Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Agen Dalam Perjanjian Jual Beli Gas Elpiji (Studi Pada Pt.Pertamina Dan Pt.Rasita Mulia)

11

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hukum tentu sangat terkait dengan kehidupan sosial masyarakat. Dalam
konteks hubungan sosial masyarakat, dimensi hukum dapat dipahami sebagai
kaidah atau norma yang merupakan petunjuk hidup dan pedoman perilaku yang
pantas atau diharapkan. Disini hukum bermaksud mengatur tata tertib masyarakat
agar tercipta hubungan yang baik dalam melakukan hubungan hukum seperti
perjanjian.
Dalam hubungan antar sesama itu banyak diwarnai berbagai macam janji
yang merupakan pemenuhan kebutuhan hidup manusia itu sendiri, kita butuh akan
sebuah rumah maka kita dapat membelinya, maka terjadilah perjanjian yang
obyeknya sebuah rumah, kita perlu kerja sama dalam suatu kegiatan usaha dengan
pihak lain, maka kita dapat mengadakan perjanjian kerjasama dan lain
sebagainya.
Suatu perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata
sepakat, cakap dalam hukum, hal tertentu dan suatu sebab yang halal,
sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 1320 KUH Perdata. Apabila dalam


Universitas Sumatera Utara

12

suatu perjanjian telah terpenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka
suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membuatnya. 2
Perjanjian atau persetujuan menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah suatu
perbuatan hukum dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
seseorang atau lebih atau dapat juga diartikan suatu peristiwa dimana seseorang
berjanji kepada orang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu. 3
Perjanjian adalah hubungan hukum yang oleh hukum itu sendiri diatur dan
disahkan cara perhubungannya. Oleh karena itu perjanjian yang mengandung
hubungan hukum antara perorangan atau person adalah hal-hal yang terletak dan
berada dalam lingkungan hukum. Hubungan hukum antara pihak yang satu
dengan yang lain tidak bisa timbul dengan sendirinya. Hubungan itu tercipta
karena adanya “tindakan hukum”. Tindakan/perbuatan hukum yang dilakukan
oleh pihak-pihaklah yang menimbulkan hubungan hukum perjanjian, sehingga
terhadap satu pihak diberi hak oleh pihak yang lain untuk memperoleh prestasi.

Sedangkan pihak yang lain itupun menyediakan diri dibebani dengan “kewajiban”
untuk menunaikan prestasi. Jadi satu pihak memperoleh “hak/recht” dan pihak
sebelah lagi memikul “kewajiban/plicht” menyerahkan atau menunaikan prestasi. 4
2

Komariah, Hukum Perdata, Penerbit UMM Press, Malang, 2008, hal. 138.
Soebekti, R. Tjitronudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, cetakan XXV,
PT.Pradnya Paramita, Jakarta,1992, hal.305.
3

4

M.Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Jakarta,1982,hal 34.

Universitas Sumatera Utara

13

Di dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, Gas Elpiji merupakan salah
satu alternatif energi bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain

sebagian besar bahan bakar alat dapur, elpiji juga cukup banyak digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor walaupun mesin kendaraannya harus
dimodifikasi terlebih dahulu.
Elpiji adalah brand Pertamina untuk LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG
merupakan gas hidrokarbon produksidari kilang minyak dan kilang gas dengan
komponen utama gas propane (C3H8) dan Butane (C4H10). Pada tekanan
atmosfir, LPG berbentuk gas, tetapi untuk kemudahan distribusinya, LPG diubah
fasanya menjadi cair dengan memberi tekanan. Dalam bentuk cair, LPG mudah
didistribusikan dalam tabung ataupun tanki. 5 Di Indonesia, LPG digunakan
terutama sebagai bahan bakar untuk memasak. Konsumen LPG bervariasi, mulai
dari rumah tangga, kalangan komersial (restoran, hotel) hingga industri.
Dikalangan industri, LPG digunakan sebagai bahan bakar pada industri. Di
kalangan industri, LPG digunakan sebagai bahan bakar pada industri makanan,
keramik, gelas serta bahan bakar forklift. Selain itu, LPG juga dapat digunakan
sebagai bahan baku industri aerosol serta refrigerant ramah lingkungan. 6
PT. PERTAMINA merupakan salah satu pelaku ekonomi yang membuat
banyak perjanjian jual beli dengan beberapa pihak, pihak-pihak yang dimaksud
dalam penulisan ini adalah para agen dan konsumen, dimana perjanjian jual beli
tersebut dapat membuat suatu perjanjian jual beli yang dibuat oleh para pihak
masing-masing berada, hal ini terjadi karena adanya aspek-aspek hukum yang ada

