DOCRPIJM 1506593370Bab III a

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

BAB 3
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INRASTRUKTUR CIPTA KARYA

3.1 ARAHAN PEMBANGUNAN CIPTA KARYA DAN PENATAAN RUANG
3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Peran Direktorat Jenderal Cipta Karya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan,
pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara khusus dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya sesuai Perpres Nomor 2 Tahun 2015
Tentang RPJMN 2015-2019 telah diamantkan terkait dengan pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk mencapai sasaran/target pembangunan
kawasan permukiman antara lain : tercapainya 100 % pelayanan air minum bagi

seluruh penduduk Indonesia. tercapainya 0% pengentasan permukiman kumuh
perkotaan, serta tercapaianya 100 % akses penduduk terhadap sanitasi layak
(air limbah domestik, sampah, dan drainase lingkungan) atau yang lebih dikenal
dengan Gerakan Nasional 100-0-100.
Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen
Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem,
memfasilitasi Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta
memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan
masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya memberikan
dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem
infastruktur Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah,
bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah
dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis
terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan
masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan
infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan
masyarakat. Untuk itu pada tahap perencanaan, proses penyelenggaraanya
perlu dilaksanakan secara optimal dengan mengacu kepada amanat
perundangan (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden),
baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan kondisi eksisting, isu
strategis, serta potensi daerah. Disamping itu keterpaduan pembangunan

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-38

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang
dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan
penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh
stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35
WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan
mereflksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari
pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim.
Untuk meningkatkan efektifitas pencapaian sasaran Gerakan Nasional 100-0-100

perlu juga sinergi kemitraan dengan Kementerian/Lembaga lainnya, antara lain:

Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, terkait perbaikan rumah
tidak layak huni dan pembangunan Rusunawa di kawasan permukiman
kumuh;

Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, terkait penyediaan air baku dan
penanganan kawasan rawan genangan;

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, terkait keterpaduan
perencanaan dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan nasional
bidang perumahan dan permukiman serta bidang perkotaan dan
perdesaan;

Kementerian Kesehatan, terkait perubahan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS);

Kementerian Dalam Negeri, terkait pengembangan kapasitas Pemerintah
Daerah;


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terkait pengelolaan
persampahan;

Kementerian Kelautan dan Perikanan, terkait pengembangan kawasan
permukiman nelayan/pesisir dan pulau terluar;

Kementeran Agraria dan Tata Ruang, terkait keterpaduan pembangunan
berdasarkan RTRW dan RDTR;
• Badan Nasional Pengembangan Kawasan Perbatasan, terkait pengembangan
kawasan perbatasan
3.1.1.1 Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan
Permukiman
Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan pencapaian target
berdasarkan prinsip pembangunan permukiman serta peran pemerintah dalam
pembangunan permukiman. Kebijakan dan strategi pembangunan dan
pengembangan permukiman meliputi kebijakan umum terkait pengaturan,
pembinaan dan pengawasan (Tur-Bin-Was) yang berlaku untuk semua tipologi
permukiman serta kebijakan khusus meliputi pelaksanaan pembanguanan pada
tipologi permukiman perkotaan, perdesaan dan kawasan permukiman khusus.

Kebijakan dan strategi tersebut dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu:
SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-39

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

1. Kebijakan dan Strategi Umum Pembangunan dan Pengembangan
Permukiman;
Kebijakan 1 : Penyusunan dan penyiapan landasan penyelenggaraan
kawasan permukiman. Strategi pelaksanaan kebijakan ini
adalah: Menyiapkan peraturan perundang-undangan (PP,
Peraturan Menteri, dan lain sebagainya) dan Pedoman
Pembangunan dan Pengembangan Permukiman (NSPK)
sebagai landasan penyelenggaraan kawasan permukiman.
Kebijakan 2 : Peningkatan kapasitas kelembagaan untuk penanganan
permukiman.
Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah: Melakukan

peningkatan dan penguatan kelembagaan dan SDM
penyelenggara dan pengelola permukiman (pemerintah,
lembaga masyarakat, dan masyarakat/individu) melalui
pelatihan, pendampingan, bimbingan/bantuan teknis.
Kebijakan 3 : Pengelolaan sistem informasi nasional yang terintegrasi
dengan sistem informasi daerah.
Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah: Membangun dan
mengelola system informasi nasional yang terintegrasi dengan
sistem informasi daerah dan dimutakhirkan secara berkala.
Sistem informasi ini akan dimanfaatkan untuk : a) mengukur
perkembangan pencapaian target setiap tahun; b) pertukaran
informasi yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku, baik di
tingkat pusat maupun daerah; c) menjadi sistem informasi
komunikasi sebagai alat pengembangan pengetahuan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah,
serta sebagai sarana berbagi informasi ketersediaan
sumberdaya di antara pelaku.
Kebijakan 4 : Pengawasan secara berkala penyelenggaraan kawasan
permukiman di pusat dan daerah.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai

berikut: a) melakukan pengendalian perencanaan melalui
monitoring perencanaan dan pemrograman; b) melakukan
pengawasan
(pemantauan,
evaluasi,
pelaporan)
pembangunan untuk menjamin tercapainya target RPJMN; c)
memfasilitasi daerah dalam melaksanakan pengendalian
pemanfaatan hasil pembangunan.
`
2. Kebikajan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan
Permukiman Perkotaan;
Kebijakan 1 : Penanganan permukiman kumuh perkotaan terkait dengan
upaya penurunan kumuh perkotaan menjadi 0% melalui upaya
peningkatan kualitas lingkungan dan pelayanan prasarana

