Kantor Sewa Kuala Namu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Terminologi Judul
Judul perancangan proyek adalah Kantor Sewa Kuala Namu yang

merupakan sebuah kantor sewa yang berada di kawasan Kuala Namu. Deskripsi
dari judul tersebut yaitu:
a. Kantor
Kantor berasal dari bahasa Belanda Kantoor, yaitu sebutan tempat
yang digunakan untuk perniagaan atau perusahan yang dijalankan secara
rutin. Kantor adalah tempat dalam suatu badan usaha dimana
dilaksanakan pekerjaan administratif (tata usaha) yang dapat dilakukan
dengan mesin atau tangan (Mahieu,The Liang Gie:105).
b. Sewa
Sewa adalah pemakaian, peminjaman sesuatu dengan membayar
uang yang boleh dipakai (Santoso,2002:526). Sewa adalah bagian
pembayaran ke atas sesuatu faktor produksi yang melebihi dari
pendapatan yang diterimanya dari pilihan pekerjaan lain yang terbaik

yang mungkin dilakukannya (Sukirno, 2003:376).
c. Kuala Namu
Kuala Namu adalah bandar udara yang berada di Desa Kuala Namu,
Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Bandara Internasional
Kuala Namu merupakan salah satu bandara yang menggunakan konsep
aerotropolis.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Kantor Sewa Kuala
Namu merupakan bangunan yang digunakan untuk perniagaan dimana
dilaksanakan pekerjaan administratif yang dapat dipakai dengan membayar uang
dan letaknya berada di kawasan Kuala Namu.
Kantor sewa adalah suatu wadah khusus dimana urusan bisnis
dilakasanakan dan pelayanan disediakan, segala fasilitas dapat disewakan fasilitas

6
Universitas Sumatera Utara

yang ada merupakan sarana pendukung kegiatan perkantoran yang dapat
menaikkan nilai jual kantor sewa itu ( Webster Third New International dict. 1567
: 1981 ). Kantor sewa adalah suatu bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dan
pelayanan secara profesional (Marlina,2008).


2.2

Tinjauan Umum Proyek
Tinjauan

umum

proyek

berisikan

tentang

latar

belakang

proyek,


perkembangan kota, kebijakan pembangunan, deskripsi umum proyek, dan tujuan
proyek.
2.2.1

Latar Belakang
Kantor sewa adalah bangunan komersial

yang berfungsi untuk

menyediakan ruang kegiatan perkantoran maupun bisnis. Melihat potensi dari
lokasi perancangan yang dekat dengan Bandara Internasional Kuala Namu,
bangunan kantor sewa sangat berpotensi karena dapat mendukung aktivitas
bandara. Kantor sewa dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kantor sewa juga berfungsi sebagai fasilitas untuk bekerja maupun urusan
bisnis lainnya bagi pengunjung regional maupun internasional. Kantor sewa
berlokasi di Kecamatan Beringin yang salah satu fungsinya sebagai kawasan
perdagangan dan jasa akan menjadi pusat aktivitas pengunjung lokal, regional,
maupun internasional, karena jaraknya hanya 6,6 km dari Bandara Internasional
Kuala Namu.
Dengan adanya perencanaan jalan Tol Medan-Kuala Namu Tebing Tinggi,

maka potensi pembangunan kantor sewa akan semakin besar. Potensi perancangan
semakin besar dengan adanya perencanaan jalan tol Medan-Danau Toba, yang
membuat akses ke Danau Toba semakin mudah, karena Danau Toba menjadi
pusat pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, dengan direncanakannya
Sumatera Utara sebagai pusat industri kelapa sawit (Crude Palm Oil) untuk
menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) dan perencanaan Pelabuhan
Kuala Tanjung yang berlokasi 27 km dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei
Mangkei dan berfungsi untuk ekspor & impor barang dari negara asing, maka

7
Universitas Sumatera Utara

semakin besar potensi Kantor Sewa Kuala Namu sebagai kantor cabang
perusahaan perindustrian.
Kebutuhan ruang usaha bagi para pegawai kantor sangat besar. Sebagian
masyarakat di Kecamatan Beringin bekerja sebagai karyawan. Sehingga sangat
tepat untuk membangun sebuah kantor sewa untuk mengakomodasi kebutuhan
perkantoran di Kecamatan Beringin. Selain untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat di Kecamatan Beringin, kantor sewa juga dapat meningkatkan
aktivitas di kawasan tersebut.


2.2.2

Perkembangan Kota
Kecamatan Beringin ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan

(PPL), yaitu pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
antar desa (RTRW Kabupaten Deli Serdang tahun 2010-2030). Dengan
pengembangan Kecamatan Beringin yang merupakan bagian dari wilayah
Mebidangro, yang fungsi utamanya sebagai kawasan segitiga pertumbuhan
Indonesia, Malaysia, Thailand Grouth Triangle (IMT-GT), maka Kecamatan
Beringin bukan hanya dapat melayani kegiatan skala antar desa, tetapi dapat
melayani kegiatan sampai skala antar negara. Sedangkan daerah sekitar
Kecamatan Beringin seperti Lubuk Pakam akan dikembangkan sebagai kota
mandiri dan penyeimbang perkembangan Kota Medan.
Berdasarkan ketentuan dalam RTRW Kabupaten Deli Serdang, maka
Kecamatan Beringin merupakan lokasi yang tepat untuk mendirikan gedung
kantor sewa yang bersifat komersial, karena dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan para investor akan datang untuk menanamkan modal atau
berinvestasi. Prospek bisnis kantor sewa ke depannya akan menguntungkan.


