USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN SKRIPSI

  USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  Disusun Oleh : Yulius Swantoro NIM : 081124043 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada 

  Kedua orangtua , kakak, adik, sahabat, yang telah memberi motivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. 

  Para pembimbing dan dosen yang telah membimbing penulis dengan sabar selama proses belajar di Kampus IPPAK 

  Seluruh umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian demi kelancaran penulisan skripsi ini.

  .

  MOTTO

  Selesaikanlah segala perkerjaan tanpa berkeluh kesah: “Allah yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya

  …” (Flp. 1:6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yulius Swantoro NIM : 081124043

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul

  

USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI

PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS

JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN

KLATEN beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian penulis

  memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

  

ABSTRAK

  Judul skripsi USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN

  

EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN

SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA

GONDANGWINANGUN KLATEN dipilih berdasarkan kenyataan bahwa

  menghayati makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari penting untuk ditingkatkan secara terus menerus bagi kehidupan umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten. Penulis mempunyai kesan bahwa umat dalam mengikuti Ekaristi masih sebatas kewajiban dan berhenti pada ritus saja misalkan umat datang ke Gereja hanya sekedar datang, duduk, dan mendengarkan saja tanpa ada perwujudan konkrit dalam kehidupan sehari-hari. Umat belum sungguh-sungguh menyadari pentingnya menghayati makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari.

   Persoalan pokok pada skripsi ini adalah bagaimana umat beriman Kristiani

  dapat menemukan dan menghayati makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat kehidupan umat yang banyak tantangan dan persoalan hidup, umat beriman Kristiani sangat membutuhkan pendampingan iman agar mereka memiliki kehidupan rohani yang kuat. Oleh karena itu untuk mengkaji persoalan yang dihadapi umat dibutuhkan data yang akurat. Untuk maksud itu, studi pustaka yang besumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan pandangan dari para ahli serta penelitian untuk mendapatkan data diperlukan demi mendapatkan inspirasi yang dapat digunakan sebagi usulan program pendampingan iman bagi umat untuk semakin menemukan dan menghayati makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari.

  Penulis dalam skripsi ini mengusulkan suatu program katekese model

  

Shared Christian Praxis (SCP) sebagai usaha untuk meningkatkan penghayatan

  umat akan makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari. Umat melalui program ini diharapkan dapat semakin menemukan, mendalami, dan menghayati makna sakramen Ekaristi sehingga iman mereka dapat bertumbuh dan berkembang. Selain itu umat juga dapat mewujudkan pertobatan diri yang membawanya pada perubahan pola hidup demi Kerajaan Allah.

  

ABSTRACT

  This thesis takes EFFORT TO FIND THE MEANING OF

  

SACRAMENT EUCHARIST FOR FAITH DEVELOPMENT OF THE

COMMUNITY CHRISTIAN OF SAINT ANTONIUS JOTON THE

WORKER OF CHURCH SAINT JOSEPH GONDANGWINANGUN

KLATEN ENVIROMENT

  as it’s title base on the truth that know the true meaning of the Eucharist Sacrament in daily life are important to develop continuously for the life of the environment of Saint Antonius Joton the worker of church saint Joseph Gondangwinangun Klaten environment.

  The writer has an impression that people when they join the Eucharist Sacram ent they just do it because it’s their duty and stop only at a certain rite for example when people come to the church they just come, sit, and listen without concrete manifestation in daily life. People haven really know the importance of the Eucharist Sacrament in their daily life.

  The main issues in this thesis are how a Christian could and into the meaning of Eucharist Sacrament for the sake of their faith development in daily life. Remembering the life of people that have many challenge and life problem, Christian extremely needed the spiritual mentoring, so they have a strong spiritual life. Because of that in examining the issues that people face many accurate data are needed. For that purpose, reference that source of the Bible, Church documents, and from the expert point of view with some research to get the data that needed, to get an inspiration that can be used as a program’s suggestion of spiritual mentoring for people to found and into the meaning of Eucharist Sacrament in daily life.

  The writer of this thesis suggests a model of catechecital’s program of Shared Christian Praxis (SCP) as a way to develop people into the meaning of Eucharist Sacrament in daily life. Through this program people hoped can find, deep into and into the meaning of Eucharist Sacrament so their faith can grow and develop. More than that people can realize early repent that can make a new change in their life circle for the sake of the Kingdom of Heaven.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab karena berkat kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI

  

PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS

JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN

KLATEN.

