T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Strategi Promosi Sekolah SMK PGRI 1 Salatiga T1 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum SMK PGRI 1 Salatiga
SMK PGRI 1 Salatiga yang terletak di Jl. Nakula Sadewa I
Kembangarum Salatiga adalah salah satu sekolah menengah kejuruan swasta.
Sekolah ini berdiri pada tahun 1971 dengan nama SKKA kemudian pada
tahun 1993 SKKA berubah menjadi SMK PGRI 1. Program keahlian
unggulan di SMK PGRI 1 adalah tata busana, keperawatan kesehatan dan
analis kesehatan. Visi menjadikan lembaga pendidikan menengah kejuruan
yang ahli dan berdedikasi mengutamakan disiplin tinggi demi pengabdian
terhadap masyarakat dalam bidang tata busana dan kesehatan. Misi
menghasilkan lulusan sebagai sumber daya manusia yang profesional,
dengan integritas tinggi, inovatif, produktif dan kreatif serta memiliki
landasan yang kuat dalam ilmu tata busana dan kesehatan yang terampil,
bekerja di bidangnya sebagai pelayan masyarakat yang dilandasi iman dan
taqwa serta disiplin tinggi.
Tujuan SMK PGRI 1 Salatiga (1) Menyiapkan peserta didik dengan
keterampilan yang profesional, agar menjadi manusia yang produktif,
mandiri dan mampu mengisi lowongan pekerjaan pada dunia industri sesuai
dengan kompetensinya yang dibutuhkan masyarakat. (2) Menyiapkan peserta

didik agar mampu memilih karir hidupnya dengan ulet dan gigih dalam
persaingan global, dan pasar bebas. (3) Membekali peserta didik dengan ilmu
pengetahuan, keterampilan, sikap dan tehnologi, seni serta akidah dengan
dasar iman dan taqwa, agar mampu mengembangkan diri secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (4) Memberikan bekal
kepada peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program
keahlian yang di pilihnya.
Fasilitas yang ada adalah Lab multimedia dan internet, Lab
keperawatan, Lab analis kesehatan, Lab tata busana (mesin manual, mesin
high speed, mesin bordir, mesin obras, mesin press, steamer ), klinik rawat
33

inap (tempat praktik keperawatan dan analis kesehatan), ruang UKS
dilengkapi dengan alat, obat dan tenaga medis, ruang teori/kelas,
perpustakaan, mushola, ruang OSIS dan BK, bursa kerja khusus (BKK)
sebagai penyalur tenaga kerja. Kemudian keunggulan SMK PGRI 1 adalah
biaya terjangkau, seragam siap pakai, banyak beasiswa, lokasi nyaman, free
hotspot, memiliki tempat praktik sendiri, dan lulus langsung kerja.

Tabel 4.1. Tabel angka penerimaan siswa SMK PGRI 1 Salatiga

No

Tahun

Jumlah siswa yang masuk

1

2012/2013

85

2

2013/2014

42

3


2014/2015

165

4

2015/2016

135

5

2016/2017

129

Sumber : Tata Usaha (TU) SMK PGRI 1 Salatiga

SMK PGRI 1 Salatigamerupakan SMK swasta ini mengalami
penurunan dan peningkatan jumlah siswa yang masuk. Tahun 2012/2013 ke

tahun 2013/2014 mengalami penurunan jumlah siswa yang masuk yaitu 85
menjadi 42. Tahun 2013/2014 ke tahun 2014/2015 mengalami kelonjakan
jumlah siswa yang masuk yaitu 42 menjadi 165. Tahun 2014/2015 ke tahun
2015/2016 dan tahun 2016/2017 mengalami penurunan jumlah siswa yang
masuk.
2.

Strategi Promosi Sekolah SMK PGRI 1 Salatiga
Salah satu strategi yang dapat meningkatkan penerimaan siswa baru
adalah dengan bauran promosi. Bauran promosi adalah paduan spesifik
periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, informasi dari mulut ke
mulut, pemasaran langsung, dan hubungan masyarakat.

34

Tabel 4.2 Narasumber yang diwawancarai di SMK PGRI 1 Salatiga
No

Narasumber


Jumlah

1

Kepala Sekolah

1 orang

2

Guru

3 orang

3

Siswa

8 orang


4

Alumni

1 orang

5

Orangtua Siswa

2 orang

Jumlah

15 orang

Sumber: Hasil wawancara 17 & 18 Juli 2017

Berikut adalah penjelasan dari hasil data yang diperoleh ketika di SMK
PGRI 1 Salatiga terkait dengan Evaluasi Strategi Promosi Sekolah SMK

PGRI 1 Salatiga.
a.

Strategi yang dilakukan SMK PGRI 1 Salatiga
Strategi adalah cara, rencana dan proses yang digunakan organisasi
untuk mencapai tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber data berdasarkan analisa terhadap faktor internal
dan eksternal. Berkenaan dengan strategi yang digunakan sekolah untuk
meningkatkan jumlah penerimaan siswa baru, bapak Sardi (kepala
sekolah) menjelaskan bahwa: yang pertama adalah membentuk panitia.
Pembentukan panitia PBDB itu tidak sembarangan, saya harus memilih
seseorang yang memang mampu mengemas bagaimana PBDB itu
berjalan lancar. Yang kedua kami sosialisasi, sosialisasi ada dua cara ,
yang pertama presentasi ke sekolah-sekolah di SMP di Salatiga dan
Kabupaten Semarang, yang kedua adalah bakti sosial. Kami sering bakti
sosial terutama pelayanan di Desa-desa yang ada di Getasan. Kami
sosialisasi ke warga-warga dalam rangka yang pertamamenjalin
silaturahmi, yang kedua memperkenalkan sekolah agar PGRI 1 dikenal
oleh masyarakat. Yang ketiga saya minta tolong kepada peserta didik,
untuk membujuk tetangga, teman yang kelas 9 SMP agar mau sekolah di

SMK PGRI 1. Ketika

ada anak yang dibawa, sekolah memberikan

35

imbalan 50 ribu. Tetapi karena banyak yang sudah mendaftar, satu anak
yang dibawa diberi imbalan 25 ribu dan 25 ribu diberikan ke SMP asal
anak tersebut sedangkan bu Febri (guru) menjelaskan bahwa: program
yang dilakukan sekolah itu macam-macam, yang pertama menyebarkan
pamflet. Kedua penempatan spanduk-spanduk di tempat-tempat strategis.
Kemudian kita melakukan promosi ke sekolah-sekolah.
Strategi dijelaskan oleh bu Sima (guru) bahwa: Programnya itu
seperti membuka jurusan perawat. Di Salatiga baru pertama yang ada
jurusan keperawatan adalah SMK PGRI 1 sehingga siswa yang
mendaftar banyak. Selanjutnya bu Puspitasari (guru) menjelaskan bahwa:
yang pertama promosi. Kedua fasilitas yang memadai untuk siswa
praktek dari jurusan tatabusana, keperawatan, maupun analis. Kemudian
metode pembelajaran juga sudah lebih modern. Berikut adalah gambar
4.3. strategi yang dilakukan SMK PGRI 1 Salatiga berdasarkan hasil

wawancara:
Strategi

Membentuk
panitia PBDB

Membuka jurusan
kesehatan

Sosialisasi

Sekolah (SMP)
Keperawatan
Desa
Analis
kesehatan

Peningkatan
penerimaan siswa
baru


Gambar 4.3. Strategi yang dilakukan SMK PGRI 1 Salatiga
Sumber: Hasil wawancara 17 & 18 Juli 2017, diolah

