PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA | Sugiyarto | BIOEDUKASI 5529 11845 1 SM
BIOEDUKASI
Volume 6, Nomor 2
Halaman 46-57
ISSN : 1693-2654
Agustus 2013
PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL
MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS
TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI
BERPRESTASI SISWA
Juli Sukimarwati1, Widha Sunarno 2, Sugiyarto3
1
SMA Kebakkramat
2,3
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
E-mail : juli_sukimarwati@yahoo.co.id
Diterima 02 Juni 2013, Disetujui 21 Juli 2013
ABSTRAK-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran biologi
dengan Guided Inquiry Model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,
kreativitas, motivasi berprestasi siswa, serta interaksinya terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Madiun tahun pelajaran 20122013. Sampel diperoleh dengan teknik cluster random sampling terdiri dari 2 kelas XI A1
and XI A3. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar kognitif,
psikomotor, dan mengukur kreativitas, serta angket untuk motivasi berprestasi dan prestasi
belajar afektif. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan, berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan: 1) guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan
psikomotorik, 2) kreativitas memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotorik, 3) motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi kognitif,
afektif, dan psikomotorik, 4) terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan
LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar
kognitif, tetapi tidak pada prestasi belajar afektif dan psikomotorik, 5) tidak terdapat
interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan
psikomotorik, 6) terdapat interaksi antara kreativitas dan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar afektif dan psikomotorik, tetapi tidak pada prestasi belajar kognitif, 7)
terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi, dengan kreativitas dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar afektif,
tetapi tidak pada prestasi belajar kognitif dan psikomotorik.
Kata kunci: inquiry, LKS, kreativitas, motivasi, peredaran darah
sikap di dalamnya. Dalam menghadapi
Pendahuluan
Sains dianggap menduduki posisi
kehidupan masa sekarang dan yang akan
penting dalam pengembangan karakter
datang, hampir mustahil jika seseorang atau
masyarakat dan bangsa karena kemajuan
sekelompok orang dapat bertahan hidup
pengetahuannya
tanpa science disposition and ability in
yang
sangat
pesat,
keampuhan prosesnya yang dapat ditransfer
pada bidang lain, serta muatan nilai dan
science. Menurut Cain dan Evans
(Rustaman,
2007),
pembelajaran
sains
sains,
terutama
dalam
penguasaan
mengandung empat hal, yaitu: konten
ketrampilan
(produk), proses (metode), sikap, dan
pembelajaran ini memungkinkan siswa
teknologi. Sains sebagai konten (produk)
memperoleh
berarti bahwa dalam sains terdapat fakta,
beragam dan relatif lebih bermakna.
hukum, prinsip, dan teori yang sudah
proses
sains.
pengalaman
KTSP
Proses
belajar
dikembangkan
berdasar
diterima kebenarannya. Sains sebagai suatu
student
proses atau metode berarti bahwa sains
berpusat pada siswa. Namun kenyataannya
merupakan metode untuk mendapatkan
kegiatan belajar yang selama ini dilakukan
pengetahuan.
sikap,
sebagian besar berpusat pada guru (teacher
artinya dalam sains terkandung sebagai
centered). Dalam pembelajaran ini guru
sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan
banyak memberi informasi, siswa kurang
objektif, sedangkan sains sebagai teknologi
diberi waktu untuk mengemukakan ide-ide,
mengandung
sains
memberi pengalaman-pengalaman abstrak,
mempunyai keterkaitan dan digunakan
kurang memberi waktu untuk memecahkan
dalam kehidupan sehari-hari.
masalah, serta pembelajaran homogen. Hal
Sains
merupakan
pengertian
Pembelajaran
bahwa
sains
tidak
lain
merupakan proses konstruksi pengetahuan
centered
yang
yaitu
pembelajaran
ini menyebabkan rendahnya prestasi siswa
di tingkat lokal maupun global.
(sains) melalui aktivitas berfikir anak.
Rendahnya prestasi belajar siswa
Dalam keadaan ini, anak diberi kesempatan
merupakan hal yang serius yang harus
untuk
diperhatikan
mengembangkan
pengetahuannya
guru
dalam
mengikuti
secara mandiri melalui proses komunikasi
perkembangan
yang menghubungkan pengetahuan awal
berkembang.
yang dimiliki dengan pengetahuan yang
profesional dengan tugas utama mendidik,
akan mereka temukan. Proses pembelajaran
mengajar,
tersebut hendaknya harus mencakup tiga
melatih dan menilai. Seorang guru harus
aspek yang harus diperoleh siswa, yaitu
berwawasan jauh ke depan mengikuti alur
ketrampilan berfikir kognitif (minds on),
perubahan dan pergeseran secara cepat
ketrampilan psikomotorik (hands on), dan
yang terjadi pada kehidupan manusia
ketrampilan sosial (hearts on). Penerapan
khususnya di bidang pendidikan. Untuk
model pembelajaran berbasis ketrampilan
kepentingan pribadi, sosial, ekonomi, dan
proses
lingkungan siswa perlu dibekali dengan
sains
secara
riil
mampu
jaman
Guru
yang
adalah
membimbing,
terus
pendidik
mengarahkan,
meningkatkan pencapaian hasil belajar
2
kompetensi yang memadai agar menjadi
pembelajaran 2010-2011 rata-rata nilai
peserta aktif dalam masyarakat.
untuk KD tersebut baru mencapai 70,35
SMA Negeri 6 sebagai salah satu
dengan KKM 72, sedangkan pada tahun
sekolah yang terletak di tengah kota
pembelajaran 2011-2012 rata-rata nilai baru
sehingga menjadi salah satu alternatif
mencapai 71,75 dengan KKM 75.
pilihan sekolah untuk jenjang pendidikan
Kurang maksimalnya prestasi belajar
menengah atas. Input siswa yang masuk
siswa
sangat beragam, baik itu menyangkut
pembelajaran
intelektual, kreativitas maupun motivasi
teacher centered, sehingga siswa tidak
berprestasinya. Prestasi belajar siswa SMA
terlibat
Negeri 6 Madiun bisa dikatakan belum
pembelajaran. Selain itu pendekatan dan
maksimal, yang terlihat dari perolehan nilai
model pembelajaran yang digunakan masih
di setiap akhir KD masih banyak siswa
bersifat tekstual dan belum mengarah pada
yang harus menempuh remedial untuk
pencapaian pengetahuan konstruktivis dan
mencapai KKM. Dalam kompetisi di
kurang melibatkan sikap ilmiah siswa
bidang akademik SMA Negeri 6 masih
sesuai
kurang bisa bersaing dengan SMA Negeri
Pelaksanaan pembelajaran sains (Biologi)
lain di kota Madiun. Sebagai contoh, dalam
yang
kompetisi
penghapalan konsep, siswa kurang diajak
Biologi
Olimpiade
tingkat
Sains
kota
Nasional
Madiun
baru
dapat
disebabkan
di
secara
kelas
masih
aktif
karakteristik
terjadi
dalam
materi
masih
dalam
bersifat
proses
biologi.
batasan
berinkuiri
yang
menduduki peringkat ke-6 dan ke-7 pada
sehingga
siswa
tahun
pengalaman belajar yang beragam dan
2011
dan
masih
berada
pada
peringkat ke-7 pada tahun 2012 ini.
melibatkan
karena
belum
keaktifan
memperoleh
relatif lebih bermakna melalui ketrampilan
Sistem peredaran darah merupakan
proses
sains,
akibatnya
siswa
kurang
salah satu materi yang dirasa sulit bagi
antusias dalam proses kegiatan belajar
guru, karena banyak materi yang tidak bisa
mengajar.
diamati
langsung
Hasil
Berangkat dari kondisi nyata (real),
pengamatan prestasi belajar biologi pada
fakta dan kondisi ideal di atas, untuk
rata-rata
3.2
mengatasi agar siswa mampu berperan aktif
Menjelaskan keterkaitan antara struktur,
dalam pembelajaran maka perlu adanya
fungsi dan proses serta kelainan/penyakit
inovasi
yang dapat terjadi pada sistem peredaran
pendekatan,
darah, masih di bawah KKM. Pada tahun
pembelajaran.
ulangan
oleh
harian
siswa.
KD.
dalam
menggunakan
strategi
Model
dan
beberapa
model
pembelajaran
3
memiliki peranan yang sangat penting
percobaan
dalam
pendidikan.
percobaan
tepat
akan
kesimpulan (koleksi), mengkomunikasikan
menentukan efektivitas dan efesiensi suatu
hasil percobaan (presentasi), dan tahap
proses
belajar
penilaian. Model pembelajaran ini akan
yang
lebih efektif bila ditunjang oleh media
dikembangkan oleh Bruner beranggapan
pembelajaran yang sesuai. Pada penelitian
bahwa belajar penemuan adalah pencarian
ini digunakan LKS terbimbing dan LKS
pengetahuan secara aktif oleh manusia
bebas
(Dahar, 1989). Menurut Bruner selama
pembelajaran.
keberhasilan
Penggunaan
model
yang
pembelajaran.
penemuan
(inquiry
kegiatan
Model
learning)
berlangsung,
kesempatan
untuk
siswa
diberi
mencari
atau
(eksplorasi),
melaksanakan
(formulasi),
termodifikasi
membuat
sebagai
media
Menurut Semiawan (Rustaman, 2007)
dikemukakan
bahwa:
Belajar
dengan
menemukan sendiri makna dari segala
menggunakan LKS menuntut siswa untuk
sesuatu
Dengan
lebih aktif, baik mental atau fisik di dalam
berusaha sendiri dalam pemecahan masalah
kegiatan pembelajaran. Siswa dibiasakan
serta pengetahuan yang menyertainya dapat
untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis
menghasilkan pengetahuan yang benar-
karena dengan LKS ini siswa dituntut untuk
benar bermakna.
mencari informasi sendiri, baik melalui
yang
dipelajarinya.
Guided Inquiry Model merupakan
percobaan, diskusi dengan teman atau
model pembelajaran yang menekankan
membaca buku. LKS terbimbing adalah
dalam proses penemuan konsep.Guided
lembar kegiatan yang disusun dengan
inquiry model berusaha meletakkan dasar
harapan siswa mampu mengasimilasi suatu
dan mengembangkan cara metode ilmiah,
konsep
dan menempatkan siswa lebih banyak
masalah, membuat dugaan, merencanakan
belajar
untuk
dan melakukan percobaan, menganalisis
ini
hasil percobaan serta membuat kesimpulan.
sendiri/kelompok
memecahkan
masalah.
Model
melalui
mengembangkan ketrampilan proses sains
Siswa
dan
pemecahan
memusatkan
perhatian
pada
tahapan
merumuskan
dibiarkan menemukan sendiri
masalah.
Guru
hanya
pengembangan motivasi, dan kemampuan
membimbing dan memberikan arahan-
kreatif.
arahan
Tahapan
model
pembelajaran
serta
instruksi
yang
berupa
Guided inquiry (Kuhlthau, 2007) diawali
pertanyaan-pertanyaan sampai pada suatu
dengan tahap perumusan masalah (inisiasi),
kesimpulan tentang materi yang diajarkan.
membuat hipotesis (seleksi), merancang
Sedangkan
LKS
bebas
termodifikasi
4
hampir sama dengan LKS terbimbing.
orisinalitas (keaslian), yaitu kemampuan
Penentuan
masalah
untuk
seseorang untuk menentukan gagasan asli;
dipecahkan
dan
memperoleh
4) elaborasi, yaitu kemampuan untuk
bimbingan tapi lebih sedikit dan tidak
mengembangkan ide-ide dan menguraikan
terstruktur. Dengan menggunakan kedua
ide-ide tersebut secara terperinci.
dari
tetap
guru
media tersebut siswa dibimbing untuk
Selain
kreativitas,
motivasi
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
berprestasi siswa juga dapat mempengaruhi
dan diharapkan prestasi belajar dapat
prestasi hasil belajar. Menurut McCleland
meningkat serta lebih terlibat aktif dalam
(Uno, 2006) motivasi muncul didasarkan
pembelajaran.
pada tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu: 1)
Kreativitas siswa merupakan faktor
kebutuhan akan kekuasaan; 2) kebutuhan
yang sangat menunjang keberhasilan proses
untuk berafiliasi yang tercermin dalam
pembelajaran. Kreativitas bersumber pada
terwujudnya situasi
kecenderungan untuk mengaktualisasi diri,
orang lain; dan 3) kebutuhan berprestasi
mewujudkan
potensi,
yang
berkembang
dan
dorongan
menjadi
untuk
matang,
bersahabat
diwujudkan
keberhasilan
dengan
dalam
melakukan
bentuk
sesuatu
tugas
kecenderungan untuk mengapresiasikan dan
tertentu
mengaktifkan semua kemampuan seseorang
Motivasi berprestasi dapat dikembangkan
(Munandar, 2004). Seseorang dikatakan
dengan cara mengatur cara dan waktu
dapat mengaktualisasi diri apabila dapat
belajar dengan baik untuk mencapai tujuan
menggunakan semua bakat dan talenta yang
tertentu yaitu berprestasi yang lebih baik
dimiliki dalam mewujudkan potensi diri.
atau ingin mendapatkan hasil yang lebih
Kreativitas dibedakan menjadi dua, yaitu
tinggi.
kreativitas
Pada
dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi
penelitian ini digunakan kreativitas verbal.
intrinsik dan ekstrinsik. Pada penelitian ini
Siswa yang memiliki kreativitas verbal
yang diperhatikan adalah motivasi instrisik
mempunyai 4 faktor penting, yaitu: 1)
siswa. Motivasi intrinsik disebabkan oleh
kelancaran berfikir (fluency of thinking),
adanya faktor-faktor yang muncul dari
yang menggambarkan banyaknya gagasan
dalam diri seseorang seperti minat atau
yang keluar dalam pemikiran seseorang; 2)
keingintahuan
(curiosity),
fleksibilitas (keluwesan), yaitu kemampuan
seseorang
lagi
untuk
bentuk-bentuk
verbal,
menggunakan
dan
figural.
bermacam-macam
pendekatan dalam mengatasi persoalan; 3)
yang
diberikan
Ditinjau
tidak
dari
insentif
sifat
kepadanya.
motivasi
sehingga
termotivasi
atau
oleh
hukuman,
Woolfolk (Uno, 2006). Konsep motivasi
5
intrinsik mengidentifikasikan tingkah laku
penelitian ini adalah Guided Inquiry Model
siswa terhadap sesuatu, apabila siswa
(LKS
menyenangi
maka
termodifikasi), variabel moderator adalah
kegiatan
kreativitas dan motivasi berprestasi, serta
tersebut. Jika siswa menghadapi tantangan
variabel terikat adalah prestasi belajar ranah
dan merasa yakin dirinya mampu, maka
kognitif, afektif, dan psikomotor. Data yang
siswa tersebut akan melaksanakan kegiatan
diperoleh
tersebut dengan baik.
menggunakan
suatu
termotivasi
untuk
kegiatan,
melakukan
Berdasarkan uraian di atas, maka
terbimbing
dan
LKS
kemudian
uji
bebas
dianalisis
anava.
Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik
judul
cluster random sampling. Sampel yang
Guided
digunakan dalam penelitian ini ada 2 kelas,
LKS
yaitu kelas XI IPA 3 sebagai kelas
Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi
eksperimen pertama dengan guided inquiry
Ditinjau
Motivasi
model menggunakan LKS terbimbing dan
Berprestasi Siswa. Tujuan dari penelitian
kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kedua
model pembelajaran Guided Inquiry dengan
menggunakan LKS bebas termodifikasi.
dilakukan
penelitian
Pembelajaran
Inquiry
dengan
Biologi
Model
dengan
Menggunakan
Kreativitas
dan
menggunakan LKS terbimbing dan LKS
bebas
termodifikasi,
(tinggi/rendah),
motivasi
guided
dengan
inquiry
Teknik pengumpulan data dalam
kreativitas
penelitian ini menggunakan: (1) metode tes
berprestasi
untuk
prestasi belajar
kognitif dan
(tinggi/rendah), dan interaksinya terhadap
psikomotor
prestasi belajar siswa.
kreativitas
siswa,
(2)
digunakan
untuk
mengetahui
Penelitian dilaksanakan di SMAN 6
untuk
mengetahui
metode
angket
prestasi
Pelajaran
siswa, (3) metode observasi dilakukan
2012-2013.
untuk mendapatkan kumpulan data dari
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen
aktivitas belajar siswa pada saat melakukan
murni. Kelompok eksperimen I
diajar
kegiatan praktikum dan untuk pengamatan
Model
perilaku pada setiap tatap muka untuk
dengan
Tahun
juga
belajar afektif dan motivasi berprestasi
Metode Penelitian
Madiun
model
Guided
menggunakan
Inquiry
LKS
terbimbing
dan
kelompok eksperimen II dengan Guided
Inquiry Model menggunakan LKS bebas
termodifikasi.
Variabel
bebas
dalam
mendukung
penilaian
afektif
dan
psikomotor siswa.
Instrumen
dalam
penelitian
pelaksanaan
ini
berupa:
penelitian
Silabus,
6
Bebas Termodifikasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Prestasi Belajar
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen
pengambilan data digunakan tes, angket
dan
observasi.
mengukur
Tes
digunakan
prestasi
belajar
untuk
kognitif,
Media
Kognitif
Afektif
Psiko
motor
LKS
Terbimbing
77,35
79,38
82,00
71,56
75,94
75,65
psikomotor dan kreativitas siswa. Angket
digunakan untuk mengukur prestasi belajar
LKS Bebas
afektif dan motivasi berprestasi. Observasi
Termodifikasi
untuk mendukung penilaian afektif dan
psikomotor siswa.
Uji normalitas data menggunakan
Tabel 2 Rata-rata Prestasi Belajar
Berdasarkan Kreativitas
Prestasi
metode Lillieforce, homogenitas digunakan
adalah uji Barlett. Pengujian hipotesis
Kreativitas Kognitif
Afektif
Psiko
motor
menggunakan uji anavadengan bantuan
software SPSS 18.
Kreativitas
Tinggi
78,58
80,00
82,89
69,81
75,03
74,25
Hasil dan Pembahasan
Perbandingan prestasi belajar pada
ranah kognitif LKS terbimbing 77,35 dan
Kreativitas
Rendah
LKS bebas termodifikasi 71,56. Pada ranah
afektif LKS terbimbing 79,38 sedangkan
Kelompok
kreativitas
tinggi
LKS bebas termodifikasi 75,94. Pada ranah
memperoleh nilai kognitif 78,58, afektif
psikomotor
80,00
LKS
terbimbing
82,00
dan
psikomotor
82,89.
Pada
sedangkan LKS bebas termodifikasi 75,65
kelompok kreativitas rendah didapatkan
(Tabel 1). Dari ketiga ranah belajar tersebut
nilai kognitif 69,81, afektif 75,03 dan
ternyata
dengan
psikomotor 74,25 (Tabel 2). Dari hasil
menggunakan LKS terbimbing memperoleh
tersebut bisa dikatakan bahwa nilai prestasi
nilai prestasi belajar lebih baik dari pada
belajar dari kelompok kreativitas tinggi
siswa yang belajar dengan menggunakan
lebih baik dari kelompok kreativitas rendah
LKS bebas termodifikasi.
baik dari ranah kognitif, afektif dan
siswa
yang
belajar
Tabel 1 Rata-Rata Prestasi Belajar
Berdasarkan Guided Inquiry Model
dengan LKS Terbimbing dan LKS
psikomotor.
7
Tabel 3 Rata-rata Prestasi Belajar
berdasarkan Motivasi Berprestasi
Motivasi
Berprestasi
Motivasi
Berprestasi
Tinggi
Motivasi
Berprestasi
Rendah
Prestasi
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Siswa yang belajar dengan Guided Inquiry
Model
menggunakan LKS terbimbing
menghasilkan prestasi belajar kognitif,
afektif, dan psikomotor yang lebih baik
77,62
80,09
81,00
dibandingkan siswa yang belajar dengan
Guided Inquiry Model menggunakan LKS
71,29
75,24
76,65
bebas termodifikasi.
