Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan
kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin
tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula.
Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu,terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari
penyakit dan cacar. Sedangkan Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009
memberikan batasan : Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).
Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas
hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku ini merupakan sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan

1
Universitas Sumatera Utara

2

sesorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan
masyarakatnya (Depkes, 2005).
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya
bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir batin. Salah satu ciri bangsa yang maju
adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Hanya dengan sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan
meningkatkan daya saing bangsa (Depkes, 2005).
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat
menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh
karena itu, kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota
rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah Tangga ber-PHBS
berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota

rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif
untuk hidup sehat.
Suatu negara yang sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga.
Banyak penafsiran bahwa sehat itu haruslah memiliki peralatan penunjang kesehatan
yang lengkap dan memadai, sehingga tetap membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Tidak harus demikian, langkah yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan
sekaligus mencegah penyakit adalah hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat atau yang disingkat PHBS.
Menurut Fadillah (2008), pembangunan kesehatan akan dapat dicapai dengan
memberdayakan masyarakat agar mampu secara mandiri memenuhi kabutuhan

Universitas Sumatera Utara

3

kesehatan yang berkesinambungan. Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi
yakni pemberdayaan masyarakat dan kemandirian. Ini menjadi penting karena
memang kesehatan harus dimulai dari kesadaran setiap individu untuk menjamin agar
dirinya tidak sakit. Logikanya sederhana saja, jika setiap individu sehat, tentunya
keluarga juga sehat dan jika setiap keluarga sehat maka dengan sendirinya

masyarakat sehat. Oleh karena itu perlu kesadaran individu bahwa keluarga dan
masyarakat yang sehat, sesungguhnya diawali dari diri sendiri. Jika kita peduli
terhadap kesehatan diri sendiri, maka kita telah berpartisipasi untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang lebih sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat tersebut harus dimulai dari tatanan rumah
tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal pembangunan dimasa
depan yang perlu dijaga. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan
terkena penyakit infeksi dan non infeksi. Oleh karena itu untuk mencegahnya rumah
tangga perlu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (Depkes RI, 2009).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga merupakan salah
satu upaya strategis untuk menggerakkan dan memberdayakan keluarga atau anggota
rumah tangga untuk hidup bersih dan sehat. Melalui ini setiap anggota rumah tangga
diberdayakan agar tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan
dengan mengupayakan lingkungan sehat, mencegah dan menanggulangi masalahmasalah kesehatan yang dihadapi, serta memanfaatakan pelayanan kesehatan yang
ada. Setiap rumah tangga juga digerakkan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat (Depkes RI, 2008).

Universitas Sumatera Utara


4

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang
sadar, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS. Dalam PHBS ada lima prioritas
yaitu KIA, gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup dan asuransi kesehatan. Dengan
demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam
menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara berkesinambungan. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana( social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2011).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan tanggung jawab semua
anggota keluarga. Dalam 10 indikator tersebut ada beberapa indikator yang harus
dilakukan oleh ibu rumah tangga meski tidak terlepas dari dukungan anggota
keluarga yang lain. Peran ibu rumah tangga dalam menerapkan PHBS dalam keluarga
sangat penting karena ibu rumah lebih sering tinggal di rumah.
Seorang ibu rumah tangga mempunyai peran yang sangat penting untuk
menciptakan pola hidup sehat yang bisa menghindarkan semua anggota keluarga dari
ancaman penyakit. Salah satu tanggung jawab ibu rumah tangga adalah memelihara

kesehatan anggota keluarganya dengan setiap harinya menyediakan makanan yang
sehat, bergizi dan tetap enak dinikmati sert sesuai dengan pola hidup sehat. Karena
lebih sering dirumah maka ibu rumah tangga juga mempunyai kewajiban menjaga
kebersihan di dalam maupun diluar rumah yang merupakan pola hidup sehat dalam

Universitas Sumatera Utara

5

keluarga. Selain itu ibu rumah tangga juga memberikan pendidikan kepada anaknya
agar bisa mengatur pola hidup sehat dalam menjalankan kegiatannya setiap hari.
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan
program PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan buku
panduan pedoman PHBS. Hasilnya sampai tahun 2001 tenaga kesehatan yang telah
terlatih PHBS tingkat Provinsi 100%(30 Provinsi), 76% Kabupaten/Kota, 71,3%
puskesmas. Masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan program PHBS adalah


kemitraan/ dukungan lintas program/lintas sektor rendah, kemampuan teknis petugas
rendah, mutasi petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi,
Indikator PHBS skala Nasional, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatanan sehat,
pemetaan PHBS individu. Altematif pemecahan adalah melalui kegiatan advokasi
kebijakan, koordinasi dan keterpaduan manajemen, peningkatan kemampuan teknis
pelaksana PHBS, menetapkan indikator PHBS individu skala nasional dan
pembobotan, menetapkan indikator PHBS tatanan, melakukan asistensi, pemetaan
tatanan sehat serta PHBS individu (Pedoman PHBS).
Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah kemitraan/
dukungan lintas sektor yang rendah, kemampuan teknis petugas rendah, mutasi petugas
terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi, indikator PHBS skala
Nasional, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatana sehat, pemetaan PHBS individu
(Pedoman PHBS).
Kesehatan masyarakat pada dasarnya berasal dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat diupayakan atas dasar kesadaran diri, sehingga

Universitas Sumatera Utara

6


diharapkan nantinya dapat memberikan hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan
nasional promosi kesehatan. Mencegah sakit adalah lebih mudah dari pada mengobati
apabila seseorang telah jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut
adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan mengaplikasikan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), PHBS adalah hasil sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan derejat kesehatan masyarakat. Adapun PHBS dalam rumah
tangga adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, ASI eksklusif, menimbang
balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah sekali seminggu,
makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak
merokok di dalam rumah.
Upaya pengembangan terhadap program promosi kesehatan dan PHBS 2010
tersebut

terus


ditingkatkan

ke

arah

yang

lebih

terencana,

terpadu

dan

berkesinambungan. Hal ini dikembangkan melalui Kabupaten/Kota percontohan
integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS Tatanan Rumah
Tangga (individu, keluarga, masyarakat).

Tugas mewujudkan masyarakat yang sehat tidak hanya dapat dilakukan
seluruhnya oleh pemerintah, melainkan dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak,

Universitas Sumatera Utara

7

masyarakat dan individu. Berkaitan dengan masalah kesehatan, kerap kali
didengungkan bahwa menjaga lebih baik daripada mengobati. Selain lebih mudah,
menjaga kesehatan relatif lebih menghemat biaya. Disamping itu beban psikologi
yang ditanggung oleh penderita dan keluarga menjadi sangat berat. Dan yang tak
kalah pentingnya adalah menurunnya produktifitas kerja.
Dari hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa yang memberikan ASI hanya
30,2%, 34,3% balita umur 5-59 bulan tidak pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhir,
perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas 36,3% dan perokok aktif setiap hari
sebesar 33,4%, rumah tangga dengan akses air minun 66,8%, rumah tangga yang
memiliki fasilitas BAB sendiri 76,2%, rumah tangga yang memiliki akses sanitasi
58,9%, untuk penampungan air limbah rumah tangga umumnya dibuang lagsung ke
got 46,7% dan 15,5% menggunakan penampungan tertutup dilengkapi dengan SPAL,
pengelolahan sampah rumah tangga pada umumnya dengan cara dibakar 50,1% dan

diangkut petugas hanya 24,9%, rumah tangga yang ber PHBS dengan baik 32,2% dan
50,5% penduduk Indonesia belum memiliki jaminan kesehatan.
Dari hasil survey yang dilakukan Dinkes Tegal 2013 menunjukkan bahwa dari
10 indikator PHBS tersebut, ternyata didapat lima urutan terbesar masalah yang
masih dihadapi masyarakat Kabupaten Tegal, yaitu 1) Indikator Tidak merokok
masih sangat rendah yaitu 33.5% rumah tangga yang bebas dari asap rokok, 2) Masih
rendahnya masyarakat yang menjadi anggota Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
yaitu 51%, 3) Masih rendahnya masyarakat yang menerapkan ASI ekslusif (57,8%),
4) Rumah Tangga yang semua ruangan rumah berlantai kedap air (bukan tanah) dan
dalam keadaan bersih sebesar 79%, 5) Rumah tangga yang melakukan aktifitas fisik

Universitas Sumatera Utara

8

atau olahraga terukur minimal 30 menit/hari dan dilakukan 3-5 kali seminggu masih
rendah yaitu 80,5% rumah tangga.
Profil kesehatan Sumatera Utara 2012, rumah tangga yang memenuhi syarat
rumah sehat yaitu 69,71%, rumah tangga dengan sumber air minum dari kemasan
27,66% dan dari sumur 23,4%, rumah tangga dengan pembuangan tinja

menggunakan septik 67,49%, rumah tangga yang ber PHBS 54,30% ( Pusat Promosi
Kesehatan, Kemenkes 2013).
Penyakit yang sering muncul akibat rendahnya PHBS adalah cacingan, diare,
sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan sebagainya yang pada akhirnya akan
mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan Indonesia dan rendahnya kualitas
sumber daya manusia. Pada tahun 2012, kasus diare yang ditemukan dan ditangani
adalah sebanyak 216.175 atau 38,67%, dari 1.141.496 balita yang ditimbang, terdapat
42.190 (3,70%) balita yang menderita gizi kurang, sedangkan yang menderita gizi
buruk ada sebanyak 1.208 (0,11%) (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2012).
Menurut database kesehatan per Kabupaten (2012), di Kabupaten Labuhan
Batu Selatan rumah tangga yang ber PHBS (56,31%), rumah sehat (72,66%), rumah
tangga dengan akses air bersih (32%), jamban sehat (76.92%), pertolongan oleh
tenaga kesehatan (80%). Ditemukan 8 kasus DBD dan insiden diare per 1000 (42%).
Laporan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di puskesmas Dawan I tahun
2010, meliputi : Tidak merokok dalam rumah 24,75 %, Memberantas jentik nyamuk
67,1 %, ASI Eksklusif 75,7 %, Makan sayur dan buah setiap hari 96,31 %, Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun 97,2 %, Jamban sehat 98,4 %, melakukan

