Penetapan Kadar Kadmium (Cd) Dalam Eyeshadow Dengan Alat Inductively Couple Plasma (ICP)

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kosmetika

Kosmetik berasal dari bahasa Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias, dan mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut: “Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit” (Tranggono, 2007).

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan, oleh sebab itu pemakaian bahan kosmetik sebaiknya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit. Namun bila bahan kosmetika tersebut adalah bahan kimia yang berasal dari alam dan organ tubuh yang dikenai adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetika itu akan mengakibatkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit tersebut. Tak ada bahan kimia yang bersifat indeferens, jika dikenakan pada kulit. Selama kosmetika tersebut tidak mengandung bahan berbahaya yang secara farmkologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetika jenis ini mengguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri (Tranggono, 2007).


(2)

2.1.1 Penggolongan kosmetik

Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 045/C/SK/1977 tanggal 22 Januari 1977, menurut kegunaannya kosmetik dikelompokkan dalam 13 golongan yaitu:

a. Sediaan untuk bayi misalnya minyak bayi, bedak bayi. dll b. Sediaan untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll c. Sediaan untuk make-up mata misalnya maskara, eye-shadow, dll d. Sediaan untuk wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll e. Sediaan rambut misalnya hair spray, shampoo, dll

f. Sediaan pewarna rambut, misalnya cat rambut. dll

g. Sediaan make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dll

h. Sediaan untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dll i. Sediaan kuku, misaalnya cat kuku, lotion kuku, dll

j. Sediaan untuk kebersihan badan, misalnya pembersih, dll k. Sediaan cukur, misalnya sabun cukur, dll

l. Sediaan perawat kulit, misalnya pelembab, pelindung, dll m. Sediaan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll

Tata rias mata atau sediaan make-up mata merupakan sediaan yang digunakan untuk memperindah penampilan bentuk mata termasuk mascara, eyeshadow, eye brow pensil dan eyeliner (Tranggono, 2007).

2.1.2 Rias kelopak mata (eyeshadow)

Setiap wanita pasti menginginkan untuk selalu tampil cantik. Keinginan ini dapat diwujudkan dengan menggunakan berbagai macam kosmetik seperti


(3)

bedak, lipstik, eyeliner, eyeshadow dan berbagai kosmetik lain untuk membuat wajah mereka terlihat lebih cantik.

Salah satu jenis sediaan kosmetika rias adalah perona kelopak mata (eye shadow) yang merupakan sediaan rias yang berisi pigmen warna yang digunakan pada kelopak mata untuk memberi latar belakang atau bayangan yang menarik pada mata sehingga memberi efek berkilau pada mata.Perona kelopak mata umumnya berwarna biru, merah tua, perak, hijau, dan coklat (Wasitaatmadja, 1997).

2.1.3 Bahan baku pembuatan kosmetika

Bahan baku kosmetika sangat bervariasi dan jumlahnya dapat mencapai puluhan jenis. Untuk memenuhi kebutuhan dasar produksi kosmetika, ada 5 jenis bahan baku yang penting, yaitu: waxes, oil, pengawet, antiseptic, antioksidan, pewarna dan pewangi (Wasitaatmadja, 1997).

2.1.3.1 Pewarna

Pewarna yang digunakan dalam kosmetika umumnya terdiri atas 2 jenis yaitu ;

a. Pewarna yang dapat larut dalam cairan, air,alkohol atau minyak. Contoh pewarna kosmetik ialah: pewarna asam, solvent dyes misalnya: merah DC, merah hijau no17, violet, kuning dan xanthane dyes misalnya: DC orange, merah dan kuning.

b. Pewarna yang tidak dapat larut dalam cairan (insoluble), terdiri dari bahan organik dan inorganik, misalnya besi oksida.

Tidak semua warna dapat digunakan untuk kosmetika, sebab kulit di beberapa bagian tubuh sensitif terhadap warna tertentu sehingga memerlukan


(4)

warna khusus, seperti kulit sekitar mata, kulit sekitar mulut, bibir dan kuku. Penggunaan zat warna untuk kosmetika di Indonesia telah ditetapkan melalui Surat Keputusan dan Permenkes, seperti yang terlampir dalam lampiran (halaman 25) (Wasitaatmadja, 1997).

2.1.4 Keracunan kosmetika

Pada kelopak mata, bahan-bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya radangpada kelopak mata yang merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Juga dapat menyebabkan terjadinya alergi yang disebabkan oleh debu, asap, bahan kimia iritatif dan bahan kosmetik (Ilyas, 1997).

Kosmetika mata (eyeliner, eyeshadow, mascara) atau kosmetik lainnya yang pemakaiannya didekat atau disekitar mata, misalnya kosmetika rambut atau muka, dapat menimbulkan efek samping pada mata berupa:

a. Rasa tersengat dan rasa terbakar akibat iritasi oleh zat yang masuk kedalam mata

b. Konjungtivitas alergik dengan atau tanpa dermatitis akibat masuknya partikel mascara, eyeshadow dan eyeliner didalam mata

c. Infeksi mata ringan sampai berat akibat pemakaian kosmetika yang tercemar oleh kuman(Wasitaatmadja, 1997).

2.1.5 Manfaat kosmetika

Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh yang berada paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan demikian pemakai kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif akan bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Wasitaatmadja, 1997)


(5)

2.2 Logam berat

Logam merupakan kelompok toksikan yang unik.Logam ini ditemukan dan menetap dialam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisikokimia, biologis atau akibat aktivitas manusia.Toksisitasnya dapat berubah drastis bila bentuk kimianya berubah (Lu, 1995).

Kebanyakan logam dan metaloid terdapat di alam, tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah, air dan udara. Tetapi, distribusinya nyata sekali tidak rata. Umumnya, kadar ini lebih meningkat bila ada aktifitas geologi, misalnya penambangan (Lu, 1995).

Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam yang lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup dan biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup (Palar, 2008).

Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia dimuka bumi ini. Logam berat dibagi kedalam 2 jenis, yaitu :

1. Logam berat esensial: yakni logam dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya

2. Logam berat tidak esensial: yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain.


(6)

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat pada tubuh serta besarnya dosis paparan (Widowati, 2008).

2.2.1 Logam kadmium

Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan, umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida), atau belerang (cd sulfit), memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4 g/mol, titik leleh 321oC, dan titik didih 767oC, bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain, seperti nikel, emas, kuprumdan besi (Widowati, 2008).

Gambar 2.1 : Kadmium

Sumber :Anonim 2014

2.2.1.1 Kandungan kadmium di alam

Kadar kadmium di udara biasanya dalam rentang 1 µg/m3, tetapi dapat berjumlah lebih besar di tempat kerja tertentu. Kadarnya dalam air sangat rendah sekitar 1 µg/I kecuali didaerah tercemar (Lu, 1995).

2.2.1.2 Penggunaan kadmium

Logam Cd banyak digunakan dalam industri seperti pembuatan alloy, sebagai pigmen pewarna cat, pembuatan keramik, pembuatan plastik, bahan fotografi, pembuatan tabung TV, kembang api, karet, pigmen pewarna gelas,


(7)

percetakan tekstil, serta pelapisan elektrik, karena kadmium memiliki keistimewaan non korosif (Widowati, 2008).

Logam kadmium juga digunakan dalam industri peleburan, dan sisa lumpur kotor sebagai pupuk tanaman pangan, yang menyebabkan kadarnya meningkat dalam lingkungan (Lu, 1995).

2.2.1.3 Efek toksik / bahaya kadmium

Kadmium(Cd) adalah logam toksik dan berbahaya terhadap manusia, efek toksik ini dapat bersifat akut dan kronis (Widowati, 2008 ).

Efek toksik akut disebabkan oleh uap kadmium oksidasi dari proses pengelasan dan pemotongan logam kadmium atau campuran logam yang mengandung kadmium. Target utama organ yang terkena kadmium ini adalah paru-paru dan manifestasi klinis terpenting berupa pneumonitis kimiawi berat. Gangguan ginjal, biasanya terjadi akibat jangka panjang dalam bentuk proteinuria tubulus. Dapat pula terjadi nekrosis kedua sisi korteks ginjal( Jeyaratnam, 2009 ).

Efek toksik kronis kadmium baik melalui inhalasi maupun oral dapat merusak sistem fisiologis tubuh, antara lain sistem urinaria (ren), sistem respirasi (paru-paru), sistem sirkulasi (darah) dan jantung, kerusakan sistem reproduksi, sistem saraf, bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan tulang (Widowati, 2008).

Kadmium ditransportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah merah dan protein berat molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh albumin. Sejumlah kecil kadmium dalam darah mungkin ditranspotasikan oleh metalotionin. Kadar kadmium dalam darah orang dewasa yang terpapar kadmium secara berlebihan biasanya 1 µg/dl, sedangkan bayi yang baru lahir mengandung kadmium cukup rendah, kurang dari 1mg dari berat total tubuh


(8)

Absorbsi kadmium dalam saluran pencernaan meliputi 2 tahap yaitu: 1. Penyerapan kadmium dari lumen usus melewati membran brush border

kedalam sel mukosa.

2. Transfor kadmium kedalam aliran darah dan deposisi dalam jaringan, terutama dideposit dalam hati dan ginjal. Seperti halnya Zn, kadmium memiliki afinitas yang tinggi pada testis, sehingga konsentrasi pada jaringan testis lebih tinggi dibandingkan pada jaringan yang lainnya (Widowati, 2008).

2.2.1.4 Pencegahan dan penanggulangan toksisitas kadmium

Untuk mencegah dan mengurangi paparan kadmium, lakukan hal-hal berikut ini :

1.Menghindari paparan kadmium, dengan mengurangi rokok, mengurangi konsumsi makanan yang rentan terkontaminasi kadmium, antara lain kerang dan makanan laut lainnya, serta mengurangi minumanan yang rentan tercemar kadmium, antara lain kopi atau teh.

2.Untuk mencegah toksisitas kadmium, pertahankan kecukupan Zn dalam tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung Zn tinggi, antara lain biji-bijian yang tidak ditumbuk halus, makanan dari golongan Leguminosal dan kacang-kacangan. Konsumsi suplemen Zn 15-30 mg/hari bisa mengurangi toksisitas kadmium. Konsumsi Zn, Ca, dan Se dosis tinggi dapat mengurangi absorpsi kadmium. Demikian juga konsumsi besi ( Fe), kufrum (Cu), selenium (Se), dan vitamin C yang mampu meningkatkan eliminasi kadmium yang bisa diketahui dari kadar kadmium dalam urin atau kadar kadmium pada rambut.


(9)

3.Diet atau food supplement bisa mengurangi toksisitas kadmium, hal tersebut mampu menggantikan kadmium atau mengeliminasi kadmium dari tubuh, antioksidan, vitamin E, vitamin K, dan klorofil agar mampu mengurangi toksisitas kadmium.

Berikut daftar suplemen untuk mengurangi efek kadmium

Suplemen Dosis yang dianjurkan Peranan

Alfalfa 2000-3000 mg/hari Kandungan klorofil dan vitamin K

membantu mengurangi beban kadmium dalam tubuh

Kalsium (Ca) Magnesium (Mg)

2000 mg/hari

1000 mg/hari

Mineral membantu mengusir Cd dari tubuh

Vitamin E 600-1000 IU/hari Antioksidan

Seng (Zn) 50-60 mg/hari. Mengantikan posisi kadmium

kuprum (Cu) 3 mg/hari Membantu Zn mengurangi deposit

kadmium

Besi (Fe) Diberikan bersama

100mg vitamin C agar penyerapan lebih baik

Jangan diberikan bila tidak didiagnosa menderita anemia

Sumber (Widowati, 2008).

