Tinjauan Yuridis Terhadap Peralihan Kepemilikan Saham Secara Diam-Diam (Studi Pada Putusan No.1130 K Pdt 2010)

BAB II
PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS

A. Dasar Hukum Peralihan Saham Pada Perseroan Terbatas
Pengaturan umum mengenai Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Menurut Pasal 1 angka 1
UUPT, Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang, serta peraturan
pelaksanaannya. Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa saham merupakan
bukti penyetoran modal kepada Perseroan. Menurut Pasal 7 ayat (2) UUPT, Bagian
atas saham tersebut wajib diambil oleh para pendiri pada saat Perseroan tersebut
didirikan. Para pendiri yang telah mengambil bagian sahamnya disebut sebagai
pemegang saham.1
Pasal 55 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun

2007

menyatakan bahwa “Dalam Anggaran Dasar Perseroan ditentukan juga cara
pemindahan hak atas saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Pemindahan hak saham dilakukan dengan Akta Pemindahan Hak Atas Saham
pasal 56 ayat (1) Akta Pemindahan Hak Atas Saham tersebut dapat di buat dalam
bentuk

akta

dibawah

tangan

atau

akta

otentik

(Akta

Notaris).


Akta pemindahan hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan,

Universitas Sumatera Utara

(Pasal 56 ayat 2). Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan
hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus. (pasal
56 ayat 3). Jika perubahan kepemilikan saham tersebut tidak dicatat dalam Daftar
Pemegang Saham maka pemilik/pemegang hak yang baru (pembeli), belum
mmepunyai hak-hak sebgaiamana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 1 (Pasal 52 ayat 2),
yaitu:
a. Hak untuk menghadiri dan mengelurkan suara dalam RUPS,
b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi,
c. Menjalankan hak lainysa berdasarkan Undang-Undang Perusahan
Adanya akibat hukum sebagai mana dimaksud dalam pasal 52 ayat 2 UUPT
tersebut tentunya harus sangat diperhatikan oleh Para Notaris dalam

kaitan

pembuatan akta-akta PT khususnya menyangkut pembuatan akta Jual Beli Saham.
Dalam Anggaran Dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan hak atas

saham, yaitu :
a. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham klasifikasi
tertentu atau pemegang saham lainnya;
b. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ Perseroan; dan
atau
c. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

Universitas Sumatera Utara

Pasal 57 ayat 1, disebutkan bahwa persyaratan tersebut tidak berlaku dalam hal
pemindahan

hak atas saham disebabkan peralihan hak karena hukum, kecuali

keharusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berkenaan dengan pewarisan.
Pasal 57 ayat 2, disebutkan bahwa dalam hal anggaran dasar mengharuskan
pemegang saham penjual menawarkan terlebih dahulu sahamnya kepada pemegang
saham klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya, dan dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata pemegang

saham tersebut tidak membeli, pemegang saham penjual dapat menawarkan dan
menjual sahamnya kepada pihak ketiga.
Pasal 58, disebutkan bahwa untuk melakukan pemindahan hak atas saham harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UUPT maupun Anggaran
Dasar Perseroan Terbatas, untuk melakukan pemindahan hak atas saham
diperlukannya persetujuan dari Organ Perseroan, misalnya Persetujuan RUPS atau
Persetujuan Dewan Komisaris, jika memang Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
menetapkan harus adanya persetujuan tersebut. Sehingga apabila Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas tidak menentukan diperlukannya persetujuan dari Organ
Perseroan maka persetujuan tersebut tidak diperlukan.Hal tersebut sesuai dengan
ketentuan

Pasal 57 ayat 1 UUPT. Jika Anggaran Dasar Perseroan Terbatas

mensyaratkan untuk pemindahan hak atas saham tersebut harus memperoleh
persetujuan dari Organ Perseroan maka pemberian persetujuan pemindahan hak atas
saham tersebut atau penolakannya harus diberikan secara tertulis dalam jangka waktu
paling lama 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal Organ Perseroan