8
Universitas Sumatera Utara

2.2.3

Kebijakan Pembangunan
Kebijakan pembangunan Kecamatan Beringin sesuai dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Deli Serdang Tahun
2005-2025. Adapun faktor strategis yang mendukung pembangunan Kabupaten
Deli Serdang adalah:
1. Letak geografis yang strategis, karena dekat dengan Kota Medan dan
merupakan kawasan daerah pengembangan Kota Medan.
2. Memiliki jumlah angkatan kerja lebih banyak, sehingga sumber daya
manusia yang berpotensial bagi pembangunan.
3. Bandara Internasional Kuala Namu yang dibangun di wilayah
Kabupaten Deli Serdang akan menumbuhkan kegiatan seperti
kegiatan perdagangan, jasa dan permukiman di kawasan bandara

tersebut.
4. Kabupaten Deli Serdang dilalui oleh jalan Trans Sumatera. Dengan
adanya jalan tersebut yang melintas di wilayah Kabupaten Deli
Serdang, maka akses angkutan relatif lancar dan mendukung
pembangunan ekonomi masyarakat.
5. TNI dan Polri sebagai kekuatan utama yang tumbuh dari rakyat
merupakan kekuatan pertahanan dan keamanan yang akan menjadi
modal dasar yang kuat untuk kesinambungan pembangunan di
Kabupaten Deli Serdang.
Beberapa sasaran pokok yang akan dicapai oleh Kabupaten Deli Serdang
pada 20 tahun mendatang dalam bidang peningkatan sarana dan prasarana yang
mendukung pertumbuhan perekonomian sesuai dengan kebijakan pengelolaan
Tata Ruang yang berkelanjutan dan perlindungan lingkungan hidup adalah
sebagai berikut:

9
Universitas Sumatera Utara

1. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung ekonomi yang handal,
seperti: bandara, pelabuhan, jalan bebas hambatan, fly over, angkutan

umum.
2. Pembangunan transportasi lokal diarahkan untuk mendorong transaksi
perdagangan sebagai sumber pergerakan orang, barang, dan jasa.
3. Pembangunan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di
kawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat.
4. Penyediaan

dokumen

tata

ruang

yang

dinamis

mengikuti

perkembangan waktu dan keadaan untuk menjamin kepastian hukum

dalam berinvestasi.
5. Pembinaan

penataan

ruang

melalui

kerjasama

erat

antar

Kabupaten/Kota yang berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
khususnya kerjasama pembangunan dalam rangka implementasi pusat
kegiatan nasional Mebidangro.
6. Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan rencana
tata ruang yang telah memiliki landasan hukum.

7. Peningkatan aksesibilitas informasi seluas-luasnya kepada semua
pemangku kepentingan terhadap rencana Tata Ruang Daerah.
8. Penataan sistem pengelolaan sanitasi dan drainase permukiman
perkotaan dan perdesaan.
9. Percepatan pembangunan kota-kota kecamatan ditingkatkan sebagai
penggerak pembangunan wilayah di sekitarnya.
10. Peningkatan kualitas lingkungan perumahan beserta sarana dan
prasarana

pendukungnya

dengan

memperhatikan

fungsi

dan

keseimbangan lingkungan hidup.

11. Pengembangan konsep pembangunan secara vertikal untuk menekan
laju konversi lahan-lahan pertanian dan kawasan lindung menjadi
kawasan permukiman/perkotaan.

10
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Rencana Sistem Perkotaan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025
NO

HIRARKI

KOTA

1
Pusat
Kegiatan
Lokal
(PKL)

2

Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)

Lubuk
Pakam

FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN







Pancur Batu 




Tanjung

Morawa



Batang Kuis




Percut Sei 

Tuan




Hamparan 
Perak




Sunggal



Deli Tua



Pusat pemerintahan kabupaten;
Perdagangan dan jasa;
Kota transit;
Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;
Permukiman perkotaan
Perdagangan dan jasa regional (pasar
induk dan terminal sayur);
TOD
Pendidikan dan olah raga;
Pariwisata;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
TOD
Perumahan dan permukiman;
Kota transit
Perdagangan dan jasa regional;
Pengolahan pertanian dan perikanan;
Perumahan dan permukiman.
Industri;
Pusat pendidikan dan olah raga;
Perdagangan dan jasa;
Industri;
Kawasan konservasi (Kawasan Suaka
Alam);
Pariwisata, dan
Kegiatan Militer
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa regional (pasar
induk sayuran);
TOD
Pelayanan sosial

11
Universitas Sumatera Utara

NO

HIRARKI

KOTA

Pagar
Merbau
Tembung

Galang

Sibolangit

Gunung
Meriah


















Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
TOD
Militer
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Pariwisata;
Agropolitan
Kawasan konservasi (Kawasan Suaka
Alam)
 Perumahan dan permukiman.
 Pengolahan pertanian;
 Kehutanan






Pengolahan pertanian;
Perumahan
Pariwisata
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan dan permukiman;


Patumbak 



STM Hulu

Pusat

Pelayanan Kutalimbaru 
Lingkungan

(PPL)


Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan;
Industri;
Perdagangan dan jasa.
Pengolahan pertanian;
Kehutanan
Pariwisata
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan dan permukiman;
Kehutanan

Namo
Rambe
Bangun
Purba

3

FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

Biru-biru

 Pengolahan pertanian;
 Pariwisata

12
Universitas Sumatera Utara

NO

HIRARKI

KOTA
STM Hilir
Labuhan
Deli

Pantai Labu

Beringin

FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN















Pengolahan pertanian;
Kehutanan
Pengolahan pertanian dan perikanan;
RTH;
Perumahan dan permukiman;
Perdagangan dan jasa.
Pengolahan pertanian dan perikanan;
Transpotasi;
Perdagangan dan jasa;
Perumahan dan permukiman
Pengolahan pertanian;
Transpotasi;
Perdagangan dan jasa;
Perumahan dan permukiman

Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2030

Rencana sistem perkotaan terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan
Kecamatan (PPK), Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Kecamatan Beringin
ditetapkan dengan sistem Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Fungsi yang
dikembangkan adalah pengolahan pertanian, transportasi, perdagangan dan jasa,
perumahan dan permukiman

Gambar 2.1 Rencana penggunaan lahan Kuala Namu dan sekitarnya
Sumber: Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara 2006

13
Universitas Sumatera Utara

2.2.4

Deskripsi Umum Proyek
Secara umum dapat diuraikan deskripsi umum proyek Kantor Sewa Kuala

