PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA BANGUN DATAR BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI GURU DAN SISWA
TERHADAP ALAT PERAGA BANGUN DATAR
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
IMELSA HENI PRIYAYIK
NIM: 101134098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI GURU DAN SISWA
TERHADAP ALAT PERAGA BANGUN DATAR
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
IMELSA HENI PRIYAYIK
NIM: 101134098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

'lsd'I{ "lsd.S (pn1seiurny euerl

,I0z lunf rI I?EEuEI

W4p 3u1qu1qme4


,I0Z lunf

41

pE8uea y.tr41.ISg.S.S..f.S.uluuqur8nN lry snpro8er.g

W

l Eulqrugqrue;

:qe1o

Jn[npslp quJeJ

860?flIOI:TIIIN
4ztu,{;.r4 rueH Bsleltrl

:qelo


ruossuJ.Nor i flooJ,f,Ilr slsYflutrs
UVIYO NOONYS YOYUf,d IYTY dYOYt{Uf,I
YAISIS NYC nUOC ISdtrSUtrd

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

III

'o'qd

6rpu?qoE

euuBrlQ slBuBS sstJsre^run

u")llpJpued

nuJJ uEp uurunEex ss{n)t?c

nrcZl1nt g'e1m4e,l8o7'

/^sb

'unH.I I..pd.S .uumeflag elun1.qJ

g

ulo88uy

.lsd.ht .-lsd-S llnpemmy
euul

g

4oE8uy

1


uloEEuy

'V'W ''ISg.S-S .-f-S

snFo8srg
"1uuqu€n51uv
O'Pg''V'W "Pd'S'llelursru rnluJ

'v'14l "JSg ..S.S ..f.S ?1ueqe-6np

uy snuo8erg

slrslor{3s

snlo)

de16ua1 etu?N
1[n8us4


"4rued

1eru,(s rqnueruotu qeyel

usunsns

ue1up,(qp u"O

tt0z IInf 4 pEEuel upe4
1[n8ua4 ?11!u?d uedop rp us{@qepedlp

qelet

S6A?TIIOI :WIN
>Jy(e{g4 ruaH usletuJ

:qolo srlCItlp uup uuldersradrq

TUOSSUINOIAI


f,OOItrI{ SISYflUf, g

UYIYO NN9NY{ YOYUf,d JYTY dYOYI{Uf,J
YA\SrS NYO nUnC

rsdflsufd

ISdIU)rS

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini kepada:
Allah SWT yang selalu memberiku jalan dan memudahkanku.
Kedua orang tuaku tercinta yang selalu mendoakanku dan mendukungku.
Adik ku tersayang yang senantiasa menyemangatiku.
Almamater Universitas Sanata Dharma .

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya”
-Al-Baqarah: 286-

“If you don’t give up your hopes and dreams, then there will always be a
good ending”
-Choi Minho-

“Maksimalkan apa yang bisa kamu maksimalkan”
-Irine-

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
PERSEPSI GURU DAN SISWA
TERHADAP ALAT PERAGA BANGUN DATAR
BERBASIS METODE MONTESSORI
Imelsa Heni Priyayik
Universitas Sanata Dharma
2014
Terdapat beberapa alat peraga Montessori yang sudah dikembangkan salah
satunya adalah alat peraga Montessori bangun datar. Untuk suatu produk yang
dihasilkan memerlukan evaluasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan alat
peraga yang dikembangkan. Evaluasi ini dapat diperoleh dari orang yang secara
langsung mengunakan alat peraga tersebut yaitu guru dan siswa. Untuk itu perlu
menggali lebih dalam mengenai persepsi guru dan siswa atas penggunaan alat
peraga Montessori dalam proses pembelajaran.
Subjek pada penelitian ini adalah guru bidang studi matematika kelas V
dan tiga siswa kelas VB. Metode penelitian adalah kualitatif dengan wawancara
dan observasi sebagai sumber data utama. Wawancara dilakukan dua kali yaitu
wawancara sebelum menggunakan alat peraga dan sesudah menggunakan alat
peraga. Observasi dilaksanakan selama empat kali pertemuan pada saat
penggunaan alat peraga. Analisis data yang dilakukan meliputi pengumpulan data,
mengolah data, membaca keseluruhan data, meng-coding, menghubungkan tema,
dan menginterpretasi atau memaknai data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru dan siswa atas
penggunaan alat peraga Montessori adalah positif. Alat peraga Montessori
memberikan pengalaman yang baru bagi guru dan siswa. Siswa menjadi sangat
aktif, antusias, bersemangat, dan berminat untuk mengikuti pembelajaran. Selain
itu alat peraga membantu siswa dalam memahami konsep bangun datar karena
siswa dapat melihat bendanya secara konkret dan dapat melakukan pembuktian
tentang sifat-sifat bangun datar menggunakan alat peraga tersebut. Begitu juga
dengan guru, alat peraga dapat membantu menyampaikan materi kepada siswa
karena siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Guru mengangap bahwa alat
peraga tersebut juga dapat digunakan dalam pembelajaran dari kelas 1 hingga
kelas 6 khususnya pada materi bangun datar.

