Tabel 3-1 Arahan RTRW Kabupaten Tanggamus

BAB 3 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BAB 3. ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

  3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  3.1.2 Arahan Penataan Ruang

  Kebijakan rencana struktur ruang Kabupaten Tanggamus terdiri dari rencana pembagian Bagian Wilayah Kabupaten dan rencana pusat pelayanan, sedangkan rencana pola ruang Kabupaten Tanggamus terdiri dari rencana kawasan budidaya dan rencana kawasan lindung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel 3-1 Arahan RTRW Kabupaten Tanggamus No Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang

1 Pusat Pelayanan Kota

  b) PPK Putih Doh yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, dan pertanian;

  c) PPK Pulau Panggung yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, dan pertanian;

  2) Pusat Lingkungan, Kawasan ini direncanakan hanya akan melayani unit lingkungan/ blok. Jenis kegiatan yang direncanakan di kawasan ini harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat pada blok yang bersangkutan. Pusat lingkungan akan diarahkan di beberapa kecamatan yang sebagian besar fasilitasnya cenderung berskala kecil (lingkungan), yaitu : a) PPL Ngarib Kecamatan Ulu Belu yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, dan pertanian; b) PPL Margoyoso Kecamatan Sumberejo yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, dan pertanian; c) PPL Way Bungur yang berfungsi sebagai pertanian, peternakan, dan permukiman.

  Luas rencana pola ruang kawasan lindung dan budi daya di Kabupaten Tanggamus untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun mendatang, adalah :

  1. Kawasan Lindung, terdiri dari :

  a) PPK Sri Kuncoro (Semaka) yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, kawasan lindung;

  d) Cagar alam laut seluas 3.125 Ha

  2. Kawasan Budidaya, terdiri dari :

  a) Hutan Rakyat seluas 35.383Ha

  b) Pertanian tanaman pangan seluas 31.671 Ha c) Holtikultura seluas 9.957 Ha

  d) Perkebunan seluas 69.971 Ha

  e) Tanaman Pangan Berkelanjutan seluas 20.000 Ha f) Perikanan seluas 1.325 Ha

  g) Pariwisata

  h) Industri i) Pertambangan j) Permukiman k) Peruntukan lainnya

  Hirarki internal di Kabupaten Tanggamus dalam RTRW 2011-2031 di rencanakan terdiri dari : 1) Pusat Pelayanan Kota, akan diarahkan, yaitu :

  a) Hutan Lindung seluas 134.404,11 Ha b) Sempadan Pantai seluas 1.970 Ha c) Taman Nasional seluas 10.220 Ha

  No Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang

  d) PPL Sukamara Kecamatan Bulok yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, dan pertanian; e) PPL Kuripan Kecamatan Limau yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, dan perikanan;

  f) PPL Napal Kecamatan Kelumbayan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, dan perikanan;

  g) PPL Sidoharjo Kelumbayan Barat yang berfungsi sebagai pusat pengembangan permukiman, perdagangan & jasa, dan pertanian;

2 Rencana Pengembangan Infrastruktur

  1) Pemanfaatan sumber‐sumber air baku permukaan dan air tanah didukung oleh pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan air baku, dalam rangka memenuhi kebutuhan air baku untuk air bersih bagi masyarakat diseluruh Kabupaten Tanggamus, melalui jaringan PDAM Air Limbah

  1) Pengembangan septik tank dengan sistem terpadu untuk kawasan perkotaan; 2) Pengembangan sistem sewerage untuk kawasan industri dan kawasan padat dengan memakai sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang dibuat dengan sistem Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT);

  3) Pengembangan jaringan tertutup untuk kawasan lainnya; 4) Mengelola limbah buangan rumah tangga secara terpadu dengan sistem riol (saluran tertutup) pada kawasan padat penduduk sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan penduduk, sedangkan pada kawasan permukiman perdesaan Ketentuan Perauran Zonasi :

  1. Ruang Terbuka Hijau

  Air Minum Pengembangan sistem penyediaan air minum terkait langsung dengan target pencapaian MDGs (Millenium Development Goals) Kabupaten Tanggamus. Strategi pencapaian peningkatan pelayanan sektor air minum dilakukan melalui penambahan cakupan pelayanan dengan cara:

  b) Dilarang melakukan penebangan pohon di kawasan ini tanpa seijin instansi atau pejabat yang berwenang.

  c) Melakukan penguatan dengan menggunakan tanaman keras terhadap tebing-tebing yang lebih tinggi dari 3 meter dengan kemiringan lebih besar dari 20 %.

  d) Kegiatan perkotaan yang dapat diijinkan di kawasan ruang hijau kota ini hanya berupa kegiatan rekreasi dan olahraga alam.

  e) Tidak diperkankan melakukan ahli fungsi lahan menjadi kegiatan budidaya, seperti mall, perkantoran, perumahan dan lainnya.

  f) Kegiatan sektor informal diperkenankan dengan menyesuaikan perencanaan yang telah ditetapkan pemerintah.

  2. Persampahan :

  a) Menerapkan pola 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam pengelolaan persampahan untuk mencapai zero Waste b) Mengendalikan dampak akibat bau,lalat,tikus dan serangga lainya

  c) Memperhitungkan dampak

  a) Tidak diijinkan atau membiarkan adanya daerah gundul atau terbuka serta menutup areal yang gundul dengan pepohonan atau rumput-rumputan/ semak belukar.

