BAB III ARAHAN SPASIAL DAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1504704038Bab3 Arahan Spasial Strategis bdg

BAB III ARAHAN SPASIAL DAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA Bab ini menguraikan secara ringkas Arahan Kebijakan yang menjadi landasan dalam

  

penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, bersumber dari amanat pembangunan

nasional, daerah,internasional; peraturan per UU an terkait Bidang Cipta Karya; dan

rencana spasial wilayah nasional, provinsi maupun kabupaten/kota dan kawasan.

3.1. ARAHAN SPASIAL 3.1.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

  

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah

No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).Arahan

yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM

kabupaten/kota adalah sebagai berikut: a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN); kriteria penetapannya adalah : (i). Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, (ii). Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan

  

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN); kriteria penetapannya

adalah: (i). Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;

  (ii). Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga; (iii). Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau (iv). Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

  Berdasarkan kriteria penetapan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN) seperti tersebut di atas, maka dalam RTRWN belum ada ditetapkan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN) di Provinsi Bali.

  

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN); kriteria penetapannya dilakukan

berdasarkan kepentingan: (i). Pertahanan dan keamanan, dengan kriteria :

   diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional;  diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau  merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

  (ii). Pertumbuhan ekonomi, dengan kriteria :  memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;  memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional;  memiliki potensi ekspor;  didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

 mememiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

 berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam

   memiliki sumber daya alam strategis nasional;  berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;

 berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau

 berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

  (v). Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dengan kriteria:  merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;  merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;  memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;  memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;  menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;  rawan bencana alam nasional;  sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

  Berdasarkan kriteria penetapan kawasan strategis nasional (KSN) seperti tersebut di atas, maka dalam RTRWN telah ditetapkan kawasan strategis nasional (KSN) di Provinsi Bali berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Kawasan Perkotaan Sarbagita). Kawasan perkotaan Sarbagita ini disamping ditetapkan sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) juga merupakan kawasan strategis nasional (KSN) yang diprioritaskan penataan ruangnya karena dalam lingkup nasional mempunyai pengaruh sangat penting terhadap ekonomi.

3.1.2. Arahan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita

  

Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita ditetapkan melalui Perpres No. 45

Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung,

Gianyar,dan Tabanan.

A. Tujuan Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita

NO KEBIJAKAN STRATEGI

  d. mengembangkan kelembagaan lintas wilayah sebagai wadah koordinasi pelaksanaan pembangunan Kawasan Perkotaan Sarbagita berbasis kegiatan pariwisata. 2 peningkatan kualitas dan

  a. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jangkauan pelayanan jaringan transportasi perkotaan yang seimbang dan sistem prasarana; terpadu untuk menjamin aksesibilitas yang tinggi antara kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya;

  b. mengembangkan jaringan jalan bebas hambatan, manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta penyediaan dan pemasyarakatan sistem pelayanan angkutan umum massal yang terpadu; c. mengembangkan keterpaduan sistem jaringan transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara, untuk menjamin aksesibilitas yang tinggi antar- PKN dan antarnegara;

  d. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat; e. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan telekomunikasi yang mencapai seluruh pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Sarbagita;

  f. meningkatkan keterpaduan pendayagunaan sumber daya air melalui kerja sama pengelolaan antardaerah; dan

  g. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan air minum, air limbah, drainase, dan persampahan secara terpadu melalui kerja sama antardaerah dan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat

  3 peningkatan fungsi dan

  a. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di perlindungan fasilitas dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan pertahanan dan keamanan negara; dan keamanan negara; dan b. mengembangkan zona penyangga yang memisahkan antara kawasan pertahanan dan keamanan negara dan kawasan budi daya terbangun di sekitarnya. 4 pelestarian alam dan

  a. mengembangkan konsep kota kompak (compact city) sosial-budaya di Kawasan yang memenuhi arahan peraturan zonasi pada kawasan Perkotaan Sarbagita perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya,

C. Rencana Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita

  

Rencana struktur ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita, meliputi: Rencana Sistem Pusat

Permukiman; dan Rencana Sistem Jaringan Prasarana.

a. Rencana Sistem Pusat Permukiman:

  Rencana sistem pusat permukiman Kawasan Perkotaan Sarbagita, mencakup :

  

1. Kawasan perkotaan inti, yakni : Kota Denpasar dan kawasan perkotaan Kuta, di

Kabupaten Badung;

2. Kawasan perkotaan di sekitar kota inti, meliputi:

  a) Kawasan perkotaan Mangupura dan kawasan perkotaan Jimbaran di Kabupaten Badung; b) Kawasan Perkotaan Gianyar, kawasan perkotaan Sukawati, dan kawasan perkotaan Ubud di Kabupaten Gianyar; dan

c) Kawasan perkotaan Tabanan di Kabupaten Tabanan.

