Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan keuangan
Laporan keuangan biasanya digunakan untuk memberikan informasi
mengenai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada suatu periode
akuntansi. Ada beberapa pengertian laporan keuangan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, diantaranya:
a. Ikatan Akuntansi Indonesia (2008:1) dalam Standar Akuntansi Keuangan
menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
b. Brigham dan Houston (2006:44) laporan keuangan adalah beberapa
lembar kertas dengan angka – angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting
juga untuk memikirkan aset – aset nyata yang mendasari angka – angka
tersebut.
c. Kasmir (2009:66) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud dari laporan keuangan ini adalah untuk menunjukkan kondisi

perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan
terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi).

12
Universitas Sumatera Utara

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses kegiatan-kegiatan akuntansi dalam suatu badan
usaha yang meliputi kegiatan mengumpulkan bukti-bukti transaksi asli,
menganalisa bukti-bukti tersebut, mengklasifikasikan pengaruh transaksi tersebut
pada rekening-rekening yang bersangkutan, mencatat jurnal, memposting dalam
buku besar, membuat kertas kerja dan menyusun laporan keuangan.

2.1.1.2. Bentuk Dasar Laporan Keuangan
Menurut Brigham & Houston (2006:46), laporan keuangan terdiri atas:
a. Neraca
Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu
titik waktu tertentu.
b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang mengiktisarkan pendapatan
dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya
setiap satu kuartal atau satu tahun.
c. Laporan Laba Ditahan
Laporan laba ditahan merupakan pernyataan yang melaporkan berapa
banyak laba perusahaan yang ditahan dalam usahanya dan tidak
dibayarkan ke dividennya. Tampilan untuk laba ditahan yang ada disini
merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun dari sejarah
perusahaan.

13
Universitas Sumatera Utara

d. Arus Kas Bersih
Arus kas bersih merupakan arus kas aktual yang berlawanan dengan laba
bersih akuntansi, yang dihasilkan oleh perusahaan selama satu periode
tertentu.
e. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang melaporkan dampak dari
aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan pada

arus kas selama satu periode akuntansi.

2.1.1.3 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat, karena laporan keuangan dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan
keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat, maka seseorang
dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang
dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya.
Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dijelaskan
sebagai berikut (Syahyunan, 2013:35):
1. Pemilik Perusahaan (Pemegang Saham)
Bagi pemilik/pemegang saham perusahaan laporan keuangan dimaksudkan
untuk:
a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen.
b. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima.

14
Universitas Sumatera Utara


c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya.
d. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham.
2. Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen perusahaan laporan keuangna digunakan untuk:
a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik
atau pemegang saham.
b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi,
bagian, atau segmen tertentu.
c. Menilai hasil kinerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab.
3. Investor
Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.
c. Menilai kemungkinan menarik dana/investasi dari perusahaan.
4. Kreditur
Bagi kreditur laporan keuangan digunakan untuk:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang
akan diberikan.

c. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang
sudah disepakati.

15
Universitas Sumatera Utara

5. Pemerintah dan Regulator
Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.
b. Sebagai dasar dalam penetapan – penetapan kebijaksanaan baru.
c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.
6. Analis Pasar Modal
Analis pasar modal selalu menggunakan analisis yang tajam dan lengkap
terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang
berpotensi masuk pasar modal. Analis ingin mengetahui nilai perusahaan,
kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. Apakah layak disarankan untuk
dibeli sahamnya, dijual atau

dipertahankan. Informasi ini akan


disampaikan kepada investor baik individual maupun lembaga.
7. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat
Bagi peneliti maupun akdemisi laporan keuangan sangat penting sebagai
dara primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang
berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan
menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu
hipotesis atau penelitian yang dilakukan.

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Perlunya menganalisa laporan keuangan adalah untuk dapat memperluas
serta mempertajam informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

16
Universitas Sumatera Utara

serta dapat menggali serta mengungkapkan berbagai hal yang tersembunyi
didalamnya. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap
laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada
para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga

kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik (Sugiono dan Untung,
2008:10).

