RPJMD BAB IV. OKE

(1)

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan setelah memperhatikan permasalahan yang dihadapi 5 (lima) tahun sebelumnya yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Pamekasan perlu mendapat perhatian dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan jangka menengah lima tahun. Dengan mengetahui permasalahan yang ada selanjutnya akan dirumuskan dalam program dan kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Potensi ekonomi Kabupaten Pamekasan terutama bertumpu pada tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa.Potensi yang sangat besar tersebut memerlukan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian dan pertumbuhan ekonomi rakyat.Upaya yang dilakukan sangat dipengaruhi baik oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam bidang ekonomi, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya kebijakan pengembangan ekonomi wilayah Pulau dan Kepulauan Madura, serta perkembangan perekonomian di Provinsi Jawa Timur umumnya.

Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah juga sangat dipengaruhi kondisi non ekonomi berupa situasi sosial politik yang kondusif dan stabil. Sedangkan faktor internal terdiri dari serangkaian upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pamekasan dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui kebijakan fiscal atau APBD, penguatan kemandirian perekonomian melalui pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), koperasi, industri pengolahan, pariwisata dan perdagangan, serta penyediaan infrastruktur, perbaikan dan pemeliharaan pasar-pasar.


(2)

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan Kabupaten Pamekasan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dilakukan. Guna membantu memastikan visi dan misi kepala daerah yang telah dirumuskan dengan tepat, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi Kabupaten Pamekasan.

Permasalah pembangunan diperlukan dalam perumusan tujuan pembangunan lima tahunan, yang selanjutnya akan dituangkan dalam perumusan sasaran RPJMD. Indentifikaasi permasalahan pembangunan dapat diverifikasi dari informais pada gambaran umum daerah dan sumber informasi lainnya yang relevan.

Adapun permasalahan pembangunan secara umum yang terjadi di Pamekasan dan kedepannya menjadi perhatian yang serius dari Pemkab Pamekasan untuk ditindak lanjuti lima tahun kedepan adalah sebagai berikut:

1) Masih Rendahnya Kualitas Pendidikan dan Kurangnya Sarana Prasarana Pelayanan Medis

a) Pendidikan masih belum secara konsisten berfungsi sebagai eskalator yang menjamin mobilitas vertikal warga masyarakat. Secara umum, kondisi dan kualitas pendidikan masyarakat umumnya masih membutuhkan banyak pembenahan, bukan saja dari segi ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan yang belum merata, tetapi juga akses dan kesadaran masyarakat akan arti penting pendidikan yang masih harus terus ditingkatkan. Kelangsungan pendidikan anak seringkali masih terkendala kewajiban anak untuk mencari nafkah membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan orang tuannya.

Angka melek huruf penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Pamekasan cenderung menurun. Angka rata-rata


(3)

lama sekolah terus membaik dari 4,73 (2006) menjadi 5,25 (2008), namun masih sangat rendah karena hanya setingkat SD bukan setingkat pendidikan dasar. APK SD/MI dan SMA/SMK/MA masih fluktuatif. APK SD di tahun 2009 sebesar 111 prosen, tetapi tahun 2010 turun menjadi 103,56 prosen. APK SMA di tahun 2009 sebesar 66 prosen, tahun 2010 naik menjadi 80 prosen, dan tahun 2011 naik kembali menjadi 86. Rasio ketersediaan untuk jenjang SD sudah cukup memadai, tetapi untuk jenjang SMP dan SMA masih kurang. Rasio guru, murid untuk jenjang SD/MI/SMP/MTs sudah cukup memadai, namun untuk jenjang SMP dan SMA/MA masih kurang.

b) Akses masyarakat (miskin) terhadap layanan kesehatan umumnya masih kurang, meski sebagian besar telah ditangani melalui program Jamkesmas/Jamkesda. Kebijakan subsidi kesehatan dalam banyak hal hanya membantu mengganti biaya berobat, tetapi tidak mengganti upah/penghasilan si miskin yang hilang selama mereka sakit. Fasilitas layanan kesehatan yang ada, dalam banyak juga masih belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat.

2) Laju Pertumbuhan Ekonomi Yang Relatif Lambat

Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih mendominasi PDRB Kabupaten Pamekasan. Struktur ekonomi agraris yang menjadi sektor ekonomi Pamekasan belum mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan sehingga masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur.

Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 menjadi yang utama/yang terbesar Di sisi lain sektor Perdagangan, restoran dan Hotel secara pelan dan pasti meningkat walaupun belum cukup signifikan.

Dinamika perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan meningkatnya aktivitas perekonomian rakyat di


(4)

Kabupaten Pamekasan, umumnya belum diimbangi dengan peningkatan taraf kesajahteraan dan peningkatan IPM secara signifikan. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Pamekasan umumnya masih berpendidikan rendah, belum memiliki kemampuan atau daya beli yang layak, dan tidak pula didukung oleh kondisi kesehatan keluarga yang benar-benar memadai, sehingga secara umum kondisi IPM masyarakat Kabupaten Pamekasan masih membutuhkan berbagai pembenahan.

3) Tingginya Angka Kemiskinan Dan Masih Terbatasnya Perluasan Dan Penyediaan Lapangan Kerja

Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) pada tahun 2011, jumlah penduduk di Kabupaten Pamekasan sebanyak 179.200 jiwa. Jumlah ini setara dengan 20,94 prosen penduduk Pamekasan berada di bawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan yang cukup tinggi ini disebabkan beberapa hal antara lain:

a. Pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi keluarga miskin belum optimal

b. Masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan keluarga miskin

c. Aksesibilitas keluarga miskin dalam rangka usahan skala mikro masih rendah

d. Belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin.

Beberapa sektor yang perlu diperhatikan dalam penanganan kemiskinan di Kabupaten Pamekasan adalah :

a. Pengembangan Sektor Koperasi dan UKM, melalui perkuatan modal koperasi, volume usaha koperasi, peningkatan jumlah koperasi utamanya sebagai koperasi sehat dan peningkatan jumlah anggota koperasi.

b. Menumbuh kembangkan koperasi utamanya pada wilayah wilayah pedesaan merupakan bentuk pemberdayan dan


(5)

pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis kemampuan lokal, berkembangnya koperasi pada banyak wilayah akan mendukung kelancaran arus distribusi barang dan jasa serta akan meningkatkan jumlah uanmg yang beredar dan berputar yang akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonmi.

c. Pengembangan Industri dan Perdagangan,melalui

pengembangan cluster/wilayah industri

kecil/kerajinan/industri kreatif bercirikan Madura yang Islami, melalui pengembangan industri dan perdagangan dengan model ini, akan mempermudah pembinaan, pengawasan, sehingga kualitas tetap dapat terjaga serta menghindarkan adanya persaingan yang tidak sehat antar pengusaha kecil/mikro dan menengah pada cluster/wilayah yang dikembangkan.

d. Belum Memadainya Infrastruktur Daerah (Jalan/Jembatan, Infrastruktur Irigasi, Perumahan Dan Permukiman Termasuk Jalan Desa/Lingkungan)

4) Pengaruh Berkembangnya Teknologi yang Semakin Maju

Pasca pembangunan Jembatan Suramadu dan penetrasi teknologi informasi, termasuk televisi dan internet, dalam beberapa kasus tentu akan melahirkan pergeseran gaya hidup dan aspirasi sosial-ekonomi masyarakat yang cenderung lebih konsumtif, yang ujung-ujungnya akan dapat menyebabkan terjadinya pengurasan sumber-sumber dana masyarakat ke luar daerah. Generasi muda yang seharusnya menjadi tulang punggung pembangunan di masa depan, bukan tidak mungkin justru menjadi kelompok masyarakat yang paling rawan menghadapi godaan perubahan gaya hidup masyarakat urban yang makin konsumtif dan permisif.


(6)

5) Masih Lemahnya Perencanaan Pembangunan dan Belum Mandirinya Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Di Daerah

Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan berbagai kegiatan serta pengawasan program pembangunan secara umum masih belum berkembang optimal. Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan program yang bottom-up planing, seringkalil masih belum berkembang akibat keterbatasan pendidikan dan kurangnya akses masyarakat terhadap saluran untuk menyalurkan aspirasi sosial-politiknya.

Demikian pula Kemandirian bagi tataran pemerintahan tercermin dalam kemampuan pembiayaan dengan kempuan dan kekuatan sendiri, tanpa harus bergantung dengan pihak luar.Kemandirian ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu rasio PAD terhadap APBD, rasio keuangan daerah, optimalisasi PDRB, perimbangan perbandingan pendapatan perkapita dengan kebutuhan hidup masyarakat. Adapun rasio PAD terhadap APBD yang ada di Kabupaten Pamekasan rata-rata sekitar 6,54 %.di masa yang akan datang PAD kabupaten Pamekasan dapat mencapai 5,00% terhadap APBD.

