Pendidikan kewarganegaraan di Italia dan
Seli Nurpianti
1506036
Fisika B
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
Indonesia merupakan negara demokratis, tak heran jika warga negaranya dituntut
untuk berperilaku aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar tercipta masyarakat
yang aktif, maka sejak sekolah dasar kita tentu sudah mendapatkan materi mengenai
pendidikan kewarganegaraan. Hal itu terus berlanjut hingga menginjak dunia perkuliahan
tingkat awal.
Pendidikan kewarganegaraan secara substantif dan pedagogis didesain untuk
mengembangkan warga negara yang cerdas dalam seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Saat
ini Pendidikan kewarganegaraan sudah menjadi bagian inheren dari instrumentasi pendidikan
nasional Indonesia dalam lima status:
1. Sebagai mata pelajaran di sekolah.
2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.
3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam
kerangka program pendidikan guru.
4. Sebagai program pendidikan politik yaitu sebagai suatu crash program.
5. Sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok
pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir
mengenai pendidikan kewarganegaraan. (Sumarsono, 2006)
Berdasarkan Kep. Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan dirumuskan dalam visi, misi dan kompetensi, yaitu:
Pasal 1: Visi pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah merupakan
sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi,
guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
seutuhnya.
Pendidikan Kewarganegaraan
Pasal 2: Misi pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah untuk
membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab.
Pasal 3 (1): Standar kopetensi kelompok MPK yang wajib dikuasaii mahasiswa
meliputi pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya dan kewarganegaraan dan
mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki
kepribadian yang mantap; berpikir kritis; bersikap rasional, etis, estetis dan dinamis;
berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban.
(2): Kompetensi dasar untuk mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan
sebagai berikut: Menjadi ilmuan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air,demokratis yamg berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki
daya saing,berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan sistem nilai Pancasila
Hakekat PKN adalah untuk membekali dan memantapkan mahasiswa dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang Pancasilais
dengan negara dan sesama warganegara. Dengan kemampuan dasar diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian
yang mantap, berfikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis, berpandangan luas,
bersikap demokratis dan berkeadaban.
Adapun Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilainilai dasar Pancasila, rasa kebanggaan dan cinta anah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab.
(Winaputra, 2007)
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas jelas, bahwa pendidikan kewarganegaraan
wajib diikuti oleh setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi di Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan di Italia
Pendidikan di Italia diatur oleh Departemen Pendidikan, Universitas dan Penelitian
dengan cara yang berbeda tergantung pada bentuk hukum (sekolah negeri, sekolah swasta,
sekolah swasta). Pelatihan tergantung bukan oleh daerah. (Wikipedia, tanpa tahun)
Pendidikan Tinggi (Universita) yang ada di Italia tersedia untuk semua siswa jika
mereka telah menyelesaikan lima tahun dari sekolah menengah dan menerima ijazah sekolah
menengah atas. Selain itu, sangatlah memungkinkan bagi siswa yang ingin menjadi
mahasiswa bila dirinya telah menyelesaikan sekolah kejuruan. Dalam rangka mendapatkan
ijazah sekolah menengah atas (diploma di maturità), siswa harus mengikuti ujian dan lulus
ujian baik secara tertulis maupun lisan. Pertama, mengenai ujian tertulis, mereka akan
diminta untuk membuat satu karangan (esai) yang berhubungan dengan sastra, sejarah, ilmu
pengetahuan, ataupun masyarakat. Tes tertulis yang kedua, biasanya berupa penelitian yang
berhubungan dengan spesialisasi yang mereka pilih. Tes tertulis yang ketiga adalah ujian
yang lebih umum dan mencakup pertanyaan mengenai isu-isu kontemporer dan siswa diminta
menjawab dengan menggunakan salah satu bahasa asing yang telah dipelajari. Jika mereka
lulus, maka mereka berhak mendapatkan ijazah sekolah menengah atas dan dapat
melanjutkan ke tingkat universitas dengan menunjukkan ijazah mereka tersebut. (Dini, 2011)
Mereka yang melanjutkan ke universitas akan mengenyam pendidikan selama 4–6
tahun. Pendidikan Tinggi di Italia didasarkan pada sistem yang ada di perguruan tinggi
tersebut. Otonomi dan kebebasan akademik tidak hanya melekat pada lembaga tersebut,
tetapi terjamin dalam undang-undang. Italia memiliki empat jenis lembaga pendidikan tinggi
yang mendidik jutaan siswa, yaitu :
42 universitas negeri,
6 perguruan tinggi swasta,
3 universitas teknik – Politecnici , dan
12 lembaga pendidikan tinggi dengan status khusus.
