BAB III ARAHAN SPASIAL DAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1504702295Bab3 Arahan Strategis Nasional Bidang CK

BAB III
ARAHAN SPASIAL DAN
STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA

Bab ini menguraikan secara ringkas Arahan Kebijakan yang menjadi landasan dalam
penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, bersumber dari amanat pembangunan
nasional, daerah,internasional; peraturan per UU an terkait Bidang Cipta Karya; dan
rencana spasial wilayah nasional, provinsi maupun kabupaten/kota dan kawasan.

3.1.

ARAHAN SPASIAL

3.1.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN).Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam
RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a.


Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN); kriteria penetapannya adalah :
(i).
(ii).
(iii).

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa
provinsi,dan/atau;
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

Berdasarkan kriteria tersebut, telah ditetapkan pusat kegiatan nasional (PKN) di
Provinsi Bali, meliputi kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan
Tabanan (Kawasan Perkotaan Sarbagita).
b.

Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); kriteria penetapannya adalah :
(i).

(ii).
(iii).

Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,
dan/atau
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

III - 1

Berdasarkan kriteria penetapan pusat kegiatan wilayah (PKW) seperti tersebut di
atas , telah ditetapkan pusat kegiatan wilayah (PKW) di Provinsi Bali, meliputi Kota
Singaraja, Kota Negara, dan Kota Semarapura.
c.

Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN); kriteria penetapannya
adalah:

(i).
(ii).
(iii).
(iv).

Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga;
Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga;
Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

Berdasarkan kriteria penetapan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN) seperti
tersebut di atas, maka dalam RTRWN belum ada ditetapkan pusat kegiatan
strategis nasional (PKSN) di Provinsi Bali.
d.

Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN); kriteria penetapannya dilakukan

berdasarkan kepentingan:
(i).

Pertahanan dan keamanan, dengan kriteria :
 diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan
negara berdasarkan geostrategi nasional;
 diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi,
daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem
pertahanan, atau
 merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

(ii).

Pertumbuhan ekonomi, dengan kriteria :
 memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
 memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional;
 memiliki potensi ekspor;

 didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
 mememiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
 berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional;
 berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
 ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

(iii).

Sosial dan budaya; dengan kriteria :
 merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya nasional,
 merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri
bangsa,
 merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan;

III - 2


 merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;
 memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
 memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
(iv).

Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dengan kriteria:
 diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional,
pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
 memiliki sumber daya alam strategis nasional;
 berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
 berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
 berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

(v).

Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dengan kriteria:
 merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
 merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau

diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
 memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara;
 memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
 menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
 rawan bencana alam nasional;
 sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak
luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Berdasarkan kriteria penetapan kawasan strategis nasional (KSN) seperti tersebut
di atas, maka dalam RTRWN telah ditetapkan kawasan strategis nasional (KSN) di
Provinsi Bali berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi kawasan
perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Kawasan Perkotaan
Sarbagita).
Kawasan perkotaan Sarbagita ini disamping ditetapkan sebagai pusat kegiatan
nasional (PKN)
juga merupakan kawasan strategis nasional (KSN) yang
diprioritaskan penataan ruangnya karena dalam lingkup nasional mempunyai
pengaruh sangat penting terhadap ekonomi.
3.1.2. Arahan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita

Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita ditetapkan melalui Perpres No. 45
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung,
Gianyar,dan Tabanan.
A. Tujuan Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita
Penataan ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita bertujuan untuk mewujudkan Kawasan
Perkotaan Sarbagita yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan,
sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata bertaraf
internasional, yang berjati diri budaya Bali berlandaskan Tri Hita Karana
B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita
NO
1

KEBIJAKAN
pengembangan

STRATEGI
a. menetapkan kawasan perkotaan inti sebagai pusat

III - 3


NO

KEBIJAKAN
keterpaduan sistem
pusat-pusat kegiatan
yang mendukung fungsi
kawasan sebagai pusat
kegiatan ekonomi
nasional berbasis
kegiatan pariwisata yang
bertaraf internasional

b.
c.

d.

2

peningkatan kualitas dan

jangkauan pelayanan
sistem prasarana;

a.

b.

c.

d.
e.

f.
g.

3

4

peningkatan fungsi dan

perlindungan fasilitas
pertahanan dan
keamanan negara; dan

a.

pelestarian alam dan
sosial-budaya di Kawasan
Perkotaan Sarbagita
sebagai pusat pariwisata
bertaraf internasional
yang berjati diri budaya
Bali.

a.

b.

b.

STRATEGI
kegiatan utama Kawasan Perkotaan Sarbagita yang
didukung kawasan perkotaan di sekitarnya yang
memiliki fungsi khusus pusat-pusat kegiatan pariwisata
dan kegiatan lainnya yang berhierarki dan
interdependen;
meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan inti
dan kawasan perkotaan di sekitarnya melalui
keterpaduan sistem transportasi dan sistem prasarana;
meningkatkan keterkaitan Kawasan Perkotaan
Sarbagita dengan PKN lainnya di Indonesia dan antar
negara; dan
mengembangkan kelembagaan lintas wilayah sebagai
wadah koordinasi pelaksanaan pembangunan Kawasan
Perkotaan Sarbagita berbasis kegiatan pariwisata.
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan
jaringan transportasi perkotaan yang seimbang dan
terpadu untuk menjamin aksesibilitas yang tinggi antara
kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di
sekitarnya;
mengembangkan jaringan jalan bebas hambatan,
manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta penyediaan
dan pemasyarakatan sistem pelayanan angkutan umum
massal yang terpadu;
mengembangkan keterpaduan sistem jaringan
transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi
udara, untuk menjamin aksesibilitas yang tinggi antarPKN dan antarnegara;
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem
jaringan energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem
jaringan telekomunikasi yang mencapai seluruh pusat
kegiatan di Kawasan Perkotaan Sarbagita;
meningkatkan keterpaduan pendayagunaan sumber
daya air melalui kerja sama pengelolaan antardaerah;
dan
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan air
minum, air limbah, drainase, dan persampahan secara
terpadu melalui kerja sama antardaerah dan kemitraan
antara pemerintah dan masyarakat
mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di
dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan negara; dan
mengembangkan zona penyangga yang memisahkan
antara kawasan pertahanan dan keamanan negara dan
kawasan budi daya terbangun di sekitarnya.
mengembangkan konsep kota kompak (compact city)
yang memenuhi arahan peraturan zonasi pada kawasan
perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya,
yang dilayani sistem transportasi umum massal untuk
mencegah kecenderungan penyatuan kawasan
terbangun perkotaan;
mengintegrasikan secara harmonis kawasan perdesaan
dan kawasan pertanian berbasis subak dengan tetap
mempertahankan kawasan pertanian berbasis subak

III - 4

NO

KEBIJAKAN

c.

d.
e.

f.

