Akibat Hukum Penjualan Saham Yang Dijual Secara Diam-Diam Pada Perseroan Terbatas

BAB II

PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN
TERBATAS DI INDONESIA

A. Tinjauan Umum tentang Jual Beli
1. Pengertian Jual Beli
Sebelum membahas mengenai aturan jual beli saham dalam perseroan
terbatas, alangkah baiknya apabila memahami terlebih dahulu mengenai dasar
hukum jual beli. Dengan memahami dasar hukum jual beli maka selanjutnya akan
dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.
Pengertian Jual-beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang
satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain
untuk membayar harga yang dijanjikan. 15 Menurut Yahya Harahap, pengertian
jual beli berdasarkan Pasal 1457 KUHPerdata tersebut, memiliki 2 (dua) unsur
kewajiban, yaitu: 16
a. Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli.
b. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual.
Wujud dari hukum jual-beli adalah rangkaian hak-hak dan kewajibankewajiban dari pihak-pihak, yang saling berjanji, yaitu penjual dan pembeli.
Penyerahan yang dimaksud ialah bahwa penyerahan tersebut adalah penyerahan
barang oleh penjual untuk menjadi kekuasaan dan kepemilikan dari pembeli.

Dalam jual-beli, kewajiban penjual adalah untuk menyerahkan barang kepada

15

Pasal 1457 KUHPerdata
Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, (Bandung : Alumni,1986), hal. 181

16

17
Universitas Sumatera Utara

18

pembeli. Dengan adanya perjanjian jual-beli maka hak milik dari benda yang di
jual belum pindah hak miliknya kepada si pembeli. Pemindahan hak milik baru
akan terjadi apabila barang yang dimaksud telah diberikan ke tangan pembeli.
Maka selama penyerahan belum terjadi, maka hak-hak milik barang tersebut
masih berada dalam kekuasaan pemilik / penjual. Tujuan utama dari jual-beli ialah
memindahkan hak milik atas suatu barang dari seseorang tertentu kepada orang

lain.
Suatu perjanjian jual beli yang sah lahir apabila kedua belah pihak telah
setuju tentang harga dan barang. Sifat konsensual dari perjanjian jual beli tersebut
ditegaskan dalam Pasal 1458 yang berbunyi “jual beli dianggap sudah terjadi
antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai kata sepakat tentang
barang dan harga, meskipun barang ini belum diserahkan maupun harganya belum
dibayar”. 17 Apabila terjadi kesepakatan mengenai harga dan barang namun ada
hal lain yang tidak disepakati yang terkait dengan perjanjian jual beli tersebut, jual
beli tetap tidak terjadi karena tidak terjadi kesepakatan. Akan tetapi, jika para
pihak telah menyepakati unsur esensial dari perjanjian jual beli tersebut, dan para
pihak tidak mempersoalkan hal lainnya, klausul-klausul yang dianggap berlaku
dalam perjanjian tersebut merupakan ketentuan-ketentuan tentang jual beli yang
ada dalam perundang-undangan (BW) atau biasa disebut unsur naturalia. 18
Walaupun telah terjadi persesuaian antara kehendak dan pernyataan, namun

17

Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995), hal. 2.
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2007), hal. 127

18

Universitas Sumatera Utara

19

belum tentu barang itu menjadi milik pembeli, karena harus diikuti proses
penyerahan (levering) benda yang tergantung kepada jenis bendanya yaitu 19:
1. Benda Bergerak
Penyerahan benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyata
dan kunci atas benda tersebut.
2. Piutang atas nama dan benda tak bertubuh
Penyerahan akan piutang atas nama dan benda tak bertubuh lainnya
dilakukan dengan sebuah akta otentik atau akta di bawah tangan.
3. Benda tidak bergerak
Untuk benda tidak bergerak, penyerahannya dilakukan dengan
pengumuman akan akta yang bersangkutan, di Kantor Penyimpan
Hipotek
Jual beli timbul menimbulkan yang mana perikatan tersebut terbentuk dari
suatu perjanjian. Walaupun perikatan dapat timbul karena undang-undang akan

tetapi jual beli merupakan suatu yang diadakan oleh dua belah pihak yang telaj
mencapai kata kesepakatan untuk melakukan prestasi satu sama lain. Sejak terjadi
kata sepakat antara para pihak atau sejak pernyataan sebelah-menyebelah bertemu
yang kemudian diikuti sepakat, kesepakatan itu sudah cukup secara lisan saja,
maka sejak itu perjanjian sudah dapat terbentuk. 20