  

Hanya rencana sistem jaringan prasarana perkotaan yang terkait dengan infrastruktur

bidang cipta karya. Adapun sistem jaringan prasarana perkotaan yang dikembangkan di

kawasan perkotaan Sarbagita, meliputi :

  a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), meliputi :  SPAM jaringan perpipaan Sistem Barat dilayani Unit Produksi Penet;  SPAM jaringan perpipaan Sistem Tengah dilayani Unit Produksi Waribang I, Unit Produksi Waribang II, Unit Produksi Waribang III, Unit Produksi Ayung I, Unit

Produksi Ayung II, dan Unit Produksi Muara Nusa Dua (Estuary dam); dan

 SPAM jaringan perpipaan Sistem Timur yang dilayani oleh Unit Produksi Petanu dan Unit Produksi Unda.

   Penyediaan air baku untuk kebutuhan air minum dapat diupayakan melalui rekayasa pengolahan air baku.

  b. Sistem Jaringan Drainase, meliputi :  Sistem jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan sistem pengendalian banjir.

   Sistem jaringan drainase dapat juga dilaksanakan melalui pembuatan dan pengembangan kolam retensi air hujan.  Sistem saluran drainase primer dikembangkan melalui sistem saluran pembuangan utama pada Sungai Utama Kawasan Perkotaan

  c. Sistem Jaringan Air Limbah : Sistem pembuangan air limbah terpusat meliputi:  Kawasan Perkotaan Denpasar dan Kuta, dilayani IPAL Suwung;  Kawasan Perkotaan Mangupura, dilayani IPAL Badung;  Kawasan Perkotaan Jimbaran, dilayani IPAL Jimbaran;  Kawasan Nusa Dua, dilayani IPAL Benoa;  Kawasan Perkotaan Gianyar, dilayani IPAL Gianyar; a. Zona lindung 1 (Zona L1) merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air, tidak terdsapat di Kawasan Perkotaan Sarbagita; b. Zona Lindung 2 (Zona L2) merupakan kawasan perlindungan setempat ditetapkan dengan tujuan melindungi pantai, sungai, jurang, waduk, kawasan suci, kawasan tempat suci, dan RTH dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu kelestarian fungsinya.

  c. Zona lindung 3 (Zona L3) merupakan kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya terdiri atas kawasan suaka alam; kawasan pelestarian alam; kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil; dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

2. Kawasan budidaya dikelompokkan ke dalam zona budidaya terdiri atas:

  a. Zona B1 merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan tinggi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana yang tinggi, serta bangunan gedung vertikal terbatas dan horisontal dengan intensitas tinggi.

  b. Zona B2 merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan sedang, kualitas pelayanan prasarana dan sarana sedang dan tinggi, serta bangunan gedung vertikal terbatas dan horisontal dengan intensitas sedang dan tinggi.

  c. Zona B3 merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan sedang, kualitas pelayanan prasarana dan sarana sedang dan tinggi tinggi, bangunan gedung vertikal terbatas dan horisontal dengan intensitas sedang, serta merupakan kawasan di sekitar pantai dan dataran tinggi yang memiliki daya tarik wisata tinggi

  d. Zona B4 merupakan zona permukiman perdesaan dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya dukung lingkungan rendah serta kualitas pelayanan prasarana dan sarana sedang.

e. Zona B5 merupakan zona pertanian tanaman pangan irigasi teknis dengan

  • Sempadan Sungai

  L2

  • Sempadan Pantai - Sempadan Waduk - Kawasan Suci - Kawasan Tempat Suci -Taman Hutan Raya

  L3

  • Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau kecil Kaw. Cagar Budaya - Kawasan Perumahan hunian padat

  B1 - Kawasan Perdagangan dan Jasa Skala Regional B1

  • Kawasan Pemerintahan skala regional

  B2

  • Kawasan Pariwisata

  B3

  • Kawasan Perumahan hunian sedang
  • Kawasan Perumahan hunian rendah sampai sedang

  B4

  • Kawasan Pertanian Lahan Kering - Kawasan Pertanian Lahan Basah / Budidaya

  B5 Tanaman Pangan

  • Kawasan Rekreasi Pantai

  B6 - Kawasan Perikanan Budidaya

  • Kawasan Wisata Bahari - Kawasan Perikanan Budidaya Laut

  B7 - Kawasan Perikanan Tangkap

  • Kawasan Wisata Bahari
  • 6 Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita

    E. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita

      

    Arahan pemanfaatan ruang kawasan perkotaan Sarbagita dilaksanakan melalui

    pengembangan indikasi program utama pemanfaatan ruang.Arahan pemanfaatan ruang

    Kawasan Perkotaan Sarbagita merupakan acuan dalam mewujudkan struktur ruang dan

    pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita. Arahan

    pemanfaatan ruang, mencakup indikasi program utama; indikasi sumber pendanaan;

    indikasi instansi pelaksana; dan indikasi waktu pelaksanaan.