STRATEGI
sebagai zona penyangga Kawasan Perkotaan
Sarbagita;
mengembangkan distribusi RTH paling sedikit 30% (tiga
puluh persen) untuk keseluruhan Kawasan Perkotaan
Sarbagita;
melestarikan dan meningkatkan fungsi Taman Hutan
Raya Ngurah Rai;
melestarikan, melindungi, dan mengembangkan
terumbu karang alami dan terumbu karang baru untuk
pengembangan kegiatan pariwisata berbasis
masyarakat dan berwawasan lingkungan;
memelihara dan memperbaiki kualitas lingkungan pantai
untuk menjaga kelestarian dan keindahan pantai;

C. Rencana Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita
Rencana struktur ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita, meliputi: Rencana Sistem Pusat
Permukiman; dan Rencana Sistem Jaringan Prasarana.
a. Rencana Sistem Pusat Permukiman:
Rencana sistem pusat permukiman Kawasan Perkotaan Sarbagita, mencakup :
1.

Kawasan perkotaan inti, yakni : Kota Denpasar dan kawasan perkotaan Kuta, di
Kabupaten Badung;

2.

Kawasan perkotaan di sekitar kota inti, meliputi:
a)

Kawasan perkotaan Mangupura dan kawasan perkotaan Jimbaran di
Kabupaten Badung;

b)

Kawasan Perkotaan Gianyar, kawasan perkotaan Sukawati, dan kawasan
perkotaan Ubud di Kabupaten Gianyar; dan

c)

Kawasan perkotaan Tabanan di Kabupaten Tabanan.

III - 5

Gambar 3.1 Rencana Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita

III - 6

b. Rencana Sistem Jaringan Prasarana
Rencana sistem jaringan prasarana Kawasan Perkotaan Sarbagita, meliputi :
1.

Rencana Sistem Jaringan Transportasi;

2.

Rencana Sistem Jaringan Energi;

3.

Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi;

4.

Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air;

5.

Recana Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan

Hanya rencana sistem jaringan prasarana perkotaan yang terkait dengan infrastruktur
bidang cipta karya. Adapun sistem jaringan prasarana perkotaan yang dikembangkan di
kawasan perkotaan Sarbagita, meliputi :
a.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), meliputi :
 SPAM jaringan perpipaan Sistem Barat dilayani Unit Produksi Penet;
 SPAM jaringan perpipaan Sistem Tengah dilayani Unit Produksi Waribang I, Unit
Produksi Waribang II, Unit Produksi Waribang III, Unit Produksi Ayung I, Unit
Produksi Ayung II, dan Unit Produksi Muara Nusa Dua (Estuary dam); dan
 SPAM jaringan perpipaan Sistem Timur yang dilayani oleh Unit Produksi Petanu
dan Unit Produksi Unda.
 Penyediaan air baku untuk kebutuhan air minum dapat diupayakan melalui
rekayasa pengolahan air baku.

b.

Sistem Jaringan Drainase, meliputi :
 Sistem jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan sistem
pengendalian banjir.
 Sistem jaringan drainase dapat juga dilaksanakan melalui pembuatan dan
pengembangan kolam retensi air hujan.
 Sistem saluran drainase primer dikembangkan melalui sistem
pembuangan utama pada Sungai Utama Kawasan Perkotaan

c.

saluran

Sistem Jaringan Air Limbah :
Sistem pembuangan air limbah terpusat meliputi:
 Kawasan Perkotaan Denpasar dan Kuta, dilayani IPAL Suwung;
 Kawasan Perkotaan Mangupura, dilayani IPAL Badung;
 Kawasan Perkotaan Jimbaran, dilayani IPAL Jimbaran;
 Kawasan Nusa Dua, dilayani IPAL Benoa;
 Kawasan Perkotaan Gianyar, dilayani IPAL Gianyar;
 Kawasan Perkotaan Sukawati, dilayani IPAL Sukawati;
 Kawasan Perkotaan Ubud, dilayani IPAL Ubud;
 Kawasan Perkotaan Tabanan, dilayani IPAL Tabanan.

d.

Sistem Jaringan Pengelolaan Persampahan, meliputi :

III - 7

 Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas Tempat Penampungan Sementara
(TPS) sampah, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
 Lokasi TPST dan TPA sampah regional Kawasan Perkotaan Sarbagita berada di
Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
D. Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita
Rencana pola ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita terdiri atas rencana peruntukan
kawasan lindung dan kawasan budidaya.
1. Kawasan lindung dikelompokkan ke dalam zona lindung, mencakup:
a.

Zona lindung 1 (Zona L1) merupakan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan hutan lindung, kawasan
bergambut, dan kawasan resapan air, tidak terdsapat di Kawasan Perkotaan
Sarbagita;

b.

Zona Lindung 2 (Zona L2) merupakan kawasan perlindungan setempat
ditetapkan dengan tujuan melindungi pantai, sungai, jurang, waduk, kawasan
suci, kawasan tempat suci, dan RTH dari kegiatan budi daya yang dapat
mengganggu kelestarian fungsinya.

c.