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-40


RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

dan sarana dasar permukiman dengan pendekatan kegiatan
fisik maupun non-fisik.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah : a)
penanganan komprehensif terhadap 30 kabupaten/kota
prioritas kementerian sebagai best practice penanganan
permukiman kumuh yang diharapkan menjadi model
penanganan komprehensif yang dapat direplikasi dan
diterapkan di kotakota lainnya; b) penanganan permukiman
kumuh terhadap kabupaten/kota lainnya dengan tujuan
pemenuhan standar pelayanan perkotaan disesuaikan dengan
kebutuhan yang diajukan oleh kabupaten/kota.
Kebijakan 2 : Pengembangan permukiman baru dan perkotaan layak huni
terkait dengan upaya pemenuhan Standar Pelayanan
Perkotaan (SPP) dan Inkubasi Kota Baru.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah : a)
pemenuhan SPP bagi kawasan permukiman perkotaan yang

mengacu pada rencana kawasan permukiman; b)
perintisan/inkubasi Kota Baru sebagai best practice kota
publik berkelanjutan, meliputi kegiatan pemenuhan SPP,
penerapan pendekatan Kota Hijau, dan penerapan Kota
Cerdas Berdaya Saing.
3. Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan
Permukiman Perdesaan;
Kebijakan 1 : Percepatan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana
dasar permukiman perdesaan.
Adapun strategi dalam mengimplementasikan kebijakan ini
adalah: Menyediakan sarana dan prasarana permukiman
sesuai dengan SPM Perdesaan. Sarana dan prasarana dasar
permukiman
ini
meliputi
penyediaan
air
minum,
pembangunan jalan lingkungan dan drainase lingkungan,
penyediaan pelayanan pengeolaan persampahan serta

peningkatan akses sanitasi yang layak bagi masyarakat di
kawasan perdesaan. Penyediaan ini dilakukan dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat dan dilakukan
berdasarkan rencana aksi yang telah disusun sebelumnya.
Kebijakan 2 : Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
yang berkualitas yang mendukung peningkatan produktivitas
kawasan perdesaan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas umum
permukiman
yang
memenuhi
SPM,
baik
melalui
pengembangan dan pembangunan kawasan transmigrasi
maupun kawasan non-transmigrasi; b) menyediakan sarana

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015


Bab 3-41

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

dan prasarana pendukung kegiatan produksi di kawasan
perdesaan sesuai dengan komoditas unggulannya. Sarana dan
prasarana pendukung kegiatan produksi ini antara lain berupa
terminal agro, pasar agro untuk kawasan agropolitan, atau
dermaga, tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan (TPI)
pada
kawasan
permukiman
pesisir/minapolitan;
c)
menyediakan sarana dan prasarana pendukung peningkatan
konektivitas kegiatan antar desa maupun antar desa-kota.
Sarana dan prasarana ini antara lain berupa jalan usaha tani
dan jalan poros desa.
4. Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan
Permukiman Khusus.
Kebijakan 1 : Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
yang berkualitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di
kawasan perbatasan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) menyediakan sarana dan prasarana pendukung
meningkatnya produktivitas kawasan perbatasan berbasis
komoditi unggulan, terutama di 10 PKSN. Sarana dan
prasarana pendukung kegiatan produksi ini untuk PKSN nonperkotaan antara lain berupa terminal agro, pasar agro untuk
kawasan agropolitan, atau dermaga, tambatan perahu dan
tempat pelelangan ikan (TPI) pada kawasan permukiman
pesisir/minapolitan. Selain itu disediakan pula sarana dan
prasarana pendukung peningkatan konektivitas kegiatan
antardesa dalam kecamatan, berupa jalan usaha tani dan jalan
poros desa. Sementara untuk PKSN Perkotaan seperti Sabang
dan Jayapura, sarana dan prasarana yang disediakan
memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan dan sesuai dengan
sektor yang dikembangkan di kota tersebut; b) menyediakan
sarana prasarana pendukung kegiatan perbatasan seperti pos
perbatasan negara yang memenuhi standar internasional di
PKSN. Ketentuan mengenai sarana prasarana pendukung
kegiatan perbatasan mengacu pada Permendagri No. 18
Tahun 2007 tentang Standardisasi Sarana, Prasarana, dan
Pelayanan Lintas Batas Antar Negara.
Kebijakan 2 : Percepatan penyediaan sarana dan prasarana permukiman
perbatasan memenuhi SPM.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah
menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai
dengan SPM dan karakteristik permukiman (daratan dan
pesisir). Sarana dan prasarana dasar permukiman ini meliputi

