T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Dalam Menggunakan Microsoft Power Point pada Mapel TIK T1 Full text

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII
DALAM MENGGUNAKAN MICROSOFT POWER POINT
PADA MAPEL TIK
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Pendidikan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:
Rizqi Edma Nugroho (702010079)
Mila Chrismawati Paseleng, S.Si. , M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015

i


i

ii

iii

iv

v

PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII
DALAM MENGGUNAKAN MICROSOFT POWER POINT
PADA MAPEL TIK
1)

Rizqi Edma Nugroho, 2) Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) rizqiedmanugroho@gmail.com,2) mila.paseleng@staff.uksw.edu
ABSTRACT

Issues in ICT learning in SMAN 2 Salatiga related to learning methods that are
not organized in pairs, so that learning is not smooth. Use of ICT in schools of learning
in groups or in pairs due to the limited means available computers. In accordance with
these problems, researchers used a method of peer tutoring in small groups consisting of
3 students. Selection is done by the tutor written test to all students. Then, subject
teachers make distributions groups. Subject teachers also provide a verbal briefing in
accordance with the grating material and provide textbooks to tutor in preparation for
the next lesson. The conclusion of this study is the application of methods of peer tutoring
in ICT learning in class XII IPS 3 SMAN 2 Salatiga can improve learning outcomes.
Key words: Peer Lessons Method, Learning Outcomes, Microsoft Power Point

ABSTRAK
Masalah dalam pembelajaran TIK di SMAN 2 Salatiga berkaitan dengan
metode pembelajaran berpasangan yang tidak terorganisir, sehingga pembelajaran tidak
lancar. Pembelajaran TIK di sekolah menggunakan pembelajaran berkelompok atau
berpasangan karena keterbatasan sarana komputer yang tersedia. Sesuai dengan
permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode tutor sebaya dalam kelompok kecil

yang terdiri dari 3 siswa. Pemilihan tutor dilakukan dengan tes tertulis kepada semua
siswa. Kemudian, guru mata pelajaran melakukan pembagian kelompok. Guru mata
pelajaran juga memberikan pembekalan secara lisan sesuai dengan kisi-kisi materi dan
memberikan buku paket kepada tutor sebagai persiapan dalam pembelajaran selanjutnya.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan metode tutor sebaya dalam
pembelajaran TIK di kelas XII IPS 3 di SMAN 2 Salatiga dapat meningkatkan hasil
belajar.
Kata kunci: Metode Tutor Sebaya, Hasil Belajar, Microsoft Power Point

1)

2)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Staf pengajar Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

vi


1. Pendahuluan
Masalah yang terjadi dalam pembelajaran TIK di SMAN 2 Salatiga
berkaitan dengan keterbatasan jumlah komputer didalam lab yang tidak
sebanding dengan jumlah siswa. Di labotaorium komputer hanya tersedia
20 unit komputer, sehingga tidak sebanding dengan jumlah siswa yang rata
– rata 36 anak di setiap kelasnya. Selain itu, dari 20 unit komputer ada
beberapa yang tidak berfungsi untuk pembelajaran. Sesuai dengan kondisi
tersebut, maka guru menggunakan metode belajar kelompok dengan
kelompok kecil yang belum terorganisir dimana siswa menggunakan
komputer berpasangan. Dari hasil pengamatan pada prasiklus, juga terlihat
ada siswa yang berminat dan terampil dalam pembelajaran, namun ada
juga siswa yang tidak perhatian pada materi yang disampaikan, misalnya
browsing internet, bermain game dan sering bercanda selama
pembelajaran. Dalam pembelajaran tersebut, minat dan perhatian serta
keterampilan siswa juga beragam. Kondisi seperti ini menyebabkan
pembelajaran tidak lancar karena pasangan siswa yang belum terorganisir
dengan baik, sering kesulitan dalam praktik dan belum berani berkreasi
dalam praktik. Begitu juga dengan hasil evaluasi tertulis pada Prasiklus
diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,36 dan ketuntasan sebesar 25%.
Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk memaksimalkan

belajar kelompok pada siswa dengan karakteristik yang beragam adalah
menggunakan metode tutor sebaya. Penggunaan metode tutor sebaya dapat
digunakan untuk memanfaatkan dan memaksimalkan kemampuan siswa
yang aktif selama pembelajaran dengan memperhatikan keterangan guru,
mencatat materi dan bertanya lebih lanjut serta memperoleh nilai yang
baik atau termasuk tertinggi. Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang
telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang
dipelajarinya [1]. Penggunaan metode tutor sebaya dilakukan dalam
kelompok kecil, terdiri dari 3 siswa. Tutor tidak hanya mengikuti
pembelajaran tetapi juga membantu anak tutor dalam kelompoknya,
sehingga menguasai materi, baik teori maupun praktik.
Berdasarkan permasalahan yang ada dan melihat keunggulan
metode tutor sebaya, maka dilakukan penelitian tentang metode tutor
sebaya dalam pembelajaran TIK. Melalui penerapan metode tutor sebaya
dalam penelitian ini diharapkan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 dalam
menggunakan Microsoft Power Point di SMAN 2 Salatiga dapat
meningkat.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai pembelajaran mengunakan metode tutor