Zona lindung 3 (Zona L3) merupakan kawasan suaka alam, kawasan
pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya terdiri atas kawasan suaka alam;
kawasan pelestarian alam; kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulaupulau kecil; dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

2. Kawasan budidaya dikelompokkan ke dalam zona budidaya terdiri atas:
a.

Zona B1 merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki
kualitas daya dukung lingkungan tinggi dan kualitas pelayanan prasarana dan
sarana yang tinggi, serta bangunan gedung vertikal terbatas dan horisontal
dengan intensitas tinggi.

b.

Zona B2 merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki
kualitas daya dukung lingkungan sedang, kualitas pelayanan prasarana dan
sarana sedang dan tinggi, serta bangunan gedung vertikal terbatas dan
horisontal dengan intensitas sedang dan tinggi.

c.

Zona B3 merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki
kualitas daya dukung lingkungan sedang, kualitas pelayanan prasarana dan
sarana sedang dan tinggi tinggi, bangunan gedung vertikal terbatas dan
horisontal dengan intensitas sedang, serta merupakan kawasan di sekitar pantai
dan dataran tinggi yang memiliki daya tarik wisata tinggi

d.

Zona B4 merupakan zona permukiman perdesaan dengan karakteristik sebagai
kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan rendah serta kualitas
pelayanan prasarana dan sarana sedang.

e.

Zona B5 merupakan zona pertanian tanaman pangan irigasi teknis dengan
karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan
rendah.

III - 8

f.

Zona B6 merupakan zona pesisir pantai dengan karakteristik sebagai kawasan
yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan rendah dan memiliki kualitas
prasarana dan sarana perikanan, pariwisata laut, dan penunjang rekreasi pantai.

g.

Zona B7 merupakan zona perairan laut dengan karakteristik sebagai kawasan
yang potensial untuk kegiatan kelautan dan perikanan serta kegiatan pariwisata.

L2

- Sempadan Sungai
- Sempadan Pantai
- Sempadan Waduk
- Kawasan Suci
- Kawasan Tempat Suci

L3

-Taman Hutan Raya
- Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau kecil
Kaw. Cagar Budaya

B1

- Kawasan Perumahan hunian padat
- Kawasan Perdagangan dan Jasa Skala Regional
- Kawasan Pemerintahan skala regional

B2
B3

- Kawasan Pariwisata
- Kawasan Perumahan hunian sedang

B4

- Kawasan Perumahan hunian rendah sampai sedang
- Kawasan Pertanian Lahan Kering

B5

- Kawasan Pertanian Lahan Basah / Budidaya
Tanaman Pangan

B6

- Kawasan Rekreasi Pantai
- Kawasan Perikanan Budidaya
- Kawasan Wisata Bahari

B7

- Kawasan Perikanan Budidaya Laut
- Kawasan Perikanan Tangkap
- Kawasan Wisata Bahari

6

Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita
E. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita
Arahan pemanfaatan ruang kawasan perkotaan Sarbagita dilaksanakan melalui
pengembangan indikasi program utama pemanfaatan ruang.Arahan pemanfaatan ruang
Kawasan Perkotaan Sarbagita merupakan acuan dalam mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita.
Arahan pemanfaatan ruang, mencakup indikasi program utama; indikasi sumber
pendanaan; indikasi instansi pelaksana; dan indikasi waktu pelaksanaan.
Tabel 3.1
Indikasi Program Utama Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita
(Bidang Cipta Karya)
NO

INDIKASI PROGRAM UTAMA

LOKASI

SUMBER
PEMBIAYAAN

INSTANSI
PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN
I
II
III
IV
2011- 2015- 2020- 20252014 2019 2024 2027

III - 9

NO
I

INDIKASI PROGRAM UTAMA

LOKASI

SUMBER
PEMBIAYAAN

C
4

PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
PERWUJUDAN SISTEM JARINGAN PRASARANA
Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan

4.1

Pengembangan dan Pemantapan Sistem Jaringan Air Minum
Penyusunan Rencana Induk
Sektor (RIS) Pelayanan Air
Minum Kawasan Metropolitan
Sarbagita
Pengembangan Jaringan Induk
Distribusi Air Minum
Pemantapan Kerjasama antar
PDAM dan KPS
Perluasan Jaringan Pelayanan
ke Masyarakat

4.2

INSTANSI
PELAKSANA

Sarbagita

APBN

Kementerian
Pekerjaan Umum

Sarbagita

APBN

Sarbagita

APBD Kabupaten,
Swasta

Kementerian
Pekerjaan Umum
PDAM Kabupaten
/Kota, Swasta

Sarbagita

APBD Kab,
Sumber lain yg
sah

WAKTU PELAKSANAAN
I
II
III
IV
2011- 2015- 2020- 20252014 2019 2024 2027

PDAM Kabupaten
/Kota, Swasta

Pengembangan, Peningkatan dan Pemantapan Sistem Jaringan Air Limbah Perkotaan
Pengembangan RIS
Sarbagita
APBN
Kementerian
Pengolahan Air Limbah
Pekerjaan
Perpipaan
Umum
Pemantapan Pelayanan Sistem Kota Denpasar
APBD Provinsi
Pemerintah
Jaringan Air Limbah Perpipaan
dan
Provinsi
Kota Denpasar dan Kuta Tahap KecamatanKuta
I & Tahap II
Kecamatan
APBD Provinsi
Pemerintah
Peningkatan pelayanan dan
Denpasar Selatan
Provinsi, PT.
perluasan IPAL Suwung dan
dan
,
Kecamatan
BTDC
IPAL Benoa (Nusa Dua)
Perluasan Pelayanan Jaringan
Air Limbah Perpipaan Denpasar
dan Kuta Tahap III
Perluasan pelayanan jaringan
air limbah perpipaan Kawasan
Nusa Dua dan Tanjung Benoa
Feasibility Study Jaringan Air
Limbah Perpipaan Kaw.
Perkotaan
Pengembangan Sistem
Jaringan Air Limbah Perpipaan
Perkotaan Ubud dan IPAL Ubud
Pengembangan Sistem
Jaringan Air Limbah Perpipaan
Perkotaan Mangupura dan IPAL
Mangupura
Pengembangan Sistem
Jaringan Air Limbah Perpipaan
Perkotaan Gianyar dan IPAL
Gianyar
Pengembangan Sistem
Jaringan Air Limbah Perpipaan
Perkotaan Tabanan dan IPAL
Tabanan
Pengembangan Sistem
Jaringan Air Limbah Perpipaan
Perkotaan Jimbaran dan IPAL
Jimbaran

