DESKRIPSI PENGHAYATAN DOA ROSARIO DALAM KEHIDUPAN DOA UMAT DI PAROKI SANTO STEFANUS PURWOSARI, PURWOREJO, JAWA TENGAH SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI PENGHAYATAN DOA ROSARIO
DALAM KEHIDUPAN DOA UMAT DI PAROKI SANTO STEFANUS
PURWOSARI, PURWOREJO, JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:
Franciska Septa Milan Devi
NIM: 091124001


PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii 
 


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan dengan tulus kepada

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Sang Ibu Sejati,
Papah, mamah dan adik yang sangat penulis cintai,
umat Paroki St. Stefanus Purwosari yang terkasih,
para Dosen yang telah mendampingi dan membimbing penulis,
kampus IPPAK-USD yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman,
umat beriman Katolik yang dengan setia selalu mendaraskan doa rosario,
dan kepada siapa saja yang telah membantu penulis dengan doa dan dukungan
yang begitu tulus dalam penyusunan skripsi ini.

iv 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO


“Persembahkanlah dirimu melalui tangan Maria
dan leburkanlah dirimu dengan gembira di dalam dia,
supaya di dalam dia kamu akan menemukan Allah saja.”
(St. Louis-Marie Grignion de Montfort)

“Ndherek Dewi Maria, temtu geng kang manah...”


 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi 
 


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul DESKRIPSI PENGHAYATAN DOA ROSARIO

DALAM KEHIDUPAN DOA UMAT DI PAROKI SANTO STEFANUS
PURWOSARI, PURWOREJO, JAWA TENGAH. Penulis memilih judul ini
berdasarkan rasa ingin tahu penulis tentang bagaimana penghayatan umat secara
lebih mendalam mengenai doa Rosario dalam kehidupan doa. Sebagai salah satu
doa kegemaran umat, penulis melihat bahwa sampai saat ini sebagian besar umat
masih tekun mendaraskan doa rosario, baik secara pribadi maupun bersama dalam
kelompok. Oleh sebab itu, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
penghayatan doa Rosario dalam kehidupan doa di kalangan umat Paroki St.
Stefanus Purwosari.
Secara praktiknya, doa rosario terdiri dari doa vokal yang berupa
pendarasan rangkaian doa secara berulang dan doa batin yang berupa perenungan
misteri-misteri Kristus bersama dengan Maria. Untuk mendaraskannya digunakan
sarana biji/manik rosario sebagai alat hitung penanda alur doa yang menambah
khusyuknya kontemplasi. Umat biasanya mendoakan rosario pada Bulan yang
dikhususkan yaitu Bulan Mei dan Oktober, namun ada juga beberapa umat yang
patut dipuji karena ketekunannya menjadikan doa rosario sebagai doa wajib
harian. Untuk merenungkan misteri-misteri Kristus umat dapat mengikuti
peraturan mingguan atau juga sesuai dengan masa liturgi maupun kebutuhan.
Sedangkan dalam kehidupan doa umat, rosario menjadi doa multifungsi yang
memberikan banyak manfaat dengan segala kemudahan dan kesulitannya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan
teknik pengumpulan data yang penulis gunakan ialah Observasi Partisipatif dan
Wawancara Kelompok Fokus. Dari penelitian yang sudah dilaksanakan, diperoleh
hasil bahwa penghayatan doa rosario dalam kehidupan doa di kalangan umat
Paroki St. Stefanus Purwosari sudah cukup baik dan reflektif, baik dari segi
praktik doa maupun penghayatannya dalam kehidupan doa.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis akhirnya memberikan usulan
program berupa katekese dalam doa rosario. Usulan ini penulis pilih karena antara
katekese dan doa rosario keduanya sama-sama berpusat pada Kristus
(Kristosentris) dan menampilkan saripati Injil yang mewartakan sabda Allah
melalui Pribadi Yesus Kristus. Karena tidak semua umat dapat menghayati doa
rosario secara lebih mendalam, maka usulan program katekese dalam doa rosario
ini dimaksudkan untuk menjadi sarana pewartaan Sabda Allah agar umat semakin
mengenal Yesus lebih dekat lagi dalam kesempatan doa rosario bersama dan
terbantu untuk dapat merenungkan misteri-misteri Kristus secara lebih mendalam,
serta menghubungkannya dengan pengalaman iman dan hidup mereka sehari-hari.


viii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
This thesis is entitled THE DESCRIPTION OF HOW THE HOLY
ROSARY IS LIVED OUT WITHIN THE PRAYER LIFE OF CHRISTIANS
IN THE SAINT STEPHANUS PARISH, PURWOSARI, PURWOREJO,
CENTRAL JAVA. The choice of this title is based upon a curiosity on the way
this kind of prayer is being lived out in the overall prayer life of the people. Being
one of the most favoured prayer of the people, the author perceives that up to now
a majority of people continues to recite this prayer, as individuals as well as in
groups. Therefore, this study aims at knowing how the rosary is situated within
the prayer life of the people in the aforementioned parish.

