Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Dalam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Poganda | Kasebang | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4050 12975 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode
Pemberian Tugas Dalam Pembelajaran IPS
di Kelas IV SDN Inpres Poganda
Nuryasila Kasebang, Bonifasius Saneba, dan Hasdin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS dapat ditingkatkan melalui metode pemberian tugas di kelas IV
SDN Inpres Poganda Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan
Tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Pembelajaran IPS dengan
metode pemberian tugas di Kelas IV SDN Inpres Poganda Kecamatan Bulagi Utara
Kabupaten Banggai Kepulauan. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas, dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap
yaitu (1) perencanaan (2) Pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pengumpulan data
melalui teknik pemberian tes, wawancara, observasi dan pencatatan lapangan.
Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Inpres Poganda yang berjumlah 20 orang

siswa. Hasil penelitian menunjukan data awal siswa yang kategori tuntas 4 orang
atau presentase ketuntasan klasikal 20%. Pada siklus 1 banyak siswa yang tuntas 10
orang presentase ketuntasan klasikal 50%. Sedangkan Siklus II banyaknya siswa
yang tuntas 19 orang, presentase ketuntasan klasikal 95%.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Pemberian Tugas, IPS
I. PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai hal yang asasi setiap individu yang telah diakui dalam
UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak
mendapat pendidikan. Untuk menjabarkan lebih jauh dari UUD 1945 pasal (1) maka
pendidikan membuat undang-undang pendidikan Nasional yang dikenal dengan
undang-undang Sisdiknas 2003: 23 undang-undang RI No.20 tahun 2003:42 tentang
sistem pendidikan Nasional.
Mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan Nasional tersebut, peranan
seorang guru sangat penting karena guru merupakan pelaksana utama dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu peranan tersebut harus didasari kemampuan
mengembangkan strategi pembelajaran dengan kata lain, keberhasilan suatu tujuan
pengajaran bergantung tepat tidaknya strategi pengajaran yang dilakukan guru dalam

29


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
proses kegiatan belajar mengajar.Salah satu strategi pengajaran atau metode yang
tepat digunakan dalam proses mengajar sebagaimana yang dikembangkan sekarang
dalam penggunaan kurikulum (KTSP) adalah metode pemberian tugas. Menurut
Ahmad Subari (2007:10) mengatakan bahwa metode adalah cara atau tehnik
penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat penyajian bahan
baik secara atau kelompok agar tercipta tujuan yang telah dirumuskan.
Metode pemberian tugas merupakan konsep belajar yang digunakan untuk
mendorong siswa belajar lebih bermakna, karena proses pembelajaran berlangsung
secara ilmiah. Metode pemberian tugas memberikan motivasi kepada siswa untuk
lebih aktif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dalam setiap mata pelajaran.
Adapun metode pembelajaran IPS yang umumnya digunakan oleh guru
selama ini adalah metode konvensional yang mengandalkan ceramah dan alat bantu
utamanya adalah papan tulis. Sehingga metode konvensional yang digunakan pada
saat mengajar menitikberatkan pada keaktifan guru, sedangkan siswa cenderung
pasif. Kurangnya inofasi media penunjang pembelajaran merupakan suatu kendala
dalam pembelajaran. Hal seperti itu terjadi juga di SDN Inpres Poganda. Akibatnya
pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik, seperti pada mata pelajaran IPS
yang menyajikan banyak teori tentang materi geografi, sejarah, sosiologi, dan

ekonomi. Akibat terlalu banyak konsep, siswa cepat jenuh, kurang aktif, dan kurang
kreatif sehingga tujuan pembelajaran IPS tidak tercapai sesuai yang diharapakan.
Dampak yang lain adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Berkaitan dengan uraian di atas penulis melakukan penelitian yang berjudul “
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Pemberian Tugas dalam
Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Poganda Kecamatan Bulagi Utara
Kabupaten Banggai Kepulauan”.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dengan ciri
utamanya adalah adanya tindakan yang berulang dan metode utamanya adalah
refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, yang direncanakan 2
siklus.

