Eksplorasi Jamur Beracun yang Berpotensi Sebagai Bahan Biopestisida di Hutan Pendidikan Gunung Barus Kabupaten Karo, Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia terletak di garis khatulistiwa, yaitu beriklim tropika basah dimana
curah hujannya cukup tinggi, sehingga menjadikan Indonesia dapat ditumbuhi oleh
berbagai jenis tumbuhan dan tanaman. Jamur merupakan salah satu tumbuhan yang
tergolong ke dalam tumbuhan tingkat rendah yang dapat beradaptasi di kondisi
lembab, karena tidak dapat melakukan fotosintesis. Menurut Tampubolon (2010)
bahwa di Indonesia terdapat kurang lebih 200.000 spesies fungi yang sudah
diketahui. Ciri-ciri jamur ini sangat banyak meliputi bentuk dan ukuran tubuh buah,
bentuk dan ukuran spora, hingga warnanya, dimana ciri-ciri tersebut muncul sesuai
dengan kondisi tempat tumbuhnya. Jamur makroskopis dapat tumbuh di dataran
tinggi, meskipun ada juga yang dapat tumbuh di beberapa dataran rendah. Hal ini
disebabkan karena, jamur dapat tumbuh dengan optimal pada suhu yang relatif
rendah dan kelembabannya yang relatif tinggi. Berdasarkan kemampuannya untuk
dikonsumsi, jamur tergolong menjadi 2 bagian yaitu jamur yang dapat dikonsumsi
dan jamur yang beracun. Jamur yang beracun memiliki pengaruh terhadap
organisme lain.
Hutan pendidikan Gunung Barus terletak pada dataran tinggi, sehingga
menjadikannya sebagai habitat berbagai flora dan fauna, terutama jamur
makroskopis. Beberapa jenis jamur dapat tumbuh menempel di batang pohon atau

di sekitar perakaran pohon.
Sebagian besar penduduk di pedesaan bermata pencarian sebagai petani,
terutama yang tinggal di dataran tinggi, karena lahannya dianggap lebih subur.
Hampir semua petani menggunakan pestisida buatan yang dikemas dengan bahan-

Universitas Sumatera Utara

baku kimia untuk membasmi organisme pengganggu tanaman (OPT). Penggunaan
pestisida buatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung maupun tidak
langsung pada lahan maupun hasil pertanian. Secara umum, masyarakat dapat
mengurangi organisme pengganggu tanaman dengan cepat. Hanya saja, pada hasil
pertanian tersebut akan terkandung bahan kimia yang berbahaya sehingga dapat
mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, munculnya pemikiran-pemikiran untuk
mencari alternatif lain dimana salah satunya dengan memanfaatkan jamur beracun
sebagai biopestisida alami.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2011) bahwa
Pengendalian penyakit hayati oleh mikroorganisme baik jamur ataupun bakteri
dapat terjadi melalui satu atau beberapa mekanisme seperti: antibiosis, kompetisi,
hiperparasit, induksi resistensi dan memacu pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis
jamur yang mengandung toksin dapat menghambat pertumbuhan ataupun

reproduksi hewan. Mekanisme antibiosis merupakan penghambatan patogen oleh
senyawa metabolik yang dihasilkan oleh agensia hayati seperti: enzim, senyawasenyawa volatile , zat pelisis dan senyawa antibiotik lainnya. Salah satu contoh
adalah agensia hayati kelompok jamur. Jamur diketahui mampu menghasilkan
bermacam senyawa beracun (toksis) untuk melawan organisma lainnya. Dalam
mengkolonisasi suatu substrat jamur mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
sejumlah produk ektraselular yang bersifat racun. Kemampuan jamur menghasilkan
suatu antibiotik sangatlah penting dalam menentukan kemampuannya untuk
mengkolonisasi dan mengatur keberadaannya dalam suatu substrat.

Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Adapun tujuan dari penelitian yang berjudul “Eksplorasi Jamur Beracun
yang Berpotensi Sebagai Bahan Biopestisida di Hutan Pendidikan Gunung Barus
Kabupaten Karo, Sumatera Utara” ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis jamur beracun yang terdapat di Hutan Pendidikan
Gunung Barus
2. Menganalisis jenis jamur yang mengandung racun (toksin) di Hutan Pendidikan
Gunung Barus

3. Menganalisis kandungan fitokimia yang terdapat pada beberapa jenis jamur
beracun di Hutan Pendidikan Gunung Barus
4. Mengetahui potensi pengembangan biopestisida yang berasal dari senyawa
fitokimia jamur beracun yang terdapat di Hutan Pendidikan Gunung Barus
5. Mengetahui potensi budidaya jamur beracun yang terdapat di Hutan Pendidikan
Gunung Barus.

Manfaat Penelitian
Memberikan informasi-informasi penting tentang jamur yang beracun pada
masyarakat luas sehingga dapat dijadikan rekomendasi pengelolaan jamur di hutan
pendidikan gunung Barus, serta bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian
lanjutan mengenai biopestisida alami.

Universitas Sumatera Utara