36

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, strategi
sekolah SMK PGRI 1 Salatiga untuk meningkatkan jumlah penerimaan
siswa baru adalah yang pertama membentuk panitia PBDB, sosialisasi
atau promosi ke sekolah dan desa, membuka jurusan keperawatan dan
analis kesehatan. Menurut bapak Sardi (kepala sekolah) strategi yang
pertama adalah membentuk panitia, panitia dengan kriteria dapat
mengemas PBDB. Yang kedua sosialisasi, sosialisasi dilakukan dengan
tiga cara yaitu: presentasi ke sekolah-sekolah SMP di Salatiga dan
Kabupaten Semarang, bakti sosial di Desa-desa, dan meminta kerjasama
dengan peserta didik untuk mempengaruhi teman, tetangga untuk
bergabung di SMK PGRI 1 Salatiga dan memberikan penghargaan
kepada peserta didik tersebut ketika berhasil membawa calon peserta
didik ke sekolah. Sedangkan menurut bu Febri (guru) strategi yang
dilakukan adalah penyebaran pamflet, penempatan spanduk-spanduk

ditempat strategis, dan promosi ke sekolah-sekolah dan menurut bu Sima
(guru) strategi yang dilakukan adalah membuka jurusan keperawaratan
dan analis kesehatan dan menurut bu Puspitasari (guru) strategi yang
dilakukan sekolah adalah promosi, fasilitas yang memadai untuk siswa
praktek, dan metode pembelajaran yang sudah modern.
Peluang yang dimiliki SMK PGRI 1 Salatiga adalah jurusan
kesehatan dan letak sekolah yang strategis. Delapan siswa (narasumber)
menyatakan tertarik bersekolah di SMK PGRI 1 Salatiga karena jurusan
kesehatan yaitu keperawatan dan analis kesehatan.

Satu siswa

menyatakan tertarik bersekolah di SMK PGRI 1 Salatiga karena jurusan
keperawatan yang memakai seragam perawat. Keunggulan yang dimiliki
sekolah

adalah

kedisiplinan

yang

tinggi.Menurut

lima

siswa

(narasumber) menyatakan jika SMK PGRI 1 Salatiga adalah sekolah
yang berbeda dari sekolah lain karena sekolah memiliki kedisiplinan
yang tinggi. Alumi juga berpendapat bahwa keunggulan yang dimiliki
sekolah adalah lulusan yang dihasilkan mampu bersaing. Sedangkan dua

37

siswa menyatakan berminat di SMK PGRI 1 Salatiga karena keinginan
orang tua.
b. Promosi
Promosi

adalah

aktivitas

menyampaikan,membujuk,

mempengaruhi pihak lain (pelanggan sasaran) dengan memakai konsep
dan prinsip marketing untuk memasarkan suatu produk atau jasa yang
dimiliki. Berkaitan dengan promosi yang dilakukan oleh SMK PGRI 1
Salatiga, bapak Sardi (kepala sekolah) menjelaskan bahwa: strategi yang
pertama pembentukan panitia PBDB, sosialisasi, kemudian bantuan
sosial masyarakat, dan tidak kalah pentingnya saya meminta bantuan
kepada teman saya, kepala sekolah SMP dan guru SMP untuk
mengarahkan anak didik mereka masuk ke SMK PGRI 1. Kemudian guru
BP SMP yang membawa murid kesini, saya beri imbalan.
Seterusnya bapak Sardi menjelaskan bahwa: sasaran promosi yang
pertama adalah peserta didik SLTP yang kelas 9. Yang kedua orang tua,
karena ketika orangtua dibujuk untuk masuk ke SMK PGRI 1, mereka
akan mempengaruhi anaknya. Ketika promosi ke SMP peserta didik yang
ikut mereka memakai seragam masing-masing jurusan. Dengan seragam
yang baik, dan bagus dapat menarik orang yang melihat. Disana siswa
menceritakan apa yang dialami selama belajar di SMK PGRI 1 Salatiga.
Sarana yang digunakan untuk promosi adalah mobil/transportasi yang
diberi tulisan SMK PGRI 1 Salatiga program keahlian tatabusana,
keperawatan, dan analis kesehatan. Yang kedua adalah sumber daya
manusia, tim harus pandai berbicara didepan umum, dan mampu
mempengaruhi orang lain. Yang ketiga alat-alatnya, kami mempunyai
alat-alat kesehatan, produk-produk hasil dari tatabusana dengan jahitan
yang bagus.
Selanjutnya bapak Sardi menjelaskan bahwa prosedur promosi
yang pertama minta ijin, kita menyampaikan surat permohonan ke
sekolah, jauh hari kita mengirimkan surat kesana. Kemudian sekolahan
memberikan jawaban. Kalau di desa, kita menyampaikan surat ke kepala

38

desa,

dan

ternyata

kepala

desa

tersebut

antusias.

Masyarakat

dikumpulkan disana kami memberi pelayanan kesehatan gratis, dan disitu
kami juga menampilkan grub band kecil-kecilan.
Penjelasan bapak Sardi didukung oleh bu Febri (guru) bahwa:
tujuan diadakan promosi adalah mengenalkan program dari sekolah,
tujuan sekolah, visi misi, setelah lulus bekerja dimana. Kemudian yang
kedua mencari murid sebanyak-banyaknya. Sarana yang digunakan
seperti pamflet, spanduk, kemudian melakukan promosi dengan
mengirimkan surat ke sekolah yang ada di kota Salatiga dan Kabupaten
Semarang.
Seterusnya bu Febri mengatakan bahwa sasaran promosi adalah
anak kelas 3 SMP di wilayah kota Salatiga dan Kabupaten Semarang
karena sekolah swasta tidak dibatasi seperti sekolah negeri. Kalau
Kabupaten Semarang ada yang dari Purwodadi, Gubug, Kopeng,
Getasan, Ungaran, Magelang, Boyolali, Ambarawa. Medianya yang
sangat mendukung spanduk, pamflet. Kemudian saat presentasi kita
tampilkan foto-foto program yang kita miliki apa saja, keunggulan
sekolah, kemudian hasil produk yang dibuat anak didik jurusan
tatabusana apa saja, itu ditampilkan dalam foto dan slide-slide power
point, dan video.
Selanjutnya bu Febri menjelaskan bahwa dari awal itu prosedurnya
sekolah membuat tim/panitia PBDB dari bendahara, sekretaris dan lainlain, kemudian tentukan target, guru BK akan mencari daftar sekolah
yang akan diberikan surat untuk presentasi, menunggu surat balasan dan
jadwal presentasi, dan sekolah membuat jadwal siapa saja yang akan
pergi untuk presentasi. Penjelasan selanjutnya oleh bu Sima (guru)
bahwa: karena sekolah swasta belum banyak yang tahu maka kita
mencari

murid

ke

sekolah-sekolah,

anak-anak

biasanya

lebih

menginginkan sekolah negeri karena lebih terjamin kwalitasnya.
Makanya tujuan promosi memperkenalkan profil sekolah, jurusan apa
saja dan nanti lulusan akan bekeja dimana. Strateginya memperkenalkan

39

program-program studi yang paling utama yang tidak ada di sekolahlain
yaitu analis dan keperawatan.
Selanjutnya bu Sima menjelaskan bahwa sasaran promosi anakanak Kabupaten Semarang, karena anak di kota Salatiga lebih menyukai
sekolah negeri. Media yang mendukung promosi adalah LCD proyektor,
brosur, kenang-kenangan untuk sekolah sasaran, dan seragam masingmasing jurusan berbeda yang dapat menarik siswa sasaran. Prosedurnya
memasukkan surat untuk ijin presentasi ke SMP. Setelah mendapat surat
balasan, kemudian membagi jadwal ke setiap guru.
Penjelasan selanjutnya oleh bu Puspitasari (guru) bahwa: untuk
mengenalkan

sekolah

kepada

masyarakat.