  Skripsi ini lahir dari pengalaman yang penulis saksikan dan amati sebagai umat di Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja

  Gondangwinangun Klaten

  . Sebagian besar umat telah menghayati makna sakramen Ekaristi namun penghayatannya masih membutuhkan pendampingan terus menerus sampai iman mereka berkembang secara dewasa. Skripsi ini merupakan sumbangan pemikiran kepada seluruh umat beriman Katolik agar mereka dapat semakin menghayati pentingnya makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari.

  Selama proses penulisan dan penyusunan karya tulis ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan tulus hati mengucapkan banyak terimakasih terutama kepada: 1.

  Drs. FX. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik dan pembimbing utama yang selalu mendampingi, memberikan perhatian, dan memotivasi penulis serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J. selaku dosen penguji kedua yang telah berkenan memberikan arahan dan masukan-masukan yang sungguh berguna demi kelengkapan skripsi ini.

  3. P. Banyu Dewa HS, S. Ag, M.Si, selaku dosen penguji ketiga yang memberikan perhatian serta dukungan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  4. Segenap staf dosen dan seluruh staf karyawan prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang secara tidak langsung selalu memberikan dorongan kepada penulis.

  5. Keluarga tercinta: bapak, ibu, kakak, yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. Segenap sahabat- sahabat mahasiswa angakatan 2008 dan lintas angkatan yang dengan caranya telah mendukung, belajar bersama, berbagi suka-duka bersama demi menciptakan sebuah keluarga IPPAK yang akrab penuh persaudaraan.

  6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang dengan tulus hati memberikan masukan dan dorongan sampai selesainya skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini sungguh bermanfaat.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv MOTTO ..................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

  ………………………… vii ABSTRAK .................................................................................................. viii

  

ABSTRACT .................................................................................................. ix

  KATA PENGANTAR ............................................................................... x DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvii

  BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 9 C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 9 D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 10 E. Metode Penulisan .......................................................................... 10 F. Sistematika Penulisan ................................................................... 11 BAB II. SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT..

  ………………………………………………………….. 14 A. Sakramen Ekaristi ......................................................................... 15 1.

  Pengertian dan Makna Sakramen pada Umumnya .................. 15 a.

  Pengertian Sakramen ........................................................... 15 b.

  Makna Sakramen ................................................................. 18 2. Pengertian dan Makna Sakramen Ekaristi ............................... 19 a.

  Pengertian Sakamen Ekaristi ............................................... 19 b.

  Makna sakramen Ekaristi .................................................... 21

  1) Ekaristi sebagai Ungkapan Cinta Kasih Yesus yang

  Sehabis-habisnya ............................................................ 21 2)

  Ekaristi sebagai Perjamuan yang Mempersatukan Umat dengan Allah, Umat dengan Umat ........................ 23

  3) Ekaristi sebagai Permohonan Seruan datang-Nya

  Karunia Roh Kudus (Epiklese) ....................................... 24 4)

  Ekaristi Memampukan Kita untuk Tinggal dalam Kristus ................................................................. 25 5)

  Ekaristi sebagai Sumber untuk Memperoleh Kekuatan Hidup Umat dalam Menghadapi Persoalan Hidup ......... 27 B. Iman Umat ................................................................................... 27 1.

  Pengertian Iman........................................................................ 27 2. Iman Gereja akan Yesus Kristus .............................................. 28 3. Pentingnya Iman di dalam Hidup Umat ................................... 29 4. Dasar Iman Umat ..................................................................... 30 5. Ciri-ciri Iman Kristiani yang Dewasa ...................................... 32 C. Ekaristi sebagai Tempat Pengembangan Iman Umat ................... 33 1.

  Pengembangan Iman Umat ...................................................... 34 2. Ekaristi Memberikan Semangat untuk Berbagi kepada Sesama ......................................................................... 35

  3. Ekaristi Memampukan Umat untuk Bersaksi kepada Sesama ......................................................................... 37

  BAB III. PENGHAYATAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN TERHADAP MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN ....................................................... 39 A. Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten ............. 40 1. Sejarah Paroki dan Perkembangannya ................................... 40 a. Tahun 1963-1970: Awal Berdiri ...................................... 40 b. Tahun 1980-2000: Gagasan Pembentukan Paroki ........... 40 c.

  2. Situasi Umum Umat Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten ..................................................... 43 3. Gambaran Umum Umat Lingkungan Santo Antonius

  Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten ..................................................................................... 45 a.

  Letak dan Batas-batas Geografis Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten ............................................... 45 b. Kegiatan Umat dalam Gereja maupun Masyarakat ......... 46 c. Situasi Sosial Kemasyarakatan ........................................ 48 d. Perkembangan Umat ........................................................ 48 B. Penelitian tentang Penghayatan Umat Lingkungan Antonius

  Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten Terhadap Makna Sakramen Ekaristi........................................... 49 1.

  Desain Penelitian .................................................................. 49 a.

  Latar Belakang Penelitian ............................................... 49 b.

  Tujuan Penelitian ............................................................ 50 c. Jenis Penelitian ............................................................... 51 d.

  Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 51 e. Responden ...................................................................... 53 f. Waktu Pelaksanaan ......................................................... 54 g.

  Variabel Penelitian ......................................................... 54 h. Kisi-kisi Instrumen ......................................................... 54 2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian ........................... 55 a.

  Laporan Hasil Penelitian ................................................ 56 1)

  Identitas ...................................................................... 62 2)

  Pemahaman Ekaristi ................................................... 62 3)

  Penghayatan Makna Sakramen Ekaristi ..................... 63 4)

  Faktor Penyebab umat mengikuti Ekaristi sebatas kewajiban dan ritus .................................................... 66

  5) Harapan umat untuk meningkatkan penghayatan

  Ekaristi demi pengembangan iman ............................ 67 b. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 67 1.

  Identitas Responden .................................................. 68 2. Pemahaman Sakramen Ekaristi ................................ 69 3. Penghayatan Makna Sakramen Ekaristi ................... 72 4. Faktor Penyebab ....................................................... 80 5. Harapan umat untuk meningkatkan penghayatan

  Ekaristi demi pengembangan iman........................... 83 3. Refleksi ................................................................................. 84 4.

  Kesimpulan Penelitian .......................................................... 87

  BAB IV. KATEKESE MODEL SCP SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN UMAT AKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI .......................................... 90 A. Katekese Model SCP .................................................................. 91 1. Pengertian SCP ...................................................................... 91 a. Praxis ................................................................................ 91 b. Christian ............................................................................ 92 c. Shared ............................................................................... 92 2. Tujuan Katekse Model SCP ................................................... 93 3. Langkah-Langkah Katekese Model SCP ............................... 94 a. Langkah 0: Pemusatan Aktivitas ....................................... 94 b. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual ............................................................................... 95 c. Langkah II: Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Hidup Faktual ............................................... 95 d. Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau .............................................. 96 e. Langkah IV: Interpretasi Dialektis Antara Tradisi dan Visi umat dengan Tradisi dan Visi Kristiani ..................... 97 f. Langkah V: Keterlibatan Baru demi Makin

  Terwujudnya Kerajaan Allah di Tengah-tengah Dunia .... 98 B. Usulan Program Katekese dengan Model SCP bagi Umat

  Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten ............................................. 98 1.

  Latar Belakang ....................................................................... 99 2. Tema dan Tujuan Program Katekese ..................................... 101 C. Gambaran Pelaksanaan Program ................................................ 104 D. Matriks Program ......................................................................... 105 E. Contoh persiapan Katekese Model SCP ..................................... 108 1.

  Identitas Pertemuan ................................................................ 108 2. Pemikiran Dasar ..................................................................... 109 3. Mengembangkan Langkah-Langkah ..................................... 110

  BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 122 A. Kesimpulan ................................................................................. 122 B. Saran ........................................................................................... 124 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 125 LAMPIRAN ................................................................................................ 127 Lampiran 1: Surat Penelitian untuk Paroki ........................................ (1) Lampiran 2: Surat Penelitian untuk Ketua Lingkungan .................... (2) Lampiran 3: Surat Pernyataan Penelitian .......................................... (3) Lampiran 4: Kuesioner Untuk Umat Lingkungan St. Antonius ........ (4) Lampiran 5: Teks Cerita “Si Anak Dan Ibu Yang Bijaksana” ......... (6)

DAFTAR SINGKATAN A.

   Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan

  kepada Umat Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.7-8.

  B. Dokumen Resmi Gereja

  CT : Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese), Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang Katekese Masakini,

  16 Oktober 1979. KGK : Katekismus Gereja Katolik KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici), diundangkan oleh

  Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983 LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

  SC : Sacrosanctum Concilium, Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963.