Di Italia, kerangka dasar kurikulum dan beban belajar mata pelajaran Civics yang
dikaitkan dengan history and geography untuk pendidikan dasar dan menengah, dilandasi
dengan prinsip statutory core atau diwajibkan sebagai materi inti, yang diorganisasikan
secara Separate atau terpisah dan integrated atau terpadu, dengan beban bealajar 4 jam per
minggu. Bahan kajian pendidikan kewarganegaraan tercakup dalam mata pelajaran Social
Pendidikan Kewarganegaraan
Sciences (Ilmu-ilmu Sosial). Kedudukan dalam program pendidikan bersifat wajib yang
dikemas sebagai inti yang terintegrasi. Beban belajar per minggi diserahkan kepada masingmasing sekolah. (Alfarizi, 2013)
Namun, pendidikan kewarganegaraan di universitas di Italia tidak banyak disinggung
dalam beberapa artikel di Italia, kebanyakan artikel membahas pentingnya pendidikan
kewarganegaraan untuk siswa sekolah dasar dan pertama. Menurut Bruno Losito dalam
artikel yang Ia buat tahun 2011, Pendidikan kewarganegaraan melibatkan dimensi lebih
(politik, sosial, budaya) dan bertujuan untuk membantu mengembangkan pada siswa dan
warga dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
berpartisipasi dalam kehidupan demokrasi.
Simona Baggiani dalam artikelnya yang berjudul “L'educazione alla cittadinanza
nella scuola italiana” (Pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah Italia) beranggapan
dalam Pedoman Nasional Personalised Rencana Studi, pendidikan untuk koeksistensi sipil
tidak disiplin tetapi melalui semua dan di ini turun. Melalui pendidikan harus
mempromosikan berbagai disiplin ilmu dan sebaliknya. Diperoleh dalam dokumen ini adalah
kondisi yang sangat diperlukan transversality delleducazione kewarganegaraan.
Namun, tantangan nyata dari proyek pendidikan kewarganegaraan sekolah baru akan
terdiri terutama dalam mencoba untuk mengatasi implan kumulatif program lama pendidikan
kewarganegaraan, ditandai dengan kelebihan tujuan, mengartikulasikan berbagai pendekatan
dalam koheren dan mendamaikan draft memperkuat dellidentit dan keterbukaan terhadap
pluralisme. (Baggiani, 2004)
Di negara Italia ataupun negara Indonesia sama-sama menginginkan warga negara
yang disiplin, kritis demokratis sehingga sudah dipupuk pengetahuan kewarganegaraannya
sejak dini. Perbedaannya mungkin di Indonesia sistem tersebut sudah berjalan dengan lancar
hingga menuju ke jenjang universitas, namun di Italia sendiri masih terdapat banyak opini
yang kontra karena tidak terlaksana. Tapi memang sudah mengharuskan semuanya
mendapatkan pelajaran kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan
DAFTAR PUSTAKA
Beggiani, Simona. 2004. Diakses melalui http://www.storiairreer.it/IndiceCittadinanza.htm
Bîrzéa C. Education for Democratic Citizenship: A Lifelong Learning Perspective, Doc.
DGIV7EDU7CIT 820009 21, Council of Europe, Strasbourg 20 June 2000,.
Dini. 2011. Sekilas Pendidikan di Italia. Dapat diakses melalui
http://disney347.blogspot.co.id/2011/02/sekilas-pendidikan-di-italia.html
Alfarizi. 2013. Dapat diakses melalui
https://musafakalfarizi.files.wordpress.com/2013/04/pendidikan-kewarganegaraan-diperguruan-tinggi1.pdf
Losito, Bruno. 2011. L’educazione civica e alla cittadinanza: due ricerche internazionali.
Università Roma, Brescia.
Schulz, W., Fraillon, J., Ainley, J., Losito, B., Kerr, D. 2008.
International Civic and
Citizenship Education Study. Assessment Framework, IEA, Amsterdam.