Secara umum, Guided Inquiry Model
Rata-rata prestasi belajar pada
kelompok
motivasi
berprestasi
dengan menggunakan LKS terbimbing dan
tinggi
LKS bebas termodifikasi memberikan hasil
memperoleh nilai kognitif 77,62, afektif
yang positip terhadap prestasi belajar siswa
80,09, dan psikomotor 81,00. Sedangkan
yang
pada kelompok motivasi berprestasi rendah
pencapaian hasil tes prestasi belajar yang
mendapatkan nilai kognitif 71,29, afektif
diberikan. Hal ini sejalan dengan pengertian
75,24 dan psikomotor 76,65 (Tabel 3).
Guided Inquiry Model,
Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasi
mengajar yang berusaha meletakkan dasar
belajar dari kelompok motivasi berprestasi
dan mengembangkan cara berpikir ilmiah.
tinggi lebih baik dari kelompok motivasi
Model ini menempatkan siswa lebih banyak
berprestasi rendah baik dari ranah kognitif,
belajar untuk memecahkan permasalahan
afektif dan psikomotor.
yang
Pembahasan hasil uji hipotesis dalam
ditunjukkan
dengan
tingginya
yaitu model
diberikan guru. Guru memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada siswa
penelitian ini adalah:
dalam setiap kegiatan. Konsep-konsep dan
1. Pengaruh Guided Inquiry Model
menggunakan LKS terbimbing dan
LKS bebas termodifikasi terhadap
prestasi belajar siswa.
Hasil
analisis
secara deskriptif
prinsip-prinsip yang harus ditemukan oleh
siswa melalui kegiatan, dituliskan dengan
tepat melalui LKS terbimbing dan LKS
bebas termodifikasi yang dibuat oleh guru.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotor antara siswa yang belajar
dengan
Guided
menggunakan LKS
Inquiry
Model
terbimbing dan siswa
yang belajar denganGuided Inquiry Model
menggunakan LKS bebas termodifikasi.
8
Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Anava Tiga Jalan Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor
No
1
2
3
4
5
6
7
p-value Prestasi Belajar
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Yang diuji
Guided Inquiry Model
(LKS Terbimbing/ Bebas
Termodifikasi)
Kreativitas
Motivasi_berprestasi
Guided_
inquiry* kreativitas
Guided_
inquiry * motivasi_
berprestasi
Kreativitas * motivasi_
berprestasi
Guided_
inquiry * kreativitas * motivasi_
berprestasi
Hasil dari temuan tersebut sejalan
dengan hasil-hasil
penelitian terdahulu
antara lain, penelitian
0,006
0,000
0,003
0,000
0,000
0,000
0,041
0,036
0,634
0,647
0,905
0,628
0,187
0,992
0,046
0,029
0,383
0,031
0795
melalui tahapan merumuskan masalah,
membuat dugaan, menjelaskan, membuat
dilakukan
kesimpulan. Siswa dibiarkan menemukan
oleh Brichman (2009), Hussain (2011),
pemecahan masalah.Sedangkan siswa yang
Leech
yang
belajar dengan menggunakan LKS bebas
model
termodifikasi bimbingan yang diberikan
(2004),
menyimpulkan
pembelajaran
yang
0,005
0,037
Umar
(2007),
bahwa
Guided
Inquiry
dapat
guru lebih sedikit dan kurang terstruktur.
2.
meningkatkan prestasi belajar siswa
Rata-rata hasil belajar siswa yang
diberi
LKS
terbimbing
prestasi belajar
menghasilkan
kognitif, afektif, dan
psikomotrik lebih baik dari pada siswa yang
diberi LKS bebas termodifikasi.Hal ini
wajar karena siswa yang belajar dengan
menggunakan LKS terbimbing
banyak
diberikan bimbingan dengan harapan siswa
mampu
mengasimilasi
suatu
konsep
Pengaruh kreativitas terhadap prestasi
belajar siswa.
Kreativitas
tinggi
dan
rendah
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotor siswa. Rata-rata hasil
belajar siswa yang memiliki kreativitas
tinggi memberikan pengaruh yang lebih
baik
daripada
siswa
yang
memiliki
kreativitas rendah, baik pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
1
Prestasi belajar siswa yang memiliki
motivasi berprestasi yang diukur dalam
kreativitas tinggi lebih baik dari siswa yeng
motivasi intrinsik siswa. Motivasi intrinsik
memiliki kreativitas rendah. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang
dipahami karena siswa yang memiliki
muncul dari dalam diri seseorang seperti
kreativitas tinggi memiliki faktor-faktor
minat
yang mempengaruhi kreativitas antara lain:
sehingga seseorang tidak lagi termotivasi
a) kelancaran berfikir (fluency of thinking),
oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman,
yang menggambarkan banyaknya gagasan
Woolfolk (Uno, 2010).
yang keluar dalam pemikiran seseorang; b)
atau
Siswa
keingintahuan
yang
(curiosity),
memiliki
motivasi
Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan
berprestasi tinggi cenderung menghasilkan
untuk
prestasi
menggunakan
bermacam-macam
belajar
kognitif,
afektif,
dan
pendekatan dalam mengatasi persoalan; c)
psikomotor yang lebih baik dibandingkan
Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan
siswa yang memiliki motivasi berprestasi
seseorang untuk mencetuskan gagasan asli;
rendah. Hal ini bisa dipahami karena
d) Elaborasi
seseorang
yaitu kemampuan untuk
yang
memiliki
motivasi
mengembangkan ide-ide tersebut secara
berprestasi tinggi memiliki ciri antara lain:
terperinci (Munandar, 2004). Karena siswa
1) memiliki rasa tanggung jawab yang
yang memiliki kreativitas tinggi memiliki
besar dalam melakukan pekerjaan; 2)
banyak
mampu
menggunakan umpan balik sebagai tolak
mengembangkan ide-ide dalam mengatasi
ukur untuk melakukan strategi dan tindakan
persoalan baru sehingga kelompok ini tidak
yang lebih baik guna mendapatkan prestasi;
kesulitan bila menjumpai kasus yang lebih
3) dapat memprediksi resiko dan cara
aplikatif. Dengan demikian siswa yang
mengatasinya
memiliki kreativitas tinggi akan lebih
rasional; 4) cenderung bersikap kreatif dan
mudah mengerjakan soal yang bersifat
inovatif.
gagasan
dan
penerapan sehingga prestasi belajarnya
Siswa
dengan
yang
tindakan
memiliki
yang
motivasi
lebih baik dari kelompok kreativitas rendah.
berprestasi tinggi akan selalu merasa ingin
3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar siswa.
Motivasi berprestasi tinggi dan rendah
menambah pengetahuan dan ketrampilan
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
dan psikomotor siswa. Dalam hal ini
serta
pengalamannya
berusaha
memecahkan
melalui
masalah
belajar,
yang
dihadapi, tanggap terhadap rangsangan
yang datang dan inovatif. Dengan demikian
siswa yang motivasi berprestasinya tinggi
lebih memahami materi
Lebih lanjut interaksi antara Guided
pembelajaran yang pada akhirnya akan
Inquiry Model LKS terbimbing dan LKS
mendapatkan prestasi yang lebih baik dari
bebas
pada
(tinggi)
akan berusaha
siswa
yang
memiliki
motivasi
termodifikasi
dengan
memberikan
kreativitas
pengaruh
yang
berprestasi rendah.
signifikan terhadap prestasi kognitif. Hal ini
4. Interaksi Model dan kreativitas
terhadap prestasi belajar.
Terdapat interaksi antara Guided
bisa
Inquiry Model (LKS terbimbing dan LKS
bebas
termodifikasi)
dan
kreativitas
terhadap prestasi belajar kognitif. Temuan
yang menyatakan adanya interaksi antara
Guided Inquiry Model (LKS
terbimbing
dan LKS bebas termodifikasi) kreativitas
terhadap prestasi belajar kognitif bisa
dipahami
pada
proses
berpikir
yang
membangun pemahaman mereka sendiri
berdasarkan pengalaman yang mereka tahu.
Pengalaman yang siswa dapatkan selama
pembelajaran
dengan
bimbingan
guru
selama tahapan: merumuskan masalah,
membuat hipotesis, merancang percobaan,
melakukan
kesimpulan,
percobaan,
membuat
mempresentasikan
hasil
percobaan, serta diberinya penguatan dan
refleksi pada akhir pembelajaran (Kuhlthau,
2004). Kreativitas siswa sangat menentukan
keberhasilan proses pembelajaran mulai
dari
merumuskan
masalah
sampai
melakukan percobaan dan sampai akhirnya
yang
akan aktif disetiap tahapan pembelajaran
terutama pada tahapan merancang dan
melaksanakan percobaan, sehingga siswa
tersebut akan menemukan sendiri konsep
yang
merupakan
inti
dari
materi
pembelajaran yang bisa tersimpan lama
dalam memori siswa tersebut.
Berbeda dengan temuan pada aspek
kognitif diatas, pada aspek psikomotor dan
afektif tidak ditemukan adanya interaksi
antara
Guided
Inquiry
Model
(LKS
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi)
dan kreativitas. Hal ini terjadi karena
kreativitas
siswa
pembelajaran
dalam
berbeda,
setiap
tahap
sehingga
hasil
prestasi belajar psikomotor dan afektif yang
diambil melalui tes dan angket afektif di
akhir
pembelajaran
setelah
lima
kali
pertemuan tidak memberikan pengaruh
yang signifikan.
5. Interaksi model perlakuan dan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar
siswa.
Dari
menemukan sendiri konsep yang tercakup
di dalam materi pembelajaran.
siswa
mempunyai kreativitas tinggi cenderung
dipahami karena model pembelajaran ini
berfokus
karena
rata-rata
prestasi
belajar
kognitif, afektif dan psikomotor (Tabel 1)
terlihat
bahwa
siswa
yang
belajar
menggunakan Guided Inquiry Model LKS
merancang dan melaksanakan percobaan
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
dalam pembelajaran Guided Inquiry Model,
tidak mampu memberikan pengaruh yang
sedangkan
signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan
keinginan untuk mendapatkan prestasi atau
demikian dapat dikatakan antara LKS
yang lebih baik mendapatkan hasil yang
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
lebih tinggi. Seseorang yang memiliki
serta
kreativitas tinggi belum tentu memiliki
motivasi
berprestasi
saling
independen.
motivasi
berprestasi
adalah
motivasi berprestasi tinggi, demikian pula
Dari hasil analisis di atas dapat
sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan
dijelaskan bahwa LKS yang diinteraksikan
tidak adanya interaksi antara kreativitas dan
dengan motivasi berprestasi menjadikan
motivasi
siswa memiliki prestasi belajar yang tidak
belajar kognitif.
berbeda dari kedua kelompok penelitian.
berprestasi
Berbeda
terhadap
dengan
prestasi
prestasi
belajar
Dengan tidak adanya perbedaan yang
kognitif, (Tabel 4) terlihat bahwa terdapat
signifikan
kedua
interaksi antara kreativitas dan motivasi
variabel yang diinteraksikan dapat saling
berprestasi terhadap prestasi belajar afektif
mengisi atau saling menghambat sehingga
dan psikomotor siswa. Siswa yang memiliki
dapat mengaburkan pengaruhnya terhadap
kreativitas
prestasi belajar. Karena kedua variabel
berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan
saling independen sehingga menyebabkan
pengaruh
tidak terjadi interaksi antara Guided Inquiry
belajar psikomotor. Sedangkan interaksi
Model LKS terbimbing dan LKS bebas
antara kreativitas (tinggi dan rendah)
termodifikasi) dan motivasi berprestasi
dengan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
memberikan pengaruh signifikan terhadap
dan psikomotor.
prestasi belajar psikomotor. Demikian juga
6. Interaksi antara kreativitas dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
Tidak terdapat interaksi antara kreativitas
siswa yang memiliki kreativitas (tinggi dan
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi
terhadap prestasi belajar afektif.
belajar
menunjukkan
kognitif.
bahwa
dengan
signifikan
motivasi
dengan
motivasi
terhadap
berprestasi
motivasi
prestasi
(tinggi)
berprestasi
(tinggi) memberikan pengaruh signifikan
tersebut
Hasil di atas bisa dipahami karena
dimungkinkan terjadi mengingat kreativitas
siswa yang memiliki kreativitas tinggi aktif
berkaitan
dalam
dan inovatif di setiap tahapan pembelajaran
kegiatan
sehingga siswa tersebut akan mengingat
erat
mengaktualisasi
Temuan
rendah)
(tinggi)
dengan
diri
sikap
selama
semua kegiatan yang dilakukan, yang pada
yang dimaksud sesuai dengan sikap yang
akhirnya siswa yang memiliki kreativitas
terbentuk setelah siswa melakukan kegiatan
(tinggi) dengan motivasi berprestasi (tinggi
ilmiah. Sikap tersebut meliputi: 1) Karaker,
dan rendah) akan mendapatkan
prestasi
antara lain: jujur, teliti, tanggung jawab,
psikomotor yang lebih tinggi. Sedangkan
menghargai orang lain. 2) Ketrampilan
siswa yang memiliki motivasi berprestasi
sosial, yaitu dapat bekerjasama dengan
(tinggi)
orang lain. (Rustaman, 2007). Prestasi
pasti
akan
berusaha
untuk
mendapatkan prestasi terbaik dengan cara
belajar
belajar dan mengingat kembali apa saja
dikembangkan dalam penelitian ini. Hal ini
yang
kegiatan
terbukti
yang
dengan
dikerjakan
pembelajaran.
Hal
menyebabkan
siswa
selama
itulah
yang
afektif/sikap
bahwa
itulah
pembelajaran
Guided
Inquiry
yang
biologi
Model
memiliki
menggunakan LKS terbimbing dan LKS
kreativitas (tinggi dan rendah) dengan
bebas termodifikasi yang diinteraksikan
motivasi berprestasi (tinggi) mendapatkan
dengan kreativitas dan motivasi berprestasi
prestasi belajar psikomotor dan afektif yang
memberikan
lebih baik.
dalam prestasi belajar afektif.
pengaruh
yang
signifikan
7. Interaksi model, kreativitas dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
Tidak terdapat
interaksi antara
diketahui bahwa siswa yang belajar dengan
Guided Inquiry Model (LKS terbimbing
bebas
dan LKS bebas termodifikasi), kreativitas
kreativitasnya tinggi atau rendah, dan
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi
motivasi berprestasinya tinggi atau rendah
belajar kognitif dan psikomotor siswa,
mempunyai kemungkinan yang sama untuk
tetapi interaksi antara Guided Inquiry
mendapatkan prestasi belajar afektif yang
Model (LKS terbimbing dan LKS bebas
baik. Hal ini bisa dipahami karena pada
termodifikasi), kreativitas, dan motivasi
dasarnya kreativitas setiap siswa berbeda-
berprestasi memberikan pengaruh yang
beda, ada yang memiliki kreativitas verbal
signifikan terhadap prestasi belajar afektif.
atau kreativitas figural (Munandar, 2004).
Hasil penelitian lebih lanjut dapat
menggunakan LKS terbimbing atau LKS
termodifikasi,
baik
yang
Model pembelajaran guided inquiry
Demikian juga setiap siswa pasti memiliki
dapat meningkatkan pemahaman sains,
motivasi berprestasi dalam hidupnya (Uno,
produktivitas, berpikir kreatif, serta siswa
2006).
menjadi terampil dalam memperoleh dan
menganalisis informasi. Pemahaman sains
Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai
berikut:
(1)
variabel penerapan pembelajaran Guided
memberikan pengaruh terhadap prestasi
Inquiry Model menggunakan LKS bebas
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,
siswa;
memberikan
variabel kreativitas (tinggi dan rendah), dan
pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif,
variabel motivasi berprestasi (tinggi dan
afektif
rendah)
(2)
dan
Inquiry
(7) Secara bersama-sama interaksi antara
Model
pembelajaran
Guided
Penggunaan
prestasi belajar siswa pada aspek kogniti;
Kreativitas
psikomotorik
siswa;
(3)
memberikan
pengaruh
yang
Motivasi berprestasi memberikan pengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar siswa
terhadap prestasi kognitif, afektif, dan
pada
psikomotorik
mempengaruhi prestasi belajar siswa pada
dengan
siswa;
Guided
(4)
Pembelajaran
Inquiry
Model
aspek
afektif,
tetapi
tidak
aspek kognitif dan psikomotorik.
menggunakan LKS terbimbing dan LKS
Hasil
penelitian
ini
memberikan
bebas termodifikasi secara bersama-sama
gambaran yang jelas tentang penerapan
dengan kreativitas memberikan pengaruh
pembelajaran
yang signifikan terhadap prestasi belajar
Inquiry
siswa pada aspek kognitif, tetapi tidak
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
mempengaruhi prestasi belajar siswa pada
ditinjau
aspek
berprestasi siswa pada materi pembelajaran
afektif
Pembelajaran
Inquiry
dan
psikomotorik;
biologi
Model
dengan
menggunakan
(5)
Guided
biologi
Model
dari
Guided
dengan
menggunakan
kreativitas
dan
LKS
motivasi
sistem peredaran darah.
LKS
Implikasi
praktis
yang
dapat
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
dikemukakan
secara
penelitian ini antara lain: (1) Pembelajaran
bersama-sama
dengan
motivasi
berdasarkan
kesimpulan
Guided Inquiry
berprestasi tidak memberikan pengaruh
biologi menggunakan
yang signifikan terhadap prestasi belajar
Model menggunakan LKSterbimbing dan
siswa pada aspek kognitif, afektif dan
LKS bebas termodifikasi layak dijadikan
psikomotorik; (6) Secara bersama-sama
alternatif dalam mengembangkan prestasi
interaksi antara variabel kreativitas (tinggi
belajar siswa; (2) Pembelajaran biologi
dan
motivasi
menggunakan Guided Inquiry Model dapat
berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan
membentuk karakter dan ketrampilan sosial
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi
siswa
belajar siswa pada aspek afektif dan
tanggung
psikomotorik, tetapi tidak mempengaruhi
bekerjasama
rendah)
dan
variabel
antara
lain
jawab,
dengan
sikap
jujur,
teliti,
menghargai
dan
orang
lain;
(3)
Pembelajaran
biologi
menggunakan
Munandar,
U.
(2004).
Pengembangan
Guided Inquiry Model menggunakan LKS
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
Rineka Cipta.
lebih efektif jika dipergunakan pada siswa
Rustaman, N. (2007). Strategi Belajar
yang memiliki kreativitas dan motivasi
Mengajar Biologi. Malang: Penerbit
berprestasi tinggi; (4) Kreativitas dan
Universitas Negeri Malang.
motivasi berprestasi perlu mendapatkan
Umar. (2007). The Effects of a Web-based
perhatian guna tercapainya prestasi belajar
Guided
yang maksimal.
Students’ Achievement. Journal of
Inquiry
Approach
on
Computers, 2 (5): 4-5.
Uno.
Daftar Pustaka
Brichman. (2009). Effects of Inquiry Lease
(2006).
Pendidikan.
Literancy Shield and Confidence.
Aksara.
Confidence
Journal
of
for
The
Teaching
and
Learning, 3 (2): 10-12.
Dahar, R W. (1989). Teori-teori Belajar.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hussain, A. (2011). Physics Teaching
Methods: Scientific inquiry VS
Traditional Lecture. International
Journal of Humanities and Social
Science, 1 (19): 5-7.
Kuhlthau, C,Maniotes, L, and Caspari, K.
(2007). Guided Inquiry: Learning in
the 21st century.
London: Westport, Connecticut.
Leech, Howell & Egger. (2004). A Guided
Inquiry Approach to Learning the
Geology of the U.S. Journal of
Geoscience Education, 52 (4): 4-6.
