Analisis Pengaruh Motivasidan Komitmen Terhadap Partisipasi Anggota Pada Koperasi Karyawan PT. Bank Central Asia, Tbk Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan landasan bagi peneliti dalam melakukan

penelitiannya. Penelitian-penelitian mengenai komitmen, partisipasi dan motivasi
dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dalam maupun luarnegeri.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Tri Yuni Sulistyowati (2015),
menggunakan variabel pelayanan, kinerja pengurus, motivasi dan partisipasi
dengan judul “pengaruh pelayanan, kinerja pengurus koperasi, dan motivasi
berkoperasi terhadap partisipasi anggota koperasi pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Eka Karya Kabupaten Kendal”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
seberapa besar pengaruh pelayanan, kinerja pengurus, dan motivasi terhadap
partisipasi anggota koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI) Eka Karya
Kabupaten Kendal. Penelitian ini dilakukan terhadap 83 responden anggota
koperasi KPRI. Hasil penelitian menunjukkan pelayanan, kinerja pengurus, dan
motivasi secara simultan berpengaruh terhadap partisipasi anggota berkoperasi.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Siti Za’imatun Nisa (2015),

menggunakan variabel pendidikan perkoperasian, motivasi anggota dan partisipasi
anggota berkoperasi dengan judul ”pengaruh pendidikan perkoperasian dan
motivasi anggota terhadap partisipasi anggota koperasi mahasiswa universitas
negeri yogyakarta (Kopma UNY)”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
hubungan pendidikan perkoperasian, motivasi anggota dan partisipasi anggota

Universitas Sumatera Utara

berkoperasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 98 responden yang merupakan
anggota Kopma UNY yang telah menjadi anggota selama satu tahun di Kopma
UNY. Hasil penelitian ini ditemukan hubungan positif antara pendidikan
perkoperasian dan motivasi anggota terhadap partisipasi anggota Kopma UNY.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Choeriyah (2015), menggunakan
variabel motivasi dan loyalitas anggota serta variabel partisipasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh motivasi
berkoperasi dan loyalitas anggota terhadap partisipasi anggota di KUD Mekar
Ungaran Kabupaten Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
anggota aktif KUD Mekar Ungaran berjumlah 859 orang. Metode pengambilan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase dan

analisis regresi linier berganda. Hasil secara simultan motivasi berkoperasi dan
loyalitas anggota secara bersama sama mempengaruhi partisipasi anggota KUD
Mekar Ungaran. Secara parsial motivasi berkoperasi berpengaruh positif terhadap
partisipasi anggota, loyalitas anggota berpengaruh positif terhadap partisipasi
anggota. Rekapitulasi penelitian terdahulu terkait dengan partisipasi, motivasi dan
komitmen dalam organisasi dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Rekapitulasi Penelitian Terdahulu Terkait Dengan Partisipasi,
Motivasi dan Komitmen Dalam Organisasia
Peneliti

Judul

Variabel

Tujuan

Hasil pe nelitian

Tri Yuni
Sulistyowati

(2015)

Pengaruh
pelayanan, kinerja
pengurus koperasi
dan
motivasi
berkoperasi

Pelayanan,
kinerja
pengurus,
motivasi dan
partisipasi

Meneliti
seberapa
besar
pengaruh
pelayanan, kinerja

pengurus
dan
motivasi
terhadap

Menunjukkan
pelayanan,
kinerja
pengurus
dan
motivasi
secara
simultan berpengaruh

Universitas Sumatera Utara

Peneliti

Judul


Variabel

Tujuan

Hasil pe nelitian

partisipasi anggota
koperasi
pegawai
Republik Indonesia
(KPRI) Eka Karya
Kabupaten Kendal

terhadap
patisipasi
anggota koperasi.

Pendidikan
Perkoperasian
,

Motivasi
Anggota,
Partisipasi
anggota
koperasi.

Meneliti hubungan
pendidikan
perkoperasian,
motivasi
anggota
dan
partisipasi
anggota koperasi

Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa
pendidikan
perkoperasian
dan

motivasi
anggota
secara bersama-sama
maupun
secara
parsial berpengaruh
terhadap partisipasi
anggota.

Pengetahuan
perkoperasian,
minat
berkoperasi,
kepercayaan
anggota,
komitmen
organisasi,
kualitas
pelayanan dan
partisipasi

anggota

Untuk
menguji
pengaruh
pengetahuan
perkoperasian,
minat berkoperasi,
kepercayaan
anggota, komitmen
organisasi
dan
kualitas pelayanan
terhadap partisipasi
anggota di KPRI
Mandiri Kecamatan
Kedungwuni
dan
Karangdadap
Kabupaten

Pekalongan

Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa
ada pengaruh positif
dan
signifikan
pengetahuan
perkoperasian
anggota,
minat
berkoperasi,
kepercayaan anggota,
komitmen organisasi
dan
kualitas
pelayanan terhadap
partisipasi anggota di
KPRI
Mandiri

Kecamatan
KedungwuniKarangdadap
Kabupaten
Pekalongan
baik
secara
parsial
maupun
secara
simultan

terhadap partisipasi
anggota koperasi
pegawai republik
Indonesia (KPRI)
Eka
Karya
Kabupaten Kendal

Siti

Za’maitun
Nisa
(2015)

Pengaruh
Pendidikan
Perkoperasian dan
Motivasi Anggota
terhadap Partisipasi
Anggota Koperasi
Mahasiswa
Universitas Negeri
Yogyakarta
(Kopma UNY)

Istiqomah
(2011)

Pengaruh
pengetahuan
perkoperasian,
minat berkoperasi,
kepercayaan
anggota, komitmen
organisasi
dan
kualitas pelayanan
terhadap partisipasi
anggota di KPRI
Mandiri
Kecamatan
KedungwuniKarangdadap
Kabupaten
Pekalogan.

Universitas Sumatera Utara

Peneliti

Judul

Variabel

Tujuan

Hasil pe nelitian

Motivasi
berkoperasi,
Loyalitas
anggota
dan
Partisipasi
anggota.

Mendeskripsikan
dan
menganalisis
besarnya pengaruh
motivasi berkoperasi
dan
loyalitas
anggota
terhadap
partisipasi anggota
di KUD Mekar
Ungaran Kabupaten
Semarang.

Motivasi berkoperasi
dan loyalitas anggota
secara bersama sama
mempengaruhi
partisipasi
anggota
KUD Mekar Ungaran

Nurul
Choeriyah
(2015)

Pengaruh Motivasi
Berkoperasi
dan
Loyalitas Anggota
Terhadap
Partisipasi Anggota
di KUD Mekar
Ungaran
Kabupaten
Semarang

Emil
Fatmala
(2012)

Analisis hubungan
kinerja, partisipasi
dan manfaat bagi
anggota koperasi
(studi kasus : KUD
puspa
mekar,
Kabupaten
Bandung Barat)

Kinerja,
partisipasi, dan
manfaat.

Meneliti hubungan
kinerja, partisipasi
dan manfaat bagi
anggota koperasi

Ditemukan hubungan
positif antara kinerja
koperasi
dan
partisipasi
anggota
koperasi
dan
partisipasi
anggota
berpengaruh positif
terhadap
manfaat
sosial ekonomi yang
diterima
anggota
koperasi.

Rizwan
Qaiser
Danish,
Yasin Munir
(2011)

The impact of
motivation
on
employee’s
commitment
:
Evidence
from
Public and Private
Sector

Motivation
and Employee
Commitment

to understand the
impact
of
employee’s
motivation towards
the
employee’s
commitment.

Results confirm a
strong
positive
correlation
among
variables and have
positive impact on
employee’s
commitment.

Mubbsher
Munawar
Khan, Ziaur-Rehman,
and
Muhammad
Wasim
Akram
(2012)

The Impact of
employee
commitment
on
employee
satisfaction role of
employee
performance as a
moderating
variable.

Employee
satisfaction,
employee
commitment,
and employee
performance.

To
find
the
relationship
of
employee
satisfaction
and
employee
commitment keeping
employee
performance
as
moderating

There is a moderate
level
of
interdependence
between
these
variables.

Universitas Sumatera Utara

Peneliti

Judul

Variabel

Tujuan
variable.
To analyze and
describe the effect of
competence
on
commitment,
performance
and
satisfaction
with
reward
as
a
moderating
variable.

Hasil pe nelitian

Alamsyah
Lotunani
(2014)

The
effect
of
competence
on
commitment,
performance and
satisfaction
with
reward
as
a
Moderating
Variable

Competence,
commitment,
performance,
satisfaction,
reward.

Eugene
Saltson and
Sharon
Nsiah
(2015).

The mediating and
moderating effects
of motivation in the
relationship
between perceived
organizational
support
and
employee
job
performance

Motivation,
perceived
organizational
support (POS),
and job
performance.

To find the
connection between
these three variables
(motivation, POS
and job
performance)
through five
different hypotheses.

POS recorded a
positive effect on
employee jo
performance.
However, motivation
could neither
establish mediating
effect nor a
moderating effect
between the
relationships.

Lilik Lestari
(2015)

The
effect
of
empowerment on
employee
performance with
organizational
commitment
as
mediating variable
and organizational
culture
as
moderation
variable

Employee
empowerment,
employee
performance,
organizational
commitment,
organizational
culture.

To examine the
effect of employee
performance with
organizational
commitment as
mediating variable
and organizational
culture as
moderating
variables.

Employee
empowerment
significant indirect
effect on employee
performance through
organizational
commitment to be
moderated by
organizational
culture.

2.2.

Landasan Teori

2.2.1.

Konsep Partisipasi

The path coefficient
of
civil
servant
performance toward
their
satisfaction
mediated by reward
is not significant. It
means the rewards
are not the most
priorities
in
increasing
civil
servants satisfaction.

2.2.1.1. Pengertian Partisipasi
Kata partisipasi diserap dari bahasa Inggris yaitu participation yang
artinya mengikutsertakan pihak lain. Seorang pemimpin dalam melaksanakan

Universitas Sumatera Utara

fungsinya akan berhasil jika mengikutsertakan partisipasi semua komponen dan
unsur yang ada dalam organisasi. Dengan demikian yang bisa menghidupkan
sarana untuk memperbaiki kehidupan yang berdasar atas kegotong royongan atau
kekeluargaan tidak lain adalah partisipasi anggota, seperti yang dikemukan oleh
pendapat Ninik Widiyanti (2007:65) bahwa partisipasi anggota diukur dari
kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak
keanggotaan serta bertanggungjawab jika sebagian besar anggota koperasi sudah
melakukan kewajiban dan tanggungjawab maka partisipasi anggota koperasi
tersebut dikatakan baik, namun apabila sebaliknya maka partisipasi anggota
koperasi tersebut dikatakan buruk.
Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung
keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan.
Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu memperoleh
dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi. Tanpa
dukungan

semua

unsur

atau

komponen,

pelaksanaan

program-program

manajemen tidak akan berhasil dengan baik. Hendar dan Kusnadi (2000:61)
mengatakan bahwa partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontribusi
dan dan dapat pula partisipasi intensif. Kedua jenis partisipasi tersebut timbul
sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pelanggan. Dalam kedudukan sebagai pemilik :

Universitas Sumatera Utara

a. Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan
pertumbuhan koperasi dalam kontribusi keuangan (simpanan pokok, simpanan
wajib dan simpanan sukarela).
b. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan, dan proses
pengawasan terhadap jalannya koperasi. Partisipasi ini disebut kontributif.
Dalam kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai para anggota memanfaatkan
berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh koperasi dalam menunjang
keperasi dalam menunjang kepentinganya. Partisipasi ini disebut partisipasi
intensif.
Partisipasi merupakan bagian penting dan juga vital dalam pembangunan
koperasi. Partisipasi tidak dapat diasumsikan sebagai suatu yang “given” atau
sesuatu yang demikian saja terjadi secara otomatis dalam keberadaan suatu
koperasi. Terdapat banyak koperasi dengan tingkat partisipasi anggota yang
rendah, namun beberapa diantaranya tetap dapat memberikan manfaat yang
memuaskan bagi para anggotanya. Akan tetapi, tanpa partisipasi anggota,
kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota
dalam rangka mencapai kinerja koperasi, akan lebih besar.
Partisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk, mencegah
penyimpangan dan membuat pemimpin koperasi bertanggung jawab. Partisipasi
anggota sering dianggap baik sebagai alat pengembangan maupun sebagai tujuan
akhir itu sendiri. Selain itu, melibatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan
dan tindakan sebagai suatu tujuan pengembangan ataupun sebagai tujuan akhir itu
sendiri, memiliki manfaat yang besar, khususnya bila dikaitkan dengan peran

Universitas Sumatera Utara

penting partisipasi dalam mencapai keberhasilan koperasi sesuai dengan
kepentingan anggota. Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak
disadari, partisipasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Partisipasi
adalah berbagai bentuk peran serta anggota organisasi dalam menggunakan tenaga
dan pikiran serta waktunya dalam mewujudkan tujuan organisasi (Hasibuan,
2005). Partisipasi adalah tanggungjawab pekerja yang didasari pada kesadaran
penuh dalam mentaati dan mematuhi serta mengerjakan semua tugas
pekerjaannya dengan baik (Malthis, Jackson 2002).
Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari
bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”
(sukanto,1983). Dalam bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata
kerja “Partipare” yang berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung
pengertian aktif yaitu adanya kegiatan atau aktivitas. Davis dan Newstrom (2004)
berpendapat bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orangorang dalam situasi kelompok. Dan mendorong mereka untuk memberikan suatu
kontribusi demi tujuan kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab dalam
pencapaian tujuan.
Menurut Sajogyo (2002) “Partisipasi” adalah suatu proses dimana
sejumlah pelaku bermitra punya pengaruh dan membagi wewenang di dalam
prakarsa “pembangunan”, termasuk mengambil keputusan atas sumberdaya.
Menurut Rauf, Nasution dalam Sri Yuliyati, mengemukakan partisipasi terhadap
koperasi adalah manifestasi dari perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan sikap dan mewujudkan peranannya terhadap koperasi guna
meningkatkan kesejahteraanya.
Secara umum, partisipasi dapat di artikan sebagai keterlibatan diri
seseorang dalam suatu kegiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung atau
suatu proses identifikasi diri seseorang untuk menjadi peserta dalam kegiatan
bersama dalam situasi sosial tertentu. Seseorang yang berpartisipasi sebenarnya
mengalami keterlibatan di dalam dirinya, yang sifatnya lebih dari pada
keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. Dengan keterlibatan dirinya juga,
berarti ketrlibatan pikiran dan perasaanya.
Menurut Wiranata, Suhenda modul ekonomi koperasi mengatakan arti
penting dari partisipasi adalah:
a. Partisipasi berasal dari kata participation yang secara harfiah berarti
mengikutsertakan pihak lain.
b. Seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya akan lebih berhasil
apabila pemimpin tersebut mampu meningkatkan partisipasi dari semua
komponen atau unsur yang dimiliki perusahaan/lembaganya.
c. Dengan meningkatkan partisipasi, berarti semua komponen/unsur yang ada
akan merasa lebih dihargai sehingga dapat diharapkan semangat dan
kegairahan kerja serta tanggung jawab dan rasa turut memiliki.
d. Melalui partisipasi, pihak manajemen koperasi dapat mengetahui apa yang
menjadi kepentingan para anggotanya. Dan seberapa banyak serta kualitas
pelayanan yang bagaimana yang diperlukan para anggota.

Universitas Sumatera Utara

e. Partisipasi diperlukan untuk mengatasi penampilan yang kurang baik, dari
menghilangkan kemungkinan salah tindak dari pihak manajemen, dan
membuat kebijaksanaan yang diambil oleh pengurus memiliki landasan kuat
dari para anggota, sehingga apabila terjadi kerugian dari kegiatan usaha yang
dilakukan para anggota aka merasa legowo dalam ikut menanggung kerugian
tersebut, karena mereka merasa turut bertanggung jawab.
Partisipasi anggota dipengaruhi oleh kemampuan dan kemauan anggota untuk
berpartisipasi, kemampuan anggota untuk berpartisipasi dipengaruhi oleh
bimbingan atau penyuluhan yang dilakukan koperasi. Bimbingan atau penyuluhan
ini dapat berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap anggota. Bila anggota
sudah memiliki pengetahuan, keterampilan, modal serta sikap positif terhadap
koperasi berarti anggota memiliki kemampuan untuk berpartisipasi. Kemauan
anggota koperasi untuk berpartisipasi merupakan reaksi psikis dalam diri
seseorang manusia, untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang ada. Kemauan ini berhubungan dengan aspek sikap seperti
emosi dan perasaan yang dipengaruhi oleh besarnya pelayanan koperasi,
kedekatan tempat tinggal, motivasi anggota koperasi, daya tarik terhadap kegiatan
koperasi, dan hubungan dengan lembaga ekonomi lain.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat dijelaskan bahwa tanggungjawab
merupakan bentuk peran serta anggota organisasi dalam menggunakan tenaga dan
pikiran serta waktunya dalam mewujudkan tujuan organisasi yang didasari pada
kesadaran penuh dalam mentaati dan mematuhi serta mengerjakan semua tugas
pekerjaannya dengan baik.
Menurut Ropke (2003 : 52), partisipasi dalam koperasi dijelaskan dalam
tiga aspek sebagai berikut :
a. Anggota “berpartisipasi” dalam memberikan kontribusi atau menggerakkan
sumber-sumber dayanya.
b. Anggota

“berpartisipasi”

dalam pengambilan

keputusan

(perencanaan,

implementasi/ pelaksanaan dan evaluasi).
c. Anggota “berpartisipasi” / berbagi keuntungan.
Jika partisipasi dilakukan, kebijakan koperasi tidak akan berdasar pada perkiraan
mengenai apa yang diinginkan oleh anggota, akan tetapi berdasar pada
kepentingan dan kebutuhan anggota itu sendiri, seperti yang dinyatakan melalui
upaya-upaya partisipasinya.

2.2.1.2. Faktor Positif dan Negatif Partisipasi Anggota
1. Faktor Positif Partisipasi Anggota
Beberapa koperasi yang berhasil dalam mempertahankan partisipasi anggota
dimunculkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut,
yaitu:”
a. Perasaan kelompok yang kuat

Universitas Sumatera Utara

b. Latihan berkesinambungan bagian calon anggota dan anggota
c. Kunjungan-kunjungan

lapangan

dari

para

penggerak

koperasi

yang

berkesinambungan, diaolog informal dengan anggota setempat.
d. Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan berhasil baik,
membuat kartu anggota dan pembukuan yang benar, menerbitkan laporan
keuangan bulanan.
e. Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang baru/kebiasaankebiasaan yang berhubungan dengan aneka simpanan pemberiaan pinjaman
dan aspek-aspek lain untuk kerja sama dalam koperasi.
f. Para angggota membuat rencana koperasi.
g. Penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para anggota
koperasi.
h. Latihan bagi para anggota untuk memahami, menganalisis koperasi-koperasi,
mengadakan perjanjian, persatuan, pada saat permulaan.
i.

Program silang pinjam yang saling melengkapi dalam jaringan koperasi
(simpan-pinjam, asuransi bersama).

j.

Memelihara pendanaan dari dalam secara teratur.

k. Kesalahan-kesalahan koperasi di masa lampau menjadi tantangan bagi para
anggota koperasi dan pengurus.
l.

Para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah koperasi,
keadaan-keadaan,

keterbatasan

keuangan,

kebutuhan-kebutuhan,

dan

kemajuannya
2. Faktor Negatif Partisipasi Anggota

Universitas Sumatera Utara

Partisipasi anggota dalam beberapa koperasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
negatif, yaitu :
a. Kurangnya pendidikan anggota, antara lain dalam bentuk latihan anggota dan
calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi lokal
b. Feodalisme dan paternalisme dari para pengurus koperasi dalam hubungan
dengan para anggota
c. Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari rencana-rencana
organisasi yang telah disepakati bersama
d. Manipulasi yang dibuat oleh bermacam-macam individu menyebabkan
timbulnya erosi rasa ikut serta memiliki dari para anggota terhadap koperasi
mereka masing-masing
e. Kartu anggota tidak dibuat dengan baik menimbulkan ketidakjelasan transaksi
antar anggota dengan koperasinya ataupun sebaliknya
f. Kurangnya manajemen yang teratur dan keterampilan manajerial dari
pengurus koperasi
g. Kurangnya

rencana

pengembangan

profesional

untuk

mengimbangi

perkembangan dinamika kebutuhan para anggota
h. Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi, seperti neraca,
biaya, manfaat, dan laporan statistik yang lain
i.

Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk di masa
lampau

j.

Ketidakcukupan para pengurus koperasi untuk menata pembukuan

Universitas Sumatera Utara

2.2.1.3. Bentuk – Bentuk Partisipasi
Partisipasi anggota koperasi berarti memiliki keterlibatan mental dan
emosional terhadap koperasi, memiliki kontribusi kepada koperasi dan berbagai
tanggung jawab atas pencapaian tujuan organisasi maupun koperasi.
Dilihat dari segi dimensinya menurut Hendar dan Kusnadi (1999:61),
partisipasi terdiri dari:
1. Partisipasi dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (voluntary)
Partisipasi dipaksakan terjadi karena paksaan undang-undang atau keputusan
pamerintah

untuk

berpartisipasi

dalam

pengambilan

keputusan

yang

berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan partisipasi sukarela terjadi karena
kesadaran untuk ikut serta berpartisipasi.
2. Partisipasi formal dan partisipasi informal
Partisipasi yang bersifat formal, biasannya tercipta suatu mekanisme formal
dalam pengambilan keputusan. Sedangkan partisipasi yang bersifat informal,
biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan
sehubungan dengan partisipasi.
3. Partisipasi Langsung dan partisipasi tidak langsung
Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan,
membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang
lain. Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila terdapat wakil yang
membawa inspirasi orang lain yang akan berbicara atas nama anggota dengan
kelompok yang lebih tinggi tingkatannya.
4. Partispasi kontributif dan partisipasi insentif

Universitas Sumatera Utara

Partisipasi kontributif yaitu kedudukan anggota sebagai pemilik dengan
mengambil bagian dalampenetapaan tujuan, pembuatan keputusan dan proses
pengawasan terhadap jalannya perusahaan Koperasi. Sedangkan partisipasi
insentif yaitu kedudukan anggota sebagai pelanggan/pemakai dengan
memanfaatkan berbagai potensipelayanan yang disediakan oleh perusahaan
dalam menunjang kepentinganya.
Bentuk-bentuk partisipasi anggota dihubungkan dengan prinsip identitas ganda
anggota, sebagaimana dikemukakan oleh Alfred Hanel dalam Tim IKOPIN (
2000:49) yaitu :
1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik:
a. Memberikan kontibusinya dalam bentuk keuangan terhadap pembentukan
dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan melalui usaha-usaha
pribadinya.
b. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan keputusan dan
dalam proses pengawasan terhadap tata kehidupan koperasinya.
c. Anggota harus turut serta dalam mengambil keputusan ,evaluasi dan
pengawasan terhadap jalannya perusahaan Koperasi yang biasanya
dilakukan pada waktu rapat anggota.
d. Anggota harus turut serta melakukan kontribusi modal melalui berbagai
bentuk simpanan untuk memodali jalannya perusahaan koperasi.
e. Anggota harus turut serta menanggung resiko usaha koperasi yang
disebabkan oleh kesalahan manajemen.
2. Menyediakan keperluan anggota koperasi

Universitas Sumatera Utara

Koperasi berupaya menyediakan keperluaan anggota. Anggota sebagai
pengguna, pelanggan, pekerja atau nasabah, anggota harus turut serta
memanfaatkan pelayanan barang dan jasa yang disediakan oleh koperasi.
Untuk memasuki dan mempertahankan atau memelihara hubungannya dengan
koperasi, apabila insentif yang diperoleh lebih besar daripada kontribusi yang
harus diberikan maka mereka akan melanjutkan kerjasama dengan koperasi.
Pendapat lain mengenai partisipasi dikemukakan oleh Ropke (2003:52)
dengan membagi tipe-tipe partisipasi anggota menjadi :
1. Partisipasi dalam menggerakan atau mengkontribusikan sumberdaya.
2. Partisipasi dalam mengambil keputusan (perencanaan, implementasi atau
pelaksanaan, evaluasi).
3. Partisipasi anggota dalam menikmati manfaat.
Menurut Syamsuri dalam disertasinya yang berjudul “Daya Hidup
Koperasi dan Implikasinya terhadap Kesejahteraan Anggota”, mengemukakan
bahwa menurut teori partisipasi ada tiga jenis partisipasi yaitu :
1. Partisipasi Alinatif
Partisipasi alinatif ini dapat dikatakan seperti hubungan antara orang asing
yang bermusuhan, yaitu dimana pihak yang satu mau memaksakan dan
memanipulasikan kepentingannya kepada pihak lainnya.
2. Partisipasi Kalkulatif
Partisipasi kalkulatif berorientasi kepada keuntungan seperti terjadi pada
hubungan-hubungan bisnis.
3. Partisipasi Moral

Universitas Sumatera Utara

Partisipasi

moral

berorientasi

pada

komitmen-komitmen

berdasarkan

internalisasi norma-norma dan identifikasi kewibawaan atau karena tekanantekanan kelompok.
Partisipasi yang terjadi pada anggota koperasi di Indonesia merupakan
kombinasi dari ketiga jenis partisipasi tersebut, dengan kadarnya berjenjang
dari jenis partisipasi kalkulatif, moral, dan alinatif
Syamsuri juga mengemukakan bahwa partisipasi anggota dalam koperasi
terdiri dari :
1. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan
Partisipasi dalam pengambilan keputusan akan dilihat dari :
a. Banyaknya kehadiran dalam rapat
b. Aktivitas dalam rapat
c. Cara menyampaikan pendapat (usul, saran)
Dalam manajemen koperasi, Rapat Anggota itu merupakan komponen manajemen
yang terpenting sebab rapat anggota itu memiliki kekuasaan tertinggi dalam
koperasi. Rapat anggota bertugas untuk Mengesahkan anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Program Kerja dan rencana anggaran belanja koperasi. Oleh
karena itu partisipasi anggota dalam rapat-rapat koperasi sangat diperlukan.
Partisipasi yang diharapkan dari anggota itu bukan sekedar kehadirannya saja tapi
juga aktivitasnya dalam proses rapat tersebut dalam bentuk sumbang
pendapat/saran agar bisa dihasilkan suatu keputusan rapat yang bermutu yang bisa
dijadikan pegangan oleh pengurus dalam mengelola koperasi. Putusan yang

Universitas Sumatera Utara

bermutu itu adalah yang menguntungkan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
2. Partisipasi Modal
Koperasi sebagai badan usaha juga memerlukan modal untuk membiayai
usaha-usahanya. Sumber modal ada dua yaitu :
a. Modal intern (modal sendiri) yang dihimpun dari para anggota dalam
bentuk simpanan-simpanan yaitu : simpanan pokok, simpanan wajib, dan
simpanan sukarela.
b. Sumber modal kedua adalah modal luar (asing) berupa pinjaman-pinjaman
dari pihak ketiga (bank, perorangan, swasta).
3. Partisipasi Usaha
Partisipasi usaha yaitu merupakan partisipasi anggota koperasi dalam
kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh koperasi. Misalkan koperasi
konsumsi, partisipasi usaha yaitu melakukan kegiatan-kegiatan pembelian dalam
usaha koperasi tersebut.
4. Partisipasi Pengawasan
Partisipasi pengawasan yaitu merupakan partisipasi anggota dalam mengawasi
segala kegiatan operasional koperasi maupun laporan keuangan koperasi,
meskipun dalam koperasi telah ada pengawasan khusus yaitu Badan Pemeriksa
tapi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (UU No.12/67 pasal 13 ayat 6)
yang mengatakan: ”Setiap anggota koperasi mempunyai hak yang sama untuk :
melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha-usaha Koperasi
menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar”.

Universitas Sumatera Utara

Partisipasi anggota tak lepas dari ada tidaknya dan besar kecilnya manfaat
yang dirasakan anggota. Selain itu, partisipasi pengawasan dan pengambilan
keputusan dari anggota bisa meningkat bila para anggota menganggap memiliki
kepentingan yang berarti untuk mereka mempertahankan atau amankan, misalnya
karena anggota memiliki tabungan yang cukup besar di koperasi. Partisipasi
anggota dalam koperasi juga dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap koperasi
yang dimasukinya dan tentang para pengelola koperasi yang bersangkutan.
Partisipasi itu bukan milik masyarakat kalangan menengah atas saja tapi juga
milik golongan masyarakat bawah sepanjang tenaga pendorongnya tersedia
bedanya barangkali hanya pada besar kecilnya atau pada motif yang
mendorongnya. Motivasi partisipasi kalangan bawah lebih bersifat untuk
memenuhi kebutuhan vitalnya sedang untuk kalangan yang lebih tinggi untuk
memenuhi kebutuhan pernyataan atau aktualisasi dirinya.

2.2.1.4. Proses Pembentukan Partisipasi Dalam Koperasi
1. Anggota Koperasi Sebagai Individu dan Usaha Ekonomi
Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Yang
dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap orang/individu yang mampu
melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi. Koperasi dapat memiliki
anggota luar biasa yang persyaratan, hak dan kewajiban keanggotaannya
ditetapkan dalam anggaran dasar.

Universitas Sumatera Utara

Berpegang pada prinsip/pengertian koperasi, maka ada beberapa prinsip, yaitu
sebagai berikut:
a. Keanggotan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi
dalam lingkup usaha koperasi.
b. Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan.
c. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap
koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
Setiap anggota mempunyai kewajiban, yaitu sebagai berikut:
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan
yang telah disepakati dalam rapat anggota.
b. Berpartisipasi

dan

memelihara

kebersamaan

berdasar

atas

asas

kekeluargaaan.
Setiap anggota mempunyai hak sebagai berikut:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat
anggota.
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam Anggaran
Dasar.
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat
anggota baik diminta maupun tidak diminta.
e.

Memanfatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesame
anggota.

Universitas Sumatera Utara

f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam Anggaran Dasar.
2.

Partisipasi Anggota
Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan

untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi harus
memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi
dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upayaupaya bersama para anggota. Koperasi diharapkan mempunyai manfaat yang
dapat didistribusikan secara adil dan merata sesuai dengan kontribusi mereka
kepada koperasi dalam aneka kegiatan-kegiatan koperasi. Atas dasar itu koperasi
diharapkan menanamkan dasar-dasar distribusi pemanfaatan dari hasil atau
pelayanan-pelayanan yang bersifat ekonomis dan sosial untuk mempertahankan
semangat kebersatuan anggota-anggota dan kesetiaan mereka kepada semangat
koperasi.
Dasar pemanfaatan hasil-hasil dan pelayanan koperasi yang adil dapat juga
dilihat sebagai suatu tatanan di dalam menanamkan partisipasi yang baik dari
anggota sesuai kebutuhan yang dirasakan. Cara pandang koperasi sebagai suatu
sistem yang hidup, maka perlu dipahami konsep partisipasi anggota sebagai suatu
unsur yang paling uatama. Atas dasar itu, partisipasi anggota dalam koperasi
diibaratkan darah dalam tubuh manusia. Dipandang dari kenyataan bahwa untuk
mempertahankan

diri,

pengembangan,

dan

pertumbuhan

suatu

koperasi

tergantung pada kualitas dan partisipasi anggota-anggotanya. Oleh karena itu para
anggota harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai visi dari organisasi,

Universitas Sumatera Utara

misi, tujuan umum, sasaran, kemampuan untuk menguji kemampuan dalam
memecahkan permasalahan dan perubahan-perubahan lingkungan.
Partisipasi dalam koperasi ditujukan pula untuk menempatkan para
anggota menjadi subyek dari pengembangan koperasi, anggota harus terlibat di
dalam setiap langkah proses pengembangan koperasi dari tingkat penetapan
tujuan, sasaran atau penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk merealisasikan
dan pengendalian sosial sesuai kepentingan anggota. Partisipasi sebagai mana
telah dipertimbangkan hendaklah memasukkan rasa memiliki dan rasa
bertanggung jawab dengan tekanan tertentu padapentingnya pendapat bersama
yang dihasilkan oleh para anggota. Kualitas partisipasi tergantung pada interaksi
dari ketiga variabel berikut:
1.

Anggota atau penerima manfaat,

2.

Manajemen,

3.

Program.
Partisipasi anggota dalam pelayanan yang diberikan oleh koperasi akan

terwujud jika terjalin kesesuaian antara anggota, program dan organisasi yang ada.
Kesesuaian pertama, yaitu antara variabel anggota/penerima manfaat dengan
variabel program, merupakan kesesuaian antara kebutuhan anggota dengan
pelayanan dan sumber-sumber daya yang disediakan koperasi sebagai output dari
program. Program dapat diartikan sebagai kegiatan usaha mendasar yang dipilih
oleh organisasi (seperti memasok output, dan/atau membeli hasil produksi
anggota, menjual barang-barang konsumsi). Perbedaan antara koperasi fungsi
tunggal dan multi fungsi penting dalam hal ini, karena menunjukan tingkat

Universitas Sumatera Utara

diversifikasi di program dan outputnya. Kesesuaian kedua, yaitu antara anggota
dengan

(manajemen)

organisasi.

Anggota

harus

mampu

dan

mau

mengartikulasikan kebutuhan mereka dalam keputusan organisasi. Yang ketiga,
kesesuaian antara program dan (manajemen) organisasi, yaitu kesesuaian antara
syarat-syarat/kepentingan tugas program dan kemampuan manajemen koperasi.
Efektifitas keseluruhan dari partisipasi ditentukan oleh tingkat kesesuaian ketiga
variabel ini.

2.2.1.5. Pengukuran Partisipasi
Pengukuran partisipasi anggota berkaitan dengan peran ganda anggota
sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Dalam kedudukannya sebagai
pemilik, (a) para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan
pertumbuhan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan (simpanan pokok,
simpanan wajib, simpanan sukarela atau dana-dana pribadi yang diinvestasikan
pada koperasi) dan (b) mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan
keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya koperasi. Partisipasi
semacam ini disebut partisipasi kontributif.
Koperasi dalam kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para anggota
koperasi memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh koperasi
dalam menunjang kepentingannya. Partisipasi semacam ini disebut partisipasi
insentif. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan tentang indikator
untuk mengukur partisipasi anggota yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota (kehadiran,
keaktifan, dan penyampaian/mengemukakan pendapat/saran/ide/gagasan/kritik
bagi koperasi)
2. Partisipasi dalam bentuk kontribusi modal (dalam berbagai jenis simpanan,
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, jumlah dan frekuensi
menyimpan simpanan, penyertaan modal)
3. Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan (dalam berbagai jenis unit usaha,
jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap unit usaha koperasi,
besaran transaksi berdasarkan waktu dan unit usaha yang dimanfaatkan,
besaran pembelian atau penjualan barang maupun jasa yang dimanfaatkan,
cara pembayaran atau cara pengambilan, bentuk transaksi, waktu layanan)
4. Partisipasi dalam pengawasan koperasi (dalam menyampaikan kritik, tata cara
penyampaian kritik, ikut serta melakukan pengawasan jalannya usaha
koperasi).

2.2.2.

Konsep Motivasi

2.2.2.1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movio atau motio yang berarti gerakan
atau menggerakkan juga motium yang berarti sebab atau alasan, dan pendapat dari
Flippo (2002:173) bahwa motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan
manusia pada tujuan tertentu. Martoyo (2001:68) memberikan rumusan motivasi
merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

Universitas Sumatera Utara

individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Danim
(2004:15) mengasumsikan motivasi sebagai aktivitas individu untuk menentukan
kerangka dasar tujuan dan penentuan perilaku untuk mencapai tujuannya. Oleh
karena itu, paling tidak dalam motivasi terdapat tiga unsur esensial (1) faktor
pendorong atau pembangkit motif, baik internal dan eksternal, (2) tujuan yang
ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi merupakan faktor pendorong dalam
mempengaruhi perilaku seseorang.
Motivasi juga didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu
berdasarkan dari berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhannya. Adapun pemotivasian dapat diartikan sebagai pemberian motifmotif sebagai pendorong agar orang bertindak, berusaha untuk mencapai tujuan
organisasional (Silalahi, 2002:341). Motivasi adalah proses yang dimulai dengan
defisiensi fisiologis atau psikogis yang menggerakkan perilaku atau dorongan
yang ditujukan untuk tujuan dan insentif (Luthans, 2005:270). Dalam konteks
sistem, motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi dan saling tergantung :
1. Kebutuhan. Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis atau
psikologis. Misalnya kebutuhan muncul saat sel dalam tubuh kehilangan
makanan atau air atau ketika tidak ada orang lain yang bertindak sebagai
teman atau sahabat. Meskipun kebutuhan psikologi mungkin berdasarkan
defisiensi, tapi terkadang juga tidak. Misalnya, individu dengan kebutuhan
kuat untuk maju mungkin mempunyai sejarah pencapaian yang konsisten.
2. Dorongan. Dengan beberapa pengecualian, dorongan atau motif (dua istilah

Universitas Sumatera Utara

yang sering digunakan secara bergantian) terbentuk untuk mengurangi
kebutuhan. Dorongan fisiologis dapat didefinisikan sebagai kehilangan
petunjuk. Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang
berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif. Hal
tersebut adalah proses motivasi.
3. Insetif. Pada akhir sikluas motivasi adalah insentif, didefinisikan sebagai
semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Dengan
demikian, memperoleh insentif akan cenderung memulihkan keseimbangan
fisiologis atau psikologis dan akan mengurangi dorongan.

2.2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Organisasi
Faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi antara lain adalah:
1. Budaya
Budaya organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti
oleh para anggota organisasi, termasuk anggota organisasi yang berada dalam
hirarki organisasi. Norma tersebut dapat terlihat dari kebiasaan-kebiasaan
rutinitas yang diterapkan dari organisasi. Budaya organisasi mampu menjadi
faktor kunci keberhasilan organisasi tetapi dapat pula menjadi faktor utama
kegagalan organisasi. Budaya ini berbeda-beda tiap organisasi, ada organisasi
yang memiliki budaya yang kuat dan ada pula yang memiliki budaya
organisasi yang lemah. Budaya organisasi banyak berpengaruh pada pola
perilaku dalam bidang; (1) Nilai-nilai perusahaan (masalah baik-buruk,
masalah etika), (2) Suasana organisasi (bagaimana orang merasa dan beraksi),

Universitas Sumatera Utara

(3) Gaya kepemimpinan dalam melakukan wewenang.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hal yang saling terkait dengan adanya unsur kader
penggerak, adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya
tujuan organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh
sebagian anggota. Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan
atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan,
kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalahmasalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan,
gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik
dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, dan
interaksi antar kelompok.
3. Iklim Organisasi
Iklim organisasi adalah serangkaian deskripsi dari karakteristik organisasi
yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya yang
mengarah pada persepsi masing-masing anggota dalam memandang organisasi
yang berpengaruh terhadap motivasi pada pelaku organisasi. Faktor - faktor
yang mempengaruhi iklim organisasi yaitu ;
a. Kehangatan
Kehangatan (warmth) adalah perasaan terhadap suasana yang bersahabat
dan lebih ditekankan pada kondisi keramahan atau persahabatan dalam
kelompok yang informal, serta hubungan baik antar anggota, penekanan
pada pengaruh persahabatan dan kelompok sosial yang informal.

Universitas Sumatera Utara

b. Dukungan
Dukungan (support) adalah hal-hal yang terkait dengan dukungan dan
hubungan antar sesama anggota yaitu perasaan yang saling menolong.
2.2.2.3. Jenis – Jenis Motivasi
Secara umum motivasi terbagi menjadi dua yaitu :
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari kesadaran seseorang
untuk melakukan sesuatu dengan sendirinya. Misalnya karena ada dorongan
bahwa organisasi itu sangat menarik dan menantang untuk diikuti. Motivasi
ini juga sering disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul
dari dalam diri sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Beberapa
faktor pendukung motivasi intrinsik organisasi diantaranya adalah :
a) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang melaksanakan fungsi yang
ditugaskan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima. Atau
tingkatan sejauh mana anggota bertanggung jawab terhadap organisasi.
Tanggungjawab

dalam

organisasi

merupakan

hal

yang

patut

diperhitungkan dalam melaksanakan tugas-tugas dalam suatu organisasi.
Karena dengan adanya tanggung jawab penuh berarti dorongan untuk
melakukan kewajiban terhadap tugas tertentu dapat meningkatkan kinerja
dari organisasi
b) Pengakuan dan penghargaan
Kebutuhan akan pengakuan berkaitan dengan keinginan manusia, untuk

Universitas Sumatera Utara

dihormati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Prestasi dan status dimanisfestasikan oleh banyak hal yang
digunakan sebagai simbol status digunakan sebagai simbol status.
Kebutuhan ini artinya adalah respek diri dan respek orang lain.
c) Kebutuhan untuk merealisasikan diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang
sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam
bentuk nyata. Artinya tiap orang ingin tumbuh membangun pribadi dan
mencapai hasil. Kebutuhan merealisasikan diri adalah kebutuhan
aktualisasi diri yang menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan
dan potensi optimal untuk mencapai prestasi yang sangat memuaskan yang
sulit dicapai orang lain.
d) Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang
bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk
memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Orang yang memiliki
kepercayaan diri merasa yakin akan kemampuan dirinya sehingga bisa
menyelesaikan masalahnya.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dari
luar. Adapun yang termasuk ke dalam faktor pendukung motivasi ekstrinsik
adalah sebagai berikut :
a) Hubungan antara pengurus dan anggota

Universitas Sumatera Utara

Jika hubungan antara pengurus dan anggota terjalin dengan baik dengan
memperioritaskan komunikasi yang efektif maka keserasian dalam
organisasi dapat berjalan dengan baik pula
b) Pengembangan
Organisasi perlu melakukan usaha peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui pengembangan berupa mengikutsertakan pengawai
organisasi dalam pendidikan, pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya.
c) Kebijakan dan administrasi
Peninjauan kembali tentang kebijakan dan administrasi organisasi yang
berpihak kepada kepentingan anggota, seperti merespon keluhan anggota
serta memberi tanggapan terhadap keluhan yang sedang dihadapi.

2.2.2.4. Pengukuran Motivasi
Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur.
Pada umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis.
Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi menurut (Notoatmodjo, 2010: 2728) yaitu :
b. Tes Proyektif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam
diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan
orang, maka kita beri stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah
satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic

Universitas Sumatera Utara

Apperception Test (TAT). Dalam test tersebut diberikan gambar dan
diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc
Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu
kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (npower), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut
kita dapat menelaah motivasi yang mendasari diri klien berdasarkan
konsep kebutuhan diatas.
c.

Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah
dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi. Sebagi
contoh adalah EPPS (Edward’s Personal Preference Schedule).
Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada masingmasing nomor terdiri dari dua pertanyaan, diminta memilih salah satu
dari dua pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan dirinya. Dari
pengisian kuesioner tersebut kita dapat melihat dari ke-15 jenis
kebutuhan yang dalam tes tersebut, kebutuhan mana yang paling
dominan dari dalam diri kita. Contohnya antara lain, kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi
dengan orang lain, kebtuhan untuk membina hubungan dengan lawan
jenis, bahakan kebutuhan untuk bertindak agresif.

d. Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi

Universitas Sumatera Utara

sehingga

dapat

memunculkan

perilaku

yang

mencerminkan

motivasinya. Misalnya, untuk mengukur keinginan untuk berprestasi,
diminta untuk memproduksi origami dengan batas waktu tertentu.
Perilaku yang diobservasi adalah, apakah menggunakan umpan balik
yang

diberikan,

mengambil

keputusan

yang

berisiko

dan

mementingkan kualitas dari pada kuantitas kerja.
2.2.3.

Konsep Komitmen

2.2.3.1. Pengertian Komitmen
Menurut Luthan (1992:125) sebagai suatu sikap, komitmen organisasi
sering didefinisikan sebagai :
1. Suatu keinginan yang kuat menjadi anggota suatu organisasi tertentu.
2. Suatu kesediaan yang tinggi menjalankan usaha atas nama organisasi.
3. Suatu kepercayaan dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi.
Menurut Mathis (2001), komitmen organisasi didefinisikan sebagai tingkat
kepercayaan dan penerimaan tentang kerja terhadap tujuan organisasi dan
mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi tersebut. Dengan kata
lain, adalah suatu sikap tentang kesetiaan anggota kepada organisasi menyatakan
perhatiaan mereka kepada kepada kesejahteraan dan kesuksesan organsiasi
selanjutnya.
Menurut Steers dalam Kuncoro (2002) mendefinisikan komitmen
organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi),
keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan
organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang

Universitas Sumatera Utara

bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang anggota terhadap organisasinya.
Steers berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi dimana
anggota sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasinya.
Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal,
karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan
tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan
dimana

seorang

keinginannya

individu

untuk

memihak

mempertahankan

organisasi

serta

keangotaannya

tujuan-tujuan
dalam

dan

organisasi.

Sedangkan Mathis dan Jackson Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen
organisasional sebagai derajat dimana anggota percaya dan mau menerima tujuantujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan
organisasinya. Mowday dalam Ermaisaf (2011) ada beberapa indikator komitmen
organisasi yaitu:
1. Penerimaan terhadap tujuan organisasi
2. Kinerja untuk pekerja keras
3. Hasrat untuk bertahan menjadi bagian organsisasi.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa komitmen
merupakan suatu keadaan anggota yang memihak dan peduli kepada organisasi
tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaannya dalam
organisasi itu. Bentuk keterpihakan dan kepedulian anggota tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti terlibat dalam kegiatan organisasi,

Universitas Sumatera Utara

berkurangnya membuang-buang waktu dalam bekerja dan berkurangnya
kemungkinan meninggalkan lingkungan kerja.
2.2.3.2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Komitmen
Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen dalam berorganisasi menurut Mayer
dan Allen dalam Partina (2005) sebagai berikut :
1.

Karakteristik pribadi individu
Karakteristik pribadi terbagi ke dalam dua variabel, yaitu variabel demografis
dan variabel disposisional. Variabel demografis mencakup gender, usia,
status pernikahan, tingkat pendidikan dan lamanya seseorang bekerja pada
suatu organisasi. Variabel disposisional mencakup kepribadian dan nilai yang
dimiliki anggota organisasi. Hal-hal lain yang tercakup ke dalam variabel
disposisional ini adalah kebutuhan untuk berprestasi dan etos kerja yang baik.
Selain itu kebutuhan untuk berafiliasi dan persepsi individu mengenai
kompetensinya sendiri juga tercakup ke dalam variabel ini. Variabel
disposisional ini memiliki hubungan yang lebih kuat dengan komitmen
berorganisasi karena adanya perbedaan pengalaman masing-masing anggota
dalam organisasi tersebut.

2.

Karakteristik organisasi
Karakteristik organisasi adalah struktur organisasi, desain kebijaksanaan
dalam organisasi dan

bagaimana

kebijaksanaan

organisasi tersebut

disosialisasikan.
3.

Pengalaman selama berorganisasi.

Universitas Sumatera Utara

Pengalaman berorganisasi tercakup ke dalam kepuasan dan motivasi anggota
organisasi selama berada dalam organisasi, perannya dalam organisasi
tersebut dan hubungan antara anggota organisasi dengan sup