Sumarsono,S dkk.2006. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. PT Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Wikipedia. Diakses melalui https://it.wikipedia.org/wiki/Istruzione_in_Italia
Winataputra, Udin S & Budimansyah, Dasim. (2007). Civic Education. Bandung: Sekolah
Pasca Sarjana Program Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan
1506036
Fisika B
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
Indonesia merupakan negara demokratis, tak heran jika warga negaranya dituntut
untuk berperilaku aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar tercipta masyarakat
yang aktif, maka sejak sekolah dasar kita tentu sudah mendapatkan materi mengenai
pendidikan kewarganegaraan. Hal itu terus berlanjut hingga menginjak dunia perkuliahan
tingkat awal.
Pendidikan kewarganegaraan secara substantif dan pedagogis didesain untuk
mengembangkan warga negara yang cerdas dalam seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Saat
ini Pendidikan kewarganegaraan sudah menjadi bagian inheren dari instrumentasi pendidikan
nasional Indonesia dalam lima status:
1. Sebagai mata pelajaran di sekolah.
2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.
3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam
kerangka program pendidikan guru.
4. Sebagai program pendidikan politik yaitu sebagai suatu crash program.
5. Sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok
pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir
mengenai pendidikan kewarganegaraan. (Sumarsono, 2006)
Berdasarkan Kep. Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan dirumuskan dalam visi, misi dan kompetensi, yaitu:
Pasal 1: Visi pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah merupakan
sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi,
guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
seutuhnya.
Pendidikan Kewarganegaraan
Pasal 2: Misi pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah untuk
membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab.
Pasal 3 (1): Standar kopetensi kelompok MPK yang wajib dikuasaii mahasiswa
meliputi pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya dan kewarganegaraan dan
mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki
kepribadian yang mantap; berpikir kritis; bersikap rasional, etis, estetis dan dinamis;
berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban.
(2): Kompetensi dasar untuk mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan
sebagai berikut: Menjadi ilmuan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air,demokratis yamg berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki
daya saing,berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan sistem nilai Pancasila
Hakekat PKN adalah untuk membekali dan memantapkan mahasiswa dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang Pancasilais
dengan negara dan sesama warganegara. Dengan kemampuan dasar diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian
yang mantap, berfikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis, berpandangan luas,
bersikap demokratis dan berkeadaban.
Adapun Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilainilai dasar Pancasila, rasa kebanggaan dan cinta anah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab.
(Winaputra, 2007)
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas jelas, bahwa pendidikan kewarganegaraan
wajib diikuti oleh setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi di Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan di Italia
Pendidikan di Italia diatur oleh Departemen Pendidikan, Universitas dan Penelitian
dengan cara yang berbeda tergantung pada bentuk hukum (sekolah negeri, sekolah swasta,
sekolah swasta). Pelatihan tergantung bukan oleh daerah. (Wikipedia, tanpa tahun)
Pendidikan Tinggi (Universita) yang ada di Italia tersedia untuk semua siswa jika
mereka telah menyelesaikan lima tahun dari sekolah menengah dan menerima ijazah sekolah
menengah atas. Selain itu, sangatlah memungkinkan bagi siswa yang ingin menjadi
mahasiswa bila dirinya telah menyelesaikan sekolah kejuruan. Dalam rangka mendapatkan
ijazah sekolah menengah atas (diploma di maturità), siswa harus mengikuti ujian dan lulus
ujian baik secara tertulis maupun lisan. Pertama, mengenai ujian tertulis, mereka akan
diminta untuk membuat satu karangan (esai) yang berhubungan dengan sastra, sejarah, ilmu
pengetahuan, ataupun masyarakat. Tes tertulis yang kedua, biasanya berupa penelitian yang
berhubungan dengan spesialisasi yang mereka pilih. Tes tertulis yang ketiga adalah ujian
yang lebih umum dan mencakup pertanyaan mengenai isu-isu kontemporer dan siswa diminta
menjawab dengan menggunakan salah satu bahasa asing yang telah dipelajari. Jika mereka
lulus, maka mereka berhak mendapatkan ijazah sekolah menengah atas dan dapat
melanjutkan ke tingkat universitas dengan menunjukkan ijazah mereka tersebut. (Dini, 2011)
Mereka yang melanjutkan ke universitas akan mengenyam pendidikan selama 4–6
tahun. Pendidikan Tinggi di Italia didasarkan pada sistem yang ada di perguruan tinggi
tersebut. Otonomi dan kebebasan akademik tidak hanya melekat pada lembaga tersebut,
tetapi terjamin dalam undang-undang. Italia memiliki empat jenis lembaga pendidikan tinggi
yang mendidik jutaan siswa, yaitu :
42 universitas negeri,
6 perguruan tinggi swasta,
3 universitas teknik – Politecnici , dan
12 lembaga pendidikan tinggi dengan status khusus.