2.1.2.2 Kegunaan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sugiono

dan

Untung(2008:11),kegunaan

analisa

laporan

keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap laporan
keuangan itu sendiri.
b. Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan.
c. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil

keputusan.
d. Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain atau
dengan perusahaan lain secara industri (vertikal).
e. Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan.
f. Dapat juga digunakan untuk memprediksi bagaimana keadaan perusahaan
pada masa mendatang (proyeksi).

17
Universitas Sumatera Utara

2.1.2.3 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan secara garis besar adalah sebagai berikut
(Sugiono dan Untung, 2008:11):
a. Screening (sarana informasi), analisa dilakukan hanya berdasarkan laporan
keuangan saja. Dengan demikian seorang analis tidak perlu turun langsung
ke lapangan untuk mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang
dianalisa.
b. Understanding (pemahaman), analisa dilakukan dengan cara memahami
perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang usahanya serta hasil dari
usahanya.

c. Forecasting (peramalan), analisa dapat digunakan juga untuk meramalkan
kondisi perusahaan pada masa yang akan datang.
d. Diagnosis (diagnosa), analisa memungkinkan untuk dapat melihat
kemungkinan terdapatnya masalah baik didalam manajemen ataupun
masalah lain dalam perusahaan.
e. Evaluation (evaluasi), analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi
kinerja perusahaan termasuk manajemen dalam meningkatkan tujuan
perusahaan serta efisiensi.

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Syahyunan (2013:91), analisis laporan keuangan merupakan
analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja

18
Universitas Sumatera Utara

keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu
perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan
laba rugi saja, atau kombinasi antara keduanya. Disebut rasio karena yang

dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item
tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih
dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan
dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja.
Analisis keuangan dapat dilakukan oleh berbagai pihak untuk berbagai
keperluan. Hanya saja kita perlu memahami bahwa laporan keuangan yang
dipergunakan sebagai dasar analisis keuangan hanyalah merupakan rekaman apa
yang telah terjadi selama periode tertentu. Kadang-kadang analisis dalam rentang
waktu periode tersebut tidak cukup untuk mencerminkan hasil keputusankeputusan keuangan. Situasi ini yang disebut short termism, yang berarti hanya
memusatkan perhatian pada periode satu tahun, padahal dampak keputusan
keuangan tersebut meliputi jangka panjang.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Jenis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi (Suteja 2012:46):
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara
tepat waktu. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar
yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai rasio likuiditas


19
Universitas Sumatera Utara

maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan
memperkecil resiko suatu perusahaan mengalami financial distress.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula
digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya
apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Ini menunjukkan bahwa
semakin sedikit nilai rasio leverage berarti kinerja perusahaan semakin bagus
yang berarti bahwa perusahaan dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi
financial distress.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mengahasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh
manajemen. Semakin tinggi rasio ini semakin efisiensi perusahaan tersebut dalam
memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja
perusahaan.
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengtahui seberapa efektif manajemen
perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan.

20
Universitas Sumatera Utara

5. Rasio Penilaian
Rasio penilaikan bertujuan menjadi tolok ukur yang mengaitkan hubungan
antara harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dan nilai buku saham
atau mencerminkan performance perusahaan secara keseluruhan.

2.1.4 Financial Distress
2.1.4.1 Pengertian Financial Distress
Menurut Brahmana (2007) kesulitan keuangan terjadi karena kurangnya
kemampuan entitas dalam mengerjakan dan menjaga stabilitas kinerja keuangan
sehingga mengakibatkan suatu entitas berada dalam kondisi kerugian operasioanal
dan bersih untuk periode bersangkutan. Menurut Dermawan (2008:202) financial
distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan
terancam bangkrut. Dengan kata lain financial distress merupakan suatu kondisi
dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memnuhi kewajibankewajibannya. Terjadinya kerugian atau laba negatif merupakan salah satu tanda
perusahaan tersebut mengalami financial distress. Jika financial distress terjadi
secara terus menerus, dapat membawa suatu perusahaan menuju kebangkrutan.
Model sistem peringatan untuk mengantisipasi adanya financial distress
perlu dikembangkan, karena model ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengidentifikasikan bahwa memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi
krisis atau kebangkrutan. Platt dan Platt (2002) menyatakan bahwa informasi yang
terkait sengan financial distress dapat membuat manajemen mengambil tindakan
merger atau take over agar perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan

21
Universitas Sumatera Utara

mengelola perusahaan dnegan lebih baik serta dapat memberikan tanda peringatan
awal adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang.

