T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Evernote Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X (Studi Kasus: SMA N 1 Bringin) T1 Full text

Penggunaan Evernote Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata
Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X
(Studi Kasus: SMA N 1 BRINGIN)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:
Mohamad Achmadi
NIM : 702010080

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015

ii

iii


iv

v

vi

Penggunaan Evernote Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Kelas X
(Studi Kasus: SMA N 1 Bringin)
1)

Mohamad Achmadi, 2) Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd.,
3)
George John Leopold Nikijuluw, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) 702010080@student.uksw.edu, 2) mila.paseleng@staff.uksw.edu,

3)
george.nikijuluw@staff.uksw.edu
Abstract
The lack of a menu in the media that serves to facilitate the students to
understand the material and limitations in access to the media will have an impact on the
lack of good learning process.This study on the use Evernote as a medium of learning
English in class X SMA Negeri 1 Bringin.The method used is a quasi experimental
method, by comparing the experimental classes and control classes. From the results of
students' response to the media that in 1216 the overall score obtained in a position
between the third quartile, and the maximum number means that learning is considered
successful. Changes in behavior in the experimental class was 60.06% higher than the
control class is 41.40%. Posttest mean value 81,50 experiment class higher than the
control class is 71.40. Medium to test experimental class gain 0.513 (medium) and 0,270
control class (low). During the learning process students can easily store the subject
matter and the ease of access to the media.
Key Word : Evernote, Instructional Media and Learning Understanding
Abstrak
Kurangnya menu di dalam media pembelajaran yang berfungsi untuk mempermudah
siswa dalam memahami materi dan keterbatasan media dalam aksesnya akan berdampak pada
kurang baiknya proses pembelajaran. Penelitian ini mengenai penggunaan evernote sebagai

media pada pembelajaran bahasa inggris pada kelas X SMA Negeri 1 Bringin. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi, dengan membandingkan kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil respon siswa terhadap media diperoleh skor
keseluruhan yaitu 1216 berada pada posisi antara kuartil III dan angka maksimal artinya
pembelajaran dinilai berhasil. Perubahan perilaku pada kelas eksperimen adalah 60,06% lebih
tinggi dari kelas kontrol yaitu 41,40% . Nilai rerata postest kelas eksperimen 81,50 lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol yaitu 71,40. Sedang untuk uji gain kelas eksperimen 0,513 (sedang)
dan kelas kontrol 0,270 (rendah). Selama proses pembelajaran siswa dapat kemudahan dalam
menyimpan materi pelajaran dan kemudahan dalam mengakses media.
Kata Kunci: Evernote, Media Pembelajaran dan Pemahaman Pembelajaran

1)
2)
3)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana


1

1. Pendahuluan
Proses belajar di dalam suatu pembelajaran akan menentukan keberhasilan
siswa dalam memahami materi yang diajarkan guru. Didalam proses pembelajaran
guru menggunakan media untuk mempermudah dalam penyampaian materi. Peran
media dalam proses pembelajaran antara lain: proses pembelajaran menjadi lebih
menarik, diharapkan dengan adanya media pembelajaran kualitas belajar peserta
didik lebih meningkat, tempat berlangsungnya proses pembelajaran dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja dan peran pendidik dapat lebih berfungsi sebagai
fasilitator [1].
Dari observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bringin kelas X pada
pembelajaran bahasa inggris menunjukkan bahwa media power point sebagai media
pembelajaran tidak bisa digunakan untuk mengorganisir materi yang diberikan guru
serta hanya dapat diakses secara offline.
Penggunaan media sebagai solusi untuk evernote adalah sebuah aplikasi
yang berguna untuk menyimpan catatan-catatan ataupun dokumen kegiatan seharihari dan bisa berbagi informasi. Evernote dapat diakses di www.evernote.com [2].
Pengguna evernote dapat mengakses secara off line dan dapat mengedit data yang
telah dimasukkan kedalamnya karena evernote telah terinstall didalam komputer
atau smart phone pengguna. Pengguna dapat mengakses evernote secara on line

kapan dan dimana saja dengan koneksi internet.
Berdasarkan permasalahan yang ada di SMA Negeri 1 Beringin dan
kemampuan yang dimiliki oleh evernote maka dilakukan penelitian mengenai
penggunaan evernote untuk mengetahui sejauh mana treatment atau perlakuan
berpengaruh pada mata pelajaran bahasa inggris kelas X.
2. Kajian Pustaka
Hasil penelitian Geyer dan Reiterer yang mengangkat studi kasus
eksplorasi menyelidiki penggunaan alat digital untuk mendokumentasikan proses
desain pembelajaran. Selain menggunakan evernote sebagai aplikasi untuk
mengakses dan berbagi catatan, peserta mencoba berbagai platform (50% web,
68,8% dekstop, 56,3% mobile) tetapi mereka akhirnya hanya menggunakan
desktop (73,3%) dan web (26,7%). Evernote merupakan aplikasi yang berbasis
desktop dan web. Hasilnya menunjukkan bahwa fungsi dasar dan infrastruktur
dalam pencatatan ataupun pemasukan data kedalam aplikasi evernote sangat
memadai untuk mendokumentasikan segala kegiatan [3]. Penelitian Fezile
Ozdamli yang berjudul effectiveness of cloud systems and social networks in
improving self-directed learning abilities and developing positive seamless
learning perceptions terhadap 40 pengajar di Near East University selama satu
semester. Semua pengajar menggunakan evernote sebagai media pembelajarannya
hasilnya menunjukkan evernote sebagai media pembelajaran membuat mahasiswa

menjadi aktif dalam pembelajaran dan memungkinkan berinteraksi dengan
pengguna lain [4].
Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik,
pendidik dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran.