6) Kurang Optimalnya Pelayanan Reformasi Birokrasi Dan Pelayanan Publik

Permasalahan yang terjadi dalam urusan pemerintahan umum antara lain:

a. Belum dilaksanakannya secara merata Standar Pelayanan Minimum (SPM);

b. Belum tersusunnya SOP;

c. Belum konsistennya penerapan Pola Pengembangan Karir sehingga kelayakan pegawai di setiap SKPD dan rasio pelayanan tidak seimbang, penempatan pegawai tidak sesuai dengan kompetensi dan latar belakang pendidikan,


(7)

mutasi pegawai terlalu cepat, aturan yang berubah-rubah sehingga sulit mencapat tingkat profesionalitas seperti yang diharapkan.

4.1. Faktor Penghambat Dan Pendorong Permasalahan Pembangunan Dan Pengembangan

Dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki Kabupaten Pamekasan sebagaimana telah diuraikan di atas, serta memperhatikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan pada tahun 2012 yang diperkirakan tumbuh sebesar 6,32 prosen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan tahun 2010 sebesar 5,75 prosen, maka pertumbuhan ekonomi tahun-tahun yang akan datang diharapkan dapat tumbuh lebih pesat lagi. Pertumbuhan ekonomi sampai dengan tahun 2012 tersebut terutama didukung oleh kinerja sektor Pertanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Jasa, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel IV.1

Agregat Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pamekasan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 s.d 2011

NO LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010* 2011** 2012***

1 Atas Dasar Harga Berlaku

1. PDRB (Juta Rupiah) 3.965.510,0 7 4.385.414,2 1 4.916.858,6 8 5.615.288,4 8 6.360.325,8 9 2. PDRB Per Kapita (Rupiah) 5.116.991,8

7 5.580.330,3 5 6.177.594,5 3 7.015.637,8 5 7.769.172,0 0 3. Pendapatan Regional (Juta

Rupiah) 3.606.940,1 0 3.988.874,1 0 4.471.965,9 7 5.107.212,8 0 5.607.303,7 0 4. Pendapatan Regional

Perkapita (Rupiah) 4.654.302,4 3 5.075.742,9 3 5.618.626,5 0 6.380.857,4 8 6.956.375,8 3 II Atas Dasar Harga Konstan

(2000)

1. PDRB (Juta Rupiah) 1.953.007,3 3 2.054.203,8 0 2.172.391,9 6 2.307.330,7 2 2.453.183,9 8 2. PDRB Per Kapita (Rupiah) 2.520.110,2

7 2.613.923,1 6 2.729.253,4 0 2.882.558,9 2 2.996.012,5 8 3. Pendapatan Regional (Juta

Rupiah) 1.776.411,5 3 1.868.457,5 5 1.975.840,5 6 2.098.566,8 6 2.205.951,9 7 4. Pendapatan Regional

Perkapita (Rupiah) 2.292.235,6 0 2.377.565,6 9 2.482.467,4 9 2.621.910,7 3 2.731.802,4 4 5. Jumlah Penduduk

Pertengahan Tahun

774.969 785.870 795.918 807.828 818.662

Sumber : BPS Kabupaten Pamekasan Keterangan : * Angka Diperbaiki

** Angka Sementara *** Angka Sangat Sementara


(8)

Kontribusi masing-masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam kurun waktu Tahun 2008 -2012 dapat dilihat pada Tabel IV.2.

Tabel IV.2

Distribusi Prosentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pamekasan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2008 s.d 2012 (%) N

o Lapangan Usaha 2008 2009 2010* 2011** 2012*** 1. Pertanian 50,19 49,47 49,24 48,59 48,34 2. Pertambangan & Penggalian 1,12 1,09 1,02 1,00 0,94 3. Industri Pengolahan 3,02 2,99 2,94 2,91 2,92 4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,99 0,96 0,94 0,90 0,88 5. Konstruksi 4,79 4,98 5,09 5,35 5,22 6. Perdagangan, Hotel Dan

Restoran 16,05 16,46 16,81 17,68 18,13 7. Pengangkutan & Komunikasi 4,04 4,09 4,11 4,08 4,17 8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa

Perusahaan 6,53 6,55 6,53 6,46 6,50 9. Jasa - Jasa 13,26 13,41 13,32 13,03 12,90 Sumber : BPS Kabupaten Pamekasan

Keterangan : * Angka Diperbaiki ** Angka Sementara *** Angka Sangat Sementara

Dalam tabel di atas jelas menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi dalam perekonomian Kabupaten Pamekasan masih didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa.