    IV 2011- 2014 2015- 2019 2020- 2024 2025- 2027

    INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PEMBIAYAAN

      Feasibility Study Jaringan Air Limbah Perpipaan Kaw.

      

    APBD Provinsi/

    Kabupaten

    Pemerintah Provinsi /

      Pengembangan Sistem Jaringan Air Limbah Perpipaan Perkotaan Kecamatan Tabanan,

      

    APBD Provinsi/

    Kabupaten

    Pemerintah Provinsi / Kabupaten

      Kecamatan Gianyar, Kecamatan Blahbatuh

      Pengembangan Sistem Jaringan Air Limbah Perpipaan Perkotaan Gianyar dan IPAL Gianyar

      

    APBD Provinsi/

    Kabupaten

    Pemerintah Provinsi / Kabupaten

      Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara

      Pengembangan Sistem Jaringan Air Limbah Perpipaan Perkotaan Mangupura dan IPAL Mangupura

      Kecamatan Ubud APBD Provinsi /

    Kabupaten

    Pemerintah Provinsi / Kabupaten

      Pengembangan Sistem Jaringan Air Limbah Perpipaan Perkotaan Ubud dan IPAL Ubud

      

    APBD Provinsi /

    Kabupaten

    Pemerintah Provinsi / Kabupaten

      Perkotaan Kec Mengwi, Kec Tabanan, Kec Gianyar, Kec Kuta Utara, Kec Kuta Selatan.

      NO

      I II

      Kecamatan Kuta Selatan

    APBD Provinsi,

    Sumber lain yang sah Pemerintah

      Provinsi Perluasan pelayanan jaringan air limbah perpipaan Kawasan Nusa Dua dan Tanjung Benoa

      Kota Denpasar dan Kecamatan Kuta APBD Provinsi Pemerintah

      BTDC Perluasan Pelayanan Jaringan Air Limbah Perpipaan Denpasar dan Kuta Tahap III

      APBD Provinsi Pemerintah Provinsi, PT.

      IPAL Benoa (Nusa Dua) Kecamatan Denpasar Selatan dan , Kecamatan Kuta Selatan

      APBD Provinsi Pemerintah Provinsi Peningkatan pelayanan dan perluasan IPAL Suwung dan

      Jaringan Air Limbah Perpipaan Kota Denpasar dan Kuta Tahap I & Tahap II Kota Denpasar dan KecamatanKuta

      

    Sarbagita APBN Kementerian

    Pekerjaan Umum Pemantapan Pelayanan Sistem

      4.2 Pengembangan, Peningkatan dan Pemantapan Sistem Jaringan Air Limbah Perkotaan Pengembangan RIS Pengolahan Air Limbah Perpipaan

      /Kota, Swasta

      Perluasan Jaringan Pelayanan ke Masyarakat Sarbagita APBD Kab,

    Sumber lain yg

    sah PDAM Kabupaten

      III

      Provinsi, PT. BTDC

    WAKTU PELAKSANAAN SUMBER

      INSTANSI

      I II

      III

    IV INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI NO PEMBIAYAAN PELAKSANA 2011- 2015- 2020- 2025- 2014 2019 2024 2027

      Pengembangan sistem Sarbagita Sumber lain yang BPKS Sarbagita sah pengangkutan persampahan

    3.1.3. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa-Bali

      

    Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari

    RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan

    RPI2-JMKabupaten/Kota adalah:

      

    a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan

    pengembangan kawasan lindung dan budidaya, termasuk arahan pengembangan polaruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan kawasan permukiman, pengembangan RTH; pengembangan sistem pusat pelayanan, sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya termasuk sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.

    b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yangmemberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

      

    c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk

    bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

    Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali telah ditetapkan melalui Perpres No. 28 Tahun

    2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali. Berdasarkan Perpres tersebut

    Tujuan Penataan Ruang Pulau Jawa-Bali terkait dengan Bidang Cipta Karya adalah

    mewujudkan kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi

    bencana.

    Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis

    mitigasi dan adaptasi bencana, meliputi:

    a. pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang menjalar (urban

    sprawl); dan

      

    c. mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi

    dan jalur evakuasi bencana; dan d. membangun sarana pemantauan bencana.

    A. Rencana Struktur Ruang dan Rencana Pola Ruang Pulau Jawa-Bali

      

    Rencana struktur ruang dan rencana pola ruang Pulau Jawa-Bali merupakan perangkat

    operasional RTRWN di Pulau Jawa-Bali yang berupa strategi operasionalisasi

    perwujudan struktur ruang dan pola ruang.