2

Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada kriterianya yaitu
media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat untuk mendukung isi
pelajaran, praktis, luwes, dan bertahan, guru terampil menggunakannya, adanya
pengelompokan sasaran dan mutu teknis [5]. Kesesuaian pemilihan media dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan dukungan menu dan fungsi evernote
dalam memperjelas penyampaian isi dari pelajaran akan mempermudah guru
dalam mengimplementasikannya di dalam proses belajar mengajar. Penggunaan
media tidak membebani pemakai dalam proses pembelajaran karena media dibuat
praktis, mudah digunakan dan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang
lama. Keterampilan guru sangat diperlukan untuk memanfaatkan media dengan
sebaik mungkin supaya siswa lebih tertarik untuk belajar. Untuk menarik siswa
untuk lebih giat dalam belajar pemilihan media disesuaikan dengan kelompok

pemakai yang akan menggunakannya. Pengelompokan pemakai dapat berdasar
usia ataupun keadaan lingkungan di dalam proses pembelajaran. Mutu atau
kualitas media yang dipergunakan di dalam proses pembelajaran harus berfungsi
menggambarkan atau menampilkan secara rinci tentang isi pelajaran.
Berdasarkan perkembangan tehnologi evernote dikelompokkan dalam
media hasil tehnologi yang berdasarkan komputer yaitu media yang digunakan
untuk menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikro-prosesor [5]. Untuk itu hanya informasi yang berbentuk soft file yang bisa
pergunakan dalam media ini. Media pembelajaran sering digunakan guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Ada beberapa alasan guru
menggunakan media untuk menyampaikan materi kepada siwanya antara lain
bermaksud untuk mendemonstrasikan, merasa sudah akrab dengan media tersebut,
ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit dan merasa bahwa
media dapat berbuat lebih dari yang dapat dilakukannya[6]. Penggunaan media
pembelajaran bertujuan untuk mempermudah dalam menyampaikan materi
kepada siswa. Media sebagai alat untuk mendemonstrasikan materi yang
diajarkan. Untuk itu seorang guru harus paham tentang penggunaan fungsi dari
menu yang terdapat didalam media yang digunakan untuk menyampaikan materi
ajar sehingga siswa lebih mudah menangkap maksud dan tujuan pembelajaran
yang sedang berlangsung.

Evernote merupakan sebuah aplikasi yang dapat atau memungkinkan
penggunanya membuat catatan/notes, menyimpan ide-ide, mengumpulkan artikelartikel yang di temukan saat browsing dan di tambah dengan akses dari berbagai
macam perangkat digital seperti desktop, smartphone, iPad dan lain-lain[7].
Aplikasi ini disediakan dalam dua jenis yaitu berbayar dan tidak berbayar melalui
https://evernote.com/. Perbedaannya adalah fitur dan fungsi yang disediakan untuk
yang berbayar lebih lengkap dibandingkan dengan yang tidak berbayar. pengguna
dapat menggunakan evernote secara off line maupun on line. Pengguna dapat
menggunakan secara off line karena evernote juga berbasis desktop dan ter install di
komputer atau smart phone. Jadi pengguna tidak perlu mengeluarkan akun yang
sudah ada cukup menutupnya saja sehingga ketika akan membuka evernote tidak
perlu memasukkan username dan password. Dengan adanya koneksi internet
pengguna dapat mengakses kapan dan dimanapun dan berinteraksi dengan
pengguna lain. Evernote dipilih sebagai media pembelajaran selain berbasis desktop

3

dan web tetapi karena mencakup beberapa segi media pembelajaran yang tepat
antara lain access, cost, technology dan interactivity [8]. Pemilihan evernote
didalam pembelajaran tidak akan memberatkan pengguna dalam memanfaatkan
karena disamping aksesnya mudah media ini bisa didapatkan tanpa harus

membayar.
Menu yang dipergunakan evernote yang tidak berbayar ini dalam
pembelajaran adalah menu notebooks dan new webcam note. Menu notebooks yaitu
menu yang memuat semua catatan atau informasi secara otomatis sehingga catatan
atau informasi yang di simpan tergabung dalam satu menu.

Gambar 1. Notebooks
Dari materi yang dimasukkan kedalam evernote akan membantu siswa dalam
memahami pengertian dasar, rumus yang digunakan dan menggunakannnya
didalam penyusunan kalimat. Siswa dapat juga mengidentifikasi dan
membandingkan perubahan bentuk kata kerja yang digunakan didalam kalimat.
Penggunaan new webcam note berguna untuk mengetahui pemahaman
siswa untuk membuat tutorial sendiri yang menggambarkan proses dalam simple
past tense dengan cara membandingkan penggunaan simple past tense terhadap
perubahan kata kerja dalam bentuk video.

Gambar 2. New webcam note
Siswa dapat melafalkan kalimat yang dibentuk dengan ketentuan pembuatan
kalimat simple past tense dan perubahan bentuk kata kerjanya.
Bahasa inggris merupakan salah satu pelajaran bahasa asing yang dipelajari

siswa di sekolah dan merupakan bahasa pengantar internasional. Ada banyak materi
di dalam bahasa inggris yang harus dipelajari dan salah satunya adalah simple past
tense. Materi ini mempelajari tentang penggunaan kata kerja bentuk lampau.

