EfekPenggunaan Berbagai Level FesesKerbau Fermentasiterhadap Produktivitas dan Kualitas Rumput (Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana) Chapter III V

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akandilakukan di lahan hijauan pakan ternak unit Loka Penelitian Kambing
Potong Sei Putih, Galang. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari bulanJuni sampai
dengan September 2015.

Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Feses kerbau fermentasi yang diberikan ketanah sebagai sumber energi karbon dan
nitrogen bagi bakteri pengurai, MOL sebagai starter pengurai pada saat fermentasi, rumput
(Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, dan Digitaria milanjiana) berupa pols tunas
sebagai objek yang akan diteliti.
Alat
Peralatan yang digunakan meliputi: cangkul, meteran, gembor, kertas label,pisau,
timbangan sebagai alat menimbang bahan segar dan bahan kering, karung sebagai alat tempat
rumput yang dipotong, oven sebagai alat pengeringan bahan segar setelah panen sehingga
diperoleh bahan kering.
Metode Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split
plot design) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan.

Faktor pertama (petak utama) adalah:
A1

= Paspalum conjugatum

A2

= Brachiaria decumbens

A3

= Digitaria milanjiana

Universitas Sumatera Utara

Faktor kedua (anak petakan) adalah:
P0

= kotoran kerbau fermentasi 0 kg


P1

= kotoran kerbau fermentasi 1 kg (10 ton/ha)

P2

= kotoran kerbau fermentasi 2 kg (20 ton/ha)

P3

= kotoran kerbau fermentasi 3 kg (30 ton/ha)

Model linear yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split plot design) dengan model
rancangan menurut sebagai berikut:

Y i j k = μ + αi +β j + (αβ) i j + δ i k + ε i j k
Keterangan :
Y i j k = nilai pengamatan pada taraf ke i faktor A, taraf ke j faktor B, dan pada
kelompok ke k


µ =nilai tengah umum
α i = pengaruh taraf ke i dari faktor A
β j = pengaruh taraf ke j dari faktor B
(αβ) i j = pengaruh interaksi taraf ke i faktor A dengan taraf ke j faktor B
δ i k = pengaruh acak untuk petak utama
ε i j k = pengaruh acak untuk anak petak

Peubah yang Diamati
1. Jumlah anakan
Anakan rumput yang dihitung adalah anakan yang muncul dari dalam tanah atau
tumbuh pada rhizome batang, bukan yang tumbuh ke samping pada buku- buku batang yang

Universitas Sumatera Utara

tidak terpotong.Pada tanaman yang mempunyai anakan jika telah mempunyai daun, artinya
daun telah membuka dengan sempurna.Jumlah anakan diukur setiap satu minggu sekali.
2. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi dengan cara
menegakkan seluruh daun ke atas sampai tegak lurus, kemudian dilakukan pengukuran secara
vertical pada bagian tanaman yang paling tinggi dari permukaan tanah. Tinggi tanaman

diukur setiap 1 minggu sekali.
3. Produksi segar
Produksi segar rumput diperoleh dengan melakukan penimbangan daun dalam
keadaan segar atau tanpa dilakukan pengeringan pada hasil pemotongan yang dilakukan
setiap perlakuan. Penimbangan produksi segar rumput dilakukan setiap 4 minggu setiap
pemotongan.
4. Produksi kering
Produksi bahan kering diperoleh dari sampel yang diambil sebanyak 250 g dari setiap
perlakuan hasil penimbangan berat segar, kemudian dijemur atau dikering anginkan.
Selanjutnya di ovenkan pada suhu 600C selama 48 jam, kemudian ditimbang berat kering
rumput tersebut . produksi berat segar dikonversikan kedalam
berat kering untuk mengetahui produksi berat kering. Untuk menentukan persentase bahan
kering dapat digunakan rumus :
%BK = Berat setelah pengeringan x 100%
Berat segar
5. Kandungan nutrisi Protein kasar (PK), Serat kasar (SK) dan Energi bruto (EB)
Kandungan nutrisi rumput yang akan diteliti adalah protein kasar, serat kasar dan
energi bruto yang terkandung dalam rumput tersebut. Analisa kandungan nutrisi dilakukan
dengan cara analisis proksimat dari hasil pemotongan rumput.


Universitas Sumatera Utara

Protein kasar (PK)
Protein dalam bahan makanan termasuk dalam zat- zat yang mengandung nitrogen.
Perhitungan kadar protein kasar yaitu titrasi blanko dikurangi titrasi dari kelebihan H 2 SO 4
yang digunakan untuk menangkap N sama dengan jumlah asam yang dinetralisir oleh amonia
dari bahan. Persentase protein kasar dapat digunakan rumus sebagai berikut:
% PK = 0,014 x (Y – Z ) x titar x 6,25 x 100 %
X
Keterangan:
Y = Jumlah sample
Z = Jumlah blanko
N = Nomalitas Hcl
Serat kasar (SK)
Serat kasar adalah semua zat organikyang tidak dapat larut dalam H 2 SO 4 0,3N dan
dalam NaOH 1,5 N yang berturut- turut dimasak selama 30 menit ( selulosa, lignin, sebagian
dari pentosan- pentosan).
Persentase serat kasar dapat dihitung dengan rumus:
% SK = Y – Z – a x 100%
Z

Keterangan:
Y = Jumlah sample
Z = Jumlah blanko
X = Sample
Energi bruto (EB)
Energi bruto yaitu suatu bahan makanan dapat ditentukan dengan membakar sejumlah
bahan tersebut sehingga diperoleh hasil- hasil oksidasi yang berupa karbon dioksida, air, dan
gas- gas lainya.

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian
Proses Fermentasi Feses Kerbau
Pembuatan MOL: Isi air ke dalam botol berukuran besar berisi tapai hingga mendekati
penuh. Masukkan gula pasir ke dalam botol tersebut. Kocok botol sebentar agar gula larut.
Biarkan botol terbuka selama 4-5 hari. Setelah 5 hari MOL sudah siap untuk digunakan.
Pembuatan pupuk fermentasi: Kotoran hewan (kerbau) ± 50 kg, serbuk gergaji ± 40 kg,
arang sekam 10 kg, MOL 0,25 liter, dan air 1 liter (untuk mengencerkan adonan). Semua
bahan-bahan dihaluskan kemudian dicampur pada terpal, bahan-bahan diaduk sampai rata,
larutan MOL disiramkan sedikit demi sedikit lalu ditutup dengan terpal atau plastik. Sekitar

3-5 hari, bongkar adukan dan aduk ulang untuk mendapatkan hasil pupuk yang baik. Setelah
7-10 hari, pupuk tersebut siap digunakan.
Persiapan Media Pertanaman
Dalam penelitian ini menggunakan areal seluas 25 m2 sebagai areal tempat media
tanam.Bibit yang ditanam dalam bentuk pols. Pada saat umur 21 hari, dilakukan trimming
dengan

tujuan

untuk

menyeragamkan

pertumbuhan

tanaman.Kemudian

dilakukan

pemotongan sesuai dengan perlakuan yang telah ditetukan.Pemotongan dilakukan 10cm

diatas permukaan tanah.
Pemberian Feses Kerbau Fermentasi
Setelah media tanam selesai feses kerbau fermentasi diberikan ke tanaman masingmasing sesuai dengan perlakuan yaitu dosis 0 kg; 1 kg; 2 kg; 3 kg, kemudian disirami air
secukupnya.
Pemotongan Rumput
Pemotongan rumput dilakukan dengan interval pemotongan yang telah ditentukan
pada perlakuan.Pemotongan dilakukan 4 kali setiap 4 minggu umur tanaman.

Universitas Sumatera Utara

4. Produksi bahan kering rumput setiap kali pemanenan, dengan mencacah batang dan
daun tanaman. Lalu diambil 250gram sebagai sampel untuk dioven selama 48 jam
pada suhu 60o C.
5. Kandungan nutrisi rumput berupa serat kasar dan protein kasar dilakukan dengan
menggunakan analisis proksimat setelah pemotongan pada umur 4 minggu.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tinggi TanamanPaspalum conjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana
Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian jenis pupukmemberikan pengaruh yang
sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Hasil uji lanjut dengan DMRT (Duncan
Multiple Range Test) tinggi tanaman Paspalum conjugatum, Brachiaria decumbens,
Digitaria milanjianaselama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5. Pengaruh dosis pupuk terhadap tinggi tanaman Paspalum conjugatum, Brachiaria
decumbens, Digitaria milanjiana (cm)
Jenis
Rumput
(Main Plot)
A1
A2
A3
Rataan

P0
(kontrol)
50,00
43,00
79,00

57,33D

Dosis Pupuk
(Sub Plot)
P1
P2
P3
(10 ton/ha) (20 ton/ha) (30 ton/ha)
59,00
63,67
69,33
48,67
56,00
68,33
86,67
104,00
124,67
C
B
64,78

74,56
87,44A

Rataan

60,50B±8,17
54,00B±10,93
98,58A±20,29

Keterangan: Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukan adanya perbedaan yang nyatapada Uji
Duncan(P

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam sebagai Pengganti Kapur terhadap Produktivitas Rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada Tanah Ultisol

3 22 25

Proses pengeringan dalam pembuatan hay rumput signal (Brachiaria decumbens) (Drying Processes in Haymaking of Signalgrass(Brachiaria decumbens)).

0 1 8

Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam sebagai Pengganti Kapur terhadap Produktivitas Rumput Paspalum notatum dan Digitaria milanjiana pada Tanah Ultisol

0 0 10

EfekPenggunaan Berbagai Level FesesKerbau Fermentasiterhadap Produktivitas dan Kualitas Rumput (Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana)

0 0 10

EfekPenggunaan Berbagai Level FesesKerbau Fermentasiterhadap Produktivitas dan Kualitas Rumput (Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana)

0 0 2

EfekPenggunaan Berbagai Level FesesKerbau Fermentasiterhadap Produktivitas dan Kualitas Rumput (Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana)

0 0 3

EfekPenggunaan Berbagai Level FesesKerbau Fermentasiterhadap Produktivitas dan Kualitas Rumput (Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana)

0 0 13

EfekPenggunaan Berbagai Level FesesKerbau Fermentasiterhadap Produktivitas dan Kualitas Rumput (Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana)

0 1 3

EfekPenggunaan Berbagai Level FesesKerbau Fermentasiterhadap Produktivitas dan Kualitas Rumput (Paspalumconjugatum, Brachiaria decumbens, Digitaria milanjiana)

0 0 9

Produksi dan Kualitas Rumput Brachiaria humidicola (Rend.) Sch, Digitaria decumbens Stent dan Stenotaphrum secundatum (Walter) O.Kunt. di Bawah Naungan Sengon, Karet dan Kelapa Sawit

0 0 7