Sehingga

masyarakat

mengetahui jurusan apa saja yang ada paham apa yang ada. Tujuan lain
adalah melatih anak-anak untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan
di sekolah diterapkan di lapangan. Sehingga anak bisa sambil belajar,
promosi ini tidak hanya guru saja yang melakukan tetapi mengajak para
siswa-siswa kami yang memang dari alumni di SMP sasaran tersebut.
Promosi dilakukan sesuai dengan jadwal dari SMP-SMP. Kita
mempunyai data anak-anak dari SMP alumni mana itu kita ajak untuk
promosi. Strateginya selain promosi di sekolah-sekolah adalah bakti
sosial, kita mengadakan pemeriksaan gratis, tensi, cek gula darah, fashion
show hasil karya anak-anak tatabusana kita pamerkan ke masyarakat. Ini

hasil karya anak-anak kami sehingga masyarakat luas itu tidak berfikir
bahwa sekolah ini tidak ada hasilnya. Sasaran promosi kita lebih ke
Kabupaten Semarang daripada di kota Salatiga karena minat anak-anak
Kabupaten Semarang luar biasa.
Selanjutnya bu Puspitasari menjelaskan bahwa: untuk sarana
promosi adalah materi yang akan di presentasikan, LCD, trasnportasi,
pamflet, spanduk yang dipasang di titik-titik tertentu, promosi di media
sosial lewat whatsapp, facebook, instagram. Biasanya orang-orang itu
lebih percaya ketika alumni yang berbicara. Alumni yang sudah bekerja
misalnya alumni yang bekerja di Ungaran Sari Garmen disana dapat libur

40

hari apa, kita meminta alumni untuk menceritakan bagaimana dunia
kerja, apa yang kita siapkan didunia kerja. Jadi anak lebih tahu
bagaimana nanti menghadapi dunia kerja setelah lulus dari SMK PGRI 1.
Kalau anak-anak yang belum lulus ini mendapat gambaran-gambaran
alumni yang sudah bekerja maupun yang sudah sukses ini untuk
memotivasi. Kita juga bekerjasama dengan pihak terkait seperti
puskesmas, rumah sakit, dan perusahaan-perusahan yang lain yang kita
menjalin kerjasama.
Seterusnya bu Puspitasari menjelaskan untuk tahap-tahap promosi
tiap SMP itu berbeda-beda. Biasanya sesuai jadwal yang sudah
ditentukan di SMP tersebut. Prosedurnya kita membentuk panitia,
negosiasi dengan tim tentang materi yang akan di sampaikan, foto-foto
yang akan ditampilkan, jadwal menyesuaikan dari SMP, setelah
mendapat jadwal kita bagi petugas yang akan melakukan presentasi.
Selain promosi ke sekolah guru-guru mengenalkan sekolah ke tetangga,
saudata, teman karena mungkin lebih percaya dengan apa yang kita
sampaikan.
Penjelasan bu Puspitasari juga didukung oleh Dimas (siswa)
bahwa: Kalau menurut saya sudah sesuai semua, kita selama presentasi
selalu menampilkan video, foto-foto kegiatan kita selama di SMK. Terus
brosurnya sudah jelas tentang penjelasan SMK ini. Beberapa kali di SMP
saya membantu guru untuk menyiapkan alat-alat untuk presentasi,
membagikan brosur, dan jika diberikan kesempatan berbicara saya
menceritakan kegiatan saya selama di sekolah.
Penjelasan Dimas didukung oleh Arif (siswa) bahwa: promosi
dengan brosur, ada siswa yang diajak presentasi ke SMP memakai baju
sesuai jurusan dapat menarik siswa sasaran. Bererapa SMP yang saya
ikut presentasi itu, saya membagikan brosur, terus kalau ada waktu bisa
menyampaikan apa yang saya alami disini kalau tidak ada waktu saya
hanya di depan.

41

Penjelasan Arif didukung juga oleh Robi (siswa) bahwa: promosi
dilakukan dengan menyampaikan kegiatan-kegiatan sekolah, jurusanjurusan apa saja yang ada. Sarana promosi brosur, presentasi foto-foto
kegiatan, penjelasan jurusan, jurusan analis di Salatiga hanya ada di
SMK PGRI 1. Selain promosi ke sekolah, sekolah mempunyai akun
facebook SMKS PGRI 1 Salatiga. Ada spanduk di tepi jalan yang di
Salatiga, Kopeng, Ambarawa, Suruh. Promosi diutamakan dilakukan ke
Kabupaten Semarang, karena di Salatiga anak-anak SMP lebih banyak
mendaftar ke SMA N 1, 2, 3.
Penjelasan Robi didukung oleh Predika (siswa) bahwa: saya hanya
membantu memasang LCD, membagikan brosur. Saya pernah diminta
guru untuk mengenalkan sekolah ke teman dan tetangga. Jika ada yang
berminat, diberi informasi mengenai apa saja yang ada di SMK PGRI 1
termasuk rincian biayanya. Saya kurang tahu, tetapi waktu Magelang
terkena bencana banjir sekolah ikut membantu.
Penjelasan Predika didukung juga oleh Puspa (siswa) bahwa:
promosi di sekolah dengan cara menyiapkan brosur dari sekolah,
membawa LCD ke SMP, di sekolah presentasi dengan menampilkan apa
saja yang ada di sekolah, di jelaskan satu persatu, rincian biaya seperti
apa, peraturannya seperti apa sedangkan Nurul (alumni) menjelaskan
bahwa: promosi ke sekolah-sekolah, pasang spanduk, kegiatan sekolah di
desa-desa, promosi dengan aktif di sosial media seperti facebook. Saya
menceritakan ke kerabat, teman, tetangga,apa yang sudah saya dapatkan
ketika sekolah di SMK PGRI 1 Salatiga. Berikut gambar 4.4. bauran
promosi yang dilakukan oleh SMK PGRI 1 Salatiga.

42

Bauran Promosi

Periklanan

Penjualan
Personal

Brosur
Pamflet
Spanduk
Kendaraan

Presentasi ke
SMP di kota
Salatiga &
Kabupaten
Semarang

Direct &
online
marketing

Hubungan
masyarakat

Telepon
Facebook
Whatsapp
BBM
Instagram

Bakti
sosial

Informasi
dari mulut
ke mulut

Kepala sekolah
Guru
Anak didik
Alumni

Peningkatan jumlah
penerimaan siswa baru

Gambar 4.4. Bauran promosi SMK PGRI 1 Salatiga
Sumber: Hasil wawancara 17 & 18 Juli 2017, diolah