  C. Daftar Singkat Lain

  Art : Artikel DSA : Doa Syukur Agung Kan : Kanon KK : Kepala Keluarga

  KWI : Konferensi Waligereja Indonesia KKGK : Kompendium Katekismus Gereja Katolik KLMTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel LCD : Liquid Crystal Display MB : Madah Bakti OMK : Orang Muda Katolik Pr. : Praja PS : Puji Syukur PIA : Pembinaan Iman Anak PPDP : Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki § : Paragraf St : Santo SCP : Shared Christian Praxis WK : Wanita Katolik KAS : Keuskupan Agung Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja melalui Konsili Trente menetapkan bahwa ada tujuh Sakramen,

  yaitu sakramen Baptis, sakramen Ekaristi, sakramen Krisma, sakramen Perkawinan, sakramen Tobat, sakramen Minyak Suci, dan sakramen Imamat.

  Sakramen adalah tanda dan sarana keselamatan dari Allah (Janssen, 1993: 9). Melalui dan dalam sakramen, Gereja menjalin persatuan yang mesra dengan Allah dan seluruh umat-Nya (Lumen Gensium. Art.1). Di dalam Gereja Katolik, Ekaristi merupakan salah satu sakramen Gereja. Seluruh sakramen Gereja berpusat pada sakramen Ekaristi. Sakramen Ekaristi sebagai pusat karena di dalamnya Gereja merayakan dan mengenangkan misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus, sekaligus Gereja menimba kekayaan rohani dan rahmat keselamatan dari Allah bagi umat-Nya.

  Sakramen Ekaristi mengingatkan umat-Nya bahwa penyelamat yakni Yesus Kristus mengadakan kurban tubuh dan darah-Nya. Hal ini sebagai jaminan hidup bagi umat yang percaya bahwa kelak kita diundang untuk masuk ke dalam kemuliaan bersama Kristus (zaman eskatologis). Melalui sakramen Ekaristi umat menimba kekuatan untuk bersatu dan bertindak sebagai murid-murid Yesus Kristus. Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium art.11 menegaskan bahwa:

  Dengan ikut serta dalam kurban Ekaristi, sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani, mereka mempersembahkan Anak Domba ilahi dan diri sendiri bersama dengan-Nya kepada Allah; demikianlah semua menjalankan peranannya sendiri dalam perayaan liturgis, baik dalam persembahan maupun dalam komuni suci, bukan dengan campur baur, melainkan masing-masing dengan cara sendiri. Kemudian, sesudah memperoleh kekuatan dari Tubuh Kristus dalam perjamuan suci, mereka secara konkret menampilkan kesatuan umat Allah, yang oleh sakramen mahaluhur itu dilambangkan dengan tepat dan diwujudkan secara mengagumkan (Lumen Gentium, art.11).

  Pernyataan para Bapa Gereja ini, penting untuk dimengerti dan direnungkan oleh seluruh umat Allah. Melalui Ekaristi umat dapat memperoleh kekuatan, kesegaran hidup, serta kepenuhan rahmat yang berlimpah dari Allah. Umat yang sungguh memaknai Ekaristi memiliki relasi yang erat dengan Allah dan memiliki keberanian untuk bersaksi mewartakan kabar gembira dalam kehidupan sehari-hari.

  Sakramen Ekaristi merupakan suatu anugerah cinta kasih Allah yang membawa pembaharuan hidup manusia. Sakramen Ekaristi dikatakan sebagai anugerah, karena Ekaristi adalah sumber atau pusat dan puncak seluruh hidup Gereja (KGK, 1993: 336). Selain itu, Ekaristi juga menjadi jantung hidup Gereja (Sinaga, 2005: 6). Gereja mendapatkan aliran hidup, untuk bertumbuh, dan berkembang ke arah persatuannya dengan Allah sebagai tubuh mistik Kristus.

  Sakramen Ekaristi menjadi pusat dan puncak hidup Gereja karena semua kegiatan Gereja baik bersifat duniawi maupun rohani berhubungan erat dengan Kristus yang hadir dalam Ekaristi, yang memberi kekuatan sekaligus menguduskan tindakan Gereja dalam rangka karya keselamatan Allah di dunia.

  Umat hidup di dalam dunia dan menggarami dunia dengan nilai-nilai injili, hanya mungkin jika umat menimba kekuatan dari Ekaristi. Ekaristi memberikan penghidupan rohani, dan menjadikan kita taat dalam iman kepercayaan kepada Allah, sekaligus memiliki perhatian khusus dalam menjalankan hidup di dunia.

