Pengaruh Siklus Konversi Kas dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

  

Pengaruh Siklus Konversi Kas dan Leverage terhadap Profitabilitas

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 Trisnadi Wijaya

Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palembang

  e-mail:

  

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh siklus konversi kas dan leverage

terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan. Pendekatan penelitian yang

digunakan adalah desain penelitian kausalitas dengan sampel sebanyak 35 perusahaan

manufaktur yang ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan

adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan. Teknik analisis data

yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

secara parsial siklus konversi kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas,

sedangkan leverage berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, siklus

konversi kas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

  Kata kunci: Siklus Konversi Kas, Leverage,Profitabilitas, Bursa Efek Indonesia

Abstract

This research aims to analyze the effect of the cash conversion cycle and leverage to profitability

either partially or simultaneously. The research approach used is design research of causality

with 35 manufacturing company as sample which is determined using the purposive sampling

method. The data used are secondary data sourced from the company's financial reports. Data

analysis technique used was multiple linear regression analysis. The results of this research

showed that the cash conversion cycle is partially do not affect significantly to profitability, while

the leverage effect significantly to profitability. Simultaneously, the cash conversion cycle and

leverage effect significantly to profitability.

  Keyword: Cash Conversion Cycle, Leverage, Profitability, Indonesia Stock Exchange

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2013 sebesar 5,78 persen telah menyentuh level terendah sejak empat tahun terakhir berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (2014). Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2013 mencapai Rp 2.770,3 triliun, naik Rp 151,4 triliun dibandingkan tahun 2012 (Rp 2.618,9 triliun). Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2013 naik sebesar Rp 854,6 triliun, yaitu dari Rp 8.229,4 triliun pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 9.084,0 triliun pada tahun 2013.

  Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi sebesar 23,69 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan kontribusi masing-masing sebesar 14,43 persen dan 14,33 persen. Di tahun 2013 terjadi peningkatan peranan pada beberapa sektor kecuali: Sektor Pertanian turun dari 14,50 persen menjadi 14,43 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian turun dari 11,80 persen menjadi 11,24 persen, Sektor Industri Pengolahan turun dari 23,97 persen menjadi 23,69 persen dan Sektor Konstruksi turun dari 10,26 persen menjadi 9,99 persen.

  Indeks harga saham manufaktur

  • – terdiri dari sektor Industri Dasar dan Kimia (Basic ), sektor Aneka Industri (Miscellaneous Industry) dan sektor Industri

  Industry and Chemicals

  Barang Konsumsi (Consumer Goods Industry)

  • – di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 juga ikut mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 sebesar 2,713 dari 1.147,911 menjadi 1.150,624 seperti terlihat pada Tabel 1.1. Indeks harga saham sektor Industri Barang Konsumsi meningkat sebesar 216,208 dibanding tahun 2012. Peningkatan indeks harga saham pada sektor Industri Barang Konsumsi ini mengindikasikan terjadinya peningkatan nilai kapitalisasi pasar di sektor tersebut yang disebabkan oleh perubahan harga saham.

Tabel 1.1 Perubahan Indeks Harga Saham Manufaktur Indeks 2009 2010 2011 2012 2013

  Manufaktur 529,023 823,140 992,465 1.147,911 1.150,624 Industri Dasar dan

  273,932 387,254 408,273 526,551 480,744 Kimia Aneka Industri 601,469 967,023 1.311,147 1.336,524 1.205,012 Industri Barang

  671,305 1.094,653 1.315,964 1.565,878 1.782,086 Konsumsi

  Sumber: IDX Yearly Statistics 2009-2013

  Perubahan harga saham di bursa efek akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada nilai perusahaan. Menurut Margaretha (2011) nilai perusahaan yang sudah go public dapat tercermin dari harga saham. Samsul (2006) mengatakan bahwa harga saham merefleksikan semua informasi yang relevan dari suatu perusahaan dan respon pasar terhadap informasi baru pada pasar modal yang efisien. Informasi yang paling banyak dimanfaatkan oleh para investor untuk mengambil keputusan investasi berupa informasi tentang kinerja keuangan yang bersumber dari laporan keuangan emiten. Laporan keuangan berisi informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan dalam posisi keuangan.

  Informasi dalam laporan keuangan yang menjadi ukuran kinerja perusahaan adalah profitabilitas. Menurut Brigham dan Houston (2006) profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menunjukkan kombinasi pengaruh dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi. Profitabilitas selalu menjadi pusat perhatian bagi pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor dan kreditur. Bagi pemilik perusahaan, profitabilitas dapat menentukan prestasi keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja manajemen perusahaan, maka semakin tinggi profitabilitas yang diperoleh sehingga mempengaruhi prestasi keuangan perusahaan. Apabila prestasi keuangan perusahaan semakin baik, maka minat kreditur untuk memberikan pinjaman dan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut semakin besar pula. Oleh karena itu, manajemen perusahaan selalu berupaya untuk mempertahankan tingkat profitabilitasnya seoptimal mungkin.

  Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dipertahankan melalui manajemen modal kerja yang baik untuk menjamin kelancaran kegiatan operasionalnya sehari-hari. Menurut Brigham dan Houston (2006) manajemen modal kerja mencakup penetapan kebijakan modal kerja dan pelaksanaan kebijakan tersebut dalam operasi sehari-hari. Keberhasilan perusahaan dalam mengelola modal kerjanya menunjukkan adanya pengawasan yang maksimal terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat. Efisiensi pengelolaan modal kerja biasanya diukur dari lamanya siklus konversi kas perusahaan. Manajemen modal kerja yang baik bagi suatu perusahaan didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, yaitu penentuan tingkat investasi aktiva lancar optimal dan bauran pendanaan yang tepat untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar. Kebijakan pembelanjaan modal kerja berkaitan dengan penentuan jenis sumber dana yang akan digunakan untuk mendanai investasi dalam modal kerja. Brigham dan Houston (2006) mengatakan bahwa beberapa perusahaan menggunakan kewajiban lancar sebagai sumber utama pendanaan aktiva lancarnya, sedangkan yang lain sangat tergantung pada hutang jangka panjang dan ekuitas.

  Berdasarkan kajian literatur dari beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh manajemen modal kerja dan leverage terhadap profitabilitas menunjukkan adanya ketidakkonsistenan temuan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di negara berbeda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deloof (2003); Lazaridis dan Tryfonidis (2006); Raheman dan Nasr (2007); Binti Mohamad dan Binti Mohd Saad (2010); Vijayakumar (2011); Pouraghajan dan Emamgholipourarchi (2012); Ogundipe, Idowu dan Ogundipe (2012) menunjukkan bahwa manajemen modal kerja dan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit. Akan tetapi, hasil penelitian yang dilakukan oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008); Manzoor (2013); Pouraghajan, Rekabdarkolaei, dan Shafie (2013) menunjukkan bahwa manajemen modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Padachi (2006); Mashady, Darminto, dan Husaini (2014) juga menemukan bahwa

  leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

  Berdasarkan fenomena dan research gap tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul

  “Pengaruh Siklus Konversi Kas dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI .

  1.2 Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pengaruh siklus konversi kas dan leverage secara parsial terhadap profitabilitas?

  2. Bagaimana pengaruh siklus konversi kas dan leverage secara simultan terhadap profitabilitas?

  1.3 Tujuan Penelitian 1.

  Untuk menganalisis pengaruh siklus konversi kas dan leverage secara parsial terhadap profitabilitas.

  2. Untuk menganalisis pengaruh siklus konversi kas dan leverage secara simultan terhadap profitabilitas.

  

2. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Modal Kerja

  Menurut Ross, Westerfield, dan Jordan (2009) istilah modal kerja mengacu pada aktiva jangka pendek sebuah perusahaan, misalnya persediaan dan kewajiban jangka pendeknya, seperti hutang kepada para pemasoknya. Modal kerja suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua konsep, yaitu modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working

  capital ).

  a. Modal kerja kotor Modal kerja kotor merupakan keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Semua komponen aktiva lancar seperti kas, piutang, dan persediaan merupakan komponen modal kerja perusahaan. Konsep modal kerja kotor hanya melihat modal kerja dari sudut investasi pada aktiva lancar. Dengan demikian, jumlah modal kerja kotor suatu perusahaan sama dengan total aktiva lancar. b. Modal kerja bersih Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar. Konsep modal kerja bersih tidak hanya melihat modal kerja dari sudut pandang investasi, tetapi juga dari sudut pandang pendanaan. Bagian dari aktiva lancar yang digunakan untuk membayar hutang tidak termasuk ke dalam modal kerja bersih perusahaan. Dengan kata lain, modal kerja bersih merupakan modal kerja yang benar-benar digunakan untuk operasional perusahaan, bukan untuk membayar hutang.

