Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
Skinner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, kemudian organisme tersebut merespons, maka
teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner
membedakan adanya dua respons, yaitu yang pertama Respondent respon reflexive
yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan–rangsangan (stimulus) tertentu.
Stimulus semacam ini disebut electing stimulating karena menimbulkan respon –
respon yang relative tetap dan yang kedua operant respons atau instrumental respons
yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
perangsangan tertentu. (Notoatmodjo,2007).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua yaitu yang pertama Perilaku tertutup adalah Respons seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain dan yang kedua perilaku terbuka
adalah respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau

praktek ( Practice ), yang mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain
(Notoatmodjo, 2007).

13
Universitas Sumatera Utara

14

2.1.1 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap
stimulasi atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini perilaku
kesehatan dibedakan menjadi 3 yang pertama Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar
tidak sakit dan usaha untuk menyembuhkan bila sakit yang kedua perilaku pencarian
dan penggunaan fasilitas kesehatan perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan, dan yang ketiga perilaku
kesehatan lingkungan bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik fisik maupun
sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan
(Notoatmodjo, 2007).

2.1.2 Bentuk-bentuk perilaku
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Perilaku manusia adalah semua aktivitas pada manusia atau apa yang
dikerjakannya, baik secara langsung ataupun tidak langsung (Notoatmodjo, 1993).
Menurut Lawrence Green promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap
faktor perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang
menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan promosi kesehatan
harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang mempengaruhi perilaku itu
sendiri). Dan menurut Lawrence Green perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama,
yakni:

Universitas Sumatera Utara

15

a. Faktor Pendorong (predisposing factors)
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi,
dan sebagainya. Contohnya seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena
tahu bahwa di Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui

pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu tersebut mungkin
tidak akan membawa anaknya ke Posyandu.
b. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas
untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit,
tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan
bergizi, uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang sudah tahu masalah
kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan air bersih, buang air di
WC, makan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Tetapi apakah keluarga tersebut
tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa buang air
besar di kali/kebun menggunakan air kali untuk keperluan seharihari, dan sebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang
meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
Contohnya seorang ibu hamil tahu manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada
Polindes, dekat dengan Bidan, tetapi ia tidak mau melakukan periksa hamil karena
ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah periksa hamil namun anaknya tetap

Universitas Sumatera Utara


16

sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan contoh dari para
tokoh masyarakat.
2.2 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda-beda.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour ). Dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni (Notoatmodjo, 2007) :
a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap
subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.

Universitas Sumatera Utara

17

e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran akan tidak berlangsung lama.
Secara garis besar pengetahuan dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu :

a. Tahu (know)
Tahu diartikaan sebagai mengingat suatu materi yang telah diberikan. Termasuk
ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan

Universitas Sumatera Utara

18

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat diliat dari
penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Dalam proses seseorang mengetahui akan dipengaruhi oleh beberapa hal atau
faktor, menurut Sukmadinata (2003), faktor yang mempengaruhi digolongkan
menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.


Universitas Sumatera Utara

19

A. Faktor Internal
1. Jasmani, faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.
2. Rohani, faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,
psikomotor, serta kondisi efektif dan kognitif individu.
B. Faktor Eksternal
1. Pendidikan, tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi
akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan
berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan
tersebut.
2. Paparan media massa, melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik,
berbagai informasi dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang yang lebih
sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan
memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak
pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan media massa
mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

3. Ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan pokok primer) maupun kebutuhan
skunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah tercukupi
dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan
mempengaruhi pemenuhaan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang
termasuk kebutuhan skunder.
4. Hubungan sosial, manusia adalah makhlik sosial, sehingga dalam kehidupan
saling beriteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi

Universitas Sumatera Utara

20

secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan
sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan menurut model komunikasi media.
5. Pengalaman, pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya, seseorang
mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti seminar dan berorganisasi,
sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatankegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
2.3 Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunujukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb
dalam Notoatmodjo (2007), salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap objek. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu suatu
perilaku.
Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2007), sikap terdiri dari tiga komponen pokok,
yaitu :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek.