2.1.4.2 Penyebab Financial distress
Banyak hal yang melatarbelakangi kondisi kesulitan keuangan yang terjadi
di setiap perusahaan. Penyebabnya bisa jadi berasal dari lingkungan internal
perusahaan maupun dari lingkungan eksternal perusahaan. Mochamad Naufal
Syaifudin (2001) mengatakan bahwa kesulitan keuangan disebabkan oleh
buruknya kinerja keuangan perusahaan atau rendahnya tingkat kesehatan
keuangan perusahaan diakibatkan beberapa faktor, misalnya terpaan krisis
keuangan global.
Menurut Fachrudin

(2008:6)

mengelompokkan

penyebab-penyebab

kesulitan keuangan sebagai berikut:
1. Neoclassical model, kebangkrutan jika alokasi sumber daya tidak tepat.
Prediksi kesulitan keuangan dilakukan dengan menggunakan data neraca dan
laporan laba rugi. Misalnya ukuran profitabilitas berupa return on assets dan
ukuran solvabillitas berupa debt to assets ratio.
2. Financial distress, bauran aktiva benar tapi struktur keuangan salah dan
dihadapkan pada batasan likuiditas. Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan
dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tapi ia harus bangkrut juga dalam
jangka pendek. Hubungan dengan pasar modal dengan tidak sempurna dan
struktur modal yang inherited menjadi pemicu utama kasus ini. Prediksi kesulitan
keuangan dilakukan dengan menggunakan indikator keuangan atau indikator

22
Universitas Sumatera Utara

kinerja seperti turnover/total assets, revenues/turnover, ROA, ROE, dan profit
margin.
3. Corporate governance model, kebangkrutan disebabkan bauran aktiva dan
struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk. Ketidakefisienan ini
mendorong perusahaan menjadi out of the market sebagai konsekuensi dari
masalah dalam tata kelola perusahaan yang terpecahkan. Prediksi kesulitan
keuangan dilakukan dengan menggunakan informasi kepemilikan. Kepemillikan
berhubungan dengan struktur tata kelola perusahaan dan goodwill perusahaan.

2.1.4.3 Akibat Financial distress
Kerugian utama perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang lebih
tinggi adalah peningkatan resiko kesulitan keuangan, dan akhirnya likuidasi.
Menurut NetTel Africa (Fachrudin, 2008:15) hal ini mungkin mempunyai
pengaruh merugikan bagi pemilik ekuitas dan hutang.
1. Risiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap
nilai perusahaan yang meng-offset nilai pembebasan pajak atas
peningkatan level hutang.
2. Jika pun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan,
hubungannya dengan supplier, pelanggan, pekerja, dan kreditor menjadi
rusak parah.
3. Supplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhatihati, atau bahkan menghentikan pasokan sama sekali, jika mereka yakin
tidak ada kesempatan peningkatan perusahaan dalam beberapa bulan.

23
Universitas Sumatera Utara

4. Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan suplier mereka,
dengan merencanakan sendiri produksi mereka dengan andaian ada
keberlanjutan dari hubungan tersebut.
5. Situasi financial distress mungkin akan membuat pekerja kurang
termotivasi jika mereka merasa semakin gelisah dalam bekerja dan
prospek untuk maju sangat sedikit.
6. Bank dan pemberi pinjaman lain akan cenderung melihat dengan
prejudiced eye atas pinjaman lanjutan yang diajukan perusahaan yang
mengalami financial distress.

2.2 Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian yang dapat dijadikan sebagai penelitian terdahulu untuk
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1.