Motivasi
&
Pengukurannya. Analisis di Bidang
– Learning on Students Science
International
Teori
Jakarta:
PT
Bumi
Volume 6, Nomor 2
Halaman 46-57
ISSN : 1693-2654
Agustus 2013
PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL
MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS
TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI
BERPRESTASI SISWA
Juli Sukimarwati1, Widha Sunarno 2, Sugiyarto3
1
SMA Kebakkramat
2,3
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
E-mail : juli_sukimarwati@yahoo.co.id
Diterima 02 Juni 2013, Disetujui 21 Juli 2013
ABSTRAK-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran biologi
dengan Guided Inquiry Model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,
kreativitas, motivasi berprestasi siswa, serta interaksinya terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Madiun tahun pelajaran 20122013. Sampel diperoleh dengan teknik cluster random sampling terdiri dari 2 kelas XI A1
and XI A3. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar kognitif,
psikomotor, dan mengukur kreativitas, serta angket untuk motivasi berprestasi dan prestasi
belajar afektif. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan, berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan: 1) guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan
psikomotorik, 2) kreativitas memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotorik, 3) motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi kognitif,
afektif, dan psikomotorik, 4) terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan
LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar
kognitif, tetapi tidak pada prestasi belajar afektif dan psikomotorik, 5) tidak terdapat
interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan
psikomotorik, 6) terdapat interaksi antara kreativitas dan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar afektif dan psikomotorik, tetapi tidak pada prestasi belajar kognitif, 7)
terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi, dengan kreativitas dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar afektif,
tetapi tidak pada prestasi belajar kognitif dan psikomotorik.
Kata kunci: inquiry, LKS, kreativitas, motivasi, peredaran darah
sikap di dalamnya. Dalam menghadapi
Pendahuluan
Sains dianggap menduduki posisi
kehidupan masa sekarang dan yang akan
penting dalam pengembangan karakter
datang, hampir mustahil jika seseorang atau
masyarakat dan bangsa karena kemajuan
sekelompok orang dapat bertahan hidup
pengetahuannya
tanpa science disposition and ability in
yang
sangat
pesat,
keampuhan prosesnya yang dapat ditransfer
pada bidang lain, serta muatan nilai dan
science. Menurut Cain dan Evans
(Rustaman,
2007),
pembelajaran
sains
sains,
terutama
dalam
penguasaan
mengandung empat hal, yaitu: konten
ketrampilan
(produk), proses (metode), sikap, dan
pembelajaran ini memungkinkan siswa
teknologi. Sains sebagai konten (produk)
memperoleh
berarti bahwa dalam sains terdapat fakta,
beragam dan relatif lebih bermakna.
hukum, prinsip, dan teori yang sudah
proses
sains.
pengalaman
KTSP
Proses
belajar
dikembangkan
berdasar
diterima kebenarannya. Sains sebagai suatu
student
proses atau metode berarti bahwa sains
berpusat pada siswa. Namun kenyataannya
merupakan metode untuk mendapatkan
kegiatan belajar yang selama ini dilakukan
pengetahuan.
sikap,
sebagian besar berpusat pada guru (teacher
artinya dalam sains terkandung sebagai
centered). Dalam pembelajaran ini guru
sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan
banyak memberi informasi, siswa kurang
objektif, sedangkan sains sebagai teknologi
diberi waktu untuk mengemukakan ide-ide,
mengandung
sains
memberi pengalaman-pengalaman abstrak,
mempunyai keterkaitan dan digunakan
kurang memberi waktu untuk memecahkan
dalam kehidupan sehari-hari.
masalah, serta pembelajaran homogen. Hal
Sains
merupakan
pengertian
Pembelajaran
bahwa
sains
tidak
lain
merupakan proses konstruksi pengetahuan
centered
yang
yaitu
pembelajaran
ini menyebabkan rendahnya prestasi siswa
di tingkat lokal maupun global.
(sains) melalui aktivitas berfikir anak.
Rendahnya prestasi belajar siswa
Dalam keadaan ini, anak diberi kesempatan
merupakan hal yang serius yang harus
untuk
diperhatikan
mengembangkan
pengetahuannya
guru
dalam
mengikuti
secara mandiri melalui proses komunikasi
perkembangan
yang menghubungkan pengetahuan awal
berkembang.
yang dimiliki dengan pengetahuan yang
profesional dengan tugas utama mendidik,
akan mereka temukan. Proses pembelajaran
mengajar,
tersebut hendaknya harus mencakup tiga
melatih dan menilai. Seorang guru harus
aspek yang harus diperoleh siswa, yaitu
berwawasan jauh ke depan mengikuti alur
ketrampilan berfikir kognitif (minds on),
perubahan dan pergeseran secara cepat
ketrampilan psikomotorik (hands on), dan
yang terjadi pada kehidupan manusia
ketrampilan sosial (hearts on). Penerapan
khususnya di bidang pendidikan. Untuk
model pembelajaran berbasis ketrampilan
kepentingan pribadi, sosial, ekonomi, dan
proses
lingkungan siswa perlu dibekali dengan
sains
secara
riil
mampu
jaman
Guru
yang
adalah
membimbing,
terus
pendidik
mengarahkan,
meningkatkan pencapaian hasil belajar
2
kompetensi yang memadai agar menjadi
pembelajaran 2010-2011 rata-rata nilai
peserta aktif dalam masyarakat.
untuk KD tersebut baru mencapai 70,35
SMA Negeri 6 sebagai salah satu
dengan KKM 72, sedangkan pada tahun
sekolah yang terletak di tengah kota
pembelajaran 2011-2012 rata-rata nilai baru
sehingga menjadi salah satu alternatif
mencapai 71,75 dengan KKM 75.
pilihan sekolah untuk jenjang pendidikan
Kurang maksimalnya prestasi belajar
menengah atas. Input siswa yang masuk
siswa
sangat beragam, baik itu menyangkut
pembelajaran
intelektual, kreativitas maupun motivasi
teacher centered, sehingga siswa tidak
berprestasinya. Prestasi belajar siswa SMA
terlibat
Negeri 6 Madiun bisa dikatakan belum
pembelajaran. Selain itu pendekatan dan
maksimal, yang terlihat dari perolehan nilai
model pembelajaran yang digunakan masih
di setiap akhir KD masih banyak siswa
bersifat tekstual dan belum mengarah pada
yang harus menempuh remedial untuk
pencapaian pengetahuan konstruktivis dan
mencapai KKM. Dalam kompetisi di
kurang melibatkan sikap ilmiah siswa
bidang akademik SMA Negeri 6 masih
sesuai
kurang bisa bersaing dengan SMA Negeri
Pelaksanaan pembelajaran sains (Biologi)
lain di kota Madiun. Sebagai contoh, dalam
yang
kompetisi
penghapalan konsep, siswa kurang diajak
Biologi
Olimpiade
tingkat
Sains
kota
Nasional
Madiun
baru
dapat
disebabkan
di
secara
kelas
masih
aktif
karakteristik
terjadi
dalam
materi
masih
dalam
bersifat
proses
biologi.
batasan
berinkuiri
yang
menduduki peringkat ke-6 dan ke-7 pada
sehingga
siswa
tahun
pengalaman belajar yang beragam dan
2011
dan
masih
berada
pada
peringkat ke-7 pada tahun 2012 ini.
melibatkan
karena
belum
keaktifan
memperoleh
relatif lebih bermakna melalui ketrampilan
Sistem peredaran darah merupakan
proses
sains,
akibatnya
siswa
kurang
salah satu materi yang dirasa sulit bagi
antusias dalam proses kegiatan belajar
guru, karena banyak materi yang tidak bisa
mengajar.
diamati
langsung
Hasil
Berangkat dari kondisi nyata (real),
pengamatan prestasi belajar biologi pada
fakta dan kondisi ideal di atas, untuk
rata-rata
3.2
mengatasi agar siswa mampu berperan aktif
Menjelaskan keterkaitan antara struktur,
dalam pembelajaran maka perlu adanya
fungsi dan proses serta kelainan/penyakit
inovasi
yang dapat terjadi pada sistem peredaran
pendekatan,
darah, masih di bawah KKM. Pada tahun
pembelajaran.
ulangan
oleh
harian
siswa.
KD.
dalam
menggunakan
strategi
Model
dan
beberapa
model
pembelajaran
3
memiliki peranan yang sangat penting
percobaan
dalam
pendidikan.
percobaan
tepat
akan
kesimpulan (koleksi), mengkomunikasikan
menentukan efektivitas dan efesiensi suatu
hasil percobaan (presentasi), dan tahap
proses
belajar
penilaian. Model pembelajaran ini akan
yang
lebih efektif bila ditunjang oleh media
dikembangkan oleh Bruner beranggapan
pembelajaran yang sesuai. Pada penelitian
bahwa belajar penemuan adalah pencarian
ini digunakan LKS terbimbing dan LKS
pengetahuan secara aktif oleh manusia
bebas
(Dahar, 1989). Menurut Bruner selama
pembelajaran.
keberhasilan
Penggunaan
model
yang
pembelajaran.
penemuan
(inquiry
kegiatan
Model
learning)
berlangsung,
kesempatan
untuk
siswa
diberi
mencari
atau
(eksplorasi),
melaksanakan
(formulasi),
termodifikasi
membuat
sebagai
media
Menurut Semiawan (Rustaman, 2007)
dikemukakan
bahwa:
Belajar
dengan
menemukan sendiri makna dari segala
menggunakan LKS menuntut siswa untuk
sesuatu
Dengan
lebih aktif, baik mental atau fisik di dalam
berusaha sendiri dalam pemecahan masalah
kegiatan pembelajaran. Siswa dibiasakan
serta pengetahuan yang menyertainya dapat
untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis
menghasilkan pengetahuan yang benar-
karena dengan LKS ini siswa dituntut untuk
benar bermakna.
mencari informasi sendiri, baik melalui
yang
dipelajarinya.
Guided Inquiry Model merupakan
percobaan, diskusi dengan teman atau
model pembelajaran yang menekankan
membaca buku. LKS terbimbing adalah
dalam proses penemuan konsep.Guided
lembar kegiatan yang disusun dengan
inquiry model berusaha meletakkan dasar
harapan siswa mampu mengasimilasi suatu
dan mengembangkan cara metode ilmiah,
konsep
dan menempatkan siswa lebih banyak
masalah, membuat dugaan, merencanakan
belajar
untuk
dan melakukan percobaan, menganalisis
ini
hasil percobaan serta membuat kesimpulan.
sendiri/kelompok
memecahkan
masalah.
Model
melalui
mengembangkan ketrampilan proses sains
Siswa
dan
pemecahan
memusatkan
perhatian
pada
tahapan
merumuskan
dibiarkan menemukan sendiri
masalah.
Guru
hanya
pengembangan motivasi, dan kemampuan
membimbing dan memberikan arahan-
kreatif.
arahan
Tahapan
model
pembelajaran
serta
instruksi
yang
berupa
Guided inquiry (Kuhlthau, 2007) diawali
pertanyaan-pertanyaan sampai pada suatu
dengan tahap perumusan masalah (inisiasi),
kesimpulan tentang materi yang diajarkan.
membuat hipotesis (seleksi), merancang
Sedangkan
LKS
bebas
termodifikasi
4
hampir sama dengan LKS terbimbing.
orisinalitas (keaslian), yaitu kemampuan
Penentuan
masalah
untuk
seseorang untuk menentukan gagasan asli;
dipecahkan
dan
memperoleh
4) elaborasi, yaitu kemampuan untuk
bimbingan tapi lebih sedikit dan tidak
mengembangkan ide-ide dan menguraikan
terstruktur. Dengan menggunakan kedua
ide-ide tersebut secara terperinci.
dari
tetap
guru
media tersebut siswa dibimbing untuk
Selain
kreativitas,
motivasi
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
berprestasi siswa juga dapat mempengaruhi
dan diharapkan prestasi belajar dapat
prestasi hasil belajar. Menurut McCleland
meningkat serta lebih terlibat aktif dalam
(Uno, 2006) motivasi muncul didasarkan
pembelajaran.
pada tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu: 1)
Kreativitas siswa merupakan faktor
kebutuhan akan kekuasaan; 2) kebutuhan
yang sangat menunjang keberhasilan proses
untuk berafiliasi yang tercermin dalam
pembelajaran. Kreativitas bersumber pada
terwujudnya situasi
kecenderungan untuk mengaktualisasi diri,
orang lain; dan 3) kebutuhan berprestasi
mewujudkan
potensi,
yang
berkembang
dan
dorongan
menjadi
untuk
matang,
bersahabat
diwujudkan
keberhasilan
dengan
dalam
melakukan
bentuk
sesuatu
tugas
kecenderungan untuk mengapresiasikan dan
tertentu
mengaktifkan semua kemampuan seseorang
Motivasi berprestasi dapat dikembangkan
(Munandar, 2004). Seseorang dikatakan
dengan cara mengatur cara dan waktu
dapat mengaktualisasi diri apabila dapat
belajar dengan baik untuk mencapai tujuan
menggunakan semua bakat dan talenta yang
tertentu yaitu berprestasi yang lebih baik
dimiliki dalam mewujudkan potensi diri.
atau ingin mendapatkan hasil yang lebih
Kreativitas dibedakan menjadi dua, yaitu
tinggi.
kreativitas
Pada
dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi
penelitian ini digunakan kreativitas verbal.
intrinsik dan ekstrinsik. Pada penelitian ini
Siswa yang memiliki kreativitas verbal
yang diperhatikan adalah motivasi instrisik
mempunyai 4 faktor penting, yaitu: 1)
siswa. Motivasi intrinsik disebabkan oleh
kelancaran berfikir (fluency of thinking),
adanya faktor-faktor yang muncul dari
yang menggambarkan banyaknya gagasan
dalam diri seseorang seperti minat atau
yang keluar dalam pemikiran seseorang; 2)
keingintahuan
(curiosity),
fleksibilitas (keluwesan), yaitu kemampuan
seseorang
lagi
untuk
bentuk-bentuk
verbal,
menggunakan
dan
figural.
bermacam-macam
pendekatan dalam mengatasi persoalan; 3)
yang
diberikan
Ditinjau
tidak
dari
insentif
sifat
kepadanya.
motivasi
sehingga
termotivasi
atau
oleh
hukuman,
Woolfolk (Uno, 2006). Konsep motivasi
5
intrinsik mengidentifikasikan tingkah laku
penelitian ini adalah Guided Inquiry Model
siswa terhadap sesuatu, apabila siswa
(LKS
menyenangi
maka
termodifikasi), variabel moderator adalah
kegiatan
kreativitas dan motivasi berprestasi, serta
tersebut. Jika siswa menghadapi tantangan
variabel terikat adalah prestasi belajar ranah
dan merasa yakin dirinya mampu, maka
kognitif, afektif, dan psikomotor. Data yang
siswa tersebut akan melaksanakan kegiatan
diperoleh
tersebut dengan baik.
menggunakan
suatu
termotivasi
untuk
kegiatan,
melakukan
Berdasarkan uraian di atas, maka
terbimbing
dan
LKS
kemudian
uji
bebas
dianalisis
anava.
Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik
judul
cluster random sampling. Sampel yang
Guided
digunakan dalam penelitian ini ada 2 kelas,
LKS
yaitu kelas XI IPA 3 sebagai kelas
Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi
eksperimen pertama dengan guided inquiry
Ditinjau
Motivasi
model menggunakan LKS terbimbing dan
Berprestasi Siswa. Tujuan dari penelitian
kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kedua
model pembelajaran Guided Inquiry dengan
menggunakan LKS bebas termodifikasi.
dilakukan
penelitian
Pembelajaran
Inquiry
dengan
Biologi
Model
dengan
Menggunakan
Kreativitas
dan
menggunakan LKS terbimbing dan LKS
bebas
termodifikasi,
(tinggi/rendah),
motivasi
guided
dengan
inquiry
Teknik pengumpulan data dalam
kreativitas
penelitian ini menggunakan: (1) metode tes
berprestasi
untuk
prestasi belajar
kognitif dan
(tinggi/rendah), dan interaksinya terhadap
psikomotor
prestasi belajar siswa.
kreativitas
siswa,
(2)
digunakan
untuk
mengetahui
Penelitian dilaksanakan di SMAN 6
untuk
mengetahui
metode
angket
prestasi
Pelajaran
siswa, (3) metode observasi dilakukan
2012-2013.
untuk mendapatkan kumpulan data dari
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen
aktivitas belajar siswa pada saat melakukan
murni. Kelompok eksperimen I
diajar
kegiatan praktikum dan untuk pengamatan
Model
perilaku pada setiap tatap muka untuk
dengan
Tahun
juga
belajar afektif dan motivasi berprestasi
Metode Penelitian
Madiun
model
Guided
menggunakan
Inquiry
LKS
terbimbing
dan
kelompok eksperimen II dengan Guided
Inquiry Model menggunakan LKS bebas
termodifikasi.
Variabel
bebas
dalam
mendukung
penilaian
afektif
dan
psikomotor siswa.
Instrumen
dalam
penelitian
pelaksanaan
ini
berupa:
penelitian
Silabus,
6
Bebas Termodifikasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Prestasi Belajar
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen
pengambilan data digunakan tes, angket
dan
observasi.
mengukur
Tes
digunakan
prestasi
belajar
untuk
kognitif,
Media
Kognitif
Afektif
Psiko
motor
LKS
Terbimbing
77,35
79,38
82,00
71,56
75,94
75,65
psikomotor dan kreativitas siswa. Angket
digunakan untuk mengukur prestasi belajar
LKS Bebas
afektif dan motivasi berprestasi. Observasi
Termodifikasi
untuk mendukung penilaian afektif dan
psikomotor siswa.
Uji normalitas data menggunakan
Tabel 2 Rata-rata Prestasi Belajar
Berdasarkan Kreativitas
Prestasi
metode Lillieforce, homogenitas digunakan
adalah uji Barlett. Pengujian hipotesis
Kreativitas Kognitif
Afektif
Psiko
motor
menggunakan uji anavadengan bantuan
software SPSS 18.
Kreativitas
Tinggi
78,58
80,00
82,89
69,81
75,03
74,25
Hasil dan Pembahasan
Perbandingan prestasi belajar pada
ranah kognitif LKS terbimbing 77,35 dan
Kreativitas
Rendah
LKS bebas termodifikasi 71,56. Pada ranah
afektif LKS terbimbing 79,38 sedangkan
Kelompok
kreativitas
tinggi
LKS bebas termodifikasi 75,94. Pada ranah
memperoleh nilai kognitif 78,58, afektif
psikomotor
80,00
LKS
terbimbing
82,00
dan
psikomotor
82,89.
Pada
sedangkan LKS bebas termodifikasi 75,65
kelompok kreativitas rendah didapatkan
(Tabel 1). Dari ketiga ranah belajar tersebut
nilai kognitif 69,81, afektif 75,03 dan
ternyata
dengan
psikomotor 74,25 (Tabel 2). Dari hasil
menggunakan LKS terbimbing memperoleh
tersebut bisa dikatakan bahwa nilai prestasi
nilai prestasi belajar lebih baik dari pada
belajar dari kelompok kreativitas tinggi
siswa yang belajar dengan menggunakan
lebih baik dari kelompok kreativitas rendah
LKS bebas termodifikasi.
baik dari ranah kognitif, afektif dan
siswa
yang
belajar
Tabel 1 Rata-Rata Prestasi Belajar
Berdasarkan Guided Inquiry Model
dengan LKS Terbimbing dan LKS
psikomotor.
7
Tabel 3 Rata-rata Prestasi Belajar
berdasarkan Motivasi Berprestasi
Motivasi
Berprestasi
Motivasi
Berprestasi
Tinggi
Motivasi
Berprestasi
Rendah
Prestasi
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Siswa yang belajar dengan Guided Inquiry
Model
menggunakan LKS terbimbing
menghasilkan prestasi belajar kognitif,
afektif, dan psikomotor yang lebih baik
77,62
80,09
81,00
dibandingkan siswa yang belajar dengan
Guided Inquiry Model menggunakan LKS
71,29
75,24
76,65
bebas termodifikasi.
