proporsi terbesar. Kurangnya mekanisme kontrol memungkinkan pengembangan lahanlahan permukiman mengintervensi kawasan-kawasan dengan fungsi lindung. Kondisi ini perlu diantisipasi melalui regulasi dan kontrol serta pengendalian yang ketat, dengan menegaskan bahwa kawasan lindung tidak boleh diintervensi dengan penggunaan lahan apapun termasuk permukiman. Seiring perkembangan perekonomian Kota Samarinda. Bersamaan dengan itu, kondisi permukiman pesisir, khususnya perkampungan nelayan, mengalami degradasi lingkungan akibat semakin padatnya perumahan serta buruknya pemahaman akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Banyak hal yang terkait dengan keberadaan kantong – kantong kawasan kumuh di Kota Samarinda. Pada dasarnya yang utama adalah kurangnya dukungan PSD Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman. Hal ini juga ditambah dengan tingkat perekonomian masyarakat yang tergolong lemah dan minimnya skill yang dimiliki sehingga berdampak sangat kompleks bagi penyebab berkembangnya kantong – kantong kawasan kumuh di Kota Samarinda.
Beberapa prasarana permukiman seperti seperti penerangan jalan (PJU), air minum, pengolahan air limbah, dan lain-lain merupakan masalah tersebdiri di Kota Samarinda. Di beberapa lokasi permukiman, khususnya spot-spot permukiman spontan, penerangan jalan terasa kurang, seperti jalan menuju kawasan permukiman di Kota Samarinda. Saluran dan fasilitas pengolahan air limbah/ tinja juga menjadi prasarana yang perlu segera disediakan, terutama di kawasan permukiman atas air di wilayah sempadan sungai, yang masih banyak mengandalkan buangan alami, mengakibatkan penumpukkan air limbah yang akan terlihat pada saat air sungai sedang surut.
Kondisi ini dapat menimbulkan masalah kesehatan lingkungan. Sebagai dampak belum optimalnya pemerataan pembangunan di Kawasan Kota, maka hal ini berdampak pada tingkat lambannya perkembangan daerah ini. Sebagai antisipasi kedepan maka dalam hal ini Pemerintah Daerah Kota Samarinda terus menggalakkan upaya percepatan pengembangan dan pembangunan pada Kawasan Kota Baru. Untuk permasalah kelembagaan perumahan dan permukiman di Kota Samarinda yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kurang dimanfaatkannya organisasi/kelembagaan yang telah ada seperti BP4D,
Forum Kota, dan lain-lain.
2. Perlunya pembentukan Badan Pengelola (BP) Kasiba seiring dengan upaya pengembangan Kasiba di Kota Samarinda.
3. Pengelolaan perumahan yang dikembangkan oleh swasta (resmi) kerap dilakukan oleh developer/pengembang kawasan tersebut. Namun demikian, ada beberapa lokasi yang badan pengelolanya tidak aktif lagi, terutama setelah rumah-rumah dalam kawasan tersebut laku terjual (habis) dan aktivitas di lingkungan permukimannya berjalan lancar, walaupun sesungguhnya developer selalu memilikitanggung jawab untuk menjalankan pelayanan pengelolaan perumahan. Akibatnya di beberapa lokasi perumahan, pengelolaan dilakukan secara swadaya oleh warga masyarakat.
D. Pemetaan dan Evaluasi Program-program yang Telah Dilaksanakan di Kota
Samarinda Terkait dengan Pembangunan Kawasan PermukimanDalam penyediaan perumahan terbanyak dilayani oleh perumahan pada daerah-daerah pengembangan. Penyediaan perumahan oleh developer cenderung stabil mengingat aspek pendanaan yang terbatas. Penyediaan perumahan oleh pemerintah dalam bentuk publik housing bagi kelas paling bawah dilakukan sebagai bentuk penyelamatan.
Kepadatan ruang permukiman akan naik di tengah kota dengan model hunian bertingkat. Ruang permukiman berkepadatan rendah akan ada di wilayah rural ataupun kota-kota satelit dan koridor. Ruang permukiman berkepadatan menengah akan tumbuh di tepian aglomerasi perkotaan. Kantong permukiman migran cenderung semakin meluas di kawasan-kawasan lain di tengah kota. Keterbatasan ruang permukiman ditengah kota mendorong tumbuh atau meningkatnya kepadatan hunian di ruang ilegal lain yang tersebar dan cenderung tidak sesuai dengan arahan rencana pengembangan.
