PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA | Sugiyarto | BIOEDUKASI 5529 11845 1 SM

BIOEDUKASI
Volume 6, Nomor 2
Halaman 46-57

ISSN : 1693-2654
Agustus 2013

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN GUIDED INQUIRY MODEL
MENGGUNAKAN LKS TERBIMBING DAN LKS BEBAS
TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI
BERPRESTASI SISWA
Juli Sukimarwati1, Widha Sunarno 2, Sugiyarto3
1
SMA Kebakkramat
2,3
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
E-mail : juli_sukimarwati@yahoo.co.id
Diterima 02 Juni 2013, Disetujui 21 Juli 2013

ABSTRAK-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran biologi
dengan Guided Inquiry Model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,

kreativitas, motivasi berprestasi siswa, serta interaksinya terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6 Madiun tahun pelajaran 20122013. Sampel diperoleh dengan teknik cluster random sampling terdiri dari 2 kelas XI A1
and XI A3. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar kognitif,
psikomotor, dan mengukur kreativitas, serta angket untuk motivasi berprestasi dan prestasi
belajar afektif. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan, berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan: 1) guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan
psikomotorik, 2) kreativitas memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotorik, 3) motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi kognitif,
afektif, dan psikomotorik, 4) terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan
LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar
kognitif, tetapi tidak pada prestasi belajar afektif dan psikomotorik, 5) tidak terdapat
interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan
psikomotorik, 6) terdapat interaksi antara kreativitas dan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar afektif dan psikomotorik, tetapi tidak pada prestasi belajar kognitif, 7)
terdapat interaksi antara guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas
termodifikasi, dengan kreativitas dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar afektif,
tetapi tidak pada prestasi belajar kognitif dan psikomotorik.

Kata kunci: inquiry, LKS, kreativitas, motivasi, peredaran darah

sikap di dalamnya. Dalam menghadapi

Pendahuluan
Sains dianggap menduduki posisi

kehidupan masa sekarang dan yang akan

penting dalam pengembangan karakter

datang, hampir mustahil jika seseorang atau

masyarakat dan bangsa karena kemajuan

sekelompok orang dapat bertahan hidup

pengetahuannya

tanpa science disposition and ability in


yang

sangat

pesat,

keampuhan prosesnya yang dapat ditransfer
pada bidang lain, serta muatan nilai dan

science. Menurut Cain dan Evans

(Rustaman,

2007),

pembelajaran

sains


sains,

terutama

dalam

penguasaan

mengandung empat hal, yaitu: konten

ketrampilan

(produk), proses (metode), sikap, dan

pembelajaran ini memungkinkan siswa

teknologi. Sains sebagai konten (produk)

memperoleh


berarti bahwa dalam sains terdapat fakta,

beragam dan relatif lebih bermakna.

hukum, prinsip, dan teori yang sudah

proses

sains.

pengalaman

KTSP

Proses

belajar

dikembangkan


berdasar

diterima kebenarannya. Sains sebagai suatu

student

proses atau metode berarti bahwa sains

berpusat pada siswa. Namun kenyataannya

merupakan metode untuk mendapatkan

kegiatan belajar yang selama ini dilakukan

pengetahuan.

sikap,

sebagian besar berpusat pada guru (teacher


artinya dalam sains terkandung sebagai

centered). Dalam pembelajaran ini guru

sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan

banyak memberi informasi, siswa kurang

objektif, sedangkan sains sebagai teknologi

diberi waktu untuk mengemukakan ide-ide,

mengandung

sains

memberi pengalaman-pengalaman abstrak,

mempunyai keterkaitan dan digunakan


kurang memberi waktu untuk memecahkan

dalam kehidupan sehari-hari.

masalah, serta pembelajaran homogen. Hal

Sains

merupakan

pengertian

Pembelajaran

bahwa

sains

tidak


lain

merupakan proses konstruksi pengetahuan

centered

yang

yaitu

pembelajaran

ini menyebabkan rendahnya prestasi siswa
di tingkat lokal maupun global.

(sains) melalui aktivitas berfikir anak.

Rendahnya prestasi belajar siswa

Dalam keadaan ini, anak diberi kesempatan


merupakan hal yang serius yang harus

untuk

diperhatikan

mengembangkan

pengetahuannya

guru

dalam

mengikuti

secara mandiri melalui proses komunikasi

perkembangan


yang menghubungkan pengetahuan awal

berkembang.

yang dimiliki dengan pengetahuan yang

profesional dengan tugas utama mendidik,

akan mereka temukan. Proses pembelajaran

mengajar,

tersebut hendaknya harus mencakup tiga

melatih dan menilai. Seorang guru harus

aspek yang harus diperoleh siswa, yaitu

berwawasan jauh ke depan mengikuti alur

ketrampilan berfikir kognitif (minds on),

perubahan dan pergeseran secara cepat

ketrampilan psikomotorik (hands on), dan

yang terjadi pada kehidupan manusia

ketrampilan sosial (hearts on). Penerapan

khususnya di bidang pendidikan. Untuk

model pembelajaran berbasis ketrampilan

kepentingan pribadi, sosial, ekonomi, dan

proses

lingkungan siswa perlu dibekali dengan

sains

secara

riil

mampu

jaman
Guru

yang
adalah

membimbing,

terus
pendidik

mengarahkan,

meningkatkan pencapaian hasil belajar
2

kompetensi yang memadai agar menjadi

pembelajaran 2010-2011 rata-rata nilai

peserta aktif dalam masyarakat.