5

Diakses dari http://www.gasdom.pertamina.com, pada tanggal 20 Februari 2014 pukul
15.35 wib

Universitas Sumatera Utara

14

yaitu hukum apa yang akan dipergunakan untuk perjanjian jual beli yang akan
dilaksanakan PT.PERTAMINA dengan agen elpiji memiliki ketentuan hukum
perdata dan hukum dagang dan perjanjian jual beli sering batal, dikarenakan
adanya perbedaan pemahaman tentang isi perjanjian yang disebabkan pihak
konsumen tidak memenuhi persyaratan tentag prosedur penjualan sehingga
menimbulkan sengketa dalam perjanjian jual beli gas elpiji, sehingga hal tersebut
menarik untuk diteliti.
Demikianlah yang menjadi alasan sehingga penulis memilih judul :
“TINJAUAN

YURIDIS


PERTANGGUNGJAWABAN

AGEN

DALAM

PERJANJIAN JUAL BELI GAS ELPIJI (STUDI PADA PT.PERTAMINA DAN
PT.RASITA MULIA)”
Penulisan ini diangkat sebagai suatu penelitian karena melihat dan
mengetahui bahwa perjanjian itu merupakan perikatan yang banyak terjadi
didalam masyarakat, mengingat dikenalnya asas kebebasan berkontrak didalam
Hukum perjanjian, sehingga banyak pula corak ragam serta ketentuan yang
diperbuat oleh para pihak, misalnya saja mengenai perjanjian jual beli yang
menjadi topik pembahasan pada skripsi ini.

B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.

6

Bagaimanakah ruang lingkup perjanjian pegangkutan gas elpiji?

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

15

2. Bagaimanakah perjanjian jual beli gas elpiji antara PT.PERTAMINA
dengan PT.RASITA MULIA?
3. Bagaimanakah pertanggungjawaban Agen dalam perjanjian jual beli
gas elpiji antara PT.PERTAMINA dengan PT.RASITA MULIA?

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
a. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang ruang lingkup perjanjian pengangkutan gas elpiji
2. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan perjanjian jual beli gas elpiji antara

PT.PERTAMINA dengan PT.RASITA MULIA
3. Untuk mengetahui tentang pertanggungjawaban Agen dalam perjanjian jual
beli gas elpiji antara PT.PERTAMINA dengan PT.RASITA MULIA
b. Manfaat Penulisan
Berangkat dari perumusan masalah dan tujuan penulisan skripsi iini
diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :
1. Apabila dilihat dari segi teoritis dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
masukan kepada pihak yang berkepentingan khususnya dalam melaksanakan
kontrak Jual beli pada PT. Pertamina dan PT. Rasita Mulia
2. Apabila dilihat secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan sebagai
masukan kepada masyarakat pada umumnya dan para pelaku bisnis pada
khususnya tentang resiko yang terjadi sebagai akibat tidak memenuhi hak dan
kewajiban dalam kontrak Jual Beli.

Universitas Sumatera Utara

16

3. Untuk menambah pengetahuan masyarakat luas terutama pembacanya tentang
hubungan hukum yang berdasarkan Kontrak Jual Beli


D. Keaslian Penulisan
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui oleh penulis di lingkkungan
Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Hukum, maka penulisan tentang
TINJAUAN

YURIDIS

PERTANGGUNGJAWABAN

AGEN

DALAM

PERJANJIAN JUAL BELI GAS ELPIJI (STUDI PADA PT. PERTAMINA DAN
PT. RASITA MULIA) belum pernah dilakukan.
Terdapat satu skripsi yang membahas topik tentang perjanjian jual beli gas
elpiji di Fakultas Hukum USU yaitu milik skripsi dari Rustam Sitanggang tahun
1994 dengan judul Tinjauan hukum terhadap perjanjian jual beli gas elpiji antara
Pertamina UPPDN 1 Medan dengan Agen penyalur (studi pada Pertamina