Di Italia, kerangka dasar kurikulum dan beban belajar mata pelajaran Civics yang
dikaitkan dengan history and geography untuk pendidikan dasar dan menengah, dilandasi
dengan prinsip statutory core atau diwajibkan sebagai materi inti, yang diorganisasikan
secara Separate atau terpisah dan integrated atau terpadu, dengan beban bealajar 4 jam per
minggu. Bahan kajian pendidikan kewarganegaraan tercakup dalam mata pelajaran Social
Pendidikan Kewarganegaraan
Sciences (Ilmu-ilmu Sosial). Kedudukan dalam program pendidikan bersifat wajib yang
dikemas sebagai inti yang terintegrasi. Beban belajar per minggi diserahkan kepada masingmasing sekolah. (Alfarizi, 2013)
Namun, pendidikan kewarganegaraan di universitas di Italia tidak banyak disinggung
dalam beberapa artikel di Italia, kebanyakan artikel membahas pentingnya pendidikan
kewarganegaraan untuk siswa sekolah dasar dan pertama. Menurut Bruno Losito dalam
artikel yang Ia buat tahun 2011, Pendidikan kewarganegaraan melibatkan dimensi lebih
(politik, sosial, budaya) dan bertujuan untuk membantu mengembangkan pada siswa dan
warga dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
berpartisipasi dalam kehidupan demokrasi.
Simona Baggiani dalam artikelnya yang berjudul “L'educazione alla cittadinanza
nella scuola italiana” (Pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah Italia) beranggapan
dalam Pedoman Nasional Personalised Rencana Studi, pendidikan untuk koeksistensi sipil
tidak disiplin tetapi melalui semua dan di ini turun. Melalui pendidikan harus
mempromosikan berbagai disiplin ilmu dan sebaliknya. Diperoleh dalam dokumen ini adalah
kondisi yang sangat diperlukan transversality delleducazione kewarganegaraan.
Namun, tantangan nyata dari proyek pendidikan kewarganegaraan sekolah baru akan
terdiri terutama dalam mencoba untuk mengatasi implan kumulatif program lama pendidikan
kewarganegaraan, ditandai dengan kelebihan tujuan, mengartikulasikan berbagai pendekatan
dalam koheren dan mendamaikan draft memperkuat dellidentit dan keterbukaan terhadap
pluralisme. (Baggiani, 2004)
Di negara Italia ataupun negara Indonesia sama-sama menginginkan warga negara
yang disiplin, kritis demokratis sehingga sudah dipupuk pengetahuan kewarganegaraannya
sejak dini. Perbedaannya mungkin di Indonesia sistem tersebut sudah berjalan dengan lancar
hingga menuju ke jenjang universitas, namun di Italia sendiri masih terdapat banyak opini
yang kontra karena tidak terlaksana. Tapi memang sudah mengharuskan semuanya
mendapatkan pelajaran kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan
DAFTAR PUSTAKA
Beggiani, Simona. 2004. Diakses melalui http://www.storiairreer.it/IndiceCittadinanza.htm
Bîrzéa C. Education for Democratic Citizenship: A Lifelong Learning Perspective, Doc.
DGIV7EDU7CIT 820009 21, Council of Europe, Strasbourg 20 June 2000,.
Dini. 2011. Sekilas Pendidikan di Italia. Dapat diakses melalui
http://disney347.blogspot.co.id/2011/02/sekilas-pendidikan-di-italia.html
Alfarizi. 2013. Dapat diakses melalui
https://musafakalfarizi.files.wordpress.com/2013/04/pendidikan-kewarganegaraan-diperguruan-tinggi1.pdf
Losito, Bruno. 2011. L’educazione civica e alla cittadinanza: due ricerche internazionali.
Università Roma, Brescia.
Schulz, W., Fraillon, J., Ainley, J., Losito, B., Kerr, D. 2008.
International Civic and
Citizenship Education Study. Assessment Framework, IEA, Amsterdam.
Sumarsono,S dkk.2006. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. PT Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Wikipedia. Diakses melalui https://it.wikipedia.org/wiki/Istruzione_in_Italia
Winataputra, Udin S & Budimansyah, Dasim. (2007). Civic Education. Bandung: Sekolah
Pasca Sarjana Program Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan