176783 ID pengembangan modul matematika berbasis m

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS MODEL
PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning)
DILENGKAPI DENGAN AA (Authentic Assessment) BERBANTUAN
FLIPBOOK MAKER
UNTUK SMA KELAS X
Wahyu Wijayanti
Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS
wijayantiwahyu433@ymail.com
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh situasi belajar mengajar di sekolah yang masih menggunakan
model pembelajaran konvensional, penggunaan bahan ajar kurang memadai serta penerapan penilaian
autentik yang masih terbatas dalam prosedur dan alat penilaiannya. Model penelitian yang digunakan
adalah ADDIE yaitu (A)nalysis, (D)esain, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation. Hasil
penelitian 1) Modul yang dikembangkan layak digunakan berdasarkan hasil presentase secara menyeluruh
ahli media 82%, ahli materi 81% dan respon siswa 92% dengan kriteria masing – masing Sangat Baik. 2)
Modul yang dikembangkan efektif digunakan berdasarkan uji t diperoleh rata – rata hasil belajar siswa yang
menggunakan modul lebih baik daripada rata – rata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan modul.
Kesimpulannya adalah modul yang dikembangkan layak dan efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci: Modul, Contextual Teaching and Learning, Authentic Assessment.

menggantungkan


PENDAHULUAN
Pendidikan

memiliki

pendidikan

mewariskan

ilmu

tidak

dari

sedang

peningkatan


ke

meningkatkan

manusia

(SDM)

sumber

yang

Salah

daya

ilmu

yang


memegang

peran

membentuk

SDM

dinilai

cukup

penting

dalam

yang

hal


yang

perlu

masih tergolong rendah. matematika

berkualitas,

adalah salah satu mata pelajaran yang
kurang disukai siswa, karena mereka
berangapan bahwa matematika adalah
mata pelajaran yang sulit. Kualitas

Santosa (dikutip oleh Hudojo, 2005: 25)

pembelajaran dapat dilihat dari hasil

menyatakan bahwa kemajuan negara –

penilaiannya


negara maju, hingga sekarang menjadi
-

satu

penguasaan siswa terhadap matematika

secara logis dan sistematis. Menurut

60%

di

namun kenyataannya yang terjadi adalah

sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu

ternyata


pendidikan

belajar matematika siswa di sekolah.

karena matematika merupakan suatu

domain

kualitas

diperhatikan adalah peningkatan hasil

berkualitas.

Matematika sendiri merupakan salah satu
cabang

memerlukan

Indonesia.


generasi akan tetapi, diharapkan juga
mampu

berkembang

matematika. Oleh sebab itu, perlu adanya

hanya

generasi

matematika.

Indonesia pun sebagai negara yang

peran

penting dalam kemajuan suatu bangsa,
karena


kepada

dan

sebaliknya,

sistem

penilaian yang baik akan mendorong

80%

79

guru untuk menentukan strategi yang

telah ditetapkan itu tercapai atau tidak

tepat dan dapat meningkatkan hasil


(Suyadi, 2012: 112).
Bahan belajar merupakan salah

belajar siswa.
ditempuh

satu unsur utama dalam proses belajar

belajar

mengajar. Banyak sekali bahan belajar

mengajar. Belajar mengajar merupakan

yang dapat digunakan dalam proses

dua proses yang berdiri sendiri, kedua –

pembelajaran, diantaranya menggunakan


duanya saling berkaitan dimana guru

bahan belajar modul. Modul merupakan

memberikan fasilitas belajar dan siswa

salah satu bahan belajar yang memiliki

mempergunakan

untuk

sifat membantu dan mendorong siswa

belajar (Hudojo, 2005: 1). Berkaitan

untuk mampu membelajarkan diri sendiri

dengan pemberian fasilitas belajar, guru


(self instructional) dan tidak bergantung

harus mengajarkan banyak hal untuk

pada media lain (self alone) dalam

membantu

penggunaannya (Hamdani, 2011: 220).