In practice, the rosary is a vocal prayer consisting of a chain of
recitations and a mental prayer contemplating the mysteries of Christ together
with Mary His Mother. To recite it, people use beads as means to count the pieces
of prayer to increase the devotion. Special seasons in which people pray the rosary
are the months of May and October, but it is not rare that outside these months
people continue to recite the rosary on daily basis. The order of the mysteries of
Christ follows the liturgical calendar or according to special needs. In the life of
the community, this prayer plays a multi-functional role thanks to the facility of
its recitation.
In writing this study, the author makes use of descriptive analysis
method. The type of survey used here is a qualitative survey. This type of survey
conveys descriptive datas in the forms of words or oral expressions of the
respondents as well as in the form of some observed behaviour. The technique in
collecting datas involved parcitipative observation and the Fokus Discussion
Groups. From this survey one can conclude that the rosary is well lived out within
the overall prayer life in the Saint Stephanus Parish Purwosari. This is also well
reflected upon, be it from the viewpoint of prayer practices or from its living out
in prayer life in general.
Based on the result of the survey, the author finally proposes a catechetical
program that would be executed within the session of rosary. This proposal is

prompted by the fact that both catechesis and the rosary are centered upon Jesus
Christ. Both concern with the essence of the Good News proclaimed by Jesus
Christ. This program is intended in such a way that help people to use the rosary
as a means to know Jesus more deeply through meditating the mysteries of His
life and by connecting it to their daily experiences.

ix 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas limpahan kasih
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Deskripsi Penghayatan Doa Rosario dalam Kehidupan Doa Umat di Paroki
Santo Stefanus Purwosari, Purworejo, Jawa Tengah. Skripsi ini diilhami dari
ketekunan dan kesetiaan umat dalam berdoa rosario, entah secara pribadi maupun
kelompok, harian maupun pada bulan-bulan yang dikhususkan, yakni Mei dan
Oktober. Penulis merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana penghayatan doa
rosario dalam kehidupan doa umat, terutama di Paroki St. Stefanus Purwosari,
Purworejo, Jawa Tengah.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1.

Romo Drs. F.X. Heryatno W.W., SJ., M.Ed, selaku Kaprodi IPPAK,
Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan dukungan dan sapaan
selama proses menyelesaikan skripsi ini.

2.

Romo Dr. C. Putranto, SJ, selaku dosen pembimbing utama skripsi yang telah
berkenan meluangkan waktu dan sabar dalam membimbing penulis,
mendengarkan sharing,

memberikan

masukan-masukan dan kritikan,

memberikan inspirasi, menuangkan gagasan-gagasan, serta memberikan
kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3.

Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan selaku dosen penguji yang memberikan dorongan semangat
untuk segera menyelesaikan skripsi.

4.

Bapak F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. selaku dosen pembimbing penelitian
yang telah meluangkan waktu bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian
skripsi ini, sekaligus sebagai dosen penguji.

5.

Segenap staf dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama proses belajar mengajar hingga penulis dapat


 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xi 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................

iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .........................................

vii

ABSTRAK ....................................................................................................

viii

ABSTRACT ....................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................

x

DAFTAR ISI .................................................................................................

xii

DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................

xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

A. LATAR BELAKANG PENULISAN ....................................................

1

B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................

6

C. TUJUAN PENULISAN .........................................................................

6

D. MANFAAT PENULISAN .....................................................................

6

E. METODE PENULISAN ........................................................................

7

F. SISTEMATIKA PENULISAN ..............................................................

7

BAB II DOA ROSARIO DAN KEHIDUPAN DOA ...................................

9

A. Penghayatan Doa Rosario ......................................................................

9

1.

Pengertian Penghayatan .........................................................................

9

2.

Pengertian Doa .......................................................................................

10

3.

Sejarah Doa Rosario ...............................................................................

10

4.

Sejarah Salam Maria ..............................................................................

12

5.

Pengertian Doa Rosario .........................................................................

14

6.

Pengertian Penghayatan Doa Rosario ....................................................
xii 

16

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7.

Unsur-unsur Doa Rosario .......................................................................

17

a.

Doa Vokal .......................................................................................

17

b.

Doa Batin ........................................................................................

23

c.

Sarana doa dengan biji Rosario ......................................................

27

d.

Pengaturan Waktu ..........................................................................

28

Tujuan Doa Rosario ...............................................................................

30

a.

Bersama Maria, Mengenang Kristus ..............................................

30

b.

Bersama Maria, Berdoa kepada Kristus .........................................

31

Isi Doa Rosario .......................................................................................

32

a.

Rosario sebagai Ringkasan Injil .....................................................

32

b.

Rosario sebagai sarana merenungkan Misteri ................................

33

10. Peristiwa-Peristiwa Doa Rosario ...........................................................

34

8.

9.

a.

Peristiwa Gembira ..........................................................................

34

b.

Peristiwa Terang .............................................................................

36

c.

Peristiwa Sedih ...............................................................................

37

d.

Peristiwa Mulia ...............................................................................

39

B. Doa Rosario dalam Kehidupan Doa .......................................................

40

1.

Rosario sebagai Doa Multifungsi ...........................................................

42

a.

Doa Permohonan ............................................................................

43

b.

Doa Ucapan Syukur ........................................................................

43

c.

Doa Keluarga ..................................................................................

44

d.

Doa Orang Sakit dan Orang Meninggal .........................................

45

Kesulitan dan kemudahan dalam Berdoa Rosario .................................

46

a.

Kesulitan-kesulitan yang biasa dihadapi ........................................

46

b.

Kemudahan-kemudahan dalam berdoa rosario ..............................

47

Manfaat doa Rosario dalam kehidupan doa ...........................................

48

a.

Rosario menjadi sarana doa yang berguna .....................................

48

b.

Rosario membantu untuk merenungkan misteri-misteri
keselamatan .....................................................................................

48

c.

Rosario menjadi doa yang menyembuhkan ....................................

49

d.

Rosario membantu mempersiapkan diri untuk suatu

2.

3.

xiii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

peristiwa .........................................................................................

49

BAB III PENELITIAN TENTANG PENGHAYATAN DOA
ROSARIO DALAM KEHIDUPAN DOA UMAT
DI PAROKI SANTO STEFANUS PURWOSARI,
PURWOREJO, JAWA TENGAH ..................................................

51

A. Gambaran Umum Paroki Santo Stefanus Purwosari .............................

52

1.

Sejarah berdirinya Paroki St. Stefanus Purwosari .................................

52

2.

Gambaran singkat Paroki St. Stefanus Purwosari ..................................

53

3.

Jumlah umat Paroki St. Stefanus Purwosari ..........................................

54

4.

Kegiatan-kegiatan yang ada di Paroki St. Stefanus Purwosari ..............