untuk KD tersebut baru mencapai 70,35

SMA Negeri 6 sebagai salah satu

dengan KKM 72, sedangkan pada tahun

sekolah yang terletak di tengah kota

pembelajaran 2011-2012 rata-rata nilai baru

sehingga menjadi salah satu alternatif

mencapai 71,75 dengan KKM 75.

pilihan sekolah untuk jenjang pendidikan

Kurang maksimalnya prestasi belajar

menengah atas. Input siswa yang masuk

siswa

sangat beragam, baik itu menyangkut

pembelajaran

intelektual, kreativitas maupun motivasi

teacher centered, sehingga siswa tidak

berprestasinya. Prestasi belajar siswa SMA

terlibat

Negeri 6 Madiun bisa dikatakan belum

pembelajaran. Selain itu pendekatan dan

maksimal, yang terlihat dari perolehan nilai

model pembelajaran yang digunakan masih

di setiap akhir KD masih banyak siswa

bersifat tekstual dan belum mengarah pada

yang harus menempuh remedial untuk

pencapaian pengetahuan konstruktivis dan

mencapai KKM. Dalam kompetisi di

kurang melibatkan sikap ilmiah siswa

bidang akademik SMA Negeri 6 masih

sesuai

kurang bisa bersaing dengan SMA Negeri

Pelaksanaan pembelajaran sains (Biologi)

lain di kota Madiun. Sebagai contoh, dalam

yang

kompetisi

penghapalan konsep, siswa kurang diajak

Biologi

Olimpiade
tingkat

Sains

kota

Nasional

Madiun

baru

dapat

disebabkan

di

secara

kelas

masih

aktif

karakteristik

terjadi

dalam

materi

masih

dalam

bersifat

proses

biologi.

batasan

berinkuiri

yang

menduduki peringkat ke-6 dan ke-7 pada

sehingga

siswa

tahun

pengalaman belajar yang beragam dan

2011

dan

masih

berada

pada

peringkat ke-7 pada tahun 2012 ini.

melibatkan

karena

belum

keaktifan

memperoleh

relatif lebih bermakna melalui ketrampilan

Sistem peredaran darah merupakan

proses

sains,

akibatnya

siswa

kurang

salah satu materi yang dirasa sulit bagi

antusias dalam proses kegiatan belajar

guru, karena banyak materi yang tidak bisa

mengajar.

diamati

langsung

Hasil

Berangkat dari kondisi nyata (real),

pengamatan prestasi belajar biologi pada

fakta dan kondisi ideal di atas, untuk

rata-rata

3.2

mengatasi agar siswa mampu berperan aktif

Menjelaskan keterkaitan antara struktur,

dalam pembelajaran maka perlu adanya

fungsi dan proses serta kelainan/penyakit

inovasi

yang dapat terjadi pada sistem peredaran

pendekatan,

darah, masih di bawah KKM. Pada tahun

pembelajaran.

ulangan

oleh

harian

siswa.

KD.

dalam

menggunakan
strategi
Model

dan

beberapa
model

pembelajaran
3

memiliki peranan yang sangat penting

percobaan

dalam

pendidikan.

percobaan

tepat

akan

kesimpulan (koleksi), mengkomunikasikan

menentukan efektivitas dan efesiensi suatu

hasil percobaan (presentasi), dan tahap

proses

belajar

penilaian. Model pembelajaran ini akan

yang

lebih efektif bila ditunjang oleh media

dikembangkan oleh Bruner beranggapan

pembelajaran yang sesuai. Pada penelitian

bahwa belajar penemuan adalah pencarian

ini digunakan LKS terbimbing dan LKS

pengetahuan secara aktif oleh manusia

bebas

(Dahar, 1989). Menurut Bruner selama

pembelajaran.

keberhasilan

Penggunaan

model

yang

pembelajaran.

penemuan

(inquiry

kegiatan

Model
learning)

berlangsung,

kesempatan

untuk

siswa

diberi

mencari

atau

(eksplorasi),

melaksanakan

(formulasi),

termodifikasi

membuat

sebagai

media

Menurut Semiawan (Rustaman, 2007)
dikemukakan

bahwa:

Belajar

dengan

menemukan sendiri makna dari segala

menggunakan LKS menuntut siswa untuk

sesuatu

Dengan

lebih aktif, baik mental atau fisik di dalam

berusaha sendiri dalam pemecahan masalah

kegiatan pembelajaran. Siswa dibiasakan

serta pengetahuan yang menyertainya dapat

untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis

menghasilkan pengetahuan yang benar-

karena dengan LKS ini siswa dituntut untuk

benar bermakna.

mencari informasi sendiri, baik melalui

yang

dipelajarinya.