Universitas Sumatera Utara


menerima permintaan persetujuan pemindahan hak tersebut. (pasal 59 ayat 1) Jika
jangka waktu tersebut telah lewat dan Organ Perseroan tidak memberikan pernyataan
tertulis, Organ Perseroan dianggap menyetujui pemindahan hak atas saham tersebut.
(pasal 59 ayat 2) dalam pemindahan hak atas saham tersebut disetujui oleh Organ
Perseroan, pemindahan hak harus dilakukan dalam jangka waktu paling lama 90
(sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan diberikan.
Pasal 59 ayat 3, disebutkan bahwa Direksi wajib memberitahukan perubahan
susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam Daftar Perseroan.
Kapan Pemberitahuan Tersebut Harus Dilakukan, Pasal 56 ayat 3 UUPT memnetukan
bahwa pemberitahuan tersebut wajib dilakukan oleh Direksi Perseroan paling lambat
30 (tiga puluh ) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak atas saham
tersebut dalam DPS.
Sehubungan dengan ketentuan tersebut maka pemberitahuan tersebut wajib
dilakukan oleh Direksi Perseroan kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak dicatat dalam DPS bukan sejak tanggal diadakannya RUPS untuk menyetujui
pemindahan hak atas saham tersebut atau juga bukan sejak dibuatnya akta
pemindahan hak. kapan direksi harus mencatat adanya pemindahan hak atas saham
tersebut dalam dps UUPT tidak menentukan kapan Direksi wajib mencatat adanya
pemindahan hak atas saham tersebut dalam DPS. Tidak adanya tenggang waktu yang

mewajibkan Direksi untuk mencatat perihal pemindahan hak atas saham tersebut
dalam DPS dapat mengakibatkan timbulnya permasalahan hukum tersendiri.

Universitas Sumatera Utara

Pasal 15 ayat 3 Per. Menkumham RI No M.HH-01.AH.01.01 Tahun 2011
tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas (PD PT),
menentukan bahwa Dokumen Pendukung untuk pemberitahuan perubahan data
dikarenakan adanya perubahan pemegang saham karena penglihan saham adalah:
1.Tembusan akta perubahan susunan pemegang saham yang meliputi nama dan
jumlah saham yang dimilikinya dilengkapi dengan akta pemindahan hak atas saham
yang diketahui oleh notaris sesuai dengan aslinya; dan
2. Ringkasan akta perubahan nama pemegang saham karena pengalihan saham.
(sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri tersebut … Lihat
dibagian akhir tulisan ini).
Sebagaimana diuraikan di atas, untuk melakukan pemindahan hak atas saham
diperlukan adanya persetujuan RUPS apabila AD PT yang bersangkutan
mensyaratkan hal tersebut. Jika AD PT tidak mensyaratkan hal tersebut maka
tentunya tidak perlu diadakan RUPS dan karenanya tidak ada akta Risalah RUPS.

Namun dengan adanya ketentuan Pasal 15 ayat 3 Peraturan Menkumham RI yang
mensyaratkan adanya salah satu Dokumen Pendukung untuk penyampaian perubahan
data karena pemindahan hak berupa “ Tembusan akta perubahan susunan pemegang
saham yang meliputi nama dan jumlah saham yang dimilikinya dilengkapi”
disamping “, akta pemindahan hak atas saham yang diketahui oleh Notaris sesuai
dengan aslinya”, mau tidak mau di dalam praktek sebelum dilakukannya pembuatan
akta jual beli saham maka terlebih dahulu diadakan RUPS dan dibuatlah Risalah