Secara umum, Guided Inquiry Model
Rata-rata prestasi belajar pada
kelompok
motivasi
berprestasi
dengan menggunakan LKS terbimbing dan
tinggi
LKS bebas termodifikasi memberikan hasil
memperoleh nilai kognitif 77,62, afektif
yang positip terhadap prestasi belajar siswa
80,09, dan psikomotor 81,00. Sedangkan
yang
pada kelompok motivasi berprestasi rendah
pencapaian hasil tes prestasi belajar yang
mendapatkan nilai kognitif 71,29, afektif
diberikan. Hal ini sejalan dengan pengertian
75,24 dan psikomotor 76,65 (Tabel 3).
Guided Inquiry Model,
Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasi
mengajar yang berusaha meletakkan dasar
belajar dari kelompok motivasi berprestasi
dan mengembangkan cara berpikir ilmiah.
tinggi lebih baik dari kelompok motivasi
Model ini menempatkan siswa lebih banyak
berprestasi rendah baik dari ranah kognitif,
belajar untuk memecahkan permasalahan
afektif dan psikomotor.
yang
Pembahasan hasil uji hipotesis dalam
ditunjukkan
dengan
tingginya
yaitu model
diberikan guru. Guru memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada siswa
penelitian ini adalah:
dalam setiap kegiatan. Konsep-konsep dan
1. Pengaruh Guided Inquiry Model
menggunakan LKS terbimbing dan
LKS bebas termodifikasi terhadap
prestasi belajar siswa.
Hasil
analisis
secara deskriptif
prinsip-prinsip yang harus ditemukan oleh
siswa melalui kegiatan, dituliskan dengan
tepat melalui LKS terbimbing dan LKS
bebas termodifikasi yang dibuat oleh guru.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotor antara siswa yang belajar
dengan
Guided
menggunakan LKS
Inquiry
Model
terbimbing dan siswa
yang belajar denganGuided Inquiry Model
menggunakan LKS bebas termodifikasi.
8
Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Anava Tiga Jalan Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor
No
1
2
3
4
5
6
7
p-value Prestasi Belajar
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Yang diuji
Guided Inquiry Model
(LKS Terbimbing/ Bebas
Termodifikasi)
Kreativitas
Motivasi_berprestasi
Guided_
inquiry* kreativitas
Guided_
inquiry * motivasi_
berprestasi
Kreativitas * motivasi_
berprestasi
Guided_
inquiry * kreativitas * motivasi_
berprestasi
Hasil dari temuan tersebut sejalan
dengan hasil-hasil
penelitian terdahulu
antara lain, penelitian
0,006
0,000
0,003
0,000
0,000
0,000
0,041
0,036
0,634
0,647
0,905
0,628
0,187
0,992
0,046
0,029
0,383
0,031
0795
melalui tahapan merumuskan masalah,
membuat dugaan, menjelaskan, membuat
dilakukan
kesimpulan. Siswa dibiarkan menemukan
oleh Brichman (2009), Hussain (2011),
pemecahan masalah.Sedangkan siswa yang
Leech
yang
belajar dengan menggunakan LKS bebas
model
termodifikasi bimbingan yang diberikan
(2004),
menyimpulkan
pembelajaran
yang
0,005
0,037
Umar
(2007),
bahwa
Guided
Inquiry
dapat
guru lebih sedikit dan kurang terstruktur.
2.
meningkatkan prestasi belajar siswa
Rata-rata hasil belajar siswa yang
diberi
LKS
terbimbing
prestasi belajar
menghasilkan
kognitif, afektif, dan
psikomotrik lebih baik dari pada siswa yang
diberi LKS bebas termodifikasi.Hal ini
wajar karena siswa yang belajar dengan
menggunakan LKS terbimbing
banyak
diberikan bimbingan dengan harapan siswa
mampu
mengasimilasi
suatu
konsep
Pengaruh kreativitas terhadap prestasi
belajar siswa.
Kreativitas
tinggi
dan
rendah
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotor siswa. Rata-rata hasil
belajar siswa yang memiliki kreativitas
tinggi memberikan pengaruh yang lebih
baik
daripada
siswa
yang
memiliki
kreativitas rendah, baik pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
1
Prestasi belajar siswa yang memiliki
motivasi berprestasi yang diukur dalam
kreativitas tinggi lebih baik dari siswa yeng
motivasi intrinsik siswa. Motivasi intrinsik
memiliki kreativitas rendah. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang
dipahami karena siswa yang memiliki
muncul dari dalam diri seseorang seperti
kreativitas tinggi memiliki faktor-faktor
minat
yang mempengaruhi kreativitas antara lain:
sehingga seseorang tidak lagi termotivasi
a) kelancaran berfikir (fluency of thinking),
oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman,
yang menggambarkan banyaknya gagasan
Woolfolk (Uno, 2010).
yang keluar dalam pemikiran seseorang; b)
atau
Siswa
keingintahuan
yang
(curiosity),
memiliki
motivasi
Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan
berprestasi tinggi cenderung menghasilkan
untuk
prestasi
menggunakan
bermacam-macam
belajar
kognitif,
afektif,
dan
pendekatan dalam mengatasi persoalan; c)
psikomotor yang lebih baik dibandingkan
Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan
siswa yang memiliki motivasi berprestasi
seseorang untuk mencetuskan gagasan asli;
rendah. Hal ini bisa dipahami karena
d) Elaborasi
seseorang
yaitu kemampuan untuk
yang
memiliki
motivasi
mengembangkan ide-ide tersebut secara
berprestasi tinggi memiliki ciri antara lain:
terperinci (Munandar, 2004). Karena siswa
1) memiliki rasa tanggung jawab yang
yang memiliki kreativitas tinggi memiliki
besar dalam melakukan pekerjaan; 2)
banyak
mampu
menggunakan umpan balik sebagai tolak
mengembangkan ide-ide dalam mengatasi
ukur untuk melakukan strategi dan tindakan
persoalan baru sehingga kelompok ini tidak
yang lebih baik guna mendapatkan prestasi;
kesulitan bila menjumpai kasus yang lebih
3) dapat memprediksi resiko dan cara
aplikatif. Dengan demikian siswa yang
mengatasinya
memiliki kreativitas tinggi akan lebih
rasional; 4) cenderung bersikap kreatif dan
mudah mengerjakan soal yang bersifat
inovatif.
gagasan
dan
penerapan sehingga prestasi belajarnya
Siswa
dengan
yang
tindakan
memiliki
yang
motivasi
lebih baik dari kelompok kreativitas rendah.
berprestasi tinggi akan selalu merasa ingin
3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar siswa.
Motivasi berprestasi tinggi dan rendah
menambah pengetahuan dan ketrampilan
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
dan psikomotor siswa. Dalam hal ini
serta
pengalamannya
berusaha
memecahkan
melalui
masalah
belajar,
yang
dihadapi, tanggap terhadap rangsangan
yang datang dan inovatif. Dengan demikian
siswa yang motivasi berprestasinya tinggi
lebih memahami materi
Lebih lanjut interaksi antara Guided
pembelajaran yang pada akhirnya akan
Inquiry Model LKS terbimbing dan LKS
mendapatkan prestasi yang lebih baik dari
bebas
pada
(tinggi)
akan berusaha
siswa
yang
memiliki
motivasi
termodifikasi
dengan
memberikan
kreativitas
pengaruh
yang
berprestasi rendah.
signifikan terhadap prestasi kognitif. Hal ini
4. Interaksi Model dan kreativitas
terhadap prestasi belajar.
Terdapat interaksi antara Guided
bisa
Inquiry Model (LKS terbimbing dan LKS
bebas
termodifikasi)
dan
kreativitas
terhadap prestasi belajar kognitif. Temuan
yang menyatakan adanya interaksi antara
Guided Inquiry Model (LKS
terbimbing
dan LKS bebas termodifikasi) kreativitas
terhadap prestasi belajar kognitif bisa
dipahami
pada
proses
berpikir
yang
membangun pemahaman mereka sendiri
berdasarkan pengalaman yang mereka tahu.
Pengalaman yang siswa dapatkan selama
pembelajaran
dengan
bimbingan
guru
selama tahapan: merumuskan masalah,
membuat hipotesis, merancang percobaan,
melakukan
kesimpulan,
percobaan,
membuat
mempresentasikan
hasil
percobaan, serta diberinya penguatan dan
refleksi pada akhir pembelajaran (Kuhlthau,
2004). Kreativitas siswa sangat menentukan
keberhasilan proses pembelajaran mulai
dari
merumuskan
masalah
sampai
melakukan percobaan dan sampai akhirnya
yang
akan aktif disetiap tahapan pembelajaran
terutama pada tahapan merancang dan
melaksanakan percobaan, sehingga siswa
tersebut akan menemukan sendiri konsep
yang
merupakan
inti
dari
materi
pembelajaran yang bisa tersimpan lama
dalam memori siswa tersebut.
Berbeda dengan temuan pada aspek
kognitif diatas, pada aspek psikomotor dan
afektif tidak ditemukan adanya interaksi
antara
Guided
Inquiry
Model
(LKS
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi)
dan kreativitas. Hal ini terjadi karena
kreativitas
siswa
pembelajaran
dalam
berbeda,
setiap
tahap
sehingga
hasil
prestasi belajar psikomotor dan afektif yang
diambil melalui tes dan angket afektif di
akhir
pembelajaran
setelah
lima
kali
pertemuan tidak memberikan pengaruh
yang signifikan.
5. Interaksi model perlakuan dan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar
siswa.