Pendidikan
disekolah

dapat

melalui

kegiatan

kesempatanya

siswanya

dalam

belajar.

Peningkatan

Karena guru yang paling mengetahui dan

kualitas

mengenal kemampuan siswanya didalam

pembelajaran

belajar. Ada empat unsur utama dalam

mengajar perlu diperbaharui. Hal ini

proses belajar mengajar yaitu tujuan,

dikarenakan situasi belajar mengajar

bahan, metode dan alat serta penilaian.

ditingkat sekolah sekarang ini masih

Tujuan sebagai arah dari proses belajar

mengikuti

mengajar

adalah

pembelajaran yang konvensional, hal itu

rumusan tingkah laku yang diharapkan

terlihat dari proses pembelajaran yang

dapat

setelah

berpusat pada guru dan penggunaan

menerima atau menempuh pengalaman

bahan ajar yang kurang memadai serta

belajarnya. Bahan adalah seperangkat

terlihat dari cara mengelola kelas yang

pengetahuan ilmiah yang dijabarakan dari

dilakukan

kurikulum disampaikan atau dibahas

pembelajaran. Akibatnya pengembangan

dalam proses belajar mengajar agar

kompetensi siswa kurang optimal dan

sampai

ketercapaian tujuan pembelajaran kurang

pada

dikuasai

kepada

hakikatnya

oleh

siswa

tujuan

yang

telah

melalui

pola

guru

proses

lama

yaitu

dalam

belajar

model

proses

maksimal.

ditetapkan. Metode dan alat adalah cara
dalam

Keberhasilan proses pembelajaran

mencapai tujuan. Sedangkan penilaian

tidak terlepas dari kemampuan guru

adalah

mengembangkan

atau

teknik

upaya

yang

atau

digunakan

tindakan

untuk

model



model

pembelajaran yang berorientasi pada

mengetahui sejauh mana tujuan yang

peningkatan itensitas keterlibatan siswa
80

secara

efektif

di

dalam

proses

mengerjakan tugas serta memberikan

pembelajaran (Aunurrahman, 2009: 140).

kemudahan bagi siswa untuk memahami

Pengembangan model pembelajaran yang

pelajaran sehingga memungkinkan siswa

tepat pada dasarnya bertujuan untuk

mencapai hasil belajar yang lebih baik.

menciptakan kondisi pembelajaran yang

Salah satu model pembelajaran inovatif

memungkinkan siswa dapat belajar secara

yang dapat dipilih adalah Contextual

aktif dan menyenangkan sehingga siswa

Teaching and Learning (CTL).

dapat meraih hasil belajar dan prestasi

CTL

merupakan

proses

yang optimal.Oleh karena itu diperlukan

pembelajaran yang holistik dan bertujuan

inovasi baru yang harus dilakukan guru

membantu

untuk membantu siswa agar dapat belajar

makna materi ajar dengan mengaitkannya

secara

terhadap

efektif

dan

sekaligus

untuk

siswa

untuk

konteks

memahami

kehidupan

mereka

mencapai tujuan pembelajaran yang telah

sehari – hari (konteks pribadi, sosial dan

direncanakan. Salah satu cara yang dapat

kultural),

ditempuh guru dalam mencapai tujuan

pengetahuan / keterampilan yang dinamis

pembelajaran

dan

yaitu

mengembangkan

sehingga

fleksibel

siswa

memiliki

untuk

mengkonstruksi

aktif

pemahamannya

model pembelajaran yang diterapkan

sendiri

dalam proses belajar mengajar.

(Zuldafiral, 2012: 133). Berdasarkan

Model

pembelajaran

adalah

secara

hasil penelitian John Dewey (dikutip oleh

perangkat rencana atau pola yang dapat

Hosnan,

dipergunakan untuk merancang bahan –

bahwa siswa akan belajar dengan baik

bahan pembelajaran serta membimbing

jika apa yang dipelajari terkait dengan

aktivitas pembelajaran di kelas atau di

apa yang telah diketahui dan dengan

tempat – tempat lain yang melaksanakan

kegiatan atau peristiwa yang terjadi

aktivitas



aktivitas

pembelajaran

2014:

267)

menyimpulkan

disekelilingnya.