Kuta Selatan
Kota Denpasar
dan Kecamatan
Kuta

APBD Provinsi

Pemerintah
Provinsi

Kecamatan Kuta
Selatan

APBD Provinsi,
Sumber lain yang
sah

Pemerintah
Provinsi, PT.
BTDC

Kec Mengwi, Kec
Tabanan, Kec
Gianyar, Kec
Kuta Utara, Kec
Kuta Selatan.
Kecamatan Ubud

APBD Provinsi /
Kabupaten

Pemerintah
Provinsi /
Kabupaten

APBD Provinsi /
Kabupaten

Pemerintah
Provinsi /
Kabupaten

Kecamatan
Mengwi,
Kecamatan Kuta
Utara

APBD Provinsi/
Kabupaten

Pemerintah
Provinsi /
Kabupaten

Kecamatan
Gianyar,
Kecamatan
Blahbatuh

APBD Provinsi/
Kabupaten

Pemerintah
Provinsi /
Kabupaten

Kecamatan
Tabanan,
Kecamatan Kediri

APBD Provinsi/
Kabupaten

Pemerintah
Provinsi /
Kabupaten

Kecamatan Kuta
Selatan

APBD Provinsi/
Kabupaten

Pemerintah
Provinsi /
Kabupaten

III - 10

NO

4.3

INDIKASI PROGRAM UTAMA

LOKASI

SUMBER
PEMBIAYAAN

INSTANSI
PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN
I
II
III
IV
2011- 2015- 2020- 20252014 2019 2024 2027

Kecamatan
APBD Provinsi/
Pemerintah
Pengembangan Sistem
Sukawati
Kabupaten
Provinsi /
Jaringan Air Limbah Perpipaan
Kabupaten
Perkotaan Sukawati dan IPAL
Sukawati
APBD Provinsi/
Pemerintah
Pengemb Sistem Jar Air Limbah Kecamatan Kuta
Utara
Kabupaten
Provinsi /
Perpipaan Perkotaan Dalung –
Kabupaten
Kerobokan dan IPAL DalungKerobokan
Sarbagita
APBD
Pemerintah
Pengembangan Sanitasi
Provinsi
Komunal tersebar
Pengembangan, Peningkatan dan Pemantapan Sistem Pengelolaan Persampahan

Pengemb. RIS Pengelolaan
Persampahan Kawasan
Pemantapan Pelayanan IPST
Sarbagita
Peningkatan Pelayanan TPA
Temesi
Pengembangan Alternatif TPA
Baru
Pengembangan sistem
pengangkutan persampahan

Sarbagita

APBN

Kementerian
Pekerjaan Umum

Sarbagita

APBN

Gianyar

APBD Kabupaten

Sarbagita

APBD Provinsi

Sarbagita

Sumber lain yang
sah

Kementerian
Pekerjaan Umum
Pemerintah
Kabupaten
Pemerintah
Provinsi
BPKS Sarbagita

3.1.3. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa-Bali
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari
RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan
RPI2-JMKabupaten/Kota adalah:
a.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan
pengembangan kawasan lindung dan budidaya, termasuk arahan pengembangan
polaruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan kawasan permukiman,
pengembangan RTH; pengembangan sistem pusat pelayanan, sistem jaringan
prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya termasuk sistem jaringan
prasarana pengelolaan lingkungan.

b.

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yangmemberikan arahan batasan
wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

c.

Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air
limbah,persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali telah ditetapkan melalui Perpres No. 28 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali. Berdasarkan Perpres tersebut
Tujuan Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali terkait dengan Bidang Cipta Karya adalah
mewujudkan kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi
bencana.
Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis
mitigasi dan adaptasi bencana, meliputi:
a. pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang menjalar (urban
sprawl); dan

III - 11

b. pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan rawan
bencana.
Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang menjalar
(urban sprawl), meliputi:
a. mengendalikan perkembangan kawasan permukiman, perdagangan, jasa, dan/atau
industri di kawasan perkotaan nasional sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup; dan
b. mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan nasional yang berdekatan
dengan kawasan lindung.
Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan
rawan bencana, meliputi:
a. menetapkan zona-zona rawan bencana beserta ketentuan mengenai standar
bangunan gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana di
kawasan perkotaan nasional;
b. mengendalikan perkembangan kawasan budi daya terbangun di kawasan perkotaan
nasional yang berpotensi terjadinya bencana;
c. mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi
dan jalur evakuasi bencana; dan
d. membangun sarana pemantauan bencana.
A. Rencana Struktur Ruang dan Rencana Pola Ruang Pulau Jawa-Bali
Rencana struktur ruang dan rencana pola ruang Pulau Jawa-Bali merupakan perangkat
operasional RTRWN di Pulau Jawa-Bali yang berupa strategi operasionalisasi
perwujudan struktur ruang dan pola ruang.
Strategi operasionalisasi perwujudan struktur ruang terdiri atas strategi operasionalisasi
perwujudan : (a) sistem perkotaan nasional; (b) sistem jaringan transportasi nasional;
(c) sistem jaringan energi nasional; (d) sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan (d)
sistem jaringan sumber daya air. Strategi operasionalisasi perwujudan pola ruang terdiri
atas strategi operasionalisasi perwujudan: (a) kawasan lindung nasional; dan (b)
kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan transportasi nasional, terdiri atas
strategi operasionalisasi perwujudan : (a) sistem jaringan transportasi darat; (b) sistem
jaringan transportasi laut; dan (c) sistem jaringan transportasi udara.
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan transportasi darat terdiri atas
strategi operasionalisasi perwujudan: (a) jaringan jalan nasional; (b) jaringan jalur kereta
api nasional; dan (c) jaringan transportasi penyeberangan.
Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalan nasional, meliputi:
a. memantapkan jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer pada
Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa dan Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau
Jawa untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional dan
mendorong daya saing perekonomian di Pulau Jawa-Bali;
b. mengembangkan jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer pada
Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa, Jaringan Jalan Lintas Pantai Selatan
Pulau Jawa, jaringan jalan di Pulau Madura, Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau

III - 12

Bali, dan Jaringan Jalan Lintas Bali Utara untuk meningkatkan keterkaitan
antarkawasan perkotaan nasional dan mendorong daya saing perekonomian di
Pulau Jawa-Bali;
c. mengembangkan jaringan jalan strategis nasional pada Jaringan Jalan Lintas
Selatan Pulau Jawa, Jaringan Jalan Lintas Pantai Selatan Pulau Jawa, dan jaringan
jalan di Pulau Madura untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan tertinggal dan
terisolasi sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, serta
karakteristik, jenis, dan potensi ancaman bencana;
d. memantapkan jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan
jaringan jalan strategis nasional pada jaringan jalan pengumpan untuk
meningkatkan keterkaitan antarkawasan di Pulau Jawa bagian selatan dengan
kawasan perkotaan nasional di Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian
utara, serta antar kawasan di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan
nasional di Pulau Bali bagian selatan sesuai daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup, serta karakteristik, jenis, dan potensi ancaman bencana;
e. mengembangkan dan memantapkan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan
jaringan jalur kereta api nasional dan pelabuhan penyeberangan;
f.

mengembangkan dan memantapkan jaringan jalan nasional yang menghubungkan
kawasan perkotaan nasional dengan pelabuhan dan/atau bandar udara; dan

g. mengembangkan atau memantapkan jaringan jalan bebas hambatan serta
mengendalikan pembangunan pintu masuk/pintu keluar jalan bebas hambatan
dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan
lindung, dan kawasan rawan bencana.
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan transportasi laut, terdiri atas
strategi operasionalisasi perwujudan: (a) tatanan kepelabuhanan; dan (b) alur
pelayaran.
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan transportasi udara terdiri atas
strategi operasionalisasi perwujudan: (a) tatanan kebandarudaraan; dan (b) ruang
udara untuk penerbangan
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan energi nasional, terdiri atas
strategi operasionalisasi perwujudan: (a) jaringan pipa minyak dan gas bumi; (b)
pembangkit tenaga listrik; dan (c) jaringan transmisi tenaga listrik.
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan telekomunikasi nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf d terdiri atas strategi
operasionalisasi perwujudan: (a) jaringan terestrial; dan (b) jaringan satelit.
Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan sumber daya air terdiri atas
strategi operasionalisasi perwujudan sumber air; dan strategi operasionalisasi
perwujudan prasarana sumber daya air.
Strategi operasionalisasi perwujudan sumber air, meliputi:
a. mendayagunakan sumber air berbasis pada WS untuk melayani kawasan perkotaan
nasional dan kawasan andalan yang dapat dilakukan melalui kerja sama
antardaerah;
b. merehabilitasi DAS kritis;
c. mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan imbuhan air tanah pada CAT; dan

III - 13

d. mengendalikan pendayagunaan sumber air tanah di kawasan pelepasan air tanah
pada CAT.
Strategi operasionalisasi perwujudan prasarana sumber daya air, meliputi:
a. mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya untuk
mempertahankan daya tampung air yang menjamin penyediaan air baku bagi
kawasan perkotaan nasional dan kawasan andalan;
b. meningkatkan fungsi, mengembangkan, dan memelihara jaringan irigasi teknis pada
DI untuk mempertahankan dan meningkatkan luasan lahan pertanian pangan; dan
c. mengembangkan prasarana dan sarana air baku untuk melayani kawasan tertinggal
dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil berpenghuni.
Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan lindung nasional terdiri atas strategi
operasionalisasi perwujudan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
kawasan perlindungan setempat;
kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan cagar budaya;
kawasan rawan bencana alam;
kawasan lindung geologi;
kawasan lindung lainnya.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi (1)
kawasan hutan lindung; dan (2) kawasan resapan air.
Kawasan perlindungan setempat, meliputi;(1) kawasan sempadan pantai; (2) kawasan
sempadan sungai; dan (3) kawasan sekitar danau atau waduk.
Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi: (1)
kawasan suaka margasatwa; (2) kawasan cagar alam dan cagar alam laut; (3) kawasan
pantai berhutan bakau; (4) kawasan taman nasional dan taman nasional laut; (5)
kawasan taman hutan raya; (6) kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam
laut; dan (7) kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Kawasan rawan bencana alam, meliputi: (1) kawasan rawan tanah longsor; (2) kawasan
gelombang pasang; dan (3) kawasan rawan banjir.
Kawasan limdung geologi, meliputi: (1) kawasan cagar alam geologi; (2) kawasan
rawan bencana alam geologi,dan (3) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
air tanah.
Kawasan cagar alam geologi, mencakup (a) kawasan keunikan batuan dan fosil; (b)
kawasan keunikan bentang alam; dan (c) kawasan keunikan proses geologi.
Kawasan rawan bencana alam geologi,mencakup: (a) kawasan rawan letusan gunung
berapi; (b) kawasan rawan gempa bumi; (c) kawasan rawan gerakan tanah;(d) kawasan
rawan tsunami; (e) kawasan rawan abrasi; dan (f) kawasan rawan bahaya gas beracun.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, berupa kawasan imbuhan
air tanah.
Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan budidaya yang mempunyai nilai strategis
nasional, terdiri dari strategi operasionalisasi perwujudan:
a. kawasan peruntukan hutan;
b. kawasan peruntukan pertanian;

III - 14

c.
d.
e.
f.
g.

kawasan peruntukan perikanan;
kawasan peruntukan pertambangan;
kawasan peruntukan industri;
kawasan peruntukan pariwisata; dan
kawasan peruntukan permukiman.

Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional yang mampu memacu
pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong
pemerataan perkembangan wilayah, merupakan kawasan andalan. Kawasan andalan
terdiri atas kawasan andalan dengan sektor unggulan: kehutanan, pertanian,
perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, perdagangan, dan jasa.
Sehingga strategi operasionalisasi perwujudan kawasan andalan, terdiri atas strategi
operasionalisasi perwujudan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

kawasan andalan dengan sektor unggulan kehutanan;
kawasan andalan dengan sektor unggulan pertanian;
kawasan andalan dengan sektor unggulan perkebunan;
kawasan andalan dengan sektor unggulan perikanan dan kelautan;
kawasan andalan dengan sektor unggulan pertambangan;
kawasan andalan dengan sektor unggulan industri;
kawasan andalan dengan sektor unggulan pariwisata; dan
kawasan andalan dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa.

Strategi operasionalisasi perwujudan struktur ruang dan pola ruang Pulau Jawa-Bali
terkait dengan Bidang Cipta Karya dan berada di Pulau Bali, secara rinci tercantum
dalam Tabel, sebagai berikut:
˗

Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional di Pulau JawaBali disajikan pada Tabel 3.2

˗

Strategi operasionalisasi perwujudan transportasi darat, disajikan pada Tabel 3.3;

˗

Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan sumber daya air, disajikan
pada Tabel 3.4

˗

Strategi operasionalisasi perwujudan pelestarian kawasan lindung nasional di Pulau
Jawa-Bali,disajikan pada Tabel 3.5

˗

Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan budi daya yang memiliki nilai
strategis nasional di Pulau Jawa-Bali, disajikan pada Tabel 3.6

˗

Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan andalan di Pulau Jawa-Bali, disajikan
pada Tabel 3.7

Peta Rencana Struktur Ruang Pulau Jawa-Bali disajikan pada Gambar 3.3; dan Peta
Rencana Pola Runga Pulau Jawa-Bali disajikan pada Gambar 3.4
B. Arahan Pemanfataan Ruang Pulau Jawa-Bali
Arahan pemanfaatan ruang Pulau Jawa-Bali merupakan acuan untuk mewujudkan
struktur ruang dan pola ruang Pulau Jawa-Bali sebagai perangkat operasional RTRWN
di Pulau Jawa-Bali. Arahan pemanfaatan ruang Pulau Jawa-Bali terdiri atas:
a) indikasi program utama perwujudan struktur ruang dan perwujudan pola ruang;
b) sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber lain
yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.;

III - 15

c) instansi pelaksana dari Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan masyarakat.;
d) waktu pelaksanaan. terdiri atas 4 (empat) tahapan, sebagai dasar bagi pelaksana
kegiatan dalam menetapkan prioritas pembangunan di Pulau Jawa-Bali, meliputi:
1) tahap pertama pada periode tahun 2011-2014;
2) tahap kedua pada periode tahun 2015-2019;
3) tahap ketiga pada periode tahun 2020-2024; dan
4) tahap keempat pada periode tahun 2025-2027.
Indikasi Program utama Jangka Menengah Lima Tahunan Arahan Pemanfaatan Ruang
Pulau Jawa-Bali disajikan pada Tabel 3.8

III - 16

Tabel 3.2 Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional di Pulau Jawa-Bali (terkait di Provinsi Bali)
NO

KAWASAN PERKOTAAN

VII.1

Kawasan Perkotaan DenpasarBadung-Gianyar-Tabanan
(Sarbagita)

FUNGSI
KOTA
PKN

˗
˗
˗
˗
˗

FUNGSI PELAYANAN

STRATEGI OPERASIONALISASI

Pariwisata
Pertanian
Industri
Perikanan
Perdagangan dan Jasa

a. Mengendalikan perkembangan fisik PKN Kawasan Perkotaan Sarbagita (KPS) untuk
menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan
b. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan
c. Mengendalikan perkembangan PKN KPS melalui optimalisasi pemanfaatan ruang secara
kompak dan vertikal sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
d. Mengendalikan perkembangan PKN KPS di kawasan rawan bencana gelombang pasang,
banjir, gempa bumi, tsunami, dan abrasi di sepanjang wilayah pesisir.
e. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS sebagai pusat kegiatan industri kreatif
berdaya saing dan ramah lingkungan.
f. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan.
g. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS sebagai pusat perdangan dan jasa
yang beskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup
h. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS sebagai pusat pariwisata cagar
budaya, dan ilmu pegetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan
perjalanan insetif, konferensi dan pameran.
i. Meningkatkan keterkaitan antar PKN sebagai pusat pariwisata di Pulu Jawa-Bali dalam
kesatuan tujuan pariwisata di PKN Kawan Perkotaan Sarbagita.
j. Mengembangkan PKN KPS dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan
minim limbah.
k. Memantapkan jaringan jalan pengumpan Pulau Bali yang terpadu dengan jaringan jalur
kereta api perkotaan di PKN KPS.
l. Memantapkan jaringan jalan arteri primer yang mnghubungkan PKN KPS dengan
pelabuhan Benoa dan Banddar Udara Ngurah Rai.
m. Mengembangkan dan memantapkan jaringan jalur kerata api perkotaan di PKN KPS
untuk mendukung pergerakan orang dan barang secara massal, cepat, aman, dan
efisien.
n. Mengembangkan jaringan jalur kereta api antar kota di Pulau Bali pada lintas GiilimanukNegara-Tabanan-Denpasar-Amlapura; lintas Singaraja-Tabanan; dan lintas
Kubutambahan-Bangli-Gianyar yang melayanai PKN KPS.