4

Penggunaan di dalam kalimat terdapat tiga bentuk yaitu bentuk kalimat positif,
negatif dan interrogatif (pertanyaan). Adapun rumus dalam merangkai kalimatnya
yaitu 1) Bentuk Positif adalah subject + was/were + complement (pelengkap) atau
subject + Verb II + Object. 2) Bentuk Negatif adalah subject + to be (was/were) +
not + complement atau subject + did not + Verb I + Object. 3 ) Bentuk
Interrogative : did + Subject + Verb I + Object + ?. Setelah pembelajaran ini siswa
diharapkan dapat memahami pengertian dasar simple past tense dan memahami
cara membuat kalimat dengan simple past tense.
Pemanfaatan media sebagai sarana pembelajaran akan memudahkan siswa
dalam belajar dan memahami materi pembelajaran. Kemudahan dalam belajar dan
memahami materi pembelajaran akan merubah perilaku siswa di dalam proses
pembelajaran. Perubahan perilaku yang baik di dalam proses pembelajaran akan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui perubahan perilaku
siswa maka dibuat indikator. Indikator yang dibuat berdasarkan pengelompokkan

indikator menurut jenis aktifitas yaitu visual activities (aktifitas fisual), oral
activities (aktifitas lisan), writing activities (aktifitas menulis), motor activities
(aktifitas motorik), mental activities (aktifitas mental) dan emotional activities
(aktifitas emosional) [8]. Visual Activities (aktifitas fisual) adalah aktifitas yang
dilakukan siswa yang mengandalkan indera penglihatannya yang berhubungan
dengan materi yang diajarkan. Misalnya Siswa fokus perhatiannya terhadap video
tutorial dalam pembelajaran, Siswa membaca materi. Oral activities (aktifitas
lisan) yaitu Aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan lisannya.
Misalnya Siswa mengidentifikasi dan membandingkan perubahan kata kerja
simple past tense dan merekamnya dalam bentuk video menggunakan new
webcam note. Writing activities (aktifitas menulis) yaitu aktifitas siswa dalam
kegiatan menulis. Misalnya siswa mencatat penjelasan guru yang tidak terdapat
didalam materi yang telah disampaikan. motor activities (aktifitas motorik) adalah
kegiatan menirukan apa gerak tubuh guru. Mental activities (aktifitas mental)
yaitu aktifitas siswa menganalisis dan membuat keputusan dalam memecahkan
permasalahan tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru. Emotional
activities (aktifitas emosional) yaitu aktifitas emosional siswa dalam proses
pembelajaran. Misalnya bersemangat dan berani.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis penelitian eksperimen.
Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi yaitu penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment) terhadap subjek
penelitian [9]. Desain pretest-posttest non equivalent control group design, dimana
kelompok subjek diambil tidak secara acak dari populasi tertentu dan dilakukan pretest,
diberikan treatment kemudian diberikan posttest untuk mengukur hasil belajar pada
kelompok tersebut.

5

Tabel 1. Desain Kelas

Grup

Pengukuran
Perlakuan
Pengukuran PostPre-test
test
Eksperimen
T0
X
T1
Kontrol
T0
T1
Keterangan : T0 : Pretest, T1 : Postest, X : Kelas yang mendapatkan perlakuan
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Bringin.
Kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X5 sebagai kelas
eksperimen dan X7 sebagai kelas kontrol dengan masing-masing kelas terdapat
30 siswa.
Untuk rencana penelitian dibuat rancangan tahapan penelitiannya supaya jalannya
penelitian bisa terstruktur dengan rapi.
Observasi
Penyusunan Strategi
pembelajaran
Penerapan

Pengolahan Data
Penulisan hasil Penelitian

Gambar 1. Tahapan Penelitian
Dari gambar 1 tahap pertama yang dilakukan adalah dengan observasi
yaitu dengan cara melihat metode pembelajaran yang diterapkan,
mengidentifikasikan masalah yang terjadi dengan cara bertanya langsung pada
siswa. Dari informasi yang didapat dari siswa adalah media power point sebagai
media pembelajaran tidak bisa digunakan untuk mengorganisir materi yang
diberikan guru serta hanya dapat diakses secara offline. Dari penemuan masalah
yang ada kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian latar belakang
lingkungan dan sarana prasarana yang dimiliki sekolah dan siswa. Dari hasil
identifikasi ditemukan bahwa sarana wifi yang terdapat di sekolah belum
sepenuhnya difungsikan untuk sarana pembelajaran. Begitupun juga dengan
fasilitas perpustakaan yang masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan siswa. Dari
hasil penemuan pada tahap ini kemudian menentukan tujuan dari penelitian, studi
literatur dan mempersiapkan serta mengurus surat perizinan penelitian.

6

Pada tahap kedua yaitu penyusunan strategi pembelajaran seperti membuat
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar. Dengan mengacu
pada permasalahan yang ditemukan, kemudian dirancang desain pembelajarannya.
Desain pembelajaran untuk kelas kontrol dan eksperimen dibuat sebagai
perbandingan pembelajaran yang diterapkan.
Tabel 2 . Perbandingan Desain Pembelajaran

Kegia
tan
Penya
mpaia
n
materi

Kontrol (Power Point)
-Guru membuka media
power point.
- Guru menjelaskan
pengertian simple past
tense, bentuk kata kerja
dan penggunaanya
didalam kalimat.

Tanya
jawab

Eksperimen
(Evernote)
- Guru membuat
kelompok
- Guru dan siswa
membuka akun
evernote.
- Guru menjelaskan
pengertian simple past
tense, bentuk kata kerja
dan penggunaanya
didalam kalimat.

-Guru mempersilahkan
bertanya bila ada
kesulitan.
Menul -Guru meminta siswa
is
mencatat hal-hal
penting ke dalam buku
catatan.

-Guru mempersilahkan
bertanya bila ada
kesulitan.
-Guru meminta siswa
mencatat hal-hal
penting ke dalam
evernote.