Namu sebagai berikut:
a. Nama Proyek
b. Lokasi

: Kantor Sewa Kuala Namu
: Jl. Bakaran Batu, Kecamatan Beringin,
Kabupaten Deli Serdang.
: ±2.9 Ha (±29.000 m2)

c. Luas Lahan

d. Batas-batas site
Utara

: Persawahan

Selatan

: Rumah Sakit Patar Asih

Timur

: Jl. Bakaran Batu

Barat

: Lahan Kosong

e. Daya tampung

: ± 1726 orang

Jumlah penghuni perkantoran adalah 1 orang/10 m2 luas bangunan.
Maka jumlah penghuni Kantor Sewa Kuala Namu adalah:
Kantor Sewa & Workshop =16553 m2/10 = 1656 orang
Fasilitas Cafetaria ± 40 orang
Fasilitas ATK ± 10 orang
Kantor Pengelola ± 20 orang
Total penghuni = 1656+40+10+20 = ± 1726 orang
f. Pemilik Proyek
g. Pembiayaan

: PT. Angkasa Pura II
: PT. Angkasa Pura II

h. Program Peruntukan : Expatriat / Kantor Cabang
i. Kontur

: Relatif Datar

j. KLB

:8

k. KDB

: 40%
: ±11.450 m2

l. Luas Bangunan

m. Ketinggian Bangunan : Maksimum 8 Lantai (28,5 m)
n. Bangunan Existing : Lahan Kosong
o. Potensi Lokasi


:

Berada di kawasan Bandara Kuala Namu.

14
Universitas Sumatera Utara



Jauh dari kebisingan kota.



Akses berhubungan langsung dengan bandara.



Tingkat kemacetan rendah.



Berada di kawasan dengan kepadatan penduduk sedang.



Akses ke kota Medan dan daerah wisata seperti Danau Toba akan
mudah dengan dibangunnya Jalan Tol Medan-Kuala NamuTebing Tinggi.

Gambar 2.2 Potensi Lokasi Perancangan ke wilayah sekitarnya
Sumber: earth.google.com dan wikipedia.org

2.2.5

Tujuan Proyek
Adapun tujuan proyek Kantor Sewa Kuala Namu adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan fasilitas kantor sewa yang dapat menampung berbagai
aktivitas perkantoran di Kecamatan Beringin.
b. Berkontribusi dengan Bandara Internasional Kuala Namu sebagai
salah satu fasilitas pendukung bandara.

15
Universitas Sumatera Utara

c. Mendukung salah satu sistem perkotaan Kecamatan Beringin sebagai
kawasan perdagangan dan jasa yang tercantum dalam RTRW Deli
Serdang.

2.3

Tinjauan Daerah Perancangan

2.3.1

Tinjauan Kota

BELAWAN

BATANG
KUIS
KNIA
TOL MEDANKNIA-TEBING
TINGGI

SITE

BINJAI
MEDAN
TANJUNG
MORAWA

BERASTAGI

DANAU TOBA

LUBUK
PAKAM

Jarak tempuh:
Site-Lubuk Pakam : 3.5 km
Site-KNIA
: 6.6 km
Site-Batang Kuis : 7.8 km
Site-Jalan Tol
: 5.5 km
Site-Tj. Morawa : 15.3 km
Site-Medan : 46.5 km
Site-Belawan
: 40 km
Site-Binjai
: 55 km
Site-Berastagi : 89.5 km
Site-Danau Toba : 158 km

Diagram 2.1 Lokasi perancangan dan kawasan sekitar
Sumber: Pengolahan Data Primer

Dilihat dari tinjauan kota, kawasan perancangan Kantor Sewa Kuala Namu
termasuk pada kawasan Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo).
Kawasan Mebidangro berfungsi sebagai pusat perekonomian nasional yang

16
Universitas Sumatera Utara

mampu bersaing secara internasional, sehingga kawasan perancangan akan
mendukung perencanaan fungsi kawasan Mebidangro. Wilayah Mebidangro
berada di bagian strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional
Indonesia-Malaysia-Thailand. Dilihat dari fisik, 113.280 Ha lahan Mebidangro (
37,55% dari luas seluruhnya ) berpotensi untuk dikembangkan menjadi kegiatan
perkotaan.
Untuk mendukung rencana tata ruang Kawasan Mebidangro, terdapat lima
langkah strategis pengembangan Mebidangro, yaitu:
1. Pengembangan koridor ekonomi internasional Belawan-Kuala Namu
2. Pembangunan pusat-pusat pelayanan kota baru
3. Revitalisasi pusat kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli
4. Pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro
5. Pengembangan

Akses

Strategis

Mebidangro

dengan

cara

pembangunan jalan tol yang dapat memudahkan akses pada kawasan
Mebidangro.

Gambar 2.3 Jalur Jalan Tol di Kawasan Mebidangro dan sekitarnya
Sumber: baringin-sangkunur.blogspot.com

Jalan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi merupakan jalan tol yang
menghubungkan Kota Medan, Bandara Internasional Kuala Namu, dan Kota
Tebing Tinggi. Dengan adanya jalan tol, maka akses ke atau dari Kantor Sewa
Kuala Namu akan semakin lancar dan semakin cepat ke tempat-tempat yang

17
Universitas Sumatera Utara

penting, seperti Kota Medan, Kota Binjai, Kota Lubuk Pakam, Tanjung Morawa,
Berastagi, Danau Toba, dan lain-lain. Jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing
Tinggi memiliki panjang 61,80 km dan terbagi dalam 2 seksi, yaitu seksi 1 (
Medan-Parbarakan-Kuala Namu ) sepanjang 17,80 km dan seksi 2 ( ParbarakanTebing Tinggi ) sepanjang 44 km. Jalan tol tersebut digunakan untuk
mengembangkan perekonomian wilayah Medan dan sekitarnya.

Gambar 2.4 Trace jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi
Sumber : Wikipedia.org

Jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi memiliki 2x2 jalur utama
dengan lebar 3,6 meter, lebar bahu jalan dalam 1,5 meter, dan lebar bahu jalan
luar 3 meter. Pada Seksi 2, akan terdapat Juction, Intercharge, dan 2 rest area.
Sistem jalan tol yang direncanakan akan menggunakan sistem tertutup dengan
barrier gate berada di Tanjung Morawa dan Tebing Tinggi. Dengan adanya
pembangunan jalan tol, akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi,
sehingga dapat meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan ekonomi daerah.
Jalan tol akan beroperasi pada tahun 2017.