30

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk
memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan
dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat

tahap, meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap
evaluasi/observasi, dan 4)tahap refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
Identifikasi Masalah
Refleksi

Observasi

Sklus I

Perencanaan 1

Pelaksanaan

Hasil Refleksi

Refleksi

Observasi


Sklus II

Perencanaan II

Pelaksanaan

dst

Gambar 1. Desain Penelitian (Wardhani, 2007:421)
Keterangan:
: Kegiatan
: Hasil Kegiatan
: kegiatan berlangsung secara bersamaan
: urutan pelaksanaan kegiatan
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Inpres Poganda Kabupaten Banggai
Kepulauan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September sampai bulan
Nopember tahun 2014
Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS dengan Menggunakan
metode pemberian tugas pada siswa kelas IV SDN Inpres Poganda
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Inpres

Poganda yang terdaftar tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang siswa .

31

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri dan
data kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar. Sumber data dalam
penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data.
Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2)
menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto, 1997:34).
1) Mereduksi data
Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan
menyederhanakan semua data yang telah di peroleh mulai dari awal
pengumpulan data, sampai dengan penyusunan laporan penelitian.
2) Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam.
Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

3) Verifikasi Data/Penyimpulan
Setelah data disusun ke dalam bentuk tabel dilakukan verifikasi dan pentimpulan
dengan teknik persentase dan konfirmasi dengan kriteria penilaian.
Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh
dari hasil tes, data kuantitatif diperoleh dari hasil presentase keberhasilan anak dalam
menyelesaikan tugas individual dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1) Daya Seraf Individual (DSI)
Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa menggunakan
rumus sebagai berikut :
DSI =

S

y

w

x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap

individu sekurang-kurangnya 70 %
2) Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi
sampel dalam penelitiian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut:

32

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
KBK =

J

J

w y

w

y


x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah
tuntas secara individual
3) Presentase Untuk Menganalisis Data
Persentase untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dan
siswa Persentase nilai rata-rata (NR) =

J

S

x 100%

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data yang
diperoleh telah menunjukan hasil belajar siswa kelas IV SDN Inpres Poganda selama
kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan adanya daya serap individu minimal
70% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa yang ada,
ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diberlakukan

di SDN Inpres Poganda.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti menemui
kepala sekolah SDN Inpres Poganda, tempat peneliti mengajar, membicarakan
rencana penelitian yang akan kami lakukan, serta memohon kesediaan salah
seorang rekan guru sebagai teman sejawat di SDN Inpres Poganda tersebut untuk
menjadi pengamat atau kolaborator.
Hasil observasi tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui tingkat
kemampuan guru (peneliti) dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode pemberian tugas pada Mata Pelajaran IPS di Kelas
IV SDN Inpres Poganda
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode pemberian tugas pada mata pelajaran IPS di Kelas
IV digunakan lembar observasi yang di dalamnya terdapat beberapa komponen
yang dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
ini, yang diobservasi langsung oleh teman sejawat. Adapun hasil observasi dari
kegiatan guru (peneliti) di dilihat pada tabel 1.

33


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
Bagian

Kegiatan
awal

Kegiatan
inti

Kegiatan pembelajaran

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menyampaikan salam
Mengabsen siswa
Appersepsi
Motivasi
Menuliskan materi dipapan tulis
Menyajikan materi
Menjelaskan materi
Membentuk siswa menjadi
kelompok
9. Membagi lembaran LKS kepada
siswa
10. Guru menyuruh siswa untuk
berdiskusi
11. Memintah
siswa
untuk
melakukan kegiatan penggunaan
metode pemberian tugas seperti
yang diperagakan oleh guru
12. Guru menyuruh masing-masing
kelompok melakukan diskusi
sesuai dengan perintah dalam
LKS, melalui diskusi
13. Guru memintah setiap kelompok
mengumpulkan hasil pemberian
tugas
14. Guru menyuruh setiap kelompok
diwakili satu orang untuk
membacakan hasil diskusi di
depan kelas
15. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami oleh siswa
16. Mengadakan refleksi dan
pengayaan
17. Membantu
siswa
untuk
menyimpulkan materi pelajaran
18. Memberi evaluasi
19. Memberi tugas rumah (PR)

