Hubungan kadar serum 25-Hydroxyvitamin-D dengan indeks Scoring of Atopic Dermatitis (SCORAD) pada anak dermatitis atopik Chapter III VI

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain
Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan potong
lintang untuk mencari hubungan kadar serum 25-hydroxyvitamin-D dengan
dermatitis atopik pada anak.

3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di puskesmas Helvetia Medan. Waktu penelitian
dilaksanakan selama 4 bulan mulai Agustus sampai Desember 2015.

3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah pasien dermatitis atopik anak. Populasi terjangkau adalah
populasi target yang berobat ke puskesmas Helvetia Medan selama bulan
Agustus sampai Desember 2015. Sampel adalah populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel ditetapkan berdasarkan rumus uji hipotesis terhadap 1 populasi,
yaitu:
n=


Zα + Zβ
0.5 ln 1 + r
1–r

2

+ 3

Universitas Sumatera Utara

n = besar sampel

Zα = Kesalahan tipe I = 0.05 (tingkat kepercayaan 95%)  Zα = 1.96

Zβ = Kesalahan tipe II = 0.20  Zβ = 0,842
r

= koefisien korelasi minimal yang dianggap valid = 0.49 ( Peroni DG et all,


Correlation between serum 25-hydroxyvitamin D level

and severity of atopic

dermatitis in children.2011)
Zα + Zβ

n=

n=

2

0.5 ln 1 + r
1–r

+ 3

1.645 + 0.842


2

0.5 ln 1 + 0.49
1 – 0.49
n = 24,5

2,487
+ 3

=

0.5 ln 292

2

+ 3

 25 sampel

Menurut perhitungan di atas, besar minimal sampel yang dibutuhkan adalah 25

sampel

3.5.

Pemilihan Sampel
Sampel diambil dengan cara consecutive sampling

3.6.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.6.1. Kriteria inklusi:


Pasien berusia dibawah 5 tahun yang didiagnosis dengan dermatitis
atopik berdasarkan kriteria Hanifin dan Rajka



Pasien tidak menderita penyakit kulit lainnya


Universitas Sumatera Utara



Pasien tidak dalam masa pengobatan imunosupresan baik obat oral
maupun topikal (bebas obat selama 2 minggu)



Orangtua bersedia mengisi informed consent

3.6.2. Kriteria eksklusi:


Pasien dengan dermatitis atopik yang telah mendapatkan suplemen
vitamin D



Pasien dermatitis atopik yang sedang mendapatkan pengobatan

imunosupresan < 2 minggu bebas obat.



Pasien yang tidak bersedia diambil sampel darah

3.7. Pertujuan/ Informed Consent
Semua subyek penelitian diminta persetujuan dari orangtua setelah dilakukan
penjelasan terlebih dahulu. Formulir penjelasan terlampir dalam usulan penelitian
ini.

3.8. Etika Penelitian
Penelitian ini telah mendapat persetujuan oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.

3.9. Cara Kerja dan Alur Penelitian
1. Peneliti melakukan evaluasi terhadap kriteria inklusi dan eksklusi, maka anak
yang memenuhi kriteria, dilakukan penjelasan kepada orang tua dan
meminta persetujuan setelah penjelasan oleh peneliti.


Universitas Sumatera Utara

2. Dilakukan wawancara dan pengisian kuisioner yang dilakukan oleh peneliti
mengenai data dasar, seperti identitas sampel, identitas orang tua,
pekerjaan, pendidikan dan penghasilan serta ada tidaknya riwayat alergi
didalam keluarga.
3. Dilakukan pemeriksaan fisik lengkap terhadap anak yang dilakukan oleh
peneliti
• Berat badan sampel usia ≤ 1 tahun diukur menggunakan timbangan bayi.
Berat badan sampel usia
≥ 1 tahun diukur menggunakan timbangan
berdiri merk Camry. Pencatatan dilakukan dalam kilogram dengan desimal
(ketepatan sampai 0.1 kg).
• Tinggi badan diukur dengan menggunakan alat terbuat mikrotois terbuat
dari metal, dengan ketepatan 0.5 cm.
4. Menentukan derajat keparahan Dermatitis atopik dengan menggunakan
indeks SCORAD dan dilihat oleh supervisor
5. Dilakukan inform consent dan meminta persetujuan untuk ikut serta dalam
penelitian serta meminta persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan darah.
6. Keluarga menandatangani lembar persetujuan pengambilan darah.