  Gereja mengajarkan kepada kita bagaimana memaknai perjamuan Ekaristi setiap kali kita merayakannya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus bersama dengan para murid sebelum Ia memasuki misteri sengsara dan wafat- Nya. Yesus menghendaki agar perjamuan makan ini selalu dikenang dan dilakukan oleh umat-Nya dalam perayaan suci yakni Ekaristi. Gereja setiap kali merayakan Ekaristi sebagai bentuk kenangan akan Paska Kristus. Yesus mengambil roti dan mengucap syukur dan membagikan kepada para murid sambil berkata “ Terimalah dan makanlah ! Inilah tubuhKu yang dikurbankan bagimu”. Setelah perjamuan Yesus mengambil Piala yang berisi anggur dan mengucap syukur sambil mengedarkannya dan berkata “Terimalah dan minumlah ! Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Kenangkanlah Aku dengan merayakan peristiwa ini” (DSA). Apa yang telah dilakukan Yesus dilanjutkan oleh Gereja yang didoakan oleh imam pada waktu konsekrasi. Uskup atau imam menjadi pelayan sakramen Ekaristi, bertindak sebagai perantara pribadi Kristus sendiri. Ekaristi sebagai tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah terhadap umat beriman. Ekaristi sebagai pusat perjumpaan antara umat beriman dengan sang Ilahi, mengulang kembali peristiwa pemecahan roti, pengucapan syukur, pembagian roti seperti yang dilakukan Yesus dalam perjamuan malam terakhir bersama dengan para murid-Nya.

  Istilah perjamuan makan pada zaman para rasul, zaman sekarang Gereja menyebutkannya dengan perayaan Ekaristi. Melalui perayaan inilah Gereja di seluruh dunia mengenang anugerah cinta kasih yang telah diberikan oleh Allah melalui Yesus Kristus kepada umat manusia. Di dalam Ekaristi, Yesus menunjukkan kebersamaan-Nya dengan manusia, mau berelasi dengan siapa saja, dan bersatu menjadi satu keluarga (Grün, 1998: 29).

  Di dalam Perjanjian Baru ada empat kisah tentang perjamuan malam terakhir. Hal ini dapat kita temukan di dalam injil Sinoptik dan surat-surat Paulus yaitu Mat 26:26-29; Mrk 14:22-25; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-26 (Martasudjita, 2005: 219). Dari keempat kisah ini, ada peristiwa penting yang memberikan pengajaran atas Ekaristi yaitu tindakan kenabian Yesus yang melaksanakan rencana karya keselamatan Allah bagi umat-Nya di dunia. Konsekuensi dari Yesus melakukan tindakan kenabian adalah melalui persitiwa salib. Yesus melakukan tindakan simbolis untuk memperlihatkan bahwa diri-Nya menyerahkan diri secara total dan taat pada kehendak Bapa dengan rela wafat di kayu salib sebagai bukti cinta Yesus yang total kepada umat manusia. Sebagai murid Kristus kita diajak untuk meneladani sikap Yesus yang taat dan rela berkorban untuk banyak orang.

  Yesus menyatakan kehadiran diri-Nya dalam rupa roti dan anggur dalam Ekaristi. Roti melambangkan Tubuh Yesus yang diserahkan kepada manusia, dan untuk dipecah-pecahkan, dibagi-bagikan untuk banyak orang. Anggur melambangkan penumpahan darah-Nya yang menjadi Perjanjian Baru abadi antara Allah dan manusia, manusia dengan manusia. Kematian Yesus memiliki arti pengorbanan diri secara sukarela bagi para murid dan sebagai bentuk cinta kasih-Nya kepada semua manusia. Yesus mengajak para murid untuk ambil bagian dalam perjamuan maka secara langsung mengajak murid-murid-Nya untuk bersatu dalam kematian-Nya. Kita bersatu dengan Yesus secara pribadi berarti menerima undangan-Nya untuk masuk dalam kemuliaan-Nya, dan menerima rahmat pengampunan dosa. Ekaristi mempersatukan kita dengan Yesus melalui iman. Persatuan ini nampak dalam penghayatan umat dalam Ekaristi. Ekaristi memberikan kekuatan untuk hidup baru melalui pertobatan sejati.

  Yesus setelah mengucapkan syukur memberikan sebuah perintah untuk mengenangkan peristiwa perjamuan. Ekaristi menjadi suatu peristiwa untuk mengenang kembali pemecahan roti, doa syukur, dan penyambutan Tubuh dan Darah Kristus. Yesus hadir bagi kita melalui Ekaristi. Yesus hadir di dunia menjadi nyata melalui Gereja yakni cara hidup atau kesaksian yang dilakukan oleh para pengikut-Nya. Ekaristi menciptakan persaudaraan sejati tidak hanya sesama umat beriman melainkan antar umat beragama lain. Umat Kristiani yang hidup di tengah dunia dan berdampingan dengan umat beragama lain dengan latar belakang yang berbeda-beda dengan cara pandang yang sama bahwa umat di luar Gereja menjadi satu keluarga.