Untuk penanganan kantong – kantong kawasan kumuh di Kota Samarinda maka diupayakan dengan program-program penataan kualitas lingkungan yang diarahkan pada lokasi-lokasi prioritas tersebut. Namun demikian, yang tak kalah penting adalah bagaimana mengupayakan peningkatan kualitas hidup warga permukiman kumuh tersebut, khususnya yang terkait dengan peningkatan kondisi perekonomian secara berkelanjutan tanpa mengakibatkan ketergantungan masyarakat terhadap dana-dana bantuan. Peningkatan perekonomian akan meningkatkan pula kualitas hiudp yang pada akhirnya akan mengarah pada upaya menjaga kualitas lingkungan warga. Guna mendukung program – program peningkatan kualitas lingkungan, maka diupayakan adanya dukungan pengembangan prasarana dan sarana dasar permukiman khususnya bagi kawasan kumuh dan di kawasan Kota Samarinda. Pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana dasar ini terutama air bersih, jaringan jalan, drainase, dan sanitasi berbasis masyarakat dengan sistem pengelolaan air limbah dengan standard pelayanan minim perkotaan. Untuk mengatasi permasalahan berkembangnya industri yang polutif pada kawasan padat kumuh diperlukan upaya pemisahan fungsi yang jelas antara fungsi perumahan dengan fungsi industri rumah tangga polutif. Upaya merelokasi industri rumah tangga polutif menjadi salah satu solusi melalui upaya pengembangan kawasan perumahan berbasis industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan dan sarana dan prasarana pengolahan limbah industri. Untuk penanganan lainnya adalah dengan menetapkan jenis kegiatan dan bentuk kegiatan yang dikembangkan di masyarakat, sehingga lebih terarah dan mempunyai orientasi yang jelas.
Dengan adanya kebijakan pengembangan pembangunan ke arah kawasan Kota Baru, maka tidak akan dapat dipungkiri bahwa permasalahan lahan akan mencuat sebagai isu polemik dalam pengembangan kawasan. Kondisi ini perlu diantisipasi melalui regulasi dan kontrol serta pengendalian yang ketat, dengan menegaskan bahwa kawasan lindung tidak boleh diintervensi dengan penggunaan lahan apapun termasuk permukiman. Pengembangan zoning regulation diharapkan dapat mengontrol dan mengendalikan permasalahan lahan sehingga harapan pengembangan dan pembangunan kawasan Kota Baru khususnya dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Guna menunjang arahan perkembangan fisik kota ini, khususnya permukiman kota, maka perlu diupayakan pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana umum (PSU), seperti air minum, jaringan jalan akses, pengelolaan limbah dan jaringan listrik serta jaringan komunikasi.
Penyediaan prasarana ini perlu ditangani secara bertahap, seiring dengan arahan perkembangan fisik wilayah tiap tahunnya, agar prasarana dan sarana yang disediakan tidak menjadi sia-sia karena terlalu cepat dibangun sementara kegiatan yang akan ditunjangnya belum berkembang. Pengembangan secara bertahap dapat dimulai dari penyediaan jalan akses menuju lokasi permukiman baru, diharapkan dapat menjadi pemicu perkembangan wilayah sekitarnya, untuk selanjutnya diikuti dengan penyediaan pembangkut listrik yang dapat menunjang kebutuhan energi sesuai proyeksi kegiatan yang akan dilakukan ditahun-tahun selanjutnya, serta penyediaan air minum yang merupakan aspek penunjang kehidupan harian penduduk. Untuk permasalahan penurunan kualitas lingkungan yang terjadi di kawasan permukiman sempadan sungai, wilayah yang selama ini menjadi salah satu daya tarik wisata dengan keunikan lingkungan permukiman serta keberadaaan masjid pertama di Kota Samarinda ini mengalami ancaman penurunan kualitas lingkungan seiring kepadatan kegiatan di sekitarnya. Arahan Pemerintah Kota Samarinda sementara ini adalah mengembangkan kawasan tepian Sungai Mahakam sebagai areal wisata Sungai, dimana permukimannya akan dikembangkan menjadi semacam ”desa wisata”.
