HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KESEPIAN PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL DENGAN LATAR BELAKANG ORANG TUA BERCERAI SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KESEPIAN PADA
PEREMPUAN DEWASA AWAL DENGAN LATAR
BELAKANG ORANG TUA BERCERAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Oleh :
Silvia
NIM : 109114141

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KESEPIAN PADA
PEREMPUAN DEWASA AWAL DENGAN LATAR
BELAKANG ORANG TUA BERCERAI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi


Oleh :
Silvia
NIM : 109114141

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

“Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan,
maka kamu tidak akan pernah memilikinya.

Jika kamu tidak bertanya,
maka jawabannya adalah tidak.
Jika kamu tidak mengambil langkah maju,
maka kamu akan selalu berada di tempat yang sama.”
(Nora Roberts)
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan.”
(Yeremia 29 : 11)

“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang
bodoh menghina hikmat dan didikan.”
(Amsal 1:7)

Ukuran sukses bukanlah seberapa berat masalah yang sedang Anda hadapi,
tapi apakah masalah Anda sama dengan apa yang Anda hadapi tahun lalu.
(John Foster Dulles)

Karya ini, aku persembahkan untuk :

TUHAN YESUS KRISTUS, terima kasih untuk segala penyertaan,
pertolongan, dan kasih serta berkat-Mu yang begitu luar biasa
bagiku.
ALMAMATERKU, Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
MY WHOLE BIG FAMILY, yang selalu menyemangati dan telah
menanti kelulusanku.
SAHABAT-SAHABATKU, yang selalu ada di sampingku dalam
setiap keadaan.
Semua orang yang aku sayangi.
JUST FOR YOU ALL....

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KESEPIAN PADA
PEREMPUAN DEWASA AWAL DENGAN LATAR BELAKANG ORANG
TUA BERCERAI
Silvia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan kesepian pada
perempuan dewasa awal dengan latar belakang orang tua bercerai. Subjek penelitian ini adalah 50
perempuan dewasa awal dengan rentang usia 20 - 40 tahun yang memiliki latar belakang orang tua
bercerai. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara
konsep diri dan kesepian pada perempuan dewasa awal dengan latar belakang orang tua bercerai.

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel snowball sampling dalam penelitian ini. Data
penelitian diperoleh dengan menggunakan dua skala dalam model Likert, yaitu Skala Konsep Diri
dan Skala Kesepian. Reliabilitas Skala Konsep Diri adalah 0,937 dari 40 item dan reliabilitas Skala
Kesepian adalah 0,971 dari 50 item. Reliabilitas kedua skala diperoleh dengan menggunakan
teknik Alpha – Cronbach dari program SPSS for windows versi 16.0. Uji asumsi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linearitas. Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa
data memiliki distribusi normal dan memiliki hubungan linear antara konsep diri dan kesepian.
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment
dengan program SPSS for windows versi 16.0 dan diperoleh nilai koefisien korelasi -0,949 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Hal ini berarti ada hubungan yang negatif dan
signifikan antara konsep diri dan kesepian. Nilai dari koefisien determinasi adalah 0,901. Hal ini
berarti bahwa konsep diri menyumbang sebesar 90,1% terhadap kesepian dan 9,9% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lainnya.
Kata kunci : Konsep Diri, Kesepian, Dewasa Awal

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN SELF-CONCEPT AND LONELINESS
IN EARLY ADULT WOMEN WITH DIVORCED PARENTS
BACKGROUND
Silvia
ABSTRACT

This research aimed to find out the correlation between self-concept and loneliness in
early adult women with divorced parents background. The subjects in this research consisted of 50
early adult women who has 20 – 40 years old, have divorced parents background. The hypothesis
in this research there was a negative correlation between self-concept and loneliness in early
adult women with divorced background. In this research, researcher used snowball sampling
technique. The data in this research were obtained by using two Likert scales, Self-Concept Scale
and Loneliness Scale. Reliability of Self-Concept Scale was 0,937 of 40 items and reliability of
Loneliness Scale was 0,971 of 50 items. Reliability of the scales were obtained by using Alpha –
Cronbach technique of SPSS program for windows versi 16.0. The assumption tests that used in
this research were normality and linearity test. The results showed that the data had a normal

distribution and had a linear relationship between self-concept and loneliness. The data in this
research were analyzed by using the Pearson Product Moment technique of SPSS program for
windows versi 16.0 and were obtained coefficient correlation was -0,949 with significance level
0,000 (p < 0,01). It meant that there was a negative and significant correlation between selfconcept and loneliness. The value of the coefficient determination was 0,901. It meant that the selfconcept accounted 90,1% towards the loneliness and 9,9% was influenced by other factors.
Keywords : Self-Concept, Loneliness, Early Adult

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
berkat, penyertaan, pertolongan dan kasih-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Konsep Diri
dan Kesepian Pada Perempuan Dewasa Awal Dengan Latar Belakang Orang Tua
Bercerai” dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan di Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini melalui proses yang
begitu panjang dan tidak terlepas dari berbagai kendala. Meskipun demikian,
berkat doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala
tersebut dapat diatasi dan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.


Tuhan Yesus Kristus yang teramat baik bagiku. Terima kasih untuk segala
penyertaan, pertolongan, dan kasih serta berkat-Mu yang begitu luar biasa
bagiku. Aku tidak akan mampu sampai sejauh ini tanpa-Mu. Thank you
Jesus. I love You !