  Pemahaman Ekaristi dalam tulisan Yohanes lebih menekankan aspek cinta kasih yang ditunjukkan Yesus ketika Yesus membasuh kaki para murid-Nya.

  Peristiwa ini mengajak kita untuk menggali dan menemukan pokok-pokok makna Ekaristi yaitu perendahan diri yang dilukiskan dengan ungkapan kasih Yesus yang sehabis-habisnya, perendahan diri hingga wafat-Nya disimbolkan dengan pelayanan pembasuhan kaki peserta perjamuan, pembasuhan kaki melukiskan makna Ekaristi dan menjadi ungkapan kasih Yesus yang tetap kepada para muridNya. Ekaristi juga menjadi suatu misteri dan tanda iman. Artinya, Ekaristi menjadi suatu misteri Ilahi sekaligus tanda bagi perwahyuan diri Yesus seluruhnya dan menjadi tawaran bagi manusia untuk berpartisipasi dalam hidup Yesus (Martasudjita, 2005: 240-246).

  Ekaristi sebagai sumber persatuan mesra dengan Kristus. Umat menyambut Tubuh dan Darah Yesus Kristus serta turut serta dalam pengurbanan diri-Nya menunjukkan kesediaan untuk bersatu dengan-Nya, sebagaimana Kristus telah mengatakan-Nya

  , “Dia yang makan tubuh-Ku dan minum darahKu, tinggal dalam Aku dan Aku dalam Dia ” (Yoh 6: 57). Sakramen Ekaristi sesungguhnya merupakan makanan bagi hidup rohani, sebab dari sakramen mengalir kekuatan bagi jiwa dan raga menjadi lebih sempurna. Sempurna berarti kita dipenuhi oleh rahmat Allah dan terlindung dari dosa. Sakramen Ekaristi sebagai sumber kehidupan, rahmat dan anugerah cinta kasih bagi kita karena Yesus Kristus hadir di dalam-Nya. Ia hadir dalam sakramen Ekaristi dengan karya penebusan-Nya yang utuh.

  Umat Kristiani pada masa penganiayaan mengalami penderitaan dan dikejar-kejar. Mereka dikejar dan dibunuh bahkan tidak diperbolehkan melakukan upacara keagamaan. Umat Kristiani takut untuk merayakan dan menyambut Ekaristi secara terbuka selama penganiayaan. Mereka merayakan Ekaristi secara sembunyi-sembunyi. Umat Kristiani dalam menyambut Ekaristi diperbolehkan untuk membawa pulang Tubuh Kristus. Umat juga diperbolehkan untuk membawa hosti bagi orang lain, terutama bagi orang yang dipenjara yang menjalani hukuman mati sebagai saksi iman. Sebagai contoh; kisah Tarsisius yang mati karena iman yang melindungi hosti. Kisah ini menunjukan bahwa bahwa betapa bermaknanya hosti bagi umat Kristiani. Peristiwa ini menunjukkan pemaknaan yang konkret yaitu mengorbankan diri untuk melindungi hosti (Loret, 1989: 23).

  Gereja Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten merupakan Paroki hasil pemekaran dari Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi Klaten. Gereja Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten memiliki umat yang tersebar di 7 wilayah, dan 23 lingkungan. Umat paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten aktif di dalam mengikuti perayaan Ekaristi sebagai salah satu contohnya adalah lingkungan Santo Antonius Joton. Umat lingkungan Santo Antonius Joton menyediakan waktu untuk bersama Tuhan. Umat sungguh menghormati perayaan Ekaristi, lewat sikap liturgis dalam berdoa di dalam Gereja dan menunjukkan rasa hormat pada saat konsekrasi. Berdasarkan pengamatan penulis, umat sering ke Gereja dan mengikuti perayaan Ekaristi namun bersifat ritualis. Umat menghadiri perayaan Ekaristi hanya sampai pada hal-hal yang bersifat ritual, seperti: umat datang di gereja, duduk mendengarkan sabda, menerima komuni dan setelah mengikuti perayaan tidak ada perwujudan tindakan yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh umat kurang terlibat dalam pendalaman iman, ada kegiatan di masyarakat jarang kelihatan, kurang partisipasi terhadap orang yang menderita. Sikap semacam ini menjadi tanda bahwa umat perlu didampingi supaya iman mereka dapat lebih berkembang dalam kehidupan sehari- hari. Sumber kekuatan orang Kristiani adalah Ekaristi, karena di dalam Ekaristi, misteri akan sengsara, wafat, dan kebangkitan menjadi inti dari iman Kristiani akan Yesus Kristus.

  Penulis sebagai warga lingkungan St. Antonius mempunyai kesan kepada umat bahwa mereka masih mengikuti Ekaristi sebagai kewajiban dan berhenti pada hal bersifat ritualis. Mereka mengikuti perayaan Ekaristi belum sampai pada kedalaman dan menemukan maknanya bagi diri sendiri dan dalam kehidupan sehari-hari. Pada hal Ekaristi merupakan pusat dan puncak kekuatan hidup umat Kristiani. Selain itu umat diharapkan dalam mengikuti Ekaristi tidak cukup hanya hadir, duduk, dan mendengarkan tetapi juga sesudahnya diutus hadir ke tengah dunia yang menanti keterlibatan nyatanya yakni bersedia mencintai sesama sehabis-habisnya. Oleh sebab itu, melalui skripsi ini penulis bermaksud ingin memberikan sumbangan pemikiran sebagai usaha menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman umat di lingkungan St. Atonius Joton. Penulis merumuskan judul skripsi: USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN

  

EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN

SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA

GONDANGWINANGUN KLATEN.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apa makna sakramen Ekaristi untuk hidup umat? 2.

  Sejauh mana umat Lingkungan Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten sudah menghayati makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka?

  3. Model katekese macam apa yang dapat membantu umat Lingkungan Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten menemukan makna sakramen Ekaristi untuk pengembangan iman mereka?

C. Tujuan Penulisan

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah: 1.

  Menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman umat Lingkungan Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten.

  2. Menggambarkan sejauh mana penghayatan sakramen Ekaristi di dalam pengembangan iman umat Lingkungan Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten.

  3. Memberi sumbangan pemikiran yang berupa usulan program pendampingan model katekese yang dapat membantu umat Lingkungan Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten semakin menemukan, memahami, dan menghayati makna sakramen Ekaristi khususnya dalam pengembangan iman mereka.

D. Manfaat Penulisan

  Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1.

  Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang makna sakramen Ekaristi demi mengembangkan iman dalam kehidupan sehari-hari.

2. Membantu Umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf

  Pekerja Gondangwinangun Klaten semakin menghayati akan sakramen Ekaristi demi pengembangan iman.

  3. Memberikan sumbangan kepada umat dalam memaknai sakramen Ekaristi demi pengembangan iman Umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten.

E. Metode Penulisan Dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis.

  Dengan metode ini, penulis menggambarkan sejauh mana umat Lingkungan Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten dapat menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka. Penulis juga mencoba memahami apa yang menjadi hambatan umat untuk dapat menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman mereka.

  Kemudian penulis mengusulkan program katekese yang dapat membantu umat menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman umat

  Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten.

F. Sistematika Penulisan

  Penulis dalam Skripsi ini memilih judul “Usaha Menemukan Makna

  Sakramen Ekaristi demi Pengembangan Iman Umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf P ekerja Gondangwinangun Klaten”, untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari skripsi ini, maka penulis menyampaikan pokok- pokok uraian dalam lima bab.

  Bab I berisi pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan yang hendak penulis susun.

  Bab II membahas sakramen Ekaristi demi pengembangan iman umat, yang meliputi makna sakramen Ekaristi yang bersumber pada Kitab Suci, dokumen- dokumen Gereja, serta pandangan dari para ahli. Dalam bab ini terdapat tiga bagian: bagian pertama membahas sakramen Ekaristi yang meliputi tentang pengertian dan makna sakramen pada umumnya, pengertian dan makna sakramen Ekaristi.

  Bagian kedua bab ini membicarakan tentang iman umat, yang meliputi pengertian iman, iman Gereja akan Yesus Kristus, pentingnya iman di dalam hidup umat, dasar iman umat, serta ciri-ciri iman Kristiani yang dewasa. Bagian ketiga bab ini membahas mengenai Ekaristi sebagai tempat pengembangan iman umat, yang meliputi pengembangan iman umat, Ekaristi memberikan semangat untuk berbagi kepada sesama, dan Ekaristi memampukan umat untuk bersaksi kepada sesama.

