Penetapan Kadar Kadmium (Cd) Dalam Eyeshadow Dengan Alat Inductively Couple Plasma (ICP)

(1)

PENETAPAN KADAR KADMIUM (Cd) DALAM

EYESHADOW DENGAN ALAT INDUCTIVELY COUPLE

PLASMA (ICP)

TUGAS AKHIR

OLEH

:

SRI REZEKINASUTION

NIM 112410052

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR KADMIUM (Cd) DALAM

EYESHADOW DENGAN ALAT INDUCTIVELY COUPLE

PLASMA (ICP)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:

SRI REZEKI NASUTION NIM 112410052

Medan, Juni 2014

Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

NIP 195112231980032002

Dra. Herawaty Ginting, M.Si., Apt.

Disahkan Oleh: Dekan,

NIP 195311281983031002


(3)

ii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “Penetapan kadar kadmium (Cd) dalam eyeshadow dengan alat Inductively Couple Plasma (ICP)”.Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapar menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Selama penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bimbingan dan dukungan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, teristimewa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda (Alm) M.Zein Nasution dan Ibunda Siti Fatimah yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta dari kecil hingga saat ini, memberikan motivasi dan restuyang tak ternilai harganya dengan apapun, beserta kakak-kakak dan abang-abang saya Watholly Zannaty Nst, Husni Sanjaya, Nurbaity Nst, Holimay Zahara Nst, Luluk Purwandi, Khadafi Syuhada Nst, (Alm) Ibnu Hasyim Nst, dan Abdi Syahputra Nst, yang selalu memberi semangat dan dukungan materi yang tak ternilai harganya kepada saya.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:


(4)

iii

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Herawaty Ginting, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian dan kesabaran hingga Tugas Akhir ini selesai.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silahahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.

4. Ibu Dr. Marline Nainggolan MS., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Rumanti Siahaan, S.K.M, M.Kes.,selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan dan Staf Laboratorium Kimia di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Medan.

6. Bapak Noviandi, S.Si.,M.Kes dan bang Panji Wibowo Hasyim, S.Si yang telah membantu saya melakukan penelitian ini dengan penuh kesabaran.

7. Dosen dan Pegawai Fakultas Farmasi Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan yang berupaya mendukung kemajuan mahasiswa.

8. Sahabat-sahabatku M.Nur Syuhada, Eka Dini W, Anggun Dita Mentari, Asri Saraswaty, M.Adhli Tawwakal SB, Andri Dwi Prabowo, yang telah memberikan semangat dan dukungan.

9. Teman-teman mahasiswa Analisa Farmasi dan Makanan stambuk 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi arti keberadaan mereka.


(5)

iv

10. Kristrian Al Rasyid yang selalu membantu dan memberikan dukungan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya isi dari Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini dan demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis sangat berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat semua pihak yang memerlukan. Amin

Medan, Juni2014 Penulis,

Sri Rezeki Nasution NIM 112410052


(6)

v

Penetapan Kadar Kadmium (Cd) Dalam Eyeshadow Dengan Alat Inductively Couple Plasma (ICP)

Abstrak

Kosmetika merupakan bahan atau campuran bahan untuk berhias yang bertujuan untuk mempercantik diri dan merawat tubuh.Salah satu sediaan kosmetik rias adalah eyeshadow yangberfungsi untuk mempercantik mata sehingga mata menjadi indah.Sediaan kosmetika sering dibuat dari bahan berbahaya dan dilarang atau mengandung logam berat salah satunya cadmium yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, alergi, iritasi dan kerusakan tulang.Tugas akhir ini bertujuan ntuk mengetahui berapa besarkadarcadmium dalam eyeshadow.

Sampel yang digunakan adalah eyeshadow dari 4 merek yang terdapat di pasar.Pemeriksaan sampel dilakukan dengan menggunakan alat Inductively Couple Plasma (ICP) di Laboratorium BTKLPP Medan. Hasil penelitian yang didapat bahwa kadar logam Cd dalam eyeshadow yaitu 0,00046 mg/L; 0,00037 mg/L; <0,0001 mg/L; <0,0001mg/L.

Dari keempat sampel yang diteliti seluruhnya positif mengandung Kadmium.


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... …… i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.2.1 Tujuan ... 2

1.2.2 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Pengertian Kosmetika ... 4