2. Syarat sahnya Jual Beli
Untuk sahnya suatu perjanjian jual beli diperlukan empat syarat menurut
pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu:
a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya artinya para pihak yang membuat
perjanjian telah sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok atau materi yang

19

Ibid
R. Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang – Undang Hukum Perdata (Jakarta :
Pradnya Paramita, 2003), hal. 338.
20

Universitas Sumatera Utara


20

diperjanjikan. Dan kesepakatan itu dianggap tidak ada apabila diberikan karena
kekeliruan, kekhilafan, paksaan ataupun penipuan
b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian artinya kecakapan yang dimaksud
dalam hal ini adalah bahwa para pihak telah dinyatakan dewasa oleh hukum,
yakni sesuai dengan etentuan KUHPerdata, mereka yang telah berusia 21 (dua
puluh satu) tahun, sudah atau pernah menikah. Cakap juga berarti orang yang
sudah dewasa, sehat akal pikiran, dan tidak dilarang oleh suatu peraturan
perundangundangan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu
c. Mengenai suatu hal tertentu artinya dalam membuat perjanjian, apa yang
diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan kewajiban para pihak bisa
ditetapkan
d. Suatu sebab yang halal artinya suatu perjanjian harus berdasarkan sebab yang
halal yang tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 1337 Kitab Undangundang Hukum Perdata, yaitu tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
tidak bertentangan dengan kesusilaan dan tidak bertentangan dengan UndangUndang.
Dua syarat yang pertama dinamakan syarat-syarat subyektif karena
mengenai orang-orangnya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian,
sedangkan dua syarat yang terakhir dinamakan syarat-syarat obyektif karena

mengenai perjanjiannya sendiri atau obyek dari perbuatan hukum yang dilakukan
itu.

Universitas Sumatera Utara

21

1. Sepakat
2. Cakap

Syarat subjek: dapat dibatalkan demi oleh
pihak ke tiga di depan pengadilan

3. Untuk sesuatu hal
4. Halal

Syarat objek: batal demi hukum tanpa adanya
permintaan oleh pihak ke tiga di depan
pengadilan


3. Para Pihak dalam Jual Beli
Pihak-pihak dalam jual beli yaitu penjual dan pembeli. Setiap perjanjian jual
beli akan menimbulkan kewajiban-kewajiban dan hak-hak bagi kedua belah pihak
atau pihak-pihak yang mengadakan perjanjian itu. 21 Sejalan dengan konsep Pasal
1320 KUHPerdata, syarat sahnya jual beli saham adalah para pihak yang sudah
cakap hukum. terkait dengan proses jual beli saham yang dilakukan oleh individu
maka pihak tersebut adalah pihak yang sudah mengemban hak dan kewajiban
secara mandiri, sedangkan bagi pihak badan hukum yang menjadi pihak penjual
atau pembeli adalah badan hukum yang sudah sesuai dengan ketentuan peraturang
perundang-perundangan yang berlaku untuk mengemban hak dan kewajiban.
Maka para pihak dalam proses jual beli saham dapat dilakukan oleh subjek hukum
indvidu (perseorangan) atau badan hukum (perseroan terbatas, yayasan, koperasi).

21

Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan (Semarang : CV. Mandar maju, 1994),

hal. 3.

Universitas Sumatera Utara


22

B. Undang-Undang Pengaturan Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas
di Indonesia
1. Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas yang Bersifat Tertutup
Jual beli pada umumnya telah diatur di dalam Pasal 1457 KUHPerdata,
akan tetapi objek jual beli tidak ditentukan secara khusus. Dalam hal jual beli
saham dalam perseroan terbatas, ketentuan mengenai jual beli saham diatur secara
khusus dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Tanpa menghilangkan syarat-syarat sahnya perjanjian jual beli yang
telah diatur di dalam Pasal 1320 KUHPerdata, Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas sejalan dengan ketentuan dasar tersebut dalam
KUHPerdata.
Menurut Gunawan Widjaja, peralihan saham dapat dilakukan dengan cara
melakuan perjanjian jual beli. 22 Oleh karena saham adalah bukti penyertaan
pemegang saham dalam perseroan terbatas yang memberikan hak tagih atas sisa
hasil pembubatan perseroan terbatas, yang merupakan piutang atas nama dan juga
harta bersama yang terikat dalam perseroan terbatas, yang keberdaannya telah
melalui mekanisme pendaftaran di MENKUMHAM, maka hak milik atas saham