Apakah guru
melaksanakan
5 4 3 2 1









Keterangan

Sangat kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Sangat kurang
Kurang
Kurang



Kurang



Kurang



Kurang



Sangat Kurang



Sangat kurang



Kurang




Sangat kurang

Cukup



Kurang


Sangat kurang
Kurang

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas

34

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
IV di SDN Manggalai. Hal ini bisa diketahui dari 19 komponen yang diamati tidak
satu pun yang bernilai kategori sangat baik, dan baik sementara yang bernilai
cukup 1 dan bernilai kurang sebanyak 12 komponen sedangkan dalam kategori
sangat

kurang

6

komponen.

Dengan

melihat

komponen

guru

dalam

melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap pertama.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil pengamatan tentang pemberian metode pemberian tugas siswa tersebut dapat
di lihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa
Bagian

Kegiatan
awal

No

1
2

3

Kegiatan
Inti

4
5

6

7

8

9

Ciri perilaku siswa dalam
melaksanakan kegiatan
belajar
1
Mengucapkan salam
kepada guru
Mengemukakan pendapat
yang ditanyakan oleh guru
dalam kehidupan seharihari
Menjawab pertanyaan yang
ada kaitanya tentang materi
yang akan di diskusikan
Menyiapkan materi yang
akan didiskusikan
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
guru secara klasikal
Menulis nama-nama
kelompok masing-masing
yang telah dibagi oleh guru
Meletakan lembaran LKS
dengan baik yang telah
dibagikan oleh guru
Setiap kelompok
melakukan diskusi sesuai
dengan perintah dalam
LKS
Semua siswa dapat

mengamati serta
mempraktekan proses

Hasil Pengamatan
Kategori
2 3 4


Keterangan

5
Cukup



Kurang



Kurang


Cukup



Cukup



Cukup



Kurang


Cukup

Sangat
kurang

35

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

10

11

12
Kegiatan
penutup

13

14

15
16

berlangsungnya diskusi
dengan baik
Setiap kelompok
mengumpulkan hasil
diskusi
Masing-masing kelompok
diwakili satu orang untuk
membacakan hasil diskusi
di depan kelas
Siswa menanyakan hal-hal
yang belum mereka pahami
Setiap siswa menuliskan
materi pelajaran yang telah
disimpulkan oleh guru
Semua siswa mengerjakan
soal evaluasi yang telah
diberikan oleh guru
Siswa mengumpulkan soal
evaluasi kepada guru
Siswa menuliskan tugas
rumah PR yang diberikan
oleh guru



Kurang


Cukup



Cukup



Kurang



Baik

Cukup


Baik

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 16 langkah
kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal
kesemua aspek (16 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori sangat
kurang, 5 aspek yang kategori kurang, 8 aspek yang kategori cukup, 2 aspek dalam
kategori baik dan tidak ada dalam kategori sangat baik.
Setelah observasi dilaksanakan kemudian peneliti menemui kembali
kepala sekolah untuk rencana mengadakan pra tindakan (tes awal) kepada siswa
kelas IV di SDN Inpres Poganda. Tes awal dilaksanakan. Oleh karena peneliti
adalah guru kelas IPS di kelas IV di SDN Inpres Poganda maka yang dijadikan
dasar penelitian ini adalah hasil ulangan harian siswa kelas IV yaitu IPS. Adapun
hasil analisis tes hasil belajar siswa pada ulangan harian tersebut dapat dilihat
pada Tabe1 3.