Universitas Sumatera Utara

9

aktivitas fisik setiap hari 99,21 %, Memakai air bersih 100 %, Menimbang bayi dan
balita ( 100%), Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 100 %.
Penelitian lain

yang dilakukan Habibah (2008) tentang Hubungan

Pengetahuan dengan Sikap terhadap Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dalam Rumah Tangga di Puskesmas Sidomulyo, menunjukkan adanya hubungan
bermakna antara pengetahuan terhadap penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dalam Rumah tangga, dengan nilai p value 0,033 = 0,05, maka pengetahuan
berhubungan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dengan sikap ternyata berpengaruh
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
Berdasarkan penelitian Rini (2011) di Padang, penelitian yang dilakukan
kepada ibu-ibu rumah tangga diketahui bahwa dari 10 indikator PHBS yang masih
dibawah standart nasional yaitu pemberian ASI ekslusif sebanyak 41,3%,
penimbangan balita setiap bulan sebanyak 49,2%, cuci tangan dengan air bersih dan
sabun sebanyak 53,6%, memberantas jentik nyamuk dirumah seminggu sekali
sebanyak 43,2%, menggunakan jamban sehat sebanyak 61,5%, yang tidak merokok
di dalam rumah sebanyak 33,3%, melakukan aktivitas fisik setiap hari sebanyak
61,5%.
Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut
Puskesmas Tanjung Medan kecamatan Kampung Rakyat kabupaten Labuhan Batu
Selatan tahun 2012, rumah tangga yang ber-PHBS (43,3%), rumah tangga yang
memiliki jamban sehat sebanyak (57,2%), rumah tangga yang memiliki fasilitas air
bersih (52,3%), rumah tangga tangga yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak

Universitas Sumatera Utara

10

(31,4%), rumah tangga yang menimbang balita setiap bulan sebanyak (37,4%), rumah
tangga yang memakan sayur dan buah setiap hari (53,01%), rumah tangga yang
melakukan kegiatan fisik setiap hari sebanyak (39,7%), rendahnya rumah tangga
yang menerapkan ASI eksklusif yaitu sebanyak (53,5%), tingginya angka merokok di
rumah tangga sebanyak (43,8%).
Dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti di desa Perlabian terhadap 5
rumah tangga didapatkan masih adanya sampah dipekarangan rumah, barang-barang
bekas

yang berserakan dibelakang rumah

yang dapat

menjadi

wadah

berkembangbiaknya nyamuk serta tidak adanya SPAL sehingga disekitar rumah
tercium bau yang tidak sedap. Dari 5 rumah tangga hanya 1 rumah tangga yang
memiliki jaminan kesehatan, 5 rumah tangga yang merokok didalam rumah, serta ke
5 rumah tangga mengkonsumsi buah hanya 1 kali dalam 1 minggu, dari ke 5 lima
rumah tangga tersebut memiliki jamban yang tidak sehat. Dari 10 anak yang terlihat
bermain dipekarangan rumah tidak menggunakan sandal dan tidak mencuci tangan
selesai bermain.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peran ibu rumah tangga dalam
kesehatan sangat penting, maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran perilaku ibu
rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Perlabian
Kecamatan Kampung Rakyat kabupaten Labuhan Batu Selatan.

Universitas Sumatera Utara

11

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan peneliti secara umum yaitu bagaimana gambaran perilaku ibu rumah
tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Perlabian kecamatan
Kampung Rakyat kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu rumah tangga tentang perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa Perlabian kecamatan Kampung Rakyat
kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2014.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) di desa Perlabian.
2. Untuk mengetahui sikap ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) di desa Perlabian.
3. Untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ibu rumah tangga di
desa Perlabian.
1.4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1.

Memberikan masukan kepada pemimpin/ kepala desa Perlabian untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penyakit
yang berhubungan dengan rendahnya PHBS serta terwujudnya keluarga yang
mandiri terhadap kesehatan keluarganya.

Universitas Sumatera Utara

12

2.

Sebagai masukan kepada msyarakat di desa Perlabian agar menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat di rumah tangga agar meningkatkan derejat kesehatan
keluarga.

3.

Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti delanjutnya yang berhubungan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

4.

Sebagai tahap penerapan ilmu penulis dalam melakukan penelitian pada bidang
kesehatan masyarakat yang diperoleh selama mengikuti pendidikan USU di
FKM.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012

2 75 63

Hubungan Perilaku tentang Higiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan pada Pengrajin Batu Bata di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

1 55 91

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

5 109 108

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

3 4 13

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 0 2

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 0 35

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 2 2

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Desa Perlabian Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 0 23

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM RUMAH TANGGA IBU HAMIL DAN IBU PERNAH HAMIL DI INDONESIA

0 0 9