    Strategi operasionalisasi perwujudan struktur ruang terdiri atas strategi operasionalisasi

    perwujudan : (a) sistem perkotaan nasional; (b) sistem jaringan transportasi nasional; (c)

    sistem jaringan energi nasional; (d) sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan (d)

    sistem jaringan sumber daya air. Strategi operasionalisasi perwujudan pola ruang terdiri

    atas strategi operasionalisasi perwujudan: (a) kawasan lindung nasional; dan (b)

    kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.

      

    Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan transportasi nasional, terdiri atas

    strategi operasionalisasi perwujudan : (a) sistem jaringan transportasi darat; (b) sistem

    jaringan transportasi laut; dan (c) sistem jaringan transportasi udara.

    Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan transportasi darat terdiri atas

    strategi operasionalisasi perwujudan: (a) jaringan jalan nasional; (b) jaringan jalur kereta

    api nasional; dan (c) jaringan transportasi penyeberangan. Strategi operasionalisasi perwujudan jaringan jalan nasional, meliputi:

      

    a. memantapkan jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer pada

    Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa dan Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Jawa untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional dan mendorong daya saing perekonomian di Pulau Jawa-Bali;

    b. mengembangkan jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer pada

    Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa, Jaringan Jalan Lintas Pantai Selatan

      Pulau Jawa, jaringan jalan di Pulau Madura, Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Bali, dan Jaringan Jalan Lintas Bali Utara untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan nasional dan mendorong daya saing perekonomian di Pulau Jawa-Bali;

      

    g. mengembangkan atau memantapkan jaringan jalan bebas hambatan serta

    mengendalikan pembangunan pintu masuk/pintu keluar jalan bebas hambatan dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

      

    Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan transportasi laut, terdiri atas

    strategi operasionalisasi perwujudan: (a) tatanan kepelabuhanan; dan (b) alur pelayaran.

    Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan transportasi udara terdiri atas

    strategi operasionalisasi perwujudan: (a) tatanan kebandarudaraan; dan (b) ruang udara

    untuk penerbangan

    Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan energi nasional, terdiri atas strategi

    operasionalisasi perwujudan: (a) jaringan pipa minyak dan gas bumi; (b) pembangkit

    tenaga listrik; dan (c) jaringan transmisi tenaga listrik.

    Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan telekomunikasi nasional

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf d terdiri atas strategi

    operasionalisasi perwujudan: (a) jaringan terestrial; dan (b) jaringan satelit.

    Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan sumber daya air terdiri atas strategi

    operasionalisasi perwujudan sumber air; dan strategi operasionalisasi perwujudan

    prasarana sumber daya air. Strategi operasionalisasi perwujudan sumber air, meliputi:

      

    a. mendayagunakan sumber air berbasis pada WS untuk melayani kawasan perkotaan

    nasional dan kawasan andalan yang dapat dilakukan melalui kerja sama antardaerah;

      b. merehabilitasi DAS kritis;

      c. mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan imbuhan air tanah pada CAT; dan

      

    d. mengendalikan pendayagunaan sumber air tanah di kawasan pelepasan air tanah

    pada CAT. Strategi operasionalisasi perwujudan prasarana sumber daya air, meliputi:

      

    a. mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya untuk

    mempertahankan daya tampung air yang menjamin penyediaan air baku bagi

      

    Kawasan perlindungan setempat, meliputi;(1) kawasan sempadan pantai; (2) kawasan

    sempadan sungai; dan (3) kawasan sekitar danau atau waduk.

    Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi: (1)

    kawasan suaka margasatwa; (2) kawasan cagar alam dan cagar alam laut; (3) kawasan

    pantai berhutan bakau; (4) kawasan taman nasional dan taman nasional laut; (5)

    kawasan taman hutan raya; (6) kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam laut;

    dan (7) kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

    Kawasan rawan bencana alam, meliputi: (1) kawasan rawan tanah longsor; (2) kawasan

    gelombang pasang; dan (3) kawasan rawan banjir. Kawasan limdung geologi, meliputi: (1) kawasan cagar alam geologi; (2) kawasan

    rawan bencana alam geologi,dan (3) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap

    air tanah.

    Kawasan cagar alam geologi, mencakup (a) kawasan keunikan batuan dan fosil; (b)

    kawasan keunikan bentang alam; dan (c) kawasan keunikan proses geologi.

    Kawasan rawan bencana alam geologi,mencakup: (a) kawasan rawan letusan gunung

    berapi; (b) kawasan rawan gempa bumi; (c) kawasan rawan gerakan tanah;(d) kawasan

    rawan tsunami; (e) kawasan rawan abrasi; dan (f) kawasan rawan bahaya gas beracun.

    Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, berupa kawasan imbuhan

    air tanah.

    Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan budidaya yang mempunyai nilai strategis

    nasional, terdiri dari strategi operasionalisasi perwujudan: a. kawasan peruntukan hutan;

      b. kawasan peruntukan pertanian;

      c. kawasan peruntukan perikanan;

      d. kawasan peruntukan pertambangan;

      e. kawasan peruntukan industri;

      f. kawasan peruntukan pariwisata; dan g. kawasan peruntukan permukiman.

    Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional yang mampu memacu

    pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong pemerataan

      

    ˗ Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional di Pulau Jawa-Bali

    disajikan pada Tabel 3.2 ˗ Strategi operasionalisasi perwujudan transportasi darat, disajikan pada Tabel 3.3;

    ˗ Strategi operasionalisasi perwujudan sistem jaringan sumber daya air, disajikan pada

    Tabel 3.4 ˗ Strategi operasionalisasi perwujudan pelestarian kawasan lindung nasional di Pulau

      Jawa-Bali,disajikan pada Tabel 3.5

    ˗ Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis

    nasional di Pulau Jawa-Bali, disajikan pada Tabel 3.6

    ˗ Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan andalan di Pulau Jawa-Bali, disajikan

    pada Tabel 3.7

    Peta Rencana Struktur Ruang Pulau Jawa-Bali disajikan pada Gambar 3.3; dan Peta

      Rencana Pola Runga Pulau Jawa-Bali disajikan pada Gambar 3.4

    B. Arahan Pemanfataan Ruang Pulau Jawa-Bali

      

    Arahan pemanfaatan ruang Pulau Jawa-Bali merupakan acuan untuk mewujudkan

    struktur ruang dan pola ruang Pulau Jawa-Bali sebagai perangkat operasional RTRWN

    di Pulau Jawa-Bali. Arahan pemanfaatan ruang Pulau Jawa-Bali terdiri atas:

      a) indikasi program utama perwujudan struktur ruang dan perwujudan pola ruang;

      

    b) sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

    (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.;

      

    c) instansi pelaksana dari Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah

    kabupaten/kota, dan masyarakat.;

    d) waktu pelaksanaan. terdiri atas 4 (empat) tahapan, sebagai dasar bagi pelaksana

    kegiatan dalam menetapkan prioritas pembangunan di Pulau Jawa-Bali, meliputi:

      1) tahap pertama pada periode tahun 2011-2014; 2) tahap kedua pada periode tahun 2015-2019; 3) tahap ketiga pada periode tahun 2020-2024; dan 4) tahap keempat pada periode tahun 2025-2027.

    Tabel 3.2 Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional di Pulau Jawa-Bali (terkait di Provinsi Bali)

      FUNGSI NO KAWASAN PERKOTAAN FUNGSI PELAYANAN STRATEGI OPERASIONALISASI KOTA

      VII.1 Kawasan Perkotaan Denpasar- PKN

      a. Mengendalikan perkembangan fisik PKN Kawasan Perkotaan Sarbagita (KPS) untuk ˗ Pariwisata

      Badung-Gianyar-Tabanan menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan

      ˗ Pertanian (Sarbagita) b. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS melalui peningkatan fungsi industri

      ˗ Industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan ˗ Perikanan

      c. Mengendalikan perkembangan PKN KPS melalui optimalisasi pemanfaatan ruang secara ˗ Perdagangan dan Jasa kompak dan vertikal sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

      d. Mengendalikan perkembangan PKN KPS di kawasan rawan bencana gelombang pasang, banjir, gempa bumi, tsunami, dan abrasi di sepanjang wilayah pesisir.

      e. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS sebagai pusat kegiatan industri kreatif berdaya saing dan ramah lingkungan.

      f. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan.

      g. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS sebagai pusat perdangan dan jasa yang beskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

      h. Mengembangkan/ meningkatkan fungsi PKN KPS sebagai pusat pariwisata cagar budaya, dan ilmu pegetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan perjalanan insetif, konferensi dan pameran. Meningkatkan keterkaitan antar PKN sebagai pusat pariwisata di Pulu Jawa-Bali dalam i. kesatuan tujuan pariwisata di PKN Kawan Perkotaan Sarbagita. Mengembangkan PKN KPS dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan j. minim limbah. k. Memantapkan jaringan jalan pengumpan Pulau Bali yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN KPS.