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-42

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

penyediaan air minum, pembangunan jalan lingkungan dan
drainase lingkungan, penyediaan pelayanan pengelolaan
persampahan serta peningkatan akses sanitasi yang layak
bagi masyarakat.
Kebijakan 3 : Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
yang memiliki ketahanan terhadap bencana.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) mengurangi ancaman bencana melalui
pembangunan dan pengembangan permukiman pada lokasi
yang aman sesuai RTRW dan mitigasi. Dalam hal ini
pembangunan dan pengembangan permukiman dilakukan
dengan didasarkan pada analisis risiko bencana dan
melakukan mitigasi yang diperlukan; b) mengurangi
kerentanan fisik (bangunan dan PSU). Langkah yang dilakukan
adalah dengan menerapkan standar bangunan dan
lingkungan yang sesuai dengan tipe bahaya; melakukan
penataan bangunan dan lingkungan untuk memperkecil
ancaman dan meningkatkan ketahanan; atau melakukan
pemindahan lokasi permukiman yang berisiko tinggi ke
kawasan yang aman dari bencana; c) meningkatkan kapasitas
(peraturan, masyarakat, lembaga). Langkah yang dilakukan
adalah menyediakan NSPK untuk berbagai tipe bencana
sesuai karakteristik ancaman bencana; meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah mengenai
pembangunan tanggap bencana serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar menjadi
masyarakat
tangguh
bencana;
c)
meningkatkan
kualitas/rehabilitasi permukiman di kawasan pasca bencana.
Pelaksanaan penanganan pasca bencana dimulai dari masa
tanggap darurat melalui pemulihan kondisi serta rehabilitasi
dan rekonstruksi.
3.1.1.2 Kebijakan dan Strategi Pembinaan Penataan Bangunan
Dalam mendukung Gerakan 100-0-100 yang dicanangkan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya, maka bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
memfokuskan kegiatan pada upaya revitalisasi kawasan tematik perkotaan.
Dalam mewujudkan kegiatan revitalitasi kawasan tematik perkotaan, didukung
oleh tiga komponen utama, yaitu: penyusunan dan impelementasi NSPK, fasilitasi
pemerintah daerah, dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan revitalisasi
kawasan tematik perkotaan sebagai agenda utama bidang penataan bangnan
dan lingkungan memiliki tujuan untuk mencapai perwujudan sustainable city

dan juga menggiatkan urban economic development. Kebijakan utama

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-43

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

dalam
bidang
penataan
bangunan
dan
lingkungan
ialah
“Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang Andal dan
Berkelanjutan”. Kebijakan utama tersebut dapat dijalankan melalui :
Kebijakan

Kebijakan

1 : Memberikan dukungan pembangunan sistem penataan
bangunan dan lingkungan dalam mewujudkan kawasan
perkotaan yang berkelanjutan
strategi dan strategi operasional sebagai berikut : a)
mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dam
Lingkungan (RTBL) untuk mensinergiskan kepentingan
berbagai sektor dalam penataan kawasan; b) mendukung
kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan melalui
revitalisasi kawasan tematik perkotaan; c) meningkatkan
aspek kualitas perencanaan terkait Penataan Bangunan dan
Lingkungan; d) mendukung penyelenggaraan Penataan
Bangunan dan Lingkungan yang tertib, andal serta ramah
lingkungan.
2 : Melakukan fasilitasi kepada daerah dalam penguatan
kelembagaan, keuangan, dan kemitraan termasuk pembinaan
teknis
strategi dan strategi operasional sebagai berikut : a)
meningkatkan pendampingan penyusunan Peraturan Daerah
tentang Bangunan Gedung oleh Pemerintah kepada
Pemerintah Daerah; b) meningkatkan pendampingan
penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
oleh Pemerintah kepada Penyelenggara (Pemerintah Daerah,
Swasta, atau Masyarakat); c) meningkatkan pendampingan
penyusunan
Peraturan
Walikota/Bupati
tentang
Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah; d) memberikan
pendampingan untuk implementasi peraturan Daerah
Bangunan Gedung terutama untuk pendataan bangunan
gedung, penyusunan Harga Satuan Bangunan Gedung; e)
mendorong kapasitas dan kompetensi aparatur Pemerintah,
Pemerintah Daerah; f) memperkuat peran dan fungsi
Dinas/Instansi Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/
Kota di bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan; g)
mendorong pembentukan dan peningkatan kelembagaan
bidang
Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan;
h)
memberdayakan aparatur Pemerintah dan Pemerintah Daerah
terkait hak, kewajiban, dan peran dalam Penataan Bangunan
dan Lingkungan; i) memberdayakan aparatur Pemerintah dan
Pemerintah Daerah terkait hak, kewajiban, dan peran dalam