(Aunurrahman, 2009: 146). Macam –

Penilaian merupakan salah satu

macam model pembelajaran yang dapat

komponen penting dalam pembelajaran.

digunakan dalam proses belajar mengajar

Penilaian adalah kegiatan mengumpulkan

sangat banyak, oleh karena itu dalam

informasi sebagai bukti untuk dijadikan

pemilihan model pembelajaran haruslah

dasar menetapkan terjadinya perubahan

tepat

model

dan derajat perubahan yang telah dicapai

dapat

sebagai hasil belajar siswa (Komalasari,

mendorong tumbuhnya rasa senang siswa

2013: 145). Menurut Depdiknas (dikutip

terhadap pelajaran, menumbuhkan dan

oleh

meningkatkan

menyatakan

karena

pembelajaran

penggunaan
yang

tepat

motivasi

dalam
81

Dewi

Rahimah,
bahwa

2010:

penilaian

24)
yang

dibutuhkan untuk mengukur kompetensi

membantu

– kompetensi yang dicapai siswa dalam

pembelajaran secara efektif sehingga

penerapan kurikulum adalah penilaian

proses pembelajaran ataupun hasilnya

Assessment).

menjadi lebih berkualitas karena tujuan

Authentic Assessment adalah pengukuran

pembelajaran tercapai dengan baik. Salah

yang bermakna secara signifikan atas

satu

hasil belajar siswa untuk ranah sikap,

diharapkan dapat menciptakan suasana

keterampilan dan pengetahuan (Hosnan,

belajar yang menarik dan kondusif yaitu

2014: 387). Jika Authentic Assessment

dengan penggunaan media FlipBook

diterapkan dalam proses pembelajaran

Maker. Menurut Nazeri (dikutip oleh

maka akan mampu mengungkap potensi

Dony

siswa dalam pembelajaran secara utuh,

menyatakan bahwa penggunaan media

komprehensif

FlipBook Maker dapat meningkatkan

autentik

Penerapan

(Authentic

dan

berkesinambungan.

penilaian

autentik

dalam

pencapaian

media

pembelajaran

Sugianto

pemahaman

proses belajar mengajar sekarang ini

tujuan

dkk,

dan

2013:

yang

102)

meningkatkan

pencapaian hasil belajar siswa.

masih terbatas dalam prosedur dan alat

Dari penjelasan tersebut maka

penilaiannya hal ini dikarenakan sebagian

peneliti bermaksud untuk mengadakan

besar guru mengalami kesulitan dalam

penelitian dengan judul penelitian yaitu

membuat alat penilaian. Dalam proses

“Pengembangan

belajar mengajar sebagian besar guru

Berbasis

masih

(Contextual Teaching And Learning)

menerapkan

penilaian

Model

Modul

Matematika

Pembelajaran

CTL

konvensional

oleh karena itu perlu

Dilengkapi

adanya

upaya

Assessment) Berbantuan FlipBook Maker

peningkatan

Dengan

AA

(Authentic

Untuk SMA Kelas X ”.

profesionalisme guru dalam melakukan
penilaian autentik.

METODE PENELITIAN

Media Pembelajaran merupakan

1. Studi Pendahuluan

subsistem pembelajaran yang memegang
peranan

penting

pembelajaran.
membantu

siswa

dalam
Media
dan

Model penelitian yang digunakan

proses

dalam penelitian dan pengembangan

berfungsi
guru

ini adalah model ADDIE. Menurut

dalam

Pribadi (2009: 125) mengatakan

menciptakan suatu proses pembelajaran

bahwa salah satu model desain

yang efektif (Komalasari, 2013: 233).

sistem

Pemilihan media pembelajaran yang tepat

pembelajaran

yang

memperlihatkan tahapan – tahapan

dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan

dasar desain sistem pembelajaran

karakteristik materi yang diajarkan dapat
82

yang sederhana dan mudah dipelajari

spesifikasi minimal Strata satu

adalah model ADDIE. Model ini,

(S1) bidang pendidikan.

sesuai dengan namanya, terdiri dari

b. Lembar Validasi Ahli Materi

lima fase atau tahap utama, yaitu

Pembelajaran

(A)nalysis, (D)esain, (D)evelopment,

Lembar validasi ahli materi

(I)mplementatiton, dan (E)valuation.

pembelajaran ditujukan kepada
1

2. Desain Produk
Produk yang akan dihasilkan

adalah

modul

Universitas

PGRI

Semarang dan 1 Guru SMA

pada penelitian dan pengembangan
ini

Dosen

Negeri 1 Bangsri.

matematika

berbasis model pembelajaran CTL

4. Metode
Validasi

dilengkapi

dengan

Authentic

Assessment

berbantuan

FlipBook

Analisis

Untuk

Maker untuk SMA Kelas X.

Data

menghitung

Hasil

persentase

dari masing-masing subjek dapat

Langkah-langkah pembuatannya

dituliskan sebagai berikut.

sebagai berikut:

Persentase

a. Merumuskan KI dan KD



b. Mendesain Modul

 Jawaban  bobot tiap pilihan   100%
n  bobot tertinggi

3. Validasi Desain
Keterangan:

Validasi desain dilakukan oleh
para

ahli,

yakni

ahli

media

∑ = Jumlah

dan

ahli

materi

n = Jumlah seluruh butir lembar

pembelajaran

validasi

pembelajaran. Para ahli diberikan

Pada

lembar validasi untuk memperoleh

uji

ahli

media

berupa

pembelajaran dan uji ahli materi

kelemahan dan kelebihan dari produk

pembelajaran, hasil persentase setiap

yang dihasilkan. Lembar validasi

item dikatakan berhasil atau layak

yang digunakan adalah :

bila hasil yang diperoleh berada pada

data

kualitatif

a. Lembar

yang

Validasi

Ahli

rentang 81% - 100%, 61% - 80%,

Media

ataupun pada rentang 41% - 60%

Pembelajaran

yaitu pada kriteria “sangat baik”,

Lembar validasi ahli media

“baik”, atau “cukup”.

pembelajaran ditujukan kepada 1
Dosen

Universitas

5. Revisi Produk

PGRI

Revisi

Semarang dan 1 Guru SMA
Negeri

1

Bangsri

produk

pengembangan

modul matematika berbasis model

dengan
83

pembelajaran

CTL

dilengkapi

Authentic

dengan

dilakukan

Assessment

FlipBook

berbantuan

d) Daya Pembeda
2) Analisis data untuk Uji

Maker

Kelompok Kecil

berdasarkan penilaian

a) Uji

angket

dari

ahli

materi

b) Uji Homogenitas yaitu uji

pembelajaran.

kesamaan dua varians

6. Ujicoba Produk
a. Subjek Penelitian
Populasi
yang

c) Uji Kesamaan Dua Rata –
rata yaitu uji t satu pihak

diambil

(pihak kanan)

adalah siswa kelas X SMA Negeri

3) Analisis data untuk Uji

1 Bangsri. Sedangkan sampel
pada

yaitu

metode Lilliefors

angket dari ahli media pembelajaran
dan

Normalitas

pengujian

produk

Kelompok Terbatas

yang

a) Uji Normalitas yaitu

dihasilkan dalam penelitian dan

metode Lilliefors

pengembangan ini akan diambil

b) Uji Homogenitas yaitu

empat kelas dari keseluruhan

uji

kelas X SMA Negeri 1 Bangsri

kesamaan

dua

varians

sebagai kelas uji coba instrumen

c) Uji

(X MIA 1), kelas uji coba

Kesamaan

Dua

Rata – rata yaitu uji t

kelompok kecil (X MIA 2), kelas

satu

eksperimen (uji coba kelompok

pihak

(pihak

kanan)

terbatas) (X MIA 3) dan kelas
kontrol (X MIA 4).

e. Revisi Produk

b. Teknik Pengumpulan Data

Revisi produk dilakukan apabila

Data diperoleh dari angket

dalam pemakaian produk dalam

dan soal tes.

kelompok yang terbatas terdapat

c. Instrumen Penelitian

kekurangan dan kelemahan.

