Perbedaan Status Antioksidan Total pada Pasien Periodontitis Kronis Perokok dan Bukan Perokok
PERBEDAAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA
PASIEN PERIODONTITIS KRONIS PEROKOK DAN
BUKAN PEROKOK DI INSTALASI PERIODONSIA
RSGM FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
Vikneswari Asokan
NIM: 120600183
Dosen Pembimbing:
Irma Ervina, drg,. Sp.Perio (K)
NIP: 19710102 199601 2001
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2016
Vikneswari Asokan
Perbedaan Status Antioksidan Total pada Pasien Periodontitis Kronis Perokok
dan Bukan Perokok.
vii + 36 halaman
Periodontitis kronis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai
dengan migrasi epitel penyatu ke apikal, kehilangan perlekatan dan puncak tulang
alveolar yang diinisiasi oleh biofilm plak. Polymorphonuclear leukocytes (PMN)
merupakan perlindungan pertama bagi jaringan di rongga mulut terhadap
mikroorganisme patogenik. PMN yang diaktivasi menghasilkan sejumlah besar
spesies oksigen reaktif (SOR) sehingga menyebabkan destruksi jaringan periodontal
melalui berbagai mekanisme seperti destruksi DNA, peroksidasi lipid, destruksi
protein, oksidasi enzim, dan stimulasi pelepasan sitokin pro-inflamatori oleh monosit
dan makrofag. Asap rokok merupakan sumber utama radikal bebas dalam tubuh.
Peneliti sebelumnya menyatakan bahwa status antioksidan total pada periodontitis
kronis perokok lebih rendah dibanding yang bukan perokok. Ada juga peneliti yang
menyatakan bahwa status antioksidan total pada periodontitis perokok lebih tinggi
dibanding bukan perokok. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
perbedaan status antioksidan total pada pasien periodontitis kronis perokok dan bukan
perokok. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Instalasi
Periodonsia RSGM FKG USU. Sampel yang diperlukan untuk penelitian ini adalah
40, terdiri dari 20 sampel perokok dan 20 sampel bukan perokok. Seluruh subjek
dilakukan pemeriksaan jaringan periodontal untuk mendiagnosis pasien periodontitis
kronis. Pada subjek penelitian dilakukan pengambilan cairan saliva sebanyak 5 ml
dan diukur status antioksidan total menggunakan Spektrometer. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat status antioksidan
total pada pasien periodontitis kronis yang perokok dan bukan perokok.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan (p
PASIEN PERIODONTITIS KRONIS PEROKOK DAN
BUKAN PEROKOK DI INSTALASI PERIODONSIA
RSGM FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
Vikneswari Asokan
NIM: 120600183
Dosen Pembimbing:
Irma Ervina, drg,. Sp.Perio (K)
NIP: 19710102 199601 2001
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2016
Vikneswari Asokan
Perbedaan Status Antioksidan Total pada Pasien Periodontitis Kronis Perokok
dan Bukan Perokok.
vii + 36 halaman
Periodontitis kronis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai
dengan migrasi epitel penyatu ke apikal, kehilangan perlekatan dan puncak tulang
alveolar yang diinisiasi oleh biofilm plak. Polymorphonuclear leukocytes (PMN)
merupakan perlindungan pertama bagi jaringan di rongga mulut terhadap
mikroorganisme patogenik. PMN yang diaktivasi menghasilkan sejumlah besar
spesies oksigen reaktif (SOR) sehingga menyebabkan destruksi jaringan periodontal
melalui berbagai mekanisme seperti destruksi DNA, peroksidasi lipid, destruksi
protein, oksidasi enzim, dan stimulasi pelepasan sitokin pro-inflamatori oleh monosit
dan makrofag. Asap rokok merupakan sumber utama radikal bebas dalam tubuh.
Peneliti sebelumnya menyatakan bahwa status antioksidan total pada periodontitis
kronis perokok lebih rendah dibanding yang bukan perokok. Ada juga peneliti yang
menyatakan bahwa status antioksidan total pada periodontitis perokok lebih tinggi
dibanding bukan perokok. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
perbedaan status antioksidan total pada pasien periodontitis kronis perokok dan bukan
perokok. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Instalasi
Periodonsia RSGM FKG USU. Sampel yang diperlukan untuk penelitian ini adalah
40, terdiri dari 20 sampel perokok dan 20 sampel bukan perokok. Seluruh subjek
dilakukan pemeriksaan jaringan periodontal untuk mendiagnosis pasien periodontitis
kronis. Pada subjek penelitian dilakukan pengambilan cairan saliva sebanyak 5 ml
dan diukur status antioksidan total menggunakan Spektrometer. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat status antioksidan
total pada pasien periodontitis kronis yang perokok dan bukan perokok.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan (p