Tinjauan Yuridis Terhadap Peralihan Kepemilikan Saham Secara Diam-Diam (Studi Pada Putusan No.1130 K Pdt 2010)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang berdasarkan hukum.1 Sebagai sebuah negara
hukum, Indonesia menjunjung tinggi supermasi hukum yang terefleksi dalam
penegakan hukum (enforcement of law) dan keadilan berdasarkan Undang-Undang
Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.2 Pemberlakuan peraturan di
Indonesia dilakukan dengan cara pembentukan oleh legislatif dan eksekutif kemudian
disahkan oleh kepada eksekutif3 serta berdasarkan aturan peralihan.4
Pemberlakuan peraturan berdasarkan aturan peralihan membawa kepada
pemberlakuan hukum kolonial pada masa penjajahan ke dalam masa merdeka ini.
Peraturan tersebut antara lain Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdta) dan
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).5 KUHD yang cenderung memakai
istilah hukum dagang sudah banyak ditinggalkan oleh para pakar (Sarjana). Hal ini

1
Lihat pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945 bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
2
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana

Pranada Media Group, 2008), hal.2.
3
Lihat pasal 20 Undang-Undang Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
4
Aturan peralihan pra amandemen UUD 1945 menyatakan, Pasal III; segala Badan Negara
dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum di adakan yang baru menurut UndangUndang Dasar ini. Aturan peralihan pasca amandemen UUD 1945 menyatakan, pasal I aturan
peralihan segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama sebelum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.Aturan peralihan baik pra maupun pasca
amandemen menunjukkan adanya upaya untuk menjaga agar tidak terjadi kerukunan hukum dan Lihat
Titik Triwulan Tutik.Op.cit, hal.4.
5
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) merupakan aturan khusus (Lex Specialis)
dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt) yang lahir dari hukum perikatan yang terdapat
dalam KUHPerdata tersebut.

Universitas Sumatera Utara

disebabkan karena pengaturan mengenai pedagang dan perdagangan sendiri telah
dicabut sejak tanggal 17 Juli 1938 dengan staatblad 1938 No. 276, dengan mengubah
isi pasal 2-56 yang sekarang kita jumpai dengan istilah pengusaha dan perusahaan.

Oleh karena itu, para sarjana banyak yang cenderung kepada penggunaan istilah
hukum perusahaan.7
Hukum perusahaan adalah bentuk aturan-aturan yang diciptakan untuk
menjalankan kegiatan perusahaan. Perusahaan8 walaupun dikenal dalam KUHD, akan
tetapi pengertian mengenai perusahaan tidak disebutkan didalamnya. Hal ini
mengakibatkan munculnya penafsiran mengenai pengertian perusahaan.9 Di
Indonesia pengertian perusahaan yang semula tidak ditemukan dalam KUHD dapat
dilihat pada pasal (1) huruf B Undang-Undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib
Daftar Perusahaan sebagai berikut :
“Perusahaan yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh
keuntungan/laba”.

6

H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia: Pengetahuan Dasar
Hukum Dagang, (Jakarta: Dambatan, 2003), hal. 15.
7
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 30-31.

8
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2000), hal. 7 bahwa menurut Molengraaff, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan
secara terus menerus, bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan
atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan dan Chidir Ali, Badan Hukum,
(Bandung: Alumni, 1987), hal. 79 bahwa menurut Polak suatu usaha dapat dimasukkan dalam
pengertian perusahaan harus mengadakan pembukuan, yaitu perhitungan mengenai laba dan rugi.
9
Mulhadi, Hukum Perusahaan: Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), hal. 8-10.

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan sebagai salah satu produksi perekonomian dapat dibedakan menjadi
2 bentuk yaitu :
1. Perusahaan bukan badan hukum
2. Perusahaan badan hukum
a. Perusahaan bukan badan hukum terdiri dari:10
(i) Perusahaan dagang
(ii) Persekutuan perdata

(iii)Persekutuan firma
(iv)Persekutuan komanditer
b. Perusahaan badan hukum terdiri dari :
(i) Perseoran terbatas
(ii) Yayasan
(iii) Koperasi
Dari keseluruhan bentuk perusahaan, Perseoran Terbatas (PT) merupakan yang
paling banyak diminati oleh investor lokal maupun investor asing.11 Banyaknya
peminat terhadap perseoran terbatas membawa kepada pengaturannya yang juga terus
berkembang agar sesuai dengan perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang
semakin pesat baik secara nasional maupun internasional.12

10

Mulhadi, Op. cit, hal. 32-68
Hadijan Rusli, Perseoran Terbatas dan Aspek Hukumnya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996) hal. xi dan Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseoran
Terbatas (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002) hal. 14
12
Pengaturan PT pada awalnya terdapat pada pasal 36-56 KUHP (Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang dan Maskapai Andil Indonesia Stb 1939 : 569 jo 717 kemudian dicabut dengan
lahirnya Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 dan pada tanggal 16 Agustus 2007 dengan
11

Universitas Sumatera Utara

PT sebagai badan hukum13 atau dahulu dikenal dengan

Naamloze

Vennootschaap (NV) memiliki ciri-ciri sebagai berikut14 :
a. Adanya harta kekayaan yang terpisah
b. Mempunyai tujuan tertentu
c. Mempunyai kepentingan sendiri
d. Ada organisasi yang teratur
Keempat ciri-ciri diatas menunjukkan keleluasaan yang menjadi penyebab
ketertarikan para investor terhadap PT. Diantara ke empat ciri PT, adanya harta
kekayaan yang terpisah menjadi bagian yang paling menarik. Adanya harta kekayaan
yang terpisah mengandung maksud bahwa PT. memiliki harta yang terpisah dari para
pemegang saham.

Pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Pemegang saham adalah mereka
yang ikut serta didalam perseoran dengan menyetor sejumlah uang tertentu ke dalam

diundangkannya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 maka Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tidak
berlaku lagi.
13
Penyebutan PT sebagai badan hukum pada KUHD tidaklah jelas adanya. Pada pasal 36 ayat
1 KUHD dinyatakan PT tidak mempunyai suatu firma dan tidak memakai nama salah seorang atau
lebih pada Perseoranya. Namun diambil nyalah nama perseoran itu dari tujuan perusahaannya sematamata.Penyebutan PT sebagai badan hukum jelas terlihat pada UU No. 1 dan 95 pasal 1 angka 1 dan
pada pasal 1 angka 1 UU No. tahun 2007. Pasal 1 angka 1 UU No. 1 tahun 1995, Perseoran Terbatas
adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Pasal 1 angka 1 UU No. 40 Tahun 2007,
Perseoran Terbatas yang selanjutnya disebut Perseoran adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan Modal, didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UndangUndang ini serta peraturan pelaksanaannya.
14
Ridwan Syahrani, dalam Freddy Haris dan Teddy Anggoro, Hukum Perseoran Terbatas:
kewajiban pemberitahuan oleh Direksi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) hal. 14-15.


Universitas Sumatera Utara

PT.15 Saham merupakan bagian terpenting dari suatu PT, hal itu disebabkan karena
saham merupakan modal perseoran yang paling utama pada saat PT tersebut
didirikan. Saham pada dasarnya digunakan untuk beberapa hal, yaitu :16
a. Dalam rangka pendirian perusahaan
b. Pemenuhan modal dasar
c. Peningkatan modal dasar
Berdasarkan cara pengalihannya saham dibagi atas :17
1. Saham atas unjuk (bearer stock), adalah pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham.
2. Saham atas nama (registered stock), adalah saham dengan nama pemilik yang
ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
Dalam kepemilikan saham memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap
penentuan kebijakan yang akan diambil dalam sebuah PT.18 Disamping itu
kepemilikan terhadap saham memiliki manfaat sebagai berikut:19


15

Pasal 32 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2007 menyatakan modal dasar perseoran paling sedikit
Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) dan pasal 33 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2007 menyatakan
paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 32
ditempatkan dan disetor penuh.
16
M. Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 188.
17
Tjipttono Darmadji, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006), hal. 8.
18
Sri Redjeki Hartono, Kapita Selekta Hukum Perusahaan, (Bandung: Mandar Maju, 2000),
hal. 68

Universitas Sumatera Utara

a. Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemilik saham.
b. Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan

harga belinya.
c. Manfaat non-finansial adalah timbulnya kebanggaan dan kekuasaan
memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.
Terjadinya peralihan saham berarti adanya peralihan atas semua hak dan
kewajiban yang dimiliki pemegang saham yang sebelumnya kepada pemegang saham
yang baru. Menurut Rusdin berdasarkan cara peralihannya, saham dibagi menjadi 2,
yaitu :20
1. Saham atas unjuk (Bearer Stock), ialah saham yang tidak ditulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham atas nama (Registered Stock), ialah saham yang ditulis dengan jelas siapa
pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu; dengan
dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku
perusahaan khusus memuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi
kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat penggantinya.

19
20

Repository.usu.id/bitstream/123456789/30102/3/ChapterII.Pdf, diakses 1 Oktober 2012.
Respository.upi.edu/operator/upload/t_nmb_0708032_chapter2.pdf, diakses 3 Oktober


2012.

Universitas Sumatera Utara

Dalam proses peralihan21 saham dapat terjadi dan dimulai berdasarkan
keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) atau sejak semula sudah
ditentukan dalam anggaran dasarnya. Peralihan kepemilikan saham harus memenuhi
prosedur yang mengacu pada itikad baik teruama mengacu pada prinsip Good
Corporate Governence.
Peralihan saham yang dilakukan dalam sebuah PT adalah melalui jual beli.
Namun terdapat perbedaan antara PT tertutup dengan PT terbuka.PT tertutup dalam
melakukan jual beli saham dilakukan dengan melakukan penetapan dalam anggaran
dasar dan ditentukan dengan kebijakan para pemegang saham. Hal ini berbeda
dengan PT terbuka dimana melakukan penjualan saham melalui pasar modal yang
artinya penawaran saham ditujukan kepada publik. Dalam proses penjualan saham
pada pasar modal PT yang bersifat terbuka melakukan tindakan berupa penawaran
tender (Tender Offer). Penawaran tender ini dilakukan melalui media massa untuk
memperoleh Efek Bersifat Ekuitas dengan cara pembelian atau pertukaran dengan


21

Pasal 55 UU No. 40 tahun 2007, menyatakan dalam anggaran dasar perseoran ditentukan
cara pemindahan hak atas saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 56 UU
No. 40 Tahun 2007 :
1. Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak
2. Akta pemindahan hak sebagimana dimaksud pada ayat 1 atau salinannya disampaikan secara
tertulis kepada perseoran.
3. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal dan hari pemindahan hak tersebut
dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 1 dan
ayat 2 dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada menteri untuk dicatat
dalam daftar perseoran paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan
pemindahan hak.
4. Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 belum dilakukan, menteri menolak
permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama
pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut.
5. Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan dipasar modal
diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.

Universitas Sumatera Utara

Efek lainnya. Dalam penawaran tender tidak serta merta selalu terjadi dengan tahapan
yang bersih akan tetapi sering pula terjadi penyimpangan dalam proses penawaran
tender untuk memperoleh untung yang besar.22
Tidak hanya terbatas pada hal tersebut, dalam sebuah PT terutama yang bersifat
terbuka dapat terjadi peralihan saham secara diam-diam dimana bentuk peristiwanya
adalah terdapat seorang pemegang saham mendapati sahamnya telah dibagi-bagi oleh
direktur utama kepada keluarganya yang mana dalam proses peralihan saham seakan
terjadi jual beli kepada keluarganya.
Oleh karena itu, peneliti memandang perlu suatu penelitian lebih lanjut
mengenai peralihan kepemilikan saham pada sebuah perseoran terbatas, maka
dilakukan penelitian dengan judul : “Tinjauan Yuridis Terhadap Peralihan
Kepemilikan

Saham

Secara

Diam-Diam

(Studi

Pada

Putusan

No.

1130/K/Pdt/2010)”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan beberapa masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana pengalihan hak atas saham pada Perseroan Terbatas?
2. Bagaimana akibat hukum saham yang dialihkan secara diam-diam pada
Perseoran Terbatas?
3. Bagaimana putusan pengadilan pada kasus Putusan Nomor 1130/K/Pdt/2010?
22

, www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi.../Go%20Private.pdf, (diakses tanggal 13
Desember 2012).

Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengalihan hak atas saham pada perseroan terbatas.
2. Untuk mengetahui akibat hukum saham yang dialihkan secara diam-diam pada
perseoran terbatas.
3. Untuk

mengetahui

putusan

pengadilan

pada

kasus

Putusan

Nomor

1130/K/Pdt/2010.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakn dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis,
yaitu :
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan atau
data informasi pengembangan ilmu pengetahuan tentang peralihan kepemilikan
saham pada perseroan terbatas.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kerangka
acuan dalam proses peralihan kepemilikan saham pada perseroan terbatas.

E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan penelusuran yang telah dilakukan oleh peneliti di
perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya di Magister Kenotariatan,
diketahui bahwa penelitian tentang “Tinjauan Yuridis Terhadap Peralihan
Kepemilikan

Saham

Secara

Diam-Diam

(Studi

Pada

Putusan

No.

Universitas Sumatera Utara

1130/K/Pdt/2010)”, belum pernah dilakukan dalam pendekatan dan perumusan
masalah yang sama, walaupun ada beberapa topik mirip, namun jelas berbeda dengan
penelitian ini.
Ada ditemukan beberapa, penelitian sebelumnya tentang perseroan terbatas,
namun topik permasalahan dan bidang kajiannya berbeda dengan penelitian ini,
penelitian tersebut antara lain :
1. Pertanggungjawaban Direksi Perseroan Terbatas Dalam Tindak Pidana Korupsi,
Oleh Edi Yunara/NIM 982105007,
2. Peranan Risk Management (Manajemen Risiko) Dalam Tugas dan Tanggung
Jawab Direksi Perseoran Terbatas ditinjau dari UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan dan UU No. Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT), oleh
Andy/NIM. 107005059,
3. Analisis Juridis Business Judgement Rule sebagai Wujud Perlindungan Terhadap
Direksi Suatu Perseoran Terbatas (PT), oleh Christian Orchard/NIM. 047011009,
4. Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi dalam Prinsip Corporate Opportunity,
yang ditinjau dari Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas
(PT), oleh Maria N. Sihombing/NIM. 097011062,
5. Tinjauan Yuridis mengenai Perbuatan Pemberian Kuasa dari Direksi kepada
Komisaris dalam Hal Meminjam Kredit pada PT. Bank Mestika Dharma, oleh
Henny Suryani/NIM. 097011038,

Universitas Sumatera Utara

6. Analisis Yuridis terhadap Kedudukan Direksi Badan Usaha Milik Negara dalam
rangka Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam Pengelolaan
Perusahaan, oleh Syophia Nely/NIM. 067011092.
F. Kerangka Teoritis dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian.
Artinya, teori hukum harus dijadikan dasar dalam memberikan preskripsi atau
penilaian apa yang seharusnya memuat hukum. Teori hukum tidak hanya sebatas
dapat digunakan untuk menjelaskan fakta atau peristiwa hukum yang terjadi
melainkan teori hukum juga dapat digunakan sebagai pisau analisis pembahasan
tentang peristiwa atau fakta hukum yang diajukan dalam masalah penelitian.23
Saham merupakan salah satu surat berharga yang paling popular selain obligasi
dan reksadana di dalam pasar modal. Didalam sebuah saham sangat melekat hak
kebendaan.
Hak kebendaan yang terdapat dalam saham terdiri atas:24
a. “Hak atas saham dapat dialihkan atau dipindahkan”
Hal ini dapat dilihat dalam pasal 55 hingga pasal 59 UU No. 40 Tahun 2007, yang
mengatur bahwa hak yang melekat pada saham tersebut dapat dialihkan kepada
setiap orang atau pihak, selama dan sepanjang dilakukan menurut ketentuan dan
tata cara yang ditetapkan dalam UU No. 40 Tahun 2007.

23

Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 46
24
Megarita, Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Saham yang digadaikan, (Medan: USU
Press, 2008), hal. 42-45

Universitas Sumatera Utara

b. Saham bersifat individualiteit
Sifat ini mengandung maksud bahwa yang dapat dimiliki sebagai kebendaan
adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat ditentukan terpisah.Dalam UU
No. 40 Tahun 2007 ditentukan, setiap lembar saham dengan nilai nominal terkecil
mempunyai dan memberikan hak yang tidak terbagi kepada pemiliknya.Sehingga
setiap pemegang atau pemilik dari pecahan nilai nominal saham tidak mempunyai
hak suara perseorangan, kecuali jika pemegang atau pemilik pecahan nilai nominal
saham kemudian bergabung bersama-sama dengan pemegang pecahan nilai
nominal saham lainnya yang sejenis hingga memiliki nilai nominal sebesar satu
nominal saham dari kualifikasi tersebut.Dalam hal tersebut, terhadap mereka
diberikan hak sebagai pemegang satu lembar saham. Dengan demikian, tampak
bahwa setiap lembar saham dengan nilai nominal terkecil yang diakui perseroan
terbatas dalam anggaran dasarnya adalah suatu benda tersendiri yang memberikan
hak kebendaan yang utuh pada saham tersebut sesuai dengan ketentuan yang
mengaturnya, yaitu baik yang diatur secara umum dalam KUH Perdata, secara
khusus dalam UU No. 40 Tahun 2007 dan UU No. 8 Tahun 1995.
c. Hak atas saham bersifat menyeluruh
Saham
memberikan
hak
kepemilikan
yang
utuh
bagi
setiap
pemiliknya.Kepemilikan atas setiap lembar saham dengan nilai nominal terkecil
yang diakui dalam anggaran dasar perseroan adalah kepemilikan menyeluruh dari
seluruh hak yang melekat pada saham tersebut dan dapat melaksanakan hak-hak
yang diberikan oleh UU No. 40 Tahun 2007 kepada setiap pemiliknya. Dalam hal
seseorang bermaksud untuk mengakibatkan beralihnya seluruh ha katas saham
tersebut, termasuk dividen yang mungkin diterima dikemudian hari dan risiko
kerugian yang dapat terjadi pada harta kekayaan perseroan yang merupakan modal
bersama dari para pemegang saham tersebut.
d. Hak atas saham tak dapat dipisah-pisahkan (onsplitsbaarheid)
Makna tidak dapat dipisah-pisahkan menunjuk pada suatu keadaan, misalnya
seorang pemilik kebendaan tertentu tidak dimungkinkan melepaskan hanya
sebagian hak miliknya atas suatu kebendaan yang utuh.Meskipun seorang pemilik
diberikan kewenangan untuk membebani hak miliknya dengan hak kebendan
lainnya yang bersifat terbatas tidak mungkin dapat diberikan untuk sebagian dari
benda, melainkan harus untuk seluruh benda tersebut sebagai satu kesatuan.Dalam
UU No. 40 Tahun 2007, hal tidak dapat dipisah-pisahkannya ha katas saham
tampak dalam rumusan pasal 52 ayat 4.Setiap pemegang suatu saham dengan nilai
nominal terkecil yang diakui dalam anggaran dasar perseroan merupakan satusatunya yang berhak untuk bersuara dalam rapat umum pemegang saham
perseroan, dalam hal karena suatu sebab, ha katas saham tersebut dikuasai atau
dimiliki oleh lebih dari seorang.Dari rumusan pasal 52 ayat 4 UU No. 40 Tahun
2007 jelas bahwa ha katas saham tidak mungkin dapat dipecah-pecah
pelaksanaannya.

Universitas Sumatera Utara

e. Hak atas saham mengikuti bendanya (droit de suite)
Hak kebendaan yang mengikuti bendanya, merupakan ciri utama atau paling
pokok dari hak kebendaan.Dengan hak kebendaan yang mengikuti bendanya ini,
seorang pemegang hak kebendaan dilindungi.Ke tangan siapapun kebendaan yang
dimiliki dengan hak kebendaan tersebut beralih atau dikuasai, pemilik dengan hak
kebendaan tersebut berhak untuk menuntutnya kembali dengan atau tanpa disertai
dengan ganti rugi.Ketentuan tentang hal ini dapat dilihat dalam pasal 60 UU No.
40 Tahun 2007 yang menentukan bahwa meskipun saham tersebut telah
digadaikan namun hak suara atas saham tetap ada pada pemilik saham tersebut.
f. Hak atas saham dapat memberikan Jura In Re Aliena (yang terbatas)
Jura in aliena berasal dari bahasa latin, yaitu suatu hak kebendaan yang terbatas
yang dimiliki oleh seorang atau suatu badan hukum tertentu diatas suatu benda
dengan hak kebendaan yang lebih luas atau lebih tinggi tingkatannya. Dalam hal
ini dapat terjadi bahwa diatas suatu benda terdapat hak kebendaan yang
terbatas.Contohnya, hak jaminan kebendaan dalam bentuk gadai adalah suatu
pemberian hak kebendaan yang terbatas atas benda bergerak tentu yang
digadaikan, sedangkan terhadap benda yang digadaikan tersebut terdapat hak
kebendaan dalam bentuk hak milik pada pemilik kebendaan tersebut.Hak milik
tersebut memberikan kepada pemiliknya hak untuk menjaminkan benda tersebut
dalam bentuk gadai.Jadi, atas suatu kebendaan mungkin diletakkan lebih dari satu
jenis hak kebendaan, hak kebendaan yang keberadaannya melekat pada
keberadaan atau eksistensi dari hak kebendaan yang lebih luas atau lebih tinggi
tingkatannya tersebut dinamakan Jura in re aliena.Hak kebendaan ini juga masih
dapat melahirkan atau menciptakan, menjelama lebih lanjut menjadi benda, yang
selanjutnya dapat lagi diberik hak kebendaan terbatas”.
Dalam penguasaan saham yang merupakan benda bergerak atau untuk
memperoleh benda dan hak kebendaan yang melekat pada benda yang diperoleh
tersebut dapat terjadi :25
1. Akibat perbuatan hukum, dimana dalam hal pendakuan dan penyerahan
berdasarkan suatu peristiwa perdata untuk pemindahan hak milik yang
dilakukan oleh orang yang berhak untuk berbuat bebas terhadap barang itu.

25

Ibid, hal. 45

Universitas Sumatera Utara

2. Akibat peristiwa hukum sebagai akibat perlekatan, karena daluarsa, karena
pewarisan, baik menurut undang-undang maupun menurut surat wasiat dan
dengan penunjukan.
Dalam mengkaji kepemilikan terhadap saham dapat digunakan 3 teori, yaitu:26
1. Teori perjanjian (overeenkomst theorie)
2. Teori tentang tanggung jawab (responsibility theory)
3. Teori ligitimasi yaitu teori hukum surat-surat berharga
Teori perjanjian (overeenkomst theorie) mengatakan; yang menjadi dasar
hukum mengikatnya adalah suatu perjanjian, yang merupakan perbuatan hukum
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya dengan satu orang atau lebih
sesuai dengan pengertian dari Pasal 1313 KUH Perdata tentang perjanjian.27
Perjanjian mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan perundangundangan, artinya perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan mengikat mereka
sebagai Undang-undang apabila perjanjian yang dibuat memenuhi syarat-syarat
sahnya perjanjian dalam Pasal 1320 KUHPerdata dan Pasal 1338 KUHPerdata,
sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat (1) yang menyebutkan bahwa “semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya”, Ayat (2) : “perjanjian-perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain
dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh Undang-

26

“http://ww.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-254-8905289-bab%2oi.pdf”,diakses
10
Oktober 2012.
27
http://hukumadmissible.wordpress.com/tag/perjanjian/, (diakses tanggal 11 Oktober 2012).

Universitas Sumatera Utara

undang dinyatakan cukup untuk itu”, Ayat (3) “perjanjian-perjanjian itu harus
dilaksanakan dengan itikad baik”.28
Makna yang terkandung dari Pasal 1338 Ayat (1) dari kalimat “semua
perjanjian yang dibuat secara sah” menunjukkan asas kebebasan berkontrak, pada
kalimat “bagi mereka yang membuatnya” menunjukkan asas personalitas.
Prinsip pacta sunt servanda, para pelaku harus melaksanakan kesepakatankesepakatan yang telah disepakatinya dan dituangkan dalam kontrak.
Teori tanggung jawab (responsibility theory), berdasarkan teori ini, tanggung
jawab dilihat dari hubungan hukum para pihak di dalam perjanjian, dimana dalam
setiap hubungan hukum antara para pihak diawali dengan suatu perikatan atau
perjanjian pembebanan jaminan atas saham apabila debitur wanprestasi, debitur
dianggap wanprestasi apabila dia tidak melakukan apa yang disanggupi untuk
dilaksanakan sebagai kewajibannya untuk memenuhi prestasinya.
Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana dijanjikan,
melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat, atau melakukan sesuatu yang
menurut kontrak atau perjanjian tidak boleh dilakukan. Akibat dari wanprestasi itu
biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, pembatalan kontrak, peralihan
resiko, maupun membayar biaya perkara.29

28

http://ideapahlevi.blogspot.com/2012/10/perserikatan-perdata-beserta-analisa.html, (diakses
tanggal 15 Oktober 2012).
29
http://asro.wordpress.com/2011/09/26/kontrak-3-asas-hukum-kontrak/, (diakses tanggal 15
Oktober 2012).

Universitas Sumatera Utara

Dalam hubungan para pihak akan menimbulkan hak dan kewajiban masingmasing pihak dan juga timbul tanggung jawab masing-masing. Pada umumnya setiap
orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.Dengan demikian bertanggung
jawab dalam pengertian hukum, berarti adanya keterikatan, ini berarti tanggung
jawab hukum (legal responsibility) dimaksudkan sebagai keterikatan terhadap
ketentuan-ketentuan hukum, dalam hal ini keterikatan saham Perseroan Terbatas yang
dibebankan jaminan gadai.
Teori legitimasi (teori hukum surat-surat berharga) menyebutkan, seseorang
yang secara nyata memegang sepucuk saham atas tunjuk atau saham blanko dengan
itikad baik, maka ia dilegitimasi oleh hukum bahwa ia adalah orang yang berhak atas
saham tersebut. Berdasarkan teori legitimasi, maka dengan legitimasi ia dinyatakan
sebagai “eigenaar” dari saham dimana sebelumnya ia hanyalah “houder”. Houder
menurut Nindyo Pramono diterjemahkan sebagai pemegang saham, serta menurut
Algra dan Gokkel dikenal tiga istilah yang erat kaitannya dengan persoalan pemilikan
atau penguasaan suatu benda, yaitu Houder, Bezitten, dan Eigendom. Houder artinya
sebagai pemegang benda secara nyata, apabila memegang benda secara nyata dengan
maksud untuk memiliki, maka ia dikatakan sebagai bezitten (menguasai).
2. Landasan Konsepsi
Penggunaan konsep dalam suatu penelitian adalah untuk menghindari
penafsiran yang berbeda terhadap kerangka konsep yang dipergunakan penulis dalam
merumuskan konsep dengan menggunakan model defenisi operasional. Adapun
defenisi operasional yang digunakan, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Peralihan, yaitu : pergantian, perlintasan (dari keadaan yang satu pada keadaan
yang lain), pertukaran, perubahan bentuk atau raut luar.30 Penggunaan
pengertian yang tepat adalah peralihan merupakan pergantian dari kesadaran
yang satu pada keadaan yang lain.
2. Kepemilikan adalah pemelikan yang mencakup pada pengelolaan31
3. Saham adalah kertas berharga yang merupakan tanda bahwa pemiliknya ikut
penyertaan modal suatu perusahaan.32
4. Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan Modal,
didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham

G. Jenis Dan Sifat Penelitian
Penelitian merupakan salah satu cara yang tepat untuk memecahkan masalah,
selain itu penelitian juga dapat digunakan untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran. Dilaksanakan untuk mengumpulkan data guna memperoleh
pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban atas pokok-pokok permasalahan yang
dirumuskan, sehingga diperlukan rencana yang sistematis, metodelogi merupakan
suatu logika yang menjadi dasar suatu penelitian ilmiah. Oleh karenanya pada saat
melakukan penelitian seseorang harus memerhatikan ilmu pengetahuan yang menjadi

30
Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,
2008), hal. 40.
31
Ibid, hal. 915
32
Gatot Supramono, Hukum Perseroan Terbatas yang baru, (Jakarta: Djambatan, 1996), hal.
46.