2.3 Inductively Couple Plasma (ICP)

Inductively Couple Plasma adalah alat yang dapat mendeteksi senyawa-senyawa logam dengan pembakaran menggunakan plasma. Plasma yang dihasilkan dari gas argon akan membakar sampel yang telah berubah dari fase cairan menjadi aerosol sehingga terjadi atomisasi dilanjutkan dengan ionisasi.


(10)

cahaya dengan panjang gelombang yang spesifik di setiap senyawa logam. Sistem pembacaan multi element memudahkan bagi analisa untuk mempercepat keluarnya hasil. ICP dapat digunakan dalam analisa kuantitatif untuk jenis sampel bahan-bahan alam seperti batu, tanah, endapan udara, air dan jaringan tanaman dan hewan, pertanian, kehutanan, peternakan, ilmu lingkungan dan industri makanan atau kosmetik (Razi, 2012).

ICP termasuk dalam spektro atomik yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk mendeteksi jejak logam dalam sampel dan untuk mendapatkan karakteristik unsur-unsur yang memancarkan gelombang tertentu.Alat ini menggunakan metode spektrofotometer emisi yang artinya adalah metode analisa yang didapat pada pengukuran intensitas emisi pada panjang gelombang yang khas ada sekitar 80 unsur yang dapat dianalisa (Manday, 2012).

2.3.1 Prinsip Inductively Couple Plasma (ICP)

Prinsip utama dari ICP adalah mengukur intensitas energi atau radiasi yang dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom (eksitasi atau ionisasi).Larutan sampel dihisap dan dialirkan dengan capillary tube menuju nebulizer.Nebulizer mengubah larutan sampel menjadi aerosol dan kemudian diinjeksikan melalui ICP. Pada temperatur plasma sampel-sampel akan teratomisasi dan tereksitas. Atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan awal (ground state) sambil memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasai didispersi oleh komponen optik. Sinar yang terdispersi secara berurutan muncul pada masing-masing panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal listrik yang besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya


(11)

konsentrasi unsur. Sinyal listrik ini kemudian diproses oleh sistem pengolahan data (Wibawa, 2012).

2.3.2 Instrumentasi alat Inductively Couple Plasma (ICP)

1. Plasma: merupakan campuran gas yang memiliki sifat konduktor yang mengandung konsentrasi besar dari kation dan elektron. Plasma diperoleh dari sebuah gas yang terionisasi, ketika obor dinyalakan maka menghasilkan medan magnet yang kuat.

2. Medan Magnet: adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu gaya magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipole magnetic

3. Pompa peristaltik: adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan untuk memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung fleksibel dipasang didalam casing pompa melingkar memberikan sebuah sampel organik menjadi nebulizer.

4. Nebulizer: berfungsi untuk mengubah cairan sampel menjadi aerosol.

5. Spray Chamber: berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma, pada spray chamber ini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah seragam.

6. RF generator: adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 watt) untuk menyalakan plasma dengan Argon sebagai sumber gas-nya. Tegangan ini di transferkan ke plasma melalui load coil, yang mengelilingi puncak dari obor (Wibawa, 2012)


(1)

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat pada tubuh serta besarnya dosis paparan (Widowati, 2008).

2.2.1 Logam kadmium

Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan, umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida), atau belerang (cd sulfit), memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4 g/mol, titik leleh 321oC, dan titik didih 767oC, bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain, seperti nikel, emas, kuprumdan besi (Widowati, 2008).

Gambar 2.1 : Kadmium Sumber :Anonim 2014

2.2.1.1 Kandungan kadmium di alam

Kadar kadmium di udara biasanya dalam rentang 1 µg/m3, tetapi dapat berjumlah lebih besar di tempat kerja tertentu. Kadarnya dalam air sangat rendah sekitar 1 µg/I kecuali didaerah tercemar (Lu, 1995).