Sebagai antisipasinya perlu diupayakan pendekatan – pendekatan sosial dengan pelibatan peran serta masyarakat akan penerapan kesadaran lingkungan sehat, bersih, indah dan nyaman sebagai kawasan hunian permukiman. Dengan dukungan prasarana dan sarana dasar permukiman yang akan dikembangkan diharapkan dapat mengatasi permasalahan penurunan kualitas lingungan di kawasan ini. Salah satu langkah kedepan adalah adanya upaya Pemerintah Povinsi Kaimantan Timur dalam perencanaan IPAL atau instalasi pengelolaan air limbah yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan sanitasi lingkungan yang ada di kawasan wisata Samarinda.
Masalah kelembagaan perumahan dan permukiman di Kota Samarinda yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Kurang dimanfaatkannya organisasi/kelembagaan yang telah ada seperti BP4D, Forum Kota, dan lain-lain.
2. Perlunya pembentukan Badan Pengelola (BP) Kasiba seiring dengan upaya pengembangan Kasiba di Kota samarinda.
3. Pengelolaan perumahan yang dikembangkan oleh swasta (resmi) kerap dilakukan oleh developer/pengembang kawasan tersebut. Namun demikian, ada beberapa lokasi yang badan pengelolanya tidak aktif lagi, terutama setelah rumah-rumah dalam kawasan tersebut laku terjual (habis) dan aktivitas di lingkungan permukimannya berjalan lancar, walaupun sesungguhnya developer selalu memiliki tanggung jawab untuk menjalankan pelayanan pengelolaan perumahan. Akibatnya di beberapa lokasi perumahan, pengelolaan dilakukan secara swadaya oleh warga masyarakat.
Terkait dengan permasalahan kelembagaan perumahan dan permukiman di Kota Samarinda maka diperlukan adanya upaya – upaya penguatan kelembagaan, program kemitraan dan pelibatan peran aktif masyarakat dalam program – program pengembagan pembangunan. Dengan adanya upa ini diharapkan pembangunan dapat lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan.
7.1.2 Sasaran Program Sasaran Program, merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan kawasan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota Samarinda. Untuk lebih jelasnya dapat dillihat pada Tabel 7.2 dibawah ini.
7.1.3 Usulan Kebutuhana Program
Usulan kebutuhan program sektor pengembangan kawasan permukiman berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya di Kota Samarinda. Untuk lebih jelasnya dapat dillihat pada tabel 7.3 dan Tabel 7.4 dibawah ini.
Tabel 7.2
Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
SASARAN PROGRAM TOTAL LUAS NO URAIAN SASARAN PROGRAM
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan
1 kumuh dan permukiman kumuh Kota Samarinda
2 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda
3 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda
4 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan Pm Noor Kota Samarinda
5 Pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda
6 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan Pm Noor Kota Samarinda
7 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani
8 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani
9 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani
10 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
11 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
12 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar 7-11
NO URAIAN SASARAN PROGRAM TOTAL LUAS KAWASAN SASARAN PROGRAM TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 KET (1)
21 Perum Korpri Pulau Atas
27 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda
26 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota
25 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota
24 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota
23 Perum Sambutan Idaman Permai
22 Perum Korpri Pulau Atas
7-12
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
19 Perum Borneo SKM Damanhuri
18 Perum Bengkuring
17 Perum Solong Durian
16 Perum Sambutan Idaman Permai
15 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda
14 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda
13 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda
20 Perum Bumi Alam Indah
SASARAN PROGRAM TOTAL LUAS NO URAIAN SASARAN PROGRAM
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
28 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda
29 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda
30 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
31 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
32 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
33 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
34 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
35 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
36 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
37 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
38 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
39 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda 7-13
SASARAN PROGRAM TOTAL LUAS NO URAIAN SASARAN PROGRAM
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
40 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan S. Parman dan PM Noor Kota Samarinda
41 Pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda
42 Pembangunan Infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan PM. Noor Kota Samarinda
43 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
44 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
45 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
46 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
47 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
48 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
49 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
50 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
51 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda 7-14
SASARAN PROGRAM TOTAL LUAS NO URAIAN SASARAN PROGRAM