Tugas

- Guru memberikan
tugas berbentuk cerita
dan siswa mencari kata
kerja simple past tense
kemudian dijadikan
kalimat.
- Siswa membuat video
dengan menjelaskan
pengertian simple past
tense dan
penggunaannya di
dalam kalimat serta
membandingkan
perubahan bentuk kata
kerjanya.

- Guru memberikan
tugas berbentuk cerita
dan siswa mencari kata
kerja simple past tense
kemudian dijadikan
kalimat.
-Siswa membuat
rekaman suara dengan
menjelaskan pengertian
simple past tense dan
penggunaannya di
dalam kalimat
membandingkan
perubahan bentuk kata
kerjanya.

7

Keterangan
Pembentukan
kelompok untuk
mempermudah
penyampaian
materi
dan
menyiasati
keterbatasan
sarana.

Pertanyaan
sesuai
materi
pembelajaran.
Dengan
menyimpan
catatan
di
evernote
informasi bisa
diakses kapan
dan dimanapun.
Dengan
memanfaatkan
new
webcam
note
pada
evernote siswa
bisa membuat
video
tanpa
harus
menggunakan
aplikasi
lain
untuk
mengintegrasika
n ke dalam
evernote.

Tahap ketiga adalah penerapan sesuai dengan desain pretest-posttest non equivalent
control group design, kelompok di bagi menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol, dari pembagian kelas tersebut dilakukan pre-test untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik tentang simple past tense. Setelah dilakukan pretest kelas eksperimen diterapkan media evernote sebagai media pembelajarannya
dan kelas kontrol dengan menggunakan media yang telah digunakan sebelumnya
dalam pembelajaran bahasa inggris yaitu power point, yang kemudian materi
bahasa inggris tentang simple past tense diajarkan dengan media yang
diberlakukan. Setelah materi diajarkan, dilakukan post-test pada kedua kelompok
yaitu pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu bertujuan untuk melihat
kemampuan akhir individu dalam memahami materi yang telah diberikan guru
menggunakan media yang diberlakukan.
Untuk tahap selanjutnya adalah dengan mengolah data yang telah
diperoleh selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan
meliputi lembar angket, lembar observasi dan tes. Pemberian angket bertujuan
untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kesesuaian mata pelajaran dengan
media yang dipergunakan. Untuk mengolah data angket, pengukuran yang
dilakukan menggunakan skala likert.
Tabel 3. Indikator kesesuaian pemilihan media
Kriteria Pemilihan Media
1. Sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai

2.Tepat untuk mendukung isi
pelajaran yang sifatnya
fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi

Indikator
1. Siswa mampu menggunakan fungsi new web cam note untuk
membuat tugas kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman
materi
2. Dengan menyimpan materi dan banyaknya referensi juga tugas di
evernote mempermudah siswa memahami materi.
3.Siswa mampu membuat tugas dengan referensi materi yang
tersimpan di evernote
1. Dengan menggunakan media ini siswa lebih dapat memahami
materi yang diberikan oleh guru
2. Tidak hanya tulisan tapi gambar, audio video yang dapat
ditampilkan untuk memperjelas materi yang diberikan kepada
siswa

3.Praktis, luwes, dan
bertahan

1. Siswa dapat mengakses kapan dan dimanapun berada
2. Dokumen yang telah siswa masukkan tidak akan hilang

4.Guru terampil
menggunakannya

1. Penyusunan materi pembelajaran menarik sehingga siswa lebih giat

5.Pengelompokan sasaran

1. Media cocok digunakan pada kelas X5

6.Mutu teknis

1. Menu yang berada di media tidak ketinggalan jaman

untuk belajar.

Pengolahan data yang telah diperoleh Skor adalah sebagai berikut untuk
skor kategori sangat setuju (5), setuju (4), kurang setuju (3), cukup kurang setuju
(2) dan tidak setuju (1). Skor kategori paling tinggi adalah 5, jumlah indikator

8

adalah 10, dan jumlah responden adalah 30. Skor kriterianya adalah skor minimal,
kuartil I, kuartil II kuartil III dan maksimal dimana skor minimal berada pada
skor kategori 1, kuartil I berada pada skor kategori 2, kuartil II berada pada skor
kategori 3, kuartil III berada pada skor kategori 4 dan maksimal berada pada skor
kategori 5. Untuk menghitung skor kriteria terhadap tiap indikator adalah jumlah
siswa dikalikan skor kategori. Sedangkan untuk menghitung jumlah skor setiap
responden adalah menggunakan rumus, Skor kriteria = skor kategori dikalikan
jumlah indikator. Untuk menghitung jumlah skor seluruh responden adalah
menggunakan rumus, Skor keseluruhan = skor kriteria dikalikan jumlah siswa.
Interpretasi dari jumlah skor tersebut adalah kuartil III < Skor ≤ Maksimal, artinya
sangat positif (program dinilai berhasil), median < Skor < Kuartil III, artinya
positif (program dinilai cukup berhasil), kuartil I < Skor < Median , artinya
negatif (program dinilai kurang berhasil), minimal < Skor < Kuartil I , artinya
sangat negatif (program dinilai tidak berhasil) [10].
Pemberian lembar observasi bertujuan untuk melihat perbandingan
perubahan perilaku siswa pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah
menggunakan evernote sebagai media pembelajaran dengan kelas kontrol yang
menggunakan powerpoint sebagai media pembelajarannya. Melalui kegiatan
observasi dapat diketahui perubahan perilaku yang terjadi dalam pembelajaran
berdasarkan keaktifan siswa baik yang menggunakan evernote maupun media
lainnya. Untuk melihat perbandingan perubahan perilaku siswa didasarkan atas
jenis-jenis keaktifan [10].
Tabel 4. Indikator pengamatan keaktifan siswa
No.