UPPDN 1 Medan). Skripsi tersebut membahas tentang perjanjian jual beli gas
elpiji antara Pertamina dengan Agen Penyalur.
Penelitian yang saya lakukan membahas tentang pertanggungjawaban
agen dalam perjanjian jual beli gas elpiji. Saya juga melakukan studi pada
PT.Pertamina dengan PT.Rasita Mulia untuk meneliti bagaimana pelaksanaan
tanggung jawab agen dalam perjanjian jual beli gas elpiji.
Dengan demikian dilihat dari permasalahan dalam penulisan dapat
dikatakan bahwa skripsi ini adalah merupakan karya tulis penulis asli.

Universitas Sumatera Utara

17

E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam sistem Hukum Indonesia masalah-masalah yang berkaitan dengan
dunia usaha diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP), KUHD merupakan ketentuan
khusus ( Lex Specialis) dan KUHP merupakan ketentuan umum (lex generalis).
Dan dalam pokok pembahasan ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan
perjanjian jual beli dan asas kebebasan berkontrak.

Menurut Soebekti perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang
berjanji kepada orang lain atau dimana 2 (dua) orang saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal. 7
Didalam hukum perjanjian dikenal adanya asas berkontrak yaitu setiap
orang diberi kebebasan dalam hal menentukan klausula atau isi dari perjanjian
yang mengikat para pihak pembuat perjanjian sepanjang tidak melanggar batasanbatasan yang ditentukan dan berdasarkan kehendak para pihak yang membuat
perjanjian maka dapat diadakan pengecualian terhadap pasal-pasal dari hukum
Perjanjian yang terdapat dalam KUHPerdata.
Kebebasan berkontrak adalah salah satu asas yang sangat penting dalam
KUHPerdata (hukum perjanjian) kebebasan ini adalah merupakan pancaran hak
asasi manusia. Kebebasan berkontrak ini berlatar belakang pada paham
individualisme, yang secara embrional lahir pada zaman Yunani, kemudian
diteruskan oleh kaum Epicustern dengan perantaraan ajaran-ajaran Hugo de
7

R. soebekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1987,hal.1.

Universitas Sumatera Utara

18


Groot,

Thomas

Hobbes,

dan

john

Locke

serta

Rousseau,

puncak

perkembangannya tercapai pada periode setelah revolusi Perancis. 8
Menurut R. Subekti dan Tjitrosudibyo, jual beli adalah suatu persetujuan
dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah diperjanjikan. 9
Suatu perjanjian yang dibuat oleh seseorang dengan yang lain atau lebih
akan menimbulkan suatu hubungan hukum yang dinamaka perikatan, jadi dapat
disimpulkan bahwa perjanjian adalah sumber perikatan di samping sumbersumber lainnya.
Definisi dari Pasal 1313 KUHPerdata ini menurut para sarjana hukum
tidak lengkap dan terlalu luas. Mariam Darus Badrulzaman, berpendapat : 10
“Definisi yang terdapat di dalam ketentuan di atas tidak lengkap, dan terlalu
luas. Tidak lengkap karena yang dirumuskan itu hanya mengenai perjanjian
sepihak saja. Definisi ini dikatakan terlalu luas karena dapat mencakup hal-hal
yang mengenai janji kawin, yaitu perbuatan di dalam lapangan hukum keluarga
yang menimbulkan perjanjian juga, namun istimewa sifatnya karena dikuasai oleh
ketentuan-ketentuan sendiri sehingga Buku III secara langsung tidak berlaku
terhadapnya.”
8

Mariam Darus Badrul Zaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung, Citra Aditya

Bakti,2001,hal.84-85.
9

Subekti, Op.Cit, hal. 203.

10

Mariam Darus Badrul Zaman, KUHperdata. Buku III Hukum Perikatan Dengan

Penjelasan, Alumnim Bandung,1993,hal. 33.