sebaya sudah dilakukan oleh Dedi Herianto yaitu Efektifitas Model
Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Belajar
Microsoft Excel Di Kelas VIII SMP Dua Mei Banjaran. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan melibatkan dua kelas, yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemilihan tutor sesuai dengan data

1

nilai dan tutor diberikan pelatihan sesuai dengan materi. Masing-masing
tutor disebar pada tiap-tiap kelompok dan membantu teman-temannya
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja. Hasil
penelitian menunjukan adanya pengaruh penerapan metode tutor sebaya di
dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perubahan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dalam belajar Microsoft
Excel [2].
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Dedi Herianto adalah
pemilihan tutor berdasarkan nilai. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Dedi Herianto adalah nilai prasiklus dan nilai tes pemilihan
tutor. Sesuai dengan nilai tes pemilihan tutor, ada jumlah tutor yang lebih

banyak daripada kelompok yang telah terbentuk, sehingga ada dua
kelompok dengan dua tutor.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Desy Puspa Rahayu, yaitu
Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe Peer Asissted Learning
Strategies (PALS) pada Komunitas Belajar Online terhadap Hasil Belajar
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas. Pemilihan tutor sesuai dengan data nilai dan tutor diberikan
pendekatan personal. Setiap tutor diberi sebuah modul pembelajaran yang
dikirim melalui email. Masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dan respon
baik dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran tutor sebaya tipe PALS berpengaruh terhadap hasil belajar
dan sikap positif siswa dalam pembelajaran [3].
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Desy Puspa Rahayu
adalah jenis metode tutor sebaya sesuai dengan kelompok umur yang
sama. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Desy Puspa Rahayu
adalah jumlah anggota dalam setiap kelompok dan fasilitas bagi tutor.
Sesuai dengan jumlah siswa dalam satu kelas, maka terdapat duabelas
kelompok, terdiri dari tiga anggota dalam setiap kelompok.
Tutor Sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang

ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan
terhadap kawan sekelas [4]. Ciri-ciri kelompok dalam pembelajaran
dengan metode tutor sebaya adalah a) Mempunyai keanggotaan yang jelas,
b) Ada kesadaran kelompok, c) Mempunyai tujuan bersama, d) Saling
bergantung dalam memenuhi kebutuhan, e) Ada interaksi dan komunikasi
antar anggota, f) Ada tindakan bersama [5].
Kriteria tutor dalam metode tutor sebaya adalah a) Memiliki
kemampuan akademis diatas rata-rata siswa satu kelas, b) Mampu
menjalin kerjasama dengan sesama siswa, c) Memiliki motivasi tinggi
untuk meraih prestasi akademis yang baik, d) Memiliki sikap toleransi dan
tenggang rasa dengan sesama, e) Memiliki
motivasi
untuk
menjadikan kelompok
diskusinya yang terbaik, f) Bersikap rendah
hati, pemberani dan bertanggung jawab, g) Suka membantu sesama
temannya yang mengalami kesulitan belajar. Tugas tutor dalam metode

2


tutor sebaya adalah a) Memberikan tutorial kepada anggota terhadap
materi ajar yang sedang dipelajari, b) Mengkoordinir proses diskusi agar
berlangsung kreatif dan dinamis, c) Menyampaikan
permasalahan
kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum
dikuasai, d) Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik
pada saat tatap muka dikelas maupun diluar kelas untuk
memecahkan masalah yang dihadapi [6].
Langkah-langkah metode pembelajaran Tutor Sebaya menurut
Hisyam Zaini (dalam Beti Riawati, 2012: 2) adalah sebagai berikut: (a)
memiilih materi, (b) membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil,
(c) setiap kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi, (d) beri
mereka waktu yang cukup, (e) setiap kelompok menyampaikan sub
materi, dan (f) kesimpulan dan klarifikasi [7]. Bersamaan dengan hal
tersebut, tutor dipilih melalui 2 tahap. Tahap pertama adalah tutor dipilih
berdasarkan nilai yang diperoleh dari guru pengajar TIK. Tutor memiliki
nilai diatas KKM dan diurutkan berdasarkan nilai tertinggi. Tahap kedua
adalah pendekatan personal (personal approach) terhadap calon tutor.
Seorang tutor harus mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu
memimpin sebuah diskusi [8].