Universitas Sumatera Utara

RUPS yang didalamnya

berisikan persetujuan penjualan saham sekaligus

menyebutkan nama-nama para pemegang saham dan jumlah saham yang dimiliki.
Apabila kita berpegang pada ketentuan pasal 56 ayat 3 UUPT yang menentukan
jangka waktu penyampaian pemberitahuan pemindahan hak atas saham kepada
Menteri dihitung dari dicatatnya pemindahan hak tersebut oleh Direksi Perseroan
dalam DPS maka seharusnya DPS merupakan salah satu dokumen pendukung yang
wajib ada dan disampaikan untuk keperluan perubahan data dan juga menjadi dasar

untuk melakukan input data dalam sistem SABH. Jika pemberitahuan kepada Menteri
tersebut belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau
pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham
yang belum diberitahukan tersebut, (pasal 56 ayat 4).39

B. Bentuk Peralihan Secara Diam-Diam Pada Perseroan Terbatas
Peralihan saham secara diam-diam adalah merupakan pemindahan/peralihan
hak atas kepemilikan saham, tanpa persetujuan RUPS, atau Komisaris, atau
keduanya. Maka bentuk peralihan secara diam-diam mengandung makna yaitu telah
berubahnya status kepemilikan sebuah saham tanpa sepengetahuan/izin dari pemilik
yang sah, ini biasanya dapat dilakukan seorang direksi.
Pengalihan saham biasanya memang diatur dalam anggaran dasar PT bahwa
setiap pengalihan saham harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan RUPS, atau

39

http://alwesius.blogspot.com/2011/10/pemindahan-hak-atas-saham-menurut-uu-no.html,
(diakses tanggal 20 Juni 2014).

Universitas Sumatera Utara


Komisaris, atau keduanya. Akan tetapi perlu juga diketahui bahwa kata biasanya
disini menunjukkan bahwa hukum mengenai perihal ini tidak mewajibkan demikian.
Dibiarkan untuk diatur sendiri oleh para pendiri atau pemegang saham PT yang
bersangkutan (ps.50 (2) Undang-Undang No.1 Tahun 1995 Tentang Perseroan
Terbatas atau UUPT"). Ketentuan tersebut juga diatur dalam anggaran dasar PT.
Dengan demikian, dapat dilihat apakah transaksi jual beli tersebut telah seluruhnya
memenuhi ketentuan anggaran dasar PT dan hukum yang berlaku khususnya
mengenai perjanjian jual beli (lihat ps.1457 KUH Perdata). Selain itu perlu dicatat
bahwa PT mempunyai kepentingannya sendiri terlepas daripada kepentingan masingmasing pemegang sahamnya (lihat ps.2 UUPT). Kepentingan tersebut dituangkan
dalam ketentuan maksud dan tujuan PT dalam anggaran dasar. Jadi setiap tindakan
orang dalam ataupun orang luar PT yang tidak selaras dengan kepentingan PT
menjadi tanggung jawab dari masing-masing pihak tersebut, dan bila manusia saja
menjadi tanggung jawab pribadi. Setiap pemegang saham dapat menyalurkan
kepentingannya masing-masing melalui RUPS, sebagai organ tertinggi dalam PT
mempunyai kekuasaan yang tidak terbagi (ps.63 (1) UUPT). Mengingat pemegang
saham akan memiliki hak suara sebanding dengan banyaknya modal (saham) yang
ditanamkan, maka jumlah pemegang saham minoritas (yang bukan mayoritas), pada
prinsipnya, harus mendapat perlindungan yang sewajarnya.40


40

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl933/pengalihan-saham-diam-diam, (diakses
tanggal 25 juni 2014)

Universitas Sumatera Utara

Pasal 56 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 juga
menyatakan bahwa:
Ayat 1, Pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan
hak.
Ayat 2, Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau salinanya
disampaikan secara tertulis kepada perseroan.
Ayat 3, Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham atas nama, tanggal dan
hari pemindahan hak tersebut dalam Daftar Khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan
pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.
Ayat 4, Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimksud dalam ayat (3) belum
dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang

dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum
diberitahukan tersebut.
Ayat 5, Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang
diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan
dibidang pasar modal.