Universitas Sumatera Utara

21

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama akan membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut :
1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan orang tersebut.
2. Sikap tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa mengandung relasi terhadap
suatu objek. Dengan kata lain sikap terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa
berkenaan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
3. Sikap dapat berubah-ubah oleh karena itu dipelajari oleh sebagian orang atau
sebaliknya.
4. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap dapat berkenaan dengan satu objek saja
tetapi juga berkenaan dengan sederetan objek-objek yang serupa.
5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang
membedakan sikap dengan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimilki seseorang (Notoatmodjo, 2007).
Selanjutnya ciri-ciri sikap menurut WHO adalah :
1. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.
2. Sikap akan ikut atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pada pengalaman
orang lain.

Universitas Sumatera Utara

22

3. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak
atau sedikitnya pada pengalaman seseorang.
4. Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi
peggangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.
Sebagai halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari bebagai tingkatan
yakni :
a. Menerima

(receiving),

diartikan

bahwa

orang

atau

subjek

mau

dan

memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.
b. Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap ini, karena
dengan suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas
yang diberikan terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah bahwa orang
menerima ide tersebut.
c. Menghargai

(valuing),

mengajak

orng

lain

untuk

mengerjakan

atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ini.
d. Bertanggung jawab (responsible), betanggung jawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
dalam tingkatan sikap (Notoatmodjo, 2007).
2.4 Tindakan (practice)
Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior).
Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Sikap
masyarakat yang sudah positif terhadap PHBS tersebut harus mendapat konfirmasi

Universitas Sumatera Utara

23

dari anggota keluarga lainnya., dan adanya fasilitas untuk PHBS yang memadai
sehingga masyarakat melakukan PHBS tersebut. Disamping factor fasilitas, juga
diperlukan factor dukungan dari pihak lain, misalnya dari suami istri dan anggota
keluarga lainnya. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu :
1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seseorang ibu
dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anaknya.
2. Respons terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indicator praktek tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat
memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci, memotong, lama
memasaknya dan lain sebagainya.
3. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomati, atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek
tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang telah mengimunisasi anaknya.
4. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi
tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.

Universitas Sumatera Utara

24

Penelitian Rogers(1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
prilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu :
1. Knowledge (pengetahuan), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
2. Persuation (persuasi), dimana orang mulai tertarik terhadap stimulus.
3. Decision (keputusan), menimbang-nimbang terhadap pilihan yang akan diambil.
4. Implementation (implementasi), dimana orang telah mulai mencoba perilaku hidup
baru.
5. Confirmation (konfirmasi), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengukuran prilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau
bulan yang lalu (recall). Pengukuran dapat juga dilakukan secara langsung, yakni
dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
2.5 Ibu Rumah Tangga
Sesosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta
kebahagiaan anggota keluarga. Sesosok ibu bertanggung jawab menjaga dan
memperhatikan kebutuhan anak, mengelola kehidupan rumah tangga, memikirkan
keadaan ekonomi dan makan anak-anaknya, memberi teladan akhlak, serta
mencurahkan kasih sayang bagi kebahagian anggota keluarga (Tarbiyah, 2009).
2.6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang
sadar, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS. Dalam PHBS ada lima prioritas

Universitas Sumatera Utara

25

yaitu KIA, gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup dan asuransi kesehatan. Dengan
demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam
menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara berkesinambungan. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana( social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, masyarakat dapatmenerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2011).
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran
serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
2.6.1 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Rumah Tangga
Rumah tangga sehat dapat terwujud bila ada keinginan, kemauan, setiap
anggota rumah tangga untuk menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatannya
dari gangguan ancaman penyakit melalui Prilaku Hidup Bersih dan Sehat.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tau, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat
2.6.2 Manfaat PHBS di Rumah Tangga
1. Setiap anggota keluarga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat.