Indikator

Jenis aktifitas
Visual Activities (aktifitas fisual) adalah

1

2

Oral Activities (aktifitas lisan) adalah aktifitas
yang dilakukan siswa yang mengandalkan
lisannya.

3

Writing Activities (aktifitas menulis) adalah
aktifitas siswa dalam kegiatan menulis.

4

Mental Activities (aktifitas mental) adalah
aktifitas siswa menganalisis dan membuat
keputusan dalam memecahkan permasalahan
tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru

5

1. Siswa fokus memperhatikan video tutorial simple past
tense

aktifitas yang dilakukan siswa yang
mengandalkan indera penglihatannya
yang berhubungan dengan materi yang
diajarkan di dalam evernote.

2. Siswa membaca materi yang disimpan di evernote .
1. Siswa memahami pengertian dasar simple past tense
menggunakan new webcam note untuk merekam.
2. Siswa mengidentifikasi dan membandingkan
perubahan kata kerja simple past tense menggunakan
note yang telah disimpan.
1. Mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan
materi pelajaran ke dalam evernote .
1. Memecahkan masalah yang ada dalam materi pelajaran
2. Menganalisa soal yang diberikan guru
3. Mengambil keputusan dalam menmecahkan masalah

Emotional Activities (aktifitas emosional) adalah
aktifitas emosional siswa dalam proses
pembelajaran.

1. Bersemangat mengikuti pelajaran
2. Berani mengemukakan pendapat

Untuk mengukur hasil lembar pengamatan menggunakan skala likert
karena jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai

9

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata dan
diberi skor atau nilai [10]. Kategori penilaiannya seperti tabel 5.
Tabel 5. Kategori penilaian aktifitas
Nilai
1
2
3
4
5

Kategori
Tidak setuju
Kurang cukup setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju

Rumus yang digunakan adalah
PKS =

x 100%

PKS = Persentase Keaktifan Siswa [10].
Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data tes. Pemberian tes
bertujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes uraian. Soal tes
disusun berdasarkan 3 komponen indikator pencapaian yang terdapat pada silabus
kelas X semester 1 mata pelajaran bahasa inggris mengenai simple past tense.
Tiga komponen itu adalah ketepatan unsur kebahasaan 1). tata bahasa, kosa kata
dan tulisan tangan, 2). kelengkapan dan keruntutan struktur teks dan 3).
kesesuaian format penulisan / penyampaian. Adapun langkah-langkah pengolahan
data hasil pretest dan postest yaitu sebagai berikut melakukan uji normalisasi
dengan statistik uji Kolmogorov-Sminov, melakukan uji homogenitas dengan uji
Levene dengan taraf signifikansi 5%, Jika data berdistribusi normal dan
homogen, maka dilakukan uji-t. Uji-t dengan taraf signifikansi 0,05 dan analisis
data gain dilakukan untuk melihat efek dari penerapan evernote pada mata
pelajaran bahasa inggris. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji
gain yaitu :
Indeks gain :
Kriteria untuk menentukan nilai gain rendah,sedang dan tinggi mengacu pada
kriteria yaitu indeks gain < 0,30 =rendah, 0,30 ≤ indeks gain ≤ 0,70 = sedang dan
indeks gain > 0,70 = tinggi [11].
Tahap terakhir adalah penulisan hasil penelitian yaitu dengan menganalisis
dan membahas hasil penemuan penelitian, serta menarik kesimpulan.

10

4. Hasil dan Pembahasan
Penggunaan evernote sebagai media pembelajaran mempunyai tujuan
supaya terdapat kemudahan dalam mengakses materi pembelajaran dan
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Materi yang tersimpan
digunakan siswa untuk mempelajari simple past tense dengan memahami
pengertian, rumus yang digunakan dan penggunaannya di dalam kalimat.
Keaktifan siswa dalam memanfaatkan evernote ditunjukkan dengan memberi
tanda pada kata kerja simple past tense pada materi. Setiap perubahan bentuk kata
kerja di bandingkan untuk memahami penggunaannya di dalam kalimat. Tugas
yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan. Tema jawaban siswa bervariasi dalam
menggunakan kata kerja di dalam kalimat misalnya bercerita tentang dirinya
sendiri, lingkungan dan teman sebagai subyeknya. Penggunaan webcam note
selain melihat pemahaman siswa terhadap materi juga melihat siswa dalam
melafalkan kalimatnya. Kemampuan siswa bervariasi dalam melafalkan bahasa
inggris. Untuk mengetahui respon siswa terhadap kesesuaian media dengan mata
pelajaran maka siswa dibagikan lembar angket. Tanggapan atau pendapat siswa
mengenai kesesuaian media dengan pelajaran dihitung menggunakan skala Likert.
Skor kategori yang diperoleh adalah skor minimal = 30, kuartil I= 60, kuartil II=
90, kuartil III= 120 dan maksimal= 150. Jumlah skor untuk seluruh responden
adalah skor minimal = 300, kuartil I = 600, kuartil II = 900, kuartil III = 1200,
maksimal = 1500.
Tabel 6. Hasil pengukuran kesesuaian media dengan mata pelajaran
Kriteria Pemilihan Media

Skor

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

126
128
125

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang
sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi

120
120

3.Praktis, luwes, dan bertahan

116
114

4.Guru terampil menggunakannya

139

5.Pengelompokan sasaran

114

6.Mutu teknis

114

Jumlah Skor Keseluruhan

1216

11

Kriteria

sangat positif (program
dinilai berhasil)
sangat positif (program
dinilai berhasil)
sangat positif (program
dinilai berhasil)
sangat positif (program
dinilai berhasil)
sangat positif (program
dinilai berhasil)
positif (program dinilai
cukup berhasil)
positif (program dinilai
cukup berhasil)
sangat positif (program
dinilai berhasil)
positif (program dinilai
cukup berhasil)
positif (program dinilai
cukup berhasil)
sangat positif (program
dinilai berhasil

Dari angket kesesuaian media terhadap materi pembelajaran yang
ditunjukkan pada kriteria pemilihan media yaitu sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam indikator siswa mampu menggunakan fungsi new webcam note
untuk membuat tugas kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman materi
diperoleh skor 126 dengan kriteria sangat positif (program dinilai berhasil).
Dengan adanya fasilitas webcam note, siswa lebih memahami materi tidak hanya
dalam penulisan akan tetapi bisa dilihat dari cara pengucapan bahasa inggris yang
hasil dari rekaman yang dibuat. Hasil rekaman bisa langsung disimpan dan
diputar. Berbeda dengan media powerpoint yang harus menggunakan aplikasi lain
supaya hasil rekaman video bisa terintegrasi dan dapat dipergunakan. Indikator
kedua yaitu dengan banyaknya referensi di evernote mempermudah siswa
memahami materi diperoleh skor 128 dengan kriteria sangat positif (program
dinilai berhasil). Dengan banyaknya materi dan referensi banyak pula kemampuan
yang dimiliki siswa. Indikator ketiga siswa mampu membuat tugas dengan
referensi materi yang tersimpan di evernote dan diperoleh skor 125 dengan
kriteria sangat positif (program dinilai berhasil). Dengan banyaknya contoh dari
beberapa referensi memudahkan siswa dalam memahami materi sehingga tugas
yang diberikan guru akan mudah pula dikerjakan.
Di dalam kriteria pemilihan media nomer dua yaitu tepat untuk
mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi
dalam indikator dengan menggunakan media ini siswa lebih mudah memahami
materi yang diberikan oleh guru diperoleh skor 120 dengan kriteria sangat positif
(program dinilai berhasil). Kemudahan dalam mengakses dan tersedianya menu
webnote cam dan note yang dimiliki evernote serta banyaknya referensi yang bisa
disimpan maka materi akan lebih mudah dipahami. Dan indikator selanjutnya
yaitu tidak hanya tulisan tapi gambar, audio video yang dapat ditampilkan untuk
memperjelas materi yang diberikan kepada siswa dan diperoleh skor 120 dengan
kriteria sangat positif (program dinilai berhasil). Kemampuan dan kreatifitas guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran sangat berpengaruh pada pola belajar
siswa. Tidak hanya materi atau referensi yang berbentuk tulisan akan tetapi juga
dalam bentuk audio video untuk lebih memperjelas siswa didalam memahami
materi pelajaran.
Kriteria pemilihan media nomer tiga yaitu praktis, luwes, dan bertahan
dalam indikator siswa dapat mengakses kapan dan dimanapun berada diperoleh
skor 114 dengan kriteria positif (program dinilai cukup berhasil). Media evernote
bisa diakses secara online maupun offline sehingga bisa di akses kapanpun dan
dimanapun. Indikator selanjutnya yaitu dokumen yang telah siswa masukkan tidak
akan hilang dan diperoleh skor 116 dengan kriteria positif (program dinilai cukup
berhasil). Pengguna evernote tidak perlu takut akan kehilangan informasi yang
telah disimpan walaupun data didalam komputer telah terhapus
Guru terampil menggunakannya merupakan kriteria pemilihan media
nomer empat dengan indikator penyusunan materi pembelajaran menarik sehingga
siswa lebih giat untuk belajar. Skor yang diperoleh adalah 139 dengan kriteria
sangat positif (program dinilai berhasil). Peranan guru dalam proses pembelajaran
sangat berperan sangat tinggi dalam mengolah dan menyampaikannya didalam

12

pembelajaran. Dengan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi maka akan
terjadi suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Kriteria pemilihan media pada pengelompokan sasaran dengan indikator
Media cocok digunakan pada kelas X5 dengan skor yang diperoleh 114 dalam
kriteria positif (program dinilai cukup berhasil). Penggunaan evernote sebagai
media pembelajaran pada pelajaran bahasa inggris materi simple past tense dinilai
cukup berhasil digunakan pada kelas X5.
Untuk Kriteria pemilihan media nomer enam yaitu mutu teknis dalam
indikator Menu yang berada di media tidak ketinggalan jaman dan skor yang
diperoleh 114 dengan kriteria positif (program dinilai cukup berhasil).
Kemampuan yang dimiliki evernote memungkinkan dapat diakses secara online
dan offline, akan tetapi karena versi yang dipergunakan hanya versi tidak berbayar
maka tidak semua menu bisa digunakan. Untuk mengaktifkan semua menu yang
ada maka harus dijadikan versi berbayar atau versi premium.
Untuk total hasil yang diperoleh setelah penjumlahan skor keseluruhan
hasilnya adalah 1216. Total hasil keseluruhan yang diperoleh berada diantara skor
1200-1500. Hal ini berarti sangat positif (program dinilai berhasil) maka dari itu
kesesuaian antara evernote dengan mata pelajaran bahasa inggris dinilai berhasil.
Keberhasilan evernote sebagai media pembelajaran bahasa inggris
menimbulkan perubahan perilaku siswa di dalam proses pembelajaran. Untuk
melihat perubahan perilaku siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas maka
dilakukan observasi atau pengamatan. Untuk melakukan pengamatan terhadap
perubahan perilaku siswa, peneliti meminta bantuan teman untuk mengamatinya.
Karena ketidak mampuan peneliti dalam menghafal dan melihat satu persatu
siswa dalam proses pembelajaran dikelas. Untuk penilaian terhadap perubahan
perilaku siswa setiap pengamat diberikan lembar pengamatan yang berisi tentang
indikator yang akan diamati.
Tabel 7. Tingkat keaktifan siswa
No.