36

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tabel 3. Analisis Pra Tindakan Data Awal
No

Nama Siswa

L/P

Nilai
100

Daya Serap

Ketuntasan

Ketuntasan

ya

Tidak

(%)
1

Hizkia Yabiy

P

60

60%



2

Yudi Yantoso

L

60

60%



3

Wandi Todani

L

60

60%



4

Yohanes Kasebang

L

70

70%

5

Pianus Duasing

L

60

60%



6

Yike Yadaul

L

60

60%



7

Anggun Pitasari

P

60

60%



8

Magdalena Piasayo

P

50

50%



9

Asrin Malino

L

60

60%



10

Yetlin Yadaul

P

70

70%



11

Ester Timbange

L

70

70%



12

Gebynatasya Yuati

P

60

60%



13

Markli Kasebang

L

60

60%



14

Jeri Bakindase

L

60

60%



15

Tapilus Timbange

L

60

60%



16

Yusuf Bakindase

L

60

60%



17

Hendro Ndekano

L

60

60%



18

Windi Todano

P

60

60%



19

Since Yadaul

P

70

70%

20

Elza Timbange

P

60

60%

Skor yang diperoleh

1230

Skor maksimal

2000

Persentase skor tercapai

61,5%





4

16

(Sumber Ulangan harian siswa)
Tuntas Klasikal 20%
Daya Serap Klasikal = 61,5%

37

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Memperhatikan hasil observasi di atas, nyatalah produktifitas hasil belajarmengajar belum tercapai secara maksimal, dimana hanya terdapat 4 orang siswa
(20%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 16 (80%) orang siswa dengan kriteria
tidak tuntas. Dengan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa daya serap
individu belum berjalan dengan baik dan ketuntasan klasikal dalam pembelajaran
selama ini tidak tercapai dengan baik. Daya serap individu masih berada pada nilai
kurang dari 70% dan tercatat hanya 4 orang siswa yang memperoleh nilai
ketuntasan individu di atas 60%, serta ketuntasan klasikal hanya mencapai 20%,
hasil ini masih sangat jauh dari ketuntasan klasikal yang di inginkan.
Berdasar atas hasil di atas, maka perlu dipikirkan konsep pembelajaran yang
dapat meningkatkan prestasi siswa yang bermuara pada peningkatan hasil yang
akan diberikan. Pada pelaksanaan tindakan penelitian selanjutnya.
Deskripsi Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada minggu berikutnya. Setelah diketahui hasil
penilaian pada pra tindakan, pemberian tes awal di mana daya serap individu
masih berada pada nilai kurang dari 70% dan ketuntasan klasikal masih 20%. Dari
hasil observasi awal tersebut di adakan tes perbaikan-perbaikan strategi
pengajaran yang baik untuk meningkatkan hasil yang dicapai tersebut.
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri
dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas. Hasil
pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
Bagian

Kegiatan
awal

Kegiatan pembelajaran

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menyampaikan salam
Mengabsen siswa
Appersepsi
Motivasi
Menuliskan materi dipapan tulis
Menyajikan materi
Menjelaskan materi

Apakah guru
melaksanakan
5 4 3 2 1








Keterangan

Kurang
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Kurang
Cukup

38

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

Kegiatan
inti

8. Membentuk siswa menjadi 3
kelompok
9. Membagi lembaran LKS kepada
siswa
10. Guru menyuruh siswa untuk
berdiskusi
11. Memintah siswa untuk
melakukan kegiatan diskusi
seperti yang diperagakan oleh
guru
12. Guru menyuruh masing-masing
kelompok melakukan diskusi
sesuai dengan perintah dalam
LKS
13. Guru
memintah
setiap
kelompok mengumpulkan hasil
diskusi
14. Guru
menyuruh
setiap
kelompok diwakili satu orang
untuk membacakan hasil diskusi
di depan kelas
15. Memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
menanyakan hal-hal yang belum
dipahami oleh siswa
16. Mengadakan refleksi dan
pengayaan
17. Membantu
siswa
untuk
menyimpulkan materi pelajaran
18. Memberi evaluasi
19. Memberi tugas rumah (PR)