Universitas Sumatera Utara

26

4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk peningkaatan pendapatan keluarga.
2.6.3 Sasaran PHBS di Rumah Tangga
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan usia subur
2. Ibu hamil dan menyusui
3. Anak dan remaja
4. Usia lanjut
5. Pengasuh anak
2.6.4 Peran Anggota Rumah Tangga dalam PHBS
1. Menerapkan PHBS dirumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengajak anggota rumah tangga lain untuk ber-PHBS melalui kelompok dasa
wisma.
3. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan dimasyarakat terkait PHBS seperti Posyandu,
gerakan pemberantasan sarang nyamuk dan sebagainya.
2.6.5 Cakupan PHBS
Mewujudkan PHBS ditiap tatanan diperlukan pengelolaan managemen
program PHBS melalui tiap penkajian, perencanaan, penggerakkan pelaksanaan
sampai dengan pemantauan dan penilaian serta kembali lagi keproses pengkajian.
Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, yaitu masalah PHBS dan
sumber daya. Selanjutnya output pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang
dillanjutkan dengan rumusan masalah perencanaan berbasis data, rumusan masalah
akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan,

Universitas Sumatera Utara

27

penggerakan pelaksanaan yang merupakan implementasi dari maslah terpilih, dimana
penggerakanya

dilakukan

oleh

petugas

promosi

kesehatan,

sedangkan

pelaksanaannya bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas sektorterkait
(Depkes, 2005).
2.6.6 Managemen PHBS
Managemen PHBS adalah penerapan keempat proses managemen pada
umumnya kedalam model pengkajian dan penindak lanjutan sebagai berikut :
1. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai dibidang pembangunan
sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Diharapkan
semakin sejahtera maka semakin tinggi kualitas hidup. Kualitas hidup ini salah
satunya dipengaruhi oleh derejat kesehatan, semakin tinggi derejat kesehatan
seseorang maka kualitas hidupnya juga semakin tinggi.
2. Derejat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan,
dimana dengan adanya derejat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan
seseorang adalah faktor perilaku atau faktor lingkungan. Misalnya, seorang anak
menderita diare karena tidak mencuci tangan setelah bermain diluar rumah,
seseorang terkena kanker paru karena memiliki kebiasaan merokok.
3. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang langsung
atau tidak mempengaruhi derejat kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

28

2.6.7 Indikator PHBS
1. Indikator Nasional
Ditetapkan 3 indikator yaitu :
a. Persentase penduduk tidak merokok.
b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik/olahraga setiap hari.
Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebutberdasarkan issue global dan
regional, seperti merokok telah menjadi issue global, karena selain mengakibatkan
penyakit seperti jantung, kanker paru-paru juga berpotensi menjadi entry point untuk
narkoba.pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur,
bila terjadi pada usia balita akan menjadi generasi yang lemah/generasi hilang
kemudian hari. Begitu juga bila trjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi yang
kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan produktifitas menurun.
Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga mengakibatkan metabolisme tubuh akan
terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagai penyakit, seperti
jantung, paru-paru dan lain-lain (Depkes RI, 2002).
2. Indikator lokal spesifik
Indikator nasional ditambah dengan indikator spesifik masing-masing daerah
sesuai dangan situasi dan kondisi daerah. Dengan demikian ada 16 indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur perilaku sehat sebagai berikut :
1. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
2. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan
3. Pasangan usia subur (WUS) memakai alat KB.

Universitas Sumatera Utara

29

4. Balita ditimbang.
5. Penduduk sarapan pagi sebelum malakukan aktivitas.
6. Bay diimunisasi lengkap.
7. Penduduk minum air bersih yang masak.
8. Penduduk menggunakan jamban sehat.
9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.
10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.
11. Penduduk tidak menggunakan NAPZA.
12. Penduduk mempunyai Askes/tabungan/uang/emas.
13. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dan SADARI (periksa
payudara sendiri).
14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk m,engukur hipertensi.
15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan pap smear .
16. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah yang
ada di daerah.
3. Indikator PHBS di tatanan rumah tangga
PHBS dirumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga yang sehat
dan ber PHBS. Rumah tangga yang ber PHBS adalah rumah tangga yang melakukan
10 indikator PHBS dirumah tangga yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih

Universitas Sumatera Utara

30

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah
Indikator tatanan rumah tangga yaitu :
a. Perilaku
1. Tidak merokok
2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
3. Imunisasi
4. Penimbangan balita
5. Gizi keluarga/sarapan
6. Kepesertaan Askes/JPKM
7. Mencuci tangan pakaiaa sabun
8. Menggosok gigi sebelum tidur
9. Olahraga teratur
10. Menggunakan air bersih
b. Lingkungan
1. Ada jamban
2. Ada air bersih
3. Ada tempat sampah
4. Ada SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)

Universitas Sumatera Utara

31

5. Ventilasi
6. Kepadatan
7. Lantai
2.6.8 Penjabaran Indikator PHBS di Rumah Tangga
Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
indikator PHBS di rumah tangga yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong
oleh bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya. Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan

diharapkan

dapat

menurunkan

angka

kematian

ibu

dan

bayi.

Meningkatnyaa proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih,
adalah langkah awal terpenting untuuk mengurangi kematian ibu dan kematian
neonatal dini. Pelayana obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan angka
bkematian ibu dan bayi. Walaupun sebagian besar perempuan bersalin dirumah,
tenaga terlatih dapat membantu mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga
untuk mencari perawatan darurat.
Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan
ibu dan bayi terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong
atau dirujuk kepuskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

32

2. Memberi ASI Eksklusif
Asi Eksklusif adalah bayi yang berusia 0-6 bulan yang hanya diberi ASI saja
tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain, ASI adalah makanan
alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemberian ASI
secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan, boleh
juga lebih dari 6 bulan.
ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam
ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi bayi dari
alergi. ASI aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi
dalam keadaan segar. Pemberian ASI praktis tidak akan pernah basi, mempunyai
suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. Memberikan ASI
dapat membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.
Bayi segera diberi ASI sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah
melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.
Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat
dukungan dari keluarga. Susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu
berikan ASI sesuai kebutuhan bayi dan berikan ASI dari kedua payudara secara
bergantian. Setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, selin ASI diberikan pula makanan
pendamping ASI dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan
perkembangan umur bayi. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga berusia 2 tahun.

Universitas Sumatera Utara

33

Cara menyusui yang benar
1. Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci tangannya dengan
menggunakan air bersih dan sabunsampai bersih.
2. Lalu bersihkan kedua putting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih
dahulu dengan air hangat.
3. Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran
ibu harus dalam keadaan tenang.
4. Pegang bayi pada belakang tubuhnya, tidak pada dasar kepla.
5. Upayakan badan bayi menghadap badan ibu, rapatkan badan bayi dengan badan
ibuatau bagian bawah payudara ibu.
6. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu bagian dalam.
8. Bayi disusui dengan cara bergantian dari payudara sebelah kanan ke payudara
sebelah kiri sampai bayi merasa kenyang.
9. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi harus dibersihkan
dengan kapas yang telah direndam air hangat.
10. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap
bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan
diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.

Universitas Sumatera Utara

34

Manfaat Pemberian ASI
Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak,
karena dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi saja, tetapi juga
bagi ibu dan keluarga bahkan Negara.
1. Keuntungan menyusui bagi bayi
a) Ditinjau dari aspek gizi
Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh
kembang yang optimal. ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida
menjadi asam lemak dan gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi
glukosa dan galaktosa, dan enzim laktase sudah ada sejak bayi lahir.
b) Ditinjau dari aspek imonologi
Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain : imunitas seluler
yaitu lekosit sekitar 4000/ml. ASI mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim,
katalase dan peroksidase.
c) Ditinjau dari aspek psikologis
Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng. Pemberian ASI mendekatkan
hubungan ibu dan bayi sehingga menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang
penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai
orang lain atau ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.

Universitas Sumatera Utara

35

2. Keuntungan menyusui bagi ibu
a) Aspek kesehatan ibu
Dapat mengurangi pendarahan post partum, mempercepat involusi uterus dan
mengurangi insiden karsinoma payudara. Lebih praktis karena ASI lebih mudah
diberikan pada saat bayi membutuhkan.
b) Aspek psikologis
Mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan anak serta memberikan perasaan
diperlukan.
c) Aspek keluarga berencana
Menunda kembalinya kesuburan, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Perlu
diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering baru mempunyai efek keluarga
berencana.
3. Keuntungan menyusui bagi keluarga
a) Hemat karena tidak perlu menyediakan dana untuk membeli susu formula.
b) Bayi jarang sakit, bisa menghemat biaya pengobatan
c) Mendekatkan hubungan bayi dan keluarga
d) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya merebus
air dan perlengkapannya.
3. Menimbang balita setiap bulan
Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap
bulan. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5
tahun diposyandu. Setelah balita ditimbang dibuku KMS (Kartu Menuju Sehat) akan
terlihat berat badan anak naik atau tidak naik.

Universitas Sumatera Utara

36

Penimbangan balita diposyandu setiap bulan sangat bermanfaat untuk
mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan
pertumbuhan balita dan untuk mengetahui balita yang sakit. Bayi dengan berat badan
selam dua bulan berturut-turut tidak naik dicurigai gizi buruk dapat segera dirujuk ke
Puskesmas, untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dan untuk mendapatkan
penyuluhan gizi.
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang digunakna sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian dan lain sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau agar terhindar dari
sakit gunakan air yang bersih, air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra
kita, antara lain dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba. Air bersih dapat bermanfaat
bagi tubuh agar terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, disentri, kecacingan,
penyakit mata, penyakit kulit.
Menjaga kebersihan sumber air bersih merupakan hal terpenting, jarak letak
sumber air dengan jamban dan pembuangan sampah paling sedikit 10 meter. Sumber
mata air harus dilindungi dari pencemaran, harus dijaga kebersihannya seperti tidak
ada kotoran atau lumut didinding sumur. Meski terlihat bersih air belum tentu bebas
kuman penyakit sehingga agar kuman penyakit dalam air mati perlu dimasak.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kedua tangan kita sangat penting untuk membanntu menyelesaikan berbagai
pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan, jika tangan
kotor maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci tangan

Universitas Sumatera Utara

37

berfungsi menghilangkan mikroorganisme yang menempel ditangan, cuci tangan
harus dilakukan dengan menggunkan air bersih dan sabun.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu
biaya mahal, karena itu membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan anak dan
seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Dengan demikian pola hidup bersih dan sehat
tertanam kuat pada diri pribadi anak dan anggota keluarga lainnya. Kedua tangan kita
adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit kedalam tubuh, sebab tangan
adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan
hidung.
Kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun mempunyai
peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan, karena
dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilagkan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna
mengurangi jumlaah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan. Oleh
karena itu mencuci tangan dengan menggunakan air yang bersih dan sabun dapat
lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan
kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan.
6. Menggunakan jamban sehat
Setiap anggota kelurga harus menggunakan jamban untuk buang air kecil dan
buang air besar, penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan
bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada
disekitarnya, jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang
dapat menjadi penular penyakit diare, disentri, kecacingan, typus penyakit kulit dan

Universitas Sumatera Utara

38

keracunan. Faktor resiko lain, perilaku anak buang air besar dijamban atau
disembarangan tempat menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja
yang berisi telur cacing. Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan
yang tercemar oleh tinja yang mengandung telur cacing.
Jamban harus dipelihara supaya tetap sehat, lantai jamban hendaknya selalu
dibersihkan dan tidak ada genangan air. Bersihkan jamban secara teratur sehingga
ruang jamban selalu dalam keadaan bersih. Didalam jamban tidak ada kotoran yang
terlihat, tidak ada serangga dan tidak ada tikus berkeliaran. Sediakan alat pembersih
dan air yang bersih, jika ada kerusakan segera diperbaiki.
7. Memberantas jentik nyamuk sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan
jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemberantasan jentik nyamuk
bermaksud untuk membebaskan rumah dari jentik-jentik yang dapat mengganggu
kesehatan.

Pemeriksaan

jentik

berkala

adalah

pemeriksaan

tempat-tempat

perkembang biakan nyamuk yang ada didalam rumah seperti bak mandi, wc, vas
bunga, tatakan kulkas dan lain-lainya yang dapat menampung air yang mana
pemeriksaan ini dilakukan satu minggu sekali. Yang berkewajiban melakukan
pemeriksaan jentik secara berkala adalah :
1. Anggota rumah tangga
2. Kader
3. Juru pemantau jentik
Agar rumah bebas dari jentik maka perlu dilakukan pemberantasan sarang
nyamuk dengan cara 3M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari

Universitas Sumatera Utara

39

gigitan nyamuk). Pemberantasan sarang nyamuk merupakan kegiatan memberantas
telur, jentik dan kepompong nyamuk penular sebagai penyakit seperti Demam
Berdarah Dengue, Cikungunya, Malaria dan filariasis. Gerakan 3M plus ini adalah 3
cara plus yang dilakukan pada saat pemberantasan sarang nyamuk yaitu :
a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air.
b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lekukan-lekukan yang dapat
menampung air hujan.
c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menmpung air
seperti ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain.
Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu :
a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
b) Memakai obat yang dapat mengcegah gigitan nyamuk, misalnya anti nyamuk.
c) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
e) Memperbaiki saluran talang air yang rusak.
f) Menaburkan abate (bubuk pembunuh jentik) ditempat yang sulit dikuras,
misalnya ditalang air.
g) Memelihara ikan pemakan jentik dikolam atau bak penampung air, misalnya ikan
nila.
h) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya Lavender.
Manfaat rumah bebas jentik
Rumah bebas jentik sangat bermanfaat karena populasi nyamuk menjadi
terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau

Universitas Sumatera Utara

40

dikurangi. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh
perantara nyamuk.
Pemeriksaan jentik berkala dilakukan dengan cara :
a) Mengunjungi rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat
yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
b) Menggunkan senter untuk melihat keberadaan jentik.
c) Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut melihat
kemudian langsung dilanjutkan dengan pemberantasan sarang nyamuk oleh
keluarga.
d) Mencatat jumlah jentik pada kartu jentik rumah dan pada formulir pelaporan ke
Puskesmas.
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Sampai saat ini, obat penyakit demam berdarah belum ditemukan. Demikian
pula vaksin untuk mencegah penyakit ini. Kalau pun obat diberikan, biasanya hanya
bertujuan untuk mengurangi gejala seperti demam, sakit kepala dan lain-lain. Untuk
menggantikan kehilangan cairan diberikan cairan lewat infus. Sedangkan perdarahan
akibat turunnya trombosit diatasi dengan infus trombosit. Karena obat spesifik belum
ada, maka langkah pencegahan penularan sangat penting. Salah satunya adalah
dengan membasmi jentik nyamuk penular yaitu jentik Aedes Aegypt, dengan
melakukan 3 M satu minggu sekali.

Universitas Sumatera Utara

41

8. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi minimal 3 porsi buah
dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur daan buah setiap hari
sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi. Sudah banyak penelitian
yang menunjukkan kalau manfaat buah dan sayur penting bagi tubuh dan dapat
membantu melindungi tubuh dari serangan berbagai macam penyakit. Dalam sebuah
penelitian menunjukkan kalau asam folat yang terdapat dalam buah dan sayur dapat
mengurangi tingkat darah homocysteine, yaitu suatu jenis zat yang dapat menjadi
faktor resiko penyakit jantung koroner.
Sayur dimakan 2 porsi setiap hari dengan ukuran satu porsi sama dengan satu
mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran
dimakan segar atau dikukus karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan
mineral.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Semua anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit setiap hari. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan
fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan dapat berupa kegiatan sehari-hari
yaitu : berjalan kaki, berkebun, senam, lari ringan dan kegiatan rumah tangga lainnya.
Aktivitas fisik dilakukan paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga dapat
menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Jika lebih banyak waktu

Universitas Sumatera Utara

42

yang digunakan untuk beraktivitas fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih
banyak. Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3
bulan akan terasa hasilnya.
Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana untuk
memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan
kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup. Seperti hal nya makan,
gerak (olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus, artinya
olahraga sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina
kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Seperti hal nya makan, olahraga pun hanya akan
dinikmati dan bermanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan
olahraga.

Olahraga

merupakan

alat

untuk

merangsang

pertumbuhan

dan

perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomi-antropometris
dan fungsi fisiologinya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun
kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya
pada generasi muda yang aktif mengikuti kegiatan olahraga dari pada yang tidak aktif
mengikuti kegiatan olahraga.
Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam kehidupan duniawi, sering
menyebabkan seseorang menjadi kurang gerak, disertai setres yang dapat
mengundang berbagai penyakit non infeksi, diantaranya yang terpenting adalah
penyakit jantung pembuluh darah. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia
muda, tua dan lanjut, khususnya yang tidak melakukan olahraga atau tidak
menjalankan pola hidup sehat. Olahraga adalah kebutuhan hidup bagi orang yang
mau berpikir.

Universitas Sumatera Utara

43

Olahraga kesehatan dapat dilakukan secara massa, misalnya : jalan cepat atau
lari lambat, senam aerobic, senam pernafasan dan olahraga missal lainnya yang
sejenis. Olahraga kesehatan memang dapat dilakukan sendiri, akan tetapi akan lebih
menarik apabila dilakukan secara berkelompok. Dampak psikologis dengan
diterapkannya olahraga kesehatan adalahrasa kesetaraan dan kebersamaan diantara
sesame pelaku, oleh karena itu mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan
olahraga kesehatan dengan baik secara bersama-sama.
Cara melakukan aktifitas yang benar
Aktifitas dilakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit, jika belum
terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara
bertahap. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Awali
aktifitas fisik dengan pernafasan dan peregangan. Lakukan gerakan ringan dan
perlahan ditingkatkan sampai sedan. Jika sudah terbiasa lakukan aktifitas tersebut,
lakukan secara rutin paling sedikit 30 menit setiap hari.
Keuntungan melakukan kegiatan fisik setiap hari :
a) Terhindar dari penyakit jantung, storke, osteoporosis, kanker, hipertensi, diabetes
mellitus dan lain-lain.
b) Berat badan terkendali
c) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
d) Bentuk tubuh menjadi bagus
e) Lebih percaya diri
f) Lebih bertenaga dan bugar

Universitas Sumatera Utara

44

g) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik
Manfaat olahraga
a) Meningkatkan kerja fungsi jantung, paru, dan pembuluh darah.
b) Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang.
c) Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi
cedera.
d) Meningkatkan

metabolisme

tubuh

untuk

mencegah

kegemukan

dan

mempertahankan berat badan ideal.
e) Mengurangi resiko terjadinya penyakit seperti : hipertensi, jantung koroner,
diabetes mellitus dan infeksi
f) Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormone
terhadap jaringan tubuh.
g) Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui
peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani yaitu :
a) Umur, kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada
usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari
seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga
penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
b) Jenis kelamin, sampai puberitas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki
hampir sama dengan anak perempuan, tetapi setelah puberitas anak laki-laki
biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.