54

B. Penelitian tentang Penghayatan Doa Rosario dalam kehidupan doa
umat di Paroki St. Stefanus Purwosari ..................................................

55

1.

Metodologi Penelitian ............................................................................

55

a.

Latar Belakang Penelitian ...............................................................

55

b.

Fokus Penelitian .............................................................................

57

c.

Tujuan Penelitian ............................................................................

57

d.

Jenis Penelitian ...............................................................................

57

e.

Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................

58

f.

Responden Penelitian .....................................................................

58

g.

Teknik dan Alat Pengumpulan data ...............................................

58

h.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................

59

i.

Definisi Konseptual Penelitian .......................................................

60

j.

Definisi Operasional Penelitian ......................................................

61

k.

Kisi-kisi Penelitian .........................................................................

61

l.

Teknik Analisis Data ......................................................................

63

Laporan Hasil Penelitian ........................................................................

63

a.

Laporan Hasil Penelitian melalui Observasi Partisipatif ................

64

b.

Laporan Hasil Penelitian melalui Wawancara Kelompok Fokus ...

65

Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................

76

a.

Praktik Doa Rosario .......................................................................

76

1) Deskripsi Aspek Sarana Biji Rosario ......................................

76

2.

3.

xiv 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2) Deskripsi Aspek Doa Vokal ....................................................

78

3) Deskripsi Aspek Doa Batin .....................................................

80

4) Deskripsi Aspek Pengaturan Waktu ........................................

83

Rosario dalam Kehidupan Doa .......................................................

84

1) Deskripsi Aspek Doa Multifungsi ...........................................

84

2) Deskripsi Aspek Perjuangan Doa (Kesulitan dan
Kemudahan) ............................................................................

88

3) Deskripsi Aspek Manfaat Doa Rosario ...................................

91

Kesimpulan Penelitian ...........................................................................

93

BAB IV USULAN PROGRAM KATEKESE DALAM DOA
ROSARIO BAGI UMAT DI PAROKI SANTO STEFANUS
PURWOSARI, PURWOREJO, JAWA TENGAH ........................

97

A. Refleksi mengenai Penghayatan Doa Rosario dalam Kehidupan Doa
Umat di Paroki St. Stefanus Purwosari, Purworejo, Jawa Tengah ........

98

B. Katekese dalam Doa Rosario .................................................................

100

1.

Pengertian Katekese Secara Umum .......................................................

100

2.

Tujuan Katekese .....................................................................................

101

3.

Bentuk Katekese ....................................................................................

102

a.

Bentuk praktis .................................................................................

102

b.

Bentuk historis ................................................................................

102

c.

Bentuk sistematis ............................................................................

102

Tugas Utama Katekese ...........................................................................

103

a.

Katekese memberitakan Sabda Allah, mewartakan Kristus ...........

103

b.

Katekese mendidik untuk beriman .................................................

103

c.

Katekese mengembangkan Gereja .................................................

104

Katekese dalam Doa Rosario .................................................................

105

C. Usulan Program Katekese dalam Doa Rosario ......................................

107

1.

Latar Belakang Pemilihan Program Katekese dalam Doa Rosario ........

107

2.

Alasan Pemilihan Tema .........................................................................

108

3.

Penjabaran Sub Tema .............................................................................

109

4.

Penjabaran Program Katekese dalam Doa Rosario ................................

111

b.

4.

4.

5.

xv 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5.

Contoh Usulan Katekese dalam Doa Rosario ........................................

114

BAB V PENUTUP ........................................................................................

125

A. Kesimpulan ............................................................................................

125

B. Saran .......................................................................................................

128

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

130

LAMPIRAN ..................................................................................................

131

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian Kaprodi ............................................

(1)

Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian Pastor Paroki St. Stefanus
Purwosari .........................................................................

(2)

Lampiran 3 : Daftar Pertanyaan Panduan Wawancara ..........................

(3)

Lampiran 4 : Catatan Berkala Observasi Partisipatif .............................

(4)

Lampiran 5 : Hasil Wawancara Kelompok Fokus 1 ..............................

(17)

Lampiran 6 : Hasil Wawancara Kelompok Fokus 2 ..............................

(34)

Lampiran 7 : Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian ..................................

(43)

xvi 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatansingkatan dalam Lembaga Alkitab Indonesia. (2010). Alkitab. LAI: Jakarta.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT

:

Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese) : Anjuran
Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus
dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini,
disampaikan pada tanggal 16 Oktober 1979 di Roma.

KGK

:

Katekismus Gereja Katolik : salah satu dokumen Gereja Katolik
yang berisi tentang ajaran iman Katolik dan Tradisi Katolik
yang disusun sehubungan dengan Konsili Vatikan II, oleh Paus
Yohanes Paulus II pada tanggal 25 Juni 1992.

KKGK :

Kompendium Katekismus Gereja Katolik, merupakan ringkasan
dari buku Katekismus Gereja Katolik 1992.

C. Singkatan Lain
bdk

: bandingkan

CFC

: Couple For Christ

dll

: dan lain-lain

dsb

: dan sebagainya
xvii 

 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

IPPAK

: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

JIP

: Jurusan Ilmu Pendidikan

Kaprodi

: Kepala Program Studi

KWI

: Konferensi Waligereja Indonesia.