      Memantapkan jaringan jalan arteri primer yang mnghubungkan PKN KPS dengan l. pelabuhan Benoa dan Banddar Udara Ngurah Rai. m. Mengembangkan dan memantapkan jaringan jalur kerata api perkotaan di PKN KPS untuk mendukung pergerakan orang dan barang secara massal, cepat, aman, dan efisien. n. Mengembangkan jaringan jalur kereta api antar kota di Pulau Bali pada lintas Giilimanuk-

      Negara-Tabanan-Denpasar-Amlapura; lintas Singaraja-Tabanan; dan lintas Kubutambahan-Bangli-Gianyar yang melayanai PKN KPS. o. Memantapkan pelabuhan penyeberangan di Kota Denppasar yang terpadu dengan FUNGSI NO KAWASAN PERKOTAAN FUNGSI PELAYANAN STRATEGI OPERASIONALISASI jaringan jalan bebas hambatan dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN KPS. p. Memantapkan lintas penyeberangan Benoa-Sengigi (Pulau Lombok) yang terpadu dengan jaringan jalan bebas hambatan dan jaringan jalur kerata api perkotaan di PKN

      KPS. q. Mengembangkan Pelabuhan Benoa untuk meningkatkan kegiatan ekspor-impor yng mendukung perkembangan PKN KPS. r. Mengembangkan pelabuhan Benoa yang terpadu dengan jaringan jalan bebas hambatan dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN KPS. s. Memantapkan Bandar Uadara Ngurah Rai yang terpadu dengan jaringan jalan Lintas Bali Selatan, jalan bebas hambatan dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN KPS. t. Merehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik pada jaringan transmisi Bali yang melayani PKN KPS. u. Mengendalikan pengembangan jaringan trasmisi tenaga listrik bertegangan tinggi dengan memperhatikan kawasan perkotaan dan kawasan permukiman tingat kepadatan tinggi di PKN KPS. v. Merehabilitasi jaringan terestrial pada jaringan pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pulau

      Bali yang menghubungkan PKW Banyuwangi (Pulau Jawa)-PKW Negara-PKN KPS-PKW Semarapura-PKW Singaraja. w. Mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKN KPS. x. Mendayagunakan sumber air berbasis pada WS strategis nasional pada WS Bali-Penida

      (Provinsi Bali) yang melayani PKN KPS y. Mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya (Waduk Benel, Waduk

      Muara, Waduk Palasari, danWaduk Telaga Tunjung) untuk mempertahankan daya tampung air sehingga berfungsi sebagai pemasok air baku bagi PKN KPS. z. Meningktkan keterkaitan PKN KPS dengan kawasan andalan Denpasar-Ubud-Kintamani

      (Bali Selatan) dengan sektor unggulan pariwisata, pertanian, industri, dan perikanan serta Kawasan Adalan Laut Bali dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pertambangan, dan pariwisata. aa. Mengembagkan fungsi PKN KPS sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitasnpemanfaatan ruang menengah dan tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya kearah vertikal. bb. Mengembangkan/meningkatkan fugsi PKN KPS sebagai simpul utama kegiatan ekspor- impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional. cc. Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKN KPS sebagai simpul utama transportasi skala internasional, nasional, dan/atau regional. NO KAWASAN PERKOTAAN FUNGSI FUNGSI PELAYANAN STRATEGI OPERASIONALISASI dd. Membatasi intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKN KPS. ee. Menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya PKN KPS. ff. Menetapkan RDTR Kota dan Peraturan Zonasi Kota.

      VII.2 Singaraja PKW ˗ Pariwisata ˗ Pertanian ˗ Perikanan ˗ industri a. mengendalikan perkembangan fisik PKW Singaraja untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan.

      b.

      Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKW Singaraja melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan.

      c.

      Mengendalikan perkembangan PKW Singaraja di kawasan rawan bencana gerakan tanah atau tanah longsor, gempa bumi dan banjir.

      d.

      Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKW Singaraja melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan.

      e.

      Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKW Singaraja sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengeahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan petemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran.

      f. Mengembangkan PKW Singaraja dengan konsepkota hijau yang hemat energi, air, lahan dan minim limbah.

      g. Mengembangkan jaringan jalur kereta api antar kota di Pulau Bali pada lintas Singaraja- Tabanan yang melayaniPKW Singaraja.

      h.

      Merehabilitasi jaringan terestrial pada jaringan pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pulau Bali yang menghubungkan PKW Banyuwangi(Pulau Jawa)-PKW Negara-PKNKPS-PKW Semarapura-PKW Singaraja. i. Mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKW Singaraja. j. Mendayagunakan sumber air berbasis pad WS strategis nasional pad WS Bali-Penida (Provinsi Bali) yang melayani PKW Singaraja. k.

      Mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya (Waduk Gerokgak) untuk mempertahankan daya tampung air sehingga berfungsi sebagai pemasok air baku bagi PKW Singaraja. l. Meningkatkan keterkaitan PKW Singaraja dengan kawasan andalan Singaraja dan sekitarnya (Bali Utara) dengan sektor unggulan pariwisata, pertanian, dan perikanan m.

      Mengembangkan PKW Singaraja sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya kearah horisontal dikendalikan. n.

      Mengembangkan/meningkatkan fungsi PKW Singaraja sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah. FUNGSI NO KAWASAN PERKOTAAN FUNGSI PELAYANAN STRATEGI OPERASIONALISASI o.