  2.2 Leverage Keuangan

  Menurut Ross, Westerfield, dan Jordan (2009) penggunaan hutang dalam struktur modal sebuah perusahaan disebut leverage keuangan (financial leverage). Semakin banyak hutang sebuah perusahaan (dilihat sebagai persentase dari aktivanya), semakin besar tingkat leverage keuangannya. Leverage keuangan akan meningkatkan potensi imbalan kepada para pemegang saham, tetapi juga akan meningkatkan potensi terjadinya kesulitan keuangan dan kegagalan bisnis.

  2.3 Profitabilitas

  Perolehan laba yang terus-menerus akan selalu menjadi tujuan utama dari sebuah perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan memperoleh laba apabila produk yang dihasilkannya dapat terjual dengan nilai yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkannya untuk memproduksi per unit produk. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba disebut sebagai profitabilitas. Brigham dan Houston (2006) mendefinisikan profitabilitas sebagai hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menunjukkan kombinasi pengaruh dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi. Dengan demikian, laba menjadi salah satu ukuran penting dalam menilai kinerja dari sebuah perusahaan.

  2.4 Kerangka Pemikiran uraian tinjauan pustaka di atas, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat

  Berdasarkan

  digambarkan sebagai berikut: Sumber: Peneliti, 2017

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

  2.5 Hipotesis

  Berdasarkan landasan teori di atas, maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

  berikut:

  Ha 2 1 : Siklus konversi kas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas.

  Ha : Leverage berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas. Ha 3 : Siklus konversi kas dan leverage berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas.

3. METODE PENELITIAN

  3.1 Pendekatan Penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat tergolong ke dalam desain penelitian kausalitas. Menurut Sanusi (2013) desain penelitian kausalitas adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antarvariabel.

  3.2 Teknik Pengambilan Sampel

  Menurut Sanusi (2013) populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri- ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Menurut Sugiyono (2009) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Cara peneliti mengambil sampel atau contoh yang representatif dari populasi yang tersedia disebut sebagai teknik pengambilan sampel atau sampling (Sanusi, 2013). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sanusi (2013) purposive sampling atau judgement sampling merupakan cara pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria- kriteria sebagai berikut:

  1. Emiten telah tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia minimal satu tahun pada akhir 2008.

  2. Emiten tidak melakukan delisting atau relisting selama periode observasi.

  3. Emiten tidak mengalami kerugian atau mempunyai laba bersih setelah pajak (Earning After Tax – EAT) yang negatif selama periode observasi.

  4. Emiten tidak mempunyai ekuitas yang negatif selama periode observasi.

  5. Emiten menyampaikan laporan keuangan tahunannya secara lengkap kepada publik selama periode observasi.

  6. Emiten tidak mempunyai Siklus Konversi Kas yang negatif selama periode observasi. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka jumlah sampel yang memenuhi syarat sebanyak 65 perusahaan dari populasi sebanyak 131 perusahaan.

  3.3 Jenis Data

  Menurut Sanusi (2013) berdasarkan sumbernya, data dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan

  

oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak

  lain. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan.

  3.4 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara dokumentasi. Menurut Sanusi (2013) cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan.