2.1.1 Penggolongan Kosmetika ... 5

2.1.2 Rias kelopak Mata (Eyeshadow) ... 5

2.1.3 Bahan Baku Pembuatan Kosmetik ... 6

2.1.3.1 Pewarna………. ... 6

2.1.4 Keracunan Kosmetika ... 7

2.1.5 Manfaat Kosmetika ... 7

2.2 Logam Berat ... 8

2.2.1 Logam Berat Kadmium ... 9

2.2.1.1 Kandungan Kadmium di Alam ... 9

2.2.1.2 Penggunaan Kadmium ... 10

2.2.1.3 Efek Toksik/Bahaya Kadmium ... 10

2.2.1.4 Pencegahan Toksisitas Cd……… .... 11

2.3 Inductively Couple Plasma ... 12

2.3.1 Prinsip Inductively Couple Plasma ... 14

2.3.2 Instrumentasi Alat ICP………. .... 14

BAB III METODE PENGUJIAN ... 15

3.1 Tempat ... 15

3.2 Sampel, Alat, dan Bahan ... 15

3.2.1 Sampel ... 15

3.2.2Alat ... 15

3.2.3Bahan ... 15

3.3 Prosedur ... 16

3.3.1 Pengambilan Sampel ... 16

3.3.2 Preparasi Sampel ... 16

3.3.3 Pengoperasian Sampel dengan Alat ICP………… .. 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1 Hasil ... 19

4.3 Persyaratan ... 19


(8)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

5.1 Kesimpulan ... 21

5.2 Saran ... 21


(9)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel Hasil penelitian logam Cd dalam eyeshadow ... 23


(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Persyaratan cemaran logam berat dalam kosmetika ... 24 Lampiran 2 Daftar bahan yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam

Kosmetika ... 25 Lampiran 3 Alat yang digunakan ... 26 Lampiran 4 Sampel yang digunakan ... 27


(11)

v

Penetapan Kadar Kadmium (Cd) Dalam Eyeshadow Dengan Alat Inductively Couple Plasma (ICP)

Abstrak

Kosmetika merupakan bahan atau campuran bahan untuk berhias yang bertujuan untuk mempercantik diri dan merawat tubuh.Salah satu sediaan kosmetik rias adalah eyeshadow yangberfungsi untuk mempercantik mata sehingga mata menjadi indah.Sediaan kosmetika sering dibuat dari bahan berbahaya dan dilarang atau mengandung logam berat salah satunya cadmium yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, alergi, iritasi dan kerusakan tulang.Tugas akhir ini bertujuan ntuk mengetahui berapa besarkadarcadmium dalam eyeshadow.

Sampel yang digunakan adalah eyeshadow dari 4 merek yang terdapat di pasar.Pemeriksaan sampel dilakukan dengan menggunakan alat Inductively Couple Plasma (ICP) di Laboratorium BTKLPP Medan. Hasil penelitian yang didapat bahwa kadar logam Cd dalam eyeshadow yaitu 0,00046 mg/L; 0,00037 mg/L; <0,0001 mg/L; <0,0001mg/L.

Dari keempat sampel yang diteliti seluruhnya positif mengandung Kadmium.


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetika adalah bahan atau sediaan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM, 2008).

Kosmetik terbagi menjadi 3 jenis, yaitu kosmetik hipoalergik, kosmetik tradisional, dan semi tradisional. Kosmetik hipoalergik adalah kosmetika yang didalamnya tidak mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi iritasi dan sensitasi. Kosmetika jenis ini merupakan kosmetika yang lebih aman untuk kesehatan kulit. Banyak bahan-bahan yang sering menimbulkan reaksi iritasi dan sensitasi yang telah dikeluarkan dari daftar kosmetika hipoalergik seperti aluminium sulfat, aluminium klorida, peru balsam, fenol, formaldehid, gum arabik, lanolin, merkuri, bismut, minyak bergamot, heksaklorofen, dll (Sartono, 2002).

Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan diolah secaara tradisional, sedangkan kosmetika semi tradisional adalah kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan mencampurkan bahan dari alam dan sintetik kedalamnya (Sartono, 2002).


(13)

2

Sediaan kosmetika bukanlah racun, akan tetapi karena ada yang dibuat dari bahan-bahan kimia dan mengandung logam berat berbahaya, terutama bagi kulit orang-orang tertentu, dapat menyebabkan keracunan, reaksi alergi, iritasi dan yang disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaannya (Sartono, 2002).

Tujuan utama penggunaan kosmetika pada masyarakat adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan pikiran tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar ultra violet, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup (Tranggono, 2007).

Pada kondisi sekarang ini, kosmetika sudah menjadi kebutuhan penting bagi wanita karir, salah satu kosmetika yang selalu dipakai para wanita adalah eyeshadow, tetapi masih banyak wanita yang belum mengetahui dan mengerti akan kandungan logam-logam berbahaya didalam eyeshadow yang teregistrasi maupun yang tidak teregistrasi.

Dari uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian terhadap kadarkadmium (Cd) yang terdapat didalam eyeshadow.

1.2 Tujuan Dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Adapun tujuan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui berapa besarkadarkadmium (Cd) yang terdapat didalam eyeshadow menggunakan alat ICP.


(14)

2

Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para wanita karier dan remaja putri tentang bahaya yang bisa ditimbulkan oleh kosmetika eyeshadow


(15)

3

yang didalamnya terdapat kandungan logam beratkadmium (Cd) baik yang teregistrasi dan tanpa registrasi BPOM sehingga para wanita dapat terhindar dari bahaya tersebut.


(16)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kosmetika

Kosmetik berasal dari bahasa Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias, dan mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut: “Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit” (Tranggono, 2007).