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, siswa,
alumni, dan orangtua siswa, SMK PGRI 1 Salatiga melakukan promosi
dengan beberapa cara. Menurut bapak Sardi tujuan promosi adalah
memenuhi target, dan menanamkan kepercayaan masyarakat sedangkan
menurut bu Febri tujuan promosi adalah mengenalkan program keahlian
sekolah, visi misi sekolah, setelah lulus kerja dimana, dan mencari murid
sebanyak-banyaknya. Menurut bu Sima tujuan promosi memperkenalkan
profil sekolah dan lulusannya akan bekerja dimana dan menurut bu
Puspitasari tujuan promosi adalah untuk mengenalkan sekolah pada
masyarakat. Promosi juga bertujuan untuk membelajarkan anak didik
karena promosi mengajak anak didik ke sekolah.
Sasaran dari program promosi menurut bapak Sardi adalah peserta
didik SLTP/SMP kelas 9 dan orangtua calon peserta didik sedangkan
menurut bu Febri sasaran promosi adalah anak kelas 3 SMP wilayah
43

dalam kota dan luar kota. Menurut bu Sima sasaran promosi yang utama
di Kabupaten Semarang dan menurut bu Puspitasari sasaran promosi di
kota dan kabupaten, tetapi kabupaten lebih diutamakan untuk promosi.
Strategi promosi yang dilakukan menurut bapak Sardi adalah
pembentukan panitia PBDB, sosialisasi, dan bantuan sosial masyarakat,
kerjasama dengan teman (dalam hal ini adalah kepala sekolah SMP-SMP
dengan memberikan imbalan ketika siswa dari SMP tersebut bergabung
di SMK PGRI 1 Salatiga) sedangkan menurut bu Febri strategi promosi
dengan mendatangi siswa yang mendaftar di SMKN 1 Salatiga yang
tidak diterima dengan memberikan brosur. Strategi promosi menurut bu
Sima dilakukan dengan memperkenalkan program studi yang belum ada
di sekolah lain dan menurut bu Puspitasari strategi promosi dengan
promosi ke sekolah, bakti sosial pemeriksaan gratis, dan fashion show
karya anak tatabusana.
Promosi dilakukan dengan cara bakti sosial di masyarakat yaitu cek
kesehatan gratis dan membagikan baju ke anak-anak ke orang yang tidak
mampu, promosi ke sekolah dilakukan dengan mencari data anak dari
alumi mana kemudian anak dari alumni SMP tersebut diajak untuk
promosi ke SMP tersebut (bu Febri) dan bu Puspitasari menyatakan
bahwa promosi dengan cara memasang pamflet, spanduk yang
dipasangpada titik-titik tertentu, media sosial facebook, whatsapp,
instagram, dan kerjasama dengan alumni. Menurut bu Sima promosi
dilakukan dengan menampilkan video dan siswa yang diajak untuk
promosi menggunakan seragam sesuai dengan jurusan masing-masing.
Sedangkan menurut siswa yang ikut melakukan promosi, promosi
dilakukan dengan cara membagi brosur, presentasi ke sekolah dengan
menampilkan apa yang ada disekolah, mempresentasikan apa yang ada
di sekolah, menampilkan video, foto-foto tentang SMK.Promosi
dilakukan oleh guru dan siswa yang diajak promosi hanya sebagai contoh
kemudian menceritakan pengalaman apa yang sudah di dapat selama
sekolah. Guru juga melakukan promosi mulut ke mulut. Kerjasama

44

dengan alumni juga untuk mempromosikan dengan promosi dari mulut
ke mulut. Promosi sering dilakukan di Kabupaten daripada dalam kota.
Beberapa siswa yang diajak untuk promosi di sekolah menyatakan
bahwa siswa menceritakan pengalaman selama bersekolah di SMK PGRI
1, menyiapkan alat-alat untuk presentasi, dan membagikan brosur. Siswa
yang diajak promosi ke sekolah juga memakai seragam yang berbeda
sesuai dengan jurusan masing-masing. Selain ikut promosi ke sekolah
siswa juga diminta guru untuk mengenalkan sekolah ke tetangga, teman,
dan saudara.
Prosedur pelaksanaan promosi yang pertama minta ijin ke Sekolah
SMP, kemudian menunggu jawaban dari sekolah SMP tersebut.
Mengirim surat ijin ke kepala desa, kemudian menunggu jawaban kepala
desa (bapak Sardi) sedangkan bu Febri menyatakan prosedur promosi
adalah membuat tim panitia PBDB, tentukan target, membuat daftar
sekolah yang akan dimasuki untuk promosi, menunggu surat balasan dari
sekolah SMP, dan mengatur siapa yang akan pergi ke sekolah tersebut
untuk promosi. Menurut bu Puspitasari prosedur promosi yang pertama
membentuk panitia, materi apa yang akan disampaikan, jadwal promosi
ditentukan oleh SMP sasaran, kemudian bagi petugas untuk melakukan
promosi.
Sarana untuk promosi SMK PGRI 1 Salatiga bapak Sardi
menyatakan bahwa sarana promosi dengan mobil yang diberi tulisan
SMK PGRI 1 Salatiga program keahlian, sumber daya manusia, alat-alat,
dan hasil karya anak didik dan bu Febri menyatakan sarana promosi
dengan pamflet, spanduk, dan mengirim surat ijin ke SMP di kota
Salatiga dan Kabupaten Semarang untuk promosi. Sedangkan menurut bu
Sima sarana promosi adalah LCD, brosur, kenang-kenangan untuk
sekolah, dan mengajak anak didik dari masing-masing jurusan dengan
berpakaian sesuai jurusan masing-masing dan menurut bu Puspitasari
sarana promosi adalah materi, LCD, dan transportasi. Media yang

45

mendukung promosi adalah spanduk, pamflet, foto-foto, keunggulan
yang dimiliki sekolah, hasil karya yang dibuat anak didik dan video.
Beberapa siswa (narasumber) yang diwawancara mengetahui
informasi pendaftaran SMK PGRI 1 Salatiga dari brosur, guru BK SMP,
teman, orangtua, dan kerabat. Enam siswa mengetahui informasi
pendaftaran dari brosur. Satu siswa mengetahui pendaftaran dari guru BK
SMP. Siswa lain ada yang mengetahi info dari orangtua yang memiliki
kenalan guru SMK PGRI 1 Salatiga dan kerabat yang bersekolah di SMK
PGRI 1. Satu siswa mengetahui info pendaftaran dari guru SMK PGRI 1
yang datang ke SMEA 1 dan diberi brosur. Ada juga siswa yang
mengetahui info pendaftaran dari website.
c.

Hambatan
Berkenaan dengan hambatan yang dihadapi SMK PGRI 1 Salatiga
dalam meningkatkan jumlah penerimaan siswa baru, bapak Sardi
menjelaskan bahwa: hambatannya ternyata SMK PGRI 1 Salatiga dekat
dengan SMKN 1 dan PGRI 2. Yang pertama sekolah sering pergi keluar
tetapi kesulitan karena tidak memiliki alat transportasi. Hambatan saat
promosi yang pertama mis komunikasi antar panitia sehingga
menimbulkan suatu ketegangan. Kemudian ketika sudah sampai di SMP,
ada hal-hal yang tertinggal. Ada yang tidak masuk dengan berbagai
alasan padahal sudah menyanggupi untuk melakukan promosi ke SMP.
Penjelasan bapak Sardi didukung oleh bu Febri bahwa: hambatan
itu saat kita sudah memasukkan surat ke sekolah untuk meminta jadwal
melakukan promosi, tetapi sekolah tidak segera memberikan jadwal
pasti. Kita juga membutuhkan orang saat presentasi, untuk pembagiannya
yang kadang kekurangan.
Penjelasan bu Febri didukung oleh bu Sima bahwa: kalau
tatabusana dulu memang disini ada yang pertama. Tetapi SMKN 1 sudah
mulai buka tatabusana jadi murid tatabusana banyak lari yang ke SMKN
1. Hambatannya pembagian jadwal, karena guru terbatas. Kemudian
transportasi yang digunakan tidak mampu memuat siswa yang akan ikut

46

ke SMP. Terus kendalanya saat presentasi berlangsung, siswa sasaran
(siswa SMP) kurang memperhatikan.
Penjelasan bu Sima didukung juga oleh bu Puspitasari bahwa:
sebenarnya untuk hambatan adalah personil, ketika jadwal sudah masuk
kita habis personil. Misal satu hari itu ada lima sekolah satu sekolah ada
tiga ruang untuk presentasi, personil tidak mampu mengisi semua ruang.
Otomatis untuk mengantisipasi kita mengajak alumni. Anak-anak alumni
dari SMP nya masing-masing. Ada beberapa sekolah yang tidak bisa
diganggu gugat, walaupun kita sudah menyampaikan surat permohonan
untuk ijin presentasi maupun promosi ada beberapa sekolah yang hanya
minta brosur tanpa kita bisa promosi. Mungkin karena jadwal di SMP itu
lebih padat. Biasanya kita dapat jadwal promosi itu setelah UN di SMP.
Kalau dulu sebelum ujian nas, kalau tahun ini setelah ujian nas semua
SMP seperti itu. Mungkin untuk keterlambatan informasi yang di SMP
atau mungkin karena jadwal terlalu padat.
Seterusnya bu Puspitasari menjelaskan bahwa: kalau anak—anak
setiap sekolah berbeda-beda, ada yang di aula, ada yang dikelas-kelas.
Kalau di aula semua anak itu dijadikan satu ruangan, responnya mungkin
hanya 85%, semuanya memperhatikan presentasi tetapi kalau dikelaskelas mungkin memang lebih fokus dan biasanya ketika kita presentasi
ke anak-anak itu mereka lebih antusias banyak yang bertanya tentang
keunggulan dari jurusan masing-masing, bagaimana nanti setelah lulus
bekerja dimana, ada beasiswa tidak seperti itu, anak-anak lebih sering
bertanya seperti itu. Presentasi tidak dilakukan oleh siswa, karena di
sekolah kita dibatasi waktu. Presentasi hanya lima belas menit. Ketika
anak menyampaikan otomatis waktu tidak cukup, banyak pertanyaan dan
yang lain. Ketika guru yang menyampaikan banyak step dan bisa lebih
detail. Terkadang 15 menit belum selesai, 10 menit sudah di stop ganti
yang lain. SMP mungkin banyak yang presentasi disitu mungkin pulang
siang sudah capek, bukannya ini kenapa tidak harus anak. yaitu masalah
waktu.

47

Penjelasan bu Puspitasari didukung oleh Arif bahwa: promosi
sudah menarik siswa, tetapi belum ada kesempatan untuk siswa
menyampaikan apa yang dialami selama sekolah di SMK PGRI 1
Salatiga. Terkadang siswa diberi kesempatan tetapi waktu juga terbatas.
Mungkin jika siswa yang melakukan presentasi, siswa sasaran akan lebih
tertarik.
Penjelasan Arif didukung oleh Robi bahwa: waktu itu masalah
flashdisk, file yang dicari tidak segera ditemukan, jadi memakan waktu
padahal waktu yang diberikan untuk melakukan presentasi tidak lama,
sekitar 15 menit saja. Saya menjelaskan tentang jurusan saya, yaitu analis
kesehatan. Saya juga mempromosikan ke tetangga saya, terus ke adek
kelas saya SMP dan membagikan brosur ke SMP saya.
Penjelasan Robi didukung oleh Predika bahwa: Kekurangan saat
presentasi adalah penyampai informasi tidak menarik, anak-anak SMP
(laki-laki) tidak memperhatikan. Mungkin karena jurusan yang ada di
SMK PGRI 1 tidak sesuai dengan minat siswa tersebut, sehingga tidak
memperhatikan. Apalagi kalau sudah di jelaskan tentang tata tertib
sekolah, anak laki-laki banyak yang tidak memperhatikan. Biasanya alatalatnya, kadang itu ada yang membawa LCD mati, terus ada yang lupa
membawa kabel. Promosinya sebenarnya sudah menarik, tetapi masih
ada yang kurang. Kalau menurut saya kurang maksimal, harusnya guru
mengajak siswa lebih banyak untuk melakukan presentasi agar siswa
sasaran memperhatikan, karena yang berbicara didepan adalah siswa
yang memang benar-benar mengalami yang ada di SMK PGRI 1.Waktu
itu, lupa membawa LCD, jadi siswa sasaran tidak bisa melihat karya apa
saja yang sudah dibuat anak tatabusana, juara apa saja.
Penjelasan Predika didukung oleh Puspa bahwa: mungkin ada
salah satu anak SMP (laki-laki) kurang berminat dengan jurusan yang
ada di SMK PGRI 1 sehingga tidak memperhatikan saat presentasi
berlangsung.

48

Berdasarkan hasil wawancara, hambatan yang dihadapi SMK
PGRI 1 Salatiga dalam melakukan promosi adalah transportasi yang
kurang memadai, mis komunikasi antar panitia, SMP tidak segera
memberikan jawaban jadwal presentasi, waktu yang terbatas untuk
presentasi,

kurang

persiapan

dari

personil,

personil

tidak

bertanggungjawab, dan siswa sasaran kurang memperhatikan. Menurut
bapak Sardi hambatan yang dihadapi dalam promosi adalah mis
komunikasi antar panitia, hal-hal tertinggal, panitia yang tidak
bertanggungjawab, transportasi untuk membawa alat harus sewa
sedangkan menurut bu Febri hambatan yang dihadapi saat promosi
adalah sekolah SMP yang tidak segera memberikan jawaban jadwal pasti
kepada sekolah SMK, jadwal presentasi tubrukan yang menyebabkan
kekurangan personil untuk melakukan presentasi.
Menurut bu Sima hambatan yang dihadapi adalah jurusan
tatabusana yang sudah kurang peminat akibat dari sekolah negri yang
membuka jurusan tatabusana sedangkan menurut bu Puspita hambatan
yang dihadapi saat promosi adalah pembagian jadwal, jadwal yang
tubrukan menyebabkan kekurangan personil untuk promosi ke beberapa
sekolah dalam waktu yang sama, transportasi untuk siswa yang diajak
untuk promosi, dan siswa SMP yang tidak memperhatikan saat promosi
berlangsung.Hambatan lain saat promosi adalah ada beberapa sekolah
yang tidak memberi izin untuk melakukan promosi, sehingga SMK PGRI
1 hanya bisa memberikan brosur. Perhatian yang kurang dari siswa yang
menjadi sasaran promosi, respons hanya 85% ketika promosi di lakukan
di aula. Ketika di kelas-kelas siswa lebih fokus untuk mendengarkan
penjelasan dari guru yang melakukan promosi.
Menurut siswa yang diajak promosi (narasumber) hambatan
promosi adalah waktu yang terbatas, kendala non teknis, dan persiapan
yang kurang. Waktu yang terbatas, sehingga siswa yang diajak promosi
tidak memiliki kesempatan untuk menceritakan pengalaman ketika
bersekolah.Hambatan non teknis yaitu LCD rusak dibawa untuk