Kata Kunci: alat peraga, bangun datar, metode Montessori.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
PERSPECTION OF TEACHER AND STUDENTS
OF USING BUILD FLAT LEARNING MEDIA
BASED ON THE MONTESSORI METHOD
Imelsa Heni Priyayik
Sanata Dharma Univercity
2014
There was many learning media Montessori developed one is learning
media Montessori built flat. The evaluation is required to know the strength and
the weaknesses of products produced. This Evaluation can be obtained from a
person who is directly using the learning media, there are teachers and students. It
was necessary to dig deeper about the perceptions of teachers and students in the
use of learning media Montessori in learning process.
The subjects of this research was the mathematics teacher class 5nd and
three students of 5nd grade of Elementary school. The method of this research is
qualitative by interview before (pre) using the learning media and after (past)
using the learning media. The interview was conducted before and after the use of
learning media. Observations were made during a meeting four times during the
use of learning media. Data analysis was conducted on the data collection, data
processing, reading the entire data, recode, linking theme, and interpret or make
sense of the data.
The results of this study indicate that the teachers and students perception
on the use of Montessori learning media was positive. Montessori learning media
provide a new experience for teachers and students. Students become very active,
enthusiastic, excited, and interested in participating in learning. Additionally
learning media assist the students in understanding the concept of a flat built
because students can see the object in a concrete and will be able prove the
properties of flat built using the learning media. Learning media Montessori can
help the teacher to deliver the material to the students because the students
become active in learning. The teacher considers that these learning media also
can be used in learning from 1nd grade until 6nd grade, especially in flat built.

Key word: Learning media, build flat, Montessori method.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Khusunya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak selesai tepat pada waktunya
tanpa ada bantuan dari beberapa pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
beberapa pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan
Dosen Pembimbing I yang telah memberikan ide, kritik, saran dan
bimbingannya yang sangat berguna dalam penelitian ini.
3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4.

Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan ide, kritik, saran dan bimbingannya yang sangat berguna
dalam penelitian ini.

5. Kastinah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD N Sokowaten Baru yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SD
Sokowaten Baru.
6. Mumpuni, selaku Guru bidang studi matematika yang telah banyak
membantu baik tenaga maupun waktu kepada penulis dalam melakukan
penelitian.
7. Ketiga siswa kelas VB SD N Sokokwaten Baru yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam penelitian ini.
8. Ayahku tercinta Haryono dan Ibuku tercinta Pariyah yang selalu
mendoakan, mendukung baik materi maupun moril.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Judul

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................

iv

HALAMAN MOTTO ...............................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................

vii

ABSTRAK .................................................................................................

viii

ABSTRACT ................................................................................................

ix

PRAKATA .................................................................................................

x

DAFTAR ISI ..............................................................................................

xii

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xvii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................

4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................

4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................

5

1.5 Definisi Operasional..............................................................................

6

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................

7

2.1.1Teori-teori yang Mendukung ..............................................................

7

2.1.1.1Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget .....................................

7

2.1.2 Metode Pembelajaran Montessori ......................................................

9

2.1.3 Alat Peraga .........................................................................................

10

2.1.3.1Pengertian Alat Peraga .....................................................................

10

2.1.3.2 Pengertian Alat Peraga Montessori .................................................

11

2.1.3.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori .....................................................

12

2.1.4 Pembelajaran Matematika di Kelas....................................................

14

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Matematika .............................................

14

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.1.4.2 Keterampilan Geometri dalam Matematika ....................................

14

2.1.4.3 Materi Bangun Datar Kelas V .........................................................

15

2.1.5 Alat Peraga Bangun Datar Montessori Kelas V .................................

17

2.1.6 Persepsi ..............................................................................................

17

2.1.6.1 Pengertian Persepsi .........................................................................

17

2.1.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ...................................

20

2.1.6.3 Persepsi Terhadap Penggunaan Alat Peraga Montessori ................

21

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................................

24

2.2.1 Alat Peraga .........................................................................................

24

2.2.2 Metode Montessori ............................................................................

25

2.2.3 Persepsi ..............................................................................................

26

2.2.4 SkemaLiterature Map Penelitian Terdahulu ......................................

29

2.3 Kerangka Berfikir..................................................................................

29

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

32

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................

32

3.2 Setting Penelitian...................................................................................

33

3.2.1 Objek Penelitian .................................................................................

33

3.2.2 Tempat Penelitian...............................................................................

33

3.2.3 Narasumber Penelitian .......................................................................

34

3.3 Desain Penelitian ...................................................................................

36

3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................

40

3.4.1 Observasi ............................................................................................

40

3.4.2 Wawancara .........................................................................................

42

3.4.3 Dokumentasi ......................................................................................

44

3.5 Instrumen Penelitian..............................................................................

44

3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas ...........................................................

46

3.6.1 Kredibilitas .........................................................................................

46

3.6.2 Transferabilitas ...................................................................................

47

3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................

47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................

50

4.1 Pelaksanaan Penelitian ..........................................................................

50

4.2 Hasil Penelitian .....................................................................................

51

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.2.1 Penelitian sebelum Pengimplementasian alat peraga Montessori ......

51

4.2.1.1 Latar Belakang Subjek ....................................................................

51

4.2.1.2 Pandangan Subjek terhadap Alat Peraga ........................................

55

4.2.1.3 Kefamiliaran Subjek terhadap Alat Peraga .....................................

56

4.2.1.4 Pengalaman Subjek Menggunakan Alat Peraga .............................

58

4.2.2 Penelitian setelah Pengimplementasian Alat Peraga Montessori.......

59

4.2.2.1 Pengalaman subjek Menggunakan Alat Peraga Montessori ...........

59

4.2.2.2 Perasaan Subjek Menggunakan Alat Peraga Montessori ................

62

4.2.2.3 Kendala yang Dialami Subjek.........................................................

64

4.2.2.4 Manfaat Menggunakan Alat Peraga Montessori .............................

69

4.3 Pembahasan ...........................................................................................

74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

79

5.1 Kesimpulan ...........................................................................................

79

5.2 Keterbatasan Penelitian .........................................................................

80

5.3 Saran ......................................................................................................

80

DAFTAR REFERENSI ............................................................................

81

LAMPIRAN ...............................................................................................

85

CURRICULUM VITAE .............................................................................

157

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Perencanaan Kegiatan Observasi ..............................................

37

Tabel 3.2 : Perencanaan Kegiatan Wawancara ...........................................

38

Tabel 4.1 : Pelaksanaan Observasi ..............................................................

50

Tabel 4.2 : Pelaksanaan Wawancara ...........................................................

50

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Bagan Persepsi ......................................................................

22

Gambar 2.2 : Bagan Persepsi yang sudah Dimodifikasi .............................

22

Gambar 2.3 : Skema Literature Map ..........................................................

29

Gambar 3.1 : Bagan Prosedur Penelitian ....................................................

36

Gambar 3.2 : Bagan Prosedur Penelitian yang sudah Dimodifikasi ...........

36

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
A. Pedoman Observasi dan Wawancara
Lampiran 3.1 : Pedoman Observasi Kondisi Sosio- Cultural .....................

85

Lampiran 3.2 : Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ..........................

86

Lampiran 3.3 : Pedoman Observasi Guru ...................................................

87

Lampiran 3.4 : Pedoman Observasi Siswa..................................................

88

Lampiran 3.5 : Pedoman Wawancara Pra- Penelitian Guru .......................

90

Lampiran 3.6 : Pedoman Wawancara Pra- Penelitian Siswa ......................

92

Lampiran 3.7 : Pedoman Wawancara Pasca- Penelitian Guru ....................

93

Lampiran 3.8 : Pedoman Wawancara Pasca- Penelitian Siswa ..................

97

B. Observasi
Lampiran 4.1 : Transkrip Observasi Kondisi Sosio- Cultural ....................

100

Lampiran 4.2 : Transkrip Observasi Proses Pembelajaran ke- 1 ................

102

Lampiran 4.3 : Transkrip Observasi Proses Pembelajaran ke- 2 ................

104

Lampiran 4.4 : Transkrip Observasi Penelitian Pertemuan Pertama ..........

106

Lampiran 4.5 : Transkrip Observasi Penelitian Pertemuan Kedua .............

112

Lampiran 4.6 : Transkrip ObservasiPenelitian Pertemuan Ketiga ..............

116

Lampiran 4.7 : Transkrip Observasi Penelitian Pertemuan Keempat .........

119

C. Wawancara
Lampiran 4.8 : Verbatim Wawancara Pra- Penelitian Guru .......................

122

Lampiran 4.9 : Verbatim Wawancara Pra- Penelitian Siswa A ..................

125

Lampiran 4.10 : Verbatim Wawancara Pra- Penelitian Siswa B ................

127

Lampiran 4.11 : Verbatim Wawancara Pra- Penelitian Siswa C ................

130

Lampiran 4.12 : Verbatim Wawancara Pasca- Penelitian Guru .................

132

Lampiran 4.13 : Verbatim Wawancara Pasca- Penelitian Siswa A ............

136

Lampiran 4.14 : Verbatim Wawancara Pasca- Penelitian Siswa B ............

139

Lampiran 4.15 : Verbatim Wawancara Pasca- Penelitian Siswa C ............

141

D. Foto-foto
Lampiran 4.16 : Foto-foto Wawancara dan Observasi ...............................

143

Lampiran 4.17 : Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ................................

155

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 4.18 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian ..........................

156

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Hal itu juga sependapat dengan Sumantri
(2001: 114) bahwa proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan
antara guru dengan peserta didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran
untuk mewujudkan tujuan yang diterapkan. Oleh karena itu, pembelajaran dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja tak terkecuali di Sekolah Dasar.
Pada pembelajaran di Sekolah Dasar siswa belajar berbagai macam mata
pelajaran salah satunya
matematika merupakan

adalah pembelajaran matematika.
pembelajaran pokok

bagi

siswa

Pembelajaran
karena

dalam

kesehariannya siswa berhubungan langsung dengan matematika. Selain itu
pembelajaran matematika juga mengembangkan proses berfikir siswa dalam
membangun pengetahuan yang baru guna meningkatkan penguasaan terhadap
materi pembelajaran. Tujuan akhir dari pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar adalah agar siswa terampil dalam mengembangkan berbagai konsep
matematika dalam kehidupan sehari-hari (Heruman, 2007: 2). Maka dari itu dalam
setiap proses pembelajarannya siswa dibekali kemampuan berfikir untuk
memahami konsep-konsep matematika sehingga akan tercapai tujuan atau hasil
belajar yang diharapkan.
Hasil belajar matematika di Sekolah Dasar yang diharapkan berupa
kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif, logis, sistematis, dan analitis
(Badan Standar Nasional Pendidikan [BSNP], 2006: 172). Untuk mencapai
kompetensi pada pembelajaran matematika penggunaan alat peraga sangat
diperlukan. Hal ini sependapat dengan Heruman (2007: 2) bahwa dalam
pembelajaran matematika yang abstrak siswa memerlukan alat bantu berupa

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru
sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Alat peraga merupakan
suatu komponen dalam pembelajaran yang bermanfaat untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Saryono, 2011: 17). Alat peraga juga berfungsi untuk
menyampaikan pesan atau materi sehingga siswa dapat memahami dan
menangkap pesan dan makna yang disampaikan. Selain itu menurut Sumantri dan
Permana (2001: 154), fungsi alat peraga adalah untuk meletakkan dasar-dasar
yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman
yang bersifat verbalisme.
Hal di atas sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar yang berusia
antara 6 hingga 12 tahun. Menurut Piaget dalam (Suparno, 2001: 26) anak dalam
usia tersebut termasuk dalam tahapan operasional konkret. Pada tahapan ini
kemampuan anak yang tampak adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk
mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang
bersifat konkret. Pada usia perkembangan kognitif siswa Sekolah Dasar masih
terikat dengan objek konkret yang ditangkap oleh panca indra (Heruman, 2007:
1). Maka dari itu dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa harus menggunakan
sesuatu yang konkret untuk memudahkan memahami materi yaitu dengan
penggunaan alat peraga dalam pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang menggunakan alat peraga,
salah satunya adalah metode Montessori. Metode Montessori adalah sebuah
metode pembelajaran yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh Maria
Montessori. Montessori menggunakan konsep belajar sambil bermain untuk anakanak (Holt, 2008:xi), dengan demikian anak tidak menyadari bahwa kegiatan
bermainnya adalah kegiatan dalam memahami konsep. Montessori juga membuat
sendiri alat peraganya. Alat peraga matematika menurut Montessori merupakan
material atau alat yang dirancang dengan konsep dan desain yang unggul
berdasarkan cakupan pemahaman matematika yang akan dicapai (Lillard, 1997:
137). Selain itu alat peraga Montessori memiliki karakteristik antara lain menarik,
bergradasi, memiliki pengendali kesalahan, dan memungkinkan siswa untuk
belajar secara mandiri tanpa banyak intervensi dari guru (Lillard, 1997: 11).

2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Observasi yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu tanggal 7 Februari
2014 dan tanggal 24 Februari 2014 pada kelas V di SD N Sokowaten didapatkan
hasil bahwa dalam pembelajaran matematika guru menggunakan papan tulis
dalam menyampaikan materi kepada siswa. Guru menuliskan materi di papan tulis
lalu siswa mencatat materi tersebut ke dalam buku catatan. Selain itu guru juga
menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab,
dalam kegiatan pembelajarannya tidak terlihat penggunaan alat peraga. Selain itu
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru, guru mengungkapkan
bahwa guru jarang menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Pernah sekali
pada semester awal melakukan pembelajaran menggunakan alat peraga bangun
ruang kubus dan balok.
Sekolah Dasar Negeri Sokowaten adalah tempat untuk menguji
efektivitas penggunaan alat peraga Montessori. Alat peraga yang sudah dibuat
untuk materi bangun datar pada kelas V. Alat peragatersebut berupa satu set papan
geometri bidang datar. Alat peraga bangun datar ini merupakan modofikasi alat
peraga Montessori Metal Squares pada alat peraga ini, dimana papan 1 yang
dibagi menjadi 6 bagian, 3 bagian merupakan spesifikasi bangun persegi, 3
bangun lainnya merupakan spesifikasi bangun segitiga. Papan 2 dikembangkan
sifat-sifat bangun datar dari bangun belah ketupat dan layang-layang. Papan 3
dikembangkan sifat-sifat bangun datar dari bangun jajar genjang dan trapesium.
Pada papan 4 dikembangkan sifat-sifat bangun datar dari bangun datar lingkaran,
segilima, dan segienam dan papan 5 dikembangkan sifat-sifat bangun datar dari
bangun segitujuh, segidelapan, dan segisembilan.
Alat peraga tersebut akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran di
kelas V SD N Sokowaten Baru. Peneliti eksperimen akan meneliti alat peraga
tersebut untuk melakukan uji efektivitas alat. Selanjutnya peneliti akan meneliti
lebih mendalam mengenai persepsi guru dan siswa atas penggunaan alat peraga
tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Persepsi seseorang dalam mengartikan
suatu objek dapat dilihat melalui alat inderawinya. Selanjutnya objek yang
dipersepsinya akan diproses kedalam otak lalu memaknainya dalam bentuk katakata dan tingkah laku (Slameto, 2010). Selain itu persepsi pada manusia dapat
dibentuk melalui pengalaman yang ia rasakan melalui kegiatan penerimaan oleh

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

indra. Oleh karena itu persepsi guru dan siswa terhadap alat peraga akan terlihat
melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu persepsi mempengaruhi intensitas
seseorang dalam menggunakan suatu produk. Apabila guru dan siswa memiliki
persepsi yang positif mengenai alat peraga, maka intensitas siswa dan guru dalam
memanfaatkan alat peraga tersebut semakin besar. Begitu pula sebaliknya apabila
guru dan siswa memiliki persepsi negatif mengenai alat peraga maka intensitas
penggunaan alat peraga dalam memanfaatkan alat peraga semakin berkurang. Di
sinilah letak persepsi itu mulai berperan dalam proses transfer pengetahuan
dengan menggunakan alat peraga pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti akan meneliti mengenai
pengalaman, perasaan, dan manfaat yang diharapkan guru dan siswa dalam
menggunakan alat peraga Montessori bangun datar selama proses pembelajaran.
Penelitian ini dibatasi pada persepsi guru dan siswa atas penggunaan alat peraga
Montessori bangun datar untuk kelas VB, dengan standar kompetensi memahami
sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, kompetensi dasar mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar, dan pada materi bangun datar pada semeseter genap tahun
ajaran 2013/ 2014 di SD N Sokowaten Baru Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1

Bagaimana persepsi guru terhadap penggunaan alat peraga bangun datar
berbasis metode Montessori?

1.2.2

Bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan alat peraga bangun datar
berbasis metode Montessori?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Untuk mengetahui persepsi guru terhadap penggunaan alat peraga bangun
datar berbasis metode Montessori.

1.3.2

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan alat peraga bangun
datar berbasis metode Montessori.

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Temuan yang didapatkan dari penelitian ini dapat memperkaya wawasan
tentang pesepsi guru dan siswa atas penggunaan alat peraga Montessori
khususnya materi bangun datar di kelas V.
1.4.2

Manfaat praktis

1.4.2.1 Bagi Siswa
Memperoleh pengalaman dalam menggunakan alat peraga Montessori
bangun datar dalam kegiatan pembelajaran dan melakukan wawancara
tentang persepsi penggunaan alat peraga berbasis Montessori.
1.4.2.2 Bagi Guru
Memiliki paradigma tentang pembelajaran Montesori, memiliki referensi
dalam membuat alat peraga pembelajaran dan memiliki inspirasi dalam
melakukan

pembelajaran

matematika

menggunakan

alat

peraga

Montessori bangun datar.
1.4.2.3 Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan tambahan
informasi bagi sekolah mengenai penggunaan alat peraga Montessori
dalam pembelajaran matematika bangun datar serta menambah referensi
bagi perpustakaan sekolah khususnya terkait dengan penelitian kualitatif.
1.4.2.4 Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui gambaran atau
evaluasi tentang alat peraga yang baru saja dikembangkan serta
menambah informasi yang baru mengenai persepsi guru dan siswa terkait
alat peraga Montessori dan dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian kualitatif.
1.4.2.5 Bagi peneliti
Dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian kualitatif
khususnya meneliti tentang persepsi guru dan siswa atas penggunaan alat
peraga berbasis Montessori pada pembelajaran bangun datar di kelas V
SD N Sokowaten Baru semester genap tahun pelajaran 2013/ 2014.

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Persepsi adalah suatu proses kegiatan mengartikan atau menyimpulkan
suatu pesan atau informasi yang diperoleh melalui alat inderawinya yang
berupa objek, peristiwa, atau pengalaman menggunakan pengetahuan yang
dimilikinya, setelah menginderakan suatu objek selanjutnya diproses ke
dalam otak lalu memaknai hasil yang dipersepsinya melalui kata-kata atau
tingkah laku.
1.5.2 Alat peraga adalah alat yang digunakan guru untuk membantu menyajikan
konsep materi pembelajaran kepada siswa pada saat proses pembelajaran.
1.5.3 Alat

Peraga

Montessori

adalah

suatu

alat

pembelajaran

yang

mengembangkan kemampuan matematika siswa yang dibuat secara
menarik,

bergradasi,

dan

memiliki

pengendali

kesalahan

yang

memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.
1.5.4 Materi bangun datar adalah materi yang dipelajari oleh siswa yang
meliputi bentuk dan sifat-sifat dari berbagai bentuk bangun datar dalam
pembelajaran.
1.5.5 Alat peraga Montessori bangun datar adalah alat peraga bangun datar yang
terdiri dari satu set papan geometri bidang datar yang terbuat dari bahan
kayu yang alasnya sebagai tempat untuk meletakkan bidang datar.

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini terdapat pembahasan tentang landasan teori yang terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu (1) kajian pustaka, (2) hasil penelitian terdahulu, dan
(3) kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka
2.1.1

Teori-teori yang Mendukung

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget
Piaget dalam Suparno (2001: 26) membagi perkembangan anak menjadi 4
tahap yaitu, tahap sensorimotor, tahap pra-operasional, tahap operasional konkret,
dan tahap operasi formal. Setiap tahap memiliki karakteristik di antaranya :
1. Tahap Sensorimotor (0 - 2 tahun)
Pada tahap ini kecerdasan anak dalam bentuk tindakan inderawi, seperti:
menggenggam, melihat, mendengarkan, dan menangis. Anak belum dapat
berbicara sehingga belum dapat menggunakan bahasa simbol. Pengetahuan anak
yang dibentuk lebih banyak dalam pengetahuan fisis. Oleh karena itu kecerdasan
anak menghasilkan suatu tindakan, bukan pengetahuan. Anak belum mampu
mengalami ikatan tempat dan waktu sehingga belum mampu mengidentifikasi
sebab dan akibat dari terjadinya sesuatu. Pada tahap ini, kecerdasan terjadi secara
bertingkat dan berkelanjutan sehingga dijadikan dasar perkembangan pandangan
dan kecerdasan anak pada tahap berikutnya.
2. Tahap Praoperasional (2 - 7 tahun)
Tahap ini dicirikan dengan penggunaan simbol yang memberi kejelasan
obyek. Melalui simbol tersebut, anak dapat mengungkapkan suatu hal yang
terjadi. Dia dapat membicarakan hal-hal yang sudah terjadi, hal-hal yang sedang
dialami tanpa ikatan ruang dan waktu. Pada tahap ini kecerdasan anak
berkembang karena sudah dapat menggambarkan sesuatu dengan bentuk lain.
Bahasa yang digunakan anak bersifat egosentris yaitu berbicara dengan dirinya
sendirinya. Anak sudah dapat mengidentifikasi sebab dan akibat dari sesuatu yang
terjadi yang ditandai dengan pertanyaan, “Mengapa?”

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Tahap Operasi Konkret (7 - 11 tahun)
Pada tahap ini, sistem pemikiran anak didasari aturan logis. Anak sudah
dapat memperkembangkan operasi logis yang terdiri dari operasi reversibel dan
operasi yang bersifat kekekalan. Operasi reversibel yaitu pemikiran yang dapat
dikembalikan kepada awalnya lagi. Misalnya A dikembangkan dengan metode
tertentu menjadi B, kemudian B dapat dikembangkan dengan metode tertentu
menjadi A. Perkembangan sistem logis pada anak dapat diterapkan dalam
pemecahan persoalan konkrit. Operasi kekekalan yaitu pemikiran bahwa benda A
dengan proses tertentu menjadi benda B dan selamanya akan seperti itu. Pada
tahap ini anak dapat menganalisis berbagai segi yang berdasarkan pada sesuatu
nyata. Kecerdasan anak sangat maju namun terbatas pada hal konkrit.
4. Tahap Operasi Formal (11 tahun - ke atas)
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir logis berdasarkan teoritis
formal. Anak dapat menyimpulkan tentang hal-hal yang diamati. Melalui kegiatan
tersebut, logika anak berkembang. Anak mulai mengerti berpikir abstrak dan
membuat teori tentang sesuatu yang dihadapi, pikirannya sudah melampaui waktu
dan tempat. Anak tidak hanya terikat pada hal yang dialami namun juga dapat
berpikir tentang sesuatu yang akan datang karena dia sudah dapat berpikir secara
hipotesis. Tahap pemikiran ini sama dengan orang dewasa secara kualitatif, yang
membedakan hanya dalam kuantitas orang dewasa lebih banyak memiliki skema.
Menurut penjabaran di atas teori Piaget menyebutkan bahwa anak akan
lebih mudah belajar dengan hal-hal yang konkret dalam artian dapat diamati
menggunakan panca indera. Melihat tahapan perkembangan kognitif anak
menurut Piaget, siswa SD berada pada rentang usia 7-11 tahun yang berada pada
tahap operasional konkret. Sudah dijelaskan sebelumnya pada tahapan ini anak
dapat berpikir secara sistematis hanya pada objek-objek yang konkret, maka
dalam pembelajaran guru harus menyajikan materi pembelajaran menggunakan
objek yang konkret sehingga anak lebih mudah memahaminya.

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.1.2

Metode Pembelajaran Montessori
Metode Montessori merupakan sebuah metode pembelajaran yang

diperkenalkan dan dikembangkan oleh Maria Montessori. Beliau adalah seorang
dokter wanita pertama di Italia yang lahir pada tanggal 31 Agustus 1870 dan
wafat pada tanggal 6 Mei 1952, dengan menggunakan konsep belajar sambil
bermain untuk anak-anak (Holt, 2008:xi). Dengan demikian anak tidak menyadari
bahwa kegiatan bermainnya adalah kegiatan belajar berbagai macam konsepkonsep pembelajaran.Metode ini sangat menekankan pembelajaran yang
dilakukan oleh anak secara mandiri dengan sesedikit mungkin intervensi dari
orang dewasa (Montessori, 2002: 33).
Terdapat tiga hal yang menjadi prinsip dasar dari metode Montessori yaitu
filosofi yang digunakan, tugas pendidik dalam pembelajaran dan adanya alat
peraga (Hainstock, 1997: 38). Esensi metode Montessori terletak pada filosofinya
terhadap anak, yaitu “Teach Me to Do It Myself”. Filosofi tersebut mengandung
makna bahwa Montessori mempercayai kemampuan seorang anak untuk bekerja
dan menemukan cara belajarnya sendiri (Seldin, 2006: 12). Montessori
menggunakan kebebasan setiap anak untuk beraktivitas sebagai basis untuk
membentuk sikap disiplin dalam diri anak (Montessori, 2002: 86).
Prinsip kedua yaitu tugas pendidik dalam pembelajaran Montessori adalah
membantu

anak

mengembangkan

untuk
seluruh

semakin

dapat

kemampuannya

mandiri
secara

dalam
maksimal.

hidup

dengan

Karena

itu,

Montessori menggunakan kemerdekaan masing-masing anak untuk beraktivitas
sebagai dasar untuk membentuk sikap disiplin dalam diri anak, karena sikap
disiplin datang dari kemerdekaan itu (Montessori, 2002: 90). Metode Montessori
memberikan kesempatan pada anak untuk (1) bekerja dengan dirinya sendiri (2)
bekerja tanpa mengandalkan bantuan atau pun interupsi, (3) bekerja dengan penuh
konsentrasi, (4) bekerja dengan kelompok atau lingkungan yang telah disiapkan,
dan (5) menggali potensi diri dengan kemauannya sendiri (Lillard, 1996: 98).
Prinsip ketiga dari metode Montessori adalah alat peraga adanya alat
peraga yang memiliki pengendali kesalahan dengan tujuan anak dapat mengoreksi
kesalahan dan memperbaikinya sendiri. Alat peraga tersebut dibuat oleh

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Montessori sendiri dengan mengacu pada teori Itard dan Seguin (Hainstock, 1997:
13).
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode
pembelajaran Montessori sangat berpegang teguh pada kemerdekaan atau
pembebasan kepada anak. Anak bebas sesuai dengan keinginan dan kehendak
yang akan mereka lakukan tanpa adanya perintah atau tuntutan. Pada prinsip
metode Montessori ini menekankan pada kedisiplinan anak, menemukan cara
belajar sendiri serta mampu memperbaiki kesalahan.