Lembar kuesioner (Angket)
dan Lembar Tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

d. Analisis dan Interpretasi Data
1) Analisis

data

1. Hasil Studi Pendahuluan

untuk

Model penelitian yang digunakan

instrumen

dalam penelitian dan pengembangan

a) Validitas Instrumen

ini adalah model ADDIE yang terdiri

b) Reliabilitas Instrumen

dari:

c) Tingkat Kesukaran

a. Analisis (Analysis)

84

1) Analisis Kinerja
Permasalahan

penggunaan modul, tujuan
yang

akhir, kompetensi dan cek

dihadapi dalam penelitian ini
adalah

masih

digunakannya
matematika

dalam

kemampuan.

jarang

2) Bab II Pembelajaran

modul

Berisi

proses

kegiatan belajar siswa.

pembelajaran di SMA Negeri

tentang

rancangan

3) Bab III Kegiatan Belajar

1 Bangsri. Untuk mengatasi

Dalam bab ini terdapat dua

permasalahan

tersebut

kegiatan
kegiatan

peneliti

menyusun

sebuah

modul

matematika

untuk

belajar
belajar

yaitu
1

dan

kegiatan belajar 2 masing –

materi trigonometri.

masing terdiri dari tujuan

2) Analisis Kebutuhan

pembelajaran, uraian materi,

Dalam

proses

contoh

pembelajaran

hanya

latihan soal, dan refleksi.

menggunakan Lembar Kerja

soal,

rangkuman,

4) Bab IV Evaluasi

Siswa (LKS) dan buku paket

Berisi tentang soal – soal

serta

evaluasi. Pada bagian akhir

penggunaan

media

dalam pembelajaran belum

modul

dilengkapi

dengan

dilakukan secara efektif. Oleh

kunci

jawaban,

lembar

karena

penilaian autentik (Authentic

itu

peneliti

memanfaatkan fasilitas media

Assessment),

yang telah tersedia di SMA

daftar pustaka.

Negeri

1

Bangsri

dalam

penutup

dan

c. Pengembangan (Development)

mengembangkan

modul

Pada tahap Pengembangan ini

matematika

materi

modul yang telah didesain peneliti

untuk

trigonometri.

kemudian

b. Desain (Desain)
Desain
matematika

dikembangkan

dan

dimodifikasikan dengan model
awal

modul

pembelajaran

untuk

materi

pembelajaran CTL dan media

yaitu

model

berbantuan FlipBook Maker.

trigonometri yang dikembangkan
peneliti yaitu :

d. Implementasi (Implementatiton)

1) Bab I Pendahuluan

1) Uji Coba Kelompok Kecil

Terdiri dari deskripsi, materi

Untuk

prasyarat,

produk

petunjuk
85

mengetahui
dengan

kevalidan
cara

membandingkan hasil pretest dan

komunikasi

visual

81%.

posttest siswa serta dari hasil

Presentase

keseluruhan

yang

validasi siswa sebagai pengguna

diperoleh adalah 82% dengan

produk.

kriteria

2) Uji Coba Kelompok Terbatas

dengan

membandingkan

sehingga

dikatakan layak.

cara

hasil

baik

produk yang divalidasi dapat

Untuk mengetahui keefektifan
produk

sangat

b. Validasi

belajar

Ahli

Materi

Pembelajaran

dari kelas yang menggunakan

Hasil penilaian ahli materi

modul dengan kelas yang tidak

pembelajaran

diperoleh

menggunakan modul.

umum

aspek

e. Evaluasi (Evaluation)
Pada

tahap

83%,

aspek

substansi

materi 79%, dan aspek desain

evaluasi

ini

pembelajaran

82%.