Jenis Aktifitas

1

Visual Activities (aktifitas fisual)
adalah aktifitas yang dilakukan siswa
yang
mengandalkan
indera
penglihatannya
yang
berhubungan
dengan materi yang diajarkan di dalam
evernote.
Oral Activities (aktifitas lisan) adalah
aktifitas yang dilakukan siswa yang
mengandalkan lisannya.
Writing Activities (aktifitas menulis)
adalah aktifitas siswa dalam kegiatan
menulis.
Mental Activities (aktifitas mental)
adalah aktifitas siswa menganalisis dan
membuat keputusan dalam memecahkan
permasalahan tentang materi yang telah
di sampaikan oleh guru

2

3

4

Kelas Kontrol
Pertemu Pertemu
an 1
an 2

13

Kelas Eksperimen
Pertemu Pertemu
an 1
an 2

60%

67%

56%

68%

64%

67%

61%

71%

66%

68%

66%

76%

65%
68%

69%
71%

71%
71%

79%
86%

62%

67%

65%

77%

66%

64%

72%

79%

64%

65%

70%

79%

5

Emotional
Activities
(aktifitas
emosional) adalah aktifitas emosional
siswa dalam proses pembelajaran.
Rata-rata

62%

63%

71%

79%

72%
64,9%

71%
67,2%

73%
67,6%

88%
78,2%

Dari hasil observasi yang dilakukan untuk jenis aktifitas visual pada
indikator siswa fokus memperhatikan video tutorial simple past tense, kelas
eksperimen yang mulanya hanya 56% menjadi 68% dan kelas kontrol yang
menggunakan media powerpoint semula 60% menjadi 67%. Perbedaan yang tidak
menyolok terhadap konsentrasi siswa terhadap video tutorial karena kedua media
bisa sama-sama memutar video. Untuk indikator kedua yaitu siswa membaca
materi yang disimpan di evernote, kelas eksperimen yang mulanya hanya 61%
menjadi 71% dan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint semula
64% menjadi 67%. Hal ini terlihat dari lebih banyaknya pemberian tanda pada
setiap kata atau kalimat yang penting pada materi di evernote. Dari aktifitas visual
menunjukkan bahwa materi atau catatan yang disimpan di dalam evernote lebih
banyak dibaca siswa dari pada di dalam power point.

Gambar 2. Penandaan perubahan kata kerja
Pada jenis aktifitas lisan pada indikator siswa memahami pengertian dasar
simple past tense menggunakan new webcam note untuk merekam, kelas
eksperimen yang mulanya hanya 66% menjadi 76% dan kelas kontrol yang
menggunakan media powerpoint semula 66% menjadi 68%. Persentase kelas
eksperimen lebih tinggi dikarenakan materi yang disajikan lebih mudah
dimengerti dan bukan berbentuk slide yang hanya menampilkan ringkasan.
Dengan merekam ke dalam bentuk video kemampuan siswa lebih dapat diketahui
dari cara melafalkan kalimat simple pas tense. Kelebihan evernote dalam
mengintegrasikan semua format video memudahkan siswa dalam menyimpan dan
memutarnya. Untuk indikator Siswa mengidentifikasi dan membandingkan
perubahan kata kerja simple past tense menggunakan note yang telah disimpan,
kelas eksperimen yang mulanya hanya 71% menjadi 79% dan kelas kontrol yang
menggunakan media powerpoint semula 65% menjadi 69%. Pemberian tanda
pada kata kerja didalam suatu kalimat dengan cara membandingkan perubahan
kata kerja sesuai dengan bentuk kalimat yang digunakan misalnya kalimat bentuk
positif, negatif maupun pertanyaan. Kemudahan dalam mengedit data dan tidak
berubahnya bentuk huruf walaupun kalimat yang disimpan banyak. Kemampuan
fitur yang ada memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran.

14

Pada jenis aktivitas menulis untuk indikator mencatat hal-hal penting yang
berhubungan dengan materi pelajaran ke dalam evernote, kelas eksperimen yang
mulanya hanya 71% menjadi 86% dan kelas kontrol yang menggunakan media
powerpoint semula 68% menjadi 71%. Keterbatasan power point dalam
menampung banyaknya kalimat atau informasi dalam setiap slide tidak
mempermudah siswa karena harus berganti-ganti slide untuk membandingkannya.
Kegiatan mencatat dapat terlihat dari banyak tidaknya catatan yang disimpan.
Materi yang telah disimpan dapat diberi catatan tanpa menambah lembar kerja
baru atau merubah ukuran huruf walaupun terdapat banyak kalimat yang
dimasukkan.
Pada jenis aktifitas mental untuk indikator memecahkan masalah, kelas
eksperimen yang mulanya hanya 65% menjadi 71% dan kelas kontrol yang
menggunakan media powerpoint semula 62% menjadi 67%. Menganalisa, kelas
eksperimen yang mulanya hanya 72% menjadi 79% dan kelas kontrol yang
menggunakan media powerpoint semula 66% menjadi 64% dan mengambil
keputusan, kelas eksperimen yang mulanya hanya 70% menjadi 79% dan kelas
kontrol yang menggunakan media powerpoint semula 64% menjadi 65% dapat
terlihat dari tugas yang diberikan oleh guru yang berbentuk gambar atau soal
cerita yang dikerjakan oleh siswa.