Baik


Cukup


Kurang



Kurang



Cukup



Kurang



Baik



Baik





Cukup


Kurang



Cukup
Kurang

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di
Kelas IV. Hal ini bisa diketahui dari 19 komponen yang diamati tidak satu pun
yang bernilai sangat baik sementara yang bernilai baik 3 komponen dan bernilai
cukup sebanyak 9 komponen, yang kategori kurang 7 komponen dan tidak ada
dalam kategori sangat kurang. Dengan melihat komponen guru dalam
melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

39

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Hasil pengamatan tentang pemberian metode pemberian tugas siswa tersebut dapat
di lihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Bagian

No

Ciri perilaku siswa dalam
melaksanakan kegiatan
belajar

Hasil Pengamatan
1

Kegiatan
awal

1
2

3

Kegiatan
Inti

4
5

6

7

8

9

10

11

12

Mengucapkan salam
kepada guru
Mengemukakan pendapat
yang ditanyakan oleh guru
dalam kehidupan seharihari
Menjawab pertanyaan yang
ada kaitanya tentang materi
yang akan didiskusikan
Menyiapkan materi yang
akan didiskusikan
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
guru secara klasikal
Menulis nama-nama
kelompok masing-masing
yang telah dibagi oleh guru
Meletakan lembaran LKS
dengan baik yang telah
dibagikan oleh guru
Setiap kelompok
melakukan diskusi sesuai
dengan perintah dalam
LKS
Semua siswa dapat
mengamati serta
mempraktekan proses
berlangsungnya diskusi
dengan baik
Setiap kelompok
mengumpulkan hasil
diskusi
Masing-masing kelompok
diwakili satu orang untuk
membacakan hasil diskusi
di depan kelas
Siswa menanyakan hal-hal

2

Kategori
3 4



Keterangan

5
Baik
Cukup



Baik



Cukup



Cukup



Cukup



Cukup


Baik



Cukup



Cukup




Baik

Cukup

40

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

Kegiatan
penutup

13

14

15
16

yang belum mereka pahami
Setiap siswa menuliskan
materi pelajaran yang telah
disimpulkan oleh guru
Semua siswa mengerjakan
soal evaluasi yang telah
diberikan oleh guru
Siswa mengumpulkan soal
evaluasi kepada guru
Siswa menuliskan tugas
rumah PR yang diberikan
oleh guru



Cukup


Baik



Baik



Baik

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang aktivitas
siswa selama mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga
memiliki 16 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti,
pada data awal kesemua aspek (16 aspek) pembelajaran di atas 9 aspek yang
berkategori cukup, 7 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik.
Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis Siklus I
No

Nama Siswa

L/P

Nilai

Daya Serap

Ketuntasan

100

Ketuntasan

ya

Tidak

(%)


1

Hizkia Yabiy

L

70

70%

2

Yudi Yantoso

L

60

60%

3

Wandi Todani

L

70

70%



4

Yohanes Kasebang

L

80

80%



5

Pianus Duasing

L

60

60%



6

Like Yadaul

P

60

60%



7

Anggun Pitasari

P

70

70%

8

Magdalena Piasayo

P

60

60%

9

Asrin Malino

P

70

70%



10

Yetlin Yadaul

P

70

70%








41

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X


11

Ester Timbange

P

80

80%

12

Gebynatasya Yuati

P

60

60%



13

Markli Kasebang

L

60

60%



14

Jeri Bakindase

L

70

70%

15

Tapilus Timbange

L

60

60%

16

Yusuf Bakindase

L

60

60%

17

Hendro Ndekano

L

60

60%



18

Windi Todano

P

60

60%



19

Since Yadaul

P

70

70%

20

Elza Timbange

P

60

60%

Skor yang diperoleh

1310

Skor maksimal

2000

Persentase skor tercapai

65,5%






10

10

Tuntas Klasikal = 50%
Daya Serap Klasikal = 65,5%
Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan dibandingkan dengan tes
awal hasil belajar siswa, skor tertinggi di data awal 70% menjadi 80% yang tuntas di
data awal 4 orang menjadi 10 orang setelah diberi tindakan pada siklus I, sedangkan
daya serap klasikal dari 20% di data awal mengalami peningkatan menjadi sebesar
50% pada siklus 1.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan
pada Siklus II sebagai berikut:
1. Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang.
3. Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan.
4. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang.
Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan
tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.