Kelebihan metode tutor sebaya adalah a) Tutoring sebaya
menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh perbedaan umur,
status, dan latar belakang antara peserta didik dengan guru. Antar peserta
didik lebih mudah kerja sama dan komunikasi, b) Lebih mungkin terjadi
pembelajaran personal, antara teman dengan teman, c) Si tutor sendiri akan
mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga menaikkan harga dirinya
karena mampu membantu teman, d) Tutor teman akan lebih sabar dari
pada guru terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar, e) Lebih
efektif dari pada pembelajaran biasa karena peserta didik yang lemah akan
dibantu tepat pada kekurangannya. Kekurangan metode tutor sebaya
adalah a) Peserta didik yang dipilih menjadi tutor dan prestasinya baik
belum tentu mempunyai hubungan baik dengan peserta didik yang lain, b)
Peserta didik yang dipilih menjadi tutor belum tentu bisa menyampaikan
materi dengan baik [9].
Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi
yang hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Evaluasi terhadap penilaian
hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta
didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil
evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan

materi yang belum dikuasai peserta didik. Nana Syaodih Sumadinata,
(2003) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai
hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan
potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari
perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir
maupun ketrampilan motorik” [10].

3

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan
psikomotorik (bertindak) [11]. Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir
dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Dengan
pencapaian hasil belajar yang semakin membaik akan mampu membentuk
pribadi individu siswa. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan
menekankan pada peningkatan tipe hasil belajar kognitif siswa yang dilihat
dari hasil test evaluasi akhir pelajaran.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau sering
disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama [12]. Penelitian ini menggunakan desain tindakan
model Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep
dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen acting
(tindakan) dengan obserfing (pengamatan) dijadikan sebagai suatu
kesatuan karena keduanya merupakan kegiatan yang tak terpisahkan
terjadi dalam waktu yang sama. Model yang dikemukakan oleh Kemmis &
Mc Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut
dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah
putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi [13]. Pelaksanaan tindakan dilakukan sampai target yang
diinginkan tercapai. Desain penelitian tersebut divisualisasikan dalam
bentuk gambar 1.

Gambar 1 Siklus PTK menurut Kemmis & Taggart [13]

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian terdiri dari siklus pertama
dan siklus kedua, masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu

4

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan disusun
oleh peneliti dan guru mata pelajaran sebagai kolaborator, perencanaan
yang di lakukan berisi tentang hal–hal apa saja yang dibutuhkan saat
pelaksanaan persiklus yang berisi menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode tutor sebaya, menyiapkan instrumen lembar
pengamatan, dokumentasi, wawancara dan tes hasil belajar. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang akan diamati saat
observasi. Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru mengatur tempat
duduk secara berkelompok sesuai metode tutor sebaya.
Pada tahap tindakan, rancangan model dan sekenario di terapkan
dalam pembelajaran di kelas. Dalam Pelaksanaan tindakan guru
mempunyai dua peranan, yaitu sebagai pengajar dan kolaborator dikarena
penelitian ini bersifat kolaboratif. Pelaksanaan persiklus dilakukan dalam
dua kali pertemuan yang dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Tiap siklus pembelajaran dilakukan dengan materi yang berbeda. Tahaptahap yang dilakukan dalam implementasi tindakan adalah sebagai berikut:
Tahap pertama pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengucap
salam dilanjutkan berdoa dan memotivasi siswa, guru melakukan
pembagian kelompok sesuai dengan metode tutor sebaya, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Tahap kedua kegiatan inti,
menyiapkan materi dan memberikan contoh video penggunaan power
point dalam presentasi dan memberikan contoh powerpoint yang sudah
jadi untuk diamati secara berkelompok sesuai pembelajaran tutor sebaya
guna untuk mengetahui manfaat program presentasi dan fungsi menu,
tools, ikon pada Microsoft Power Point, kemudian guru memberikan
latihan dan tugas kepada setiap kelompok untuk mencoba menggunakan
setiap fungsi menu, tools dan ikon yang ada pada progam pembuat
presentasi sesuai dengan yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lebih lanjut kepada
guru apa yang belum dimengerti dan menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilakukan. Tahap ketiga penutup, Guru memberikan gambaran
tentang materi selanjutnya dan memberikan tugas rumah untuk mencari
artikel yang berkaitan dengan materi selanjutnya yaitu tentang pembuatan
presentasi dengan template dan wizard dan guru merefleksi, selanjutnya
menutup pembelajaran dengan doa.
Observasi atau pengamatan dilakukan saat pelaksanaan tindakan.
Observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang merupakan
dampak dari adanya tindakan. Ada tidaknya perubahan dipantau sejak
tindakan diberikan. Hal-hal yang diamati meliputi: pengamatan dalam
pembelajaran dengan metode tutor sebaya dan kemampuan praktik.
Refleksi dilakukan untuk mengetahui pembelajaran dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode tutor sebaya. Peneliti dan guru melakukan
refleksi untuk mengetahui apakah yang terjadi sesuai dengan rancangan
sekenario, apakah tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan prosedur dan
apakah prosesnya sesuai yang diharapkan. Hasil pemikiran refleksi ini

5

selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam menentukan putaran atau
siklus berikutnya, apakah tindakan yang diberikan akan diteruskan,
dimodifikasi, atau diubah secara keseluruhan jika ternyata belum mencapai
kriteria yang di harapkan sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan
yang telah ditentukan.
Pada siklus kedua perencanaan tindakan sangat tergantung pada
refleksi siklus pertama. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai dengan
ketercapaian indikator keberhasilan, siklus kedua hanya sebagai
pemantapan pada siklus pertama. Namun, jika peningkatan belum sesuai
dengan indikator keberhasilan, maka siklus kedua tahap kerjanya seperti
siklus pertama. Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan
pembelajaran pada siklus pertama.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari lembar pengamatan digunakan untuk melihat proses
pembelajaran siswa dalam tutor sebaya dan melihat keterampilan siswa
dalam praktik sesuai dengan materi pada setiap siklusnya. Dokumentasi,
peneliti melakukan dokumentasi dalam pembelajaran sesuai dengan
tindakan dengan dokumen foto. Kemudian wawancara dilakukan secara
lisan untuk mengetahui sejauh mana respon siswa dan guru terhadap
pembelajaran dengan tutor sebaya dan untuk memperkuat hasil dari
pengamatan dan hasil tes. Selanjutnya tes digunakan untuk mengukur
pencapaian siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati proses pembelajaran
dikelas saat siswa berkelompok. Pengamatan hanya dilakukan sebatas
mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan
dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan
pengamatan berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses
pembelajaran saat pengamatan awal, siklus I dan siklus II dilakukan, yang
dapat dilihat pada tabel 1.

No

Tabel 1. Aspek Pengamatan
Aspek yang diamati
Kegiatan

1

Praktek

Siswa terampil dalam praktek sesuai materi
yang didapat dikelas

2

Tanya-jawab
dengan guru

Siswa melakukan tanya jawab lebih lanjut
dengan guru

3

Interaksi dalam
kelompok
Menjawab
pertanyaan dari
guru

Siswa berinteraksi dalam kelompok

4

Siswa menjawab dengan jelas pertanyaan
dari guru

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif mengacu

6

pada metode analisis dari Miles dan Huberman, yang menjelaskan
langkah-langkahnya sebagai berikut: a) reduksi data yaitu mengumpulkan
data sesuai tujuan penelitian kemudian data tersebut di seleksi sehingga
membentuk pola yang terarah. b) penyajian data merupakan upaya
menyusun informasi secara sistematis agar mudah dipahami. c) penarikan
kesimpulan merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang
telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula
yang singkat dan padat [14].
Hasil data yang diperoleh dari lembar praktek sesuai dengan materi
dan lembar pengamatan pada setiap siklus dianalisis menurut nilai rata-rata
sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Kategori yang digunakan
dalam penelitian ini dapat diperhatikan pada tabel 2.

No
1
2
3
4
5

Tabel 2. Konversi Skor [15].
Angka 100
Huruf
80-100
A
66-79
B
56-65
C
40-55
D
30-39
E

Keterangan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal

Data hasil evaluasi tertulis dianalisis menurut nilai terendah, nilai
rata-rata, nilai tertinggi, jumlah siswa yang tuntas, jumlah siswa yang tidak
tuntas dan persentase ketuntasan.
Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau
patokan suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini
yang menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah
sebagai berikut:
a. Siswa terampil dalam praktik sesuai dengan materi yang disampaikan.
b. Siswa melakukan tanya-jawab dengan guru.
c. Siswa berinteraksi dalam kelompoknya.
d. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
e. Nilai terendah dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.
f. Nilai rata - rata dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.
g. Nilai tertinggi dari hasil evaluasi tertulis mengalami kenaikan.
h. Jumlah siswa yang tuntas dari hasil evaluasi tertulis mengalami
kenaikan.
i. Jumlah siswa yang tidak tuntas dari hasil evaluasi tertulis mengalami
penurunan.
j. Persentaase ketuntasan dari hasil evaluasi tertulis memenuhi 75%.
Desain pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pada metode tutor sebaya.
Pemilihan calon tutor berdasarkan nilai yang diperoleh pada saat prasiklus,
serta berdasarkan hasil diskusi dengan guru matapelajaran TIK. Calon
tutor yang diperoleh sebanyak 9 anak dan dianggap masih kurang sehingga