49

presentasi, sehingga penjelasan menjadi kurang menarik dan file yang
dibutuhkan untuk presentasi tidak disiapkan dengan benar, sehingga
menyebabkan file susah dicari di flashdisk.Guru yang melakukan
promosi kurang menarik perhatian, sehingga banyak siswa sasaran
promosi tidak memperhatikan. Menurut salah satu siswa SMK PGRI 1
Salatiga pernah datang terlambat ke tempat sasaran promosi (SMP 2
Wonosegoro), sehingga tidak sempat melakukan presentasi ke sekolah
tersebut.
d. Hasil
Hasil yang dicapai SMK PGRI 1 Salatiga dengan strategi-strategi
yang dilakukan mampu mencapai target bahkan melebihi, berkenaan
dengan hasil tersebut bapak Sardi menjelaskan bahwa: untuk tahun ini
saya tidak salah memilih tim, karena mendapat delapan kelas. Dua tahun
yang lalu kami melakukan bakti sosial di masyarakat, sekarang hasilnya
sudah terlihat.
Penjelasan bapak Sardi didukung oleh bu Febri bahwa:
targetterpenuhi banyak, karena tahun laluhanya 150 sekarang 223 siswa
dan penjelasan bu Febri didukung oleh bu Sima bahwa: Hasilnya dari
tahun ajaran lalu dengan tahun ini lebih banyak sekarang. Targetnya dua
kelas masing-masing jurusan, satu kelas sekitar 36 anak. Tapi siswa yang
diterima tahun ini lebih dua kelas jurusan perawat. Jumlah siswa yang
masuk 230 dari pendaftar hampir 250.
Penjelasan bu Sima didukung juga oleh bu Puspitasari bahwa:
untuk tahun ini mendapat delapan kelas dengan kapasitas tatabusana dua
kelas, keperawatan empat kelas dan analis dua kelas. Karena tahun lalu
kita promosi sudah melebihi target, tahun ini juga ketika kita
melaksanakan promosi tidak hanya bakti sosial, pameran, juga melebihi
target kuota yang kita tentukan sebelumnya. Sejauh ini yang saya
lihatcukup membantu, tidak hanya dari guru-guru, alumni juga seperti
itu.

50

Berkenaan dengan hasil yang dicapai akibat SMK PGRI 1 Salatiga
melakukan strategi promosi, Dimas (siswa) menjelaskan bahwa:
mengetahui informasi pendaftaran dari guru BK SMP, saat SMP kelas 3
sering dibagi brosur, saya daftar pertama di SMKN 1 tapi karena
orangtua tidak setuju akhirnya saya mendaftar di SMK PGRI 1. Kalau
menurut saya sudah, karena buktinya dari tahun ke tahun siswa semakin
bertambah tahun kemarin jumlahnya hampir 150 sekarang sudah hampir
223.
Penjelasan Dimas didukung oleh Arif bahwa: mengetahui
informasi dari teman-teman, dulu waktu SMP tahu spanduk yang
ditempel dipinggir jalan. Saya belum pernah ke Salatiga, tetapi saya
tertarik karena seragam siswa jurusan kesehatan. Saya mencari sekolah di
Magelang tetapi biaya mahal, akhirnya saya memutuskan untuk
bersekolah di PGRI 1 Salatiga. Menurut saya dari tahun ke tahun itu ada
perkembangan, tidak menurun tetapi selalu meningkat.
Penjelasan Arif didukung oleh Jiyarti bahwa: mengetahui informasi
pendaftaran dari orangtua yang memiliki kenalan guru di SMK PGRI 1
Salatiga. Promosi yang dilakukan mampu menarik siswa, terbukti siswa
yang diterima tahun ini meningkat sedangkan Robi menjelaskan bahwa:
mengetahui informasi pendaftaran dari teman ibu saya dan diberi brosur,
akhirnya saya berminat bersekolah di SMK PGRI 1. Awalnya saya ingin
masuk jurusan perawat, tetapi ternyata ada analis kesehatan akhirnya
saya masuk ke analis. Penjelasan Robi didukung juga oleh Predika
bahwa: mengetahui informasi pendaftaran dari ibu saya yang mengenal
kepala sekolah SMK PGRI 1. Penjelasan Predika didukung Nurul bahwa:
mengetahui informasi pendaftaran dari kerabat.
Selanjutnya Puspa menjelaskan bahwa: mendatangi langsung SMK
PGRI 1 Salatiga, karena nilai tidak mencukupi masuk ke SMAN 2
akhirnya masuk ke SMK PGRI 1 karena ada jurusan keperawatan. Dari
tahun ke tahun sudah ada perubahan, banyak yang masuk sedangkan
Erma menjelaskan bahwa: mengetahui informasi pendaftaran dari guru,

51

awalnya saya mendaftar di SMKN 1 karena tidak diterima, dan ada guru
SMK PGRI 1 yang ada di SMKN 1 untuk membujuk saya masuk ke
sekolah ini dan Juliana menjelaskan bahwa: mengetahui informasi
pendaftaran dari brosur yang di tempel di mading sekolah, dan tertarik
karena ada jurusan kesehatan.
Berkaitan dengan hasil dari strategi yang dilakukan, bapak Riyadi
(orangtua siswa) menjelaskan bahwa: Itu karena kemauan anak sendiri
dari SMP7 dia udah ada minat belajar ke Sekolah ini. Maksudnya kan
mengingat nilainya kan istilahnya kan pas pas an ya. Sebenarnya sekolah
yang lebih deket ada. tapi kan dia niatnya. dia milih sekolah disini
disamping itu kan adiknya juga sekolah disini gitu. Sudah, ya mungkin
dari tatabusana, keperawatan, analis kesehatan. mungkin dari sekolah
kelas dua dia sudah ingin sekolah disini. memang dari dulu ketiga tahun
yang lalu sekolah sini ada atau istilahnya menurun. mungkin setelah 3
tahun kedepan ini muridnya kok tambah banyak. berarti kan ada
peningkatan sedangkan bu Pri(orangtua siswa) menjelaskan bahwa: Dari
brosur, websitenya SMK PGRI 1.Kan ini untuk SMK negri yang jurusan
kesehatan kan yang negri belum ada, yang ada kan memang arahnya ke
kesehatan. Terus dulu kan udah di Solo udah tapi kan yang dekatnya kan
sini.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, strategi dan
cara-cara promosi yang dilakukan SMK PGRI 1 Salatiga sudah berhasil.
Menurut bapak Sardi dengan strategi-strategi tersebut hasil yang dicapai
melebihi target. Menurut tiga guru (tim promosi) juga menyatakan jika
hasil yang diperoleh telah melebihi target. Menurut bu Puspitasariguru
juga melakukan promosi mulut ke mulut dan hasilnya cukup membantu.
Menurut Dimas (siswa yang ikut promosi/narasumber) menyatakan kalau
dari tahun ke tahun siswa semakin bertambah tahun lalu jumlahnya
hampir 150 sekarang sudah hampir 223 menurutnya promosi yang
dilakukan sudah berhasil dan menurut Arif (siswa/narasumber)
menyatakan jika siswa yang diterima dari tahun ke tahun meningkat.

52

juga

e.

Evaluasi
Evaluasi

merupakan

proses

sistematis

mengukur,

menilai

(ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek dll)
sejauh mana tujuan tercapai dengan membandingkan indikator evaluasi
dan hasilnya digunakan untuk membuat keputusan. Berkenaan dengan
evaluasi, bapak Sardi menjelaskan bahwa: ketika target tidak terpenuhi
maka sekolah mengadakan EDS (evaluasi diri). Apa penyebab
kegagalan, evaluasi diri dengan analisis SWOT yaitu melihat tantangan,
hambatan, peluang. Peluang yang kami miliki adalahjurusan kesehatan.
Jurusan kesehatan di Salatiga hanya ada dua kami dan Bakti Nusantara
tetapi sekolah kami tempatnya strategis, peluang kamimanfaatkan dengan
baik dan ketika ada pengumuman dari SMKN 1 kita datang kesana
berapa murid yang tidak di terima disana kami bujuk untuk masuk ke
SMK PGRI 1. Seterusnya bapak Sardi menjelaskan bahwa: monitoring
dan evaluasi itu setelah PBDB berlangsung. Ketika mendapat sedikit
siswa, kita evaluasi kekurangan terletak dimana agar tahun depan tidak
terjadi lagi.
Penjelasan bapak Sardi didukung oleh bu Febri bahwa: jika target
tidak terpenuhi, ada waktu tiga hari sebelum penutupan PBDB sekolah
negeri mengumumkan siswa yang diterima dan tidak, itu kami
manfaatkan untuk membujuk dan memberikan brosur ke siswa yang
tidak diterima di sekolah negeri tersebut untuk masuk ke SMK PGRI 1.
Monitoring dan evaluasi biasanya dilakukan setelah PBDB selesai,
dengan mengevaluasi kekurangannya dimana agar tahun depan lebih tahu
harus seperti apa sedangkan bu Sima menjelaskan bahwa: jika target
tidak terpenuhi sekolah melakukan misalnya pendaftaran sudah ditutup,
tetapi masih ada siswa yang mendaftar mungkin masih bisa diterima.
Monitoring evaluasinya kalau PBDB sudah selesai.
Penjelasan bu Sima didukung oleh bu Puspitasari bahwa: kalau
tidak mencapai target, sekolah tetap melakukan promosi. Karena jika
tetap tidak mencapai target, itu untuk evaluasi tahun depan. Monitoring

53

tig abulan sekali oleh kepala sekolah dan evaluasi dilakukan setelah
MPLS selesai evaluasi dengan melihat dari persiapan, proses, dan
outputnya, kekurangan dimana, kemudian kekurangan itu akan
diperbaiki di tahun depan.
SMK PGRI 1 Salatiga melakukan evaluasi jika target tidak
tercapai. Empat guru (narasumber) menyatakan evaluasi dilakukan
setelah PBDB selesai. Satu narasumber menyatakan jika target tidak
terpenuhi SMK PGRI 1 Salatiga melakukan evaluasi diri dengan analisis
SWOT. Satu narasumber lain menyatakan jika target tidak terpenuhi
sekolah memanfaatkan waktu 3 hari setelah pengumuman penerimaan
siswa di sekolah negri dengan menjaring siswa yang tidak diterima di
sekolah negri tersebut. Kemudian satu narasumber lain menyatakan jika
target belum terpenuhi sekolah akan menerima siswa yang mendaftar
meskipun pendaftaran sudah ditutup dan satu narasumber lain
menyatakan jika target tidak tercapai sekolah tetap promosi, dan akan di
evaluasi untuk tahun depan dengan melihat dari persiapan, proses sampai
output.
B. Pembahasan
1. Strategi Promosi SMK PGRI 1 Salatiga
Strategi promosi yang dilakukan SMK PGRI 1 Salatiga adalah periklanan,
penjualan personal, informasi dari mulut ke mulut, dan hubungan masyarakat.
a.

Periklanan
SMK PGRI 1 Salatiga melakukan program periklanan dengan alat
seperti membagikan brosur, memasang pamflet, memasang spandukspanduk di tempat-tempat yang strategis, dan kendaraan yang di beri
tulisan SMK PGRI 1 Salatiga. Kesimpulan ini didukung teori yang
dikemukakan oleh Lee dan Johnson (2007:3) periklanan adalah
komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui
media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail
(pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum.
54

Periklanan merupakan cara efektif untuk menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat. Periklanan dirancang untuk mengubah konsumen
dari tidak tahu menjadi tahu tentang suatu produk dan kemudian akan
membelinya.

Brosur yang dimiliki atau dibuat oleh SMK PGRI 1

Salatiga memuat informasi yang lengkap tentang informasi syarat
pendaftaran, waktu pendaftaran, prestasi yang diraih SMK PGRI 1
Salatiga, keunggulan,

fasilitas,

jurusan apa saja yang dimiliki, dan

praktik kerja lapangan. Brosur yang dibuat juga memuat foto-foto
kegiatan praktek yang dilakukan siswa dan seragam yang dipakai pada
masing-masing jurusan yang berbeda.
SMK PGRI 1 Salatiga juga membuat pamflet dan spanduk yang
ditempatkan di titik-titik yang dianggap strategis oleh sekolah. Hasilnya
5 dari 11 narasumber mengatakan jika mereka mengetahui info
pendaftaran di SMK PGRI 1 Salatiga dari brosur. Dari brosur tersebut
narasumber tertarik ingin bersekolah di SMK PGRI 1 Salatiga. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa brosur yang disebarluaskan tersebut
sudah tepat sasaran.
SMK PGRI 1 Salatiga melakukan periklanan dengan alat seperti
membagikan brosur, memasang pamflet, memasang spanduk-spanduk di
tempat-tempat yang strategis. yang memiliki kendaraan yaitu mobil yang
diberi tulisan SMK PGRI 1 Salatiga lengkap dengan jurusan keahliannya.
Selain menyebarkan brosur SMK PGRI 1 Salatiga membuat dan
menempel pamflet dan spanduk yang dipasang di tempat-tempat yang
strategis, salah 1 narasumber mengetahui info pendaftaran sekolah dari
spanduk yang dipasang. Kemudian SMK PGRI 1 Salatiga juga
mempromosikan melalui kendaraan, mobil yang bertuliskan SMK PGRI
1 Salatiga lengkap dengan jurusan keahlian yang dimiliki diharapkan
masyarakat juga bisa mengenal SMK PGRI 1 Salatiga jika melihat mobil
dengan tulisan tersebut di jalan.
Beberapa alat periklanan tersebut sudah mampu menarik perhatian
calon siswa untuk bersekolah di SMK PGRI 1 Salatiga. Terbukti

55

beberapa narasumber yang diwawancara tertarik ingin bersekolah di
SMK PGRI 1 Salatiga dari program periklanan seperti brosur, pamflet,
spanduk, dan kendaraan yang bertuliskan SMK PGRI 1 Salatiga lengkap
dengan jurusan keahlian.
b. Penjualan Personal
SMK PGRI 1 Salatiga melakukan penjualan personal dengan cara
mendatangi SMP yang ada di kota Salatiga dan Kabupaten Semarang
untuk mempresentasikan apa yang dimiliki sekolah. Di dukung oleh teori
yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2006 : 117) penjualan
personal adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk
tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.
Penjualan

personal

yang

menggunakan

wiraniaga

dan

menekankankomunikasi timbal-balik antara dua orang atau kelompok
memungkinkan perancangan pesan secara lebih spesifik dan customized,
komunikasi yang lebih personal, dan pengumpulan umpan balik secara
langsung dari para pelanggan. Penjualan personal lebih memungkinkan
tenaga penjualan tersebut mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan
oleh konsumen dan dapat mengetahui reaksi calon pembeli terhadap
penawaran

penjualan

sehingga

dapat

mengadakan

penyesuaian-

penyesuaian saat itu juga.
Prosedur pelaksanaannya yang pertama tim mendata siswa yang
bersekolah di SMK PGRI 1 Salatiga dengan mendata asal SMP mereka,
yang kedua tim meminta izin ke SMP dengan mengirimkan surat dan
menunggu surat balasan dan jadwal pasti untuk SMK PGRI 1 presentasi.
Setelah mendapat jadwal pasti, SMK membuat jadwal tim yang akan
berangkat. Tim berangkat dengan mengajak siswa dengan berpakaian
sesuai seragam jurusan masing-masing. Tim menyampaikan visi misi
sekolah, keunggulan, jurusan dan video, foto-foto kegiatan yang ada di
sekolah. Siswa yang diajak untuk promosi juga diminta untuk
menceritakan kegiatan dan pengalaman selama bersekolah di SMK PGRI
1 dan membagikan brosur ke siswa sasaran.

56

c.