2.

Almamaterku, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih
karena telah mengijinkanku mendapatkan pembelajaran di sini.

3.

Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

untuk motivasinya selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas
Psikologi.
4.

Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih
karena telah meluangkan waktuya dan senantiasa memberikan arahan dan
masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5.

Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S. dan Ibu Debri Pristinella, M.Si., selaku
dosen penguji. Terima kasih karena telah memberikan masukan yang
membangun.

6.

Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk setiap
pengajarannya mengenai dunia Psikologi.

7.

Mas Gandung dan Bu Nanik di sekretariat Fakultas Psikologi, terima kasih
atas bantuannya selama penulis menjalani studi di Fakultas Psikologi. Terima
kasih juga untuk Mas Muji dan Mas Donny di Laboratorium Fakultas
Psikologi karena sudah mau direpotkan, terutama ketika praktikum. Untuk
Pak Gik, terima kasih atas senyumnya setiap hari.

8.

Kedua orang tuaku. Terima kasih untuk doa, semangat, dukungan, dan
kepercayaannya kepadaku. Kalian adalah anugerah terindah dari Tuhan
untukku. Semoga ke depannya aku selalu dapat membanggakan kalian. Aku
sayang kalian !

9.

Saudara-saudaraku tersayang, terima kasih atas bantuan dan semangatnya
selama ini. Kalian luar biasa ! Buat adikku Meria serta sepupuku Ari dan
Hendro, yang rajin dan semangat ya kuliahnya, jangan pernah menyerah !

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Buat adikku yang paling manja Julia, yang rajin sekolahnya, jangan main
basket terus ! Sayang kalian *hug*
10. Saudara dan teman-temanku yang sudah membantuku menyebarkan skala.
Terima kasih karena kalian sudah mau aku repotin.
11. Sahabat-sahabat Rainbowie tercinta (Irma, Nani, Opa, Tirsa, Tyas). Sahabatsahabatku yang paling gila, gokil, cerewet, bawel, suka nongkrong sampai
subuh, terima kasih atas warna yang sudah kalian torehkan bagiku. Aku tidak
bisa membayangkan aku tanpa kalian. Harapan untuk wisuda bareng semoga
terwujud ya. Amin ! Kalian sungguh sahabat-sahabat yang luar biasa.
12. Sahabat-sahabat terbaikku dari kubu pria (Nael, Wendy, Gerry, Abi, Yoga,
Aldo). Terima kasih untuk kebersamaannya dan bantuannya selama ini.
13. Teman- teman sengkatan dan seperjuangan Fakultas Psikologi angkatan 2010,
terutama kelas C dan D yang berjuang bersama-sama. Terima kasih atas
dukungannya. Aku pasti akan merindukan suasana ketika di kelas.
14. Sahabat sekaligus saudara-saudaraku di grup Vampire (Ani, Winda, Yanti,
Eva, Cece, April). Terima kasih atas kegilaannya selama ini, yang selalu
mampu membuat suasana hatiku jadi membaik. Lanjutkan !
15. Bapak dan Ibu Kos Pelangi, yang senantiasa mendorongku untuk
menyelesaikan skripsi.
16. Teman-teman di Kos Pelangi, terima kasih atas segala dukungan, bantuan,
dan semangatnya selama ini.
17. Sobatku di kos, Naomi dan Dien terima kasih untuk bantuan printernya,
dukungan, semangat dan doanya.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18. Teman-teman yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi dan kesediaan kalian.
19. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas
bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran agar skripsi ini
dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap bahwa skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Penulis

Silvia

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT.......................................................................................................... vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................11
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................11
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................11
1. Manfaat Teoritis .....................................................................................11
2. Manfaat Praktis.......................................................................................12
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................13
A. Kesepian .......................................................................................................13

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Pengertian Kesepian ...............................................................................13
2. Aspek-Aspek Kesepian ..........................................................................15
3. Tipe Kesepian .........................................................................................17
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesepian........................................19
5. Penyebab Kesepian.................................................................................22
6. Akibat Kesepian .....................................................................................26
B. Konsep Diri ..................................................................................................27
1. Pengertian Konsep Diri ..........................................................................27
2. Perkembangan Konsep Diri....................................................................28
3. Karakteristik Konsep Diri Positif dan Negatif .......................................30
4. Aspek-Aspek Konsep Diri......................................................................34
C. Perempuan Dewasa Awal.............................................................................36
1. Pengertian Perempuan Dewasa Awal.....................................................36
2. Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal .................................................................37
3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal ......................................................41
D. Perceraian .....................................................................................................42
1. Pengertian Perceraian .............................................................................42
2. Dampak Perceraian.................................................................................43
E. Dinamika Hubungan Konsep Diri dan Kesepian Pada Perempuan Dewasa
Awal dengan Latar Belakang Orang Tua Bercerai.......................................45
F. Hipotesis Penelitian ......................................................................................48
G. Kerangka Berpikir ........................................................................................49