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
52 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
53 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
54 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
55 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
56 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
57 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
58 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
59 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
60 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda 7-15
Tabel 7.3
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Samarinda
RENCANA PROGRAM NO
LUAS KAWASAN PERMUKIMAN
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan
1 kumuh dan permukiman kumuh Kota Samarinda
2 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda
3 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda
4 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan Pm Noor Kota Samarinda
5 Pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda
6 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan Pm Noor Kota Samarinda
7 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani
8 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani
9 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani
10 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
11 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
12 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
13 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda 7-16
NO KAWASAN PERMUKIMAN LUAS KAWASAN RENCANA PROGRAM TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 KET (1)
22 Perum Korpri Pulau Atas
28 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda
27 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda
26 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota
25 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota
24 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota
23 Perum Sambutan Idaman Permai
7-17
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
20 Perum Bumi Alam Indah
19 Perum Borneo SKM Damanhuri
18 Perum Bengkuring
17 Perum Solong Durian
16 Perum Sambutan Idaman Permai
15 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda
14 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda
21 Perum Korpri Pulau Atas
RENCANA PROGRAM NO
LUAS KAWASAN PERMUKIMAN
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
29 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda
30 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
31 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
32 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
33 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
34 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
35 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
36 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
37 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
38 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
39 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda
40 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan S. Parman dan PM Noor Kota Samarinda
41 Pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda 7-18
RENCANA PROGRAM NO
LUAS KAWASAN PERMUKIMAN
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
42 Pembangunan Infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan PM. Noor Kota Samarinda
43 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
44 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
45 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
46 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
47 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
48 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
49 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
50 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
51 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
52 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
53 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar
54 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar 7-19
RENCANA PROGRAM NO
LUAS KAWASAN PERMUKIMAN
(2) (3) (4) (5) (6) (9)
55 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
56 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
57 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda
58 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
59 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
60 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda 7-20
LAHAN PENGELOLA
9 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani Kampung Jawa Unit 28,000,000
22 Perum Korpri Pulau Atas Pulau Atas Ha 57 2016 57.00 - -
21 Perum Korpri Pulau Atas Pulau Atas Unit 57,000,000 2016 1,000,000.00 1,000,000.00 2,000,000.00
20 Perum Bumi Alam Indah Kebon Agung Unit 57,000,000 2016 1,000,000.00 1,000,000.00 2,000,000.00
19 Perum Borneo SKM Damanhuri Damanhuri Unit 48,000,000 2016 400,000.00 400,000.00 2,200,000.00
18 Perum Bengkuring Bengkuring Unit 57,000,000 2016 1,000,000.00 1,000,000.00 2,000,000.00
17 Perum Solong Durian Solong Durian Unit 28,000,000 2016 200,000.00 200,000.00 600,000.00
16 Perum Sambutan Idaman Permai Sambutan Unit 57,000,000 2016 1,000,000.00 1,000,000.00 2,000,000.00
15 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda Paket 1 2016
14 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda Paket 1 2016
13 Peningkatann Sarpras Jalan dan Drainase tersebar di Kota Samarinda Paket 1 2016 221,016,200.00 - -
12 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2016
11 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2016
10 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2016 10,000,000.00 - -
2016 200,000.00 200,000.00 600,000.00
8 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani Karng Mumus Ha 28 2016 1,000,000.00 - -
Tabel 7.4
1 Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan kumuh dan permukiman kumuh Kota Samarinda
Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman di Kota Samarinda
NO OUTPUT LOKASI
VOL. SATUAN TAHUN SUMBER DANA (Juta RP) READINESS CRITERIA
INDIKATOR RINCIAN KEGIATAN APBN DAK APBD PROV APBD
KAB/KOTA BUMD KPS CSR DED/ FS
AMDAL/ UKL/UPL
Lap 1 2016 500,000.00 - -
2016 400,000.00 400,000.00 2,200,000.00
2 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda Paket 1 2016 280,000.00 - -
3 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda selili Paket 1 2016 300,000.00 - -
4 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan Pm Noor Kota Samarinda Sempaja Ha 2 2016 300,000.00 - -
5 Pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda Selili Ha 7 2016 7,000,000.00 - -
6 Supeservisi pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan Pm Noor Kota Samarinda Sempaja Ha 2 2016 5,858,000.00 - -
7 Kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani Sungai Dama Unit 48,000,000
- 10,000,000.00
- 70,000,000.00 -
- 221,016,200.00
- 1,547,113,400.00 -
NO OUTPUT LOKASI
VOL. SATUAN TAHUN SUMBER DANA (Juta RP) READINESS CRITERIA
INDIKATOR RINCIAN KEGIATAN APBN DAK APBD PROV APBD
LAHAN PENGELOLA
KAB/KOTA BUMD KPS CSR DED/ FS
AMDAL/ UKL/UPL
23 Perum Sambutan Idaman Permai Sambutan Unit 48,000,000 2016 48,000,000.00 1,000,000.00 2,200,000.00
24 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Unit 200 2016 200.00 - -
25 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Unit 200 2016 200.00 15,000,000.00 -
26 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Unit 200 2016 200.00 - 6,000,000.00
27 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda Lap 1 2017 200,000.00 - -
28 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda Lap 1 2017
- 80,000.00
- 80,000.00
- 10,000,000.00
- 70,000,000.00 -
- 221,016,200.00
- 1,547,113,400.00 -
- 6,000,000.00
- 15,000,000.00 -
- 80,000.00
- 80,000.00
- 2,000,000.00
- 2,000,000.00
- 10,000,000.00
- 70,000,000.00 -
30 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2017 10,000,000.00 - -
40 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan S. Parman dan PM Noor Kota Samarinda Lap 1 2018
46 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda Paket 1 2018 221,016,200.00 - -
45 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2018
44 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2018
43 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2018 10,000,000.00 - -
42 Pembangunan Infrastruktur permukiman kumuh Kawasan S. Parman dan PM. Noor Kota Samarinda Ha 1 2018
41 Pembangunan infrastruktur permukiman kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda Ha 1 2018
39 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Selili Kota Samarinda Lap 1 2018
31 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2017
38 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Ha 200 2017
37 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Ha 200 2017 9,000,000.00 - -
36 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Ha 200 2017
35 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda Paket 1 2017
34 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda Paket 1 2017
33 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Samarinda Paket 1 2017 221,016,200.00 - -
29 Supervisi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kawasan Bantaran Sei Karang Asem Besar Kota Samarinda Lap 1 2017
32 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2017
INDIKATOR NO LOKASI
VOL. SATUAN TAHUN RINCIAN KEGIATAN APBD DED/ AMDAL/ APBN DAK APBD PROV BUMD KPS CSR LAHAN PENGELOLA
KAB/KOTA FS UKL/UPL
47 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Paket 1 2018
221,016,200.00 - - Samarinda
48 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Paket 1 2018 Samarinda
- 1,547,113,400.00 -
49 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Ha 200 2018 6,000,000.00 - - Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
50 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Ha 200 2018 9,000,000.00 - - Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
51 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Unit 200 2018
- 15,000,000.00 - Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
52 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2019 10,000,000.00 - -
53 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2019
10,000,000.00 - -
54 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman tersebar Paket 1 2019
- 70,000,000.00 -
55 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Paket 1 2019 221,016,200.00
- Samarinda
56 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Paket 1 2019
- Samarinda
- 221,016,200.00
57 Peningkatan Sarpras Jalan dan Drainase Tersebar di Kota Paket 1 2019
- 1,547,113,400.00 - Samarinda
58 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Unit 200 2019 15,000,000.00 - Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
- 59 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Ha 200 2019
6,000,000.00 - - Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
60 Penyediaan RSS T.36 untuk Relokasi Eks Warga Bantaran Ha 200 2019 Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
9,000,000.00 - - JUMLAH
1,019,703,457.00 6,534,653,600.00 968,184,800.00
7.2 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (PBL)
KOTA SAMARINDA7.2.1 Kondisi Eksisting
A. Data Kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK Lainnya di Kota Samarinda
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta pedoman pelaksanaan lebih detail dibawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan hanya bangunan gedung Negara dan rumah negara yang merupakan kewenangan pusat.
Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih banyak daerah yang belum menindaklanjuti sebagaimana mestinya, sebagaimana terlihat dari: a. Masih banyaknya Kabupaten/Kota yang belum menyesuaikan Perda Bangunan
Gedung yang dimilikinya agar sesuai dengan UUBG, atau terutama Kabupaten/Kota hasil pemekaran masih belum memiliki Perda Bangunan Gedung;
b. Masih banyak Kabupaten/Kota; terutama Kabupaten/Kota hasil pemekaran yang belum memiliki atau melembagakan institusi/kelembagaan dan Tim Ahli Bangunan Gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan; c. Masih banyak Kabupaten/Kota yang belum memulai pelaksanaan pendataan bangunan gedung; d. Masih banyak Kabupaten/Kota yang belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi
(SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang baru hasil pembangunan sejak 2006-2008; e. Masih banyak Kabupaten/Kota yang belum menyusun manajemen pencegahan kebakaran Kabupaten/Kota atau belum melakukan pemeriksaan berkala terhadap prasarana dan sarana penanggulangan bahaya kebakaran agar selaku siap pakai setiap saat; f. Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang cacat;
g. Masih banyak Kabupaten/Kota pengembangannya belum berdasarkan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan;
h. Masih banyak Kabupaten/Kota yang mempunyai kawasan yang terdegradasi dan belum ditata ulang; i. Masih banyak daerah yang belum memiliki rencana penanganan kawasan kumuh, kawasan nelayan, kawasan tradisional, dan kawasan bersejarah yang secara kewenangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Kabupaten/Kota; j. Masih banyak Kabupaten/Kota belum melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan. Untuk itu, Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga pembina teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota agar mampu melaksanakan amanat UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung. Untuk tahun anggaran 2008-20012, sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, perlu melanjutkan dan memperbaiki serta mempertajam kegiatannya agar lebih cepat memampukan Kabupaten/Kota. Disamping hal tersebut, Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan bertahap, mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai penjabaran rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang harus disusun oleh pemerintah daerah secara komprehensive, akomodatif dan responsif. Selaras dengan upaya pencapaian target Millenium (MDGs), yakni: mengurangi sampai setengahnya, sampai dengan tahun 2015, proporsi penduduk miskin tahun 1990 (target 1); dan mengurangi sampai setengahnya, sampai dengan tahun 2015, proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, maka peningkatan kualitas lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensive dengan melibatkan masyarakat setempat, kelompk peduli dan dunia usaha secara aktif. Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara komprehensive dengan berbasis konsep tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.
Kebijakan penataan bangunan gedung dan lingkunan adalah mewujudkan pembangunan prasarana sarana dan prasarana berkualitas. Kebijakan terkait PBL adalah Meningkatkan penataan kawasan konsisten sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Samarinda.
B. Kondisi Kota Pusaka, Kota Hijau dan Kawasan Strategis Lainnya di Kota
SamarindaBangunan yang memiliki nilai historis sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya dari bangunan biasa dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.
Berbagai bangunan tradisonal bersejarah (Rumah Tua Samarinda Kuala) menjadi objek wisata budaya yang merupakan peninggalan sejarah. Permasalahan yang sering dihadapi di daerah-daerah tersebut adalah menurunnya kualitas dan citra daerah wisata dikarenakan pembangunan bangunan-bangunan baru permanen maupun tidak permanen akibat penataan ruang tidak terkendali. Munculnya bangunan-bangunan perdagangan dan jasa membuat kawasan tersebut menjadi tidak teratur dan cenderung kumuh sehingga menghilankan nuansa budayanya. Di sisi lain penataan ruang parkir menjadi problem penting mengingat kawasan tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan Karakter khas yang ada di Kota Samarinda dapat dikatakan menarik. Hal ini dikarenakan di beberapa kawasan tertentu masih ditemukan hunian yang bercirikan ”Langgam Kutai”. ”Langgam Kutai” ini merupakan langgam atau gaya bangunan yang berkembang antara akhir abad ke-19 hingga periode tahun 20-an abad ke-20. Langgam ini merupakan penyederhanaan dari ”Langgam Kutai” periode sebelumnya yang mengadaptasi atap tumpuk. Penyederhanaan terhadap bentuk atap tumpuk ini juga besar kemungkinannya berkaitan dengan status sosial pemiliknya. Bangunan berlanggam atap tumpuk ini hanya tersisa satu bangunan di Ibukota Kutai, Tenggarong. Sementara bangunan ber”Langgam Kutai” secara umum di wilayah Kota Samarinda hanya tersisa satu unit di wilayah Kelurahan Samarinda Kuala.
Saat ini, bangunan-bangunan berlanggam ”tropical indisch” ini mengalami ancaman serius dari perkembangan langgam kontemporer ”pseudo-mediteranian”. Meskipun demikian beberapa bangunan berlanggam tropical indisch” ini terpelihara dengan cukup baik di Wilayah Samarinda Kuala sehingga tetap terpelihara sebagai sebuah lingkungan bermukim yang berkarakter lingkungan cukup baik.
Penempatan Peruntukan Ruang Terbuka Umum dan Ruang terbuka Hijau tersebar di sepanjang jalan koridor jalan Arteri Kota Samarinda. Secara umum peruntukan ini terdiri dari dua pola yaitu:
a. Pola penyebaran yang menerus(linier) berupa jalur-jalur hijau disepanjang tepi Arteri koridor hijau pada gerbang kota Samarinda.
b. Pola penyebaran terpusat ; yaitu pada setiap titik simpul (Node)yang ada disepanjang koridor memiliki fungsi juga sebagai RUT-RTH. Kedua pola penyebaran Ruang Terbuka Umum dan Ruang terbuka Hijau ini akan membentuk sebuah pola park system Koridor yang menerus disepanjang koridor jalan arteri dua jalur.
C. Potensi dan Tantangan Pengembangan Sektor PBL Kota Samarinda
Sasaran dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah penegakan aturan tata bangunan gedung dan lingkungan yaitu dengan menyusun peraturan dan legeslasi. Dari sasaran ini maka dibutuhkan kemantapan kelembagaan penataan bangunan gedung dan lingkungan serta peningkatan sarana parasarana pemeliharaan bangunan dan lingkungan. Sasaran selanjutnya adalah tercapainya indeks kenyamanan lingkungan (IKL) sebesar 75%.
Dari kondisi yang ada dan sasaran yang akan dicapai pada penataan bangunan gedung dan lingkungan di Wilayah Kabupaten/Kotal, maka dapat diidentifikasi masalah yang terjadi sebagai berikut:
1. Belum tertanya bangunan dan lingkungan yang sesuai dengan RTBL dikarenakan tidak semua kawasan mempunyai produk acuan RTBL
2. Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
3. Belum sepenuhnya produk yang terkait dengan penataan ruang dapat dilaksanakan sepenuhnya sebagai dampak dari penyimpangan fungsi lahan dan bangunan yang tidak sesuai dengan aturan tata ruang yang berlaku.
4. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan kebakaran terutama untuk bangunan- bangunan komersial.
5. Penurunan citra kawasan yang disebabkan oleh permukiman kumuh
6. Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/ bersejarah
7. Belum tersedianya ruang terbuka hijau
8. Belum tertibnya sarana reklame, belum terkelolanya sarana parkir Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang ada maka dari sektor tata ruang, bangunan dan lingkungan tersebut maka permasalahan yang dihadapi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Permasalahan dan Tantangan di Bidang Bangunan Gedung Produk sistem proteksi kebakaran yang mengatur masalah keselamatan, kenyamanan dan keamanan bangunan gedung masih belum tersedia. Selain hal ini sebagai dampak lemahnya penegakkan aturan maka terjadi penyimpangan fungsi lahan dan bangunan yang tidak sesuai dengan aturan tata ruang yang berlaku, sehingga memerlukan penyesuaian. Letak bangunan yang semakin padat dan bentuk bangunan yang semakin bervariatif seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kawasan aglomerasi Kota Samarinda sering menyulitkan penanggulangan terhadap bencana kebakaran.
2. Permasalahan dan Tantangan di Bidang Penataan Lingkungan Banyaknya permukiman penduduk yang tergolong kumuh dapat menyebabkan penurunan citra kawasan daerah sebagai kawasan wisata dan budaya. Permukiman kumuh tersebut memiliki keterbatasan sarana parasarana untuk berkembang menjadi permukiman sehat.
Sarana lingkungan hijau berupa ruang terbuka hijau dan taman jalan belum tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan terhadap ruang terbuka hijau dan taman jalan ini. Selain itu pula banyaknya alih fungsi ruang terbuka hijau akibat pembangunan gedung yang tidak terencana semakin menurunkan kuantitas dan kulaitas sarana lingkungan tersebut. Belum terkelolanya sarana parkir, reklame dan bis transmisi system (BTS) menjadikan sarana-sarana tersebut memiliki dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan di wilayah perkotaan. Keberadaan Usaha Pedagang Kaki Lima di ruang- ruang publik yang tidak tertib ikut memberikan dampak negatif terhadap citra lingkungan yang serasi dan selaras.
D. Data Lain Terkait Pengembangan Sektor PBL Kota Samarinda
Setelah mengetahui beberapa permasalahan di atas selanjutnya dilakukan analisis permasalahan dengan kerangka fikir analisis yaitu :
1. Mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi
2. Mengetahui urgensitas permasalahan
3. Menawarkan solusi alternatif pemecahan masalah (rekomendasi) Dari tiga aspek permasalahan di atas maka dapat dianalisis penyebab permasalahan sebagai berikut :