C. Bentuk Peralihan Kepemilikan Saham Pada Perseroan Terbatas
Saham merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah
Perseroan Terbatas. Saham merupakan tanda penyertaan modal dalam suatu

Universitas Sumatera Utara

perusahaan (PT) sebagai tanda bukti kepemilikan modal. Berdasarkan Pasal 48 ayat
(1) UUPT, saham tersebut dikeluarkan atas nama pemilikinya sehingga menjadi tanda
bukti kepemilikan atas saham suatu PT. Pihak yang akan atau ingin memiliki saham
harus mememuhi persyaratan kepemilikan saham yang dapat ditetapkan dalam
anggaran dasar PT tersebut dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Saham dapat dialihkan atau dipindahtangankan. Pada dasarnya, peralihan
kepemilikan saham dilakukan dengan pembuatan akat peralihan yang dimana akta
peralihan atau salinannya disampaikan kepada pesero. Dalam hal peraliahan saham,
Direksi wajib mencatat peralihan tersebut dan melaporkannya kepada Menteri. Jika
hal tersebut belum dilakukan maka Menteri menolak permohonan persetujuan
tersebut. Hal-hal tersebut diatur dalam Pasal 56 UUPT. Peralihan saham tersebut
tidak dapat dilakukan secara asal, harus mememnuhi persyaratan dalam anggaran
dasar sebagaimana yang diatur dalam Pasal 57 UUPT, yakni:
1. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan
klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;
2. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari organ perseroan;
dan/atau
3. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Persyaratan tersebut tidak berlaku dalam hal pemindahan hak atas saham
disebabkan peralihan hak karena hukum kecuali berkenaan dengan pewarisan. Dalam

Universitas Sumatera Utara

saham terdapat hak kepemilikan sehingga saham dpat diagunkan dengan gadai atau
jaminan fidusia sepanjang tidak ditentukan lain dalam anggaran dasar. Gadai atau
jaminan fidusia atas saham ini wajib dicatat dalm daftar pemegang saham. Saham
yang diagunkan dengan gadai ataupun jaminan fidusia tetap memiliki hak suara dan
tetep pada pemegang saham. Hal-hal tersebut diatur dalam Pasal 60 UUPT.
Berdasarkan Pasal 62 UUPT, pemegang saham memiliki hak untuk meminta
perseroan untuk membeli saham yang dimilikinya dengan harga yang wajar, jika
pemegang saham tersebut tidak menyetujui tindakan perseroan yang dianggap
merugikan pemegang saham tersebut, berupa:
1. Perubahan anggaran dasar;
2. Pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari
50% kekayaan bersih perseroan; atau
3. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan
Hak-hak tersebut diatur dalam Pasal 52 ayat (1) UUPT, yakni:
1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
2. Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi:
3. Menjalankan hak lain berdasarkan UUPT41
Hak tersebut di atas baru berlaku setelah dicatat dalam daftar pemegang saham
atas nama pemiliknya. Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak
dapat dibagi. Dalam hal satu saham dimiliki oleh lebih dari satu orang, hak yang

41

http://adityoariwibowo.wordpress.com/2013/02/20/aspek-saham-dalam-undang-undangnomor-40-tahun-2007-tentang-perseroan-terbatas/, (diakses tanggal 3 Juli 2014).

Universitas Sumatera Utara

timbul dari saham tersebut dengan cara menunjuk satu orang sebagai wakil bersama.
Hal-hal tersebut diatur dalam Pasal 52 ayat (2) sampai dengan ayat (5) UUPT.
Berdasarkan Pasal 53 UUPT, anggaran dasar menetapkan satu klasifikasi saham atau
lebih. Setiap saham dalam klasifikasi yang sama memberikan kepada pemegang hak
yang sama. Namun, dalam hal terdapat lebih dari satu klasifikasi saham, anggaran
dasar menetapkan salah satu di antaranya sebagai saham biasa. Klasifikasi saham
sebagaimana dimaksud di atas (lebih dari satu klasifikasi) antara lain:
1. Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara;
2. Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau Dewan
Komisaris;
3. Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan
klasifikasi saham lain;
4. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima deviden
terlebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian deviden
secara kumulatif atau non kumulatif;
5. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu
dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan perseroan
dalam likuidasi.
Selain itu juga terdapat pembagian klasifikasi saham. Berdasarkan klasifikasi di
atas, menurut Ridwan Khairandy saham-saham tersebut dapat dibedakan menjadi:
1. Saham Biasa (common stocks/ordinary shares)