______________________________________________________________________________________________

III - 17

NO

KAWASAN PERKOTAAN

FUNGSI
KOTA

FUNGSI PELAYANAN

STRATEGI OPERASIONALISASI
o. Memantapkan pelabuhan penyeberangan di Kota Denppasar yang terpadu dengan
jaringan jalan bebas hambatan dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN KPS.
p. Memantapkan lintas penyeberangan Benoa-Sengigi (Pulau Lombok) yang terpadu
dengan jaringan jalan bebas hambatan dan jaringan jalur kerata api perkotaan di PKN
KPS.
q. Mengembangkan Pelabuhan Benoa untuk meningkatkan kegiatan ekspor-impor yng
mendukung perkembangan PKN KPS.
r. Mengembangkan pelabuhan Benoa yang terpadu dengan jaringan jalan bebas hambatan
dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN KPS.
s. Memantapkan Bandar Uadara Ngurah Rai yang terpadu dengan jaringan jalan Lintas Bali
Selatan, jalan bebas hambatan dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN KPS.
t. Merehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik pada jaringan transmisi Bali yang melayani
PKN KPS.
u. Mengendalikan pengembangan jaringan trasmisi tenaga listrik bertegangan tinggi
dengan memperhatikan kawasan perkotaan dan kawasan permukiman tingat kepadatan
tinggi di PKN KPS.
v. Merehabilitasi jaringan terestrial pada jaringan pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pulau
Bali yang menghubungkan PKW Banyuwangi (Pulau Jawa)-PKW Negara-PKN KPS-PKW
Semarapura-PKW Singaraja.
w. Mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKN KPS.
x. Mendayagunakan sumber air berbasis pada WS strategis nasional pada WS Bali-Penida
(Provinsi Bali) yang melayani PKN KPS
y. Mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya (Waduk Benel, Waduk
Muara, Waduk Palasari, danWaduk Telaga Tunjung) untuk mempertahankan daya
tampung air sehingga berfungsi sebagai pemasok air baku bagi PKN KPS.
z. Meningktkan keterkaitan PKN KPS dengan kawasan andalan Denpasar-Ubud-Kintamani
(Bali Selatan) dengan sektor unggulan pariwisata, pertanian, industri, dan perikanan serta
Kawasan Adalan Laut Bali dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan,
pertambangan, dan pariwisata.
aa. Mengembagkan fungsi PKN KPS sebagai pusat permukiman dengan tingkat
intensitasnpemanfaatan ruang menengah dan tinggi yang kecenderungan
pengembangan ruangnya kearah vertikal.
bb. Mengembangkan/meningkatkan fugsi PKN KPS sebagai simpul utama kegiatan eksporimpor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional.
cc. Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKN KPS sebagai simpul utama transportasi

______________________________________________________________________________________________

III - 18

NO

VII.2

KAWASAN PERKOTAAN

Singaraja

FUNGSI
KOTA

PKW

FUNGSI PELAYANAN

˗
˗
˗
˗

Pariwisata
Pertanian
Perikanan
industri

STRATEGI OPERASIONALISASI
skala internasional, nasional, dan/atau regional.
dd. Membatasi intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKN KPS.
ee. Menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan
gangguan terhadap berfungsinya PKN KPS.
ff. Menetapkan RDTR Kota dan Peraturan Zonasi Kota.
a. mengendalikan perkembangan fisik PKW Singaraja untuk menjaga keutuhan lahan
pertanian tanaman pangan.
b. Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKW Singaraja melalui peningkatan fungsi
industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan.
c. Mengendalikan perkembangan PKW Singaraja di kawasan rawan bencana gerakan
tanah atau tanah longsor, gempa bumi dan banjir.
d. Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKW Singaraja melalui peningkatan fungsi
industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan.
e. Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKW Singaraja sebagai pusat pariwisata cagar
budaya dan ilmu pengeahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan petemuan,
perjalanan insentif, konferensi dan pameran.
f. Mengembangkan PKW Singaraja dengan konsepkota hijau yang hemat energi, air, lahan
dan minim limbah.
g. Mengembangkan jaringan jalur kereta api antar kota di Pulau Bali pada lintas SingarajaTabanan yang melayaniPKW Singaraja.
h. Merehabilitasi jaringan terestrial pada jaringan pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pulau
Bali yang menghubungkan PKW Banyuwangi(Pulau Jawa)-PKW Negara-PKNKPS-PKW
Semarapura-PKW Singaraja.
i. Mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKW Singaraja.
j. Mendayagunakan sumber air berbasis pad WS strategis nasional pad WS Bali-Penida
(Provinsi Bali) yang melayani PKW Singaraja.
k. Mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya (Waduk Gerokgak)
untuk mempertahankan daya tampung air sehingga berfungsi sebagai pemasok air baku
bagi PKW Singaraja.
l. Meningkatkan keterkaitan PKW Singaraja dengan kawasan andalan Singaraja dan
sekitarnya (Bali Utara) dengan sektor unggulan pariwisata, pertanian, dan perikanan
m. Mengembangkan PKW Singaraja sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas
pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya kearah
horisontal dikendalikan.
n. Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKW Singaraja sebagai pusat permukiman