7

perlu pencarian tutor tambahan. Pencarian tutor tambahan serta
pemantapan seleksi calon tutor dilakukan dengan pemberian diberikan tes
kembali pada seluruh siswa. Hasil tes ini kemudian didiskusikan lagi
dengan guru dan diperoleh 14 orang tutor yang akan disebar ke dalam
kelompok kecil. Pembagian kelompok menjadi 12 kelompok yang terdiri
dari 1 tutor dan 2 anak tutor. Setelah terbentuk kelompok guru dan peneliti
mengadakan pembekalan kepada tutor diluar KBM, meliputi kisi – kisi
materi dan sikap dalam pembelajaran.
Tabel 3. Desain Tutor Sebaya
No.

Langkah - langkah

Kegiatan

1.

Pembekalan tutor

Pembekalan tutor dilakukan oleh guru
matapelajaran TIK yang didampingi
peneliti sebelum KBM berlangsung,
pembekalan meliputi materi yang akan
disampaikan dan sikap tutor dalam
membimbing anak tutor.

2.

Penjelasan materi dari
guru

Guru dan peneliti hanya memberikan
penjelasan inti materi yang akan
dipelajari pada setiap pertemuan dan
memberikan bahan - bahan belajar yang
akan dipelajari dalam kelompok sesuai
dengan materi pada setiap pertemuan.

3.

Belajar kelompok

Tutor membimbing anak tutor dalam
memahami bahan ajar yang diberikan
oleh guru, didalam memberikan
bimbingan tutor menjelaskan dan
memparaktikan secara langsung kepada
anak tutor. Selanjutnya dalam
membimbing, tutor juga memberikan
kesempatan kepada anak tutor untuk
mencoba mempraktikan. Pada setiap
bimbingan yang kurang jelas, anak tutor
wajib bertanya kepada tutor dan apabila
masih belum paham tutor bisa bertanya
lebih lanjut kepada guru.

4.

Tanya jawab dengan
guru

Guru memberikan pertanyaan kepada
anak tutor seputar materi yang diperoleh
dari proses pembelajaran. Dalam hal ini
tutor maupun anak tutor juga diberikan
kesempatan untuk bertanya dan
menyampaikan hal – hal yang diperoleh
selama proses pembelajaran sesuai

8

materi pada pertemuan itu.
5.

Kesimpulan
pembelajaran oleh guru

Guru menyimpulkan proses
pembelajaran, merefleksi dan memberi
penghargaan kepada kelompok
pembelajaran yang sudah berhasil
dalam praktik dan penguasaan materi
dengan pembelajaran berkelompok tutor
sebaya.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pembelajaran pada Siklus I berlangsung selama dua kali
pertemuan, yaitu tanggal 23 dan 30 Oktober 2014. Sebelum Siklus I,
peneliti bersama dengan guru mata pelajaran melakukan pengamatan pada
pembelajaran dan menganalisis hasil nilai evaluasi tertulis pada prasiklus
menyatakan bahwa beberapa siswa berpotensi menjadi tutor. Sesuai
dengan hasil tes pemilihan tutor, guru melakukan pembagian kelompok
yang terdiri dari 3 anak/kelompok dan memberikan pembekalan kepada
tutor.
Pada pertemuan pertama, guru memotivasi siswa dengan
memberikan gambaran umum tentang penggunaan dan manfaat dari media
presentasi dalam berkomunikasi untuk masa yang akan datang, kemudian
menampilkan contoh video presentasi dengan power point untuk
mengetahui manfaat Microsoft Power Point dan mengidentifikasi menu,
tools dan ikon secara klasikal. Hasil dari kegiatan tersebut, siswa menjadi
termotivasi untuk belajar tentang power point dan menindaklanjuti dengan
menjelaskan metode tutor sebaya dalam pembelajaran.
Sesuai dengan hasil pembagian kelompok, dalam pembelajaran
dengan metode tutor sebaya, guru mengatur tempat duduk masing-masing
kelompok dimana tutor duduk paling kanan. Dalam pembelajaran tersebut,
tutor membimbing anak tutor dalam kelompoknya masing-masing dalam
mengidentifikasi menu, tools dan ikon. Sebelum pembelajaran berakhir,
guru memberikan pembekalan kepada tutor tentang materi yang akan
disampaikan pada pertemuan berikutnya.
Pada pertemuan kedua, guru memberikan contoh power poin yang
sudah jadi untuk membuat presentasi dengan template dan wizard kepada
setiap kelompok. Selanjutnya, tutor membimbing kelompoknya masingmasing untuk menguasai materi tersebut. Dalam pembelajaran tersebut,
guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lebih
lanjut sesuai dengan materi dan kesulitan yang masih dialami. Pada akhir
pembelajaran, guru membimbing penarikan kesimpulan dan
menginformasikan tes praktik dan tes tertulis pada pertemuan berikutnya.
Pada pertemuan ketiga (6 November 2014), guru melakukan tes
praktik dan tes tertulis. Siswa dengan nomor absen ganjil melakukan tes
praktik dan siswa dengan nomor absen genap melakukan tes tertulis,

9

masing-masing dengan waktu selama 30 menit dan dilakukan secara
bergantian sesuai dengan tempat duduk yang urut absen. Setelah tes
praktik dan tes tertulis, guru menyampaikan materi tentang tentang
pengaturan layout, format teks, efek transisi dan menentukan durasi
presentasi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. Dari hasil
analisis nilai tertulis diketahui nilai rata-rata sebesar 74,16 dengan
ketuntasan sebesar 38,89% pada siklus I.
Sesuai dengan refleksi pada Siklus I, maka diperoleh beberapa
kekurangan dan perbaikan pada tabel 4.
Tabel 4. Refleksi pada Siklus I
No
Kekurangan
Perbaikan
1 Pembekalan pada tutor hanya Guru memberikan pembekalan
pada materi yang akan yang lebih lengkap dan terstruktur
disampaikan dan kisi-kisi
kepada tutor meliputi buku paket
dan sikap dalam pembelajaran
kelompok
2 Pembelajaran
dalam Guru memperhatikan siswa yang
kelompok masih ada anak kurang
perhatian
selama
tutor yang kurang perhatian pembelajaran dengan metode tutor
dalam berlatih dan belajar sebaya,
termasuk
dalam
bersama dengan tutor
pembahasan
3 Pembelajaran
dalam Guru memberikan penghargaan
kelompok
yang
sudah kepada kelompok-kelompok yang
berhasil
tidak
mendapat sudah berhasil
perhatian karena dianggap
berhasil
Pembelajaran pada Siklus II berlangsung selama dua kali
pertemuan, yaitu tanggal 13 dan 20 November 2014. Sebelum Siklus II,
peneliti menyampaikan kekurangan yang masih terjadi dalam
pembelajaran dan perbaikan yang dapat dilakukan. Sesuai dengan
keterangan tersebut, guru mata pelajaran memberikan pembekalan kepada
tutor dengan fasilitas buku paket dan perbaikan sikap dalam pembelajaran
kelompok.
Pada pertemuan pertama, guru hanya mengumpulkan tutor di
laboratorium untuk mendapat pembekalan, meliputi fasilitas buku paket
dan perbaikan sikap dalam pembelajaran kelompok, dilakukan pada awal
pembelajaran. Pada saat pembekalan dilakukan, anak tutor masih berada
dikelas. Selanjutnya, anak tutor bergabung dengan tutor sesuai dengan
tempat duduk yang telah ditentukan.
Pada awal pembelajaran pertemuan pertama, guru mengawali
pembelajaran dengan menyampaikan perbaikan bagi tutor dan anak tutor
sesuai dengan kekurangan dalam pembelajaran terdahulu. Dalam
pembelajaran tersebut, guru memberikan contoh power poin yang sudah
jadi dengan materi pengaturan layout dan format teks, kemudian tutor
membimbing anak tutor dalam kelompoknya masing-masing untuk

10

menguasai materi tersebut. Dalam pembelajaran tersebut, guru
memperhatikan siswa yang kurang perhatian dan mengalami kesulitan
selama pembelajaran dengan menghampiri dan membantu kelompokkelompok tersebut. Selain itu, guru juga memberikan penghargaan kepada
kelompok-kelompok yang sudah berhasil dengan pujian.
Pada pertemuan kedua, pembelajaran hampir sama dengan
pembelajaran terdahulu. Guru memberikan pembekalan kepada tutor pada
awal pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan contoh power poin
yang sudah jadi dengan materi tentang efek transisi dan menentukan durasi
presentasi. Dalam pembelajaran tersebut, siswa semakin terampil dalam
menggunakan Microsoft Power Point sesuai dengan materi yang
disampaikan. Pada akhir pembelajaran, guru membimbing penarikan
kesimpulan dan menginformasikan tes praktik dan tes tertulis pada
pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan wawancara antara
guru dengan anak tutor untuk mengetahui pendapat dan pengalamannya
dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya.
Pada pertemuan ketiga (27 November 2014), guru melakukan tes
praktik dan tes tertulis. Siswa dengan nomor absen genap melakukan tes
praktik dan siswa dengan nomor absen ganjil melakukan tes tertulis,
masing-masing dengan waktu selama 30 menit dan dilakukan secara
bergantian sesuai dengan tempat duduk yang urut absen. Dari hasil analisis
nilai tertulis diketahui nilai rata-rata sebesar 80,69 dengan ketuntasan
sebesar 66,67% pada siklus II.
Sesuai dengan refleksi pada Siklus II diperoleh beberapa hal yg
bermanfaat diantaranya 1) guru memberikan perhatian kepada siswa yang
kurang perhatian dan mengalami kesulitan selama pembelajaran, 2) guru
memberikan pujian kepada kelompok yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran, 3) pembelajaran dalam kelompok dengan metode tutor
sebaya dapat meningkatkan hasil belajar.
Selama proses pembelajaran berlangsung pengamatan dilakukan
untuk melihat bagaiamana kemampuan dan interaksi siswa yang terbentuk
dalam kegiatan belajar dengan metode tutor sebaya. Hasil pengamatan
ditunjukkan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan dalam KBM
No
Aspek Pengamatan
Siklus I Siklus II
1 Siswa terampil dalam praktek 69,31 % 72,64 %
sesuai materi yang didapat
dikelas
2 Siswa melakukan tanya jawab 70,14 % 75,42 %
lebih lanjut dengan guru
3 Siswa
berinteraksi
dalam 68,75 % 75,14 %
kelompok
4