Widhiari dan Merkusiwati (2015) melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Rasio Likuditas, Leverage, Operating Capacity dan SalesGrowth
Terhadap Financial Distress”. Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah financial distress yang diproksikan dengan Earning Per
Share (EPS). Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah
Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio, Leverage yang
diproksikan dengan Debt Ratio, Operating Capacity yang diproksikan dengan
Total Asset Turnover, dan Sales Growth. Metode analisis yang digunakan
adalah regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
likuiditas mempunyai pengaruh negatif secara signifikan terhadap financial

24
Universitas Sumatera Utara

distress, operating capacity mempunyai pengaruh negatif secara signifikan
terhadap financial distress, sales growth mempunyai pengaruh negatif secara
signifikan terhadap financial distress, dan leverage tidak berpengaruh
terhadap financial distress.
2. Alifiah (2014) melakukan penelitian dengan judul “Prediction of Financial
Distress Companies in the Trading and Services Sector in Malaysia Using
Macroeconomic Variables”. Variabel dependen yang digunakan yaitu
financial distress. Sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu Debt
Ratio, Quick Ratio, Working Capital Ratio, Net Income to Total Assets Ratio,
Base Lending Rate, GDP, Money Supply, Consumer Price Index, Kuala
Lumpur Composite Index. Metode analisis data yang digunakan adalah logit
analysis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang
dapat digunakan untuk memprediksi financial distress pada perusahaan sektor
perdagangan dan jasa yaitu debt ratio, total assets turnover ratio, working
capital ratio, net income to total assets ratio dan base lending rate.
Sedangkan variabel seperti GDP, money supply, consumer price index, Kuala
Lumpur composite index tidak berpengaruh terhadap financial distress di
sektor perusahaan tersebut.
3. Harun dan Nahar (2014) melakukan penelitian dengan judul “Indentifying
Financial Distress Firms: A Case Study of Malaysia’s Government Linked
Companies (GLC).” Variabel dependen yang digunakan adalah financial
distress. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Working
Capital to Total Assets, Retained Earnings to Total Assets, EBIT to Total

25
Universitas Sumatera Utara

Assets, Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities, Sales to
Total Assets. Metode analisis data yang digunakan adalah Altman Z-scores.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa current ratio dan
debt ratio terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap financial
distress pada GLC.
4. Kurniasari dan Ghozali (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh Rasio CAMEL dalam Memprediksi Financial Distress Perbankan
Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adlah
Financial Distress. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah
LDR (loan to deposit ratio) danBOPO (biaya operasional terhadap
pendapatan operasional), CAR (capital adequacy ratio), NPL (non performing
loan), ROA (return on asset), dan ROE (return on equity). Metode analisis
yang digunakan adalah regresi logistik dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa LDR (loan to deposit ratio) danBOPO (biaya
operasional terhadap pendapatan operasional) berpengaruh terhadap financial
distress dan CAR (capital adequacy ratio), NPL (non performing loan), ROA
(return on asset), dan ROE (return on equity) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap financial distress perbankan Indonesia.
5. Andre (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress (Studi
Empiris Pada Perusahaan Aneka Industri yang Terdaftar di BEI)”. Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Financial Distress.
Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Profitabilitas yang

26
Universitas Sumatera Utara

diproksikan dengan Return on Asset (ROA), Likuiditas yang diproksikan
dengan Current Ratio, dan Leverage yang diproksikan dengan Debt Ratio.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa profitablitas mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan dalam memprediksi financial distress pada
perusahaan tersebut. Likuiditas tidak berpengaruh dalam memprediksi
financial distress pada perusahaan tersebut dan leverage mempunyai
pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi financial distress pada
perusahaan tersebut.
6. Widarjo dan Setiawan (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif.”
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress. Sedangkan
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likuditas,
Profitabilitas, Leverage, dan Sales Growth. Metode analisis data yang
digunakan yaitu regresi logit. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa likuditas yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh terhadap
financial distress perusahaan, quick ratio berpengaruh negatif terhadap
financial distress perusahaan, dan cash ratio tidak berpengaruh terhadap
financial distress perusahaan. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
financial distress perusahaan. Leverage yang diukur dengan total liabilities to
total asset tidak berpengaruh terhadap financial distress, current liabilities to
total asset tidak berpengaruh terhadap financial distress.Sales growth tidak

27
Universitas Sumatera Utara

berpengaruh terhadap financial distress perusahaan. Secara ringkas penelitian
terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1.

Nama
(Tahun)
Ni Luh
Made Ayu
Widhiari dan
Ni K. Lely
Aryani
Merkusiwati
(2015)

Judul

Variabel Penelitian

Pengaruh Rasio
Likuiditas, Leverage,
Operating Capacity
dan Sales Growth
Terhadap Financial
Distress

Variabel Dependen:
Financial distress
Variabel Independen:
1.Likuiditas
2.Leverage
3.Operating capacity
4.Sales growth

Metode
Analisis
Regresi
Logistik

2.

Mohd
Norfian
Alifiah
(2014)

Prediction of
Financial Distress
Companies in the
Trading and Services
Sector in Malaysia
Using
Macroeconomic
Variables

Dependent Variables:
1.financial distress
Independent
Variables:
1.Debt ratio
2.Quick ratio
3.Working capital
ratio
4.Net income to total
assets ratio
5.Base lending rate
6.GDP
7.Money supply
8.Consumer price
index
9.Kuala Lumpur
composite index

Logit
Analysis

3.

Md Yousuf
Harun dan
Nurun Nahar
(2014)

Indentifying
Financial Distress
Firms: A Case Study
of Malaysia’s
Government Linked
Companies (GLC)

Dependent Variable:
Financial distress
Independent
variables:
1. Working capital /
Total assets
2. Retained earnings /
Total assets
3. EBIT / Total assets
4. Market value of
equity / Book value of
total liabilities
5. Sales / Total Assets

Altman Zscores

Hasil Penelitian
1.Likuiditas mempunyai pengaruh
negatif secara signifikan terhadap
financial distress.
2.Operating capacity mempunyai
pengaruh negatif secara signifikan
terhadap financial distress.
3.Sales growth mempunyai
pengaruh negatif secara signifikan
terhadap financial distress.
4.Leverage tidak berpengaruh
terhadap financial distress.
Variabel yang dapat digunakan
untuk memprediksi financial
distress dalam perusahaan dalam
sektor perdagangan dan jasa yaitu
debt ratio, total assets turnover
ratio, working capital ratio, net
income to total assets ratio dan
base lending rate.
Variabel seperti GDP, money
supply, consumer price index,
Kuala Lumpur composite index
tidak berpengaruh terhadap
financial distress di sektor
perusahaan tersebut.

Current ratio dan debt ratio
terbukti mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
financial distress pada GLC.

28
Universitas Sumatera Utara

4.

Christiana
Kurniasari
dan
Imam
Ghozali
(2013)

Analisis Pengaruh
Rasio camel dalam
Memprediksi
Financial Distress
Perbankan Indonesia

5.

Orina Andre
(2012)

Pengaruh
Profitabilitas,
Likuiditas dan
Leverage dalam
Memprediksi
Financial Distress
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Aneka
Industri yang
Terdaftar di BEI)

6.

Wahyu
Widarjo dan
Doddy
Setiawan
(2009)

Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap
Kondisi Financial
Distress Perusahaan
Otomotif

Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
1.CAR
2.NPL
3.ROA
4.ROE
5.LDR
6.BOPO
Variabel Dependen:
Financial Distress
Variabel Independen:
1. Profitabilitas
2.Likuiditas
3.Leverage

Regresi
Logistik

LDR danBOPO berpengaruh
terhadap financial distress dan
CAR, NPL, ROA, dan ROE tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap financial distress
perbankan Indonesia.

Regresi
Logistik

Variabel Dependen:
Financial Distress
VariabelIndenpenden:
1. Likuiditas
2. Profitabilitas
3. Leverage
4. Sales Growth

Regresi
Logit

1. Profitabilitas mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan
dalam memprediksi financial
distress pada perusahaan
tersebut.
2. Likuiditas tidak berpengaruh
dalam memprediksi financial
distress pada perusahaan
tersebut.
3. Leverage mempunyai pengaruh
positif dan signifikan dalam
memprediksi financial distress
pada perusahaan tersebut.
1. Likuiditas (Current ratiodan
Cash ratio) tidak berpengaruh
terhadap financial distress
perusahaan, Quick ratio
berpengaruh negatif terhadap
financial distress.
2. Profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap financial
distress.
3. Leverage yang diukur dengan :
Total liabilities to total assetdan
Current liabilities to total asset
tidak berpengaruh terhadap
financial distress.
4. Sales growth tidak berpengaruh
terhadap financial distress.

2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah
diketahui

dalam

suatu

masalah

tertentu.

Kerangka

konseptual

akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel
bebas dengan variabel terikat.

29
Universitas Sumatera Utara

Kesulitan keuangan (financial distress) dimulai ketika perusahaan tidak
dapat

memenuhi

jadwal

pembayaran

atau

ketika

proyeksi

arus

kas

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi
kewajibannya (Fachruddin, 2008:2). Kesulitan keuangan ini dapat dilihat dengan
berbagai

cara,

seperti

kinerja

perusahaan

yang

semakin

menurun,

ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya, adanya penghentian
pembayaran dividen, masalah arus kas yang dihadapi perusahaan, kesulitan
likuiditas, adanya pemberhentian tenaga kerja, dan kondisi-kondisi lainnya yang
mengindikasikan kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk
mendeteksi financial distress suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio keuangan perusahaan. Secara umum rasio profitabilitas,
likuiditas dan leverage berlaku sebagai indikator yang signifikan.
Rasio

profitabilitas

merupakan

rasio

untuk menilai

kemampuan

perusahaan dalam menilai perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam
suatu periode tertentu (Kasmir, 2012:114). Semakin merugi perusahaan semakin
tinggi probabilitasnya untuk mengalami financial distress. Artinya semakin
rendah profitabilitas perusahaan maka kemungkinan perusahaan mengalami
financial distress akan semakin besar.
Rasio Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat
jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Syamsuddin,
2007:41). Apabila perusahaan mampu mendanai dan melunasi kewajiban jangka
pendeknya dengan baik maka potensi perusahaan mengalami financial

30
Universitas Sumatera Utara

distressakan semakin kecil.
Rasio leverage mengukur seberapa besar leverage keuangan yang
ditanggung perusahaan (Brealey & Marcus, 2008:75). Setiap penggunaan hutang
oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap risiko dan pengembalian. Apabila
suatu perusahaan pembiayaannya lebih banyak menggunakan utang, hal ini
beresiko akan terjadi kesulitan pembayaran di masa yang akan datang akibat utang
lebih besar dari aset yang dimiliki. Jika keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
baik, potensi terjadinya financial distress pun semakin besar. Kebangkrutan
biasanya diawali dengan terjadinya moment gagal bayar, hal ini disebabkan
semakin besar jumlah hutang, semakin tinggi probabilitas financial distress. Rasio
leverage yang digunakan adalah debt to asset ratio atau yang disebut debt ratio
dan hutang lancar dibagi total aktiva sesuai penelitian Andre (2012).
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di
awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
PROFITABLITAS

FINANCIAL DISTRESS

LIKUIDITAS

LEVERAGE

Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual

31
Universitas Sumatera Utara

2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena,
atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2013:59).
Perumusan hipotesis dilakukan berdasarkan pada literatur yang telah ada.
Hipotesis-hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian
sebelumnya, sehingga diharapkan hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji.
Berdasarkan teori dan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya maka hipotesisnya sebagai berikut: Profitabilitas, Likuiditas dan
Leverage berpengaruh dalam memprediksi Financial Distress pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

32
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 6 96

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 20 92

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 28

ANALISIS KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 81

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE DALAM MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2011).

0 0 14

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13