42

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Deskripsi Siklus II
Berdasarkan hasil diperoleh pada siklus satu, maka di upayakanlah
perbaikan-perbaikan penerapan metodepemberian tugas. Meskipun hasil yang
diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan nilai, namun masih di temukan
beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan individu. begitu pula dengan
ketuntasan

klasikal

baru

memperoleh

50%,

seiring

tindakan

penelitian

pembelajaran dengan metode inkuiri di lanjutkan pada siklus yang kedua untuk
mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
Setelah menerapkan metode pemberian tugas dalam kegiatan belajarmengajar, langkah terakhir adalah menghentikan tes untuk mengevaluasi kembali
tingkat efektifitas penerapan metode pemberian tugas di dalam kelas dengan hasil
sebagai berikut:
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II
terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang
tertuang dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian
tugas. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
Bagian

Kegiatan pembelajaran

Apakah guru

Keterangan

melaksanakan
5 4 3 2 1


Kegiatan 1. Menyampaikan salam
awal

Cukup

2. Mengabsen siswa



Baik

3. Appersepsi



Baik

4. Motivasi



Baik

5. Menuliskan materi dipapan tulis



Baik


6. Menyajikan materi


7. Menjelaskan materi
8. Membentuk siswa dalam kelompok



Cukup
Baik
Sangat
Baik

Kegiatan 9. Membagi

lembaran

LKS

kepada



Baik

43

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
inti

siswa
untuk



Cukup

11. Memintah siswa untuk melakukan



Cukup

10. Guru

menyuruh

siswa

berdiskusi

kegiatan penggunaan metode diskusi
seperti yang diperagakan oleh guru
12. Guru

menyuruh

masing-masing √

Sangat

kelompok melakukan diskusi sesuai

baik

dengan perintah dalam LKS
13. Guru

memintah

setiap



kelompok

Cukup

mengumpulkan hasil diskusi
14. Guru menyuruh setiap kelompok √
diwakili

satu

orang

Sangat

untuk

Baik

membacakan hasil diskusi di depan
kelas
15. Memberikan

kesempatan

kepada



Baik

siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa
16. Mengadakan refleksi dan pengayaan



Cukup

17. Membantu



Cukup

siswa

untuk

menyimpulkan materi pelajaran
18. Memberi evaluasi



Baik

19. Memberi tugas rumah (PR)



Baik

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di
Kelas IV. Hal ini bisa diketahui dari 19 komponen yang diamati tidak ada satu lagi
aspek yang bernilai kurang baik sementara yang bernilai cukup 7 komponen dan
bernilai baik sebanyak 9 komponen yang bernilai sangat baik 3 komponen.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

44

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Hasil pengamatan tentang metode pemberian tugas siswa tersebut dapat di lihat
pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Bagian