7. Dilakukan pengambilan sample darah secara teknik asepsis sebanyak 1,5 cc
melalui vena mediana cubiti oleh analis dari laboratorium Thamrin yang
sudah terampil
8. Dilakukan

pemeriksaan

serum

25-hydroxyvitamin-D

(25(OH)D)

ke

laboratorium Thamrin Medan. Pemeriksaan serum vitamin D dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan alat merk Alegria® berdasarkan sistem Enzym Linked

Immunosorbent Assay (ELISA).
9. Nilai kadar 25-Hydroxyvitamin-D dihubungkan dengan indeks SCORAD
10. Pengolahan dan analisis data
11. Pasien dermatitis atopik diberikan terapi dengan emollient. Pasien dengan
nilai serum vitamin D < 20 nm/ml diberikan vitamin D 400 IU/hari.

Alur Penelitian
Pasien yang datang
ke puskesmas
Helvetia
Kriteria Hanifin dan
Rajka
Dermatitis atopik

Indeks
SCORAD

Kadar serum
25(OH)D


Analisis data

Gambar 5. Alur penelitian

3.10. Identifikasi Variabel
Variabel bebas

Skala

Kadar serum 25-Hydroxyvitamin-D

Numerik

Universitas Sumatera Utara

Variabel tergantung

Skala

Indeks SCORAD


Numerik

3.11. Definisi Operasional
1. Dermatitis atopik adalah adalah penyakit kulit yang paling sering dijumpai
pada bayi dan anak, ditandai dengan reaksi inflamasi pada kulit dan didasari
faktor herediter dan lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema,
papula, vesikel, krusta, skuama dan pruritus yang hebat , ditegakkan dengan
menggunakan kriteria Hanifin Rajka. Ditegakkan DA apabila memenuhi 3
dari 4 kriteria mayor dan 3 dari 23 kriteria minor.
2. Indeks Scoring of Atopic Dermatitis (SCORAD) : adalah suatu alat untuk
menilai derajat keparahan dermatitis atopik yang dibuat berdasarkan
konsensus The European Task force on Atopic dermatitis (ETFAD) dengan
menilai penjumlahan dari A/5+7B/2+C, dimana A= luas lesi ( skor = 0 -100 ),
B = intensitas morfologi lesi ( skor 0 – 18 ) dan C = keluhan subjektif ( skor =
0 -20 ). Derajat keparahan ringan bila skor < 25, sedang bila skor 25 – 50
dan beratbila skor > 50.
3. Atopi adalah kecendrungan seseorang atau keluarga untuk membentuk
antibodi Ig E sebagai respon terhadap alergen
4. Vitamin D adalah suatu hormon yang memiliki fungsi fisiologis multiple
5. 25-Hydroxyvitamin-D ( Calcidiol) adalah suatu metabolit vitamin D yang stabil
dan paling banyak berada didalam serum manusia, memiliki waktu paruh 3

Universitas Sumatera Utara

minggu didalam serum, dan cukup akurat menunjukkan total vitamin D yang
tersimpan ditubuh.
6. Pemeriksaan vitamin D adalah pemeriksaan kwantitatif untuk mengetahui,
menentukan 25-Hydroxyvitamin-D dalam serum atau dalam serum plasma
menggunakan sistem ELISA. Dikatakan defisiensi jika kadar serum 25(OH)D
< 20ng/ml, Insufisiensi jika kadar serum 25 (OH)D diantara 21 sampai 29 dan
dikatakan cukup jika kadar serum 25(OH) > 30 ng/ml.

