Akibat Hukum Penjualan Saham Yang Dijual Secara Diam-Diam Pada Perseroan Terbatas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saham adalah bukti telah dilakukannya penyetoran pemuh modal yang
diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas. Saham diterbitkan
segera perseroan terbatas memperoleh status badan hukum yaitu segera setelah
perseroan terbatas disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
Pada perkembangannya saham sebagai salah satu alternatif media investasi
yang memiliki potensi tingkat keuntungan cukup besar namun tidak menolak
menimbulkan tingkat kerugian besar juga. Investasi saham adalah media investasi
dalam jangka panjang yang memberikan kemanfaatan besar. Oleh karenanya
saham berperan penting untuk meningkatkan profit ataupun taraf kehidupan
seseorang.
Saham terbagi atas beberapa jenis seperti saham preferen dan saham biasa.
Saham preferen memiliki arti saham istimewa. Istimewanya saham ini dalam hal
apabila ada pembagian deviden, maka pemegang saham preferen ini lebih
diutamakan dari pada pemegang saham biasa. Sedangkan saham biasa
kedudukannya bukan tidak lebih baik dari pada pemengang saham istimewa akan
tetapi dalam pembagian deviden, hasil yang didapat setelah dikurangi bagian
pemegang saham preferen. Tentu saja ada baik dan kurangnya atas pemegangan
saham tersebut akan tetapi apabila memiliki saham dalam suatu perusahaan maka
memiliki suara dalam perusahaan itu pula.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Saham dapat dijual belikan atau hak atas penguasaannya atau dapat
dipindah tangankan hak kepemilikannya kepada orang lain. Pasal 56 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur pemindahan
hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Akta pemindahan hak
dapat dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta dibawah tangan. Akta
pemindahan hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan.
Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan
hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan
memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk
dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pencatatan pemindahan hak. Namun kenyataannya yang ada sekarang,
pemegang saham yang merasa memiliki secara penuh akan penguasaan terhadap
saham yang dimilikinya, tidak melaksanakan apa yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pemindahan hak atas kepemilikan saham tanpa melaui mekanisme yang
ada pada dasarnya menuai kontroversi bahkan menimbulkan kerugian bagi
pemegang saham lainnya. Akan tetapi apakah kerugian ini muncul diakibatkan
karena adanya jual beli saham secara diam-diam oleh pemegang saham lainnya
atau diakibatkan oleh factor lain.
Banyak alasan yang dapat ditarik timbulnya kegiatan jual beli saham atau
pemindahan hak atas kepemilikan saham secara diam-diam, seperti; keadaan
mendesak diakibatkan kebutuhan uang atau alasan lainnya seperti memang tidak
Universitas Sumatera Utara
3
perlu mengikuti mekanisme yang ada karena perusahaan adalah perusahaan
keluarga sehingga mekanisme yang berbelit memang sengaja dihindari.
Proses jual beli saham atau peralihan hak pada kenyataannya tidak
segampang melakukan jual beli yang ada di pasar, ada mekanisme tertentu yang
harus dilalui. Ketentuan tersebut telah ditentukan di dalam Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Proses yang cukup lama apalagi
harus melalukan RUPS adalah suatu hambatan oleh karena itu proses tersebut
dilanggar begitu saja sehingga menyebabkan penjualan saham dianggap tidak sah.
Penjualan saham yang dilakukan seperti diatas memiliki arti bahwa
pemegang saham melakukan pemindahan hak atas saham kepada orang lain tanpa
ada mengikuti mekanisme dan akan memiliki dampak terhadapt penjual, si
pembeli, pemegang saham lainnya ataupun secara keseluruhan terhadap organ
perseroan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
judul Akibat Hukum Penjualan Saham secara Diam-Diam pada Perseroan
Terbatas yang Bersifat Tertutup.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut sebelumnya, dalam penelitian ini akan dibahas
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan atas jual beli saham dalam perseroan terbatas di
Indonesia?
2. Bagaimana mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang bersifat
tertutup?
Universitas Sumatera Utara
4
3. Bagaimana akibat hukum apabila pemegang saham menjual sahamnya secara
diam-diam?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan jual beli saham dalam perseroan
terbatas di Indonesia dan bagaimana mekanisme penjualan saham dalam
perseroan terbatas yang bersifat tertutup.
2. Untuk mengetahui bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan ketika
pemegang saham melakukan penjualan sahamnya secara diam-diam.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan pengetahuan yang besar bagi penulis sendiri bagaimana akibat
hukum penjualan saham secara diam-diam pada perseroan terbatas di Indonesia
dalam pembangunan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu hukum ekonomi,
khususnya yang berkaitan dengan peralihan saham perseroan terbatas ke
koperasi
2. Manfaat praktis
a. Memberikan kontribusi terhadap masyarakat untuk dapat mengetahui
bagaimana akibat hukum penjualan saham secara diam-diam pada perseroan
terbatas di Indonesia.
b. Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
hukum perusahaan dan juga memberikan pemahaman pada pihak terkait
Universitas Sumatera Utara
5
seperti; praktisi hukum, praktisi legal corporate, dan juga mahasiswa
diharapkan memberikan manfaat yang cukup luas.