  No Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang yang jumlah penduduknya relatif sedikit (kepadatan penduduk < 200 jiwa/Ha) cukup dengan pengembangan pengalolaan limbah secara onsite system (saluran terbuka); 5) Menggalakkan program pemanfaatan septic tank, sebagai sarana pembuangan tinja yang sehat; 6) Penyediaan sarana pendukung, yaitu penyediaan truk tinja untuk membantu masyarakat mengatasi masalah limbah rumah tangga; 7) Membangun sebuah Instalasi Pengolahan Limbah Tinja untuk melayani seluruh air limbah tinja di Kabupaten Tanggamus.

  d) Dalam kawasan perikanan masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian dan pendidikan.

  d) Pembangunan perumahan baru dengan konsep intensifikasi (vertikal) atau rumah susun / apartemen dengan fungsi kegiatan perumahan permukiman baik pada lahan belum terbangun maupun sudah terbangun dan terpadu dengan lingkungan sekitarnya.

  c) Khusus untuk perumahan pembangunan sarana komersial diperbolehkan maksimum 10% dari jumlah rumah.

  b) Tidak mengganggu fungsi kawasan lindung serta memperhatikan aspek kelestarian dan keseimbangan lingkungan.

  a) Menyediakan lingkungan hunian yang sehat, nyaman, selamat, aman dan asri yang didukung oleh prasarana, sarana, dan utilitas minimum.

  4. Kawasan Perumahan

  e) Pengembangan kawasan minapolitan tidak diperkenankan mengganggu atau merusak fungsi lindung.

  c) Dalam kawasan perikanan masih diperkenankan adanya kegiatan lain yang bersifat mendukung kegiatan perikanan dan pembangunan sistem jaringan prasarana sesuai ketentuan yang berlaku.

  Persampahan 1) Pengembangan sarana pengangkutan sampah dengan menggunakan container terutama untuk melayani lingkungan‐lingkungan permukiman, areal komersial seperti perdagangan dan pasar ;

  b) Kawasan budidaya perikanan tidak diperkenankan berdekatan dengan kawasan yang bersifat polutif.

  a) Dapat dibangun hunian, fasilitas sosial dan ekonomi secara terbatas & sesuai kebutuhan.

  3. Kawasan Minapolitan

  d) Berada pada lokasi yang aman terhadap kegiatan lain dengan memperhatikan jarak bebas dan jarak aman

  6) Pembangunan TPA di Kecamatan Gisting dan atau Pugung dengan menggunakan sistem pengolahan sampah sanitary landfill, serta merubah sistem pengolahan sampah kesehatan terhadap lingkungan sekitar

  5) Meningkatkan jumlah sarana pengangkutan sampah dan pendistribusian yang proporsional di setiap wilayah atau meningkatkan rotasi pengangkutan sampah menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA);

  2) Penyediaan Tempat Penampungan Sementara pada setiap wilayah Kecamatan sebagai tempat pembuangan sampah pasar dan rumah tangga; 3) Mengembangkan pengolahan sampah terpadu melalui sistem Satuan Operasional Kebersihan Lingkungan (SOKLI) ialah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilihan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah pada daerah‐daerah permukiman, khususnya kawasan permukiman kota di pusat‐ pusat pelayanan; 4) Pengelolaan sampah dan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku;

  e) Pengembangan perumahan yang sudah ada dan permukiman kota ditekankan pada peningkatan kualitas

  No Arahan Struktur Ruang Arahan Pola Ruang di TPA Kali Miring menjadi sanitary lingkungan, dan pembenahan landfill; prasarana dan sarana

7) Membangun tempat pembuangan perumahan.

  sementara atau penyediaan

  f) Penataan dan penanganan kontainer pada setiap wilayah permukiman kumuh dilakukan Kecamatan sebagai tempat dengan pembangunan rumah pembuangan sampah pasar dan susun sederhana sehat baik rumah tangga; dengan sistem sewa ataupun 8) Mengembangkan sistem milik yang dilakukan secara pengelolaan sampah terpadu terpadu dengan lingkungan (SOKLI) pada daerah‐daerah sekitarnya.

  g) Pembangunan perumahan dan permukiman, khususnya kawasan permukiman lama dilakukan permukiman kota di pusat‐pusat secara terpadu baik fisik maupun pelayanan; sosial ekonomi masyarakat 9) Menerapkan pengelolaan sampah melalui program revitalisasi, dengan pendekatan konsep 4R. rehabilitasi, renovasi, rekonstruksi, atau preservasi. Drainase 1) Pembangunan prasarana drainase dilakukan dengan menggunakan sistem drainase terbuka;

  2) Pembangunan prasarana drainase mengikuti jaringan jalan yang ada; 3) Pembangunan prasarana drainase ini lebih diutamakan pada kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan jasa perkantoran, pusat permukiman kota, pusat pendidikan, dan pusat pengembangan permukiman desa. Selain itu juga pada kawasan yang rawan terjadi bencana banjir, banjir bandang, genangan dan gelombang pasang laut seperti pada Kecamatan Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Cukuh Balak, Limau, Kota Agung, Kota Agung Barat, Wonosobo, Semaka, Bdr. Negeri Semoung, dan Pematang Sawa. Untuk kecamatan‐kecamatan lainnya diasumsikan masih dapat menerima air limpasan karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari lahan pertanian, dan ruang terbuka hijau lainnya; 4) Normalisasi dan pengerukkan secara berkala pada sungai yang terjadi pendangkalan karena sungai merupakan drainase primer yang alami; dan