3.12. Pengolahan dan Analisa Data
Untuk menilai distribusi data digunakan uji Shapiro Wilk. Ditemukan distribusi
data tidak normal. Untuk menilai korelasi kadar serum 25-Hydroxyvitamin-D
dengan indeks SCORAD pada anak dermatitis atopik yang berskala numerik
dengan distribusi data tidak normal digunakan uji korelasi spearman. Data yang
terkumpul diolah dan dianalisis dengan interval kepercayaan 95% dan
kemaknaan P < 0.05.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1

Karakteristik Demografi
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Helvetia Medan sejak bulan September

2015 sampai Desember 2015. Terdapat 40 anak dengan diagnosis dermatitis atopik, 14
anak tidak memenuhi kriteria inklusi (tidak bersedia dilakukan pemeriksaan darah) dan
sebanyak 26 orang

anak diikutkan dalam penelitian ini. Seluruh sampel dilakukan

penilaian Indeks SCORAD dan pemeriksaan kadar serum 25-Hydroxyvitamin-D.
Distribusi dan karakteristik sampel terlihat pada tabel 4.1. Anak berjenis kelamin
laki-laki terdapat sebanyak 16 orang (16/26) dan perempuan sebanyak 10 orang
(10/26). Anak berusia kurang dari 1 tahun sebanyak 11 orang (11/26), usia antara 1
hingga 5 tahun sebanyak 15 orang (15/26). Rerata berat badan dan tinggi badan
subyek berturut-turut adalah 10.4 kg dan 78.0 cm. Status gizi subyek umumnya dengan
status gizi baik sejumlah 22 orang (22/26) , gizi lebih sebanyak 2 orang (2/26), gizi
kurang sebanyak 1 orang (1/26) dan gizi buruk sebanyak 1 orang (1/26). Hasil
pemeriksaan terhadap Indeks SCORAD menunjukkan sebagian anak (13/26) dengan
Index SCORAD sedang, 3 anak (3/26) dengan indeks SCORAD berat dan 10 anak
(10/26) dengan indeks SCORAD ringan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1

Karakteristik Demografi

Karakterist Demografi

n = 26

Jenis Kelamin
Laki-laki

16 (16/26)

Perempuan

10 (10/26)

Umur
< 1 tahun

11 (11/26)

1 – 5 tahun

15 (15/26)

Urutan kelahiran :
Ke – 1

10(10/26)

Ke – 2

10(10/26)

Ke – 3

5(5/26)

Ke – 4

1(1/26)

Berat badan, rerata (SB), kg

10.4 (4.85)

Tinggi badan, rerata (SB), cm

78.0 (19.03)

Gizi
Lebih

2 (2/26)

Baik

22 (22/26)

Kurang

1 (1/26)

Buruk

1 (1/26)

Riwayat atopi keluarga
Tidak ada

9 (9/26)

Ayah atopi

1 (1/26)

Ibu atopi
Kedua orang tua atopi

8 (8/26)

Saudara kandung atopi

11 (11/26)

3 (3/26)

Indeks SCORAD
Ringan

10 /(10/26)

Sedang

13 (13/26)

Berat
Rerata indeks SCORAD

3 (3/26)
32.0 (14.99)

Universitas Sumatera Utara

4.2

Nilai Indeks Scorad dan Kadar Serum 25-hydroxyvitamin-D
Hasil penelitian menunjukkan rerata Indeks SCORAD subyek penelitian adalah

32.0 dengan simpang baku 14.99, nilai terendah dan tertinggi masing-masing adalah
10.9 dan 71.4. Sementara itu untuk kadar Serum 25-hydroxyvitamin-D diperoleh nilai
rerata 41,6 dengan simpangan baku 24.81, kadar terendah dan tertinggi masing-masing
adalah 31.58 – 51.62. Hal ini terlihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2

Nilai indeks SCORAD dan kadar serum 25-Hydroxyvitamin-D
Rerata
(SB)

Indeks SCORAD

32.0

Minimum

Maksimum

95% IK

P

10.9

71.4

25.95 –

0.248

(14.99)
Serum 25-

41.6

hydroxyvitamin-D

4.3.

38.06
10

(24.81)

137

31.58 –