Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tahun tahun terakhir ini ketersediaan tanah mineral untuk pengembangan
perkebunan kelapa sawit di Indonesia semakin terbatas. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh
tidak adanya pertambahan lahan tanah mineral tetapi juga karena hampir semua lahan tanah
mineral yang ada sekarang telah dibagi menurut fungsi tertentu seperti hutan lindung. Oleh
karena itu pengembangan perkebunan kelapa sawit akhir-akhir ini banyak diarahkan ke lahan
gambut. Menurut Chotimah (2000) luas lahan gambut di Indonesia ada sekitar 16 juta hektar dan
dari luas tersebut sekitar 5 juta hektar cocok untuk lahan pertanian. Sejak tahun 1980-an
sejumlah perusahaan perkebunan telah mengembangkan kebun kelapa sawit pada lahan gambut
di Sumatera dan Kalimantan.
Lahan gambut di Indonesia diperkirakan seluas 25.6 juta ha, tersebar di Sumatera 8.9 juta
ha (34.8%), Kalimantan 5.8 juta ha (22.7%) dan Irian 10.9 juta ha (42.6%). Di wilayah
Sumatera, sebagian besar gambut berada di pantai Timur, sedangkan di Kalimantan ada di
Provinsi Kalimantan Barat, Tengah dan Selatan. (Direktorat Jendral Perkebunan, 2015).
Gulma yang tumbuh di perkebunan kelapa sawit dapat menimbulkan kerugian yang
besar. Kerugian yang ditimbulkan gulma di perkebunan kelapa sawit, antara lain (1)
pertumbuhan tanaman kelapa sawit muda terhambat sehingga biaya pemeliharaan Tanaman
Belum Menghasilkan meningkat, (2) produksi Tandan Buah Segar menurun karena kompetisi
tanaman dengan gulma sehingga menyulitkan kegiatan operasional kebun seperti pemupukan
dan panen, serta (3) keberadaan gulma di piringan atau menempel pada pokok sawit akan

menyulitkan

pengamatan

jatuhnya

brondolan

sehingga

terlambat

panen

(https://ocw.ipb.ac.id., 2014).

Universitas Sumatera Utara

Ada beberapa jenis gulma yang ada di lahan gambut yaitu kelompok gulma rerumputan,
kelompok gulma daun lebar dan yang paling mendominasi adalah kelompok gulma pakupakuan, seperti Nephrolepis bisserata, Stenochlaena palustris , dan Dicranopteris linearis.

Seperti Stenochlaena palustris (Pakis udang) memiliki habitat berupa semak hutan dengan
tinggi 100-150 cm yang berupa rawah dan gambut, batang tanaman ini berupa stolon, keras dan
berkayu, dau berbentuk lanset, susunan daun berseling,ujung tumpul sampai meruncing, dan
daun muda bewarna kecoklatan sedangkan Nephrolepis bisserata (Pakis sayur) memliki habitat
di hutan kerangas, gambut dan rawa. Tumbuhan ini tumbuh dibawah lindungan sinar matahari
dan di dataran rendah yang tidak terlalu kering, ciri-ciri tumbuhan ini tangkai daun bersisik
lembut, sisik-sisik tersebut tersebut bewarna coklat panjang daun sampai 2m pada jenis tanah
yang sesuai, panjang helai daun 15-40 cm dan kerap kali menggantung.
Ada beberapa metode pegendalian gulma yang telah dilakukan pada perkebunan di lahan
gambut seperti metode manual, mekanis, biologis dan metode kimiawi. Metode yang biasa
dilakukan pada lahan perkebunan kelapa sawit di lahan gambut yaitu metode manual dengan
sistem babat dan metode kimiawi dengan menggunakan herbisida. Metode kimiawi lebih efisien
dan menguntungkan pada lahan gambut dibanding metode lainnya dikarenakan dari segi tenaga
kerja lebih sedikit dan pekerjaannya relatif singkat.
Pencampuran dua jenis herbisida membuat makin bertambahnya efektifitas dan ekonomis
dalam metode pengendalian gulma. Pencampuran kedua jenis herbisida ini akan memperlihatkan
hubungan satu bahan dengan bahan yang lain yang dinamakan dengan interaksi. Ketika dua atau
lebih bahan kimia terakumulasi di dalam tanaman, mereka melakukan interaksi dan respon
ditunjukkan keluar menghasilkan reaksi yang berbeda ketika bahan kimia tersebut diberikan
sendiri-sendiri. (Umiyati, 2005).


Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Untuk mengevaluasi efektifitas saflufenacil secara tunggal dan campuran pada gulma
lahan gambut di pertanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) belum menghasilkan di
lahan gambut.
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan efektifitas saflufenacil secara tunggal dan secara campuran saflufenacil
dengan paraquat, saflufenacil dengan glifosat, saflufenacil dengan glufosinat dan saflufenacil
dengan metil metsulfuron terhadap gulma pada pertanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) belum menghasilkan di lahan gambut.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk menjadi alternatif pengendalian gulma pada lahan kelapa
sawit di lahan gambut dan data penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan
diharapkan dapat pula berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam perkebunan
kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Evaluasi Karakter Pertumbuhan Beberapa Varietas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery Pada Beberapa Komposisi Media Tanam Tanah Gambut

1 56 86

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut

1 2 24

Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut

0 5 3

Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut

2 8 11

Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut

0 0 2

Pengendalian Gulma Dengan Sulfenacil Secara Tunggal dan Campuran Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan di Lahan Gambut

0 1 11