Universitas Sumatera Utara

induknya.33 Pada penelitian hukum ini, saya menjadi bidang ilmu hukum sebagai
landasan ilmu Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas dan
putusan Mahkamah Agung No. 1130 K/Pdt/2010.
Penelitian normatif merupakan prosedur penelitian untuk menemukan
kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Penelitian
normatif selalu mengambil isu dari hukum sebagai sistem norma yang digunakan
untuk memberikan justifikasi presfektif tentang suatu peristiwa hukum. Penelitian ini
dilakukan dengan maksud memberikan argumentasi hukum, sebagai dasar penentu
apakah suatu peristiwa sudah benar salah serta bagaimana sebaiknya peristiwa itu
menurut hukum.34
Sifat penelitian ini adalah deskriptif normatif, merupakan metode yang di pakai
untuk menggambarkan suatu kondisi atau keadaan yang sedang berlangsung yang
tujuan nya agar dapat memberikan data mengenai objek penelitian sehingga mampu
menggali hal-hal yang bersifat ideal, kemudian dianalisis berdasarkan teori hukum
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.35 dalam tesis ini metode deskriptif
noematif digunakan untuk memberi gambaran atau suatu fenomena yang
berhubungan dengan peralihan kepemilikan saham pada perseroan terbatas yang
ditinjau berdasarkan undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
33
Soemitro Ronny Hanintijo, Metodologi Penelitian Hukum dan Juru Materi, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2006), hal. 9
34
Soemitro Ronny Hanintijo, Op.cit, hal. 146
35
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Abad ke-20 (Bandung : Alumni,
1994), hal. 78

Universitas Sumatera Utara

1. Sumber Bahan Hukum
Penelitian hukum normatif yang menitik beratkan pada studi kepustakaan dan
berdasarkan pada sekunder, maka bahan hukum yang di gunakan dapat di bagi ke
dalam beberapa kelompok, yaitu:
1. Bahan hukum primer, meliputi seluruh peraturan perundang-perundangan yang
relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, antara lain:
a. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
b. Undang-Undang No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
2. Bahan hukum sekunder, merupakan bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer sebagaimana yang terdapat dalam kumpulan
pustaka yang bersifat sebagai penunjang dari bahan hukum primer, yang terdiri
dari:
a. Buku-buku
b. Jurnal-jurnal
c. Majalah-majalah
d. Artikel-artikel
e. Dan berbagai tulisan lainnya
3. Bahan hukum Tertier yang memberikan informasi lebih lanjut mengenai bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti;
a. Kamus Hukum
b. Berbagai masalah hukum yang berkaitan dengan saham

Universitas Sumatera Utara

2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data mempunyai hubungan erat dengan sumber data, karena
dengan pengumpulan data akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya
dianalisis sesuai kehendak yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam
penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kepustakaan (library
research).36 Melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, literaturliteratur, tulisan-tulisan pakar hukum, dokumen resmi, publikasi dan hasil penelitian
yang berkaitan dengan penulisan ini.

3. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke
dalam kategori-kategori dan satuan uraian dasar, sehingga ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja, seperti yang disaran oleh data.37 Analisis data yang akan
dilakukan secara kualitatif,38 Kegiatan ini diharapkan akan dapat memudahkan
penulis dalam menganalisis permasalahan yang akan dibahas, menafsirkan dan
kemudian menarik kesimpulan. Analisis kualitatif dilakukan terhadap paradigma

36

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta : Rajawali Press, 2010), hal.
112-113. Studi Kepustakaan dapat membantu peneliti dalam berbagai keperluan, misalnya : a)
Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian dan yang sejenis dan berkaitan dengan
permasalahan yang digunakan; c) sebagai sumber data skzjunder; d) Mengetahui historis dan
perspektif dari permasalahan penelitiannya; e) mendapatkan indormasi tentang cara evaluasi atau
analisis data yang dapat digunakan; f) Memperkaya ide-ide baru; dan g) Mengetahui siapa saja peneliti
lain di bidang yang sama dan iaa pemakai hasil penelitian tersebut.
37
Analisis data menurut patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke
dalam suatu pola, kategori dan stauan urafen oasar. Analisa berbeda dengan penafsiran yang
memberikan arti yang sign ifikan terhadap hasil analisis menjelaskan pola uraian dan mencari
hubungan diantara dimensi uraian., dalam : Lexy J. Moleono, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 280
38
Ibid, hal. 281

Universitas Sumatera Utara

hubungan dinamis antara teori, konsep-konsep dan data yang merupakan modifikasi
yang tetap dari teori dan konsep yang didasarkan pada yang dikumpulkan. Hal ini
dilakukan sehubungan data yang dianalisis beraneka ragam, memiliki sifat dasar yang
berbeda satu dengan lainnya.

Universitas Sumatera Utara