______________________________________________________________________________________________

III - 19

NO

KAWASAN PERKOTAAN

FUNGSI
KOTA

FUNGSI PELAYANAN

STRATEGI OPERASIONALISASI
dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah.
Mengembangkan/meningkatkan fungsi atau potensi PKW Singaraja sebagai simpul
kedua mendukung kegiatan perdangangan provinsi.
p. Mengembangkan fungsi atu potensi PKW Singaraja sebagai simpul transportasi skala
provinsi atau beberapa kabupaten.
q. Membatasi itensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKW Singaraja.
r. Menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan rung yang menyebabkan
gangguan terhadap berfungsinya PKW Singaraja.
a. mmengendalikan perkembangan fisik PKW Semarapura untuk menjaga keutuhan lahan
pertanian tanaman pangan.
b. Mendorong pengembangan PKW Semarapura melalui peningkatan fungsi industri
pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan.
c. Mengembangkan PKW Semarapura sebagai pusat penelitian dan pengembanga
pertanian tanaman pangan .
d. Mengendalikan perkembangan PKW Semarapura di kawasan rawan bencana gempa
bumi, tsunami, dan abrasi disepanjang wilayah pesisir.
e. Mendorong pengembangan PKW Semarapura sebagai pusat pariwisata cagar budaya
dan ilmu pengeahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan petemuan, perjalanan
insentif, konferensi dan pameran.
f. Mengembangkan PKW Semarapura dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air,
lahan dan minim limbah.
g. Mengembangkan jaringan jalur kereta api antar kota di Pulau Bali pada lintas GilimanukTabanan-Denpasar-Amlapura yang melayani PKW Semarapura.
h. Merahabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik pada jaringan transmisi Bali yang melayani
PKW Semarapura
i. Merehabilitasi jaringan terestrial pada jaringan pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pulau
Bali yang menghubungkan PKW Banyuwangi(Pulau Jawa)-PKW Negara-PKNKPS-PKW
Semarapura-PKW Singaraja.
j. Mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKW Semarapura.
k. Mendayagunakan sumber air berbasis pad WS strategis nasional pad WS Bali-Penida
(Provinsi Bali) yang melayani PKW Semarapura.
l. Meningkatkan keterkaitan PKW Semarapura dengan kawasan andalan Bali Selatan
dengan sektor unggulan pariwisata, pertanian, industri, dan perikanan
m. Mengembangkan fungsi PKW Semarapura sebagai pusat permukiman dengan tingkat
intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya
o.

VII.3

Semarapura

PKW

˗
˗
˗

Pariwisata
Pertanian
Industri

______________________________________________________________________________________________

III - 20

NO

KAWASAN PERKOTAAN

FUNGSI
KOTA

FUNGSI PELAYANAN

STRATEGI OPERASIONALISASI
n.
o.
p.
q.
r.

VII.4

Negara

PKW

˗
˗
˗

Pariwisata
Pertanian
Industri

a.
b.
c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.

j.
k.
l.

kearah horisontal dikendalikan.
Mendorong pengembangan fungsi PKW Semarapura sebagai pusat permukiman dengan
tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah.
Mendorong pengembangan fungsi atau potensi PKW Semarapura sebagai simpul kedua
mendukung kegiatan perdangangan provinsi.
Mengembangkan fungsi atu potensi PKW Semarapura sebagai simpul transportasi skala
provinsi atau beberapa kabupaten.
Membatasi itensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKW
Semarapura
Menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan
gangguan terhadap berfungsinya PKW Semarapura
mmengendalikan perkembangan fisik PKW Negara untuk menjaga keutuhan lahan
pertanian tanaman pangan.
Mendorong pengembangan PKW Negara melalui peningkatan fungsi industri pengolahan
dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan.
Mengembangkan PKW Negara sebagai pusat penelitian dan pengembanga pertanian
tanaman pangan .
Mengendalikan perkembangan PKW Negara di kawasan rawan bencana gempa
bumi,dan tsunami.
Mendorong pengembangan PKW Negara sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan
ilmu pengeahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan petemuan, perjalanan
insentif, konferensi dan pameran.
Mengembangkan PKW Negara dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan
dan minim limbah.
Mengembangkan jaringan jalur kereta api antar kota di Pulau Bali pada lintas GilimanukTabanan-Denpasar-Amlapura yang melayani PKW Negara.
Merahabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik pada jaringan transmisi Bali yang melayani
PKW Negara
Merehabilitasi jaringan terestrial pada jaringan pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pulau
Bali yang menghubungkan PKW Banyuwangi (Pulau Jawa)-PKW Negara-PKNKPS-PKW
Negara-PKW Singaraja.
Mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKW Negara.
Mendayagunakan sumber air berbasis pad WS strategis nasional pad WS Bali-Penida
(Provinsi Bali) yang melayani PKW Negara
Meningkatkan keterkaitan PKW Negara dengan kawasan andalan Bali Selatan dengan

______________________________________________________________________________________________

III - 21

NO

KAWASAN PERKOTAAN

FUNGSI
KOTA

FUNGSI PELAYANAN

STRATEGI OPERASIONALISASI
sektor unggulan pariwisata, pertanian, industri, dan perikanan
m. Mengembangkan fungsi PKW Negara sebagai pusat permukiman dengan tingkat
intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya
kearah horisontal dikendalikan.
n. Mendorong pengembangan fungsi PKW Negara sebagai pusat permukiman dengan
tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah.
o. Mendorong pengembangan fungsi atau potensi PKW Negara sebagai simpul kedua
mendukung kegiatan perdangangan provinsi.
p. Mengembangkan fungsi atu potensi PKW Negara sebagai simpul transportasi skala
provinsi atau beberapa kabupaten.
q. Membatasi itensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKW Negara
r. Menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan
gangguan terhadap berfungsinya PKW Negara.

Sumber : Lampiran III Perpres 28 Tahun 2012

______________________________________________________________________________________________

III - 22

Tabel 3.3 Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Jaringan Transportasi Darat
NO
1
1.1

SISTEM JARINGAN TRASPORTASI
Sistem Jaringan Jalan nasional
Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau
Bali dan Jaringan Jalan Lintas Utara
Pulau Bali

JENIS
Jaringan Jalan arteri
Primer dan Jaringan
Jalan Kolektor Primer

STRATEGI OPERASIONALISASI
a.

b.

c.

d.

e.

2

Mengembangkan jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan
Lintas Selatan Pulau Bali yang menghubungkan Gilimanuk-Cekik-Negara-Tabanan-MengwitaniBeringkit-Denpasar-Tohpati-Kusamba Angentelu-Padangbai; dan jaringan jalan kolektor primer pada
Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Bali yang menghubungkan Cekik-Seririt-Singaraja-KubutambahanAmlapura-Angentelu.untuk meningkatkan keterkaitan antar kawasan perkotaan nasional dan
mendorong daya saing perekonomian di Pulau Jawa-Bali;
Pemantapan jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan jaringan jalan strategis
nasional pada jaringan jalan pengumpan untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan di di Pulau Bali
bagian utara dengan kawasan perkotaan nasional di Pulau Bali bagian selatan sesuai daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup, serta karakteristik, jenis, dan potensi ancaman bencana dilakukan
pada jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan : Batas Kota Singaraja-Mengwitani; TohpatiGianyar-S