Presentase

peneliti menganalisis kelayakan

keseluruhan

yang

diperoleh

dan

adalah 81% dengan kriteria sangat

keefektifan

produk

yang

dikembangkan dari hasil yang

baik

diperoleh

divalidasi dapat dikatakan layak.

pada

tahap

Implementasi.

sehingga

produk

yang

4. Hasil Uji Coba

2. Desain Produk

a. Uji Coba Instrumen

Langkah – langkah desain produk:

1) Validitas

a. Perumusan KI dan KD

Dari 10 soal uraian yang

b. Perumusan materi modul

diuji cobakan ada delapan

c. Pembuatan modul berbasis CTL

soal yang dinyatakan valid

d. Melengkapi modul berbasis CTL

yaitu soal nomor 2, 3, 5, 6, 7,

dengan Authentic Assessment

8, 9, dan 10. Sedangkan soal

e. Mengimport modul ke FlipBook

yang tidak valid ada dua yaitu

Maker

soal nomor 1 dan 4.

f. Memodifikasi FlipBook Maker

2) Reliabilitas
Diperoleh r11  0,77 . Karena

g. Produk
3. Hasil Validasi Ahli

r11  0,70 yaitu

a. Validasi Ahli Media Pembelajaran

r11  0,77  0,70 , sehingga

Hasil penilaian ahli media
pembelajaran
modul

85%,

diperoleh
aspek

instrumen tes dinyatakan

aspek

reliabel.

rekayasa

3) Tingkat Kesukaran

perangkat lunak 83%, dan aspek
86

berasal dari populasi yang

Dari 10 soal uraian yang

berdistribusi normal.

diuji cobakan ada enam soal

b) Uji Normalitas Data Akhir

dengan kriteria mudah, tiga
soal dengan kriteria sedang

Diperoleh L0 = 0,2324

dan satu soal dengan kriteria

dengan n = 10 dan taraf

sukar.

signifikan

4) Daya Pembeda

5%

diperoleh

harga L = 0,258. Karena L0

Dari 10 soal uraian yang

< L yaitu 0,2324 < 0,258

diuji cobakan ada empat soal

maka

H0

dengan kriteria kurang baik
berarti

dan harus dibuang, satu soal

diterima yang

bahwa

sampel

berasal dari populasi yang

dengan kriteria cukup dan

berdistribusi normal.

perlu diperbaiki, empat soal
dengan kriteria baik dan satu

2) Uji Homogenitas

soal dengan kriteria sangat

Data berasal dari nilai

baik .

pretest dan posttest diperoleh F

b. Uji Coba Kelompok Kecil
Dalam

hal

ini

= 2,037 pada n = 10 dan taraf

peneliti

signifikan 5% akan diperoleh

mengambil 10 siswa dari kelas X
MIA 2 sebagai kelas uji coba

0,235  Fhit  4,54 .

produk (kelompok kecil) yang

0,235  Fhit  4,54

yaitu

dipilih secara acak. Pada uji coba

0,235  2,037  4,54

maka

kelompok kecil dilakukan pretest

H0

sebagai data awal dan posttest

pretest

1) Uji Normalitas

sama

atau

rata
Diperoleh t hit  11,01pada

dengan n = 10 dan taraf
5%

diperoleh

n = 10 dan taraf signifikan 5%

harga L = 0,258. Karena L0

akan

< L yaitu 0,2064 < 0,258

Karena

berarti

adalah

3) Uji Kesamaan Dua Rata –

Diperoleh L0 = 0,2064

H0

berarti

homogen.

a) Uji Normalitas Data Awal

maka

yang

bahwa varians posttest dan

sebagai data akhir.

signifikan

diterima

Karena

diterima yang

bahwa

diperoleh

t tab  1,73 .

t hit  1,73

yaitu

11,01  1,73 maka H 0 ditolak

sampel

87

atau H a diterima yang berarti

sebagai kelas eksperimen dan

bahwa rata – rata nilai posttest

untuk

siswa sesudah menggunakan

memilih kelas X MIA 4 sebagai

modul lebih baik daripada rata

kelas

– rata nilai pretest

eksperimen dan kelas kontrol

siswa

posttest

Pada

kelas

nilai posttest.