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................50
A. Jenis Penelitian .............................................................................................50
B. Variabel Penelitian .......................................................................................50
C. Definisi Operasional .....................................................................................50
1. Konsep Diri ............................................................................................50
2. Kesepian .................................................................................................51
D. Subjek Penelitian .........................................................................................52
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data............................................................52
1. Skala Konsep Diri...................................................................................53
2. Skala Kesepian .......................................................................................55
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas.......................................................57
1. Validitas..................................................................................................57
2. Seleksi Item ............................................................................................57
3. Reliabilitas ...................................................................................................... 60
G. Analisis Data ................................................................................................61
1. Uji Asumsi..............................................................................................61
a. Uji Normalitas ..................................................................................61
b. Uji Linearitas ....................................................................................62
2. Uji Hipotesis...........................................................................................62
H. Pelaksanaan Uji Coba...................................................................................63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................64
A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................64
B. Deksripsi Subjek Penelitian..........................................................................65
xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C. Deksripsi Data Penelitian .............................................................................65
D. Hasil Penelitian.............................................................................................67
1. Uji Asumsi..............................................................................................67
a. Uji Normalitas ..................................................................................67
b. Uji Linearitas ....................................................................................68
2. Uji Hipotesis...........................................................................................70
E. Pembahasan ..................................................................................................71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................77
A. Kesimpulan...................................................................................................77
B. Saran .............................................................................................................77
1. Subjek Penelitian ....................................................................................77
2. Orang Tua ...............................................................................................78
3. Peneliti Selanjutnya ................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................80
LAMPIRAN...........................................................................................................84

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Pemberian Skor Skala Konsep Diri .......................................................54

Tabel 2

Blue Print dan Distribusi Item Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba ..54

Tabel 3

Pemberian Skor Skala Kesepian ............................................................56

Tabel 4

Blue Print dan Distribusi Item Skala Kesepian Sebelum Uji Coba .......56

Tabel 5

Blue Print dan Distribusi Item Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba.....59

Tabel 6

Blue Print dan Distribusi Item Skala Kesepian Setelah Uji Coba .........60

Tabel 7

Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................65

Tabel 8

Deksripsi Data Penelitian.......................................................................66

Tabel 9

Hasil Uji Normalitas ..............................................................................68

Tabel 10 Hasil Uji Linearitas ...............................................................................69
Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................70

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Skala Konsep Diri dan Kesepian .....................................................85

Lampiran 2

Hasil Seleksi Item Skala Konsep Diri dan Kesepian.......................96

Lampiran 3

Reliabilitas Skala Konsep Diri dan Kesepian................................100

Lampiran 4

Uji Deskriptif Mean Empirik.........................................................102

Lampiran 5

Uji Normalitas ...............................................................................103

Lampiran 6

Uji Linearitas .................................................................................104

Lampiran 7

Uji Hipotesis ..................................................................................105

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
tanpa adanya kehadiran orang lain di sekitarnya. Meskipun ia mempunyai
kedudukan dan kekayaan, ia selalu membutuhkan manusia lainnya. Oleh
karena itu, setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
bersosialisasi dengan manusia lainnya agar mampu untuk berkembang
sebagai manusia yang utuh dan sempurna. Kegagalan atau hambatan dalam
membentuk relasi sosial dapat mengakibatkan seseorang merasa kesepian
yang dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negatif (Weiss dalam Peplau
& Perlman, 1982).
Kesepian (loneliness) adalah suatu keadaan emosi dan kognitif yang
tidak bahagia dikarenakan harapan untuk terlibat dalam hubungan sosial yang
akrab dan penuh arti tidak dapat tercapai (Baron & Byrne, 2005). Kesepian
dapat disertai dengan afek-afek negatif, termasuk perasaan depresi,
kecemasan, ketidakbahagiaan, dan ketidakpuasan yang diasosiasikan dengan
pesimisme, self-blame, dan rasa malu (Anderson dkk; Jackson, Soderlind, &
Weiss; Jones, Carpenter, & Quintana dalam Baron & Byrne, 2005). Lebih
lanjut, Rini (2002) menjelaskan bahwa sikap pesimis, menyalahkan diri
sendiri ketika menghadapi kegagalan, dan penarikan diri karena adanya

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

perasaan malu merupakan beberapa ciri atau karakteristik yang terdapat pada
seseorang dengan konsep diri negatif.
Kesepian merupakan fenomena umum yang dapat dialami semua
orang. Perasaan kesepian dapat dialami siapa saja, tidak memandang
tingkatan usia, status sosial dan jenis kelamin. Sebuah survei nasional
mengungkapkan bahwa sekitar satu dari empat orang Amerika mengatakan
pernah merasa sangat kesepian dan jauh dari orang lain (Perlman & Peplau
dalam Taylor, Peplau, & Sears, 2009). Brehm, Miller, Perlman, & Campbell
(dalam Taylor dkk, 2009) juga mengungkapkan bahwa tidak ada kelompok
masyarakat yang kebal terhadap perasaan kesepian, meskipun beberapa orang
memiliki risiko lebih besar.
Stereotipe umum menggambarkan usia tua sebagai masa kesepian
yang besar. Akan tetapi, beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa
kesepian yang tertinggi terjadi di antara para remaja dan dewasa awal.
Tingkat kesepian yang terendah terjadi di antara kelompok usia lanjut. Hal ini
dikarenakan sejalan dengan pertambahan usia, kehidupan sosial mereka
menjadi semakin mantap. Selain itu, pertambahan usia juga memberikan
keterampilan sosial yang lebih besar dan harapan yang lebih realistis
mengenai hubungan sosial (Sears, Freedman, & Peplau, 1988).
Survei yang dilakukan oleh Mental Health Foundation di Amerika
pada tahun 2010 dengan sampel individu dewasa menunjukkan hasil bahwa
12% individu dewasa dengan usia 18-34 tahun merupakan usia yang paling
sering mengalami kesepian. Sebaliknya, hanya 9% individu dewasa dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