No

Ciri perilaku siswa dalam

Hasil Pengamatan

melaksanakan kegiatan
belajar
Kegiatan

1

awal

Keterangan

Kategori
1

2

3

4

5


Mengucapkan salam

Sangat Baik

kepada guru
2

Mengemukakan pendapat



Baik



Baik



Baik



Baik

yang ditanyakan oleh guru
dalam kehidupan seharihari
3

Menjawab pertanyaan yang
ada kaitanya tentang materi
yang akan didiskusikan

Kegiatan

4

Inti

Menyiapkan materi yang
akan didiskusikan

5

Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
guru secara klasikal

6

Menulis nama-nama



Cukup

kelompok masing-masing
yang telah dibagi oleh guru
7

Meletakan lembaran LKS



Baik

dengan baik yang telah
dibagikan oleh guru
8

Setiap kelompok



Sangat Baik

melakukan diskusi sesuai
dengan perintah dalam
LKS

45

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
9

Semua siswa dapat



Baik



Baik

mengamati serta
mempraktekan proses
berlangsungnya diskusi
dengan baik
10

Setiap kelompok
mengumpulkan hasil
diskusi

11



Masing-masing kelompok

Sangat Baik

diwakili satu orang untuk
membacakan hasil diskusi
di depan kelas
12

Siswa menanyakan hal-hal



Baik



Baik

yang belum mereka pahami
Kegiatan

13

penutup

Setiap siswa menuliskan
materi pelajaran yang telah
disimpulkan oleh guru

14

Semua siswa mengerjakan



Sangat Baik



Sangat Baik



Sangat Baik

soal evaluasi yang telah
diberikan oleh guru
15

Siswa mengumpulkan soal
evaluasi kepada guru

16

Siswa menuliskan tugas
rumah PR yang diberikan
oleh guru

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang aktivitas
selama mengikuti proses pembelajaran. Dari 16 komponen yang diamati diperoleh
gambaran yang cukup bagus dimana aspek kategori kurang dan sangat kurang, 1
aspek yang berkategori cukup, 9 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan
6 aspek yang berkategori sangat baik.
46

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
pada Tabe19.
Tabel 9. Analisis Siklus II
No

Nama Siswa

L/P

Nilai

Daya Serap

Ketuntasan

10

Ketuntasan

ya

Tidak

(%)
1

Hizkia Yabiy

L

80

80%



2

Yudi Yantoso

L

70

70%



3

Wandi Todani

L

80

80%



4

Yohanes Kasebang

L

80

80%



5

Pianus Duasing

L

90

90%



6

Like Yadaul

P

90

90%



7

Anggun Pitasari

P

70

70%



8

Magdalena Piasayo

P

60

60%

9

Asrin Malino

P

70

70%



10

Yetlin Yadaul

P

70

70%



11

Ester Timbange

P

80

80%



12

Gebynatasya Yuati

P

80

80%



13

Markli Kasebang

L

80

80%



14

Jeri Bakindase

L

70

70%



15

Tapilus Timbange

L

80

80%



16

Yusuf Bakindase

L

80

80%



17

Hendro Ndekano

L

70

70%



18

Windi Todano

P

80

80%



19

Since Yadaul

P

80

80%



20

Elza Timbange

P

90

90%



Skor yang diperoleh

1550

Skor maksimal

2000

Persentase skor tercapai

77,5%



19

1

47

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tuntas Klasikal = 95%
Daya Serap Klasikal = 77,5%
Refleksi Siklus II
Dari hasil refleksi siklus I, ternyata masih ada ditemukan kekurangan,
disamping kelebihan. Oleh karena itu, perlu mencoba membuat alternatif tindakan
untuk menutupi kekurangan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan siklus II dengan
mengacu pada perbaikan kekurangan siklus I, maka dapat dikemukakan
kelebihan-keiebihan dari siklus II antara lain:
1.

Adanya peningkatan hasil belajar siswa

2.

Siswa sudah mulai pandai tentang pembelajaran menganalisis metode
pemberian tugas

3.

Siswa mulai pintar dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.

4.

Presentase ketuntasan klasikal meningkat dari 50% menjadi 95%

5.

Aktivitas peneliti

dalam

pembelajaran dengan menerapkan

metode

pemberian tugas
Memperhatikan hasil yang di capai pada pelaksanaan siklus dua dimana rata-rata
siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta secara klasikal sudah memberikan hasil
yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan metode pemberian
tugas ini tidak lagi di lanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Memperhatikan hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN Inpres
Poganda, yang diambil dari hasil evaluasi baik evaluasi pra penelitian (tes awal)
maupun hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran persiklus dapat menunjukan
bahwa peningkatan prestasi belajar siswa dapat meningkat secara bertahap
dengan menerapkan metode inkuiri yang baik dan benar. Deskripsi hasil
pelaksanaan penelitian tersebut akan kita bahas secara bertahap sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan proses tindakan penerapan metode diskusi pada mata
pelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Poganda pada siklus 1, diadakan tindakan
observasi awal dengan memberikan soal tes kepada siswa, di mana nilai yang
didapatkan dari hasil observasi awal ternyata daya serap individu masih jauh