  3.5 Teknik Analisis Data

  Menurut Sanusi (2013) teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya.

a) Analisis Regresi Linier Berganda

  Menurut Sanusi (2013) regresi linier berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari

  regresi linier sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu

  Menurut Sanusi (2013) kriteria pengambilan keputusan pada uji F mengikuti aturan sebagai berikut: Ho diterima dan Ha ditolak jika F Hitung

  Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e

  menjadi dua atau lebih variabel bebas. Model persamaan regresi linier berganda secara umum dapat ditulis sebagai berikut:

  Di mana: Y = Profitabilitas a = Konstanta b 1 , b 2 = Koefisien regresi

  X 1 = Siklus konversi kas

  X 2 = Leverage e = Variabel penganggu

b) Uji Hipotesis

1. Uji F

  Pada dasarnya uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Uji F ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat di dalam model regresi linier berganda secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Rumus untuk menghitung F Hitung sebagai berikut:

      2 2

  1

  

1

Hitung R k F

  R n k      

   

  Di mana: R² = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah pengamatan

  Nilai F Hitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai F Tabel pada tingkat signifikansi 5% dan df = k; n

  • – (k + 1).

2. Uji t Pada dasarnya uji t adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial.

  2

  1 Hitung r n t

  R  

  

  Di mana: r = Koefisien korelasi parsial n = Jumlah pengamatan R 2 = Koefisien determinasi

  Nilai t Hitung

ini kemudian dibandingkan dengan nilai t

Tabel pada tingkat signifikansi 5% dan df = n – (k + 1). Menurut Sanusi (2013) kriteria pengambilan keputusan pada uji t

  mengikuti aturan sebagai berikut: Ho diterima dan Ha ditolak jika

  ≤ t Hitung ≤ t Tabel dan Sig. ≥ 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima jika t Hitung < Tabel atau t Hitung > t Tabel dan Sig. < 0,05

  Uji t ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus untuk menghitung thitung sebagai berikut: 2

  ≤ F Tabel dan Sig. ≥ 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima jika F Hitung > F Tabel dan Sig. < 0,05 Jika Ho diterima, maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi linier berganda yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari semua variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

  • –t Tabel
Jika Ho diterima, maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika Ho diterima, maka dapat diartikan sebagai signifikannya pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

  4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel B

  Konstanta 17,170 X1 -0,003 X2 -0,157

  

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

  Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, maka dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 17,170 1 2

  • – 0,003X – 0,157X Di mana: Y = Profitabilitas

  X 1 = Siklus Konversi Kas

  X 2 = Leverage

4.2 Uji Hipotesis

  4.2.1 Uji F

  Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho 3 : Siklus konversi kas dan leverage tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas.

  Ha 3 : Siklus konversi kas dan leverage berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas. Menurut Sanusi (2013) kriteria pengambilan keputusan pada uji F mengikuti aturan sebagai berikut: Ho diterima dan Ha ditolak jika F Hitung Tabel dan Sig. Hitung Tabel ≤ F ≥ 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima jika F > F dan Sig. < 0,05 Hasil pengujian hipotesis secara simultan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji F F Hitung F Tabel Sig.

  17,863 3,024 0,000

  

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

  Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai F Hitung (17,863) > F Tabel (3,024) dan Sig. (0,000) < 0,05 sehingga berarti Siklus Konversi Kas (X 2 1 ) dan Leverage (X ) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Profitabilitas (Y).

  4.2.2 Uji t

  Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho 1 : Siklus konversi kas tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas.

  Ha 1 : Siklus konversi kas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas.

2 Ho : Leverage tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas.

  Ha 2 : Leverage berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas. Menurut Sanusi (2013) kriteria pengambilan keputusan pada uji t mengikuti aturan sebagai berikut: Ho diterima dan Ha ditolak jika Tabel Hitung Tabel

  • –t ≤ t ≤ t dan Sig. ≥ 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima jika t Hitung < Tabel atau t Hitung > t Tabel dan Sig. < 0,05
  • –t Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji t Variabel t Hitung t Tabel Sig.

  X 1 -0,925 0,356 2 1,967 X -5,977 0,000

  

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

  Berdasarkan Tabel 4.3 di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Variabel Siklus Konversi Kas (X 1 ) tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Y), dikarenakan nilai t Hitung

  X 1 =

  • –0,925 lebih besar dari nilai – t Tabel ( 1 = 0,356 yang lebih besar dari tingkat
  • –1,967) dan nilai Sig. variabel X signifikansi 0,05.

  2. Variabel Leverage (X 2 ) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Y), dikarenakan nilai t Hitung X 2 = Tabel ( 2 –5,977 lebih kecil dari nilai –t –1,967) dan nilai Sig. variabel X = 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

  Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan diantaranya : 1.