18
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Pintu Tol Parbarakan, Kuala Namu
Sumber : SeMedan.com

Gambar 2.6 Pembangunan Jalan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi
Sumber : skyscrapercity.com

2.3.2

Tinjauan Sub Wilayah

Lokasi
Perancangan
Gambar 2.7 Peta Kecamatan Beringin
Sumber : Kantor Camat Beringin

19
Universitas Sumatera Utara

Ditinjau dari sub wilayah, lokasi perancangan berada di Kecamatan
beringin, Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Beringin merupakan salah satu
kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Posisi Kecamatan
Beringin semakin penting karena menjadi lokasi Bandara Internasional Kuala
Namu, sehingga Kecamatan Beringin akan menjadi kawasan yang berpotensi.
Luas wilayah Kecamatan Beringin adalah 52,69 km2 meliputi 11 desa/kelurahan.
Batas wilayah Kecamatan Beringin sebelah barat dengan Kecamatan Batang Kuis,
sebelah selatan dengan Kecamatan Lubuk Pakam dan Tanjung Morawa, sebelah
timur dengan Kecamatan Pagar Merbau, dan sebelah utara dengan Kecamatan
Pantai Labu.
Sistem perkotaan di Kecamatan Beringin yaitu sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL), yaitu pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala antar desa (RTRW Deli Serdang Tahun 2010-2030). Fungsi utama
yang dikembangkan pada Pusat Pelayanan Lingkungan di Kecamatan Beringin
adalah sebagai kawasan pengolahan pertanian, transportasi, perdagangan dan jasa,
serta perumahan/permukiman. Sehingga perancangan kantor sewa sesuai dengan
sistem perkotaan di Kecamatan Beringin.

Gambar 2.8 Foto Site dan sekitarnya di Kecamatan Beringin
Sumber : earth.google.com dan Dokumentasi Pribadi

20
Universitas Sumatera Utara

Lokasi berada pada wilayah RUTRK yang tata guna lahannya difungsikan
untuk daerah permukiman. Lokasi lahan berada di kawasan Bandara Kuala Namu
yang merupakan sebuah bandara dengan konsep aerotropolis dan dirancang untuk
kawasan bisnis, industri, dan permukiman warga di dalam satu area besar.

2.4

Tinjauan Fungsi
Fungsi Kantor Sewa Kuala Namu yaitu sebagai cabang dari perusahaan

besar maupun perusahaan kecil, dan dapat membantu masyarakat dalam
mengakses jasa. Kantor sewa yang direncanakan memiliki fasilitas workshop dan
gudang, karena lokasi kantor sewa yang berdekatan dengan Bandara Internasional
Kuala Namu, maka pengangkutan barang ke atau dari fasilitas workshop maupun
gudang akan mudah. Kantor Sewa Kuala Namu yang dirancang yaitu kantor sewa
kelas B, karena bangunan kantor sewa kelas B jumlah lantainya lebih sedikit
daripada kelas A. Fasilitas dan utilitas kantor sewa kelas B antara lain: listrik, air
minum, telepon , genset, pemeliharaan gedung, publik, toilet, elevator, fire
detection, air condition (AC), keamanan, Car Park, cleanning, Utility Room,
Cafetaria, Lobi dan koridor.
Menurut I. Manesh dan R. Cunliffe, kantor dibagi atas 4 jenis yaitu:


Commercial Office / kantor komersial
Commercial office adalah jenis perkantoran yang digolongkan kepada
perkantoran umum (yang disewakan), perusahaan dagang (trading
company), asuransi dan transportasi.



Industrial Office / kantor industri
Industrial Office adalah jenis perkantoran yang terikat, harus
mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya



Profesional Office
Profesional Office adalah jenis perkantoran yang tidak dipakai dalam
jangka waktu yang lama/ panjang dan merupakan jenis perkantoran
dengan jumlah modal yang digunakan relatif kecil

21
Universitas Sumatera Utara



Institutional / Govermental Office (kantor pemerintah)
Institutional / Govermental Office adalah jenis perkantoran yang
bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman
pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya penggunaanya
diperuntukkan untuk jangka waktu yang lama.

Di lihat dari jenis–jenis kantor di atas maka jenis kantor yang digunakan
pada proyek perancangan Kantor Sewa Kuala Namu adalah jenis commercial
office atau kantor komersial sebagai fungsi utama proyek dengan workshop dan
gudang sebagai fasilitas pendukung.

2.4.1

Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Deskripsi penggunaan dan kegiatan merupakan gambaran umum mengenai

kegiatan yang akan berlangsung di dalam bangunan. Pengguna kegiatan pada
Kantor Sewa Kuala Namu terdiri dari pengunjung, penyewa, pengelola, dan
servis.
a. Pengunjung, yaitu pihak yang berkunjung ke Kantor Sewa Kuala
Namu. Pengunjung yang datang ke Kantor Sewa Kuala Namu dibagi
menjadi:


Masyarakat, yaitu kelompok individu yang diorganisasikan dan
mengikuti suatu cara hidup tertentu (M.J. Herkovits). Masyarakat
yang mengunjungi Kantor Sewa Kuala Namu terbagi atas
masyarakat sekitar kantor sewa dan masyarakat pendatang dari
luar kota.



Ekspatriat, yaitu seseorang yang tinggal sementara maupun
menetap di luar negara dimana dia dilahirkan dan dibesarkan, atau
dengan kata lain, orang yang berkewarganegaraan asing yang
tinggal di Indonesia, biasanya karena suatu tugas negara atau
profesional (Wikipedia).

b. Penyewa, yaitu pihak atau instansi yang menyewa baik fasilitas kantor
maupun ruang kantor yang disewakan.