      Mengembangkan/meningkatkan fungsi atau potensi PKW Singaraja sebagai simpul kedua mendukung kegiatan perdangangan provinsi. p.

      Mengembangkan fungsi atu potensi PKW Singaraja sebagai simpul transportasi skala provinsi atau beberapa kabupaten. q.

      Membatasi itensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKW Singaraja. r. Menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan rung yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya PKW Singaraja.

      VII.3 Semarapura PKW a. mmengendalikan perkembangan fisik PKW Semarapura untuk menjaga keutuhan lahan

      ˗ Pariwisata pertanian tanaman pangan. ˗ Pertanian b.

      Mendorong pengembangan PKW Semarapura melalui peningkatan fungsi industri ˗ Industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan.

      c. Mengembangkan PKW Semarapura sebagai pusat penelitian dan pengembanga pertanian tanaman pangan .

      d. Mengendalikan perkembangan PKW Semarapura di kawasan rawan bencana gempa bumi, tsunami, dan abrasi disepanjang wilayah pesisir.

      e. Mendorong pengembangan PKW Semarapura sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengeahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan petemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran.

      f. Mengembangkan PKW Semarapura dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan dan minim limbah.

      g.

      Mengembangkan jaringan jalur kereta api antar kota di Pulau Bali pada lintas Gilimanuk- Tabanan-Denpasar-Amlapura yang melayani PKW Semarapura.

      h.

      Merahabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik pada jaringan transmisi Bali yang melayani PKW Semarapura i. Merehabilitasi jaringan terestrial pada jaringan pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pulau

      Bali yang menghubungkan PKW Banyuwangi(Pulau Jawa)-PKW Negara-PKNKPS-PKW Semarapura-PKW Singaraja. j. Mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKW Semarapura. k.

      Mendayagunakan sumber air berbasis pad WS strategis nasional pad WS Bali-Penida (Provinsi Bali) yang melayani PKW Semarapura. l. Meningkatkan keterkaitan PKW Semarapura dengan kawasan andalan Bali Selatan dengan sektor unggulan pariwisata, pertanian, industri, dan perikanan m.

      Mengembangkan fungsi PKW Semarapura sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya kearah horisontal dikendalikan. NO KAWASAN PERKOTAAN FUNGSI FUNGSI PELAYANAN STRATEGI OPERASIONALISASI n.

      Mendorong pengembangan fungsi PKW Semarapura sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah. o.

      e.

      Bali yang menghubungkan PKW Banyuwangi (Pulau Jawa)-PKW Negara-PKNKPS-PKW Negara-PKW Singaraja. j. Mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKW Negara. k.

      Merahabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik pada jaringan transmisi Bali yang melayani PKW Negara i. Merehabilitasi jaringan terestrial pada jaringan pelayanan Pusat Pertumbuhan di Pulau

      h.

      Mengembangkan jaringan jalur kereta api antar kota di Pulau Bali pada lintas Gilimanuk- Tabanan-Denpasar-Amlapura yang melayani PKW Negara.

      g.

      f. Mengembangkan PKW Negara dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan dan minim limbah.

      Mendorong pengembangan PKW Negara sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengeahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan petemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran.

      Mengendalikan perkembangan PKW Negara di kawasan rawan bencana gempa bumi,dan tsunami.

      Mendorong pengembangan fungsi atau potensi PKW Semarapura sebagai simpul kedua mendukung kegiatan perdangangan provinsi. p.

      d.

      Mengembangkan PKW Negara sebagai pusat penelitian dan pengembanga pertanian tanaman pangan .

      c.

      Mendorong pengembangan PKW Negara melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan.

      b.

      VII.4 Negara PKW ˗ Pariwisata ˗ Pertanian ˗ Industri a. mmengendalikan perkembangan fisik PKW Negara untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan.

      Membatasi itensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKW Semarapura r. Menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya PKW Semarapura

      Mengembangkan fungsi atu potensi PKW Semarapura sebagai simpul transportasi skala provinsi atau beberapa kabupaten. q.

      Mendayagunakan sumber air berbasis pad WS strategis nasional pad WS Bali-Penida (Provinsi Bali) yang melayani PKW Negara l. Meningkatkan keterkaitan PKW Negara dengan kawasan andalan Bali Selatan dengan sektor unggulan pariwisata, pertanian, industri, dan perikanan NO KAWASAN PERKOTAAN FUNGSI FUNGSI PELAYANAN STRATEGI OPERASIONALISASI m.

      Mengembangkan fungsi PKW Negara sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya kearah horisontal dikendalikan. n.

      Mendorong pengembangan fungsi PKW Negara sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah. o.

      Mendorong pengembangan fungsi atau potensi PKW Negara sebagai simpul kedua mendukung kegiatan perdangangan provinsi. p.