Universitas Sumatera Utara

19

Wirjono prodjodikoro mengemukakan arti perjanjian sebagai suatu
perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana satu
pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak
melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan perjanjian
itu. 11

Berdasarkan pengertian jual beli menurut Pasal 1457 KUHPerdata yang
telah dikemukakan pada alenia tersebut diatas, Hasanuddin Rahman mengatakan
dari pengertian Pasal 1457 KUHPerdata diatas, dapat dikemukakan lebih lanjut
bahwa:

“Terdapat dua pihak yang saling mengikatkan dirinya, yang masingmasing mempunyai hak dan kewajiban yang timbul dari perikatan jual belli
tersebut.
1. Pihak yang satu berhak untuk mendapatkan/menerima pembayaran dan
berkewajiban menyerahkan suatu kebendaan, sedangkan pihak lainnya berhak
mendapatkan/menerima suatu kebendaan dan berkewajiban menyerahkan
suatu pembayaran.
2. Hak bagi pihak yang satu merupakan kewajiban bagi pihak lainnya, begitupun
sebaliknya, kewajiban bagi pihak yang satu merupakan hak bagi pihak yang
lain.
3. Bila salah satu hak tidak terpenuhi atau kewajiban tidak dipenuhi oleh satu
pihak, maka tidak akan terjadi perikatan jual beli.” 12
11

Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit, hal.139.

12

Hasanuddin Rahman, Contract Drafting, PT. Citra Aditya bakti, Bandung. 2003, hal.24.

Universitas Sumatera Utara

20

Berdasarkan penjelasan para sarjana tersebut diatas, jual beli merupakan suatu
bentuk perjanjian yang melahirkan perikatan untuk memberikan sesuatu, yang
akan terwujud dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual, dan
penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. Jual beli senantiasa terletak pada
dua sisi hukum perdata, yaitu hukum kebendaan dan hukum perikatan. Pada sisi
hukum kebendaan , jual beli melahirkan hak bagi kedua belah pihak atas tagihan
berupa penyerahan kebendaan pada satu pihak dan pembayaran harga pada pihak
lainnya. Pada sisi hukum perikatan, jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian
yang melahirkan kewajiban dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh
penjual dan penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. Walaupun demikian
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata melihat jual beli hanya dari sisi perikatan
semata-mata yaitu dalam bentuk kewajiban dalam lapangan harta kekayaan dari
masing-masing pihak secara bertimbal balik, oleh karena itu jual beli dimasukkan
dalam buku ketiga Kitab Undang-Undang Hukum perdata tentang perikatan.
Berdasarkan pada rumusan yang diberikan tersebut jual beli merupakan
suatu bentuk perjanjian yang melahirkan kewajiban atau perikatan untuk
memberikan sesuatu, yang didalam hal ini terwujud dalam bentuk penyerahan
kebendaan yang dijual oleh penjual, dan penyerahan uang oleh pembeli kepada
penjual. Jika dianalisa jual beli senantiasa terdapat dua sisi hukum perdata, yaitu
hukum kebendaan dan hukum perikatan. Dikatakan demikian karena pada sisi
hukum kebendaan, jual beli melahirkan hak bagi kedua belah pihak atas tagihan,
yang berupa penyerahan kebendaan pada pihak lainnya sedangkan sari sisi
perikatan, jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang melahirkan

Universitas Sumatera Utara

21

kewajiban dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual dan
penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual.

F. Metode Penelitian
Penelitian Ilmiah adalah suatu proses pemecahan permasalahan dengan
menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris, sehingga akan
ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran atau
pengetahuan ilmiah. 13
1. Pendekatan Pengumpulan Data
Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan secara yuridis normative dan
yuridis empiris, yaitu menitikberatkan pada penggunaan data sekunder dan data
primer.
2. Tahap Penelitian
Penelitian ini dibagi dalam 3 (tiga) tahap antara lain:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data sekunder awal yaitu
dengan melakukan outline, menyesuaikan judul, membuat kuisioner dan lainlain.
Tahapan ini berlangsung selama satu bulan yaitu sejak tanggal 25 Januari
hingga 25 Februari 2014.
b.