  5) Menjaga kelestarian daerah tangkapan air hujan agar dapat maksimal menampung air hujan dan mencegah terjadinya longsor yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada sungai‐sungai

  Sumber : RTRW Kabupaten Tanggamus Tahun 2011-2031

  a. Pusat Kegiatan Nasional

  Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Tanggamus tidak termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional, namun termasuk dalam kategori kawasan strategis nasional.

  b. Pusat Kegiatan Wilayah Pulau

  Secara geografi dan administratif, Kabupaten Tanggamus memiliki wilayah pulau sebagai berikut : Pulau Panggung, Pulau Kilauan. Hal tersebut berdasarkan hasil verifikasi nama dan jumlah pulau di Provinsi Lampung oleh Tim Verifikasi dari Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi (Ditjen pemerintahan Umum – Depdagri, BAKOSURTANAL, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jawatan Hidro-Oseanografi TNI AL dan Tim Pakar). Pulau Panggung Kecil diarahkan untuk kawasan cagar budaya karena disana terdapat situs megalitikum yaitu patung batu gajah. Di samping itu Pulau Segama besar juga dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata, kawasan wisata yang tetap menjaga kelestarian lingkungan. Di mana wisatawan dapat melihat peninggalan sejarah serta beristirahat untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan berlibur. Sedangkan pulau Kiluan dimanfaatkan sebagai kawasan lindung untuk biota-biota sensitif dan langka yang terdapat di pulau tersebut seperti habitat lumba-lumba. Perairan sekitar pulau-pulau kecil tersebut yang mana terdapat terumbu karang di dalamnya juga harus dilindungi, karena keberadaan terumbu karang sangat penting sebagai habitat ikan-ikan pelagis yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu. Jika terumbu karang terjaga kelestariannya maka jumlah stok ikan yang dapat ditangkap pun akan melimpah. Sehingga produktivitas perikanan tangkap laut pun akan meningkat dan juga meningkatkan pendapatan nelayan dan meningkatkan pendapatan.

  c. Pusat Kegiatan Strategis Nasional

  Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu: a) Pertahanan dan keamanan

  b) Pertumbuhan ekonomi

  c) Sosialdan budaya

  d) Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  e) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Kab. Tanggamus termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti yang tertuang dalam Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda.

d. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Kawasan strategis provinsi yang ada di Kabupaten Tanggamus adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya dan kawasan strategis dari sudut kepantingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  1. Kawasan Strategis Agropolitan Gisting.

  Kawasan Strategis Agropolitan Gisting merupakan kawasan untuk kepentingan ekonomi yang di tetapkan Provinsi Lampung di Kabupaten Tanggamus. Gisting sebagai wilayah Kabupaten Tanggamus memiliki potensi sektor pertanian, khususnya pertanian holtikultura dengan komoditas tanaman holtikultura dan palawija dengan tingkat pelayanan regional(Provinsi Lampung). Dengan penetapan Gisting sebagai Kawasan Strategis diharapkan akan meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut serta memberikan efek pada wilayah-wilayah disekitarnya, umumnya meningkatkan kondisi perekonomian Kabupaten Tanggamus.

  2. Kawasan Strtategis Batutegi Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan yang mendukung keberlangsungan lingkungan hidup, yang ditetapkan di Kabupaten Tanggamus. Penetapan kawasan tersebut diaharapkan dapat meningkatkan kondisi lingkungan yang baik di Kabupaten Tanggamus khususnya, dan Provinsi Lampung pada umumnya. Terkait dengan penetapan kawasan strategis ini, maka kewenangan dari Pemerintah Provinsi adalah :

  a) Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis,

  b) Penyusunan masterplan prasarana kawasan, Serta pengelolaannya

  c) Kawasan strategis batutegi, kawasan strategis batutegi merupakan kawasan strategis yang mendukung keberlangsungan lingkungan hidup di Kabupaten Tanggamus.

  3. Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati dan aset nasional (Kawasan Lindung Nasional) yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan dilestarikan. Terkait dengan penetapan kawasan strategis ini,maka kewenangan dari Pemerintah Provinsi adalah dimulai dari penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis serta pengawasannya, penyusunan masterplan prasarana kawasan, serta pengelolaannya.

e. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

  Kawasan strategis wilayah Kabupaten Tanggamus merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif.

  Kawasan strategis kabupaten berfungsi:

  a. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kabupaten; b. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kabupaten bersangkutan; c. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;

  d. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten; dan

  e. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten. Dengan mempertimbangkan dasar, kriteria dan rencana kawasan strategis Provinsi Lampung serta potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Tanggamus, maka terdapat beberapa rencana kawasan strategis yang dapat dikembangkan di Kabupaten Tanggamus, yaitu :

  1. Kawasan strategis dari sudut pandang kepentingan potensi ekonomi

  a) Kawasan Strategis Minapolitan Kawasan Minapolitan merupakan suatu kawasan yang diperuntukan untuk pengembangan kegiatan perikanan yang ditetapkan di Kecamatan Wonosobo. Pada dasarnya, kawasan minapolitan dipersiapkan untuk pengembangan kegiatan perikanan. Pada kawasan ini diharapkan terjamin keterpaduan antar sektor, baik yang bersentuhan langsung dengan sektor perikanan maupun yang tidak langsung, selain adanya integrasi antar kawasan sentra produksi. Terkait dengan pengembangan Kecamatan Wonosobo sebagai Kawasan Strategis Minapolitan maka langkah – langkah yang perlu dilakukan :

  (1) Menyusun masterplan pengembangan kawasan minapolitan, berikut dengan penyusunan strategi dan upaya pembangunan kawasan

  (2) Penguatan kelembagaan pengelola dan kerjasama pada kegiatan kawasan minapolitan atau kegiatan perikanan (3) Pengembangan infrastruktur penunjang kegiatan pada kawasan minapolitan (4) Pemberdayaan masyarakat yang terlibat dalam aktivitas kawasan minapolitan b) Kawasan Strategis Teluk Kiluan

  Kawasan ini merupakan salah satu kawasan tujuan wisata yang terletak di Kacamatan Kelumbayan. Kawasan Teluk Kilauan memiliki daya tarik pada aktivitas bahari seperti memancing jenis ikan tertentu seperti blue merlin dan juga lumba – lumba (dolphin tour). Kawasan ini menjadi kawasan wisata andalan bagi Kabupaten Tanggamus. Selain itu, berdekatan dengan kawasan yang ada juga akan di kembangkan kawasan taman buru. Sehingga kawasan ini dikemudian hari dapat tumbuh sebagai kawasan ekowisata. Untuk itu perlu dilakukan : (1) Penyusunan Rencana Pengembangan Obyek Wisata (RIPOW) (2) Studi mengenai jalur wisata dan pengembangan kegiatan wisata potensial.

  (3) Menciptakan kegiatan (even) khusus yang menarik minat wisatawan (4) Memperbaiki infrastruktur dan menjamin kelancaran akses menuju kawasan. (5) Mengembangkan beberapa kawasan dan kegiatan pendukung kegiatan wisata seperti hotel, restourant, cinderamata, dan lain sebagainya.

  2. Kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi a) Kawasan Strategis Ulu Belu Pembangkit listrik tenaga geothermal (panas bumi) di Kecamatan Ulu Belu. Seperti halnya pembangkit listrik lainnya, tentunya keberadaan kawasan ini sangat vital. Secara eksisting sedang dikembangkan pembangkit dengan kapasitas produk mencapai 2 X 55 Mw. Panas bumi yang dihasilkan diperkirakan mampu memproduksi hingga mencapai 5 x 55 Mw. Tentunya dengan kapasitas produksi yang demikian dapat mensuply kebutuhan listrik Provinsi Lampung. Sebagai kawasan yang memiliki fungsi yang cukup vital, tentunya perlu dilakukan upaya : (1) Penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (2) Penyusunan rencana penanggulangan dampak (3) Pemantauan dan pengendalian secara ketat pertumbuhan kawasan (4) Perbaikan infrastruktur menuju kawasan. Pemberdayaan masyarakat yang beraada di sekitar kawasan.

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

  Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah‐langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi:

  1. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten;

  2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw kabupaten; dan

  3. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:

  1. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana wilayah dalam mendukung sektor‐sektor unggulan;

  2. Peningkatan dan pengembangan kawasan agropolitan berdasarkan potensi hortikultura;

  3. Peningkatan dan pengembangan kawasan minapolitan berdasarkan potensi.perikanan tangkap dan budidaya;

  4. Pemanfaatan potensi pertambangan dengan tetap menjaga kelestarian dan kestabilan kawasan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan;

  5. Pengembangan ekowisata bertumpu pada wisata bahari;

  6. Pengurangan disparitas dan kesenjangan antar wilayah; dan 7. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. Dengan Kebijakan Tersebut di atas, Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka Stategi penataan Ruang Kabupaten Tanggamus adalah :

  1. Strategi peningkatan penyediaan sarana dan prasarana wilayah dalam mendukung sektorsektor unggulan meliputi :

  a) mengembangkan sistem transportasi yang terpadu;

  b) mengembangkan sistem jaringan prasarana energi pada pusat‐pusat pertumbuhan wilayah; c) mengembangkan sistem jaringan prasarana sumber daya air untuk menunjang kawasan pertanian, pariwisata dan mengurang esiko bencana;

  d) mengembangkan sistem jaringan prasarana telekomunikasi berbasis terestrial dan seluler yang menjangkau seluruh wilayah; e) mengembangkan sistem jaringan prasarana lingkungan yang mendukung kelestarian lingkungan hidup.

  2. Strategi peningkatan dan pengembangan kawasan agropolitan berdasarkan potensi hortikultura meliputi :

  a) meningkatkan produk pertanian hortikultura yang memiliki daya saing dipasar; b) meningkatkan pengolahan produk hortikultura disertai dengan pengemasan untuk peningkatan perluasan pasar; c) menyediakan infrastruktur penunjang hortikultura;

  d) mengembangkan pasar lokal dan regional sebagai satu kesatuan sistem agropolitan; dan e) meningkatkan kerjasama dengan lembaga keuangan untuk pembiayaan.