(9)

Sumbangan sektor pertanian terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 50,19 prosen pada tahun 2008, sebesar 49,47 prosen pada tahun 2009, sebesar 49,24 prosen pada tahun 2010, sebesar 48,59 prosen pada tahun 2011, dan sebesar 48,34 prosen pada tahun 2012.

Sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 16,05 prosen pada tahun 2008, sebesar 16,46 prosen pada tahun 2009, sebesar 16,81 prosen pada tahun 2010, sebesar 17,68 prosen pada tahun 2011, dan sebesar 18,13 prosen pada tahun 2012.

Sedangkan sumbangan sektor jasa-jasa terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor pemerintahan umum yaitu sebesar 13,26 prosen pada tahun 2008, sebesar 13,41 prosen pada tahun 2009, sebesar 13,32 prosen pada tahun 2010, sebesar 13,03 prosen pada tahun 2011, dan sebesar 12,90 prosen pada tahun 2012.

Dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar 6,52 prosen, dan proyeksi tahun 2018 sebesar 7,51 prosen, strategi yang diterapkan diantaranya sebagai berikut: 1. Melakukan peningkatan aksesibilitas, kualitas dan kuantitas

pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan, sehingga masyarakat Pamekasan menjadi lebih cerdas dan sehat;

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian, komoditas hasil laut, serta usaha perikanan;

3. Membangun dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas serta daya saing dan kemandirian UMKM di pasar dalam dan luar negeri;

4. Meningkatkan kualitas hasil industri kecil dan menengah terutama produk-produk unggulan daerah seperti batik Madura;


(10)

5. Mengembangkan dan memberikan perhatian secara khusus terhadap komoditas unggulan melalui pemberdayaan masyarakat serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan agribisnis;

6. Meningkatkan pengembangan informasi peluang pasar dan jaringan pemasaran;

7. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata serta pengembangan promosi pariwisata secara konsisten dan berkesinambungan terutama wisata religi;

8. Meningkatkan dan percepatan pembangunan dan

pengembangan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor pertanian dan wilayah perdesaan.

4.2. Isu Strategis

Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan dan pengembangan yang akan dihadapi Kabupaten Pamekasan pada tahun 2013-2018, maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk mengatasi permasalahan yang akan muncul selama lima tahun mendatang.

Isu-isu strategis yang mengemuka menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan utama pembangunan lima tahun ke depan yang sesuai dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih.

Beberapa informasi dari masing-masing isu strategis ini, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, melalui peningkatan kualitas pendidikan dan


(11)

peningkatan layanan kesehatan dengan pokok –pokok informasi sebagai berikut :

a. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pamekasan, meningkat dari tahun ke tahun yaitu, sebesar 63,13 prosen pada 2008, sebesar 63,81 prosen untuk tahun 2009, pada tahun 2010 menjadi sebesar 64,60 prosen, sebesar 65,48 prosen pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 menjadi sebesar 65,72 prosen.

b. Peningkatan dari tahun ke tahun ini, merupakan hal positif, namun demikian dikaitkan dengan level IPM yang harus ditempuh, masih berada pada level “menengah bawah” oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya Lanjutan dalam rangka menuju level “menengah atas”

c. Peningkatan asesbilitas dan peningkatan kualitas pendidikan serta optimalisasi layanan kesehatan dengan biaya yang murah terjangkau.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan IPM dilakukan melalui optimalisasi menuju meningkatnya rata-rata pendidikan bagi masyarakat Kabupaten Pamekasan, meningkatnya usia harapan hidup serta meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat.

2. Perlunya perluasan penyediaan lapangan kerja dalam upaya menekan angka kemiskinan, dengan pokok – pokok informasi sebagai berikut :

a. Tingkat kesempatan kerja Kabupaten Pamekasan tahun 2008 sebesar 96,58 prosen, dan terjadi peningkatan menjadi sebesar 97,82 prosen pada tahun 2009. Adapun pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi sebesar 96,47 prosen, pada tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi sebesar 97,11 prosen, dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi 97,70 prosen.