OMK

: Orang Muda Katolik

PIA

: Pendampingan Iman Anak

PIR

: Pendampingan Iman Remaja

Prodi

: Program Studi

PSE

: Pengembangan Sosial Ekonomi

St

: Santo

USD

: Universitas Sanata Dharma

WIB

: Waktu Indonesia bagian Barat

WKRI

: Wanita Katolik Republik Indonesia

 
 

xviii 
 

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENULISAN
Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan sesuai dengan
gambar dan citra Allah. Itulah yang memampukan manusia untuk beriman dan
mempunyai relasi yang sangat dekat dengan Allah. Manusia yang beriman
menyadari bahwa hidupnya berasal dan bersumber dari Allah. Oleh karena itu,
orang beriman selalu berusaha untuk menjaga relasinya dengan Allah dengan cara
berdoa, karena doa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi secara
pribadi dengan Allah sendiri. Manusia terdorong untuk berdoa karena
kerinduannya kepada Allah dan membutuhkan Allah dalam hidupnya sehari-hari.
Doa berarti mengarahkan hati kepada Allah. Ketika seseorang berdoa, ia
masuk dalam hubungan yang hidup dengan Allah (Youcat, 2012: 264). Dengan
menyadari hubungannya dengan Allah, seseorang yang berdoa tidak lagi hidup
untuk dirinya sendiri dan oleh kekuatan dirinya sendiri, namun mempercayakan
diri sepenuhnya kepada karya keselamatan Allah. Selama hidup di dunia, manusia
mencari kesatuan dengan Allah yang suatu saat akan dijumpai ketika manusia
memasuki kehidupan kekal. Maka, usaha untuk berdoa setiap hari adalah bagian
dari kehidupan orang Kristen yang perlu dikembangkan.
Sebagai orang Kristen, kita harus senantiasa berdoa setiap hari karena
berdoa itu manusiawi seperti bernapas, makan, dan mengasihi. Doa adalah
anugerah Allah yang memurnikan dan memungkinkan kita untuk menolak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
 

godaan. Doa itu menguatkan kita dalam kelemahan dan menyingkirkan ketakutan.
Bahkan doa memberikan kekuatan dan membuat seseorang bahagia.
Tradisi Gereja menawarkan kepada umat beriman doa yang berulang
secara berkala untuk menumbuhkan doa yang tetap yakni melalui doa-doa resmi
Gereja. Beberapa darinya adalah doa Bapa Kami, Salam Maria, Syahadat Para
Rasul, Kemuliaan dan doa-doa resmi lainnya. Sebagai orang Kristen kita juga
tidak terpisahkan dari doa-doa harian, seperti doa pagi dan doa malam, doa
sebelum dan sesudah makan, serta ibadat harian. Selain itu terdapat juga doa-doa
litani dan devosi sebagai suatu bentuk ungkapan kerinduan, penghormatan,
kekaguman, iman dan kasih terhadap pribadi-pribadi yang istimewa yang
berperan dalam hidup manusia. Pribadi-pribadi itu antara lain ialah Allah, Yesus,
Maria, Roh Kudus, atau Para Malaikat.
Devosi adalah sikap batin/hati seseorang yang ditujukan kepada orang
tertentu yang dihormati, dicintai dan dipercayai (Musakabe, 2005:44). Devosi
dalam Gereja Katolik adalah kebaktian. Dan yang menjadi sasaran utama devosi
adalah Allah sendiri. Tidak ada yang bisa menggantikan peran Allah dalam
devosi, baik itu manusia, benda atau tempat tertentu karena semuanya itu
hanyalah sarana penyalur rahmat kasih Allah yang membantu kita untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Gereja Katolik mengenal beberapa bentuk devosi,
misalnya Devosi kepada Kerahiman Ilahi, Devosi kepada Sakramen Mahakudus,
Devosi kepada Bunda Maria dan Devosi kepada Jiwa-jiwa di Api Pencucian.
Salah satu bentuk Devosi yang paling digemari umat Katolik ialah doa
rosario. Namun, doa rosario bukanlah devosi kepada Bunda Maria, melainkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
 

devosi yang ditujukan kepada Tuhan kita Yesus Kristus melalui perantaraan
Bunda Maria. Doa rosario sampai saat ini masih menjadi doa kegemaran umat
Katolik karena rumusannya yang sederhana namun sangat berdaya guna. Devosi
melalui doa rosario ini merupakan bentuk penghormatan kepada Bunda Maria dan
sekaligus untuk mengenangkan misteri Kristus dalam setiap peristiwa. Setiap
orang mempunyai alasan tertentu untuk berdevosi kepada Santa Perawan Maria
dengan berdoa rosario, salah satunya untuk membantu menguatkan imannya
sebagai orang Katolik. Musakabe (2005: 61) mengatakan bahwa “alasan secara
tradisional berdoa melalui Bunda Maria adalah alasan yang paling klasik dan
manusiawi tetapi tetap relevan sepanjang masa, karena dengan berdoa rosario
banyak problem dapat dipecahkan.”
Dalam Surat Apostolik Bapa Suci Yohanes Paulus II yang dikeluarkan
pada tanggal 16 Oktober 2002 yaitu Rosarium Virginis Mariae (Rosario Perawan
Maria), Bapa Paus (2003: 7) mengatakan bahwa “Rosario adalah doa yang
sederhana tetapi sangat mendalam”. Mendaraskan rosario berarti kita menatap
wajah Kristus bersama Maria. Doa rosario merupakan doa yang berciri khas
Maria. Tetapi pada intinya rosario adalah doa yang Kristosentris. Maka, berdoa
rosario akan mempersatukan orang yang mendoakannya dengan Bunda Maria
serta menghantar mereka kepada Yesus Kristus.
Doa rosario sangat akrab dengan kehidupan doa umat Katolik. Doa ini
dapat dipakai untuk menghadapi berbagai situasi dan kepentingan yang berbedabeda. Sangat fleksibel dan bisa dipakai untuk doa sehari-hari maupun dalam
menghadapi peristiwa-peristiwa tertentu. Doa rosario dapat dipakai oleh semua