2.2.1.2 Penggunaan kadmium

Logam Cd banyak digunakan dalam industri seperti pembuatan alloy, sebagai pigmen pewarna cat, pembuatan keramik, pembuatan plastik, bahan fotografi, pembuatan tabung TV, kembang api, karet, pigmen pewarna gelas,


(2)

percetakan tekstil, serta pelapisan elektrik, karena kadmium memiliki keistimewaan non korosif (Widowati, 2008).

Logam kadmium juga digunakan dalam industri peleburan, dan sisa lumpur kotor sebagai pupuk tanaman pangan, yang menyebabkan kadarnya meningkat dalam lingkungan (Lu, 1995).

2.2.1.3 Efek toksik / bahaya kadmium

Kadmium(Cd) adalah logam toksik dan berbahaya terhadap manusia, efek toksik ini dapat bersifat akut dan kronis (Widowati, 2008 ).

Efek toksik akut disebabkan oleh uap kadmium oksidasi dari proses pengelasan dan pemotongan logam kadmium atau campuran logam yang mengandung kadmium. Target utama organ yang terkena kadmium ini adalah paru-paru dan manifestasi klinis terpenting berupa pneumonitis kimiawi berat. Gangguan ginjal, biasanya terjadi akibat jangka panjang dalam bentuk proteinuria tubulus. Dapat pula terjadi nekrosis kedua sisi korteks ginjal( Jeyaratnam, 2009 ).

Efek toksik kronis kadmium baik melalui inhalasi maupun oral dapat merusak sistem fisiologis tubuh, antara lain sistem urinaria (ren), sistem respirasi (paru-paru), sistem sirkulasi (darah) dan jantung, kerusakan sistem reproduksi, sistem saraf, bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan tulang (Widowati, 2008).

Kadmium ditransportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah merah dan protein berat molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh albumin. Sejumlah kecil kadmium dalam darah mungkin ditranspotasikan oleh metalotionin. Kadar kadmium dalam darah orang dewasa yang terpapar kadmium secara berlebihan biasanya 1 µg/dl, sedangkan bayi yang baru lahir mengandung


(3)

Absorbsi kadmium dalam saluran pencernaan meliputi 2 tahap yaitu: 1. Penyerapan kadmium dari lumen usus melewati membran brush border

kedalam sel mukosa.

2. Transfor kadmium kedalam aliran darah dan deposisi dalam jaringan, terutama dideposit dalam hati dan ginjal. Seperti halnya Zn, kadmium memiliki afinitas yang tinggi pada testis, sehingga konsentrasi pada jaringan testis lebih tinggi dibandingkan pada jaringan yang lainnya (Widowati, 2008).

2.2.1.4 Pencegahan dan penanggulangan toksisitas kadmium

Untuk mencegah dan mengurangi paparan kadmium, lakukan hal-hal berikut ini :

1.Menghindari paparan kadmium, dengan mengurangi rokok, mengurangi konsumsi makanan yang rentan terkontaminasi kadmium, antara lain kerang dan makanan laut lainnya, serta mengurangi minumanan yang rentan tercemar kadmium, antara lain kopi atau teh.

2.Untuk mencegah toksisitas kadmium, pertahankan kecukupan Zn dalam tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung Zn tinggi, antara lain biji-bijian yang tidak ditumbuk halus, makanan dari golongan Leguminosal dan kacang-kacangan. Konsumsi suplemen Zn 15-30 mg/hari bisa mengurangi toksisitas kadmium. Konsumsi Zn, Ca, dan Se dosis tinggi dapat mengurangi absorpsi kadmium. Demikian juga konsumsi besi ( Fe), kufrum (Cu), selenium (Se), dan vitamin C yang mampu meningkatkan eliminasi kadmium yang bisa diketahui dari kadar kadmium dalam urin atau kadar kadmium pada rambut.


(4)

3.Diet atau food supplement bisa mengurangi toksisitas kadmium, hal tersebut mampu menggantikan kadmium atau mengeliminasi kadmium dari tubuh, antioksidan, vitamin E, vitamin K, dan klorofil agar mampu mengurangi toksisitas kadmium.

Berikut daftar suplemen untuk mengurangi efek kadmium

Suplemen Dosis yang dianjurkan Peranan

Alfalfa 2000-3000 mg/hari Kandungan klorofil dan vitamin K

membantu mengurangi beban kadmium dalam tubuh

Kalsium (Ca) Magnesium (Mg)

2000 mg/hari

1000 mg/hari

Mineral membantu mengusir Cd dari tubuh

Vitamin E 600-1000 IU/hari Antioksidan

Seng (Zn) 50-60 mg/hari. Mengantikan posisi kadmium

kuprum (Cu) 3 mg/hari Membantu Zn mengurangi deposit

kadmium

Besi (Fe) Diberikan bersama

100mg vitamin C agar penyerapan lebih baik

Jangan diberikan bila tidak didiagnosa menderita anemia

Sumber (Widowati, 2008).

2.3 Inductively Couple Plasma (ICP)

Inductively Couple Plasma adalah alat yang dapat mendeteksi senyawa-senyawa logam dengan pembakaran menggunakan plasma. Plasma yang dihasilkan dari gas argon akan membakar sampel yang telah berubah dari fase


(5)

cahaya dengan panjang gelombang yang spesifik di setiap senyawa logam. Sistem pembacaan multi element memudahkan bagi analisa untuk mempercepat keluarnya hasil. ICP dapat digunakan dalam analisa kuantitatif untuk jenis sampel bahan-bahan alam seperti batu, tanah, endapan udara, air dan jaringan tanaman dan hewan, pertanian, kehutanan, peternakan, ilmu lingkungan dan industri makanan atau kosmetik (Razi, 2012).

ICP termasuk dalam spektro atomik yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk mendeteksi jejak logam dalam sampel dan untuk mendapatkan karakteristik unsur-unsur yang memancarkan gelombang tertentu.Alat ini menggunakan metode spektrofotometer emisi yang artinya adalah metode analisa yang didapat pada pengukuran intensitas emisi pada panjang gelombang yang khas ada sekitar 80 unsur yang dapat dianalisa (Manday, 2012).

2.3.1 Prinsip Inductively Couple Plasma (ICP)

Prinsip utama dari ICP adalah mengukur intensitas energi atau radiasi yang dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom (eksitasi atau ionisasi).Larutan sampel dihisap dan dialirkan dengan capillary tube menuju nebulizer.Nebulizer mengubah larutan sampel menjadi aerosol dan kemudian diinjeksikan melalui ICP. Pada temperatur plasma sampel-sampel akan teratomisasi dan tereksitas. Atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan awal (ground state) sambil memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasai didispersi oleh komponen optik. Sinar yang terdispersi secara berurutan muncul pada masing-masing panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal listrik yang besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya


(6)

konsentrasi unsur. Sinyal listrik ini kemudian diproses oleh sistem pengolahan data (Wibawa, 2012).

2.3.2 Instrumentasi alat Inductively Couple Plasma (ICP)

1. Plasma: merupakan campuran gas yang memiliki sifat konduktor yang mengandung konsentrasi besar dari kation dan elektron. Plasma diperoleh dari sebuah gas yang terionisasi, ketika obor dinyalakan maka menghasilkan medan magnet yang kuat.

2. Medan Magnet: adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu gaya magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipole magnetic

3. Pompa peristaltik: adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan untuk memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung fleksibel dipasang didalam casing pompa melingkar memberikan sebuah sampel organik menjadi nebulizer.

4. Nebulizer: berfungsi untuk mengubah cairan sampel menjadi aerosol.

5. Spray Chamber: berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma, pada spray chamber ini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah seragam.

6. RF generator: adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 watt) untuk menyalakan plasma dengan Argon sebagai sumber gas-nya. Tegangan ini di transferkan ke plasma melalui load coil, yang mengelilingi puncak dari obor (Wibawa, 2012)