E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian yang ada, penelitian
mengenai
“Akibat Hukum Penjualan Saham secara Diam-Diam pada
Perseroan Terbatas yang Bersifat Tertutup”, belum pernah di bahas oleh
mahasiswa lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara dan Penulisan ini asli
disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat atau diambil dari penelitian orang
lain.Penulisan skripsi ini merupakan ide, gagasan pemikiran dan usaha penulis
sendiri bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis
orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Dengan ini penulis dapat
bertanggung jawab atas keaslian penulisan skripsi ini.
Dalam hal mendukung penulisan ini dipakai pendapat para sarjana yang
diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada
hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan, baik berupa karya
ilmiah maupun pasal-pasal dalam Peraturan Perundang-Undangan.
F. Tinjauan Kepustakaan
Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha
yang memiliki modal terdiri dari saham-saham yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas memberikan pengertian Perseroan Terbatas
Universitas Sumatera Utara
6
(Perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan
pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Oleh
karena itu sejalan dengan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa pemegang saham perseroan tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang diuat atas nama Perseroan
dan tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi saham yang
dimiliki.
Terdapat kriteria yang ada di dalam perseroan terbatas, yaitu: 1
1. Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum
2. Didirikan berdasarkan perjanjian
3. Menjalankan usaha tertentu
4. Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham
5. Memenuhi persyaratan undang-undang
Perseroan terbatas sebagai persekutuan modal, kekayaan PT terdiri dari
modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk saham. Para pendiri PT
berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk saham dan mereka
mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal. Tanggung jawab
1
Ibid., hlm. 7.
Universitas Sumatera Utara
7
para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham yang dimasukkanya
ke dalam perseroan (limited
liability). Segala hutang perseroan tidak dapat
ditimpakkan kepada harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan
hanya sebatas modal saham para pemegang saham itu yang disetorkan kepada
perseroan.
Perseroan tertutup adalah perseroan terbatas biasa, dimana modal
perseroan berasal dari kalangan tertentu, misalnya dari kalangan keluarga atau
kerabat. Oleh karenanya, saham-saham perusahaan hanya bisa dimiliki oleh
orang-orang tertentu yang telah ditentukan dan tidak dijual kepada pihak umum.
Biasanya pada lembaran saham telah tertulis nama (atas nama) pemilik saham
sehingga tidak mudah untuk dipindahtangankan kepada pihak lain. 2 Perseroan
terbatas tertutup (closely held corporaion) yang sering disebut sebgai perusahaan
pribadi (private corporation). Saham perseroan terbatas tertutup hanya dipegang
oleh beberapa orang dan tidak djual ke masyarakat umum. 3
Modal perseroan terbatas terdiri dari modal dasar, modal ditempatkan dan
modal disetor. Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan terbatas, yaitu modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal
saham. Modal dasar adalah keseluruhan nilai perusahaan yaitu seberapa besar
perseroan terbatas dapat dinilai berdasarkan permodalannya. Modal dasar bukan
merupakan modal riil perusahaan karena belum sepenuhnya modal tersebut
disetorkan. Modal dasar perseroan pada prinsipnya merupakan total jumlah saham
2
Alfian Malik, Pengantar BIsnis Jasa Pelaksana konstruksi (Yogyakarta: CV. Andi
Offset., 2010), hlm. 52.
3
Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert., Bisnis (jilid 1), edisikedelapan (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2006), hlm.111
Universitas Sumatera Utara
8
yang dapat diterbitkan oleh Perseroan. Anggaran Dasar sendiri yang menentukan
berapa banyak jumlah saham yang dijadikan modal dasar. Jumlah yang ditentukan
dalam Anggaran Dasar, merupakan nilai nominal yang murni
Modal ditempatkan adalah jumlah sahan yang sudah diambil pendiri atau
pemegang saham, dan saham yang diambil itu ada yang sudah dibayar dan ada
pula yang belum dibayar.dengan demikian modal ditempatkan adalah modal yang
disanggupi pendiri atau pemegang saham untuk dilunasinya dan saham itu telah
diserahkan
kepadanya
untuk
dimiliki.
Modal
ditempatkan
merupakann
kesanggupan para pemegang saham untuk menanamkan modalnya ke dalam
perseroan. Modal ditempatkan bukan merupakan modal riil karena belum
sepenuhnya disetorkan ke dalam perseroan.