Universitas Sumatera Utara

45

c) Genetik, berpengaruh terhadap kapasitas jantung, paru, postur tubuh, obesitas,
haemoglobin/ sel darah dan serat otot.
d) Makanan, daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (6070%), diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga
yang memerlukan kekuatan otot yang besar.
e) Rokok, kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang
berpengaruh terhadap daya tahan tubuh, selain itu menurut penelitian Parkins dan
Sexton nicotine yang ada pada rokok dapat memperbesar pengeluaran energi dan
mengurangi nafsu makan.
10. Tidak Merokok
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok, rokok ibarat pabrik bahan kimia
dalam 1 batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia
berbahaya, diantaranya nikotin, tar dan carbon monoksida. Nikotin menyebabkan
ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel
paru dan kanker. Gas CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Perokok aktif adalah orang yang mengonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun walaupun 1 batang dalam sehari, atau orang yang menghisap rokok
walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap
rokoknya cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak dihisap masuk kedalam
paru-paru. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghisap asap
rokok orang lain dalam satau ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.
Rumah merupakan tempat berlindung, termasuk asap rokok.

Universitas Sumatera Utara

46

2.7 Teori sosial budaya
Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa tindakan, serta karya yang
disajikan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan
belajar. Adapun teori sosial budaya tersebut yaitu :
1. Teori tindakan atau action theory yaitu kebudayaan terdiri dari empat komponen
sebagai berikut :
a. Sistem budaya yang merupakan komponen yang abstrak dari kebudayaan yang
terdiri dari pikiran, gagasan, konsep dan keyakinan.
b. Sistem sosial terdiri dari aktivitas manusia atau tindakan dari tingkah laku
berinteraksi antar individu dalam bermasyarakat.
c. Sistem kepribadian adalah soal isi jiwa dan watak individu yang berinteraksi
sebagai warga masyarakat.
d. Sistem organik melengkapi seluruh kerangka sistem dengan mengikut sertakan
proses biologik dan biokimia kedalam organisme manusia sebagai salah satu jenis
makhluk alamiah.
2. Teori orientasi nilai budaya, menurut Kluckhon dan Strodberck soal-soal yang
paling tinggi nilainya dalam kehidupan manusia dan yang ada dalam tiap
kebudayaan di dunia ini menyangkut paling sedikit lima hal, yaitu :
a. Human nature atau makna hidup manusia.
b. Man nature atau persoalan manusia dengan alam sekitar.
c. Persoalan waktu atau persepsi manusia terhadap waktu.
d. persoalan aktivitas, persoalan mengenai pekerjaaan, karya dan amal perbuatan
manusia.

Universitas Sumatera Utara

47

e. Persoalan relasi atau hubungan manusia dengan manusia lainnya.
3. Teori budaya fungsional, ahli antropologi aliran fungsional menyatakan bahwa
budaya adalah keseluruhan alat dan adat yang sudah merupakan cara hidup yang
telah digunakan secara luas, sehingga manusia berada dalam keadaan yang lebih
baik untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi dalam penyesuaian dengan
alam sekitar untuk memenuhi kebutuhanya.
2.8 Kerangka konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

-

Pengetahuan ibu

-

Sikap ibu

Perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)

Berdasarkan gambar diatas, kerangka konsep penelitian teori Lawrence Green
dari faktor pendorong (predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah
atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang yakni pengetahuan ( knowledge),
sikap (attitude), keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi (Notoatmodjo, 2007).
Serta dari setiap pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tersebut akan dilihat
bagaimana gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam perilaku hidup bersih dan
sehat.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012

2 75 63

Hubungan Perilaku tentang Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan pada Pengrajin Batu Bata di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

1 55 91

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

5 109 108

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

3 4 13

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 0 2

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 0 12

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 2 2

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 0 23

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM RUMAH TANGGA IBU HAMIL DAN IBU PERNAH HAMIL DI INDONESIA

0 0 9