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-44

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Kebijakan

Penataan Bangunan dan Lingkungan; j) meningkatkan
pemberdayaan dalam pengelolaan Rumah Negara.
3 : Memberikan dukungan penataan bangunan dan lingkungan
melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat
strategi dan strategi operasional sebagai berikut : a)
mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam
bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan; b) mendorong
kerjasama bidang Penataan Bangunan dengan masyarakat dan
pelaku peduli lingkungan; c) membentuk jejaring dan wadah
komunikasi antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan ahli
profesi secara nasional dan profesional; d) membentuk
kontribusi signifikan dalam kegiatan penyebarluasan
informasi dan sosialisasi program Penataan Bangunan dan
Lingkungan serta revitalisasi; e) membangun jaringan
informasi yang mandiri dalam mendukung pembangunan
bidang Keciptakaryaan; f) memberikan layanan atas
informasi/produk lainnya yang diperlukan perencana,
pelaksana, pengusaha, asosiasi profesi, pemerintah,
masyarakat maupun kalangan akademis terkait bidang
Keciptakaryaan; f) membuat contoh Ruang Terbuka Hijau
(RTH) dalam rangka menonton film revolusi mental sesuai
arahan Nawa Cita Presiden Republik Indonesia.

3.1.1.3 Kebijakan dan Strategi Sistem Penyediaan Air Minum
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013
tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(KSNP-SPAM), maka kebijakan dan strategi pengembangan air minum adalah:
Kebijakan

1 : Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat
di perkotaan dan perdesaan melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan terlindungi.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan
pelayanan
air
minum
terutama
untuk
masyarakat
berpenghasilan rendah; b) mengembangkan SPAM dalam
rangka mendukung pertumbuhan ekonomi; c) meningkatkan
dan memperluas akses air minum yang aman melalui SPAM
bukan jaringan perpipaan terlindungi dan berkelanjutan; d)
meningkatkan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan
baku mutu yang berlaku; e) menurunkan tingkat kehilangan
air; f) mengembangkan sistem informasi dan pendataan dalam

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-45

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

rangka pemantauan dan
minum.

evaluasi kinerja pelayanan air

Kebijakan

2 : Peningkatan
kemampuan
pendanaan
operator
dan
pengembangan alternatif sumber pembiayaan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) meningkatkan kemampuan finansial internal
Penyelenggara SPAM; b) meningkatkan komitmen Pemerintah
dan Pemerintah Daerah dalam pendanaan pengembangan
SPAM; c) mengembangkan pola pembiayaan melalui
Corporate Social Responsibility (CSR); d) meningkatkan
pendanaan melalui perolehan dana non-pemerintah, seperti
pinjaman dan hibah dalam dan luar negeri, pinjaman
perbankan,
pinjaman
nonperbankan,
dan
obligasi
perusahaan; e) meningkatkan sinergitas antara BUMN-BUMD
dalam percepatan pengembangan SPAM.

Kebijakan

3 : Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan
pengembangan SPAM.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di tingkat pusat dan daerah dalam pengembangan
SPAM; b) memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pengembangan
SPAM; c) mendorong komitmen Pemda untuk lebih
memprioritaskan Pengembangan SPAM; d) menerapkan
prinsip
Good
Corporate
Governance
untuk
Penyelenggara/operator SPAM; e) mengembangkan kapasitas
SDM dengan pola Center of Excellent; f) mengembangkan
manajemen aset SPAM dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pengelolaan; g) mengembangkan kapasitas
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan SPAM Regional.

Kebijakan

4 : Pengembangan dan penerapan NSPK di pusat dan di daerah.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) melengkapi produk peraturan perundangan dalam
penyelenggaraan pengembangan SPAM; b) menerapkan
NSPK
yang
telah
tersedia;
c)
menyelenggarakan
pengembangan SPAM sesuai dengan kaidah teknis.

Kebijakan

5 : Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara
berkelanjutan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) meningkatkan konservasi wilayah sungai dan

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-46

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

perlindungan sumber air baku; b) meningkatkan upaya
penyediaan air baku untuk air minum; c) meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya air melalui
pendekatan berbasis wilayah sungai; d) meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air baku melalui sistem
regional.
Kebijakan

6 : Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan
masyarakat.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) meningkatkan kepedulian masyarakat dalam
penyelenggaraan pengembangan SPAM; b) menciptakan
iklim yang kondusif untuk investasi badan usaha dan koperasi.

Kebijakan

7 : Pengembangan inovasi teknologi SPAM
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini adalah sebagai
berikut : a) mendorong penelitian untuk menciptakan
teknologi bidang air minum; b) memasarkan hasil inovasi
teknologi; c) menerapkan teknologi tepat guna dalam
pengembangan SPAM pada daerah dengan keterbatasan
kualitas air baku d) menyusun rencana implementasi prinsip
pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan SPAM.