usia 55 tahun dan di atasnya yang mengalami kesepian (Alliance, 2013).
Penelitian dari Belfast Institute, Inggris, menemukan lebih dari sekitar 75
persen orang dewasa merasa kesepian dengan rata-rata usia 40 tahun.
Penelitian yang melibatkan sekitar 1.300 orang berusia di atas 18 tahun
menemukan rasa kesepian sangat jarang dijumpai pada usia remaja dan usia
di atas 50 tahun (Taufik, Rini, & Putri, 2012). Hal ini dikarenakan individuindividu dewasa muda menghadapi banyak transisi sosial, seperti pindah
rumah, hidup mandiri, masuk kuliah, atau bekerja untuk pertama kalinya dan
semua hal tersebut dapat menyebabkan kesepian. Saat usia seseorang semakin
bertambah, kehidupan sosialnya menjadi semakin stabil. Pertambahan usia
juga dapat semakin meningkatkan keterampilan sosial seseorang dan mereka
semakin realistis terhadap hubungan sosial yang mereka harapkan (Taylor
dkk, 2009).
Salah satu survei yang diberitakan oleh kantor berita Agence France
Presse (AFP) menyimpulkan bahwa lebih dari seperempat warga Jepang
berusia 20-an pernah berpikir untuk melakukan bunuh diri dikarenakan
mereka memiliki hubungan sosial yang dangkal dengan orang-orang di
sekitar mereka, akibatnya ketika mereka menghadapi masalah, mereka tidak
memiliki orang-orang yang mendengarkan mereka (Fitriadi, 2012). Angka
bunuh diri di Singapura juga meningkat, yaitu terjadi lonjakan kasus
sebanyak 80% pada kelompok usia 20-29 tahun. LSM Konseling Lokal,
Samaritans of Singapore (SOS) menyampaikan bahwa masalah utama yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

dihadapi kelompok ini, yaitu interaksi sosial serta perasaan kesepian yang
menimbulkan stres (Hutapea, 2013).
Peningkatan angka bunuh diri juga terjadi di Indonesia setiap
tahunnya. Wiguna (2013) mengungkapkan bahwa penyebab utama seseorang
bunuh diri adalah depresi. Hal ini dikarenakan mereka merasa tidak memiliki
orang-orang yang berarti bagi mereka, sehingga menyebabkan mereka
menjadi tertutup dan kehilangan minat hidup. Selain itu, Hawari
mengungkapkan bahwa alasan utama para artis muda Indonesia terjerumus
dalam penyalahgunaan narkoba dikarenakan mereka seringkali merasa
kesepian. Hawari menjelaskan bahwa mereka mengalami kekosongan jiwa,
mereka memiliki pekerjaan untuk menghibur orang lain, tetapi mereka tidak
memiliki seseorang yang menghibur mereka.
Lebih lanjut, Hawari mengungkapkan bahwa kelompok perempuan
lebih rentan mengalami kesepian dibandingkan kelompok laki-laki. Hal ini
dikarenakan perempuan lebih banyak meminta atensi dibandingkan kelompok
laki-laki (Taufik, Rini, & Putri, 2012). Salah satu penelitian yang dilakukan
oleh Khatib (2012) juga menunjukkan bahwa kelompok mahasiswa
perempuan melaporkan tingkat kesepian yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok

mahasiswa

laki-laki.

Sejumlah

penelitian

lainnya

juga

mengungkapkan hal serupa, yaitu pelaporan tingkat kesepian yang lebih
tinggi pada kelompok perempuan (West, Kellner, & West, 1986). Salah
satunya studi yang dilakukan oleh Svanborg (West, Kellner, & West, 1986)
yang menunjukkan bahwa kelompok laki-laki yang mengalami kesepian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

sebanyak 12%, sedangkan pada kelompok perempuan sebanyak 25%.
Beberapa kasus dan penelitian di atas menegaskan bahwa perasaan kesepian
lebih berisiko dialami oleh kelompok dewasa awal. Kasus kesepian tersebut
tidak hanya dialami oleh kelompok dewasa awal di negara barat, tetapi juga
terdapat kemungkinan masalah kesepian dialami oleh kelompok dewasa awal
di negara timur, khususnya di Indonesia, terutama pada kelompok perempuan
dewasa awal.
Risiko kesepian lebih besar dialami oleh kelompok dewasa awal yang
mengalami masa peralihan dari masa sekolah menuju perguruan tinggi.
Transisi sosial tersebut yang kemudian membentuk perasaan kesepian karena
individu meninggalkan dunia tempat tinggal dan keluarga yang dikenal dan
harus bertemu orang-orang baru serta membangun kehidupan sosial yang
baru. Selain itu, Erikson mengungkapkan bahwa tahap perkembangan
psikososial dewasa awal, yaitu intimacy vs isolation sebagai salah satu tugas
yang penting dalam masa ini. Pada saat individu dewasa awal berhasil
membentuk hubungan yang dekat dengan orang lain, maka intimacy akan
tercapai. Namun, apabila terjadi kegagalan dalam membentuk intimacy, maka
akan menghasilkan isolation (Santrock, 2002). Merujuk pada tahap
perkembangan psikososial tersebut, maka semakin menegaskan bahwa
individu dewasa awal rentan terhadap kesepian.
Perasaan kesepian yang dialami dalam jangka waktu lama dapat
mengakibatkan berbagai konsekuensi negatif yang dapat mengancam hidup,
seperti penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, bunuh diri dan berbagai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