Guided Inquiry Model merupakan

percobaan, diskusi dengan teman atau

model pembelajaran yang menekankan

membaca buku. LKS terbimbing adalah

dalam proses penemuan konsep.Guided

lembar kegiatan yang disusun dengan

inquiry model berusaha meletakkan dasar

harapan siswa mampu mengasimilasi suatu

dan mengembangkan cara metode ilmiah,

konsep

dan menempatkan siswa lebih banyak

masalah, membuat dugaan, merencanakan

belajar

untuk

dan melakukan percobaan, menganalisis

ini

hasil percobaan serta membuat kesimpulan.

sendiri/kelompok

memecahkan

masalah.

Model

melalui

mengembangkan ketrampilan proses sains

Siswa

dan

pemecahan

memusatkan

perhatian

pada

tahapan

merumuskan

dibiarkan menemukan sendiri
masalah.

Guru

hanya

pengembangan motivasi, dan kemampuan

membimbing dan memberikan arahan-

kreatif.

arahan

Tahapan

model

pembelajaran

serta

instruksi

yang

berupa

Guided inquiry (Kuhlthau, 2007) diawali

pertanyaan-pertanyaan sampai pada suatu

dengan tahap perumusan masalah (inisiasi),

kesimpulan tentang materi yang diajarkan.

membuat hipotesis (seleksi), merancang

Sedangkan

LKS

bebas

termodifikasi
4

hampir sama dengan LKS terbimbing.

orisinalitas (keaslian), yaitu kemampuan

Penentuan

masalah

untuk

seseorang untuk menentukan gagasan asli;

dipecahkan

dan

memperoleh

4) elaborasi, yaitu kemampuan untuk

bimbingan tapi lebih sedikit dan tidak

mengembangkan ide-ide dan menguraikan

terstruktur. Dengan menggunakan kedua

ide-ide tersebut secara terperinci.

dari
tetap

guru

media tersebut siswa dibimbing untuk

Selain

kreativitas,

motivasi

mengembangkan kemampuan berpikir kritis

berprestasi siswa juga dapat mempengaruhi

dan diharapkan prestasi belajar dapat

prestasi hasil belajar. Menurut McCleland

meningkat serta lebih terlibat aktif dalam

(Uno, 2006) motivasi muncul didasarkan

pembelajaran.

pada tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu: 1)

Kreativitas siswa merupakan faktor

kebutuhan akan kekuasaan; 2) kebutuhan

yang sangat menunjang keberhasilan proses

untuk berafiliasi yang tercermin dalam

pembelajaran. Kreativitas bersumber pada

terwujudnya situasi

kecenderungan untuk mengaktualisasi diri,

orang lain; dan 3) kebutuhan berprestasi

mewujudkan

potensi,

yang

berkembang

dan

dorongan
menjadi

untuk
matang,

bersahabat

diwujudkan

keberhasilan

dengan

dalam

melakukan

bentuk

sesuatu

tugas

kecenderungan untuk mengapresiasikan dan

tertentu

mengaktifkan semua kemampuan seseorang

Motivasi berprestasi dapat dikembangkan

(Munandar, 2004). Seseorang dikatakan

dengan cara mengatur cara dan waktu

dapat mengaktualisasi diri apabila dapat

belajar dengan baik untuk mencapai tujuan

menggunakan semua bakat dan talenta yang

tertentu yaitu berprestasi yang lebih baik

dimiliki dalam mewujudkan potensi diri.

atau ingin mendapatkan hasil yang lebih

Kreativitas dibedakan menjadi dua, yaitu

tinggi.

kreativitas

Pada

dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi

penelitian ini digunakan kreativitas verbal.

intrinsik dan ekstrinsik. Pada penelitian ini

Siswa yang memiliki kreativitas verbal

yang diperhatikan adalah motivasi instrisik

mempunyai 4 faktor penting, yaitu: 1)

siswa. Motivasi intrinsik disebabkan oleh

kelancaran berfikir (fluency of thinking),

adanya faktor-faktor yang muncul dari

yang menggambarkan banyaknya gagasan

dalam diri seseorang seperti minat atau

yang keluar dalam pemikiran seseorang; 2)

keingintahuan

(curiosity),

fleksibilitas (keluwesan), yaitu kemampuan

seseorang

lagi

untuk

bentuk-bentuk

verbal,

menggunakan

dan

figural.

bermacam-macam

pendekatan dalam mengatasi persoalan; 3)

yang

diberikan

Ditinjau

tidak

dari

insentif

sifat

kepadanya.

motivasi

sehingga

termotivasi
atau

oleh

hukuman,

Woolfolk (Uno, 2006). Konsep motivasi
5

intrinsik mengidentifikasikan tingkah laku

penelitian ini adalah Guided Inquiry Model

siswa terhadap sesuatu, apabila siswa

(LKS

menyenangi

maka

termodifikasi), variabel moderator adalah

kegiatan

kreativitas dan motivasi berprestasi, serta

tersebut. Jika siswa menghadapi tantangan

variabel terikat adalah prestasi belajar ranah

dan merasa yakin dirinya mampu, maka

kognitif, afektif, dan psikomotor. Data yang

siswa tersebut akan melaksanakan kegiatan

diperoleh

tersebut dengan baik.

menggunakan

suatu

termotivasi

untuk

kegiatan,
melakukan

Berdasarkan uraian di atas, maka

terbimbing

dan

LKS

kemudian
uji

bebas

dianalisis

anava.

Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik

judul

cluster random sampling. Sampel yang

Guided

digunakan dalam penelitian ini ada 2 kelas,

LKS

yaitu kelas XI IPA 3 sebagai kelas

Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi

eksperimen pertama dengan guided inquiry

Ditinjau

Motivasi

model menggunakan LKS terbimbing dan

Berprestasi Siswa. Tujuan dari penelitian

kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

ini adalah untuk mengetahui pengaruh

kedua

model pembelajaran Guided Inquiry dengan

menggunakan LKS bebas termodifikasi.

dilakukan

penelitian

Pembelajaran
Inquiry

dengan

Biologi

Model

dengan

Menggunakan

Kreativitas

dan

menggunakan LKS terbimbing dan LKS
bebas

termodifikasi,

(tinggi/rendah),

motivasi

guided

dengan

inquiry

Teknik pengumpulan data dalam

kreativitas

penelitian ini menggunakan: (1) metode tes

berprestasi

untuk

prestasi belajar

kognitif dan

(tinggi/rendah), dan interaksinya terhadap

psikomotor

prestasi belajar siswa.

kreativitas

siswa,

(2)

digunakan

untuk

mengetahui

Penelitian dilaksanakan di SMAN 6

untuk

mengetahui

metode

angket
prestasi

Pelajaran

siswa, (3) metode observasi dilakukan

2012-2013.

untuk mendapatkan kumpulan data dari

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen

aktivitas belajar siswa pada saat melakukan

murni. Kelompok eksperimen I

diajar

kegiatan praktikum dan untuk pengamatan

Model

perilaku pada setiap tatap muka untuk

dengan

Tahun

juga

belajar afektif dan motivasi berprestasi

Metode Penelitian

Madiun

model

Guided

menggunakan

Inquiry

LKS

terbimbing

dan

kelompok eksperimen II dengan Guided
Inquiry Model menggunakan LKS bebas
termodifikasi.

Variabel

bebas

dalam

mendukung

penilaian

afektif

dan

psikomotor siswa.
Instrumen
dalam

penelitian

pelaksanaan
ini

berupa:

penelitian
Silabus,
6

Bebas Termodifikasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Prestasi Belajar

dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen
pengambilan data digunakan tes, angket
dan

observasi.

mengukur

Tes

digunakan

prestasi

belajar

untuk

kognitif,

Media
Kognitif

Afektif

Psiko
motor

LKS
Terbimbing

77,35

79,38

82,00

71,56

75,94

75,65

psikomotor dan kreativitas siswa. Angket
digunakan untuk mengukur prestasi belajar

LKS Bebas

afektif dan motivasi berprestasi. Observasi

Termodifikasi

untuk mendukung penilaian afektif dan
psikomotor siswa.
Uji normalitas data menggunakan

Tabel 2 Rata-rata Prestasi Belajar
Berdasarkan Kreativitas
Prestasi

metode Lillieforce, homogenitas digunakan
adalah uji Barlett. Pengujian hipotesis

Kreativitas Kognitif

Afektif

Psiko
motor

menggunakan uji anavadengan bantuan
software SPSS 18.

Kreativitas
Tinggi

78,58

80,00

82,89

69,81

75,03

74,25

Hasil dan Pembahasan
Perbandingan prestasi belajar pada
ranah kognitif LKS terbimbing 77,35 dan

Kreativitas
Rendah

LKS bebas termodifikasi 71,56. Pada ranah
afektif LKS terbimbing 79,38 sedangkan

Kelompok

kreativitas

tinggi

LKS bebas termodifikasi 75,94. Pada ranah

memperoleh nilai kognitif 78,58, afektif

psikomotor

80,00

LKS

terbimbing

82,00

dan

psikomotor

82,89.

Pada

sedangkan LKS bebas termodifikasi 75,65

kelompok kreativitas rendah didapatkan

(Tabel 1). Dari ketiga ranah belajar tersebut

nilai kognitif 69,81, afektif 75,03 dan

ternyata

dengan

psikomotor 74,25 (Tabel 2). Dari hasil

menggunakan LKS terbimbing memperoleh

tersebut bisa dikatakan bahwa nilai prestasi

nilai prestasi belajar lebih baik dari pada

belajar dari kelompok kreativitas tinggi

siswa yang belajar dengan menggunakan

lebih baik dari kelompok kreativitas rendah

LKS bebas termodifikasi.

baik dari ranah kognitif, afektif dan

siswa

yang

belajar

Tabel 1 Rata-Rata Prestasi Belajar
Berdasarkan Guided Inquiry Model
dengan LKS Terbimbing dan LKS

psikomotor.

7

Tabel 3 Rata-rata Prestasi Belajar
berdasarkan Motivasi Berprestasi
Motivasi
Berprestasi
Motivasi
Berprestasi
Tinggi
Motivasi
Berprestasi
Rendah

Prestasi
Kognitif

Afektif

Psikomotor

Siswa yang belajar dengan Guided Inquiry
Model

menggunakan LKS terbimbing

menghasilkan prestasi belajar kognitif,
afektif, dan psikomotor yang lebih baik

77,62

80,09

81,00

dibandingkan siswa yang belajar dengan
Guided Inquiry Model menggunakan LKS

71,29

75,24

76,65

bebas termodifikasi.
Secara umum, Guided Inquiry Model

Rata-rata prestasi belajar pada
kelompok

motivasi

berprestasi

dengan menggunakan LKS terbimbing dan

tinggi

LKS bebas termodifikasi memberikan hasil

memperoleh nilai kognitif 77,62, afektif

yang positip terhadap prestasi belajar siswa

80,09, dan psikomotor 81,00. Sedangkan

yang

pada kelompok motivasi berprestasi rendah

pencapaian hasil tes prestasi belajar yang

mendapatkan nilai kognitif 71,29, afektif

diberikan. Hal ini sejalan dengan pengertian

75,24 dan psikomotor 76,65 (Tabel 3).

Guided Inquiry Model,

Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasi

mengajar yang berusaha meletakkan dasar

belajar dari kelompok motivasi berprestasi

dan mengembangkan cara berpikir ilmiah.

tinggi lebih baik dari kelompok motivasi

Model ini menempatkan siswa lebih banyak

berprestasi rendah baik dari ranah kognitif,

belajar untuk memecahkan permasalahan

afektif dan psikomotor.

yang

Pembahasan hasil uji hipotesis dalam

ditunjukkan

dengan

tingginya

yaitu model

diberikan guru. Guru memberikan

pengarahan dan bimbingan kepada siswa

penelitian ini adalah:

dalam setiap kegiatan. Konsep-konsep dan

1. Pengaruh Guided Inquiry Model
menggunakan LKS terbimbing dan
LKS bebas termodifikasi terhadap
prestasi belajar siswa.
Hasil
analisis
secara deskriptif

prinsip-prinsip yang harus ditemukan oleh
siswa melalui kegiatan, dituliskan dengan
tepat melalui LKS terbimbing dan LKS
bebas termodifikasi yang dibuat oleh guru.

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotor antara siswa yang belajar
dengan

Guided

menggunakan LKS

Inquiry

Model

terbimbing dan siswa

yang belajar denganGuided Inquiry Model
menggunakan LKS bebas termodifikasi.
8

Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Anava Tiga Jalan Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor
No
1

2
3
4
5

6
7

p-value Prestasi Belajar
Kognitif
Afektif
Psikomotor

Yang diuji
Guided Inquiry Model
(LKS Terbimbing/ Bebas
Termodifikasi)
Kreativitas
Motivasi_berprestasi
Guided_
inquiry* kreativitas
Guided_
inquiry * motivasi_
berprestasi
Kreativitas * motivasi_
berprestasi
Guided_
inquiry * kreativitas * motivasi_
berprestasi

Hasil dari temuan tersebut sejalan
dengan hasil-hasil

penelitian terdahulu

antara lain, penelitian

0,006

0,000
0,003

0,000
0,000

0,000
0,041

0,036

0,634

0,647

0,905

0,628

0,187

0,992

0,046

0,029

0,383

0,031

0795

melalui tahapan merumuskan masalah,
membuat dugaan, menjelaskan, membuat

dilakukan

kesimpulan. Siswa dibiarkan menemukan

oleh Brichman (2009), Hussain (2011),

pemecahan masalah.Sedangkan siswa yang

Leech

yang

belajar dengan menggunakan LKS bebas

model

termodifikasi bimbingan yang diberikan

(2004),

menyimpulkan
pembelajaran

yang

0,005

0,037

Umar

(2007),

bahwa
Guided

Inquiry

dapat

guru lebih sedikit dan kurang terstruktur.
2.

meningkatkan prestasi belajar siswa
Rata-rata hasil belajar siswa yang
diberi

LKS

terbimbing

prestasi belajar

menghasilkan

kognitif, afektif, dan

psikomotrik lebih baik dari pada siswa yang
diberi LKS bebas termodifikasi.Hal ini
wajar karena siswa yang belajar dengan
menggunakan LKS terbimbing

banyak

diberikan bimbingan dengan harapan siswa
mampu

mengasimilasi

suatu

konsep

Pengaruh kreativitas terhadap prestasi
belajar siswa.
Kreativitas
tinggi
dan
rendah

memberikan

pengaruh

yang

signifikan

terhadap prestasi belajar kognitif, afektif
dan psikomotor siswa. Rata-rata hasil
belajar siswa yang memiliki kreativitas
tinggi memberikan pengaruh yang lebih
baik

daripada

siswa

yang

memiliki

kreativitas rendah, baik pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
1

Prestasi belajar siswa yang memiliki

motivasi berprestasi yang diukur dalam

kreativitas tinggi lebih baik dari siswa yeng

motivasi intrinsik siswa. Motivasi intrinsik

memiliki kreativitas rendah. Hal ini dapat

disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang

dipahami karena siswa yang memiliki

muncul dari dalam diri seseorang seperti

kreativitas tinggi memiliki faktor-faktor

minat

yang mempengaruhi kreativitas antara lain:

sehingga seseorang tidak lagi termotivasi

a) kelancaran berfikir (fluency of thinking),

oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman,

yang menggambarkan banyaknya gagasan

Woolfolk (Uno, 2010).

yang keluar dalam pemikiran seseorang; b)

atau

Siswa

keingintahuan

yang

(curiosity),

memiliki

motivasi

Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan

berprestasi tinggi cenderung menghasilkan

untuk

prestasi

menggunakan

bermacam-macam

belajar

kognitif,

afektif,

dan

pendekatan dalam mengatasi persoalan; c)

psikomotor yang lebih baik dibandingkan

Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan

siswa yang memiliki motivasi berprestasi

seseorang untuk mencetuskan gagasan asli;

rendah. Hal ini bisa dipahami karena

d) Elaborasi

seseorang

yaitu kemampuan untuk

yang

memiliki

motivasi

mengembangkan ide-ide tersebut secara

berprestasi tinggi memiliki ciri antara lain:

terperinci (Munandar, 2004). Karena siswa

1) memiliki rasa tanggung jawab yang

yang memiliki kreativitas tinggi memiliki

besar dalam melakukan pekerjaan; 2)

banyak

mampu

menggunakan umpan balik sebagai tolak

mengembangkan ide-ide dalam mengatasi

ukur untuk melakukan strategi dan tindakan

persoalan baru sehingga kelompok ini tidak

yang lebih baik guna mendapatkan prestasi;

kesulitan bila menjumpai kasus yang lebih

3) dapat memprediksi resiko dan cara

aplikatif. Dengan demikian siswa yang

mengatasinya

memiliki kreativitas tinggi akan lebih

rasional; 4) cenderung bersikap kreatif dan

mudah mengerjakan soal yang bersifat

inovatif.

gagasan

dan

penerapan sehingga prestasi belajarnya

Siswa

dengan

yang

tindakan

memiliki

yang

motivasi

lebih baik dari kelompok kreativitas rendah.

berprestasi tinggi akan selalu merasa ingin

3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar siswa.
Motivasi berprestasi tinggi dan rendah

menambah pengetahuan dan ketrampilan

memberikan

pengaruh

yang

signifikan

terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
dan psikomotor siswa. Dalam hal ini

serta

pengalamannya

berusaha

memecahkan

melalui
masalah

belajar,
yang

dihadapi, tanggap terhadap rangsangan
yang datang dan inovatif. Dengan demikian
siswa yang motivasi berprestasinya tinggi

lebih memahami materi

Lebih lanjut interaksi antara Guided

pembelajaran yang pada akhirnya akan

Inquiry Model LKS terbimbing dan LKS

mendapatkan prestasi yang lebih baik dari

bebas

pada

(tinggi)

akan berusaha

siswa

yang

memiliki

motivasi

termodifikasi

dengan

memberikan

kreativitas

pengaruh

yang

berprestasi rendah.

signifikan terhadap prestasi kognitif. Hal ini

4. Interaksi Model dan kreativitas
terhadap prestasi belajar.
Terdapat interaksi antara Guided

bisa

Inquiry Model (LKS terbimbing dan LKS
bebas

termodifikasi)

dan

kreativitas

terhadap prestasi belajar kognitif. Temuan
yang menyatakan adanya interaksi antara
Guided Inquiry Model (LKS

terbimbing

dan LKS bebas termodifikasi) kreativitas
terhadap prestasi belajar kognitif bisa

dipahami

pada

proses

berpikir

yang

membangun pemahaman mereka sendiri
berdasarkan pengalaman yang mereka tahu.
Pengalaman yang siswa dapatkan selama
pembelajaran

dengan

bimbingan

guru

selama tahapan: merumuskan masalah,
membuat hipotesis, merancang percobaan,
melakukan
kesimpulan,

percobaan,

membuat

mempresentasikan

hasil

percobaan, serta diberinya penguatan dan
refleksi pada akhir pembelajaran (Kuhlthau,
2004). Kreativitas siswa sangat menentukan
keberhasilan proses pembelajaran mulai
dari

merumuskan

masalah

sampai

melakukan percobaan dan sampai akhirnya

yang

akan aktif disetiap tahapan pembelajaran
terutama pada tahapan merancang dan
melaksanakan percobaan, sehingga siswa
tersebut akan menemukan sendiri konsep
yang

merupakan

inti

dari

materi

pembelajaran yang bisa tersimpan lama
dalam memori siswa tersebut.
Berbeda dengan temuan pada aspek
kognitif diatas, pada aspek psikomotor dan
afektif tidak ditemukan adanya interaksi
antara

Guided

Inquiry

Model

(LKS

terbimbing dan LKS bebas termodifikasi)
dan kreativitas. Hal ini terjadi karena
kreativitas

siswa

pembelajaran

dalam

berbeda,

setiap

tahap

sehingga

hasil

prestasi belajar psikomotor dan afektif yang
diambil melalui tes dan angket afektif di
akhir

pembelajaran

setelah

lima

kali

pertemuan tidak memberikan pengaruh
yang signifikan.
5. Interaksi model perlakuan dan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar
siswa.
Dari

menemukan sendiri konsep yang tercakup
di dalam materi pembelajaran.

siswa

mempunyai kreativitas tinggi cenderung

dipahami karena model pembelajaran ini
berfokus

karena

rata-rata

prestasi

belajar

kognitif, afektif dan psikomotor (Tabel 1)
terlihat

bahwa

siswa

yang

belajar

menggunakan Guided Inquiry Model LKS

merancang dan melaksanakan percobaan

terbimbing dan LKS bebas termodifikasi

dalam pembelajaran Guided Inquiry Model,

tidak mampu memberikan pengaruh yang

sedangkan

signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan

keinginan untuk mendapatkan prestasi atau

demikian dapat dikatakan antara LKS

yang lebih baik mendapatkan hasil yang

terbimbing dan LKS bebas termodifikasi

lebih tinggi. Seseorang yang memiliki

serta

kreativitas tinggi belum tentu memiliki

motivasi

berprestasi

saling

independen.