  

3. Strategi peningkatan dan pengembangan kawasan minapolitan

berdasarkan potensi perikanan tangkap dan budidaya meliputi :

  a) meningkatkan jumlah produk dan kualitas perikanan tangkap dan budidaya; b) meningkatkan pengolahan produk perikanan sampai beberapa turunannya; c) meningkatkan jaringan pemasaran tingkat lokal, regional dan nasional; d) meningkatkan penyediaan infrastruktur pengembangan perikanan; dan e) meningkatkan kerjasama dengan lembaga keuangan untuk pembiayaan pengembangan pengolahan hasil perikanan.

  

4. Strategi pemanfaatan potensi pertambangan dengan tetap menjaga

kelestarian dan kestabilan kawasan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan meliputi :

  a) mengindentifikasi potensi pertambangan;

  b) mengelolah hasil pertambangan menjadi bahan jadi/setengah jadi dengan memberdayakan masyarakat; c) melakukan pengawasan dan pengontrolan eksploitasi pertambangan sesuai dengan kemampuan lahan; d) membatasi penambangan liar;

  e) mengembalikan rona alam pada area bekas tambang untuk kegiatan produktif; dan f) menjadikan kawasan pertambangan sebagai kawasan pariwisata dan pendidikan berbasis lingkungan .

  

5. Strategi pengembangan ekowisata bertumpu pada wisata bahari

meliputi :

  a) mengembangkan objek wisata unggulan sebagai satu kesatuan sistem tujuan wisata; b) memelihara lingkungan pada kawasan wisata sebagai aset utama wisata alam dan budaya; c) melakukan perluasan kegiatan wisata diikuti lingkage antar objek dan atraksi wisata; d) mengembangkan paket wisata sesuai jalur dan potensi unggulan pariwisata; dan e) mengembangkan industri wisata disertai promosi yang efisien.

  

6. Strategi pengurangan disparitas dan kesenjangan antar wilayah meliputi :

  a) menjamin ketersediaan fasilitas umum, sosial, dan ekonomi di seluruh kecamatan; b) menjamin kelancaran aksesibilitas antar kawasan serta pulau – pulau kecil; c) terlayaninya seluruh kawasan dengan sumber daya energi;

  d) membentuk simpul – simpul pertumbuhan baru, yang terlayani oleh akses yang baik, dan fasilitas yang memadai; dan e) mengoptimalkan pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan kawasan yang berada di sekitarnya.

  7. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara meliputi :

  a) mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b) mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi keamanan nasional;

  c) mengembangkan kawasan lindung dan atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional yang mempunyai khusus pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya terbangun; dan d) turut serta menjaga dan memelihara aset‐aset pemerintah/TNI.

3.1.4 Indikator Kinerja Pembangunan Infrastruktur

  Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program bidang infrastruktur adalah :

  1. Meningkatnya jumlah jalan yang kondsisinya mantap (baik);

  2. Bertambahnya panjang jalan kota dan jalan lingkungan;

  3. Tertatanya daerah bantaran sungai;

  4. Berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase;

  5. Tertatanya kawasan permukiman kumuh;

  6. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih mencapai 45%;

  7. Tersedianya instalasi penanganan air limbahn yang bersifat komunal;

  8. Berkurangnya titik banjir;

  9. Berkurangnya titik kemacetan;

  10. Bertambahnya fasilitas lalu lintas dan angkutan massal;

  11. Meningkatnya kualitas pelayanan pariwisata

  12. Meningkatnya sarana dan prasarana wisata;

  13. Berkurangnya bangunan yang melanggar peruntukan ruang; Meningkatnya keindahan dan kenyamanan kota;

3.1.5 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

a. Visi

  Visi pembangunan yang telah disusun merupakan kondisi akhir daerah yang dikehendaki oleh seluruh stakeholders sampai tahun 2015. Oleh karenanya penting sekali menjadikan visi Kabupaten Tanggamus menjadi visi bersama (shared vision). Berdasarkan potensi wilayah, tantangan yang dihadapi sampai tahun 2015, serta mengacu pada Visi Provinsi Lampung 2011-2025 dan Visi Nasional Tahun 2011-2025; maka Visi Kabupaten Tanggamus 2005-2025 adalah:

  

“Masyarakat Tanggamus yang Sejahtera, Agamis, Mandiri, Unggul dan

Berdaya Saing Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan”

  Visi ini memuat lima kata kunci yaitu sejahtera, agamis, mandiri, unggul dan berdaya saing serta ekonomi kerakyatan.

  Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan hidupnya baik secara jasmani maupun rohani, dan hidup dalam kedamaian dan ketentraman. Masyarakat yang agamis adalah masyarakat yang memiliki pemahaman dan kesadaran beragama sehingga tingkat ketaatan pada ajaran agama makin baik serta memiliki rasa toleransi antar umat beragama.

  

Mandiri memiliki arti bahwa Kabupaten Tanggamus harus mampu

  menjalankan pembangunan daerah secara mandiri yang ditopang oleh sumber daya alam yang dimiliki serta pendapatan daerah sebagai pendanaan pembangunan daerah

  

Unggul dan berdaya saing mempunyai konotasi lebih baik, lebih kuat, lebih

  tangguh, dan lebih ulet daripada lingkungannya, baik dalam skala kawasan maupun regional. Keunggulan dan daya saing mencakup domain perekonomian, sains, dan teknologi, pendidikan, dan civilazation (politik dan hukum).