  Secara parsial, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Siklus Konversi Kas tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Profitabilitas.

  2. Secara parsial, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Leverage berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Profitabilitas.

  3. Secara simultan, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Siklus Konversi Kas dan

Leverage berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Profitabilitas.

5.2 Saran

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menambahkan beberapa variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

  2. Perusahaan manufaktur disarankan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan hutang karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap profitabilitas.

  

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Berita Resmi Statistik. Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia.

  Binti Mohamad, Nor Edi Azhar dan Binti Mohd Saad, Noriza. 2010. Working Capital

  Management: The Effect of Market Valuation and Profitability in Malaysia . International Journal of Business and Management, 5(10), 140-147.

  Bursa Efek Indonesia. 2009. IDX Yearly Statistics. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Indonesia.

  Raheman, Abdul and Nasr, Mohamed. 2007. Working Capital Management and Profitability

  Management, Firms’ Performance and Market Valuation in Nigeria. World Academy of Science, Engineering and Technology, 61, 1196-1200.

  Effects of Working Capital Management and Capital Structure on Profitability and Return on Assets . Journal of Basic and Applied Scientific Research, 3(4), 847-854.

  Pouraghajan, Abbasali, Rekabdarkolaei, Esmail Abedi and Shafie, Moein. 2013. Investigation the

  Management on Profitability and Market Evaluation: Evidence from Tehran Stock Exchange . International Journal of Business and Social Science, 3(10), 311-318.

  of Business Research Papers, 2(2), 45-58. Pouraghajan, Abbasali, and Emamgholipourarchi, Milad. 2012. Impact of Working Capital

  Trend in Working Capital Management and its Impact on Firms’ Performance: An Analysis of Mauritian Small Manufacturing Firms . International Review

  Padachi, Kesseven. 2006.

  . Jurnal Administrasi Bisnis, 7(1), 1-10. Ogundipe, Sunday E., Idowu, Abiola and Ogundipe, Lawrencia O. 2012. Working Capital

  Bursa Efek Indonesia. 2010. IDX Yearly Statistics. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Indonesia. 2011. IDX Yearly Statistics. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Indonesia. 2012. IDX Yearly Statistics. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Indonesia. 2013. IDX Yearly Statistics. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Indonesia. Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edisi ke- 10) . Terjemahan oleh: Ali Akbar Yulianto. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

  (WCT), Current Ratio (CR), dan Debt to Total Assets (DTA) terhadap Return on Investment (ROI)

  Margaretha, Farah. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer NonKeuangan. Erlangga, Jakarta, Indonesia. Mashady, Difky, Darminto and Husaini, Ahmad. 2014. Pengaruh Working Capital Turnover

  Sector of Pakistan, Listed on Karachi Stock Exchange . Journal of Business Administration and Management Sciences Research, 2(10), 215-223.

  Manzoor, Hasnain. 2013. Working Capital Management and Profitability: Evidence from Cement

  Management and Profitability of Listed Companies in the Athens Stock Exchange . Journal of Financial Management and Analysis, 19(1), 26-35.

  Deloof, Marc. 2003. Does Working Capital Management Affect Profitability of Belgian Firms? Journal of Business Finance & Accounting, 30(3-4), 573-587. Lazaridis, Ioannis and Tryfonidis, Dimitrios. 2006. The Relationship Between Working Capital

  • Case of Pakistani Firms . International Review of Business Research Papers, 3(1), 279-300.
Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W. dan Jordan, Bradford D. 2009. Pengantar Keuangan

  Samiloglu, F. and Demirgunes, K. 2008. The Effect of Working Capital Management on Firm

  Perusahaan (Edisi ke-8) . Terjemahan oleh: Ali Akbar Yulianto, Rafika Yuniasih dan Christine. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.

  Profitability: Evidence from Turkey . The International Journal of Applied Economics and Finance, 2(1), 44-50.

  Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga, Jakarta, Indonesia. Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung, Indonesia. Vijayakumar, A. 2011. Cash Conversion Cycle and Corporate Profitability

  • – An Empirical Enquiry in Indian Automobile Firms . International Journal of Research in Commerce, IT & Management, 1(2), 84-91.