analisis penerimaan pajak
E ka P ertiwi
http://epserv.fe.unila.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK TONTONAN FILM
DI KOTA BANDARLAMPUNG
Oleh
EKA PERTIWI
Dana pembangunan di Kota Bandarlampung salah satunya bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), didalamnya terdapat sumbangan dari berbagai
jenis pajak yang dikenakan dalam Pajak Daerah. Salah satu komponen Pajak
Daerah adalah Pajak Tontonan Film. Pajak Tontonan Film merupakan objek pajak
dari Pajak Hiburan yang dipungut berdasarkan total penerimaan pajak yang
tergantung dengan jumlah penonton yang wajib bayar atas tarif jasa bioskop.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan data sekunder yang
didapat dari Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) dan Badan Pusat Satistik
(BPS) Kota Bandarlampung, terlihat bahwa jumlah penonton bioskop di setiap
tahunnya berfluktuasi, namun secara rata-rata menunjukkan kenaikan 22,01
persen setiap tahunnya. Berfluktuasinya jumlah penonton bioskop ini diduga ada
beberapa faktor potensial yang mempengaruhinya. Selain itu, bila dilihat dari
realisasi penerimaan pajak tontonan film di Kota Bandarlampung, pelaksanaan
yang dilakukan oleh DIPENDA Kota Bandarlampung belum sepenuhnya
dilakukan secara maksimal. Hal ini telihat dari adanya penyimpangan negatif pada
tahun anggaran 1996/1997 dan tahun anggaran 1997/1998 yaitu rata-rata sebesar
Rp. 16.740.000,- atau sebesar 50 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut ditarik suatu permasalahan yaitu faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pajak tontonan film Kota
Bandarlampung, dan apakah penerimaan pajak tontonan film dimasa datang akan
meningkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan pajak tontonan film Kota Bandarlampung dan untuk
mengetahui perkiraan penerimaan pajak tontonan film dimasa datang pada setiap
tahunnya di Kota Bandarlampung. Metode penelitian yang digunakan untuk
E ka P ertiwi
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak tontonan film
menggunakan metode regresi linier berganda dan untuk mengetahui perkiraan
penerimaan pajak tontonan film menggunakan analisis Trend, yaitu dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (Least Square Methode).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah diduga jumlah unit
usaha rental VCD, rata-rata tarif bioskop, dan pendapatan perkapita berpengaruh
nyata terhadap jumlah penonton bioskop di Kota Bandarlampung. Penerimaan
pajak tontonan film diduga meningkat dimasa datang.
Berdasarkan hasil perhitungan, menurut uji secara keseluruhan (Uji F),
pada tingkat kepercayaan 95 persen atau α = 0,05 dengan df1 = (k) = 3 dan df2 =
n-k-1 = 7 diperoleh nilai F hitung > F tabel, yaitu 45,37518 > 4,35. Ini berarti terdapat
hubungan dan pengaruh antara variabel bebas unit usaha rental VCD, rata-rata
tarif bioskop, dan pendapatan perkapita terhadap jumlah penonton sebagai
permintaan atas jasa bioskop di Kota Bandarlampung. Besarnya pengaruh tersebut
ditunjukkan oleh R2 = 95,11 persen, sedangkan sisanya sebesar 4,88 persen
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Pengujian keberartian parsial (Uji t) dilakukan secara dua arah untuk
mengetahui pengaruh nyata masing-masing peubah bebas terhadap peubah terikat
pada tingkat kepercayaan 95 persen dan α/2 = 0,025 dengan df = n-k-1 = 11-3-1 =
7, diperoleh nilai peubah X1 (unit usaha rental VCD) memiliki thitung = -3,5955749
≥ ttabel = 2,365, nilai peubah X2 (rata-rata tarif bioskop) memiliki thitung =
-6,4140835 ≥ ttabel = 2,365, dan nilai peubah X3 (pendapatan perkapita) memiliki
thitung = 4,2195855 ≥ ttabel = 2,365 yang secara keseluruhan berpengaruh secara
nyata terhadap jumlah penonton bioskop di Kota Bandarlampung.
Kesimpulan yang didapat dari penulisan ini bahwa unit usaha rental VCD,
rata-rata tarif bioskop, dan pendapatan perkapita di Kota Bandarlampung
bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penonton bioskop di
Kota Bandarlampung.
http://epserv.fe.unila.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK TONTONAN FILM
DI KOTA BANDARLAMPUNG
Oleh
EKA PERTIWI
Dana pembangunan di Kota Bandarlampung salah satunya bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), didalamnya terdapat sumbangan dari berbagai
jenis pajak yang dikenakan dalam Pajak Daerah. Salah satu komponen Pajak
Daerah adalah Pajak Tontonan Film. Pajak Tontonan Film merupakan objek pajak
dari Pajak Hiburan yang dipungut berdasarkan total penerimaan pajak yang
tergantung dengan jumlah penonton yang wajib bayar atas tarif jasa bioskop.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan data sekunder yang
didapat dari Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) dan Badan Pusat Satistik
(BPS) Kota Bandarlampung, terlihat bahwa jumlah penonton bioskop di setiap
tahunnya berfluktuasi, namun secara rata-rata menunjukkan kenaikan 22,01
persen setiap tahunnya. Berfluktuasinya jumlah penonton bioskop ini diduga ada
beberapa faktor potensial yang mempengaruhinya. Selain itu, bila dilihat dari
realisasi penerimaan pajak tontonan film di Kota Bandarlampung, pelaksanaan
yang dilakukan oleh DIPENDA Kota Bandarlampung belum sepenuhnya
dilakukan secara maksimal. Hal ini telihat dari adanya penyimpangan negatif pada
tahun anggaran 1996/1997 dan tahun anggaran 1997/1998 yaitu rata-rata sebesar
Rp. 16.740.000,- atau sebesar 50 persen.
Berdasarkan kondisi tersebut ditarik suatu permasalahan yaitu faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pajak tontonan film Kota
Bandarlampung, dan apakah penerimaan pajak tontonan film dimasa datang akan
meningkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan pajak tontonan film Kota Bandarlampung dan untuk
mengetahui perkiraan penerimaan pajak tontonan film dimasa datang pada setiap
tahunnya di Kota Bandarlampung. Metode penelitian yang digunakan untuk
E ka P ertiwi
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak tontonan film
menggunakan metode regresi linier berganda dan untuk mengetahui perkiraan
penerimaan pajak tontonan film menggunakan analisis Trend, yaitu dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (Least Square Methode).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah diduga jumlah unit
usaha rental VCD, rata-rata tarif bioskop, dan pendapatan perkapita berpengaruh
nyata terhadap jumlah penonton bioskop di Kota Bandarlampung. Penerimaan
pajak tontonan film diduga meningkat dimasa datang.
Berdasarkan hasil perhitungan, menurut uji secara keseluruhan (Uji F),
pada tingkat kepercayaan 95 persen atau α = 0,05 dengan df1 = (k) = 3 dan df2 =
n-k-1 = 7 diperoleh nilai F hitung > F tabel, yaitu 45,37518 > 4,35. Ini berarti terdapat
hubungan dan pengaruh antara variabel bebas unit usaha rental VCD, rata-rata
tarif bioskop, dan pendapatan perkapita terhadap jumlah penonton sebagai
permintaan atas jasa bioskop di Kota Bandarlampung. Besarnya pengaruh tersebut
ditunjukkan oleh R2 = 95,11 persen, sedangkan sisanya sebesar 4,88 persen
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Pengujian keberartian parsial (Uji t) dilakukan secara dua arah untuk
mengetahui pengaruh nyata masing-masing peubah bebas terhadap peubah terikat
pada tingkat kepercayaan 95 persen dan α/2 = 0,025 dengan df = n-k-1 = 11-3-1 =
7, diperoleh nilai peubah X1 (unit usaha rental VCD) memiliki thitung = -3,5955749
≥ ttabel = 2,365, nilai peubah X2 (rata-rata tarif bioskop) memiliki thitung =
-6,4140835 ≥ ttabel = 2,365, dan nilai peubah X3 (pendapatan perkapita) memiliki
thitung = 4,2195855 ≥ ttabel = 2,365 yang secara keseluruhan berpengaruh secara
nyata terhadap jumlah penonton bioskop di Kota Bandarlampung.
Kesimpulan yang didapat dari penulisan ini bahwa unit usaha rental VCD,
rata-rata tarif bioskop, dan pendapatan perkapita di Kota Bandarlampung
bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penonton bioskop di
Kota Bandarlampung.