penyakit fisik (Peplau & Perlman, 1982). Selain itu, kesepian juga dapat
berdampak negatif pada kesehatan mental. Sebuah studi yang menggunakan
skala depresi yang terstandarisasi, yaitu Beck Depression Inventory
menemukan asosiasi yang kuat antara kesepian dan depresi (Peplau &
Goldston dalam Peplau, 1988). Seorang psikolog dari University of Chicago
juga menemukan bahwa pembuluh darah orang yang kesepian cenderung
mengeras dan dapat memicu tekanan darah tinggi, peradangan dalam tubuh,
serta terganggu ingatannya. Selain itu, Cacioppo dan Patrick (dalam Myers,
2012) menjelaskan bahwa kesepian dapat menekan hormon dan aktivitas
kekebalan tubuh seseorang. Hawari juga sepakat dengan kesimpulan
Cacioppo itu, seorang yang dalam hidupnya merasa kesepian cenderung
berumur lebih pendek dibanding seseorang yang tak merasa kesepian (Taufik,
Rini, & Putri, 2012). Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
seorang ahli saraf Amerika, ditemukan bahwa kesepian yang berlebihan dapat
meningkatkan peluang kematian dini seseorang sebesar 45%, dibandingkan
dengan faktor obesitas yang sebesar 20% (University of Bolton, 2013).
Hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya kesepian pada diri
seseorang,

yaitu

faktor

predisposisi

yang

merupakan

faktor

yang

meningkatkan kerentanan atau risiko seseorang mengalami kesepian,
mencakup karakteristik individu, karakteristik situasi dan budaya. Faktor
lainnya yang juga dapat menyebabkan terjadinya kesepian, yaitu faktor
presipitasi yang merupakan faktor pemicu atau pencetus terjadinya kesepian
serta proses kognitif (Peplau, 1988). Penelitian yang dilakukan oleh Khatib

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

(2012) tentang hubungan antara kesepian, harga diri, efikasi diri dan gender
yang dilakukan pada mahasiswa ditemukan bahwa kelompok perempuan
melaporkan tingkat kesepian yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lakilaki. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa harga diri dan efikasi diri
yang rendah dikaitkan dengan tingginya tingkat kesepian. Harga diri dan
efikasi diri rendah merupakan beberapa ciri dari individu yang memiliki
konsep diri negatif dan dapat mengakibatkan hambatan dalam membangun
relasi sosial dengan orang lain (Riggio, Throckmorton, & DePaola; Jones,
Hobbs, & Hockenbury dalam Santrock, 2002). Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa individu yang kesepian memiliki kekurangan dalam
kompetensi interpersonal. Penelitian yang dilakukan oleh Nashori (2000) dan
Hartanti (2006) tentang hubungan antara konsep diri dan kompetensi
interpersonal menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
konsep diri dan kompetensi interpersonal. Semakin positif konsep diri, maka
semakin tinggi kompetensi interpersonal yang dimiliki. Sebaliknya, semakin
negatif konsep diri, maka semakin rendah kompetensi interpersonal yang
dimiliki. Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat dikatakan bahwa
secara empirik konsep diri memiliki kemungkinan hubungan terhadap
perasaan kesepian.
Konsep diri dapat didefinisikan sebagai persepsi individu dari segi
fisik, sosial, dan psikologis terhadap dirinya sendiri yang diperoleh dari
pengalaman dan interaksi dengan orang lain (Brooks dalam Rakhmat, 2008).
Hamachek (dalam Rakhmat, 2008) mengungkapkan bahwa seseorang dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

konsep diri positif dapat memahami dan menerima dan menghargai dirinya,
mampu terbuka terhadap perasaan diri sendiri maupun orang lain serta
mampu menginstropeksi dirinya dan mampu untuk mengubah dirinya
menjadi lebih baik. Konsep diri yang positif tersebut membuat individu akan
dapat memandang positif dirinya maupun orang lain, sehingga ia akan
mendapatkan umpan balik yang positif pula dari lingkungannya. Sementara
itu, individu dengan konsep diri negatif memiliki penerimaan diri yang
negatif, sehingga cenderung tidak pernah merasa cukup baik dan merasa tidak
berharga jika dibandingkan dengan orang lain (Calhoun & Acocella, 1995).
Konsep diri yang negatif tersebut membawa individu pada perasaan minder,
harga diri rendah, dan menimbulkan hambatan dalam interaksi dengan
lingkungan sosialnya (Brooks & Emmart dalam Rakhmat, 2008).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Quarantelii dan Cooper
(Zanden, 1984), ditemukan bahwa konsep diri seseorang lebih erat terkait
dengan persepsi dirinya mengenai bagaimana orang lain menilai mereka
daripada bagaimana sebenarnya orang lain menilai mereka. Oleh karena itu,
seseorang yang memiliki persepsi bahwa orang lain menilai dirinya positif
akan cenderung memiliki konsep diri yang positif. Begitu pula sebaliknya,
seseorang yang memiliki persepsi bahwa orang lain memandang dirinya
secara negatif akan cenderung memiliki konsep diri negatif yang dapat
menimbulkan hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga
meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan mengalami kesepian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Penelitian ini dilakukan pada perempuan dewasa awal dengan latar
belakang orang tua yang telah bercerai. Jenis kelamin perempuan dipilih
karena perempuan cenderung lebih jelas dalam mengekspresikan emosinya
(Borys & Pearlman, 1985). Rubenstein, Shaver dan Hazan (dalam Peplau,
1988) juga mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik individu dewasa
awal yang mengalami kesepian, yaitu terkait latar belakang individu tersebut.
Individu dengan latar belakang orang tua bercerai akan lebih berisiko
mengalami kesepian dibandingkan individu dengan latar belakang orang tua
yang tidak bercerai. Perceraian orang tua dapat meningkatkan potensi anakanak mengalami kesepian ketika anak-anak tersebut dewasa.
Kasus

perceraian,

khususnya

di

Indonesia

terus

mengalami

peningkatan setiap tahunnya, yaitu bisa mencapai 212.000 kasus. Menteri
Agama mengungkapkan angka tersebut jauh meningkat dari 10 tahun yang
lalu, yaitu jumlah angka perceraian hanya sekitar 50.000 kasus per tahun
(Christianto, 2013). Hasil studi longitudinal yang dilakukan oleh Amato dan
Sobolewski (2001) menunjukkan bahwa individu dari orang tua bercerai
memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang rendah saat beranjak dewasa.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Palosaari dan Aro (1995)
menunjukkan bahwa individu dari orang tua bercerai melaporkan harga diri
yang rendah dan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan yang intim
ketika dewasa. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Dewi dan Utami
(2008) yang menunjukkan bahwa perceraian orang tua dapat mengakibatkan
penurunan subjective well-being. Individu dengan subjective well-being yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

rendah ditandai dengan munculnya afek-afek negatif, seperti perasaan
kecewa, kurangnya rasa percaya diri, malu, dan bahkan perasaan benci. Lebih
lanjut, Hetherington (dalam Dewi & Utami, 2008) mengungkapkan bahwa
setelah enam tahun pasca perceraian orang tuanya, anak akan tumbuh menjadi
seseorang yang merasa kesepian, tidak bahagia, mengalami kecemasan, dan
perasaan tidak aman. Namun, pada kenyataannya peneliti mengamati bahwa
terdapat individu yang mampu resilien dalam menghadapi perceraian orang
tuanya. Meskipun memiliki orang tua bercerai, mereka mampu menjadi
individu yang kompeten dan memiliki penyesuaian diri yang baik.
Berdasarkan penjabaran sebelumnya, Peplau dan Perlman (1982)
mengungkapkan bahwa kesepian merupakan suatu perasaan yang tidak
menyenangkan dan bahkan dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negatif
yang dapat mengancam hidup. Apabila individu dapat membangun konsep
diri yang positif, maka resiko kesepian kemungkinan dapat diperkecil
sehingga konsekuensi-konsekuensi negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi.
Selain itu, kesepian juga mencerminkan adanya gangguan dalam interaksi
sosial. Melalui penelitian tentang kesepian ini dapat memberikan wawasan
mengenai pentingnya relasi intim dan penuh arti dengan orang lain (Peplau
dan Perlman, 1982). Diketahui pula bahwa individu dengan latar belakang
orang tua bercerai akan lebih berisiko mengalami kesepian dibandingkan
individu dengan latar belakang orang tua yang tidak bercerai (Rubenstein,
Shaver & Hazan dalam Peplau, 1988). Melalui penelitian ini, dapat
memberikan tambahan pengetahuan bagi para orang tua bahwa perceraian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

dapat membawa dampak negatif pada pembentukan konsep diri anak yang
memungkinkan timbulnya risiko kesepian ketika anak mulai beranjak
dewasa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan perasaan kesepian,
khususnya pada perempuan dewasa awal dengan latar belakang orang tua
bercerai.

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dan kesepian pada
perempuan dewasa awal dengan latar belakang orang tua bercerai?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
konsep diri dan kesepian pada perempuan dewasa awal dengan latar belakang
orang tua bercerai.

D. MANFAAT PENELITIAN
1.

Manfaat Teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan sumbangan
informasi bagi perkembangan ilmu psikologi dalam memahami konsep
diri beserta pengaruhnya terhadap perasaan kesepian pada perempuan
dewasa awal, khususnya dengan latar belakang orang tua yang bercerai.
Bagi para peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan akan menambah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

wawasan tentang konsep diri dan perasaan kesepian di kalangan
perempuan dewasa awal, khususnya dengan latar belakang orang tua
bercerai serta dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan
penelitian berikutnya.
2.

Manfaat Praktis
a.

Bagi Subjek Penelitian
Melalui penelitian ini, subjek penelitian akan dapat mengetahui
tingkat kesepian dan konsep diri yang mereka miliki.

b.