Tahap

Pengumpulan

Data

Pada tahap pengumpulan data ini berlangsung dari tanggal 27 Desember 2013

Universitas Sumatera Utara

22

hingga 15 Februari 2014, dimana dalam tahapan ini penulis melakukan
pengumpulan data secara langsung melalui teknik wawancara.
c. Tahapan Penulisan
Pada tahapan ini Penulisan ini berlangsung sejak tanggal 25 Januari hingga 5
april 2014
3.Tehnik Pengumpulan Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini melliputi data sekunder
dan data primer. Data sekunder yang digunakan dalam penellitian ini mencakup
bahan-bahan yaitu:
a) Data hukum primer yaitu berupa KUHPerdata, KUHD, dan Undang-Undang
no.8 tahun 1971 tentang perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Negara (PERTAMINA) yang diundangkan dalam lembaran Negara No.76
tahun 1971
b) Bahan hukum sekunder yaitu berupa : Buku-Buku yang menyangkut hukum
perjanjian, gas elpiji, tulisan yang terkait dengan topik penelitian penulis
c) Bahan hukum tersier yaitu berupa : kamus hukum, kamus bahasa Indonesia
Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan data secara langsung pada
PT. Rasita Mulia melalui tehnik wawancara.
Dimana data primer dalam penelitian skripsi ini diperlukan untuk
memberi pemahaman yang jelas, lengkap dan komprehensif terhadap data
sekunder yang diperoleh langsung dari sumber pertama, yakni Informan.

13

Gempur Santoso, Metedologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta, Prestasi
Pustaka Publisher, 2005, hal. 25.

Universitas Sumatera Utara

23

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian lapangan ini
adalah wawancara terstruktur secara selektif dengan informan tertentu yaitu:
Wawancara dengan Bapak Marthin sebagai staf operasi dan pemasaran PT.Rasita
Mulia dan Bapak Yudi Yanurwinda sebagai LPG & Gas Products Reg I Manager.
Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman,
dengan maksud untuk memperoleh penjelasan dan klasifikasi baik dari responden
maupun informan.
4. Lokasi Penulisan
Penelitian ini dilakukan di PT.Rasita Mulia yang terletak di Jalan Jamin
Ginting No.33 Kabanjahe, Sumatera Utara.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika dari skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana setiap babnya
masih terbagi lagi atas beberapa sub bab yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan hal-hal yang bersifat umum sebagai langkah awal dari
penulisan skripsi ini dan didalamnya menguraikan tentang kerangka dasar dari
skripsi ini yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II: RUANG LINGKUP PERJANJIAN DAN PENGANGKUTAN.
Bab ini memaparkan pengertian umum tentang perjanjian, jenis-jenis dan syarat
sahnya perjanjian, pengertian pengangkutan dan hukum pengangkutan, dan
spesifikasi pengangkutan gas elpiji.

Universitas Sumatera Utara

24

BAB III: PERJANJIAN JUAL BELI GAS ELPIJI ANTARA PT.PERTAMINA
DENGAN PT.RASITA MULIA
Bab ini menjelaskan kerjasama dalam perjanjian jual beli gas elpiji antara
PT.Pertamina dengan PT.Rasita Mulia.Bab ini memaparkan keabsahan perjanjian
kerjasama, deskrispi PT.Rasita Mulia, hak dan kewajiban para pihak dalam
perjanjian kerjasama, dan wanprestasi dalam perjanjian kerjasama dan akibat
hukumnya.
BAB IV: TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN AGEN DALAM
PERJANJIAN JUAL BELI GAS ELPIJI ANTARA PT.PERTAMINA DENGAN
PT.RASITA MULIA
Bab ini menjelaskan tentang pertanggungjawaban Agen dalam perjanjian jual beli
gas elpiji antara PT.Pertamina dengan PT.Rasita Mulia. Bab ini memaparkan
tentang pengaturan tentang jual beli gas elpiji dalam perjanjian kerjasama antara
PT.Pertamina dengan PT.Rasita Mulia, pelaksanaan perjanjian kerjasama antara
kedua pihak, dan batasan-batasan tanggung jawab Agen dalam perjanjian jual beli
gas elpiji.
BAB V: PENUTUP
Bab terakhir ini terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Kesimpulan merupakan inti dari pembahasan dari tulisan ini yaitu dimulai dari
bab pertama sampai dengan bab keempat.
2. Saran adalah berupa buah fikiran sebagai suatu usaha untuk memberikan
kemungkinan pendapat yang dapat membantu mengatasi permasalahanpermasalan

yang

ditemukan

di

lapangan

dan

belum

tepecahkan.

Universitas Sumatera Utara