22
Universitas Sumatera Utara

c. Pegawai kantor, yaitu pihak yang bekerja di kantor sewa baik pegawai
tetap maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Pengelola, yaitu pihak yang melakukan kegiatan administrasi dan
operasional. Pihak pengelola terbagi menjadi:


Pimpinan, yaitu orang yang bertugas melakukan proses atau
fungsi manajemen. Pimpinan terdiri dari Direktur yang dibantu
oleh sekretaris dan Wakil Direktur.



Kepala Bagian, terdiri dari kepala bagian operasional, keuangan,
pemasaran, keamanan, pemeliharaan dan perawatan gedung.



Pegawai, menurut Robbins (Perilaku Organisasi, Ed.10:2006)
pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja,
baik sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan
kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan
suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu yang
ditetapkan oleh pemberi kerja.

e. Servis, yaitu pihak yang melakukan pelayanan bangunan seperti
masalah

teknis,

kebersihan,

keamanan,

utilitas,

pantri

dan

pergudangan. Pihak servis terdiri dari:


Teknisi, yaitu seseorang yang menguasai bidang teknologi
tertentu yang lebih banyak memahami teori bidang tersebut
(Wikipedia).



Satpam/pihak keamanan, yaitu satuan kelompok petugas yang
dibentuk oleh instansi untuk melakukan keamanan fisik dalam
rangka penyelenggaraan keamanan swakarsa di lingkungan
kerjanya (Wikipedia).



Housekeeping, yaitu bagian atau departemen yang mengatur atau
menata peralatan, menjaga kebersihan, memberi dekorasi dengan
tujuan agar tampak rapi, bersih, menarik, dan menyenangkan
penghuninya (Wikipedia).

23
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pengguna kegiatan, maka kegiatan/aktivitas yang dilakukan
adalah:
Tabel 2.2 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
No
1

Pengguna
Pengunjung
 Kantor sewa

Kegiatan






Cafetaria








ATK






Workshop







ATM Center






Smoking area






Mushola







Toilet umum




2

Pengelola & Penyewa

Resepsionis








General manager







Datang/Pulang
Mengurusi keperluan
Membeli
Datang/Pulang
Memesan makanan/minuman
Makan/minum
Bayar
Datang/Pulang
Fotokopi/membeli peralatan kantor
Datang/Pulang
Regristrasi
Mengikuti kegiatan workshop
Datang/Pulang
Mengambil/transaksi uang
Datang/Pulang
Duduk & merokok
Datang/Pulang
Mengambil wudhu
Shalat
Datang/Pulang
Cuci tangan/kamar mandi
Datang/Pulang
Menerima/memberi informasi
Makan siang
Toilet
Datang/Pulang
Bekerja
Makan siang
Istirahat
Toilet

24
Universitas Sumatera Utara



Sekretaris









Sales manager









Staff administrasi









Pegawai









Workshop staff






3

Penunjang
 Cafetaria








ATK





Servis
 Kepala keamanan








Staff security





Datang/Pulang
Mengurus administrasi
Makan siang
Istirahat
Toilet
Datang/Pulang
Mengurus keuangan, marketing
Makan siang
Istirahat
Toilet
Datang/Pulang
Mengurus administrasi
Makan siang
Istirahat
Toilet
Datang/Pulang
Bekerja
Makan siang
Istirahat
Toilet
Datang/Pulang
Menjaga & menerima barang
Makan siang
Istirahat
Datang/pulang
Menerima pesanan
Mengolah makanan/minuman
Membersihkan piring & ruangan
Datang/pulang
Melayani konsumen
Memfotokopi dokumen
Datang/Pulang
Mengawasi keamanan
Makan siang
Toilet
Datang/Pulang
Ganti seragam
Menjaga keamanan

25
Universitas Sumatera Utara





Housekeeper









Teknisi






Makan siang
Toilet
Datang/Pulang
Ganti seragam
Mengatur/menjaga kebersihan bangunan
Makan siang
Toilet
Datang/Pulang
Merawat & mengecek utilitas bangunan
Makan siang
Toilet

Sumber: Pengolahan Data Primer

2.4.2

Deskripsi Perilaku
Berdasarkan sifat aktivitas perilaku pengguna Kantor Sewa Kuala Namu,

perilaku penggunan dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:


Bersifat statis
Pengguna Kantor Sewa Kuala Namu yang bersifat statis yaitu
pengelola kantor sewa, pegawai, penyewa, dan servis. Pengelola
kantor sewa bekerja dan bertanggung jawab untuk mengurus lingkup
Kantor Sewa Kuala Namu, baik secara administrasi maupun fisik
bangunan. Bagian servis melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan
fasilitas maupun utilitas bangunan. Perilaku pengguna bangunan lebih
bersifat menetap pada satu tempat. Kebiasaan tersebut menjadi
rutinitas dengan intensitas waktu yang lebih lama.



Bersifat dinamis
Pengguna Kantor Sewa Kuala Namu yang bersifat dinamis
yaitu pengunjung kantor sewa. Yang termasuk golongan pengunjung
adalah orang yang datang ke Kantor Sewa Kuala Namu untuk
melakukan kegiatan dengan menggunakan fasilitas pada bangunan.
Perilaku pengunjung cenderung bergerak dari satu tempat ke tempat
lain dalam lingkup bangunan.

26
Universitas Sumatera Utara

2.4.3

Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Kebutuhan ruang dan besaran ruang yang ada muncul dari aktivitas yang

berlangsung di dalam bangunan. Kebutuhan ruang yang dibutuhkan pada kantor
sewa yaitu:
Tabel 2.3 Kebutuhan Ruang & Besaran Ruang
No

Jenis Ruang

1

Kantor sewa

2

Kebutuhan Ruang


Unit kantor sewa



Resepsionis
R. Tunggu
R. General Manager
R. Sekretaris
R. Pemasaran
Staff administrasi
R. Pegawai
R. Arsip
R. rapat
Loker pegawai
Pantry
R. Istirahat
Cafetaria
Workshop
ATM Center
ATK
Smoking area
Mushola
Toilet Umum
R. Kepala Keamanan
Pos Satpam
Housekeeping
R. Teknisi
Loker
Loading Dock
General Storage
Receiving office
Truk
Mobil
Sepeda Motor






Kantor Pengelola









3




Fasilitas
Penunjang







4





Servis







5



Parkir




Besaran Ruang
(orang/m2)
3.7
0.9
0.9
16
6.7
3.7
3.7
3.7
8
2
15
8
2
2
2
1
1.8 - 2.15
1
0.96
3
3.7
1
0.7
3.7
15
30 m2/unit
40 m2/unit
3.7
15
1/100
1/25

Sumber: Neufert Architect Data, Time Saver Standard for Building Type

27
Universitas Sumatera Utara

2.4.4

Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Keputusan menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 45 Tahun

2007 adalah sebagai berikut:
a. Konstruksi bangunan kantor


Peletakan massa bangunan sesuai RUTRK wilayah setempat.



Langit-langit
1. Ketinggian langit-langit bangunan kantor minimum adalah
2.80 meter dihitung dari permukaan lantai.
2. Bahan langit langit terdiri atas rangka langit-langit dan
penutup langit-langit
3. Bahan kerangka langit-langit, digunakan bahan yang
memenuhi standar teknis, untuk penutup langit-langit kayu
lapis atau yang setara, digunakan rangka kayu kelas kuat II
dengan ukuran minimum:
o 4/6 cm untuk balok pembagi dan balok penggantung
o 6/12 cm untuk balok rangka utama
o 5/10 untuk balok tepi
o Besi hollow atau metal furring 40 mm x 40 mm dan 40
mm x 20 mm lengkap dengan besi penggantung Ø 8 mm
dan pengikatnya.
4. Bahan penutup langit-langit
Bahan penutup langit-langit: kayu lapis, aluminium, akustik,
gypsum, atau sejenis yang disesuaikan dengan fungsi dan
klasifikasi bangunannya;
5. Lapisan

finishing

yang

digunakan

harus

memenuhi

persyaratan teknis dan sesuai dengan jenis bahan penutup
yang digunakan.


Bahan penutup atap
1. Bahan penutup atap bangunan gedung negara harus
memenuhi ketentuan yang diatur dalam SNI yang berlaku
tentang bahan penutup atap, baik berupa atap beton, genteng,

28
Universitas Sumatera Utara

metal, fibrecement, calsium board, sirap, seng, aluminium,
maupun asbes/asbes gelombang. Untuk penutup atap dari
bahan beton harus diberikan lapisan kedap air (water
proofing). Penggunaan bahan penutup atap disesuaikan
dengan fungsi dan klasifikasi bangunan serta kondisi
daerahnya;
2. Bahan kerangka penutup atap: digunakan bahan yang
memenuhi Standar Nasional Indonesia. Untuk penutup atap
genteng digunakan rangka kayu kelas kuat II dengan ukuran:
o 2/3 cm untuk reng atau 3/4 cm untuk reng genteng beton;
o 4/6 cm atau 5/7 cm untuk kaso, dengan jarak antar kaso
disesuaikan ukuran penampang kaso.
Bahan kerangka penutup atap non kayu:
o Gording baja profil C, dengan ukuran minimal 125 x50 x
20 x 3,2;
o Kuda-kuda baja profil WF, dengan ukuran minimal 250
x150 x 8 x 7;
o Baja ringan (light steel);
o Beton plat tebal minimum 12 cm.


Jarak antar blok/massa bangunan. Sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan daerah setempat tentang bangunan gedung,
maka jarak antar blok/massa bangunan harus mempertimbangkan
hal-hal seperti:
1. Keselamatan terhadap bahaya kebakaran.
2. Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan.
3. Kenyamanan.
4. Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.



Bahan penutup lantai
1. Bahan penutup lantai menggunakan bahan teraso, keramik,
papan kayu, vinyl, marmer, homogenius tile dan karpet yang
disesuaikan dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya

29
Universitas Sumatera Utara

2. Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan
teknis dan sesuai dengan jenis bahan penutup yang
digunakan.


Bahan dinding
Bahan dinding terdiri atas bahan untuk dinding pengisi atau
partisi, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bahan dinding pengisi: batu bata, beton ringan, bata tela,
batako, papan kayu, kaca dengan rangka kayu/aluminium,
panel GRC dan/atau aluminium
2. Bahan dinding partisi: papan kayu, kayu lapis, kaca, calcium
board, particle board, dan/atau gypsum-board dengan rangka
kayu kelas kuat II atau rangka lainnya, yang dicat tembok
atau bahan finishing lainnya, sesuai dengan fungsi ruang dan
klasifikasi bangunannya
3. Adukan/perekat yang digunakan harus memenuhi persyaratan
teknis dan sesuai jenis bahan dinding yang digunakan



Bahan kosen dan daun pintu/jendela, mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
1. Digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II dengan ukuran jadi
minimum 5,5 cm x 11 cm dan dicat kayu atau dipelitur sesuai
persyaratan standar yang berlaku;
2. Rangka daun pintu untuk pintu yang dilapis kayu
lapis/teakwood digunakan kayu kelas kuat II dengan ukuran
minimum 3,5 cm x 10 cm, khusus untuk ambang bawah
minimum 3,5 cm x 20 cm. Daun pintu dilapis dengan kayu
lapis yang dicat atau dipelitur;
3. Daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas kuat/kelas awet
II, dicat kayu atau dipelitur;
4. Daun jendela kayu, digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II,
dengan ukuran rangka minimum 3,5 cm x 8 cm, dicat kayu
atau dipelitur;

30
Universitas Sumatera Utara

5. Rangka pintu/jendela yang menggunakan bahan aluminium
ukuran rangkanya disesuaikan dengan fungsi ruang dan
klasifikasi bangunannya;
6.

Penggunaan kaca untuk daun pintu maupun jendela
disesuaikan

dengan

fungsi

ruang

dan

klasifikasi

bangunannya;
7. Kusen baja profil E, dengan ukuran minimal 150 x 50 x 20 x
3,2 dan pintu baja BJLS 100 diisi glas woll untuk pintu
kebakaran.
b. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan.
Bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan prasaran
dan

sarana

yang

memadai,

dengan

biaya

pembangunannya

diperhitungkan sebagai pekerjaan non-standar. Prasarana dan sarana
bangunan yang harus ada pada bangunan gedung seperti:


Sarana parkir kendaraan



Sarana untuk penyandang cacat dan lansia



Sarana penyediaan air minum



Sarana drainase, limbah, dan sampah



Sarana ruang terbuka hijau



Sarana hidran kebakaran halaman



Sarana pencahayaan halaman



Sarana jalan masuk dan keluar



Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, ruang bayi/ibu,
toilet, dan fasilitas komunikasi dan informasi

c. Persyaratan struktur bangunan
Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan
keselamatan (safety) dan kelayanan (serviceability) serta SNI
konstruksi bangunan gedung, yang dibuktikan dengan analisis struktur
sesuai ketentuan. Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung negara
secara umum meliputi ketentuan-ketentuan:

31
Universitas Sumatera Utara



Struktur pondasi



Struktur lantai



Struktur kolom



Struktur atap



Struktur beton pracetak



Basemen

d. Persyaratan utilitas bangunan
Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara
harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan. Spesifikasi teknis utilitas
bangunan gedung negara meliputi ketentuan-ketentuan:


Air minum



Pembuangan air kotor



Pembuangan limbah



Pembuangan sampah



Saluran air hujan



Sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran



Instalasi listrik



Penerangan dan pencahayaan



Penghawaan dan pengkondisian udara



Sarana transportasi dalam bangunan gedung



Sarana komunikasi



Sistem penangkal/proteksi petir



Instalasi gas



Kebisingan dan getaran



Aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang cacat dan yang
berkebutuhan khusus

e. Persyaratan sarana penyelamatan


Tangga darurat



Pintu darurat



Pencahayaan darurat dan tanda penunjuk arah EXIT

32
Universitas Sumatera Utara

2.4.5



Koridor/selasar



Sistem peringatan bahaya



Fasilitas penyelamatan

Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis
Nama Bangunan : Changi North Warehouse cum Office
Lokasi

: 12 Changi North Way, Singapura

Gambar 2.9 Changi North Warehouse cum Office
Sumber: Brosur Changi North Warehouse cum Office

Changi North Warehouse cum Office selesai pada tahun 2005 dan
merupakan bangunan industri ringan 4 lantai dengan luas bangunan dari 23.881
m2. Sangat cocok untuk perusahaan memerlukan lokasi dekat ke pusat transportasi
udara.
Bangunan berlokasi strategis yang berada di kawasan yang didirikan industri
properti Changi Utara, di bagian timur dari Singapura. Bangunan dekat dengan
Bandara Internasional Changi dan Changi Cargo Complex, Changi Business Park,
Singapore Expo (Convention & Exhibition Venue), dan Singapore University of
Technology and Design (SUTD).

33
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.10 Peta aksesibilitas
Sumber: Changi North Warehouse cum Office

Bangunan ini dilayani dengan fasilitas pendukung dan layanan seperti kantin
yang terletak di 10 menit dari bangunan dengan berjalan kaki, pusat perbelanjaan
(White Sands, Tampines Mall, Tampines 1 dan Century Square), Food &
Beverages, bank dan pelayanan medis. Daerah ini dapat dicapai dengan
berkendara selama 10 menit.
Tabel 2.4 Data Changi North Warehouse cum Office
Luas Bangunan
Tipe Bangunan
Jumlah Lantai
Tipikal luas lantai / besar unit

Tinggi tiap lantai

Pembebanan Lantai
Power Supply
Cargo Lift
Passenger Lift
Kapasitas pemuatan bay
Jumlah parkir mobil/truk
Lease Options
Harga

23881 m2
Bisnis dan Industri
4 lantai (Gudang/Workshop & Kantor)
Lantai 1 dan 3 (Gudang dengan luas 1,5254,374 m2), lantai 2 dan 4 (kantor dengan
luas 250-814 m2)
Lantai 1 (8.0 m)
Lantai 2 (3.5 m)
Lantai 3 (8.0 m)
Lantai 4 (3.5 m)
Gudang (20.0 KN/m2), Kantor (4.0 KN/m2)
2MVA Tegangan Rendah
2 (masing-masing 3 ton)
1 (kantor)
39 bay
34
“As-is” Basis
S$ 28.000/bulan

Sumber: Brosur Changi North Warehouse cum Office

34
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11 Denah lantai 1 & 3
Sumber: Brosur Changi North Warehouse cum Office

Gambar 2.12 Denah lantai 2 & 4
Sumber: Brosur Changi North Warehouse cum Office

35
Universitas Sumatera Utara

2.5

Elaborasi Tema

2.5.1

Pengertian
Tema yang diterapkan pada perancangan Kantor Sewa Kuala Namu adalah

Arsitektur Hijau. Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk di
dalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau
bentuk bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan
(Banhart CL dan Jess Stein). Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang
lebih dari sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar
(Amos Rappoport,1981).
Sedangkan hijau dianggap sesuatu yang sejuk, yang berhubungan dengan
tumbuhan, sesuatu yang berhubungan dengan alam. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Arsitektur Hijau adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk di
dalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya serta dapat
memberikan kenyamanan yang berhubungan dengan alam.
Secara sederhana, Arsitektur Hijau adalah bangunan atau lingkungan
binaan yang dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air, dan energi
sehingga dapat mengurangi sampah, polusi, dan kerusakan lingkungan. Arsitektur
Hijau merupakan cara untuk meminimalkan kerusakan alam dan lingkungan.
Penerapan Arsitektur Hijau akan memberi peluang yang besar terhadap kehidupan
manusia.
Menurut Brenda dan Robert Vale (1991), terdapat prinsip-prinsip
Arsitektur Hijau dan langkah mendesainnya, yaitu:


Conserving energy (hemat energi), yaitu sedikit menggunakan sumber energi
yang langka dan memanfaatkan matahari sebagai sumber energi. Bangunan
didesain memanfaatkan energi matahari untuk sumber listrik, menggunakan
sunscreen pada jendela untuk mengatur intensitas cahaya dan panas yang
masuk ke ruangan.



Working with climate (memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami),
yaitu bangunan beradaptasi dengan lingkungan, iklim, dan kondisi alam.
Bangunan didesain dengan melihat orientasi bangunan terhadap sinar
matahari, menggunakan air dan tumbuhan untuk pengatur iklim.

36
Universitas Sumatera Utara



Respect for site (menanggapi keadaan tapak bangunan) yaitu merancang
bangunan dengan mengacu pada interaksi antar bangunan dan tapak. Caranya
yaitu mempertahankan kondisi tapak dengan mengikuti bentuk tapak,
menggunakan material lokal dan tidak merusak lingkungan.



Respect for user (memperhatikan pengguna bangunan) yaitu memperhatikan
kondisi pemakai dalam perencanaan dan pengoperasian bangunan.



Limitting new resources (meminimalkan sumber daya baru), yaitu
meminimalkan penggunaan material baru agar bangunan dapat digunakan
kembali untuk membentuk tatanan arsitektur lainnya.



Holistic, yaitu mendesain bangunan dengan menerapkan semua poin menjadi
satu dalam proses perancangan.

2.5.2

Interpretasi Tema
Bangunan yang akan dirancang menerapkan tema Arsitektur Hijau, yaitu

arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandasan kepedulian tentang
konservasi lingkungan dengan penekanan efisiensi energi. Arsitektur hijau
merupakan sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan
yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia, dan pengurangan sumber
daya energi. Penerapan arsitektur hijau pada kantor sewa ditujukan untuk
menghemat energi seperti penggunaan sistem pemanenan air hujan (rainwater
harvesting system) dan sebagai ruang hijau pada kantor sewa. Penerapan
pemanenan air hujan bertujuan untuk menghemat penggunaan air bersih. Air
hujan yang ditampung digunakan untuk air flush toilet.
2.5.3

Keterkaitan Tema dengan Judul
Keterkaitan tema dengan judul pada perencanaan dan perancangan Kantor

Sewa Kuala Namu adalah untuk menghilangkan pemikiran tentang keterkaitan
kantor yang biasanya berada di tengah kota yang minim akan ruang terbuka hijau.
Dengan penerapan tema arsitektur hijau, maka suasana kantor yang biasanya
berada di tengah kota akan menjadikan suasana kantor yang memiliki suasana
hijau/alam dan pengguna kantor sewa akan merasa nyaman bekerja di dalamnya.
Bangunan kantor sewa akan menjadi bangunan yang hemat energi dan ramah

37
Universitas Sumatera Utara

lingkungan jika menerapkan tema arsitektur hijau, sehingga mengurangi dampak
kerusakan lingkungan. Bangunan kantor sewa juga dapat berfungsi sebagai buffer
polusi udara yang berasal dari kendaraan umum.

2.5.4

Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Tema Sejenis
Nama bangunan : Solaris, Fusionopolis
Tahun
Arsitek

: 2010
: T.R. Hamzah & Yeang Sdn. Bhd.

Lokasi

: One North Singapore, Singapura

Luas

: 25857 m2

Gambar 2.13 Solaris
Sumber: www.greenroofs.com

Solaris adalah gedung perkantoran 15 lantai yang terletak di pusat
Fusionopolis. Solaris terdiri dari dua menara yang terhubung dengan atrium
berventilasi. Tema yang digunakan adalah tema arsitektur hijau, karena bangunan
ini berupaya untuk meningkatkan ekosistem yang ada daripada menggantinya.
Desain bangunan yang digunakan yaitu:

38
Universitas Sumatera Utara



Bangunan mengurangi penggunaan energi secara keseluruhan sebanyak 36%
dengan mengintegrasikan daerah taman langsung ke fasad bangunan.

Gambar 2.14 Potongan Solaris
Sumber: www.greenroofs.com



Green ramp
Green ramp pada bangunan Solaris adalah jalan sepanjang 1.5 km dengan
perbandingan kemiringan ramp 1:20 dan memiliki tanaman disamping jalan
yang dibangun untuk menyambungkan lantai bawah ke lantai atas bangunan.
lantai paling bawah digunakan untuk tangki penampungan dan ruang pompa
sistem pemanenan air hujan (rainwater harvesting system).

Gambar 2.15 Green ramp
Sumber: www.greenroofs.com

39
Universitas Sumatera Utara



Pemanenan air hujan (rainwater harvesting)
Sistem irigasi bangunan ini menggunakan sistem pemanenan air hujan
berskala besar. Air hujan dikumpulkan dari pipa drainase green ramp dan dari
atap. Air hujan disimpan di tangki rooftop dan basemen. Kapasitas keduanya
lebih dari 700 m3 dan hampir semua tumbuhan yang terdapat di bangunan
dapat diairi dengan air hujan yang simpan.

Gambar 2.16 potongan fasad Solaris
Sumber: www.greenroofs.com



Penggunaan roof garden dan sky terraces
Roof garden dan sky terraces berfungsi untuk menciptakan area relaksasi
dan penyangga termal. Taman-taman yang luas memungkinkan penghuni
dapat berinteraksi dan menikmati pemandangan.

Gambar 2.17 Roof garden Solaris
Sumber: www.greenroofs.com

40
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.18 Sky terraces Solaris
Sumber: www.greenroofs.com



Respon fasad terhadap iklim
Fasad didesain dengan menggunakan double-glazed.

Gambar 2.19 Fasad Solaris
Sumber: www.greenroofs.com



Ventilasi alami dan shaft cahaya matahari
Solaris didesain memiliki shaft agar cahaya matahari masuk ke bangunan
sebagai pencahayaan alami ke dalam ruangan.

Gambar 2.20 Shaft cahaya matahari Solaris
Sumber: www.greenroofs.com

41
Universitas Sumatera Utara



Sun shading
Penggunaan sun shading pada bangunan agar mengurangi panas dari
matahari yang masuk ke dalam bangunan, sehingga suhu bangunan tidak
tinggi.

Gambar 2.21 Sun shading Solaris
Sumber: www.greenroofs.com

42
Universitas Sumatera Utara