3.1.1.4 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman
Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan penyehatan lingkungan
permukiman diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung
jawab Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
berdasarkan Permen PUPR No.15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun tugas Direktorat
Pengembangan PLP adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan (TurBin-Was) serta fasilitasi pembangunan sistem pengelolaan air limbah, sistem
pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan sebagai stimulus bagi
pemerintah daerah.
Kebijakan dan strategi pengembangan penyehatan lingkugan permukiman,
sesuai dengan tugas dan fungsinya dibagi menjadi sebagai berikut:
Pengelolaan Air Limbah
Kebijakan
1 : Pengembangan sistem
setempat dan terpusat.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

pengelolaan

air

limbah

sistem

Bab 3-47

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan akses prasarana
dan sarana air limbah melalui sistem setempat dan terpusat.
Strategi dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah
sistem setempat dan terpusat adalah sebagai berikut : a)
pembangunan infrastruktur air limbah sistem setempat
melalui hibah dan DAK sanitasi; b) penerapan kriteria
infrastruktur air limbah layak dalam pengajuan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB); c) pembangunan dan rehabilitasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) terintegrasi dengan
program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT); d)
pembangunan infrastruktur air limbah sistem terpusat skala
komunal, kawasan dan kota melalui dana APBN; e)
peningkatan kapasitas dan skala penanganan sistem
pengelolaan air limbah skala komunal dan kawasan; f)
peningkatan teknologi pada sistem pengelolaan air limbah
terpusat.
Kebijakan

2 : Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta
dalam pembangunan air limbah permukiman.
Arah kebijakan ini adalah untuk meningkatkan peran
masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam pembangunan air
limbah permukiman yang diterapkan melalui strategi sebagai
berikut : a) peningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
pentingnya pengelolaan air limbah permukiman melalui
pemicuan; b) pelaksanaan pembangunan infrastruktur air
limbah berbasis masyarakat; c) peningkatan kerjasama
dengan dunia usaha/swasta dalam pengelolaan air limbah
permukiman.

Kebijakan

3 : Pengembangan peraturan perundangan penyelenggaraan
pengelolaan air limbah permukiman.
Arah kebijakan ini adalah untuk melengkapi perangkat
peraturan perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan
air limbah permukiman. Strategi dalam pengembangan
perangkat peraturan perundangan, antara lain; a) penyusunan
peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air
limbah permukiman; b) penyebarluasan informasi peraturan
perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah
permukiman; c) penerapan peraturan perundangan.

Kebijakan

4 : Penguatan kelembagaan pengelolaan air limbah permukiman.
Kebijakan ini diarahkan untuk memperkuat fungsi regulator
dan operator dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah
permukiman. Strategi dalam penguatan kelembagaan adalah

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-48

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

sebagai berikut : a) fasilitasi pembentukan dan perkuatan
kelembagaan pengelola air limbah permukiman ditingkat
masyarakat; b) mendorong pembentukan dan perkuatan
institusi pengelola air limbah permukiman di daerah; c)
peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola
air limbah permukiman; d) peningkatkan koordinasi dan
kerjasama antar lembaga; e) peningkatan kesadaran
pemangku kepentingan terhadap pengelolaan air limbah
permukiman.
Kebijakan

5 : Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan
pembangunan prasarana dan sarana air limbah pemukiman.
Arah kebijakan ini adalah untuk meningkatkan alokasi dana
pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman
dalam rangka mempercepat pencapaian akses universal air
limbah. Strategi dalam peningkatan kapasitas pembiayaan,
antara lain : a) mendorong berbagai alternatif sumber
pembiayaan untuk penyelenggaraan air limbah permukiman;
b) pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam
mengembangkan sistem air limbah perkotaan dengan
proporsi pembagian yang disepakati bersama; c) peningkatan
kemitraan dalam penyelenggaraan pembangunan air limbah
permukiman.

Pengelolaan Persampahan
Kebijakan
1 : Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari
sumbernya.
Arah kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi volume
sampah yang harus diangkut dan dibuang ke TPA dan
memanfaatkan semaksimal mungkin material yang dapat di
daur ulang. Adapun strategi yang diterapkan dalam rangka
pengurangan sampah dari sumber adalah sebagai berikut : a)
meningkatkan pemahaman masyarakat akan 3R (ReduceReuseRecycle); b) mengembangkan dan menerapkan sistem
insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R; c) mendorong
koordinasi lintas sektor terutama perindustrian dan
perdagangan.
Kebijakan

2 : Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas pengelolaan.
Arah kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan
pelayanan air limbah dan kualitas pengelolaan sehingga
dapat mecapai target akses universal bidang persampahan.
Adapun strategi yang diterapkan untuk meningkatkan
cakupan pelayan serta kualitas pengelolaan persampahan