(12)

b. Kondisi data ini menggambarkan informasi positif, namun demikian, masih diperlukan upaya lanjutan melalui penyediaan lapangan kerja dalam rangka menekan angka pengangguran menjadi sekecil mungkin.

c. Berdasarkan pendataan terakhir, angka kemiskinan Kabupaten Pamekasan 20,94 prosen. Ini berarti masih memerlukan upaya untuk menekan lebih rendah pada tahun – tahun mendatang.

d. Berbagai bantuan telah diberikan kepada masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan secara gratis (terjangkau), pelatihan dan pemberdayaan masyarakat desa, bantuan bahan pangan pokok, serta berbagai program/kegiatan lainnya. Namun karena kondisi keterbatasan APBD program yang dibebankan belum mampu menangani secara menyeluruh

e. Untuk itu, dalam rangka menekan angka kemiskinan, masih diperlukan keterlibatan para pelaku ekonomi dan atau masyarakat peduli kemiskinan maupun upaya penguatan usaha mandiri melalui program/kegiatan pemberdayaan masyarakat.

3. Laju pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal perlu didorong supaya lebih cepat, dengan pokok – pokok informasi sebagai berikut :

a. Dominasi sektoral PDRB Kabupaten Pamekasan dari tahun ke tahun berada pada sektor pertanian, baru perdagangan dan jasa.

b. Struktur ekonomi Kabupaten Pamekasan meerupakan struktur ekonomi agraris, sehingga dalam menunjang


(13)

pertumbuhan ekonomi relatif lambat, upaya intensifikasi pertanian maupun jaring distribusi dan pemasaran hasil produk pertanian perlu dikembangkan sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi juga dapat didorong dari sektor lain. c. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan tahun 2008

sebesar 5,53 prosen, yang kemudian menjadi sebesar 5,18 prosen, pada tahun 2009, dan selanjutnya berturut-turut meningkat sebesar 5,75 prosen pada tahun 2010, sebesar 6,21 prosen pada tahun 2011 dan diproyeksi sebesar 6,32 prosen pada tahun 2012.

d. Dikaitkan dengan laju pertumbuhan masing-masing sektor masih perlu dipacu lebih cepat. Untuk itu, diperlukan upaya lanjutan untuk menggeser dominasi struktur ekonomi Kabupaten Pamekasan dapat melaju relatif lebih cepat dan kontribusi sektor lain utamanya perdagangan dan jasa untuk tahun ke depan harus mampu dikembangkan, karena pada sektor tesebut Kabupaten Pamekasan masih memiliki peluang untuk tetap di atas Kabupaten Sampang dan Sumenep.

e. Kurangnya penanaman investasi bentuk industri relatif sedikit, berakibat cakupan penyerapan tenaga kerja relatif kecil, untuk itu, diperlukan upaya lanjutan guna menarik investasi di Kabupaten Pamekasan.

4. Perkembangan Teknologi informasi menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis,

dengan pokok – pokok informasi sebagai berikut :

a. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi serta telah beroperasinya Jembatan Suramadu dan akan tumbuhnya kawasan industri/perdagangan, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap perubahan pola kehidupan


(14)

masyarakat Pamekasan, baik sosial budaya maupun sosial ekonomi

b. Pada sisi lain masyarakat Pamekasan memiliki budaya agamis yang perlu dipertahankan. Untuk itu, dalam merespons kondisi di atas, diperlukan upaya lanjutan untuk tetap melestarikan budaya agamis di lingkungan masyarakat Pamekasan.

5. Perlunya Pengelolaan Lingkungan Secara Arif Untuk Menghadapi Globalisasi dan Perubahan Iklim, dengan pokok-pokok informasi sebagai berikut:

a. Terjadinya globalisasi di berbagai sektor selain berdampak positif namun juga mempunyai dampak negatif.

Berkembangnya perekonomian masyarakat dan

berkembangnya investasi sering berdampak terhadap banyaknya pengelolaan sumber daya alam yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan. Perubahan peruntukan suatu kawasan sering berdampak terjadinya pencemaran dan polusi sehingga menyebabkan terjadinya konflik-konflik lingkungan.

b. Perubahan musim yang tidak menentu di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia menjadi indikasi bahwa perubahan iklim secara global telah terjadi. La Nina dan El Nino sering terjadi sehingga kekeringan dan banjir menjadi sesuatu yang tidak asing kita alami. Perubahan iklim sering tidak diantisipasi secara berkelanjutan dan masih banyak masyarakat dan instansi belum memahami pengelolaan lingkungan yang arif dalam mengahadapi perubahan iklim.