Siswa menjawab dengan jelas
pertanyaan dari guru

11

69,03 %

74,86 %

Dari tabel 5 dapat dianalisis bahwa masing-masing aspek
pengamatan mengalami kenaikan. Hasil di atas berkaitan dengan siswa
yang semakin terbiasa dengan metode tutor sebaya. Selain itu didalam
proses pembelajaran siswa dapat lebih leluasa dalam berlajar dengan
tutornya dibanding dengan guru, sehingga terjadi pembelajaran personal
pada setiap kelompok antar tutor dengan anak tutor. Selain itu, tutor juga
semakin siap dalam membimbing anak tutor sesuai dengan pembekalan
dari guru.
Dari hasil wawancara pada awal siklus II diketahui bahwa tutor
semakin menguasai materi yang disampaikan, terampil dalam praktik,
masih canggung dalam memberikan bimbingan dan anak tutor fokus dan
mudah mengikuti pembelajaran, semakin aktif bertanya, menjadi
tergantung pada tutor dan enggan bertanya lebih lanjut kepada guru.
Sedangkan hasil wawancara pada akhir siklus II diketahui bahwa anak
tutor semakin akrab dengan tutor, semakin aktif dalam bertanya dan
mencatat, terbiasa dengan pembelajaran kelompok, terampil dalam praktik
dan berani bertanya maupun berpendapat dalam pembahasan.
Perubahan hasil belajar siswa selama menggunakan metode tutor
sebaya ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam melakukan praktik dan
hasil tes tertulis. Sesuai dengan tindakan yang dilakukan dalam penelitian,
diperoleh hasil pengamatan praktik dalam pembelajaran, hasil pengamatan
per siklus dan hasil evaluasi tertulis pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Pengamatan Praktik dalam Pembelajaran Pada Siklus I.
No
Materi
Siklus I
Keterangan
1 Mendiskripsikan manfaat program
B
72,64 %
presentasi
2 Mengidentifikasi fungsi menu, tools
69,03 %
B
dan ikon
3 Membuat presentasi dengan template
68,19 %
B
dan wizard
Dari tabel 6 dapat dianalisis bahwa praktik mendiskripsikan
manfaat program presentasi, mengidentifikasi fungsi menu, tools dan ikon
dan membuat presentasi dengan template dan wizard termasuk baik. Hasil
di atas berkaitan dengan materi yang termasuk masih mudah dan pengaruh
tutor dalam pembelajaran yang membimbing anak tutor.
Tabel 7. Hasil Pengamatan Praktik dalam Pembelajaran pada Siklus II.
No
Materi
Siklus II
Keterangan
1 Mengatur layout presentasi
83,05 %
A
2 Mengatur format teks
79,31 %
B
3 Mengatur efek transisi
75,97 %
B
4 Menentukan durasi presentasi
75,83 %
B

12

Dari tabel 7 dapat dianalisis bahwa praktik mengatur layout
presentasi termasuk sangat baik dan praktik mengatur format teks,
mengatur efek transisi dan menentukan durasi presentasi termasuk baik.
Hasil di atas berkaitan dengan pembekalan berupa kisi-kisi dan sikap
dalam pembelajaran dan pemberian fasilitas pada tutor berupa buku paket,
sehingga pembelajaran dalam kelompok dengan materi yang semakin sulit
pun tetap mendapat hasil yang baik.