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
 

umat, baik anak-anak maupun orang dewasa, baik kaum awam maupun religius,
baik seorang cendekiawan atau profesor maupun seorang yang berpendidikan
rendah atau buta huruf sekalipun, baik seorang pemula dalam berdoa maupun
pendoa yang sudah lama menekuni doa. Doa rosario dapat dilakukan seorang diri
maupun bersama-sama dalam keluarga, kelompok kecil ataupun besar. Doa yang
kelihatannya sangat sederhana ini justru memiliki banyak makna dan manfaat,
sehingga bisa dikatakan bahwa doa rosario adalah doa yang multifungsi. Doa ini
dapat berfungsi sebagai doa lisan yang praktis, doa meditatif, doa kontemplatif,
doa permohonan, doa ucapan syukur, doa bagi orang kecil dan sederhana, doa
keluarga, doa bagi orang sakit dan bagi yang sudah meninggal dunia.
Di tengah kesibukan dan permasalahan yang dihadapi umat, doa rosario
rupanya masih mendapat tempat di hati umat. Hal itu terbukti dari keinginan umat
untuk berdoa rosario baik secara pribadi maupun bersama, minimal pada Bulan
Mei dan Oktober dan didukung dengan melakukan ziarah ke Goa Maria. Doa
rosario pun menjadi doa harian yang didoakan oleh beberapa umat secara pribadi
karena dapat didoakan kapan saja dan di mana saja. Ada salah satu umat yang
pernah penulis wawancarai mengatakan bahwa jika sehari saja tidak berdoa
Rosario rasanya sangat kecewa dan ada yang kurang dalam menjalani kegiatannya
dalam sehari. Doa rosario setiap hari sudah beliau lakukan sejak beliau masih
muda hingga sekarang beliau berusia 85 tahun. Beliau merasakan pertolongan
Bunda Maria dalam setiap suka duka hidupnya melalui doa rosario.
Akan tetapi, sebagai doa kegemaran umat Katolik, sepertinya tidak
semua orang merasakan makna dan pentingnya pendarasan doa rosario. Hal ini

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
 

terlihat ketika Bulan Mei dan Oktober, di lingkungan sering diadakan doa rosario
bersama secara bergantian di rumah umat. Ada umat yang tidak berkeinginan
untuk datang, atau karena kebetulan rumahnya yang mendapat jatah untuk doa
rosario bersama. Pada saat pelaksanaannya pun tidak semua umat terlihat siap hati
untuk berdoa rosario. Itu terbukti dengan pendarasan doa rosario yang terkesan
hanya pengulangan kata yang kadang diucapkan dengan tergesa-gesa dan kurang
konsentrasi, sehingga umat kurang mendalami apa yang direnungkan dalam doa
rosario tersebut. Padahal tujuan dari doa rosario ialah merenungkan misteri
Kristus bersama Maria. Dan untuk merenungkan misteri Kristus kita memerlukan
sikap hati yang tenang dan hening.
Doa rosario yang didoakan secara pribadi maupun bersama-sama kadang
tidak luput dari godaan-godaan dan pikiran yang melayang-layang. Namun, yang
paling penting ialah kita sudah mulai berdoa. Allah selalu memahami keadaan kita
dengan baik. Ketika kita tidak bisa berkonsentrasi karena dibebani masalah hidup
sehari-hari, maka kemungkinan kita tidak bisa berdoa. Tetapi rosario memberi
kita kesempatan untuk berdoa pada saat kita merasa tidak mampu berkonsentrasi
untuk berdoa.
Dari pengalaman penulis dalam mendaraskan doa rosario, baik secara
pribadi, bersama keluarga maupun bersama umat di lingkungan, Bunda Maria
masih memiliki kedudukan penting di hati umat sebagai perantara doa-doa kepada
Kristus. Bahkan, hingga sekarang doa rosario juga masih dianggap penting dan
berdaya guna dalam kehidupan doa umat. Dari kenyataan ini, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian di Paroki St. Stefanus Purwosari agar dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
 

mengetahui bagaimana penghayatan umat secara lebih mendalam mengenai doa
rosario yang masih menjadi doa kegemaran umat dalam kehidupan doa mereka
yang didoakan baik secara pribadi maupun bersama, dan pada waktu yang
dikhususkan maupun pada waktu-waktu tertentu. Maka dari itu, penulis tertarik
untuk membuat Skripsi dengan judul: DESKRIPSI PENGHAYATAN DOA
ROSARIO DALAM KEHIDUPAN DOA UMAT DI PAROKI SANTO
STEFANUS PURWOSARI, PURWOREJO, JAWA TENGAH.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
dirumuskan pokok permasalahan, yaitu: Bagaimana penghayatan doa rosario
dalam kehidupan doa di kalangan umat Paroki St. Stefanus Purwosari, Purworejo,
Jawa Tengah?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran
mengenai penghayatan doa rosario dalam kehidupan doa di kalangan umat Paroki
St. Stefanus Purwosari, Purworejo, Jawa Tengah.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Penulis
Penulisan ini membantu penulis untuk memperoleh gambaran mengenai
penghayatan doa rosario dalam kehidupan doa di Paroki St. Stefanus Purwosari,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
 

Purworejo, Jawa Tengah, serta menjadi pendorong bagi penulis untuk senantiasa
berdoa rosario dan memaknai pentingnya berdoa rosario dalam kehidupan doa.

2.

Bagi Umat di Paroki St. Stefanus Purwosari, Purworejo, Jawa Tengah
Penulisan ini membantu umat di Paroki St. Stefanus Purwosari,

Purworejo, Jawa Tengah untuk mengetahui bagaimana penghayatan doa rosario
yang selama ini dilaksanakan, agar umat terdorong untuk semakin menghayati
pentingnya doa rosario, sehingga bisa berdampak kepada kehidupan doa yang
lebih baik.

E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis yaitu metode yang menggambarkan dan memaparkan data-data yang
didapat melalui studi pustaka. Penulis menggunakan deskriptif analisis untuk
memperoleh gambaran mengenai bagaimana penghayatan doa rosario dalam
kehidupan doa umat di Paroki St. Stefanus Purwosari. Data diperoleh melalui
wawancara kelompok fokus dan observasi partisipatif.