Gambar 3. Open in new window
Dengan adanya menu open in new window siswa bisa membuka note secara
bersamaan sehingga siswa dapat melihat referensi kata kerja atau materi dengan
tugas secara bersamaan tanpa harus berganti-ganti note.
Pada aktifitas emosional untuk indikator siswa bersemangat dalam
mengikuti pelajaran dilihat dari kegiatannya dalam memanfaatkan evernote
sebagai media pembelajaran seperti memasukkan banyak informasi ke dalam
evernote. Kelas eksperimen yang mulanya hanya 71% menjadi 79% dan kelas
kontrol yang menggunakan media powerpoint semula 62% menjadi 63%. Di
indikator siswa berani mengemukakan pendapat, kelas eksperimen yang mulanya
hanya 73% menjadi 88% dan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint
semula 72% menjadi 71%. Dari banyaknya informasi yang dimasukkan akan
menimbulkan keberanian siswa dalam berpendapat yang ditunjukkan pada
pengaplikasian tema dalam membuat kalimat sehingga tidak monoton. Penurunan
presentase keaktifan dikelas kontrol dikarenakan di dalam menyimpan materi
media power point memiliki keterbatasan dan diperlukan banyak slide untuk
menyimpan banyaknya referensi materi. Peningkatan perilaku siswa karena
kesesuaian media dengan mata pelajaran ditunjukkan dalam aktifitasnya di dalam
15

pembelajaran. Aktifitas ini ditunjukkan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol yang semula 67,6% menjadi 78,2% berarti mengalami kenaikan
sebesar 10,6%. Sedangkan kelas kontrol yang semula 64,9% menjadi 67,2%
berarti hanya mengalami kenaikan 2,3%.
Kesesuaian media dengan mata pelajaran merubah perilaku siswa dalam proses
belajar mengajar dan mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi yang
diberikan guru. Untuk mengetahui kemampuan individu siswa maka diadakan tes. Tes
dilakukan pada pertemuan pertama atau pretest untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa sebelum ada treatment dan tes pada pertemuan kedua atau postest
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah treatment. Soal yang digunakan berbentuk
uraian sebanyak 20 butir soal. Berikut deskriptif nilai skor tes kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Tabel 8. Diskriptif nilai
Uji
Rata-rata pretest
Rata-rata postest
Gain

Kelas Eksperimen
60,80
81,50
0,528 (sedang)

Kelas Kontrol
62,00
71,40
0,247 (rendah)

Dari tabel 8 diketahui adanya perbedaan yang signifikan dari hasil belajar
siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen yang semula 60,80 setelah dilakukan treatment nilai rata-rata postest
mencapai 81,50. Untuk kelas kontrol nilai pretest yang semula 62,00 setelah
dilakukan treatment nilai rata-rata postest cuma mencapai 71,40. Hal ini berarti
kelas eksperimen mengalami kenaikan sebesar 0,528 (sedang) sedangkan kelas
kontrol cuma mengalami kenaikan 0,247 (rendah). Peningkatan hasil belajar siswa
pada kelas eksperimen karena pemanfaatan evernote sebagai media pembelajaran
yang mempengaruhi perilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan,
dapat disimpulkan bahwa kesesuaian evernote dengan pelajaran bahasa inggris di
kelas eksperimen berpengaruh terhadap perubahan perilaku yang ditunjukkan
dalam aktifitas di kelas dan hasil belajar siswa. Hal lain yang ditemukan bahwa
masih banyak siswa yang belum bisa melafalkan kata-kata yang benar dalam
bahasa inggris.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan pemikiran antara lain untuk penelitian lebih lanjut diusahakan
agar pemahaman siswa bukan hanya pada bagaimana membuat kalimat yang
benar akan tetapi juga dalam melafalkan kata kerja dengan benar. Saran untuk
guru dan peneliti yang akan menggunakan evernote sebagai media
pembelajarannya untuk mengkolaborasikan dengan metode pembelajaran agar

16

siswa lebih paham dalam mempelajari bahasa inggris dengan baik dan benar
khususnya dalam melafalkan kalimat dalam bahasa inggris.
Daftar Pustaka
[1] Widodo, Chomsin S. Jasmadi STP. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar
Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
[2] Https://evernote.com/, 15 juli 2014.
[3] Geyer, F and Reiterer, H. 2012. Experiences from Employing Evernote as a
Tool for Documenting Collaborative Design Processes. Vortag gehalten :
Conference on Designing Interactive System DIS 2012, Workshop :
Supporting Reflection in and on Design Processes, 12th June, 2012, New
Castle, UK. University of Konstanz, Germany
[4] Ozdamli, F. (2013). effectiveness of cloud systems and social networks in
improving self-directed learning abilities and developing positive seamless
learning perceptions. Journal of Universal Computer Science, vol. 19, no. 5
(2013), 602-618
[5] Arsyad. 2011. Pemilihan Media Pembelajaran . Jakarta: Raja Grafindo
Persada
[6] Sadiman, et. all. 2007. Media Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.
[7] Nugrahani.
(2014).
Evernote.
from
http://nugrahanic.blog.ugm.ac.id/evernote/, 18 November 2014.
[8] Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
[9] Nazir, Mohammad. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia,
1988.
[10] Riduwan. Dr. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.
Bandung : Alfabeta 2010
[11] Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D .
Bandung : CV. Alfabeta

17

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25