Peningkatan hasil rata - rata
dan

kontrol.

peneliti

diberikan tes evaluasi sebagai

sebelum menggunakan modul.

pretest

pembanding

1) Uji Normalitas

dapat

a) Uji Normalitas Data Awal

dihitung menggunakan N-Gain

Untuk kelas eksperimen

skor N-Gain diperoleh skor

L0

pada

rentang

diperoleh

0,3  g  0,7 dengan

kategori

untuk kelas kontrol diperoleh

0,55

berada

= 0,076 dan

L0 = 0,103 dengan masing -

sedang.
Selain
instrumen

menggunakan
berupa

signifikan 5% akan diperoleh

juga

harga L = 0,161. Karena untuk

instrumen

kelas eksperimen L0 < L yaitu

angket. Hasil penilaian siswa

0,076 < 0,161 dan untuk kelas

pretest

soal

tes

masing n = 30 dan taraf

posttest,

dan

menggunakan

diperoleh aspek modul 91%,
aspek

materi

90%,

kontrol L0 < L yaitu 0,103 <

aspek
0,161 maka H 0 diterima yang

bahasa dan tampilan 93% serta

berarti bahwa kedua sampel

aspek contoh soal dan latihan

yaitu kelas eksperimen dan

91%. Presentase keseluruhan

kelas

yang diperoleh adalah 92%

populasi

dengan kriteria sangat baik
sehingga
divalidasi

produk
dapat

kontrol
yang

berasal

dari

berdistribusi

normal.

yang
dikatakan

b) Uji Normalitas Data Akhir

layak.

Untuk

c. Uji Coba Kelompok Terbatas

kelas

eksperimen diperoleh L0

Uji coba kelompok terbatas
untuk

mengetahui

= 0,093 dan untuk kelas

dari

penggunaan

kontrol diperoleh L0 =

modul. Dalam uji coba kelompok

0,124 dengan masing -

terbatas ini dipilih kelas X MIA 3

masing n = 30 dan taraf

bertujuan
keefektifan

88

signifikan

5%

akan
b) Uji

diperoleh harga L = 0,161.
Karena

untuk

Homogenitas

Data

Akhir

kelas

Dalam uji ini data

eksperimen L0 < L yaitu
0,093 < 0,161 dan untuk

akhir

kelas kontrol L0 < L yaitu

adalah nilai tes evaluasi
kelas

0,124 < 0,161 maka H 0
diterima

yang

berarti

uji

taraf signifikan 5% akan
diperoleh
0,46  Fhit  2,211 .

2) Uji Homogenitas
Homogenitas

Karena

Data

0,46  Fhit  2,211

Awal

H 0 diterima yang berarti

digunakan

adalah nilai UTS kelas

bahwa

eksperimen

eksperimen

dan

yaitu

0,46  1,242  2,211 maka

Dalam uji ini data
yang

Hasil

1,242 pada n = 30 dan

dari

normal.

awal

dan

homogenitas diperoleh F =

populasi yang berdistribusi

a) Uji

kontrol.

perhitungan

kelas eksperimen dan kelas
berasal

digunakan

eksperimen

kelas

bahwa kedua sampel yaitu

kontrol

yang

kelas

varians
dan

kelas
kelas

kontrol. Hasil perhitungan

kontrol adalah sama atau

uji homogenitas diperoleh

homogen.
3) Uji Kesamaan Dua Rata –

F = 1,189 pada n = 30 dan
taraf signifikan 5% akan

rata

diperoleh

t hit  5,266

Diperoleh

0,46  Fhit  2,211 .

pada

Karena 0,46  Fhit  2,211

signifikan

yaitu 0,46  1,189  2,211

t tab  1,671 . Karena t hit  1,671

maka H 0 diterima yang

yaitu 5,266  1,671 maka H 0

berarti bahwa varians kelas

ditolak atau H a diterima yang

eksperimen

berarti bahwa rata – rata nilai

dan

kelas

n

=

30
5%

dan

taraf

diperoleh

kontrol adalah sama atau

siswa

homogen.

modul lebih baik daripada rata

89

yang

menggunakan

– rata nilai siswa yang tidak

DAFTAR PUSTAKA

menggunakan modul.