Hubungan Masyarakat (Public Relations)
SMK PGRI 1 Salatiga melakukan kegiatan hubungan masyarakat
seperti fashion show anak didik jurusan tatabusana, bakti sosial ke
masyarakat, dan memberikan hiburan ke masyarakat seperti band lokal.
Tujuan dari SMK PGRI 1 Salatiga melakukan kegiatan ini adalah agar
citra sekolah baik di mata masyarakat. Sehingga nantinya masyakarat
akan

percaya

kepada

sekolah

dan

akhirnya

masyarakat

akan

menyekolahkan anak mereka ke SMK PGRI 1 Salatiga. Hal ini didukung
teori yang dikemukakan Gassing dan Suryanto (2016:8) Public Relations
menekankan pada aspek komunikasi yang bersifat timbal balik dalam
rangka mencapai pemahaman niat baik (goodwiil) dan citra baik(good
image) antara lembaga dengan publik. Hubungan masyarakat dilakukan

agar citra lembaga terlihat baik di mata masyarakat. Sehingga diharapkan
masyarakat percaya dengan lembaga tersebut (dalam hal ini SMK PGRI
1 Salatiga).
Prosedur pelaksanaan hubungan masyarakat yang pertama sekolah
mengirimkan surat ijin ke Kepala Desa sasaran dan menunggu surat
balasan. Setelah mendapatkan ijin, sekolah pergi ke Desa tersebut dengan
melakukan berbagai kegiatan bakti sosial seperti tes kesehatan gratis,
pemberian baju gratis ke warga yang kurang mampu, memberikan
hiburan ke masyarakat seperti band lokal, dan fashion show anak didik
tatabusana. Fashion show ini dilakukan sekolah untuk menarik perhatian
masyarakat agar berminat menyekolahkan anak mereka ke SMK PGRI 1
Salatiga, dengan apa yang sudah dibuat oleh anak didik memperlihatkan
jika anak yang sekolah di SMK PGRI 1 Salatiga memang memiliki
kemampuan lebih. Sehingga lulusan SMK PGRI 1 Salatiga memang bisa
bersaing dengan lulusan dari sekolah lain dalam persaingan dunia kerja.
d. Direct & Online Marketing
SMK PGRI 1 Salatiga melakukan program direct & online
marketing dengan menggunakan telepon dan ponsel. Ponsel dalam hal ini

digunakan untuk menyebarkan informasi ke khalayak umum melalui

57

facebook, whatsapp, BBM, dan instagram didukung pernyataan yang
dikemukakan oleh Tjiptono & Chandra (2012:379) Program direct &
online

marketing

merupakan

sistem

pemasaran

interaktif

yang

menggunakan berbagai media komunikasi untuk meningkatkan respons
langsung yang sifatnya spesifik dan terukur. Metode-metode pemasaran
langsung meliputi katalog, pos, telepon, ponsel, TV, TV kabel, TV
interaktif, mesin fax, internet, dan lain-lain.
e.

Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth )
Informasi dari mulut ke mulut dilakukan oleh Kepala Sekolah yang
bekerjasama dengan Guru BK di SMP-SMP, informasi ini juga dilakukan
oleh Guru-guru SMK PGRI 1 yang memberitahukan informasi ke
tetangga, teman, dan saudara. Selain Kepala Sekolah dan Guru, siswa
dan alumni juga diminta sekolah untuk menyebarkan informasi SMK
PGRI 1 Salatiga kepada teman, saudara, dan tetangga. Dengan
dilakukannya informasi dari mulut ke mulut ini diharapkan target bisa
tercapai. Selain itu cara ini lebih murah karena tidak membutuhkan biaya
dalam melakukannya dan orang akan lebih percaya apabila yang
menyampaikan informasi tersebut adalah orang yang dikenal daripada
hanya mendengar dari orang lain dan brosur saja. Hal ini didukung teori
yang dikemukakan oleh (Hamdani dalam Sunyoto 2014:159) pelanggan
akan berbicara kepada pelanggan lain atau masyarakat lainnya tentang
pengalamannya menggunakan produk yang dibelinya. Jadi iklan ini
bersifat referensi dari orang lain, dan dilakukan dari mulut ke mulut. Jika
dilihat secara fisik iklan ini sangat sederhana, namun merupakan jurus
jitu untuk menjual produk Informasi dari mulut orang terdekat atau orang
yang dikenal akan lebih mudah dipercaya.

2.

Hambatan yang dihadapi SMK PGRI 1 Salatiga dalam kegiatan Promosi
SMK PGRI 1 Salatiga melakukan promosi dengan beberapa cara atau
yang sering disebut bauran promosi. Dari bauran promosi yang dilakukan
terdapat beberapa hambatan. Hambatan yang dihadapi sekolah adalah alat
transportasi yang kurang memadai, SMP tidak segera memberikan jadwal

58

pasti kepada SMK, SMP yang tidak memberi ijin untuk SMK presentasi,
jadwal promosi tubrukan menyebabkan kekurangan personil, keterbatasan
waktu presentasi, persiapan yang kurang oleh tim promosi, mis komunikasi
antar personil, personil yang tidak bertanggungjawab, dan personil yang
kurang menarik perhatian siswa sasaran promosi.
Hambatan yang dihadapi SMK PGRI 1 Salatiga dalam melakukan
promosi adalah transportasi, transportasi yang digunakan untuk melakukan
promosi dirasa kurang memadai, ketika panitia berangkat ke SMP sasaran
dengan mengajak siswa untuk promosi, mobil yang digunakan tidak mampu
mengangkut semua guru dan siswa. SMP tidak segera memberikan jawaban
jadwal pasti kepada SMK PGRI 1, sehingga sekolah hanya bisa menunggu.
Beberapa SMP juga ada yang tidak memberi izin untuk melakukan promosi
sehingga SMK PGRI 1 hanya bisa memberikan brosur tanpa presentasi ke
SMP tersebut.
Keterbatasan waktu saat presentasi ke sekolah,keterbatasan waktu yang
diberikan SMP kepada SMK PGRI 1 untuk melakukan promosi hanya 15
menit sedangkan slide yang akan ditayangkan cukup banyak sehingga kadang
presentasi belum selesai tetapi ternyata waktu 15 menit tersebut sudah
terlewati menyebabkan presentasi kurang maksimal dan siswa yang diajak
promosi tidak memiliki kesempatan untuk menceritakan pengalaman ketika
bersekolah. Kadang-kadang waktu 15 menit dikurangi menjadi 10 menit
karena ada sekolah lain yang mengantre untuk melakukan presentasi juga ke
sekolah SMP tersebut.
Hambatan lain adalah persiapan yang kurang oleh panitia, seperti LCD
yang dibawa ternyata LCD yang rusak, kabel tidak dibawa, file yang tidak
dipersiapkan dengan baik didalam folder sehingga memakan waktu ketika
mencari file tersebut.Jadwal tubrukan saat akan promosi, seperti ketika SMP
A, B, C, D, E memberikan jadwal tanggal, hari, dan jam yang sama dan di 1
SMP disiapkan 3 ruang untuk presentasi, sehingga panitia yang melakukan
promosi tidak dapat mengisi semua ruang tersebut karena personil yang
terbatas. Mis komunikasi antar personil yang menyebabkan terjadi

59

ketegangan antar personil. Personil yang tidak bertanggungjawab, ketika
sudah dijadwal untuk melakukan promosi dan menyanggupi ternyata sampai
pada waktu yang dijanjikan untuk promosi personil tidak berangkat dengan
berbagai alasan.
Guru yang melakukan presentasi kurang menarik perhatian siswa
sasaran, sehingga siswa kurang memperhatikan. Kemudian hambatan lain
adalah perhatian yang kurang