wajib memenuhi syarat-syarat tertentu. 23 Syarat-syarat tertentu tersebut dapa
dilihat dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yaitu:
1. Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Yang
dimaksud dengan akta adalah yang dibuat di hadapan notaris atau akta di
bawah tangan.
22

Gunawa Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta: Forum
Sahabat, 2008), hal 43.
23
Ibid

Universitas Sumatera Utara

23

2. Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau salinannya
disampaikan secara tertulis kepada Perseroan.
3. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari

pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan
memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk
dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.
4. Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang
dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum
diberitahukan tersebut.
5. Ketentuan

mengenai

tata

cara

pemindahan

hak


atas

saham

yang

diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan
dibidang pasar modal.
Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Perseroan Terbatas mengatakan
bahwa pemindahan hak atas saham melalui jual beli tunduk kepada ketentuan
Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata yakni: 24
1. Terdapat persetujuan antara para pihak
2. Pihak yang satu mengikatkan diri untuk menyerahkan saham tersebut dan
3. Pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Di samping itu,
apabila dalam jangka waktu (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penawaran
24

M. Yahya Harahap, Pembahasan Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Sinar Grafika,
2009), hal, 270.

Universitas Sumatera Utara

24

dilakukan ternyata B atau pemegang saham lain tidak membeli, pemegang
saham penjual (A) dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak
ketiga.

2. Jual beli Saham dalam Perseroan Terbatas yang Bersifat Terbuka
Mengenai pemindahan hak atas saham dalam Perseroan Terbuka, pada
dasarnya tidak diharuskan untuk melakukan penawaran terlebih dahulu kepada
pemegang saham lainnya. Namun, pemindahan hak atas saham dalam Perseroan
Terbuka wajib mendapatkan persetujuan/izin instansi yang berwenang terlebih
dahulu. Hal ini sebagaimana diatur ketentuan peraturan perundang-undangan
dalam bidang Pasar Modal, termasuk UUPM dan Peraturan BAPEPAM-LK
sebagai pelaksana dari UUPM tersebut.
Merujuk pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor
KEP-13/PM/1997 tentang
Melakukan

Penawaran

Pokok-Pokok
Umum

Efek

Anggaran
Bersifat

Dasar

Perseroan yang

Ekuitas dan

Perusahaan

Publik (Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-13/PM/1997), menjelaskan bahwa
setiap pemindahan hak atas saham wajib memenuhi kententuan yang tercantum
dalam angka 11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-13/PM/1997,
yang menyatakan:
a. Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang
ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkan hak, termasuk
oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang
bersangkutan. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk
sebagaimana ditentukan atau disetujui oleh Direksi

Universitas Sumatera Utara

25

b. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di
Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
c. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan
dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, dan
Perusahaan Efek.
Adapun perolehan saham bagi PT Terbuka yang diperdagangkan di Pasar
Modal, dapat dilakukan dengan cara:
a. Membeli saham pada saat penawaran umum (Pasar Perdana)
Jika ingin membeli saham pada saat pasar perdana ini, biasanya investor dapat
mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang terdapat pada
prospektus ringkas atau yang terdapat pada agen-agen penjual yang dituju dan
mengirimkan kembali formulir tersebut disertai dengan pengiriman dana ke
alamat yang tertera pada formulir.
b. Membeli saham yang telah beredar (Pasar Sekunder)
Transaksi jual beli saham yang telah beredar dilakukan melalui perdagangan di
Bursa Efek, yang mana Saudara dapat membelinya melalui anggota bursa.
Kenapa Saudara tidak dapat melakukan pembelian secara langsung dengan
Perusahaan yang dituju? Karena setiap perusahaan yang telah melakukan
penjualan sahamnya di Bursa Efek wajib menunjuk perusahaan efek sebagai
perantara perdagangan efek/pialang yang termasuk dalam daftar perusahaan
efek yang mendapat izin dari BAPEPAM-LK dan telah menjadi anggota bursa.