  Bab III membahas penghayatan umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf pekerja Gondangwinangun Klaten terhadap makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman. Dalam bab ini terdapat dua bagian. Bagian pertama membahas Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten, yang meliputi sejarah paroki dan perkembangannya, situasi umum umat paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten, gambaran umum umat Lingkungan Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten.

  Bagian kedua menyampaikan penelitian tentang penghayatan umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten terhadap makna sakramen Ekaristi, yang meliputi desain penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian, refleksi, serta kesimpulan penelitian.

  Bab IV membahas katekese model SCP sebagai usaha untuk meningkatkan penghayatan umat akan makna sakramen Ekaristi. Bab ini dibagi menjadi 5 bagian: Bagian pertama bab ini membicarakan katekese model SCP, yang meliputi pengertian SCP, tujuan katekese model SCP, langkah-langkah katekese model SCP. Bagian kedua menyampaikan usulan program katekese dengan model SCP bagi umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten, yang meliputi latar belakang, tema dan tujuan program katekese. Bagian ketiga memberikan gambaran pelaksanaan program. Bagian keempat dalam bab ini membahas matriks program. Pada bagian kelima contoh persiapan katekese model SCP yang meliputi identitas pertemuan, pemikiran dasar serta pengembangan langkah-langkahnya.

  Bab V merupakan bab terakhir sekaligus sebagai penutup dari seluruh pembahasan mengenai usaha menemukan makna sakramen Ekaristi demi pengembangan iman umat Lingkungan Santo Antonius Joton Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten, yang meliputi kesimpulan serta saran.

BAB II SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT Bab II ini penulis menguraikan sakramen Ekaristi demi pengembangan

  iman umat yang memiliki kesinambungan dengan pembahasan pada bab sebelumnya. Dimana yang menjadi pokok permasalahan pada skripsi ini yakni keprihatinan penulis terhadap umat dalam memaknai Ekaristi, yang selama ini penulis melihat umat mengikuti Ekaristi masih bersifat ritualis dan kenyataannya tidak semua umat mampu menghayati sakramen Ekaristi dalam kehidupan beriman. Permasalahan inilah yang hendak penulis angkat dalam skripsi. Penulis memberikan sumbangan pemikiran dari berbagai sumber untuk membantu umat menemukan makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari.

  Dalam bab ini, penulis membahas sakramen Ekaristi dan maknanya melalui Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan juga pandangan dari para ahli.

  Seluruh sakramen Gereja berpusat pada sakramen Ekaristi. Sakramen Ekaristi sebagai pusat karena di dalamnya Gereja merayakan dan mengenangkan misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus, sekaligus Gereja menimba kekayaan rohani dan rahmat keselamatan dari Allah bagi umat-Nya. Bersumber dari Ekaristi umat dapat memperkuat imannya untuk bertahan menghadapi berbagai persoalan hidup. Selain itu melalui Ekaristi umat mampu untuk mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Allah. Ekaristi juga memampukan umat-Nya untuk berkarya di tengah dunia.

  Bab II lebih merupakan kajian pustaka. Penulis pada bab ini membagi uraian menjadi tiga bagian, yakni pada bagian pertama penulis menjelaskan sakramen Ekaristi pada umumnya. Pada bagian kedua penulis menjelaskan tentang iman umat. Kemudian secara khusus pada bagian ketiga penulis menjelaskan Ekaristi sebagai tempat pengembangan iman umat.

  Penulis pada bagian awal bab ini menjelaskan tentang sakramen Ekaristi yang bertujuan untuk membantu umat semakin memahami sakramen Ekaristi demi pengembangan iman dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat penting bagi umat untuk memahami sakramen Ekaristi karena dengan Ekaristi umat diharapkan mampu menemukan nilai-nilai hidup rohani demi terwujudnya Kerajaan Allah di dunia. Melalui Ekaristi umat memperoleh kekuatan rohani untuk berkembang dalam iman serta menghadapi berbagai permasalahan hidup dan memampukan diri untuk bersaksi bagi sesama.

A. Sakramen Ekaristi 1. Pengertian dan Makna Sakramen pada Umumnya a. Pengertian Sakramen

  Sakramen yang berasal dari bahasa latin sacramentum, terdiri dari kata

sacro, sacer yang artinya kudus, suci, lingkungan orang kudus, bidang yang suci.

berarti menyucikan, menguduskan, mengkhususkan sesuatu atau

  Sacrare