(1)

Sumbangan sektor pertanian terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 50,19 prosen pada tahun 2008, sebesar 49,47 prosen pada tahun 2009, sebesar 49,24 prosen pada tahun 2010, sebesar 48,59 prosen pada tahun 2011, dan sebesar 48,34 prosen pada tahun 2012.

Sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 16,05 prosen pada tahun 2008, sebesar 16,46 prosen pada tahun 2009, sebesar 16,81 prosen pada tahun 2010, sebesar 17,68 prosen pada tahun 2011, dan sebesar 18,13 prosen pada tahun 2012.

Sedangkan sumbangan sektor jasa-jasa terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor pemerintahan umum yaitu sebesar 13,26 prosen pada tahun 2008, sebesar 13,41 prosen pada tahun 2009, sebesar 13,32 prosen pada tahun 2010, sebesar 13,03 prosen pada tahun 2011, dan sebesar 12,90 prosen pada tahun 2012.

Dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar 6,52 prosen, dan proyeksi tahun 2018 sebesar 7,51 prosen, strategi yang diterapkan diantaranya sebagai berikut: 1. Melakukan peningkatan aksesibilitas, kualitas dan kuantitas

pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan, sehingga masyarakat Pamekasan menjadi lebih cerdas dan sehat;

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian, komoditas hasil laut, serta usaha perikanan;

3. Membangun dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas serta daya saing dan kemandirian UMKM di pasar dalam dan luar negeri;

4. Meningkatkan kualitas hasil industri kecil dan menengah terutama produk-produk unggulan daerah seperti batik Madura;


(2)

5. Mengembangkan dan memberikan perhatian secara khusus terhadap komoditas unggulan melalui pemberdayaan masyarakat serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan agribisnis;

6. Meningkatkan pengembangan informasi peluang pasar dan jaringan pemasaran;

7. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata serta pengembangan promosi pariwisata secara konsisten dan berkesinambungan terutama wisata religi;

8. Meningkatkan dan percepatan pembangunan dan pengembangan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor pertanian dan wilayah perdesaan.

4.2. Isu Strategis

Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan dan pengembangan yang akan dihadapi Kabupaten Pamekasan pada tahun 2013-2018, maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk mengatasi permasalahan yang akan muncul selama lima tahun mendatang.

Isu-isu strategis yang mengemuka menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan utama pembangunan lima tahun ke depan yang sesuai dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih.

Beberapa informasi dari masing-masing isu strategis ini, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia,


(3)

peningkatan layanan kesehatan dengan pokok –pokok informasi sebagai berikut :

a. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pamekasan, meningkat dari tahun ke tahun yaitu, sebesar 63,13 prosen pada 2008, sebesar 63,81 prosen untuk tahun 2009, pada tahun 2010 menjadi sebesar 64,60 prosen, sebesar 65,48 prosen pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 menjadi sebesar 65,72 prosen.

b. Peningkatan dari tahun ke tahun ini, merupakan hal positif, namun demikian dikaitkan dengan level IPM yang harus ditempuh, masih berada pada level “menengah bawah” oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya Lanjutan dalam rangka menuju level “menengah atas”

c. Peningkatan asesbilitas dan peningkatan kualitas pendidikan serta optimalisasi layanan kesehatan dengan biaya yang murah terjangkau.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan IPM dilakukan melalui optimalisasi menuju meningkatnya rata-rata pendidikan bagi masyarakat Kabupaten Pamekasan, meningkatnya usia harapan hidup serta meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat.

2. Perlunya perluasan penyediaan lapangan kerja dalam

upaya menekan angka kemiskinan, dengan pokok – pokok informasi sebagai berikut :

a. Tingkat kesempatan kerja Kabupaten Pamekasan tahun 2008 sebesar 96,58 prosen, dan terjadi peningkatan menjadi sebesar 97,82 prosen pada tahun 2009. Adapun pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi sebesar 96,47 prosen, pada tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi sebesar 97,11 prosen, dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi 97,70 prosen.


(4)

b. Kondisi data ini menggambarkan informasi positif, namun demikian, masih diperlukan upaya lanjutan melalui penyediaan lapangan kerja dalam rangka menekan angka pengangguran menjadi sekecil mungkin.

c. Berdasarkan pendataan terakhir, angka kemiskinan Kabupaten Pamekasan 20,94 prosen. Ini berarti masih memerlukan upaya untuk menekan lebih rendah pada tahun – tahun mendatang.

d. Berbagai bantuan telah diberikan kepada masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan secara gratis (terjangkau), pelatihan dan pemberdayaan masyarakat desa, bantuan bahan pangan pokok, serta berbagai program/kegiatan lainnya. Namun karena kondisi keterbatasan APBD program yang dibebankan belum mampu menangani secara menyeluruh

e. Untuk itu, dalam rangka menekan angka kemiskinan, masih diperlukan keterlibatan para pelaku ekonomi dan atau masyarakat peduli kemiskinan maupun upaya penguatan usaha mandiri melalui program/kegiatan pemberdayaan masyarakat.

3. Laju pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal perlu

didorong supaya lebih cepat, dengan pokok – pokok informasi sebagai berikut :

a. Dominasi sektoral PDRB Kabupaten Pamekasan dari tahun ke tahun berada pada sektor pertanian, baru perdagangan dan jasa.

b. Struktur ekonomi Kabupaten Pamekasan meerupakan struktur ekonomi agraris, sehingga dalam menunjang


(5)

pertumbuhan ekonomi relatif lambat, upaya intensifikasi pertanian maupun jaring distribusi dan pemasaran hasil produk pertanian perlu dikembangkan sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi juga dapat didorong dari sektor lain. c. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan tahun 2008

sebesar 5,53 prosen, yang kemudian menjadi sebesar 5,18 prosen, pada tahun 2009, dan selanjutnya berturut-turut meningkat sebesar 5,75 prosen pada tahun 2010, sebesar 6,21 prosen pada tahun 2011 dan diproyeksi sebesar 6,32 prosen pada tahun 2012.

d. Dikaitkan dengan laju pertumbuhan masing-masing sektor masih perlu dipacu lebih cepat. Untuk itu, diperlukan upaya lanjutan untuk menggeser dominasi struktur ekonomi Kabupaten Pamekasan dapat melaju relatif lebih cepat dan kontribusi sektor lain utamanya perdagangan dan jasa untuk tahun ke depan harus mampu dikembangkan, karena pada sektor tesebut Kabupaten Pamekasan masih memiliki peluang untuk tetap di atas Kabupaten Sampang dan Sumenep.

e. Kurangnya penanaman investasi bentuk industri relatif sedikit, berakibat cakupan penyerapan tenaga kerja relatif kecil, untuk itu, diperlukan upaya lanjutan guna menarik investasi di Kabupaten Pamekasan.

4. Perkembangan Teknologi informasi menimbulkan

kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis, dengan pokok – pokok informasi sebagai berikut :

a. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi serta telah beroperasinya Jembatan Suramadu dan akan tumbuhnya kawasan industri/perdagangan, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap perubahan pola kehidupan


(6)

masyarakat Pamekasan, baik sosial budaya maupun sosial ekonomi

b. Pada sisi lain masyarakat Pamekasan memiliki budaya agamis yang perlu dipertahankan. Untuk itu, dalam merespons kondisi di atas, diperlukan upaya lanjutan untuk tetap melestarikan budaya agamis di lingkungan masyarakat Pamekasan.

5. Perlunya Pengelolaan Lingkungan Secara Arif Untuk

Menghadapi Globalisasi dan Perubahan Iklim, dengan pokok-pokok informasi sebagai berikut:

a. Terjadinya globalisasi di berbagai sektor selain berdampak positif namun juga mempunyai dampak negatif. Berkembangnya perekonomian masyarakat dan berkembangnya investasi sering berdampak terhadap banyaknya pengelolaan sumber daya alam yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan. Perubahan peruntukan suatu kawasan sering berdampak terjadinya pencemaran dan polusi sehingga menyebabkan terjadinya konflik-konflik lingkungan.

b. Perubahan musim yang tidak menentu di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia menjadi indikasi bahwa perubahan iklim secara global telah terjadi. La Nina dan El Nino sering terjadi sehingga kekeringan dan banjir menjadi sesuatu yang tidak asing kita alami. Perubahan iklim sering tidak diantisipasi secara berkelanjutan dan masih banyak masyarakat dan instansi belum memahami pengelolaan lingkungan yang arif dalam mengahadapi perubahan iklim.