      Mengembangkan fungsi atu potensi PKW Negara sebagai simpul transportasi skala provinsi atau beberapa kabupaten. q.

      Membatasi itensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKW Negara r. Menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya PKW Negara.

      Sumber : Lampiran III Perpres 28 Tahun 2012

    Tabel 3.3 Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Jaringan Transportasi Darat

      NO SISTEM JARINGAN TRASPORTASI JENIS STRATEGI OPERASIONALISASI

      1 Sistem Jaringan Jalan nasional

      1.1 Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Jaringan Jalan arteri

      a. Mengembangkan jaringan jalan arteri primer dan jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Bali dan Jaringan Jalan Lintas Utara Primer dan Jaringan Lintas Selatan Pulau Bali yang menghubungkan Gilimanuk-Cekik-Negara-Tabanan-Mengwitani- Pulau Bali Jalan Kolektor Primer Beringkit-Denpasar-Tohpati-Kusamba Angentelu-Padangbai; dan jaringan jalan kolektor primer pada

      Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Bali yang menghubungkan Cekik-Seririt-Singaraja-Kubutambahan- Amlapura-Angentelu.untuk meningkatkan keterkaitan antar kawasan perkotaan nasional dan mendorong daya saing perekonomian di Pulau Jawa-Bali; b.

      Pemantapan jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan jaringan jalan strategis nasional pada jaringan jalan pengumpan untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan di di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan nasional di Pulau Bali bagian selatan sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, serta karakteristik, jenis, dan potensi ancaman bencana dilakukan pada jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan : Batas Kota Singaraja-Mengwitani; Tohpati- Gianyar-Semarapura-Kosamba; Tugu Ngurah Rai-Nusa Dua; dan Kuta-Banjar Taman.

      c.

      Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api nasional dan pelabuhan, meliputi : pengembangan dan pemantapan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan : (1) jaringan jalur kereta api antarkota pada: jaringan jalur kereta api lintas Gilimanuk- Negara-Tabanan-Denpasar-Amlapura, jaringan jalur kereta api lintas Singaraja-Tabanan, dan jaringan jalur kereta api lintas Kubutambahan-Bangli-Gianyar; (2) jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan Perkotaan Sarbagita; (3) pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Jembrana, Kota Denpasar, dan Kabupaten Karangasem.

      d. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan pelabuhan dan/atau bandar udara dilakukan pada: jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKN Kawasan Perkotaan Sarbagita dengan Pelabuhan Benoa dan Bandar Udara Ngurah Rai.

      e.

      Pengembangan atau pemantapan jaringan jalan bebas hambatan serta pengendalian pembangunan pintu masuk/pintu keluar jalan bebas hambatan dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian

      (a)

      pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana, meliputi: pengembangan jaringan jalan bebas hambatan antarkota di Pulau Bali yang menghubungkan : 1. Kuta-Tanah Lot-Soka,

      2. Canggu-Beringkit-Batuan-Purnama, 3. Tohpati-Kusumba-Padangbai, 4. Pakutatan-Soka, 5. Negara- Pakutatan, dan 6. Gilimanuk-Negara; (b) pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dalam kota di Pulau Bali yang menghubungkan:

      1. Serangan-Benoa-Bandar Udara Ngurah Rai-Nusa Dua-Tanjung Benoa, 2. Serangan-Tohpati, 3. Kuta-Bandar Udara Ngurah Rai; dan 4. Kuta-Denpasar-Tohpati.

      2 Jaringan Jalur Kereta Api Nasional NO SISTEM JARINGAN TRASPORTASI JENIS STRATEGI OPERASIONALISASI

      2.1 Jaringan Jalur Kereta Api di Pulau Bali Jaringan jalur kereta a.

      Mengembangkan jaringan jalur kereta api antarkota lintas Gilimanuk-Negara-Tabanan-Denpasar- pada lintas Gilimanuk-Negara- api antar kota Amlapura yang melayani PKW Negara, PKN KPS, dan PKW Semarapura. Tabanan-Denpasar-Amlpura b.

      Meningkatan fungsi pelayanan untuk mendukung pengembangan kawasan andalan Denpasar-Ubud- Kintamani dengan sektor unggulan: pariwisata, pertanian, industri, dan perikanan.

      c.

      Mengembangkan jaringan jalur kereta api lintas Gilimanuk-Negara-Tabanan-Denpasar-Amlapura yang terpadu dengan jaringan jalan lintas selatan Pulau Bali, jaringan jalan lintas utara Pulau Bali, jaringan jalan pengumpan Pulau Bali, jaringan jalan bebas hambatan, serta pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Karangasem.

      d.

      Mengembangkan jaringan jalur kereta api lintas Gilimanuk-Negara-Tabanan-Denpasar-Amlapura dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

      e.