2.1.3

Alat Peraga

2.1.3.1 Pengertian Alat Peraga
Alat merupakan barang yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu,
mencapai maksud tertentu, sedangkan peraga merupakan alat media pengajaran
untuk meragakan sajian pelajaran, sehingga alat peraga adalah alat yang
digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran (KBBI, 2008). Sependapat
dengan hal tersebut Sudono (2010: 14) mengungkapkan bahwa alat peraga adalah
alat yang berfungsi untuk menerangkan suatu mata pelajaran tertentu dalam suatu
proses belajar mengajar.
Istilah alat peraga menunjuk kepada suatu alat atau benda yang sama yang
dapat mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima
pesan (Anitah, 2010: 4). Sependapat dengan hal tersebut, Sukayati dan Agus
(2009: 6) menjelaskan bahwa media pembelajaran merupakan semua benda yang
menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media
dapat berbentuk alat peraga dan sarana tetapi dalam keseharian tidak terlalu
dibedakan antara media dan alat peraga. Hal tersebut sependapat dengan Smaldino
(2011: 14), alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Media adalah
semua sarana untuk memperlancar proses pembelajaran, sedangkan alat peraga
adalah alat yang memeragakan konsep materi pembelajaran yang akan
disampaikan oleh guru.
Fungsi dari alat peraga adalah (1) alat bantu untuk mewujudkan situasi
mengajar yang efektif, (2) bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar, (3)
meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

mengurangi pemahaman yang bersifat verbal, (4) membangkitkan motivasi
belajar peserta didik, dan (5) mempertinggi mutu belajar mengajar (Sumantri,
2001: 154).
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa alat peraga
merupakan alat yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru
menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan alat peraga untuk
memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep yang abstrak menjadi nyata
atau konkret.
2.1.3.2 Pengertian Alat Peraga Montessori
Alat peraga Montessori adalah material pembelajaran siswa yang
dirancang secara menarik, bergradasi, memiliki kendali kesalahan, dan
memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri tanpa banyak intervensi dari
guru (Lillard, 1997: 11). Alat peraga matematika menurut Montessori adalah
material yang dirancang dengan konsep dan desain yang unggul berdasarkan
cakupan pemahaman matematika yang akan dicapai (Lillard, 1997: 137). Tujuan
dari penggunaan alat peraga matematika adalah pertama-tama bukan untuk
mengajar

matematika,

tetapi

terutama

untuk

membantu

siswa

dalam

mengembangkan kemampuan matematikanya yang meliputi pemahaman perintah,
urutan, abstraksi, dan kemampuan untuk mengkonstruksi konsep-konsep baru
sebagai pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran.
Selain itu untuk melatih seluruh indera yang ada dalam tubuh, alat peraga
Montessori dilengkapi dengan sensor-sensor yang merangsang penggunaan
kelima indera manusia (Hainstock, 1997). Hal tersebut memperlihatkan bahwa
alat peraga yang diciptakan Montessori tidak hanya mewakili konsep yang akan
disampaikan namun juga mampu mengakomodir seluruh kebutuhan anak sesuai
dengan usia dan kebutuhannya (Montessori, 1964: 168).
Alat peraga Montessori pada bidang matematika dirancang untuk
mengembangkan kemampuan matematis (Hainstock, 1997: 137), sehingga alat
peraga tersebut bukan semata-mata dirancang untuk mencapai kompetensi
matematika saja. Kemampuan matematis yang terdapat pada alat peraga
Montessori meliputi abstraksi, pemahaman perintah, dan pengkonstruksian
konsep-konsep yang diperoleh dari penggunaan alat peraga.

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa alat
peraga Montessori adalah suatu alat pembelajaran yang mengembangkan
kemampuan matematika guna membangun konsep-konsep yang baru serta alat
peraganya dibuat secara menarik, bergradasi dan memiliki pengendali kesalahan
yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.
2.1.3.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori
Pada metode Montessori, alat peraga mempunyai peranan yang penting
dalam tahap perkembangan siswa. Montessori merumuskan ciri-ciri alat peraga
yang baik (Montessori, 2002: 170-176), yaitu:
a) Menarik
Bagi anak-anak pembelajaran dimaksudkan untuk mengembangkan
seluruh potensi anak melalui panca indera. Alat-alat peraga harus dibuat menarik
bagi anak-anak agar secara spontan anak-anak ingin menyentuh, meraba,
memegang, merasakan, dan menggunakannya untuk belajar. Untuk itu tampilan
fisik alat peraga harus mengkombinasikan warna yang cerah dan lembut
(Montessori, 2002: 174).
b) Bergradasi
Alat peraga harus memiliki gradasi rangsangan yang rasional terkait
warna, bentuk, dan usia anak sehingga bukan hanya alat peraga sebanyak
mungkin melibatkan penggunaan panca indera, tetapi juga alat peraga yang sama
bisa digunakan untuk berbagai usia perkembangan anak dengan tingkat abstraksi
pembentukan konsep-konsep yang semakin kompleks. Untuk memperkenalkan
gradasi warna merah, misalnya, kartu-katu warna merah dibuat dengan 10 gradasi
dari kartu berwarna merah sangat tua sampai dengan kartu berwarna merah sangat
muda. Selain itu ada juga gradasi bentuk, dengan gradasi bentuk anak belajar
membeda-bedakan besar-kecil dan berat-ringan suatu objek (Montessori, 2002:
174).
c) Auto-correction
Alat peraga harus memiliki pengendali kesalahan pada alat peraga itu
sendiri agar anak dapat mengetahui sendiri apakah aktivitas yang dilakukannya itu
benar atau salah tanpa perlu diberi tahu orang lain yang lebih dewasa atau guru.
Selain alat-alat peraga, seluruh lingkungan pembelajaran juga diciptakan