F. SISTEMATIKA PENULISAN
Uraian materi dan gagasan skripsi ini dibagi dalam lima Bab:
Bab I

: Penulis mengawali dengan Pendahuluan yang memuat latar belakang
penulisan dan rumusan permasalahannya, sehingga menemukan tujuan,
manfaat dan metode yang dipakai dalam penulisan skripsi. Sebagai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
 

akhir dari pendahuluan, penulis menguraikan secara singkat tentang isi
keseluruhan skripsi dalam sistematika penulisan.
Bab II : Penulis akan memaparkan Kajian Pustaka yang berisi uraian tentang
sumber pustaka mengenai penghayatan doa rosario dan doa rosario
dalam kehidupan doa.
Bab III : Penulis akan menjelaskan mengenai gambaran umum Paroki St.
Stefanus Purwosari, Purworejo, Jawa Tengah, yaitu sejarah berdirinya
Paroki St. Stefanus Purwosari, gambaran singkat dan jumlah umat
Paroki St. Stefanus Purwosari, serta kegiatan-kegiatan yang ada di
Paroki St. Stefanus Purwosari. Kemudian penulis akan menjelaskan
metodologi penelitian yang penulis gunakan, yaitu mengenai jenis
penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, variabel
penelitian, definisi konseptual dan operasional penelitian, teknik
pengumpulan data dan kisi-kisi penelitian. Serta melaporkan hasil
penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian.
Bab IV : Penulis akan menuliskan refleksi mengenai penghayatan doa rosario
dalam kehidupan doa umat, serta usulan program berupa katekese
dalam doa rosario bagi umat di Paroki St. Stefanus Purwosari.
Bab V : Pada bagian penutup ini penulis akan memberikan kesimpulan dan
saran dari semua rangkaian Bab yang merupakan rangkuman dan
penegasan dari seluruh uraian penulis.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
DOA ROSARIO DAN KEHIDUPAN DOA

Pada Bab II ini, penulis akan menyajikan kajian pustaka yang
mendukung dan mendasari gagasan-gagasan penulis yang telah dituangkan dalam
Bab I. Adapun Bab II ini disusun dari dua sub-bab yang berisi penjelasan tentang
doa rosario dan doa rosario dalam kehidupan doa. Secara lengkap kedua sub-bab
tersebut akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut:

A. Penghayatan Doa Rosario
1.

Pengertian Penghayatan
Penghayatan biasanya dihubungkan dengan keimanan seseorang. Iman

berarti bertemu dengan Allah dan hidup dalam kesatuan dengan-Nya. Iman
bukanlah pertama-tama berarti menerima aturan, khususnya untuk bidang moral,
melainkan menghayati hidup secara otonom dan bertanggung jawab dalam
kesatuan pribadi dengan Allah (KWI, 1996: 15).
Dalam memberi makna dalam hidupnya, manusia perlu menghayati
hidup itu sendiri, yakni penghayatan hidup dalam membuka diri terhadap Allah,
membangun solidaritas dengan sesama, mengolah dan memelihara dunia benda
serta alam semesta, dan dengan demikian membangun diri sendiri (KWI, 1996:
115). Dengan demikian, penghayatan berarti segala pengalaman batin yang
dirasakan, dialami dan diyakini manusia berkat hubungannya dengan Tuhan
sebagai Sang Pencipta dan dengan segala makhluk ciptaan-Nya dalam hidup
sehari-hari.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
 

2.

Pengertian Doa
Doa merupakan kontak dan perjumpaan dengan Allah (Darminta, 1997:

7). Doa pertama-tama dan terutama suatu pernyataan iman di hadapan Allah. Doa
pada dasarnya berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan,
menyatakan diri anak Allah, mengakui Allah sebagai Bapa. Doa adalah kata cinta
seorang anak kepada Bapa-Nya (KWI, 1996: 194).
Katekismus Baltimore mendefinisikan doa sebagai pengangkatan pikiran
dan hati kepada Allah. Doa, setelah semuanya diucapkan dan dilaksanakan,
menjadi hal yang sederhana: suatu hubungan yang berasaskan kesadaran (Barry,
2002: 2).
Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Allah atau satu permohonan yang
ditujukan kepada Allah untuk memperoleh hal-hal yang benar (KGK, 1995: 643).
Doa itu menyatakan iman kepada Allah dengan maksud memuji Allah dengan
penuh rasa syukur, mencurahkan isi hatinya di hadapan Tuhan, mendengarkan
sabda Tuhan agar selalu melaksanakan panggilan dengan setia (Wahjasudibja,
1987: 90). Jadi, doa adalah perjumpaan manusia dengan Allah sebagai hubungan
erat antara anak dan Bapa, dengan mengangkat dan mengarahkan hati sepenuhnya
kepada Allah sebagai bentuk pernyataan iman di hadapan-Nya.

3.

Sejarah Doa Rosario
Rosario yang merupakan doa yang berulang-ulang atau “dzikir”

sebenarnya memiliki sejarah yang jauh lebih tua dibandingkan doa Salam Maria.
Rosario sebenarnya berawal dari kecenderungan umat beriman pada awal abad

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
 

pertengahan meniru nyanyian dan mazmur yang dilantunkan para rahib di biarabiara maupun di katedral-katedral. Salah satu doa wajib pada saat itu ialah 150
mazmur. Sayangnya pada masa itu seluruh tata ibadat liturgis menggunakan
bahasa Latin. Tidak semua orang tahu bahasa Latin dan masih banyak yang buta
huruf, sehingga mereka sulit untuk menghafalkan doa-doa panjang apalagi
mazmur berjumlah 150 tersebut.
Karena kerinduan umat untuk ikut dalam doa harian sangat besar, maka
dicari suatu doa popular dan setiap tempat mempunyai kekhasannya. Di Irlandia
doa ini disebut Na tri coicat atau tiga lima puluhan. Disebut demikian karena
mazmur ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing terdiri dari 50 ayat. Umat
beriman pada masa itu percaya bahwa doa itu adalah silih sakramen tobat yang
manjur untuk keselamatan kekal.
Doa ini kemudian dibawa ke Eropa daratan sekitar tahun 800-an oleh
Rahib Columba dan Gall. Ternyata tidak semua orang mengerti bahasa Latin
termasuk para rahib dan biarawan di biara-biara pedalaman seperti para
Carthusian. Sebagai gantinya mereka diperbolehkan untuk berdoa Bapa Kami
untuk satu mazmur. Kebetulan pada saat itu doa Bapa Kami sudah menjadi doa
resmi Gereja selain doa Aku Percaya. Karena itulah mereka mendoakan 150 kali
doa Bapa Kami dalam sehari. Satu unit 50 mazmur atau Bapa Kami itu disebut
quinquena yang berasal dari bahasa Latin Quinquaginta.
Kebiasaan para Carthusian ini ditiru oleh beberapa ordo lain dengan
peraturan yang lebih ringan. Ordo legendaris, Ksatria Templar mempunyai
peraturan, jika salah seorang anggotanya meninggal, setiap anggota diwajibkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
 

berdoa Bapa Kami sebanyak 100 kali dalam sehari selama seminggu. Nilai doa
mereka dalam sehari setara dengan dua 50-an mazmur. Ordo Cistercian
mewajibkan para anggota yang bukan imam berdoa Bapa Kami 1500 kali untuk
anggota yang meninggal.
Perhitungan sebanyak 150 kali ini berhubungan erat dengan Rosario
yang kita miliki sekarang. Rosario kita dibagi menjadi tiga misteri penting, yaitu
peristiwa gembira, peristiwa sengsara, dan peristiwa mulia. Pada tahun 2000, Paus
Yohanes Paulus II menambahkan satu lagi yaitu peristiwa cahaya atau peristiwa
terang. Masing-masing terdiri dari 50 doa Salam Maria. Untuk berdoa Bapa Kami
dan Salam Maria seperti yang disebutkan di atas tentu dibutuhkan suatu alat bantu
untuk menghitung, yaitu tali bersimpul banyak. Kebiasaan doa dengan tali
bersimpul atau manik-manik jauh sudah ada sebelum Carthusian. Catatan
arkeologis dan fosil manuskrip purba menggambarkan bahwa hermit Paulus dari
Thebes (c.234-347) dan St. Antonius pertapa (c.251-356) di padang pasir Mesir
dan gurun tandus Syria, menggunakan krikil dan tali bersimpul untuk menghitung
doa dan nyanyian mazmur yang mereka ucapkan (Bayu Risanto, 2010: 33-34).

4.

Sejarah Salam Maria
Doa Salam Maria sendiri berkembang dalam bahasa populer saat doa

150 mazmur atau 150 Bapa Kami sudah berkembang luas. Doa Salam Maria
cukup unik karena merupakan gabungan dari salam Malaikat Gabriel saat
memberikan warta sukacita pada Perawan Maria, “Salam maria, penuh rahmat
Tuhan sertamu” dan salam Elizabeth saudarinya saat Maria berkunjung ke
rumahnya, “Terpujilah engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu”. Di

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
 

dalam liturgi Gereja, kedua salam sukacita ini sudah terpadukan kurang lebih
sejak tahun 600. Jejaknya dapat ditelusuri dalam naskah liturgi kuno untuk
minggu keempat adven, atau dikenal sebagai Minggu Maria.
Pada akhir abad XII, doa Salam Maria diakui sebagai salah satu doa
yang harus diketahui oleh umat beriman selain Bapa Kami dan Aku Percaya. Baru
kali itu, doa populer (kerakyatan) resmi diterima oleh Bunda Gereja. Menurut
sejarah, Keuskupan Paris adalah yang pertama meresmikannya, yakni pada tahun
1198, yang kemudian diikuti oleh keuskupan-keuskupan lain. Namun, doa Salam
Maria yang dimaksud tidak seperti yang kita kenal sekarang. Doa Salam Maria
pada saat itu berakhir pada “terpujilah buah tubuhmu, Yesus”.
Karena tergolong pendek dibandingkan doa Bapa Kami dan Aku
Percaya, doa Salam Maria menjadi favorit kaum beriman terutama sejak abad
XIII. Bahkan, Paus Urbanus IV (1216-1264) memberi indulgensi penuh bagi
mereka yang mengucapkannya dan mengakhirinya dengan menyebut nama Yesus
Kristus. Secara otomatis pula doa ini mulai didaraskan berulang-ulang seperti
mazmur. Karena singkatnya, umat beriman mendapatkan kesukaan yang besar.
150 kali doa Salam Maria yang didaraskan disebut Rosarium, suatu kata populer
dalam bahasa Latin abad pertengahan. Arti puitisnya adalah kebun bunga mawar
atau juga seikat bunga mawar yang biasa dipersembahkan seorang pemuda kepada
gadis pujaannya.
Doa Aku Percaya yang ditempatkan di bagian depan Rosario berkaitan
erat dengan kebiasaan para rahib ordo Cistercian abad XV yang diwajibkan untuk
berdoa Aku Percaya setiap hari. Pada masa itu juga, doa menjadi sangat panjang
karena ada 150 doa Bapa Kami dan 150 doa Salam Maria. Keduanya didoakan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
 

berselang-seling. Barulah pada tahun 1408, Henry Egher dari Kalcar, seorang
visitor Ordo Carthusian memberi bentuk baru doa Rosario, yang diperkenalkan
pertama-tama di dalam ordonya sendiri. Salam Maria diikat menjadi sepuluhsepuluh dan di antaranya diucapkan doa Bapa Kami. Dengan demikian hanya ada
15 doa Bapa Kami dan 150 Salam Maria. Doa Bapa Kami ini seakan-akan
membentuk pilar-pilar di antara doa Salam Maria (Bayu Risanto, 2010: 34-35).