  

Ekonomi kerakyatan berarti perekonomian yang tumbuh dan brkembang

  berbasis pertanian, anmun kemudian bergerak mengarah ke industri, perdagangan, dan jasa, yang ditopang oleh daya dukung infrastruktur yang memadai.

b. Misi

  Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan selama periode 2013-2018, yaitu:

  

1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka menanggulangi

kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja;

  Misi ini adalah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan yang bersinergi dengan pemberdayaan masyarakat, perlindungan sosial yang berbasis keluarga, perluasan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah dan penciptaan lapangan kerja.

  

2) Meningkatkan akses dan pemerataan kualitas pendidikan dan pelayanan

kesehatan;

  Misi ini adalah upaya untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien serta penyediaan dan perluasan infrastruktur dasar masyarakat yang terdiri dari sarana prasarana umum.

  

3) Mempercepat pembangunan infrastrktur dan pengelolaan energi

terbarukan;

  Misi ini adalah upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan energi yang memiliki daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial sebagai bentuk dukungan pembangunan kawasan strategis seperti Kawasan Industri Maritim dan pengembangan intra dan antar moda transportasi melalui pengembangan Pelabuhan Batu Balai sebagai penopang Pelabuhan Panjang dan mengantisipasi pembangunan Jembatan Selat Sunda.

  

4) Memingkatkan ketahanan pangan melalui revitalisasi pertanian,

perternakan, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan;

  Misi ini adalah upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui ravitalisasi pertanian yang menyeluruh dan bersinergi dengan sektor terkait untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, dan peningkatan pendapatan petani.

  

5) Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

yang berbasis mitigasi bencana;

  Misi ini adalah upaya untuk melaksanakan konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang disertai penguasaan dan pengelolaan resiko bencana unuk mengantisipasi perubahan iklim.

  

6) Mengembangkan ekonomi kreatif, kebudayaan, pariwisata dan sistem

inovasi daerah;

  Misi ini adalah upaya untuk mengembangkan ekonomi kreatif dan perlindungan kebhinekaan budaya, karya seni, dan pariwisata serta apresiasinya untuk memperkaya khazanah artistik dan intelektual bagi tumbuh kembangnya jati diri dan kemampuan kompetitif yang disertai pengembangan inovasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi oleh keunggulan Kabupaten Tanggamus sebagai daerah maritim.

7) Meningkatkan tata kelola pemerintahan serta pemantapan keamanan dan ketertiban masyarakat yang agamis.

  Misi ini adalah upaya untuk memantapkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepad hukum yang berwibawa dan transparan, peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintahan dan kapasitas pegawai pemerintah yang memadai, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tindak kriminal dan peningkatan toleransi antar umat beragama.

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP) Visi dan Misi

  Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang‐undang terhadap tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka visi Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah “Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan

  

yang layak, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan”. Adapun makna dari

  visi tersebut adalah:  Layak, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang mempunyai persyaratan kecukupan prasarana dan sarana permukiman sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal sebagai tempat bermukim warga perkotaan dan perdesaan.

   Produktif, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat menghidupkan kegiatan perekonomian di lingkungan permukiman.  Berdaya saing, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang dapat menonjolkan kualitas lingkungan permukimannya dengan baik dan mampu bersaing sebagai lingkungan permukiman yang menarik untuk warganya.

   Berkelanjutan, yaitu: permukiman perkotaan dan perdesaan yang asri, nyaman dan aman sebagai tempat bermukim warganya untuk jangka panjang.

  Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2010 – 2014 adalah:

  1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan untuk mewujudkan permukiman yang layak, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan dalam rangka pengembangan wilayah.

  2. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasinya

  3. Melaksanakan pembinaan dalam penataan kawasan serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keandalan bangunan gedung.

  4. Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, pulau‐pulau kecil terluar dan daerah tertinggal termasuk penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

  5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.

  Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

  Dalam berbagai studi penentuan kawasan penanganan dan pengembangan permukiman prioritas dalam suatu wilayah, pada umumnya mempertimbangkan kriteria aspek fisik, sosial, ekonomi dan kebijakan. Kriteria ini sesungguhnya dapat dijabarkan dalam indikator-indikator yang sesuai dengan fokus kegiatan. Dalam konteks kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan maka berbagai indikator-indikator dalam kriteria fisik, sosial, ekonomi dan kebijakan, harus dapat menjadi instrumen pembanding yang mencerminkan kondisi antar perkotaan.

  Hasil skoring penentuan kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan menetapkan 3 (tiga) kawasan perkotaan berdasarkan kesepakatan pokjanis dan identifikasi tim konsultan, untuk kawasan prioritas 1 yaitu Kota Agung yang secara administratif terbagi menjadi kecamatan Kota Agung Barat dan Timur Tim Pokjanis menyepakati 2 kecamatan ini menjadi 1 prioritas kawasan karena dari sejarah terbentuknya kecamatan, kultur kebudayaan dan sarana dan prasarana dasar yang saling terkait, adapun rinciaan kawasan prioritas yang telah ditetapkan sebagai berikut:

  1. Kecamatan Kota Agung (Pekon Kuripan, Baros, Dan Pasar Madang), sedangkan kecamatan Kota Agung Barat dan Timur fokus pada permukiman tradisioal dan kawasan industri maritim

  2. Kecamatan Talang Padang diprioritaskan kelurahan/pekon : Talang Padang, Suka Negeri Jaya, Sinar Banten, Sinar Semendo

  3. Kecamatan Gisting, diprioritaskan di kelurahan/pekon : Purwodadi Ditinjau dari kriteria A yaitu tingkat strategis lokasi dan komitmen Pemerintah Daerah, ketiga Kecamatan diatas telah singkron dengan skenario pengembangan wilayah menurut Rencana Tata Ruang Wilayah yang ada.