No
1
2
3
4
5
6

Tabel 8. Hasil Evaluasi Tertulis
Aspek Penilaian
Prasiklus
Siklus I
Nilai rata-rata
67,36
74,16
Nilai tertinggi
85
90
Nilai terendah
50
55
Jumlah siswa
9
14
yang tuntas
Jumlah siswa
27
22
yang tidak tuntas
Persentase
25
38,89
ketuntasan

Siklus II
84,02
100
65
24
12
66,67

Dari tabel 8 dapat dianalisis bahwa hasil evaluasi tertulis
mengalami kenaikan. Nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah dan
jumlah siswa yang tuntas mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah siswa
yang tidak tuntas berkurang. Hasil di atas berkaitan dengan hasil evaluasi
tertulis pada tutor yang lebih tinggi daripada anak tutor. Dengan metode
tutor sebaya, siswa yang menjadi tutor semakin menguasai materi,
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan evaluasi tertulis.
Persentase ketuntasan juga mengalami kenaikan, namun kurang
dari 75%. Hasil ini berkaitan dengan sikap tutor yang kurang terampil
dalam membimbing anak tutor dalam kelompoknya. Selain itu,
kemampuan pada anak tutor yang terbatas dalam menguasai materi juga
mempengaruhi keberhasilan bimbingan dari tutor dalam pembelajaran
kelompok. Hal ini berkaitan dengan anak tutor yang belum tuntas dikarena
tidak memiliki komputer dirumah untuk belajar sendiri, anak tutor yang
belum tuntas rata – rata malas dalam belajar, dan sering menghabiskan
waktu belajar untuk bermain. Kemudian dalam hal ini guru
menindaklanjuti dengan memberikan pendampingan khusus terhadap 12
siswa yang belum tuntas pada siklus II dan selanjutnya diberikan remedial
agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

5. Kesimpulan
Didalam proses pembelajaran siswa dapat lebih leluasa dan akrab
dalam berlajar dengan tutornya, sehingga terjadi pembelajaran personal
pada setiap kelompok antar tutor dengan anak tutor. Selain itu, anak tutor
juga lebih berani dalam tanya jawab dengan tutor maupun guru. Anak tutor

13

semakin terampil dalam praktik, karena pembekalan tutorpun semakin
lengkap. Dan hasil pengamatan praktik dalam pembelajaran setiap
siklusnya mengalami kenaikan sesuai dengan materi pada tiap siklus.
Selain itu dari pemberian evaluasi tes tertulis pada setiap siklus mengalami
kenaikan. Kesimpulan dalam penelitian adalah penerapan metode tutor
sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS 3 dalam
menggunakan Microsoft Power Point.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan proses pembelajaran
dengan metode Tutor Sebaya, maka dapat diajukan saran, agar guru dapat
menerapkan Metode Tutor sebaya dalam pembelajaran TIK khususnya,
sehingga dapat meningkatan hasil belajar siswa. Bagi peneliti selanjutnya,
pembelajaran tutor sebaya memerlukan pendekatan khusus kepada siswa
yang bertindak sebagai tutor, karena dalam proses belajar, keberhasilan
tutor dalam memimpin diskusi sangat diharapkan. Tutor memegang
peranan yang sangat penting dalam model pembelajaran ini. Tutor
diharapkan adalah siswa yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik
yang bagus, tetapi mampu memimpin sebuah diskusi kelompok kecil dan
mampu berkomunikasi dengan baik.

6.

Daftar Pustaka
[1] Suherman, E dkk. 2003. “Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer”. Bandung. UPI
[2] Dedi Herianto, 2010, Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Belajar Microsoft Excel di Kelas
VIII SMP Dua Mei Banjaran, http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10
Oktober 2014
[3] Desy Puspa Rahayu, Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe
Peer Assisted Learning Strategies (Pals) Pada Komunitas Belajar
Online Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi,
http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10 Oktober 2014
[4] Arikunto, S. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”
Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta
[5] Anonym, 2014, Wawasan Pendidikan, pengertian dan ciri-ciri serta
peran serta guru dalam metode pembelajaran tutor sebaya,
http://www.wawasanpendidikan.com. Diakses tanggal 10 Oktober
2014
[6] Sawali Suhesetya, 2007, Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor
Sebaya, http://sawali.info. Diakses tanggal 10 Oktober 2014
[7] Yuvitta Indriani, Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk
Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan Bagi Siswa
Kelas
V
SDN
1
Bojongsari
Tahun
2012/2013,
http://download.portalgaruda.org. Diakses tanggal 10 Oktober 2014
[8] Desy Puspa Rahayu, Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Tipe
Peer Assisted Learning Strategies (Pals) Pada Komunitas Belajar

14

Online Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi,
http://cs.upi.edu. Diakses tanggal 10 Oktober 2014
[9] Suparno, Paul, 2007, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik
& Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
[10] Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
[11] Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Rosdakarya.
[12] Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi. 2011. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
[13] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.
[14] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[15] Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta. Bumi Aksara

15