Dari
menemukan sendiri konsep yang tercakup
di dalam materi pembelajaran.
siswa
mempunyai kreativitas tinggi cenderung
dipahami karena model pembelajaran ini
berfokus
karena
rata-rata
prestasi
belajar
kognitif, afektif dan psikomotor (Tabel 1)
terlihat
bahwa
siswa
yang
belajar
menggunakan Guided Inquiry Model LKS
merancang dan melaksanakan percobaan
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
dalam pembelajaran Guided Inquiry Model,
tidak mampu memberikan pengaruh yang
sedangkan
signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan
keinginan untuk mendapatkan prestasi atau
demikian dapat dikatakan antara LKS
yang lebih baik mendapatkan hasil yang
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
lebih tinggi. Seseorang yang memiliki
serta
kreativitas tinggi belum tentu memiliki
motivasi
berprestasi
saling
independen.
motivasi
berprestasi
adalah
motivasi berprestasi tinggi, demikian pula
Dari hasil analisis di atas dapat
sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan
dijelaskan bahwa LKS yang diinteraksikan
tidak adanya interaksi antara kreativitas dan
dengan motivasi berprestasi menjadikan
motivasi
siswa memiliki prestasi belajar yang tidak
belajar kognitif.
berbeda dari kedua kelompok penelitian.
berprestasi
Berbeda
terhadap
dengan
prestasi
prestasi
belajar
Dengan tidak adanya perbedaan yang
kognitif, (Tabel 4) terlihat bahwa terdapat
signifikan
kedua
interaksi antara kreativitas dan motivasi
variabel yang diinteraksikan dapat saling
berprestasi terhadap prestasi belajar afektif
mengisi atau saling menghambat sehingga
dan psikomotor siswa. Siswa yang memiliki
dapat mengaburkan pengaruhnya terhadap
kreativitas
prestasi belajar. Karena kedua variabel
berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan
saling independen sehingga menyebabkan
pengaruh
tidak terjadi interaksi antara Guided Inquiry
belajar psikomotor. Sedangkan interaksi
Model LKS terbimbing dan LKS bebas
antara kreativitas (tinggi dan rendah)
termodifikasi) dan motivasi berprestasi
dengan
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
memberikan pengaruh signifikan terhadap
dan psikomotor.
prestasi belajar psikomotor. Demikian juga
6. Interaksi antara kreativitas dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
Tidak terdapat interaksi antara kreativitas
siswa yang memiliki kreativitas (tinggi dan
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi
terhadap prestasi belajar afektif.
belajar
menunjukkan
kognitif.
bahwa
dengan
signifikan
motivasi
dengan
motivasi
terhadap
berprestasi
motivasi
prestasi
(tinggi)
berprestasi
(tinggi) memberikan pengaruh signifikan
tersebut
Hasil di atas bisa dipahami karena
dimungkinkan terjadi mengingat kreativitas
siswa yang memiliki kreativitas tinggi aktif
berkaitan
dalam
dan inovatif di setiap tahapan pembelajaran
kegiatan
sehingga siswa tersebut akan mengingat
erat
mengaktualisasi
Temuan
rendah)
(tinggi)
dengan
diri
sikap
selama
semua kegiatan yang dilakukan, yang pada
yang dimaksud sesuai dengan sikap yang
akhirnya siswa yang memiliki kreativitas
terbentuk setelah siswa melakukan kegiatan
(tinggi) dengan motivasi berprestasi (tinggi
ilmiah. Sikap tersebut meliputi: 1) Karaker,
dan rendah) akan mendapatkan
prestasi
antara lain: jujur, teliti, tanggung jawab,
psikomotor yang lebih tinggi. Sedangkan
menghargai orang lain. 2) Ketrampilan
siswa yang memiliki motivasi berprestasi
sosial, yaitu dapat bekerjasama dengan
(tinggi)
orang lain. (Rustaman, 2007). Prestasi
pasti
akan
berusaha
untuk
mendapatkan prestasi terbaik dengan cara
belajar
belajar dan mengingat kembali apa saja
dikembangkan dalam penelitian ini. Hal ini
yang
kegiatan
terbukti
yang
dengan
dikerjakan
pembelajaran.
Hal
menyebabkan
siswa
selama
itulah
yang
afektif/sikap
bahwa
itulah
pembelajaran
Guided
Inquiry
yang
biologi
Model
memiliki
menggunakan LKS terbimbing dan LKS
kreativitas (tinggi dan rendah) dengan
bebas termodifikasi yang diinteraksikan
motivasi berprestasi (tinggi) mendapatkan
dengan kreativitas dan motivasi berprestasi
prestasi belajar psikomotor dan afektif yang
memberikan
lebih baik.
dalam prestasi belajar afektif.
pengaruh
yang
signifikan
7. Interaksi model, kreativitas dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
Tidak terdapat
interaksi antara
diketahui bahwa siswa yang belajar dengan
Guided Inquiry Model (LKS terbimbing
bebas
dan LKS bebas termodifikasi), kreativitas
kreativitasnya tinggi atau rendah, dan
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi
motivasi berprestasinya tinggi atau rendah
belajar kognitif dan psikomotor siswa,
mempunyai kemungkinan yang sama untuk
tetapi interaksi antara Guided Inquiry
mendapatkan prestasi belajar afektif yang
Model (LKS terbimbing dan LKS bebas
baik. Hal ini bisa dipahami karena pada
termodifikasi), kreativitas, dan motivasi
dasarnya kreativitas setiap siswa berbeda-
berprestasi memberikan pengaruh yang
beda, ada yang memiliki kreativitas verbal
signifikan terhadap prestasi belajar afektif.
atau kreativitas figural (Munandar, 2004).
Hasil penelitian lebih lanjut dapat
menggunakan LKS terbimbing atau LKS
termodifikasi,
baik
yang
Model pembelajaran guided inquiry
Demikian juga setiap siswa pasti memiliki
dapat meningkatkan pemahaman sains,
motivasi berprestasi dalam hidupnya (Uno,
produktivitas, berpikir kreatif, serta siswa
2006).
menjadi terampil dalam memperoleh dan
menganalisis informasi. Pemahaman sains
Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai
berikut:
(1)
variabel penerapan pembelajaran Guided
memberikan pengaruh terhadap prestasi
Inquiry Model menggunakan LKS bebas
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,
siswa;
memberikan
variabel kreativitas (tinggi dan rendah), dan
pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif,
variabel motivasi berprestasi (tinggi dan
afektif
rendah)
(2)
dan
Inquiry
(7) Secara bersama-sama interaksi antara
Model
pembelajaran
Guided
Penggunaan
prestasi belajar siswa pada aspek kogniti;
Kreativitas
psikomotorik
siswa;
(3)
memberikan
pengaruh
yang
Motivasi berprestasi memberikan pengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar siswa
terhadap prestasi kognitif, afektif, dan
pada
psikomotorik
mempengaruhi prestasi belajar siswa pada
dengan
siswa;
Guided
(4)
Pembelajaran
Inquiry
Model
aspek
afektif,
tetapi
tidak
aspek kognitif dan psikomotorik.
menggunakan LKS terbimbing dan LKS
Hasil
penelitian
ini
memberikan
bebas termodifikasi secara bersama-sama
gambaran yang jelas tentang penerapan
dengan kreativitas memberikan pengaruh
pembelajaran
yang signifikan terhadap prestasi belajar
Inquiry
siswa pada aspek kognitif, tetapi tidak
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
mempengaruhi prestasi belajar siswa pada
ditinjau
aspek
berprestasi siswa pada materi pembelajaran
afektif
Pembelajaran
Inquiry
dan
psikomotorik;
biologi
Model
dengan
menggunakan
(5)
Guided
biologi
Model
dari
Guided
dengan
menggunakan
kreativitas
dan
LKS
motivasi
sistem peredaran darah.
LKS
Implikasi
praktis
yang
dapat
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
dikemukakan
secara
penelitian ini antara lain: (1) Pembelajaran
bersama-sama
dengan
motivasi
berdasarkan
kesimpulan
Guided Inquiry
berprestasi tidak memberikan pengaruh
biologi menggunakan
yang signifikan terhadap prestasi belajar
Model menggunakan LKSterbimbing dan
siswa pada aspek kognitif, afektif dan
LKS bebas termodifikasi layak dijadikan
psikomotorik; (6) Secara bersama-sama
alternatif dalam mengembangkan prestasi
interaksi antara variabel kreativitas (tinggi
belajar siswa; (2) Pembelajaran biologi
dan
motivasi
menggunakan Guided Inquiry Model dapat
berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan
membentuk karakter dan ketrampilan sosial
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi
siswa
belajar siswa pada aspek afektif dan
tanggung
psikomotorik, tetapi tidak mempengaruhi
bekerjasama
rendah)
dan
variabel
antara
lain
jawab,
dengan
sikap
jujur,
teliti,
menghargai
dan
orang
lain;
(3)
Pembelajaran
biologi
menggunakan
Munandar,
U.
(2004).
Pengembangan
Guided Inquiry Model menggunakan LKS
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
terbimbing dan LKS bebas termodifikasi
Rineka Cipta.
lebih efektif jika dipergunakan pada siswa
Rustaman, N. (2007). Strategi Belajar
yang memiliki kreativitas dan motivasi
Mengajar Biologi. Malang: Penerbit
berprestasi tinggi; (4) Kreativitas dan
Universitas Negeri Malang.
motivasi berprestasi perlu mendapatkan
Umar. (2007). The Effects of a Web-based
perhatian guna tercapainya prestasi belajar
Guided
yang maksimal.
Students’ Achievement. Journal of
Inquiry
Approach
on
Computers, 2 (5): 4-5.
Uno.
Daftar Pustaka
Brichman. (2009). Effects of Inquiry Lease
(2006).
Pendidikan.
Literancy Shield and Confidence.
Aksara.
Confidence
Journal
of
for
The
Teaching
and
Learning, 3 (2): 10-12.
Dahar, R W. (1989). Teori-teori Belajar.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hussain, A. (2011). Physics Teaching
Methods: Scientific inquiry VS
Traditional Lecture. International
Journal of Humanities and Social
Science, 1 (19): 5-7.
Kuhlthau, C,Maniotes, L, and Caspari, K.
(2007). Guided Inquiry: Learning in
the 21st century.
London: Westport, Connecticut.
Leech, Howell & Egger. (2004). A Guided
Inquiry Approach to Learning the
Geology of the U.S. Journal of
Geoscience Education, 52 (4): 4-6.
Motivasi
&
Pengukurannya. Analisis di Bidang
– Learning on Students Science
International
Teori
Jakarta:
PT
Bumi