motivasi

berprestasi

adalah

motivasi berprestasi tinggi, demikian pula

Dari hasil analisis di atas dapat

sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan

dijelaskan bahwa LKS yang diinteraksikan

tidak adanya interaksi antara kreativitas dan

dengan motivasi berprestasi menjadikan

motivasi

siswa memiliki prestasi belajar yang tidak

belajar kognitif.

berbeda dari kedua kelompok penelitian.

berprestasi

Berbeda

terhadap

dengan

prestasi

prestasi

belajar

Dengan tidak adanya perbedaan yang

kognitif, (Tabel 4) terlihat bahwa terdapat

signifikan

kedua

interaksi antara kreativitas dan motivasi

variabel yang diinteraksikan dapat saling

berprestasi terhadap prestasi belajar afektif

mengisi atau saling menghambat sehingga

dan psikomotor siswa. Siswa yang memiliki

dapat mengaburkan pengaruhnya terhadap

kreativitas

prestasi belajar. Karena kedua variabel

berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan

saling independen sehingga menyebabkan

pengaruh

tidak terjadi interaksi antara Guided Inquiry

belajar psikomotor. Sedangkan interaksi

Model LKS terbimbing dan LKS bebas

antara kreativitas (tinggi dan rendah)

termodifikasi) dan motivasi berprestasi

dengan

terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,

memberikan pengaruh signifikan terhadap

dan psikomotor.

prestasi belajar psikomotor. Demikian juga

6. Interaksi antara kreativitas dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
Tidak terdapat interaksi antara kreativitas

siswa yang memiliki kreativitas (tinggi dan

dan motivasi berprestasi terhadap prestasi

terhadap prestasi belajar afektif.

belajar

menunjukkan

kognitif.

bahwa

dengan

signifikan

motivasi

dengan

motivasi

terhadap

berprestasi

motivasi

prestasi

(tinggi)

berprestasi

(tinggi) memberikan pengaruh signifikan

tersebut

Hasil di atas bisa dipahami karena

dimungkinkan terjadi mengingat kreativitas

siswa yang memiliki kreativitas tinggi aktif

berkaitan

dalam

dan inovatif di setiap tahapan pembelajaran

kegiatan

sehingga siswa tersebut akan mengingat

erat

mengaktualisasi

Temuan

rendah)

(tinggi)

dengan
diri

sikap

selama

semua kegiatan yang dilakukan, yang pada

yang dimaksud sesuai dengan sikap yang

akhirnya siswa yang memiliki kreativitas

terbentuk setelah siswa melakukan kegiatan

(tinggi) dengan motivasi berprestasi (tinggi

ilmiah. Sikap tersebut meliputi: 1) Karaker,

dan rendah) akan mendapatkan

prestasi

antara lain: jujur, teliti, tanggung jawab,

psikomotor yang lebih tinggi. Sedangkan

menghargai orang lain. 2) Ketrampilan

siswa yang memiliki motivasi berprestasi

sosial, yaitu dapat bekerjasama dengan

(tinggi)

orang lain. (Rustaman, 2007). Prestasi

pasti

akan

berusaha

untuk

mendapatkan prestasi terbaik dengan cara

belajar

belajar dan mengingat kembali apa saja

dikembangkan dalam penelitian ini. Hal ini

yang

kegiatan

terbukti

yang

dengan

dikerjakan

pembelajaran.

Hal

menyebabkan

siswa

selama
itulah
yang

afektif/sikap

bahwa

itulah

pembelajaran

Guided

Inquiry

yang

biologi
Model

memiliki

menggunakan LKS terbimbing dan LKS

kreativitas (tinggi dan rendah) dengan

bebas termodifikasi yang diinteraksikan

motivasi berprestasi (tinggi) mendapatkan

dengan kreativitas dan motivasi berprestasi

prestasi belajar psikomotor dan afektif yang

memberikan

lebih baik.

dalam prestasi belajar afektif.

pengaruh

yang

signifikan

7. Interaksi model, kreativitas dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa.
Tidak terdapat
interaksi antara

diketahui bahwa siswa yang belajar dengan

Guided Inquiry Model (LKS terbimbing

bebas

dan LKS bebas termodifikasi), kreativitas

kreativitasnya tinggi atau rendah, dan

dan motivasi berprestasi terhadap prestasi

motivasi berprestasinya tinggi atau rendah

belajar kognitif dan psikomotor siswa,

mempunyai kemungkinan yang sama untuk

tetapi interaksi antara Guided Inquiry

mendapatkan prestasi belajar afektif yang

Model (LKS terbimbing dan LKS bebas

baik. Hal ini bisa dipahami karena pada

termodifikasi), kreativitas, dan motivasi

dasarnya kreativitas setiap siswa berbeda-

berprestasi memberikan pengaruh yang

beda, ada yang memiliki kreativitas verbal

signifikan terhadap prestasi belajar afektif.

atau kreativitas figural (Munandar, 2004).

Hasil penelitian lebih lanjut dapat

menggunakan LKS terbimbing atau LKS
termodifikasi,

baik

yang

Model pembelajaran guided inquiry

Demikian juga setiap siswa pasti memiliki

dapat meningkatkan pemahaman sains,

motivasi berprestasi dalam hidupnya (Uno,

produktivitas, berpikir kreatif, serta siswa

2006).

menjadi terampil dalam memperoleh dan
menganalisis informasi. Pemahaman sains

Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai

berikut:

(1)

variabel penerapan pembelajaran Guided

memberikan pengaruh terhadap prestasi

Inquiry Model menggunakan LKS bebas

belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik

terbimbing dan LKS bebas termodifikasi,

siswa;

memberikan

variabel kreativitas (tinggi dan rendah), dan

pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif,

variabel motivasi berprestasi (tinggi dan

afektif

rendah)

(2)

dan

Inquiry

(7) Secara bersama-sama interaksi antara

Model

pembelajaran

Guided

Penggunaan

prestasi belajar siswa pada aspek kogniti;

Kreativitas

psikomotorik

siswa;

(3)

memberikan

pengaruh

yang

Motivasi berprestasi memberikan pengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar siswa

terhadap prestasi kognitif, afektif, dan

pada

psikomotorik

mempengaruhi prestasi belajar siswa pada

dengan

siswa;

Guided

(4)

Pembelajaran

Inquiry

Model

aspek

afektif,

tetapi

tidak

aspek kognitif dan psikomotorik.

menggunakan LKS terbimbing dan LKS

Hasil

penelitian

ini

memberikan

bebas termodifikasi secara bersama-sama

gambaran yang jelas tentang penerapan

dengan kreativitas memberikan pengaruh

pembelajaran

yang signifikan terhadap prestasi belajar

Inquiry

siswa pada aspek kognitif, tetapi tidak

terbimbing dan LKS bebas termodifikasi

mempengaruhi prestasi belajar siswa pada

ditinjau

aspek

berprestasi siswa pada materi pembelajaran

afektif

Pembelajaran
Inquiry

dan

psikomotorik;

biologi

Model

dengan

menggunakan

(5)

Guided

biologi

Model

dari

Guided

dengan

menggunakan

kreativitas

dan

LKS

motivasi

sistem peredaran darah.

LKS

Implikasi

praktis

yang

dapat

terbimbing dan LKS bebas termodifikasi

dikemukakan

secara

penelitian ini antara lain: (1) Pembelajaran

bersama-sama

dengan

motivasi

berdasarkan

kesimpulan

Guided Inquiry

berprestasi tidak memberikan pengaruh

biologi menggunakan

yang signifikan terhadap prestasi belajar

Model menggunakan LKSterbimbing dan

siswa pada aspek kognitif, afektif dan

LKS bebas termodifikasi layak dijadikan

psikomotorik; (6) Secara bersama-sama

alternatif dalam mengembangkan prestasi

interaksi antara variabel kreativitas (tinggi

belajar siswa; (2) Pembelajaran biologi

dan

motivasi

menggunakan Guided Inquiry Model dapat

berprestasi (tinggi dan rendah) memberikan

membentuk karakter dan ketrampilan sosial

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi

siswa

belajar siswa pada aspek afektif dan

tanggung

psikomotorik, tetapi tidak mempengaruhi

bekerjasama

rendah)

dan

variabel

antara

lain

jawab,
dengan

sikap

jujur,

teliti,

menghargai

dan

orang

lain;

(3)

Pembelajaran

biologi

menggunakan

Munandar,

U.

(2004).

Pengembangan

Guided Inquiry Model menggunakan LKS

Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

terbimbing dan LKS bebas termodifikasi

Rineka Cipta.

lebih efektif jika dipergunakan pada siswa

Rustaman, N. (2007). Strategi Belajar

yang memiliki kreativitas dan motivasi

Mengajar Biologi. Malang: Penerbit

berprestasi tinggi; (4) Kreativitas dan

Universitas Negeri Malang.

motivasi berprestasi perlu mendapatkan

Umar. (2007). The Effects of a Web-based

perhatian guna tercapainya prestasi belajar

Guided

yang maksimal.

Students’ Achievement. Journal of

Inquiry

Approach

on

Computers, 2 (5): 4-5.
Uno.

Daftar Pustaka
Brichman. (2009). Effects of Inquiry Lease

(2006).

Pendidikan.

Literancy Shield and Confidence.

Aksara.

Confidence

Journal
of

for

The

Teaching

and

Learning, 3 (2): 10-12.
Dahar, R W. (1989). Teori-teori Belajar.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hussain, A. (2011). Physics Teaching
Methods: Scientific inquiry VS
Traditional Lecture. International
Journal of Humanities and Social
Science, 1 (19): 5-7.
Kuhlthau, C,Maniotes, L, and Caspari, K.
(2007). Guided Inquiry: Learning in
the 21st century.
London: Westport, Connecticut.
Leech, Howell & Egger. (2004). A Guided
Inquiry Approach to Learning the
Geology of the U.S. Journal of
Geoscience Education, 52 (4): 4-6.

Motivasi

&

Pengukurannya. Analisis di Bidang

– Learning on Students Science
International

Teori

Jakarta:

PT

Bumi