Akyurek, Erkan, Ozlem Afacan. 2013.
Effects of Brain-Based Learning
Approach on Students’ Motivation

KESIMPULAN

and Attitudes Levels in Science

Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Class.

1.

Journal of Education (MIJE). Vol.

Dihasilkan
interaktif

produk
dengan

multimedia
menggunakan

Mevlana

International

3(1), pp. 104-119, 1 April, 2013.

pendekatan Brain Based Learning
berbasis

Macromedia

Astuti, Dwi. 2006. Teknik Membuat

Flash

Animasi Profesional Menggunakan

berbantu software Cabri 3D yang
disesuaikan

dengan

Macromedia Flash 8. Yogyakarta:

model

C.V Andi Offset.

pengembangan ADDIE.
2.

Multimedia

interaktif

menggunakan
Based

Flash

Budiman,

Hedi.

Peningkatan

2010.

Brain

Kemampuan Berpikir Kritis Dan

berbasis

Kreatif Matematis Siswa Melalui

berbantu

Pendekatan Pembelajaran Berbasis

pendekatan

Learning

Macromedia

dengan

software Cabri 3D pada materi

Masalah

bangun ruang sisi datar valid

Cabri 3D. Mahasiswa Pendidikan

digunakan dalam pembelajaran. Hal

Matematika, SPs UPI Bandung.

Berbantuan

Software

tersebut dapat dilihat dari hasil
Dynarski,dkk. 2007. Effectiveness of

validasi ahli media dan materi yang

3.

berada pada kategori baik.

Reading and Mathematics Software

Penggunaan multimedia interaktif

Products: Findings from the First

tersebut juga efektif digunakan

Student

dalam pembelajaran serta dapat

DEPARTMENT

meningkatkan

EDUCATION:

motivasi

belajar

Cohort.

U.

OF
IES

National

Foreducation

Evaluation

peserta didik, hal tersebut dapat

Center

dilihat pada prestasi belajar kelas

And Regional Assistance.

eksperimen yang lebih baik dari

S.

Guven, Bulent, Temel Kosa. 2008. The

pada kelas kontrol.

Effect Dynamic Geometry Software
on Student Mathematics Teachers’
Spatial Visualization Skills. The
Turkish

90

Online

Journal

of

Educational Technology – TOJET

Ussher,

James,

dkk.

October 2008. ISSN: 1303-6521

Effectiviness

of

Volume 7 Issue 4 Article 11.

Multimedia

2014.

The

Interactive

Courseware

as

Instructional Medium for Teaching.
Munir. 2012. Multimedia (Konsep dan
Aplikasi

dalam

British Journal of Education. Vol 2,

Pendidikan).

No.5, pp 36-47, October 2014.

Bandung: Alfabeta.
Pribadi, Benny A.. 2010. Model Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat.
Rehman,

Aziz-Ur,

Effectiveness

dkk.
of

2010.

Brain-Based

Learning Theory on Secondary
Level Students of Urban Areas.
Journal

Managerial

Sciences.

Volume VI Number 1.
Saleh, Salmiza. 2012. The Effectiveness
of

the

Brain

Based Teaching

Approach in Enhanching scientific
understanding

of

Newtonian

Physics Among from four Students.
Internasional

Journal

Environmental

&

of
Science

Education. Vol. 7, No.1 , January
2012, 107-122.
Sharma,

Pratibha.

Interactive

2013.

Role

Multimedia

of
for

Enhancing Students’ Achievement
and

Retention.

International

Women Online Journal of Distance
Education. July, 2013Volume: 2
Issue: 3 Article: 02 ISSN: 21470367.

91