Orang Tua
Dari hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi
para orang tua bahwa perceraian dapat membawa dampak pada
perkembangan anak, khususnya pada pembentukan konsep diri anak.
Hal ini dikarenakan perceraian orang tua dapat mengakibatkan anak
menjadi seseorang yang merasa tidak aman, tidak bahagia, dan
mengalami kecemasan ketika beranjak dewasa.

c.

Masyarakat
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan
kepada semua pembaca mengenai pentingnya relasi intim dan penuh
arti dengan orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. KESEPIAN
1.

Pengertian Kesepian
Baron dan Byrne (2005) mengemukakan bahwa kesepian merupakan
suatu keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia dikarenakan
harapan untuk terlibat dalam hubungan sosial yang akrab dan penuh arti
tidak dapat tercapai. Kesepian juga berarti ketidaknyamanan psikologis
yang dirasakan seseorang karena hubungan sosial yang dimiliki kurang
memadai (Taylor dkk, 2009).
Gierveld (dalam Peplau & Perlman, 1982) mengartikan kesepian
sebagai suatu pengalaman akan kesenjangan antara hubungan sosial yang
diinginkan dengan hubungan sosial yang dialami individu. Hal tersebut
serupa dengan apa yang diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2000)
bahwa kesepian muncul ketika terjadi kesenjangan antara hubungan
sosial yang diharapkan dengan kenyataan dalam kehidupan interpersonal
individu.
Rahman (2013) mengungkapkan bahwa kesepian dan kesendirian
tidak sama. Kesepian menunjuk pada kegelisahan subjektif yang
dirasakan ketika ciri-ciri penting dari hubungan sosial individu tidak
terpenuhi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif,
yaitu seseorang mungkin saja mempunyai teman, tetapi kualitas

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

pertemanannya bersifat sangat dangkal dan tidak memuaskan. Secara
kuantitatif, yaitu kesepian dirasakan karena seseorang tidak memiliki
cukup teman seperti yang diharapkan. Sedangkan, kesendirian menunjuk
pada keadaan terpisah dari orang lain yang sifatnya objektif, yaitu suatu
keadaan ketika seseorang sedang tidak bersama dengan orang lain. Weiss
(dalam Peplau & Perlman, 1982) mengungkapkan bahwa kesepian tidak
disebabkan karena kesendirian, tetapi dikarenakan tidak adanya
hubungan sosial tertentu yang diinginkan.
Pernyataan di atas juga didukung oleh Peplau & Perlman (1982)
yang mengungkapkan beberapa definisi kesepian. Pertama, kesepian
merupakan hasil dari kurangnya hubungan sosial individu. Kedua,
kesepian merupakan pengalaman subjektif yang tidak sama dengan
isolasi sosial yang bersifat objektif. Ketiga, pengalaman kesepian bersifat
tidak menyenangkan.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa kesepian merupakan suatu keadaan emosi dan kognitif yang tidak
bahagia, tidak nyaman, dan tidak menyenangkan sebagai akibat dari
harapan untuk terlibat dalam hubungan sosial yang akrab dan bermakna
dengan orang lain tidak tercapai.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

2.

Aspek-Aspek Kesepian
Menurut Bruno (dalam Sari, 2010), aspek-aspek kesepian dalam diri
individu yaitu:
a.

Isolasi
Isolasi merupakan kondisi ketika individu merasa terasing dari
tujuan dan nilai-nilai dalam masyarakat. Individu merasa dirinya
tidak berdaya, cenderung membesar-besarkan suatu kesalahan, tidak
berusaha menggabungkan diri dalam suatu kelompok sosial, tidak
berusaha berdamai jika berselisih dengan orang lain, memiliki
perasaan superioritas, dan memandang lingkungan tidak bersahabat.

b.

Merasa Ditolak
Merupakan kondisi ketika individu merasa lingkungan tidak
menerima dirinya. Individu yang merasa kesepian akan merasa
dirinya ditolak dan ditinggalkan.

c.

Merasa Disalah mengerti
Merupakan kondisi ketika individu merasa seakan-akan dirinya
disalahkan oleh orang lain dan merasa tidak berguna. Hal tersebut
dapat menimbulkan perasaan rendah diri, tidak percaya diri, dan
merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu.

d.

Adanya Perasaan Tidak Dicintai
Merupakan kondisi ketika individu merasa tidak mendapatkan
kasih sayang, tidak diperlakukan secara lembut, serta merasa tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

dihormati. Perasaan tersebut pada akhirnya dapat membuat individu
menjauh dari hubungan persahabatan.
e.

Tertutup
Merupakan kondisi ketika individu merasa malas untuk menjalin
kedekatan dengan orang lain yang dikarenakan individu cenderung
merasa cemas dan takut orang lain akan menyakitinya.

f.

Tidak Memiliki Sahabat
Merupakan kondisi ketika individu merasa tidak memiliki
seseorang yang akrab untuk diajak saling berbagi.

g.

Bosan
Bosan merupakan suatu keadaan ketika subjek merasa jenuh,
cenderung memandang situasi dan kondisi sebagai sesuatu yang
tidak menyenangkan dan tidak menarik, serta tidak pernah menerima
dan menikmati keadaan yang ada.

h.

Gelisah
Gelisah merupakan suatu keadaan ketika individu merasa resah,
tidak nyaman, cenderung dilanda kecemasan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

kesepian, terdiri dari aspek isolasi, perasaan disalah mengerti, perasaan
tidak dicintai, tertutup, tidak memiliki sahabat, bosan, dan gelisah. Aspek
merasa ditolak tidak disertakan karena aspek tersebut telah tercakup
dalam aspek isolasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

3.

Tipe Kesepian
Weiss (dalam Taylor dkk, 2009) mengelompokkan kesepian menjadi
dua tipe, yaitu:
a.

Emotional Loneliness
Kesepian emosional terjadi yang dikarenakan seseorang
kehilangan sosok yang intim baginya, seperti orang tua atau
pasangan kekasih hati.

b.

Social Loneliness
Kesepian sosial terjadi ketika seseorang merasa kurang atau
tidak adanya hubungan sosial yang memuaskan dengan orang lain.

Terdapat kemungkinan bahwa seseorang merasakan satu tipe kesepian
tanpa mengalami tipe lainnya.
Young (dalam Peplau, 1988) menyatakan bahwa kesepian terbagi
menjadi tiga tipe, yaitu:
a.

Transient Loneliness
Merupakan bentuk kesepian yang terjadi secara singkat dan
tidak mendalam.

b.

Situational Loneliness
Kesepian ini terjadi saat seseorang memiliki hubungan yang
memuaskan hingga mengalami perubahan besar dalam hidupnya,
misalnya pindah ke kota baru atau bercerai.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

c.

Chronic Loneliness
Kesepian ini terjadi ketika seseorang memiliki hubungan sosial
yang tidak memuaskan untuk jangka waktu dua tahun atau lebih.
Sadler (dalam Latifa 2007) mengungkapkan bahwa kesepian terbagi

sebagai berikut:
a.

Interpersonal Loneliness
Kesepian interpersonal dapat menimbulkan kesedihan yang
mendalam. Kesepian ini terjadi ketika individu merindukan
seseorang yang dulu memiliki hubungan intim dengan dirinya. Hal
tersebut membuat individu selalu mencari-cari orang baru untuk
dicintai. Apabila individu menemukan seseorang yang potensial
menjadi pasangan barunya sebelum ia mampu mengatasi kesedihan
terdahulu, maka individu akan merasa takut atau menolak.

b.

Social Loneliness
Kesepian sosial terjadi ketika individu merasa terpisahkan dari
suatu kelompok sosial yang dianggap penting bagi kesejahteraannya
dan tidak ada hal yang dapat ia lakukan untuk mengatasi hal
tersebut.

c.

Culture Shock
Kesepian ini terjadi ketika individu pindah ke suatu lingkungan
kebudayaan baru. Kesepian ini kemungkinan juga melibatkan
kesepian sosial karena beberapa kebudayaan masih tidak mudah
untuk menerima orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

d.

Cosmic Loneliness
Kesepian ini juga dikenal sebagai kesepian eksistensial, yaitu
perasaan tidak mungkin untuk menjalin suatu hubungan yang
sempurna dengan orang lain.

e.

Psychological Loneliness
Tipe kesepian ini berasal dari dalam diri individu, baik itu yang
berasal dari situasi saat ini ataupun sebagai reaksi dari traumatrauma masa lalu.
Tipe kesepian yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu kesepian

sosial (social loneliness).

4.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesepian
Terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi kesepian (Brehm
dalam Sari, 2010), yaitu:
a.

Usia
Stereotip umum menggambarkan bahwa usia tua sebagai masamasa penuh kesepian. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang
dilakukan Perlman (dalam Taylor dkk, 2009) bahwa kesepian paling
sering terjadi di kalangan remaja dan dewasa awal dan paling jarang
dirasakan oleh orang-orang yang lebih tua. Hal tersebut dikarenakan
orang yang lebih muda mengalami masa transisi sosial, seperti
meninggalkan dunia tempat tinggal dan keluarga yang dikenal dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

harus bertemu orang-orang baru serta membangun kehidupan sosial
yang baru.
b.

Sosio-Ekonomi
Kesepian lebih lazim dialami oleh orang-orang miskin
dibandingkan orang yang cukup kaya. Hubungan yang baik akan
lebih mudah dijaga apabila orang memiliki cukup banyak waktu dan
uang untuk aktivitas senggang (Taylor dkk, 2009). Hal yang serupa
juga ditemukan dari hasil survey yang dilakukan oleh Page dan Cole
bahwa

anggota

keluarga

dengan

penghasilan

rendah

lebih

mengalami kesepian dibandingkan anggota keluarga dengan
penghasilan tinggi.
c.

Status Pernikahan
Pinquart (dalam Taylor dkk, 2009) mengungkapkan bahwa
orang yang tinggal dengan pasangan cenderung tidak kesepian.
Manfaat hidup bersama ini lebih besar bagi orang-orang yang
menikah dibandingkan bagi orang yang hidup bersama tanpa ikatan
pernikahan. Namun demikian, disebutkan juga bahwa beberapa
orang yang menikah juga merasakan kesepian. Hal ini dikarenakan
pernikahan mereka tidak memuaskan secara personal atau karena
mereka kekurangan teman di luar hubungan pernikahan mereka.

d.

Gender
Menurut Borys dan Perlman (1985), perempuan lebih sering
mengalami kesepian dibandingkan laki-laki. Hal