48

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
berada pada level di bawah rata-rata. Daya serap individu masih berada pada nilai
kurang dari (70) % sebagai patokan ketercapaian ketuntasan individu dalam
pembelajaran, begitu pula dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh yang hanya
mencapai 20%. Jika di lihat dari hasil ketuntasan klasikal ini cukup jauh dari
standar ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80%.
Hal tersebut di atas terjadi karena pemberian pembelajaran di setiap proses
belajar-mengajar hanya menekankan pada pemberian materi semata, sehingga
hilanglah rasa beban dan tanggung jawabnya sebagai guru yang bertugas
memberikan pengajaran pada siswa. Setiap hari belajar siswa dipenuhi dengan
metode diskusi.
Proses belajar-mengajar sangat monoton, selama kegiatan belajar mengajar hanya di monopoli oleh seorang guru sebagai pentransfer ilmu tanpa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan daya nalarnya. Selama
ini guru kelas khususnya mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Inpres Poganda
cenderung menguasai proses belajar-mengajar, sehingga siswa pun cenderung
vakum

dalarn

proses

pembelajaran

yang

akhirnya mempengaruhi

tingkat

kemampuan siswa dalam menelaah dan mendeskripsikan setiap pokok bahasan
yang diberikan. Akibatnya dapat menurunkan kualitas siswa dalam belajar yang
berdampak pada minimnya hasil yang diperoleh siswa.
Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I yang terdapat pada tabel 7
menunjukkan peningkatan prestasi helajar siswa terhadap mata pelajaran IPS dimana
terdapat 10 oran'g anak (50%) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu dan masih
tersisa 10 orang anak (50%) berada pada kategori tidak tuntas individu. Begitu pula
ketuntasan klasikal mengalami peningkatan yaitu dari 20 % menjadi 50%, namun
demikian proses pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan berhasil karena
secara klasikal harus memperoleh nilai 80%.
Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian siklus 2 dapat kita
lihat pada tabel 9 hasil evaluasi siklus 1, hasil evaluasi siklus 2 pun menunjukkan
peningkatan hasil yaitu dari 20 orang siswa didapatkan 95% masuk dalam
kategori tuntas dari sebelumnya hanya 50% dan terdapat hanya 1 orang siswa
(6,7%) yang tidak tuntas, serta ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 80%.

49

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Seorang anak yang belum mencapai ketuntasan individu

1orang, ini sudah

menunjukkan peningkatan prestasi yang berarti, yaitu dari 50% ketuntasan
individu pada siklus I menjadi 95% ketuntasan individu pada siklus 2, dengan
demikian siswa perlu mendapatkan bimbingan khusus untuk meningkatkan dan
mempertahankan prestasi belajarnya yang sudah didapatkan.
IV.

PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, maka dapat disimpulan. Penerapan
metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS dikelas IV SDN Inpres Poganda. Hal ini
dapat ditunjukan dari perolehan peningkatan secara klasikal siklus I 50% dan
siklus II 95%.
Saran
Kami mengajak para guru untuk menggunakan hasil penelitian ini dengan
baik dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas.
Penerapan metode pemberian tugas hanyalah satu dari sekian banyak metode
pembelajaran yang dapat digunakan. Para guru dapat mencari metode. Media
atau strategi pembelajaran yang lain yang unik untuk meningkatkan kompetensi
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Dirjendikti

Hamalik Oemar, 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung,
Tarsito
Kamus Bahasa Indonesia Edisi III.2005.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional
Kamus Umum Bahasa Indonesia.1983.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional
Saiful.1994.Peranan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Slameto.1988.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Subari Ahmad.2007.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Gramedia

50

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Suharsimi Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Tarigan.1985.Prinsip-Prinsip Dasar Sintasis. Bandung: Offiset Serangkai
Thursan Hakim.2001. Kesukaran-kesukaran Dalam Belajar. Yogyakarta. UGM

51