Modal disetor adalah modal perseroan yang dianggap riil yaitu modal
saham yang telah benar-benar disetorkan ke dalam perseroan dalam hal ini
pemegang saham telah benar-benar menyetorkan modalnya ke dalam perseroan.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
modal ditempatkan harus telah disetor penuh oleh para pemegang saham.
Dalam bahasa Belanda saham disebut “aandeel”, dan dalam bahasa
Inggris disebut dengan ”share”, dalam bahasa Jerman disebut “aktie”, dan dalam
bahasa Perancis disebut “action”. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga
yang mencantumkan kata “saham” didalamnya sebagai tanda bukti pemilikan
sebagian dari modal perseroan. 4 Menurut Sapto Rahardjo saham adalah surat
4
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Inoinesia, (Jakarta; Penerbit Kencana, 2009), hal. 93
Universitas Sumatera Utara
9
berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari
individu atau instansi dalam suatu perusahaan. 5
Saham merupakan bagian terpenting dalam suatu badan hukum khususnya
dalam bentuk perseroan terbatas, hal ini dikaperenakan dengan memiliki saham
seseorang dapat mempunyai hak suara dalam suatu perseroan. Saham adalah surat
berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham patungan
sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para penbeli saham
membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima
sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas sahamsaham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para
pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang
disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang
diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden. 6
Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang
melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal dan porsentase tertentu.
Sementara itu, saham adalah jumlah satuan dari modal kooperatif yang sama
jumlahnya bisa diputar dengan berbagai cara berdagang, dan harganya bisa
berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan dan kerugian atau kinerja
perusahaan tersebut. 7
5
Sapto Rahardjo, Kiat Membangun Aset Kekayaan. (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2006), hal. 73.
6
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Inoinesia, (Jakarta; Penerbit Kencana, 2009), hal. 93
7
Indah Yuliana, Produk Keuangan Syariah, (Malang: Penerbit UIN-MALIKI PRESS, 2010)
hal.59
Universitas Sumatera Utara
10
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa saham
menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan dan memberikan hak kepada
pemiliknya. Kepemilikan tersebut memberikan kontribusi kepada pemegangnya
berupa return yang dapat diperolehnya, yaitu keuntungan modal (Capital gain)
atas saham yang memiliki harga jual lebih tinggi dari pada harga belinya, atau
deviden atas saham tersebut. Disamping hak lainnya Non-finansial-benefit berupa
hak suara dalam RUPS. Peluang untuk mendapatkan return dari capital gain ini
memotifasi para investor untuk meelakukan perdagangan saham dipasar modal
(Bursa Efek).[4] Tentang saham ini, diatur dalam pasal 40, 41, 42, 43 KUHD.
Untuk klasifikasinya, saham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
a.
Saham biasa (commons stock)
Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dikatakan bahwa dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi saham,
anggaran dasar menetapkan salah satu di antaranya sebagai saham biasa. Yang
dimaksud dengan“saham biasa“ 8 adalah saham yang mempunyai hak suara untuk
mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan
pengurusan Perseroan, mempunyai hak untuk menerima dividen yang dibagikan,
dan menerima sisa kekayaan hasil likuidasi. Hak suara yang dimiliki oleh
pemegang saham biasa dapat dimiliki juga oleh pemegang saham klasifikasi lain.
Pemegang saham biasa (common stock) memegang beberapa hak, yang
diantaranya: 9
8
Penjelasan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseraon Terbatas
Tjiptono Darmadji dan Hendry M. Fakhruddin. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan
Tanya Jawab, (Jakarta: Salemba empat, 2001)hal. 6.
9
Universitas Sumatera Utara
11
1) Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki
perusahaan
2) Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang
saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
Untuk jenis saham ini, kedudukan para pemegang saham sama dan tidak
ada yang diistimewakan. Terhadap klasifikasi saham ini, Pasal 52 UndangUndang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa
saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
1). Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS
2). Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi
3). Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT
b. Saham preferen (Preferred Stock)
1) Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara
Pasal 53 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
menjelaskan bahwa saham dapat berupa dengan hak suara atau tanpa hak
suara. Dengan demikian pemilik saham atas tanpa hak suara tidak berhak
untuk mengiktui RUPS Perseroan
2) Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi atau anggota
Dewan Komisaris
Pemilik saham ini mempunyai hak berbicara khusus (bijzondere
zeggenschapraechten). 10 Pasal 50 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa kepemilikan
10
HMN Purwosutjipto, Pengertian Pokok Dagang Indonesia Bentuk Perusahaan, (Jakarta:
Djambatan, 1983), hal. 119
Universitas Sumatera Utara
12
saham ini adalah pemegang dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan, Komisaris.
3) Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar
dengan klasifikasi saham lain
4) Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima
dividen lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian
dividen secara kumulatif atau non-kumulatif.
5) Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih
dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan
Perseroan dalam likuidasi
Pasal 53 ayat (4) huruf e dikatakan bahwa saham yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu daripemegang saham
klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan Perseroan dalam likuidasi
Pemegang saham preferen (Preferred Stock) diberikan suatu wewenang
yang diantaranya: 11
1) Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
2) Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa
tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan
membayar deviden.
11
Ibid
Universitas Sumatera Utara
13
3) Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva
sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki
hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam Anggaran Dasar
dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal
persyaratan kepemilikan saham tersebut telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak
yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak
selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum
yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau
Anggaran Dasar.
Berdasarkan penjelasan Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan instansi yang berwenang
adalah instansi yang berdasarkan undangundang berwenang mengawasi Perseroan
yang melakukan kegiatan usahanya di bidang tertentu, misalnya Bank Indonesia
berwenang mengawasi Perseroan di bidang perbankan, Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral berwenang mengawasi Perseroan di bidang energi dan
pertambangan.
Persyaratan kepemlikikan saham yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar
dan ternyata persyaratan itu tidak terpenuhi, maka:
a. Pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan
hak selaku pemegang saham. Tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang
saham memiliki arti bahwa pemegang saham tersebut memiliki hak untuk
Universitas Sumatera Utara
14
dicatat dalam daftar pemegang saham (DPS), hak untuk menghadiri dan
mengeluarkan suara dalam RUPS atau hak untuk menerima dividen yang
dibagikan
b. Saham tersebut tidak diperhtungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai
dengan ketentuan undang-undang ini dan atau anggaran dasar.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat penelitian
Penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini bersifat
deskriptif analisis yang mengacu kepada penelitian hukum yuridis normatif yaitu
menguji, mengkaji ketentuan-ketentuan tentang akibat hukum penjualan saham
secara diam-diam pada perseroan terbatas yang bersifat tertutup .
Penelitian normatif dapat dikatakan juga dengan penelitian sistematik hukum
sehingga bertujuan mengadakan identifikasi terhadap pengertian-pengertian
pokok/dasar dalam hukum, yakni masyarakat hukum, subyek hukum, hak dan
kewajiban, peritiwa hukum, hubungan hukum dan obyek hukum 12.
2. Metode Pengumpulan Data dan Pengelolaan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah
dengan studi dokumen dengan penulusuran pustaka (Library Research) yaitu
mengumpulkan data dari informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah dan juga
perundang-undangan yang berkaitan dengan materi penelitian. Menurut M. Nazil
12
Soerjono Soekanto. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. cetakan
ketigabelas, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, . 2011), hal.15.
Universitas Sumatera Utara
15
dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian, dikemukakan bahwa studi
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. 13
3. Sumber data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 14 Sumber data
dapat dari Data Primer dan Data Sekunder. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data sekunder, dimana data yang diperoleh penulis
secara tidak langsung.
a. Bahan hukum Primer
Diperoleh melalui Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas, Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder berupa karya-karya ilmiah, berita-berita serta tulisan
dan buku yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diajukan.
c. Bahan hukum tertier
Bahan hukum tertier berupa bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
Kamus Hukum dan Kamus Bahasa Indonesia dan lain sebagainya.
13
M. Nazil. Metode Penelitian, (Ghalia Indonesia: Jakarta), hal. 111.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Rineka Cipta:
Jakarta, 2010), hal.172
14
Universitas Sumatera Utara
16
H. Sistematika Penulisan
1. Bab I diawali dengan latar belakang penelitian, yang berisi alasan-alasan
penulis mengambil judul sebagaimana tercantum diatas. Uraian-uraian dalam
bab ini ditujukan sebagai penjelasan awal mengenai terminologi-terminologi
yang digunakan untuk mengemukakan permasalahan dalam mengidentifikasi
masalah sebagai proses signifikasi pembahasan. Disamping itu untuk
mempertegas pembahasan dicantum pula maksud dan tujuan serta kegunaan
penelitian.
2. Bab II menjelaskan bagaimana pengaturan atas jual beli saham dalam
perseroan terbatas di Indonesia. Dalam bab ini akan membahas secara normatif
bagaimana landasan hukum pengaturan atas jual beli saham dalam perseroan
terbatas di Indonesia.
3. Bab III berisi mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang
bersifat tertutup. Terdapat mekanisme penjualan saham yang telah diatur
khususnyan mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang
bersifat tertutup di Indonesia.
4. Bab IV akibat hukum apabila pemegang saham menjual sahamnya secara
diam-diam.
5. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang dikemukakan
berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan dianalisis, dalam bab ini
juga dikemukakan berbagai saran dari penulis yang dihasilkan penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saham adalah bukti telah dilakukannya penyetoran pemuh modal yang
diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas. Saham diterbitkan
segera perseroan terbatas memperoleh status badan hukum yaitu segera setelah
perseroan terbatas disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
Pada perkembangannya saham sebagai salah satu alternatif media investasi
yang memiliki potensi tingkat keuntungan cukup besar namun tidak menolak
menimbulkan tingkat kerugian besar juga. Investasi saham adalah media investasi
dalam jangka panjang yang memberikan kemanfaatan besar. Oleh karenanya
saham berperan penting untuk meningkatkan profit ataupun taraf kehidupan
seseorang.
Saham terbagi atas beberapa jenis seperti saham preferen dan saham biasa.
Saham preferen memiliki arti saham istimewa. Istimewanya saham ini dalam hal
apabila ada pembagian deviden, maka pemegang saham preferen ini lebih
diutamakan dari pada pemegang saham biasa. Sedangkan saham biasa
kedudukannya bukan tidak lebih baik dari pada pemengang saham istimewa akan
tetapi dalam pembagian deviden, hasil yang didapat setelah dikurangi bagian
pemegang saham preferen. Tentu saja ada baik dan kurangnya atas pemegangan
saham tersebut akan tetapi apabila memiliki saham dalam suatu perusahaan maka
memiliki suara dalam perusahaan itu pula.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Saham dapat dijual belikan atau hak atas penguasaannya atau dapat
dipindah tangankan hak kepemilikannya kepada orang lain. Pasal 56 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur pemindahan
hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Akta pemindahan hak
dapat dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta dibawah tangan. Akta
pemindahan hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan.
Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan
hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan
memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk
dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pencatatan pemindahan hak. Namun kenyataannya yang ada sekarang,
pemegang saham yang merasa memiliki secara penuh akan penguasaan terhadap
saham yang dimilikinya, tidak melaksanakan apa yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pemindahan hak atas kepemilikan saham tanpa melaui mekanisme yang
ada pada dasarnya menuai kontroversi bahkan menimbulkan kerugian bagi
pemegang saham lainnya. Akan tetapi apakah kerugian ini muncul diakibatkan
karena adanya jual beli saham secara diam-diam oleh pemegang saham lainnya
atau diakibatkan oleh factor lain.
Banyak alasan yang dapat ditarik timbulnya kegiatan jual beli saham atau
pemindahan hak atas kepemilikan saham secara diam-diam, seperti; keadaan
mendesak diakibatkan kebutuhan uang atau alasan lainnya seperti memang tidak
Universitas Sumatera Utara
3
perlu mengikuti mekanisme yang ada karena perusahaan adalah perusahaan
keluarga sehingga mekanisme yang berbelit memang sengaja dihindari.
Proses jual beli saham atau peralihan hak pada kenyataannya tidak
segampang melakukan jual beli yang ada di pasar, ada mekanisme tertentu yang
harus dilalui. Ketentuan tersebut telah ditentukan di dalam Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Proses yang cukup lama apalagi
harus melalukan RUPS adalah suatu hambatan oleh karena itu proses tersebut
dilanggar begitu saja sehingga menyebabkan penjualan saham dianggap tidak sah.
Penjualan saham yang dilakukan seperti diatas memiliki arti bahwa
pemegang saham melakukan pemindahan hak atas saham kepada orang lain tanpa
ada mengikuti mekanisme dan akan memiliki dampak terhadapt penjual, si
pembeli, pemegang saham lainnya ataupun secara keseluruhan terhadap organ
perseroan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
judul Akibat Hukum Penjualan Saham secara Diam-Diam pada Perseroan
Terbatas yang Bersifat Tertutup.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut sebelumnya, dalam penelitian ini akan dibahas
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan atas jual beli saham dalam perseroan terbatas di
Indonesia?
2. Bagaimana mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang bersifat
tertutup?
Universitas Sumatera Utara
4
3. Bagaimana akibat hukum apabila pemegang saham menjual sahamnya secara
diam-diam?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan jual beli saham dalam perseroan
terbatas di Indonesia dan bagaimana mekanisme penjualan saham dalam
perseroan terbatas yang bersifat tertutup.
2. Untuk mengetahui bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan ketika
pemegang saham melakukan penjualan sahamnya secara diam-diam.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan pengetahuan yang besar bagi penulis sendiri bagaimana akibat
hukum penjualan saham secara diam-diam pada perseroan terbatas di Indonesia
dalam pembangunan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu hukum ekonomi,
khususnya yang berkaitan dengan peralihan saham perseroan terbatas ke
koperasi
2. Manfaat praktis
a. Memberikan kontribusi terhadap masyarakat untuk dapat mengetahui
bagaimana akibat hukum penjualan saham secara diam-diam pada perseroan
terbatas di Indonesia.
b. Memberikan masukan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
hukum perusahaan dan juga memberikan pemahaman pada pihak terkait
Universitas Sumatera Utara
5
seperti; praktisi hukum, praktisi legal corporate, dan juga mahasiswa
diharapkan memberikan manfaat yang cukup luas.