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-49

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

yaitu: a) meningkatkan pemanfaatan prasarana dan sarana
persampahan;
b)
meningkatkan
kapasitas
sarana
persampahan sesuai sasaran pelayanan; c) meningkatkan
kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan; d)
meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary
landfill; e) mengembangkan Pengelolaan TPA Regional; f)
menerapkan teknologi penanganan persampahan tepat guna
dan berwawasan lingkungan.
Kebijakan

3 : Peningkatan peran aktif masyarakat sebagai mitra
pengelolaan.
Arah kebijakan peningkatan peran aktif masyarakat
dimaksudkan untuk menggalang potensi dari masyarakat agar
dapat berpartisipasi secara langsung dalam pembangunan
sektor persampahan. Adapun strategi yang diterapkan dalam
rangka meningkatkan peran aktif masyarakat yaitu : a)
meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak
dini melalui
pendidikan bagi anak usia sekolah; b)
menyebarluaskan
pemahaman
tentang
pengelolaan
persampahan kepada masyarakat umum; c) meningkatkan
pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam
pengelolaan sampah; d) mendorong pelaksanaan pengelolaan
sampah berbasis masyarakat.

Kebijakan

4 : Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan.
Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka strategi yang
ditetapkan adalah sebagai berikut : a) meningkatkan status
dan kapasitas institusi pengelola; b) meningkatkan kinerja
institusi pengelola persampahan; c) memisahkan fungsi / unit
regulator dan operator; d) meningkatkan kerjasama dan
koordinasi dengan pemangku kepentingan lain; e)
meningkatkan kualitas SDM; f) mendorong pengelolaan
kolektif atas penyelenggaraan persampahan kala regional.

Kebijakan

5 : Pengembangan alternatif sumber pembiayaan.
Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa
strategi yang ditetapkan yaitu : a ) mengembangkan sistem
insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta; b)
mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan.

Pengelolaan Drainase Lingkungan
Kebijakan
1: Peningkatan
keterpaduan
penanganan
pengendalian
genangan berdasarkan keseimbangan tata air. Untuk
operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-50

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

yang ditetapkan yaitu : a) mendorong rencana induk sistem
drainase yang terpadu antara sistem drainase lingkungan
dengan sistem drainase utama serta pengaturan dan
pengelolaan sungai; b) mengembangkan sistem drainase
yang berwawasan lingkungan yang mendukung upaya
konservasi air; c) meningkatkan koordinasi antar instansi
terkait dalam pengelolaan drainase.
Kebijakan

2 : Pemanfaatan sistem yang ada, peningkatan/pemeliharaan,
pengembangan
dan
pembangunan
baru.
Untuk
operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi
yang ditetapkan yaitu: a) pengembangan kapasitas operasi
dan pemeliharaan prasarana dan sarana sistem drainase yang
terbangun; b) penyiapan prioritas optimalisasi drainase
lingkungan; c) pembangunan baru terutama di kawasan
strategis perkotaan di kota metropolitan dan besar.

Kebijakan

3 : Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola prasarana dan
sarana drainase dan peran serta masyarakat. Untuk
operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi
yang ditetapkan yaitu: a) mendorong pembentukan institusi
pengelola drainase; b) meningkatkan kinerja institusi
pengelola; c) melakukan perkuatan kapasitas institusi
pengelola; d) peningkatan kapasitas SDM Pemda.

Kebijakan

4 : Penguatan peraturan dan perundangan pengelolaan drainase
lingkungan. Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka
beberapa strategi yang ditetapkan yaitu: a) menyiapkan
peraturan dan produk hukum (NSPK) untuk penanganan
drainase; b) menyebarluaskan informasi terkait produk hokum
(NSPK) pengelolaaan drainase lingkungan; c) mendorong
penerapan sanksi hokum untuk pengelolaan drainase
lingkungan.

Kebijakan

5 : Pengembangan alternatif sumber pembiayaan. Untuk
operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi
ditetapkan yaitu: a) meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadappentingnya pengelolaan drainase lingkungan; b)
mendorong pengelolaan drainase lingkungan berbasis
masyarakat.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-51

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

3.1.2 ARAHAN PENATAAN RUANG
3.1.2.1 Arahan Penataan Ruang Nasional
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah suatu arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kebijakan dan strategi penataan
ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategi struktur ruang dan pola
ruang.
Kebijakan pengembangan struktur ruang nasional meliputi :
1. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki, yang akan dicapai melalui strategi :
• menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan
wilayah di sekitarnya;
• mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan;
• mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan
• mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di
sekitarnya.
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan
merata di seluruh wilayah nasional, yang akan dicapi melalui strategi ;
• meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara;
• mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di
kawasan terisolasi;
• meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan
dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan
sistempenyediaan tenaga listrik;
• meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan
keterpaduan sistemjaringan sumber daya air; dan
• meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi,
serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional
yang optimal.
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang nasional meliputi:
1. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung terdiri dari ;
a. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
yang akan dicapai melalui strategi :

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-52

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

• menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi;
• mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau
dengan luas paling sedikit 30%(tiga puluh persen) dari luas pulau
tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan
• mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang
telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam
rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem
wilayah.
b. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, yang akan dicapai melalui
strategi :
• menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup;
• melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan
dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar
tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya;
• melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
• mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak
langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang
pembangunan yang berkelanjutan;
• mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa
depan;
• mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang
terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya; dan
• mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi
bencana di kawasan rawan bencana.
2.