5.

Pengertian Doa Rosario
Rosario berasal dari kata Latin, Rosarium, yang berarti karangan bunga

mawar. Mawar adalah ratu para bunga. Bunga ini biasanya kita hadiahkan pada
orang yang amat kita hormati dan cintai. Sarana doa yang menggunakan untaian
manik-manik ini amat membantu untuk menghitung suatu doa yang rumusannya
kita daraskan selalu sama-berulang, bagaikan menghamparkan bunga mawar atau
mengalungkan mahkota pada pribadi-pribadi istimewa, agung dan mulia (Daia,
2004: 3-4).
Doa rosario terdiri dari dua macam: Doa batin dan Doa vokal (= doa
yang diucapkan atau didaraskan). Dalam rosario Suci, doa batin adalah renungan
tentang misteri-misteri pokok kehidupan, kematian dan kemuliaan Yesus dan
Maria, Ibu-Nya yang diberkati. Doa vokal berupa pendarasan lima belas peristiwa
Salam Maria, yang masing-masingnya didahului dengan satu Bapa Kami, pada
waktu yang sama kita merenungkan lima belas keutamaan pokok yang dilakukan
Yesus dan Maria (De Montfort, 1995: 13). Yang kemudian oleh Bapa Paus
Yohanes Paulus II ditambahkan satu persitiwa baru yakni peristiwa Cahaya, yang
tanpa mengurangi makna setiap aspek pokok bentuk tradisional doa rosario,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
 

dimaksudkan untuk memberi kepada rosario hidup yang segar dan minat baru
untuk masuk ke kedalaman Hati Kristus. Dengan demikian, rosario merupakan
perpaduan serasi antara doa batin dan doa vokal yang menuntun kita untuk
menghormati, merenungkan misteri dan belajar meniru keutamaan kehidupan,
kesengsaraan, kematian dan kemuliaan Yesus Kristus bersama Bunda Maria.
Bapa Suci Yohanes Paulus II dalam Surat Apostolik Rosario Perawan
Maria menyatakan bahwa doa rosario adalah doa yang sederhana tetapi sangat
mendalam. Doa Rosario berciri khas Maria, tetapi pada intinya rosario adalah doa
yang kristosentris karena dalam unsur-unsurnya yang sederhana, rosario
menampilkan saripati amanat Injil secara utuh. Oleh karena itu, rosario dapat
dikatakan sebagai ringkasan seluruh Injil (Yohanes Paulus II, 2003: 8).
Bapa Suci Yohanes Paulus II (2003: 11) juga mengatakan bahwa “alasan
paling kuat untuk mendesakkan pelaksanaan doa rosario adalah karena doa
Rosario merupakan sarana yang paling efektif untuk mengembangkan di kalangan
kaum beriman komitmen untuk berkontemplasi pada misteri kristiani.” Jadi
jelaslah bahwa doa rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi kristiani yang
terbaik dan paling berharga serta menjadi doa meditatif yang khas dengan tujuan
menatap wajah Kristus bersama Maria. Dengan demikian, praktik doa rosario
adalah praktik pendarasan doa sebagai ungkapan iman kepada Tuhan melalui
perantaraan Bunda Maria, dengan menggunakan sarana untaian manik-manik
serta pengulangan doa Salam Maria, yang terdiri dari doa vokal dan doa batin,
dengan pengaturan waktu tertentu yang bertujuan untuk merenungkan misteri
Kristus bersama Maria.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
 

6.

Pengertian Penghayatan Doa Rosario
Berdasarkan pengertian mengenai penghayatan, doa dan doa rosario,

maka dapat ditarik pengertian bahwa penghayatan doa rosario adalah segala
pengalaman batin yang dialami, dirasakan dan ditanggapi manusia dalam doa
rosario melalui doa vokal (kata-kata) yang didaraskan dan doa batin yang
direnungkan dengan tujuan untuk menatap wajah Kristus bersama Maria,
menggunakan sarana untaian biji rosario dan pengaturan waktu tertentu, yang
dapat didoakan baik secara pribadi maupun dalam kelompok.
Doa vokal dihayati dengan pendarasan rangkaian rosario yaitu berupa
pendarasan yang dimulai dengan Tanda Salib, doa Syahadat Para Rasul atau “Aku
Percaya”, doa Bapa Kami, 3 rangkai butir Salam Maria yang didahului dengan
seruan (Salam Putri Allah Bapa, Salam Bunda Allah Putra, Salam Mempelai
Allah Roh Kudus), doa Kemuliaan, rangkaian sepuluh Salam Maria untuk
merenungkan satu peristiwa dan doa ‘Ya Yesus yang baik’. Sebagai doa vokal,
doa rosario adalah doa yang diucapkan berulang-ulang. Akan tetapi, dalam
pendarasan hendaknya disertai dengan merenungkan wajah Yesus dan Bunda
Maria agar tidak menjadi pengulangan kata semata (Musakabe, 2005: 168).
Doa batin dihayati dengan merenungkan secara khidmat misteri-misteri
pokok kehidupan, kematian, dan kemuliaan Yesus Kristus dan Maria, Ibu-Nya
yang terberkati serta menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
merenungkan misteri-misteri dalam doa rosario, kita sama halnya dengan menatap
wajah Kristus bersama Maria. Untuk dapat merenungkannya kita perlu
memaklumkan peristiwa, mendengarkan Sabda Allah dan masuk ke dalam
keheningan (De Montfort, 1995: 13).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
 

7.

Unsur-unsur Doa Rosario

a.

Doa Vokal
Doa dengan kata-kata menggabungkan badan dengan kedalaman doa

batin. Bahkan, doa yang paling dalam pun tidak lepas dari doa dengan kata-kata.
Tetapi yang penting harus selalu keluar dari iman personal. Dengan doa Bapa
K