Universitas Sumatera Utara

26

Pialang inilah yang nantinya akan melakukan pesanan untuk kepentingan
investor.

3. Pihak yang Melakukan Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas
Para pihak dapat melakukan jual beli asalkan berdasarkan ketentuan Pasal
1320 KUHPerdata, dengan demikian siapa saja dapat melakukannya. Namun
dalam Pasal 137 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas ketentuan para pihak yang ingin melakukan jual beli saham, diberikan
suatu persyaratan khususnya yang bermaksud untuk melakukan pembelian
kembali saham yang dikeluarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan bersih
Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah
cadangan wajib yang telah disisihkan, dan
b. Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh Perseroan dan
gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang oleh Perseroan
sendiri dan/atau Perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak
langsung dimiliki oleh Perseroan, tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari
jumlah modal yang ditempatkan dalam Perseroan, kecuali diatur lain dalam
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
c. Pembelian kembali saham, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
bertentangan dengan ayat (1) batal karena hukum

Universitas Sumatera Utara

27

d. Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian yang diderita
pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat pembelian kembali
yang batal karena hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
e. Saham yang dibeli kembali Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya boleh dikuasai Perseroan paling lama 3 (tiga) tahun.
Pengaturan pemindahan hak atas saham menurut Undang-Undang Nomor
40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas tidak hanya berhenti disitu saja.

Ketika obyek sahamnya sudah menyangkut saham pengendali sehingga
pemindahan hak yas saham tersebut menyebabkan beralihnya pengendalian
terhadap perseroan tersebut dari tangan yang diambil alih kepada pihak yang
mengambil alih , maka Undang-Undang Nomor 40 Tahun
Perseroan

Terbatas

menyebutnya

sebagai

pengambilalihan.

2007 tentang
Selain

itu,

pengambilalihan juga dapat terjadi dengan penyertaan atas saham-saham yang
dikeluarkan dari portefel/portofolio. Prosesnya dapat dilakukan melalui direksi
perseroan ataupun langsung kepada pemegang saham perseroan. Pemindahan hak
atas saham yang menyebabkan terjadinya pengambilalihan mensyaratkan:
1. Adanya persetujuan RUPS dari perseroan pengambilalihan dengan kuorum
kehadiran dari keputusan ¾ (Pasal 125 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40
Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas), kalau yang mengambil alih

berbentuk PT, dan kemudian menyampaikan maksudnya kepada direksi
perseroan yang akan diambil alih.
2. Kedua direksi menyusun rancangan pengambilalihan, namun tidak perlu
dilakukan apabila pengambilalihan langsung dari pemegang saham (Pasal 125

Universitas Sumatera Utara

28

ayat 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas).
Berdasarkan penjelesannya, apabila dilakukan langsung kepada pemegang
saham, maka pihak yang mengambil alih terlebih dahulu melakukan
perundingan dan kesepakatan. Namun apabila hal tersebut tetap diatur dalam
anggaran dasar perseroan maka rancangan harus tetap dibuat.
3. Pengumuman di koran dan kepada karyawan perseroan yang mengambil alih
paling lambat 30 hari sebelum hari pemanggilan RUPS. Terkait dengan
ketentuan Pasal 127 ayat (8) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas tetap mensyaratkan agar memperhatikan ketentuan dalam
anggaran dasar. Apabila dalam anggaran dasar diatur hal yang sama, maka mau
tidak mau rancangan pengambilalihan tetap dibuat dan ringkasannya
diumumkan.
4. Rancangan pengambilalihan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam
Akta Pengambilanalihan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa
Indonesia, sedangkan akta pengambilalihan saham yang dilakukan langsung
dari pemegang saham (menurut Pasal 131 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas) wajib dinyatakan dengan akta notaris
dalam bahasa Indonesia (Pasal 128 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas), yang nantinya akta notaris tersebut wajib
dilampirkan untuk pelaporan kepada Menteri terkait dengan perubahan
sususanan pemegang saham (Pasal 131 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas) dan perseroan yang diambil alih kemudian

Universitas Sumatera Utara

29

mengumumkan hasil pengambilalihan tersebut di koran (Pasal 133 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas).

Universitas Sumatera Utara