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya meliputi ;
a. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antarkegiatan budi daya yang akan dicapai melalui strategi :
• menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis
nasional untuk pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalambumi secara sinergis
untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-53

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

• mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan
beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk
mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah
sekitarnya;
• mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik,
pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan
dan teknologi;
• mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian
pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional;
• mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau
untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi; dan
• mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang
bernilai ekonomi tinggi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI),
Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, dan/atau landas kontinen untuk
meningkatkan perekonomian nasional.
b. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan akan dicapi melalui strategi
;
• membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan
rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan
potensi kerugian akibat bencana;
• mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar dengan
mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara vertikal dan kompak;
• mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit
30%(tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan; dan
• membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan
besar dan metropolitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan
prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan
fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya.
• mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan
keberadaan pulau-pulau kecil.
3.

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional meliputi :
a. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem,
melestarikan
keanekaragaman
hayati,
mempertahankan
dan
meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan
bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional yang akan
dicapai melalui strategi :
• menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung;
• mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-54

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

• membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis nasional
yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
• membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di
sekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budi daya;
• mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar
kawasan strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga
yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya
terbangun; dan
• merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar
kawasan strategis nasional.
b. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
yang akan dicapai melalui strategi :
• menetapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan;
• mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di
sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan
dan keamanan; dan
• mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya
tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona
penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan
kawasan budi daya terbangun.
c.

pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing
dalam perekonomian internasional yang akan dicapai melalui strategi :
• mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya
alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama
pengembangan wilayah;
• menciptakan iklim investasi yang kondusif;
• mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung kawasan;
• mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak
menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
mengintensifkan promosi peluang investasi; dan
• meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan
ekonomi.

d.

pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara
optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang akan
dicapai melalui strategi :

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-55

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

• mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari
pemanfaatan sumber daya dan/atau teknologi tinggi;
• meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya
dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau
turunannya; dan
• mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup, dan keselamatan
masyarakat.
e. pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa yang akan di
capai melalui strategi :
• meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya yang
mencerminkan jati diri bangsa yang berbudi luhur;
• mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa dalam kehidupan
masyarakat; dan
• melestarikan situs warisan budaya bangsa.
f.

pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan
sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar yang akan dicapai
melalui strategi :
• melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan
ekosistemnya;
• meningkatkan kepariwisataan nasional;
• mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
• melestarikan keberlanjutan lingkungan hidup.

g.

pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan
tingkat perkembangan antar kawasan yang akan dicapai melalui
strategi :
• memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan;
• membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan
tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah;
• mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi
masyarakat;
• meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan; dan
• meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam
pengelolaan kegiatan ekonomi.

3.1.2.2 Arahan Penataan Ruang Provinsi
Arahan Penataan Ruang Provinsi berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2014
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Barat Tahun 20142034:
SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-56

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

Arahan Rencana Struktur Ruang
Dalam RTRW Propinsi telah ditetapkan Ibu Kota Kabupaten Ketapang merupakan
PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dengan tahapan pengembangan pada tahap 1
katagori B yakni mendorong pengembangan kota-kota sentra produksi yang
berbasis otonomi daerah. Sedangkan kegiatan lokal diarahkan pada
Kendawangan, Manismata, Tumbang Titi, Sandai dan Balai Berkuak dengan
tahapan pengembangan 1 dalam pengembangan Provinsi Kalimantan Barat.
Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Kendawangan diarahkan sebagai
pelabuhan pengumpul. Sedangkan Bandara Rahadi Oesman diarahkan sebagai
Bandara Pengumpul Tersier.
Arahan Rencana Pola Ruang
Arahan RTRW Propinsi dalam perwujudan pola ruang terdiri dari:
1. Perwujudan Kawasan Budidaya Propinsi
a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi dan Perkebunan.
b. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan,
Hortikultura, Perikanan, dan
Peternakan.
c. Kawasan Peruntukan Pertambangan, Industri dan Pariwisata.
d. Kawasan Peruntukan Pertahanan.
e. Kawasan Peruntukan Permukiman dibedakan menjadi kawasan
permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan.
2. Perwujudan Kawasan Strategis
a. Kawasan Strategis dari sisi pertumbuhan ekonomi yang meliputi : Kawasan
Pertambangan Bauksit (sektor unggulan pertambangan), Kawasan
Manismata-Sukaramai (Sektor Unggulan Perkebunan dan Indutsri), dan
Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Sektor unggulan Perikanan dan
Pariwisata).
b. Kawasan Strategis dari Sudut Pendayagunaan Sumber Daya Alam atau
Teknologi, yaitu kawasan pertambangan mineral radio aktif sektor
unggulan pertambangan.
c. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup yaitu Kawasan Strategis Ekosistem Gunung Palung .

3.1.2.3. Arahan Penataan Ruang Kabupaten Ketapang
Arahan Penataan Ruang Kabuapaten Ketapang berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Ketapang Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ketapang Tahun 2015-2035. Pemanfaataan ruang wilayah Kabupaten
Ketapang diarahkan untuk mewujudkan rencana pemanfataan ruang Kabupaten
yang optimal, sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung sumber daya yang

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-57

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

ada serta serasi dan sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional dan
daerah dalam rangka menciptakan keterpaduan pembangunan antar sektor dan
anatar wilayah/sub wilayah/kawasan yang berbasis pada sektor perkebunan,
pertambangan, kehutanan, kelautan, industri, dan pertanian pangan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata dalam mencapai
kemajuan dan kemandirian, kehandalaan pertahanan dan keamanan serta
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan dilandasi kepastian
hukum.
Arahan Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang Kabupaten Ketapang meliputi rencana pusat-pusat
kegiatan, sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana
lainnya. Rencana pusat-pusat kegiatan adalah sebagai berikut:
1. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) terdapat di Kota Ketapang yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala Provinsi atau beberapa Kabupaten.
2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) dikembangkan di Kota Balai Berkuak, Sandai,
Tumbang Titi, Manismata dan Kendawangan. Penetapan PKL didasari oleh
pertimbangan perlunya pusat-pusat permukiman yang tersebar secara
proporsional didalam ruang. PKL tersebut berfungsi tidak hanya melayani
satu Kecamatan tetapi juga melayani Kecamatan di sekitarnya.
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PKK) dikembangkan di Simpang Dua, Aur Kuning,
Menyumbung, Nanga Tayap, Pebihingan, Sungai Melayu, Riam, Marau, Air
Upas, Sukaraja, Pesaguan, Sei Awan Kiri, dan Kuala Tolak.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dikembangkan di Pangkalan Teluk, Sungai
Kelik, Betenung, Tanjungpura, Riam Danau, Tanjung, Serengkah, Nanga
Kelampau, Suka Ramai, Terusan, Air Hitam Besar, Sepotong, Semandang
Hulu, Meraban, dan Cinta Manis.
Arahan Sistem Jaringan Sarana dan Prasarana Utama meliputi sistem:
1. Sistem Jaringan Transportasi Laut
a. Pelabuhan Pengumpul yaitu Pelabuhan Ketapang dan Kendawangan.
b. Pelabuhan Pengumpan yaitu Pelabuhan Pelang, Kuala Satong dan Air
Hitam.
c. Terminal khusus untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha
pokoknya terdapat di Kecamatan Matan Hilir Utara, Muara Pawan, Delta
Pawan, Benua Kayong, Matan Hilir Selatan, Kendawangan, Manismata,
Tumbang Titi, Sungai Melayu Rayak, Sandai, Nanga Tayap, Simpang Dua,
dan Simpang Hulu.
2. Sistem Jaringan Transportasi Udara
a. Bandara udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yaitu Bandara
Rahadi Oesman di Kota Ketapang.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015

Bab 3-58

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN KETAPANG
TAHUN 2015-2019

b. Bandara udara pengumpan yang direncanakan pengembangannya untuk
pemindahan Bandar Udara Rahadi Oesman dengan alternatif lokasi di
Kecamatan Muara Pawan, Delta Pawan, dan Matan Hilir Selatan, Benua
Kayong dan Kendawangan.
c. Bandar Udara yang dikembangkan untuk melayani penerbangan
perintis/khusus berada di Kecamatan Sandai, Simpang Hulu, impang Dua,
Hulu Sungai, Sunai Melayu Rayak, Jelai Hulu, Singkup, Marau, dan
Kecamatan Manis Mata.
3. Sistem Jaringan Sumber Daya Air, yang terdiri dari:
a. Sistem jaringan prasarana sumber daya air nasional yang terkait dengan
wilayah kabupaten, meliputi wilayah sungai strategis nasional di WS
Kapuas dan WS Pawan, wilayah Sungai Lintas Propinsi WS JelaiKendawangan.
b. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Kabupaten yang terdiri atas
daerah rawa kabupaten, daerah irigasi Kabupaten, Sistem Pengendalian
Banjir, dan Sistem Jaringan Air Minum. Sistem Pengendalian banjir
dikembangkan dengan:
▪ Normalisasi sungai.
▪ Pembangunan kanal pengendali banjir apabila sungai yang ada tidak
m