12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

sedemikian rupa sehingga anak akan mengetahui sendiri jika tindakannya tidak
tepat. Misalnya gelas dan piring dibuat bukan dari bahan plastik, tetapi dari bahan
gelas yang bisa pecah jika tidak digunakan secara hati-hati (Montessori, 2002:
83).
d) Auto-education
Seluruh alat peraga harus diciptakan agar memungkinkan anak semakin
mandiri dalam belajar dan mengembangkan diri dan meminimalisir campur
tangan orang dewasa. Keberhasilan pendidikan seperti ini didasarkan pada
lingkungan yang dikondisikan dengan berbagai alat peraga didaktik, dan bukan
pertama-tama didasarkan pada kelihaian guru dalam mendidik anak (Montessori,
2002: 172).
Perkembangan anak sangat tergantung bukan pada guru yang mendidik,
tetapi tergantung pada anak sendiri dengan berbagai aktivitas pembelajaran yang
dilakukannya. Jika orang dewasa harus memberikan pengarahan, pengarahannya
harus singkat (semakin banyak kata-kata semakin tidak baik bagi perkembangan
anak), sederhana (harus digunakan pilihan kata-kata yang sederhana), dan objektif
(dalam memberikan penjelasan, orang dewasa sebaiknya hanya berfokus pada
objek yang mau dijelaskan, dan bukan menarik anak pada diri orang dewasa)
(Montessori, 2002:107-118).
e) Kontekstual
Dari keempat ciri alat peraga Montessori yang memang disebutkan oleh
Montessori secara eksplisit di atas, akan ditambahkan satu ciri lagi oleh peneliti
yaitu kontekstual. Dari sejarahnya Montessori mulai mengembangkan sistem
pembelajarannya terutama untuk anak-anak gelandangan yang miskin di Roma
dengan alat-alat peraga yang diciptakan dengan material apa adanya di lingkungan
sekitar perkampungan kumuh. Itu berarti konteks lingkungan sekitar menjadi
sumber yang tidak terbatas untuk pembelajaran. Alat peraga dalam pembuatannya
atau bahan-bahan untuk membuat alat peraga menggunakan material yang ada di
lingkungan sekitar (Johnson, 2007).
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri alat
peraga Montessori adalah alat peraga menarik baik dilihat dari tampilan fisik,
bergradasi terkait dengan warna dan bentuk, auto-correction mempunyai

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

pengendali kesalahan, auto-education yang menekankan pada kemandirian anak,
dan kontekstual sehingga pembuatannya menggunakan benda-benda yang terdapat
di lingkungan sekitar. Semua ciri ini merupakan peranan penting untuk
pemahaman siswa dalam menggunakan alat peraga Montessori.

2.1.4

Pembelajaran Matematika di Kelas

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seorang guru
dalam mengarahkan interaksi siswa ke dalam sumber belajar untuk mencapai
tujuan tertentu (Triyanto, 2009: 17).
Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta
operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Namun
penunjukkan kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran matematika yang lain,
yaitu yang ditunjukkan kepada hubungan pola, bentuk dan struktur Tinggih
(dalam Hudojo dan Herman, 2001).
Hal di atas sependapat dengan Hudojo dan Herman (2001: 46),
matematika adalah ilmu yang berkenaan dengan gagasan terstruktur yang
ditunjukkan melalui hubungan-hubungan yang logis, bersifat abstrak dengan
penalaran

deduktif

berdasarkan

landasan

kesepakatan-kesepakatan

yang

membentuk suatu sistem.
Jadi pembelajaran matematika adalah usaha sadar yang dilakukan oleh
seorang guru dalam mengarahkan interaksi siswa ke dalam ilmu yang berkenaan
dengan gagasan terstruktur yang ditunjukkan melalui hubungan-hubungan yang
logis, bersifat abstrak dengan penalaran yang saling berhubungan.
2.1.4.2 Keterampilan Geometri dalam Matematika
Geometri adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis,
sudut, bidang, dan ruang (KBBI, 2008: 442). Sehubungan dengan hal tersebut,
Walle (2008: 150) menyatakan bahwa keterampilan geometri merupakan
kemampuan dalam penggambaran objek dalam pikiran dan hubungan keterkaitan
ruang, disebutkan pula bahwa tanpa pengalaman akan geometri seseorang akan
mengalami kendala dalam tingkat pemahaman dan logika ruang. Lebih jauh lagi,
Walle (2008: 149) menyebutkan bahwa keterampilan geometri merupakan

14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

keterampilan yang berpengaruh terhadap keterampilan yang lainnya. Geometri
berhubungan dengan keterampilan berhitung, yaitu menghitung luas bangun.
Pembelajaran geometri bukan dimulai dari pemberian definisi-definisi tentang
suatu bangun kepada siswa namun lebih pada proses pengidentifikasian suatu
bangun (Heruman, 2008: 87). Tujuan mempelajari geometri untuk anak adalah
mengembangkan kompetensi anak dalam hal logika keruangan atau pemahaman
ruang dan mengembangkan prinsip-prinsip dalam materi suatu bangun (Walle,
2008: 150).
Berdasarkan penjela