Personal Hygiene, Sarana Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan pada Penyandang Disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Toba Samosir Tahun 2016

16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Disabilities are as old as humanity. Penyataan ini di tuliskan oleh Robert

M Goldenson dalam bukunya yang berjudul Disability and Rehabilitation
handbook. Goldensons mengatakan bahwa disabilitas sudah ada sejak kehidupan
ada. Penelitian Arkeologi telah mengumumkan bahwa gangguan skeletal telah ada
sejak jaman dahulu.
Disabilitas merupakan sebuah istilah baru untuk menjelaskan mengenai
keadaan seseorang yang memiliki ketidakmampuan berupa keadaan fisik, mental,
kognitif, sensorik, emosional, perkembangan atau kombinasi dari beberapa
keadaan tersebut.

Istilah disabilitas saat ini lebih sering digunakan untuk

menggantikan istilah penyandang cacat. Hal ini dikarenakan disabilitas terkesan

lebih halus istilahnya dari penyandang cacat.
Menurut Muhtaj (2008), dapat disimpulkan bahwa penyandang disabilitas
memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dengan masyarakat non
disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indonesia, sudah sepantasnya
penyandang disabilitas mendapatkan perlakuan khusus, yang dimaksudkan
sebagai upaya perlindungan dari kerentanan terhadap berbagai tindakan
diskriminasi dan terutama perlindungan dari berbagai pelanggaran hak asasi
manusia. Perlakuan khusus tersebut dipandang sebagai upaya maksimalisasi
penghormatan, pemajuan, perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia
universal.

Universitas Sumatera Utara

17

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan
Hak-Hak Penyandang disabilitas, penyandang disabilitas adalah orang yang
memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu
lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat
menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif

berdasarkan kesamaan hak.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk
menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial,ekonomis, dan
bermartabat. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan memfasilitasi penyandang cacat untuk dapat tetap hidup mandiri
dan produktif secara sosial dan ekonomis. Disabilitas bukan merupakan kecacatan
semata namun merupakan hasil interaksi dari keterbatasan yang dialami seseorang
dengan lingkungannya, bukan hanya fisik atau jiwa, namun merupakan fenomena
multi dimensi yang terdiri dari fungsi tubuh,keterbatasan aktivitas, hambatan
partisipasi dan faktor lingkungan.
Menurut pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia (UU HAM) diatur bahwa setiap orang yang termasuk
kelompok masyarakat

yang rentan berhak

memperoleh perlakuan dan

perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Kelompok masyarakat

rentan antara lain yaitu orang lanjut usia,anak-anak, fakir miskin, wanita hamil,
dan penyandang cacat/penyandang disabilitas. Maka, dapat disimpulkan bahwa
hak penyandang disabilitas adalah hak yang diberikan kepada penyandang

Universitas Sumatera Utara

18

disabilitas untuk memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan
kekhususannya.
Hasil analisis dari Global Burden of Disease World Health Organization
tahun 2014 didapatkan bahwa dari sekitar 978 juta orang populasi dunia, 15,3%
mengalami disabilitas sedang, 2,9% mengalami disabilitas parah. Pada populasi
usia 0-14 tahun prevalensinya berturut-turut adalah 5,1% dan 0,7%, sedangkan
pada populaso usia 15 tahun atau lebih sebesar 19,4% dan 3,8%.
Berdasarkan data Susenas tahun 2012 penyandang disabilitas terbanyak
adalah penyandang yang mengalami lebih dari satu jenis keterbatasan,yaitu
sebesar 39,97%, diikuti keterbatasan melihat, dan berjalan atau naik tangga.
Sensus penduduk 2010 mengumpulkan data mengenai penduduk yang mengalami
kesulitan melihat, mendengar, berjalan atau naik tangga, mengingat atau

berkonsentrasi atau berkomunikasi dan kesuliltan mengurus diri sendiri. Kesulitan
disini terbagi menjadi dua, yakni sedikit dan parah. Jumlah penduduk terbanyak
yang mengalami kesulitan sedikit dan parah terdapat di lima provinsi yakni, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.
Disabilitas erat kaitannya dengan kesehatan baik fisik maupun mental.
Disabilitas banyak dilatarbelakangi masalah kesehatan, dan sebaliknya kondisi
disabilitas juga dapat memengaruhi kesehatan. Sektor kesehatan berperan dalam
upaya pencegahan hingga rehabilitasi. Dalam upaya pelayanan kesehatan,
penyandang disabilitas perlu mendapatkan pelayanan khusus dan terjangkau
sesuai kebutuhan khusus dari disabilitas yang dimilikinya. Namun, kesehatan
bukanlah satu bidang yang dapat berdiri sendiri. Derajat dan pelayanan kesehatan

Universitas Sumatera Utara

19

juga dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya serta pelayanan dan penyediaan
fasilitas sektor lain.
Masalah terbanyak yang dialami orang berkebutuhan khusus di Indonesia
adalah kemampuan mengurus diri, capaian wilayah tertinggi di Jawa Timur

(BPSN,2010). Keadaan fisik sesorang mempengaruhi tingkat personal hygiene
seseorang termasuk dalam kebersihan gigi dan mulut seseorang hal ini didukung
oleh penelitian Aldiaman H,Adhani R,Adenan(2016) yang menyatakan bahwa
penderita stroke yang seringkali mengalami disabilitas panjang sangat sulit untuk
mempertahankan kebersihan mulutnya. Mengukur kebersihan gigi dan mulut
merupakan upaya dalam menentukan keadaan kebersihan gigi dan mulut
seseorang.
Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Suharsimi(2013)

yang

menyatakan bahwa pada anak disabilitas intelektual (retardasi mental), masalah
yang terjadi adalah kelemahan atau kurangnya kemampuan pada anak yang
disertai keterbatasan dalam kemampuan mengurus diri (personal hygiene)
Panti Karya Hephata adalah tempat rehabilitasi para penyandang
disabilitas yang dibina HKBP, berdiri pada 3 Desember 1923 oleh Tuan Robert
Richtig. Panti Karya Hephata melayani berbagai tingkat dan jenis kecacatan yang
meliputi tuna netra, tuna rungu, cacat mental (tuna grahita) dan tuna daksa.
Terdapat 95 orang penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata yang terdiri dari
usia anak-anak hingga dewasa.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Panti Karya Hephata,
ditemukan beberapa masalah personal hygiene, dan sanitasi dasar dari para

Universitas Sumatera Utara

20

penyandang disabilitas yang ditandai dari kuku penyandang disabilitas yang
panjang dan kotor, sampah yang bertebaran dimana-mana dan tidak memiliki
tempat pembuangan akhir ,serta saluran pembuangan akhir limbah yang tidak ada`
Berdasarkan wawancara dengan petugas yang menjaga penyandang disabilitas di
panti karya hephata, beliau menyatakan bahwa terdapat beberapa keluhan
kesehatan yang dialami oleh anggota panti, dan yang paling banyak didapati
adalah cacingan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi personal hygiene seseorang adalah
kondisi fisik. Jika kondisi fisik sedang sakit atau bahkan tidak berfungsi dengan
baik tentu akan menyebabkan kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis ingin
mengetahui Personal Hygiene, Sarana Sanitasi Dasar, Serta Keluhan Kesehatan

Pada Penyandang Disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2016.
1.2

Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimana personal hygiene, sarana sanitasi dasar, serta keluhan kesehatan pada
penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Kabupaten Toba Samosir
tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

21

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1


Tujuan Umum
Menggambarkan personal hygieme, sarana sanitasi, serta keluhan

kesehatan di panti karya Hephata Laguboti kabupaten Toba Samosir tahun 2016.
1.3.2

Tujuan Khusus

a.

Mengetahui karakteristik penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata
Laguboti.

b.

Mengetahui personal hygiene penyandang disabilitas di Panti Karya
Hephata Laguboti.

c.


Mengetahui sarana sanitasi dasar di Panti Karya Hephata Laguboti

d.

Mengetahui keluhan kesehatan pada penyandang disabilitas di Panti Karya
Hephata Laguboti.

1.4

Manfaat Penelitian

a.

Bagi Petugas dan Yayasan Panti Karya Hephata dapat digunakan sebagai
masukan dalam meningkatkan personal hygiene serta sarana sanitasi dan
menekan keluhan kesehatan yang ada di panti karya Hephata Laguboti

b.


Memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji
lebih lanjut tentang analisis personal hygiene ,sarana sanitasi dasar. Serta
keluhan kesehatan di Panti Karya Hephata Laguboti,kabupaten Toba
Samosir tahun 2016.

c.

Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah kemampuan dan
pengetahuan selama menempuh pendidikan di FKM-USU

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Penghuni Tentang Personal Hygiene, Sanitasi Dasar, Perumahan Sehat Serta Keluhan Kesehatan Kulit Di Asrama Putra USU Medan.

6 63 130

Gambaran Perilaku Penghuni tentang Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar, Komponen Fisik dan Fasilitas Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan Kulit Penghuni di Asrama Putri USU Tahun 2014

11 78 148

Hubungan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygine Ibu Balita dan Kebiasaan Jajan dengan Riwayat Penyakit Diare pada Balita Daerah Sepanjang Aliran Sungai Citarum di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Tahun 2014

1 23 195

Personal Hygiene, Sarana Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan pada Penyandang Disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Toba Samosir Tahun 2016

3 18 105

POLA ASUH ORANGTUA PENYANDANG DISABILITAS (TUNANETRA) TERHADAP ANAKNYA DI PANTI KARYA HEPHATA LAGUBOTI.

2 13 25

Personal Hygiene, Sarana Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan pada Penyandang Disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Toba Samosir Tahun 2016

0 0 15

Personal Hygiene, Sarana Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan pada Penyandang Disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Toba Samosir Tahun 2016

0 0 2

Personal Hygiene, Sarana Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan pada Penyandang Disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Toba Samosir Tahun 2016

0 2 26

Personal Hygiene, Sarana Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan pada Penyandang Disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Toba Samosir Tahun 2016

0 0 3

Personal Hygiene, Sarana Sanitasi Dasar, serta Keluhan Kesehatan pada Penyandang Disabilitas di Panti Karya Hephata Laguboti Toba Samosir Tahun 2016

0 0 21