Universitas Sumatera Utara

Merupakan saham yang mempunyai hak suara untuk mengambil keputusan
RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan perseroan, mempunyai
hak untuk menerima deviden yang dibagikan dan menerima sisa kekayaan hasil
likuidasi. Hak suara yang dimiliki oleh pemegang saham biasa dapat dimiliki juga
oleh pemegang saham klasifikasi lain. Pemegang saham biasa ini tidak memil,iki hak
lebih tertentu dari pemegang saham klasifikasi lainnya.
2. Saham Yang Mengandung Atau Memiliki Keistimewaan (preference shares)
Merupakan saham yang memiliki keunggulan atau keistimewaan daripada
saham biasa. Keunggulan tersebut di antaranya berkaitan dengan pembagian deviden,
pembagian sisa kekayaan perseroan setelah perseroan dibubarkan atau dilikuidasi.
a. Saham Utama (preference)
Merupakan saham yang memiliki hak lebih dari saham biasa dalam hal
keuntungan dan saldo pada saat perseroan dilikuidasi.
b. Saham Utama Kumulatif
Merupakan saham yang memiliki hak-hak lebih daripada saham utama. Selain
memiliki hak atas keuntungan dan saldo pada saat perseroan dilikuidasi, juga
memiliki hak atas deviden tunggakkan.
c. Saham Istimewa/Prioritas
Merupakan saham yang memberikan kepada pemegangnya hak berbicara
khusus. Ini adalah kewenangan yang tidak diberikan Undang-Undang kepada RUPS.
Hal ini adalah hak yang termasuk dalam klausul oligarchie (klausul dalam anggaran
dasar PT dimana pemegang saham tertentu meimiliki hak-hak istimewa yang tidak

Universitas Sumatera Utara

dimiliki pemegang saham lainnya). Pemilihan atau penunjukan Komisaris atau
Direksi biasanya terikat pada pencalonan yang dikemukakan oleh pemegang saham
yang meimiliki hak istimewa tersebut.
Selain jenis saham di atas, masih dikenal jenis saham lainnya, yakni:
Saham Pendiri
Merupakan saham yang diberikan sebagai balas jasa terhadap jasa-jasa para
pendiri dalam mendirikan dan mengembangkan perseroan. Disini tidak ada kewajiban
penyetoran baik berwujud uang maupun lainnya.
Sedangkan berdasarkan cara peralihan saham, saham dapat dibedakan menjadi:
a. Saham Atas Nama
Merupakan saham yang mencantumkan nama pemegang saham atau
pemiliknya sehingga peralihannya dilakukan dengan akta pemindahan hak (cessie)
b. Saham Atas Tunjuk
Merupakan saham yang tidak mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya
sehingga peralihannya dilakukan dengan penyerahan secara fisik.
Saham dapat dialihkan atau dipindah tangankan. Pada dasarnya, peralihan
kepemilikan saham dilakukan dengan pembuatan akat peralihan yang dimana akta
peralihan atau salinannya disampaikan kepada persero. Dalam hal peralihan saham,
Direksi wajib mencatat peralihan tersebut dan melaporkannya kepada Menteri. Jika

Universitas Sumatera Utara

hal tersebut belum dilakukan maka Menteri menolak permohonan persetujuan
tersebut. Hal-hal tersebut diatur dalam Pasal 56 UUPT.42

42

http://adityoariwibowo.wordpress.com/2013/02/20/aspek-saham-dalam-undang-undang
nomor - 40-tahun-2007-tentang-perseroan-terbatas/,(diakses tanggal1April2014).

-

Universitas Sumatera Utara