  Kabupaten Tanggamus yang membutuhkan pusat pertumbuhan yang diharapkan dapat menjadi pusat orientasi dari Kecamatan sekitarnya. Urutan prioritas ketiga Kecamatan juga telah sesuai dengan hirarkinya dalam struktur ruang wilayah. Perkotaan Kecamatan Kota Agung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan prioritas pertama pembangunan permukiman dan infrastruktur, diikuti oleh perkotaan Kecamatan Kecamatan Talang Padang sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), serta perkotaan Kecamatan Gisting sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp). Sedangkan, kriteria B yang membandingkan kondisi fisik permukiman dan infrastruktur keempat Kecamatan memperlihatkan bahwa perkotaan Kecamatan Kota Agung memperoleh skor tertinggi, karena dinilai memiliki kondisi permukiman dan infrastruktur yang paling urgen ditangani. Sementara kriteria C dan D yaitu kondisi sosial dan eknomi masing‐masing menempatkan Kecamatan Talang Padang dan Gisting sebagai prioritas pembangunan. Total skor dari kriteria‐kriteria diatas memperlihatkan bahwa ketiga Kecamatan tersebut memiliki tingkat urgensitas tertinggi dari 13 Kecamatan berdasarkan hirarki fungsi sistem pusat kegiatan kabupaten tanggamus yang tertera pada RTRW kabupaten tanggamus Tahun 2011 – 2031 . Secara umum kondisi permukiman dan infrastruktur di perkotaan Kecamatan di Kabupaten Tanggamus belum memadai dan cenderung memperlihatkan kondisi yang kurang penataan. Penyusunan SPPIP/RP2KP di wilayah Kabupaten perlu diarahkan pada pembangunan di tingkatan wilayah Kecamatan terutama pada kawasan yang berkarakter perkotaan. Ketiga Kecamatan yang menjadi prioritas diatas, memiliki kompleksitas permasalahan masingmasing sektor yang berbeda. Perbedaan itu umumnya disebabkan oleh letak perkotaan dalam konstelasi wilayah yang mendukung kegiatan ekonomi kawasannya. Pada perkotaan yang peisir pantai seperti Kota Agung, Kota Agung Barat dan Kota Agung Timur akan memperlihatkan kondisi yang berbeda dengan perkotaan pada daerah dataran. Selain itu, daya tarik perkotaan terutama untuk kegiatan ekonomi juga turut memperlihatkan perbedaan antara perkotaan yang satu dengan yang lain. Perkotaan perdagangan, dan industri tentunya akan memiliki permasalahan yang berbeda dengan perkotaan sebagai pusat pelayanan pemerintahan. Sehingga, identifikasi permasalahan permukiman dan infrastruktur perkotaan dilakukan pada masing‐masing perkotaan Kecamatan yang menjadi prioritas pembangunan

  

Gambar 3-1 Peta Sebaran Kawasan Prioritas Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman

  3.2.2 Rencana Induk Penyediaan air Minum (RISPAM)

  3.2.3 Rencana Sistem Pelayanan dan Pengembangan

  A. Pengembangan Zona Pelayanan SPAM Cabang Kota Agung (Zona 1)

  Mengingat sudah adanya jaringan perpipaan di Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Kota Agung Timur yang merupakan bagian dari zona pelayanan Cabang Kota Agung, maka direncanakan untuk mengembangkan pelayanan di kawasan sekitarnya yang belum mendapatkan pelayanan SPAM jaringan perpipaan. Penambahan debit pengambilan yang direncanakan untuk kedua kecamatan ini adalah memanfaatkan iddle capacity dari mata air Way Biah1, Way Biah 2, dan Way Umbul Buah dengan total pengambilan 60 lt/dt dengan rincian 15 lt/dt untuk Kecamatan Kota Agung Timur, 10 lt/dt untuk Pelabuhan Pertamina dan 35 lt/dt untuk Kecamatan Kota Agung, untuk rencana penambahan debit akan diambil dari Way Lamoran sebesar 50 lt/dt.

Gambar 3.2 Skematis Pelayanan SPAM Cabang Kota Agung

  B. Pengembangan Zona Pelayanan SPAM Cabang Talang Padang (Zona 2)

  Pada Zona 2 pelayanan SPAM Cabang Talang Padang, jaringan pipa sudah terpasang di beberapa pekon yaitu sebahagian di Kecamatan Gisting dan sebahagian Kecamatan Talang Padang. Rencana pengembangan pada zona ini berupa pengembangan daerah layanan di pekon- pekon sekitar yang belum mendapat akses jaringan perpipaan air minum. Sumber air baku yang digunakan saat ini berasal dari Way Landsbau dan Way Sukabanjar dengan total pengambilan 40 l/dt. Untuk perencanaan pengembangan, penambahan debit akan diambil dari sumber air baku Way Ilahan sebesar 75 lt/dt. Pada rencana pengembangan zona SPAM Cabang Talang Padang, sumber air baku renananya akan diambil dari Way Ilahan yang rencananya akan melayani wilayah Kecamatan Talang Padang, Kecamatan Pulau Panggung dan Kecamatan Pugung

Gambar 3.3 Skematis Pelayanan SPAM Cabang Talang Padang

C. Pengembangan Zona Pelayanan SPAM Cabang Unit Pemda (Zona 3)

  Zona ini direncanakan untuk melayani wilayah perkantoran komplek Pemda Kabupaten Tanggamus dan pekon-pekon disekitarnya seperti Pekon Kampung Baru, Pekon Batu Keramat. Sumber air baku yang digunakan saat ini berasal dari Batu Keramat dengan total pengambilan 5 lt/dt.

  Dari hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air, maka diperkirakan pada tahun 2017 kapasitas yang ada sudah tidak mencukupi. Untuk rencana pengembangan di zona unit pemda ini, debit air baku akan ditambah dengan tetap memanfaatkan sumber air baku dari mata air Batu Keramat dengan penambahan pipa dari broncaptering sampai Bak Pelepas Tekan

  3 untuk disalurkan ke Reservoir kapasitas 400 m .

Gambar 3.4 Skematis Pelayanan SPAM Cabang Unit Pemda

  

D. Pengembangan Zona Pelayanan SPAM Cabang Kota Agung Barat-

Wonosobo (Zona 4)

  Pada Zona 4 pelayanan Unit Kota Agung Barat - Wonosobo, jaringan pipa sudah terpasang di beberapa pekon Kecamatan Kota Agung Barat dan Kecamatan Wonosobo. Perencanaan pada zona ini berupa pengembangan daerah layanan di pekon- pekon sekitar yang belum mendapat akses jaringan pipa. Sumber air baku yang digunakan berasal dari Way Biah 3 dengan total pengambilan 10 l/dt. Untuk perencanaan pengembangan, penambahan debit akan diambil dari Way Batu Papan sebesar 15 lt/dt dan Way Lamoran sebesar 100 lt/dt. Berikut Jaringan pipa dan skematik rencana pengembangan untuk Zona 4 (Cabang Kota Agung Barat - Wonosobo).

Gambar 3.5 Skematis Pelayanan SPAM Cabang Kota Agung Barat-Wonosobo

E. Pengembangan Zona Pelayanan SPAM Cabang Pulau Panggung (Zona 5)

  Pada Zona 5 pelayanan SPAM Unit Pulau Panggung saat ini hanya melayani Kecamatan Pulau Panggung dengan memanfaatkan sumber air baku Way Gunung Megang dan Way Tanjung Rejo. dengan total pengambilan masing- masing 5 lt/dt dari Way Gunung Megang dan 5 lt/dt dari Way Tanjung Rejo.

  Area pelayanan saat ini mencakup Pekon Tj. Begelung, Pekon Pulau Panggung, Pekon Kemuning, Pekon Tanjung Rejo, Pekon Sinar Mulyo, Pekon Gunung Meraksa, Pekon Tekad, Pekon Gedung Agung, Pekon Muara Dua, Pekon Penantian dan Pekon Sindang Marga. Menurut perhitungan proyeksi kebutuhan air, maka diperkirakan pada Tahun 2017 kapasitas yang ada saat ini 10 lt/dt sudah tidak akan mencukupi.

  Untuk rencana pengembangan, maka penambahan debit akan diambil dari sumber air baku Way Ilahan sebesar 75 lt/dt yang akan dialirkan ke Ground Reservoir kapasitas 1000 M3 dengan tujuan juga akan melayani sebahagian wilayah Kecamatan Talang Padang dan sebahagian wilayah Kecamatan Pugung.

Gambar 3.6 Skematis Pelayanan SPAM Cabang Pulau Panggung

F. Pengembangan Zona Pelayanan SPAM Cabang Kota Agung Timur (Zona 6)

  Pada Zona 6 pelayanan SPAM Unit Kota Agung Timur saat ini melayani wilayah Kecamatan Kota Agung Timur dan sebahagian pekon di wilayah Kecamatan Kota Agung yaitu Pekon Tanjung Anom, Pekon Campang Tiga dan Pekon Kota Agung. Sumber air baku yang digunakan saat ini berasal dari mata air Way Kijaan dengan total pengambilan 10 l/dt yang dialirkan ke Reservoir kapasitas

  3

  400 m . Menurut perhitungan proyeksi kebutuhan air, kapasitas yang sudah ada saat ini sudah mencukupi untuk kebutuhan air minum hingga tahun 2026. Rencana pengembangan pada zona ini berupa percepatan penambahan sambungan rumah (SR) pada daerah layanan di pekon-pekon sekitar yang belum mendapat akses jaringan pipa air minum sehingga iddle capacity yang ada dapat dimanfaatkan. Untuk perencanaan pengembangan, penambahan debit dapat diambil dari sumber air baku mata air Way Batu Keramat sebesar 20 lt/dt.

Gambar 3.7 Skematis Pelayanan SPAM Cabang Kota Agung Timur

G. Pengembangan Zona Pelayanan SPAM Cabang Air Naningan (Zona 7)

  Pada Zona 7 pelayanan SPAM Unit Air Naningan saat ini hanya melayani wilayah Kecamatan Air Naningan dengan tingkat pelayanan yang masih sangat rendah. Saat ini pelayanan masih hanya mencakup Pekon Air Naningan, Pekon Air Kubang dan Pekon Margomulyo.