E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian yang ada, penelitian
mengenai
“Akibat Hukum Penjualan Saham secara Diam-Diam pada
Perseroan Terbatas yang Bersifat Tertutup”, belum pernah di bahas oleh
mahasiswa lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara dan Penulisan ini asli
disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat atau diambil dari penelitian orang
lain.Penulisan skripsi ini merupakan ide, gagasan pemikiran dan usaha penulis
sendiri bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis
orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Dengan ini penulis dapat
bertanggung jawab atas keaslian penulisan skripsi ini.
Dalam hal mendukung penulisan ini dipakai pendapat para sarjana yang
diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada
hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan, baik berupa karya
ilmiah maupun pasal-pasal dalam Peraturan Perundang-Undangan.
F. Tinjauan Kepustakaan
Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha
yang memiliki modal terdiri dari saham-saham yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas memberikan pengertian Perseroan Terbatas
Universitas Sumatera Utara
6
(Perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan
pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Oleh
karena itu sejalan dengan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa pemegang saham perseroan tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang diuat atas nama Perseroan
dan tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi saham yang
dimiliki.
Terdapat kriteria yang ada di dalam perseroan terbatas, yaitu: 1
1. Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum
2. Didirikan berdasarkan perjanjian
3. Menjalankan usaha tertentu
4. Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham
5. Memenuhi persyaratan undang-undang
Perseroan terbatas sebagai persekutuan modal, kekayaan PT terdiri dari
modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk saham. Para pendiri PT
berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk saham dan mereka
mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal. Tanggung jawab
1
Ibid., hlm. 7.
Universitas Sumatera Utara
7
para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham yang dimasukkanya
ke dalam perseroan (limited
liability). Segala hutang perseroan tidak dapat
ditimpakkan kepada harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan
hanya sebatas modal saham para pemegang saham itu yang disetorkan kepada
perseroan.
Perseroan tertutup adalah perseroan terbatas biasa, dimana modal
perseroan berasal dari kalangan tertentu, misalnya dari kalangan keluarga atau
kerabat. Oleh karenanya, saham-saham perusahaan hanya bisa dimiliki oleh
orang-orang tertentu yang telah ditentukan dan tidak dijual kepada pihak umum.
Biasanya pada lembaran saham telah tertulis nama (atas nama) pemilik saham
sehingga tidak mudah untuk dipindahtangankan kepada pihak lain. 2 Perseroan
terbatas tertutup (closely held corporaion) yang sering disebut sebgai perusahaan
pribadi (private corporation). Saham perseroan terbatas tertutup hanya dipegang
oleh beberapa orang dan tidak djual ke masyarakat umum. 3
Modal perseroan terbatas terdiri dari modal dasar, modal ditempatkan dan
modal disetor. Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan terbatas, yaitu modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal
saham. Modal dasar adalah keseluruhan nilai perusahaan yaitu seberapa besar
perseroan terbatas dapat dinilai berdasarkan permodalannya. Modal dasar bukan
merupakan modal riil perusahaan karena belum sepenuhnya modal tersebut
disetorkan. Modal dasar perseroan pada prinsipnya merupakan total jumlah saham
2
Alfian Malik, Pengantar BIsnis Jasa Pelaksana konstruksi (Yogyakarta: CV. Andi
Offset., 2010), hlm. 52.
3
Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert., Bisnis (jilid 1), edisikedelapan (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2006), hlm.111
Universitas Sumatera Utara
8
yang dapat diterbitkan oleh Perseroan. Anggaran Dasar sendiri yang menentukan
berapa banyak jumlah saham yang dijadikan modal dasar. Jumlah yang ditentukan
dalam Anggaran Dasar, merupakan nilai nominal yang murni
Modal ditempatkan adalah jumlah sahan yang sudah diambil pendiri atau
pemegang saham, dan saham yang diambil itu ada yang sudah dibayar dan ada
pula yang belum dibayar.dengan demikian modal ditempatkan adalah modal yang
disanggupi pendiri atau pemegang saham untuk dilunasinya dan saham itu telah
diserahkan
kepadanya
untuk
dimiliki.
Modal
ditempatkan
merupakann
kesanggupan para pemegang saham untuk menanamkan modalnya ke dalam
perseroan. Modal ditempatkan bukan merupakan modal riil karena belum
sepenuhnya disetorkan ke dalam perseroan.
Modal disetor adalah modal perseroan yang dianggap riil yaitu modal
saham yang telah benar-benar disetorkan ke dalam perseroan dalam hal ini
pemegang saham telah benar-benar menyetorkan modalnya ke dalam perseroan.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
modal ditempatkan harus telah disetor penuh oleh para pemegang saham.
Dalam bahasa Belanda saham disebut “aandeel”, dan dalam bahasa
Inggris disebut dengan ”share”, dalam bahasa Jerman disebut “aktie”, dan dalam
bahasa Perancis disebut “action”. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga
yang mencantumkan kata “saham” didalamnya sebagai tanda bukti pemilikan
sebagian dari modal perseroan. 4 Menurut Sapto Rahardjo saham adalah surat
4
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Inoinesia, (Jakarta; Penerbit Kencana, 2009), hal. 93
Universitas Sumatera Utara
9
berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari
individu atau instansi dalam suatu perusahaan. 5
Saham merupakan bagian terpenting dalam suatu badan hukum khususnya
dalam bentuk perseroan terbatas, hal ini dikaperenakan dengan memiliki saham
seseorang dapat mempunyai hak suara dalam suatu perseroan. Saham adalah surat
berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham patungan
sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para penbeli saham
membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima
sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas sahamsaham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para
pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang
disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang
diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden. 6
Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang
melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal dan porsentase tertentu.
Sementara itu, saham adalah jumlah satuan dari modal kooperatif yang sama
jumlahnya bisa diputar dengan berbagai cara berdagang, dan harganya bisa
berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan dan kerugian atau kinerja
perusahaan tersebut. 7
5
Sapto Rahardjo, Kiat Membangun Aset Kekayaan. (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2006), hal. 73.
6
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Inoinesia, (Jakarta; Penerbit Kencana, 2009), hal. 93
7
Indah Yuliana, Produk Keuangan Syariah, (Malang: Penerbit UIN-MALIKI PRESS, 2010)
hal.59
Universitas Sumatera Utara
10
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa saham
menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan dan memberikan hak kepada
pemiliknya. Kepemilikan tersebut memberikan kontribusi kepada pemegangnya
berupa return yang dapat diperolehnya, yaitu keuntungan modal (Capital gain)
atas saham yang memiliki harga jual lebih tinggi dari pada harga belinya, atau
deviden atas saham tersebut. Disamping hak lainnya Non-finansial-benefit berupa
hak suara dalam RUPS. Peluang untuk mendapatkan return dari capital gain ini
memotifasi para investor untuk meelakukan perdagangan saham dipasar modal
(Bursa Efek).[4] Tentang saham ini, diatur dalam pasal 40, 41, 42, 43 KUHD.
Untuk klasifikasinya, saham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
a.
Saham biasa (commons stock)
Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dikatakan bahwa dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi saham,
anggaran dasar menetapkan salah satu di antaranya sebagai saham biasa. Yang
dimaksud dengan“saham biasa“ 8 adalah saham yang mempunyai hak suara untuk
mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan
pengurusan Perseroan, mempunyai hak untuk menerima dividen yang dibagikan,
dan menerima sisa kekayaan hasil likuidasi. Hak suara yang dimiliki oleh
pemegang saham biasa dapat dimiliki juga oleh pemegang saham klasifikasi lain.
Pemegang saham biasa (common stock) memegang beberapa hak, yang
diantaranya: 9
8
Penjelasan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseraon Terbatas
Tjiptono Darmadji dan Hendry M. Fakhruddin. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan
Tanya Jawab, (Jakarta: Salemba empat, 2001)hal. 6.
9
Universitas Sumatera Utara
11
1) Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki
perusahaan
2) Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang
saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
Untuk jenis saham ini, kedudukan para pemegang saham sama dan tidak
ada yang diistimewakan. Terhadap klasifikasi saham ini, Pasal 52 UndangUndang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa
saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
1). Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS
2). Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi
3). Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT
b. Saham preferen (Preferred Stock)
1) Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara
Pasal 53 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
menjelaskan bahwa saham dapat berupa dengan hak suara atau tanpa hak
suara. Dengan demikian pemilik saham atas tanpa hak suara tidak berhak
untuk mengiktui RUPS Perseroan
2) Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi atau anggota
Dewan Komisaris
Pemilik saham ini mempunyai hak berbicara khusus (bijzondere
zeggenschapraechten). 10 Pasal 50 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa kepemilikan
10
HMN Purwosutjipto, Pengertian Pokok Dagang Indonesia Bentuk Perusahaan, (Jakarta:
Djambatan, 1983), hal. 119
Universitas Sumatera Utara
12
saham ini adalah pemegang dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan, Komisaris.
3) Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar
dengan klasifikasi saham lain
4) Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima
dividen lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian
dividen secara kumulatif atau non-kumulatif.
5) Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih
dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan
Perseroan dalam likuidasi
Pasal 53 ayat (4) huruf e dikatakan bahwa saham yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu daripemegang saham
klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan Perseroan dalam likuidasi
Pemegang saham preferen (Preferred Stock) diberikan suatu wewenang
yang diantaranya: 11
1) Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
2) Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa
tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan
membayar deviden.
11
Ibid
Universitas Sumatera Utara
13
3) Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva
sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki
hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam Anggaran Dasar
dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang
berwenang, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal
persyaratan kepemilikan saham tersebut telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak
yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak
selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum
yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau
Anggaran Dasar.
Berdasarkan penjelasan Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan instansi yang berwenang
adalah instansi yang berdasarkan undangundang berwenang mengawasi Perseroan
yang melakukan kegiatan usahanya di bidang tertentu, misalnya Bank Indonesia
berwenang mengawasi Perseroan di bidang perbankan, Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral berwenang mengawasi Perseroan di bidang energi dan
pertambangan.
Persyaratan kepemlikikan saham yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar
dan ternyata persyaratan itu tidak terpenuhi, maka:
a. Pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan
hak selaku pemegang saham. Tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang
saham memiliki arti bahwa pemegang saham tersebut memiliki hak untuk
Universitas Sumatera Utara
14
dicatat dalam daftar pemegang saham (DPS), hak untuk menghadiri dan
mengeluarkan suara dalam RUPS atau hak untuk menerima dividen yang
dibagikan
b. Saham tersebut tidak diperhtungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai
dengan ketentuan undang-undang ini dan atau anggaran dasar.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat penelitian
Penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini bersifat
deskriptif analisis yang mengacu kepada penelitian hukum yuridis normatif yaitu
menguji, mengkaji ketentuan-ketentuan tentang akibat hukum penjualan saham
secara diam-diam pada perseroan terbatas yang bersifat tertutup .
Penelitian normatif dapat dikatakan juga dengan penelitian sistematik hukum
sehingga bertujuan mengadakan identifikasi terhadap pengertian-pengertian
pokok/dasar dalam hukum, yakni masyarakat hukum, subyek hukum, hak dan
kewajiban, peritiwa hukum, hubungan hukum dan obyek hukum 12.
2. Metode Pengumpulan Data dan Pengelolaan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah
dengan studi dokumen dengan penulusuran pustaka (Library Research) yaitu
mengumpulkan data dari informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah dan juga
perundang-undangan yang berkaitan dengan materi penelitian. Menurut M. Nazil
12
Soerjono Soekanto. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. cetakan
ketigabelas, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, . 2011), hal.15.
Universitas Sumatera Utara
15
dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian, dikemukakan bahwa studi
kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. 13
3. Sumber data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 14 Sumber data
dapat dari Data Primer dan Data Sekunder. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data sekunder, dimana data yang diperoleh penulis
secara tidak langsung.
a. Bahan hukum Primer
Diperoleh melalui Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas, Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder berupa karya-karya ilmiah, berita-berita serta tulisan
dan buku yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diajukan.
c. Bahan hukum tertier
Bahan hukum tertier berupa bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
Kamus Hukum dan Kamus Bahasa Indonesia dan lain sebagainya.
13
M. Nazil. Metode Penelitian, (Ghalia Indonesia: Jakarta), hal. 111.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Rineka Cipta:
Jakarta, 2010), hal.172
14
Universitas Sumatera Utara
16
H. Sistematika Penulisan
1. Bab I diawali dengan latar belakang penelitian, yang berisi alasan-alasan
penulis mengambil judul sebagaimana tercantum diatas. Uraian-uraian dalam
bab ini ditujukan sebagai penjelasan awal mengenai terminologi-terminologi
yang digunakan untuk mengemukakan permasalahan dalam mengidentifikasi
masalah sebagai proses signifikasi pembahasan. Disamping itu untuk
mempertegas pembahasan dicantum pula maksud dan tujuan serta kegunaan
penelitian.
2. Bab II menjelaskan bagaimana pengaturan atas jual beli saham dalam
perseroan terbatas di Indonesia. Dalam bab ini akan membahas secara normatif
bagaimana landasan hukum pengaturan atas jual beli saham dalam perseroan
terbatas di Indonesia.
3. Bab III berisi mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang
bersifat tertutup. Terdapat mekanisme penjualan saham yang telah diatur
khususnyan mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang
bersifat tertutup di Indonesia.
4. Bab IV akibat hukum apabila pemegang saham menjual sahamnya secara
diam-diam.
5. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang dikemukakan
berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan dianalisis, dalam bab ini
juga dikemukakan berbagai saran dari penulis yang dihasilkan penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
Universitas Sumatera Utara