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan, oleh sebab itu pemakaian bahan kosmetik sebaiknya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit. Namun bila bahan kosmetika tersebut adalah bahan kimia yang berasal dari alam dan organ tubuh yang dikenai adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetika itu akan mengakibatkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit tersebut. Tak ada bahan kimia yang bersifat indeferens, jika dikenakan pada kulit. Selama kosmetika tersebut tidak mengandung bahan berbahaya yang secara farmkologis aktif mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetika jenis ini mengguntungkan dan bermanfaat untuk kulit itu sendiri (Tranggono, 2007).


(17)

5

2.1.1 Penggolongan kosmetik

Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 045/C/SK/1977 tanggal 22 Januari 1977, menurut kegunaannya kosmetik dikelompokkan dalam 13 golongan yaitu:

a. Sediaan untuk bayi misalnya minyak bayi, bedak bayi. dll b. Sediaan untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll c. Sediaan untuk make-up mata misalnya maskara, eye-shadow, dll d. Sediaan untuk wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll e. Sediaan rambut misalnya hair spray, shampoo, dll

f. Sediaan pewarna rambut, misalnya cat rambut. dll

g. Sediaan make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dll

h. Sediaan untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dll i. Sediaan kuku, misaalnya cat kuku, lotion kuku, dll

j. Sediaan untuk kebersihan badan, misalnya pembersih, dll k. Sediaan cukur, misalnya sabun cukur, dll

l. Sediaan perawat kulit, misalnya pelembab, pelindung, dll m. Sediaan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll

Tata rias mata atau sediaan make-up mata merupakan sediaan yang digunakan untuk memperindah penampilan bentuk mata termasuk mascara, eyeshadow, eye brow pensil dan eyeliner (Tranggono, 2007).

2.1.2 Rias kelopak mata (eyeshadow)

Setiap wanita pasti menginginkan untuk selalu tampil cantik. Keinginan ini dapat diwujudkan dengan menggunakan berbagai macam kosmetik seperti


(18)

6

bedak, lipstik, eyeliner, eyeshadow dan berbagai kosmetik lain untuk membuat wajah mereka terlihat lebih cantik.

Salah satu jenis sediaan kosmetika rias adalah perona kelopak mata (eye

shadow) yang merupakan sediaan rias yang berisi pigmen warna yang digunakan

pada kelopak mata untuk memberi latar belakang atau bayangan yang menarik pada mata sehingga memberi efek berkilau pada mata.Perona kelopak mata umumnya berwarna biru, merah tua, perak, hijau, dan coklat (Wasitaatmadja, 1997).

2.1.3 Bahan baku pembuatan kosmetika

Bahan baku kosmetika sangat bervariasi dan jumlahnya dapat mencapai puluhan jenis. Untuk memenuhi kebutuhan dasar produksi kosmetika, ada 5 jenis bahan baku yang penting, yaitu: waxes, oil, pengawet, antiseptic, antioksidan, pewarna dan pewangi (Wasitaatmadja, 1997).

2.1.3.1 Pewarna

Pewarna yang digunakan dalam kosmetika umumnya terdiri atas 2 jenis yaitu ;

a. Pewarna yang dapat larut dalam cairan, air,alkohol atau minyak. Contoh pewarna kosmetik ialah: pewarna asam, solvent dyes misalnya: merah DC, merah hijau no17, violet, kuning dan xanthane dyes misalnya: DC orange, merah dan kuning.

b. Pewarna yang tidak dapat larut dalam cairan (insoluble), terdiri dari bahan organik dan inorganik, misalnya besi oksida.

Tidak semua warna dapat digunakan untuk kosmetika, sebab kulit di beberapa bagian tubuh sensitif terhadap warna tertentu sehingga memerlukan


(19)

7

warna khusus, seperti kulit sekitar mata, kulit sekitar mulut, bibir dan kuku. Penggunaan zat warna untuk kosmetika di Indonesia telah ditetapkan melalui Surat Keputusan dan Permenkes, seperti yang terlampir dalam lampiran (halaman 25) (Wasitaatmadja, 1997).

2.1.4 Keracunan kosmetika

Pada kelopak mata, bahan-bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya radangpada kelopak mata yang merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Juga dapat menyebabkan terjadinya alergi yang disebabkan oleh debu, asap, bahan kimia iritatif dan bahan kosmetik (Ilyas, 1997).

Kosmetika mata (eyeliner, eyeshadow, mascara) atau kosmetik lainnya yang pemakaiannya didekat atau disekitar mata, misalnya kosmetika rambut atau muka, dapat menimbulkan efek samping pada mata berupa:

a. Rasa tersengat dan rasa terbakar akibat iritasi oleh zat yang masuk kedalam mata

b. Konjungtivitas alergik dengan atau tanpa dermatitis akibat masuknya partikel mascara, eyeshadow dan eyeliner didalam mata

c. Infeksi mata ringan sampai berat akibat pemakaian kosmetika yang tercemar oleh kuman(Wasitaatmadja, 1997).

2.1.5 Manfaat kosmetika

Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh yang berada paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan demikian pemakai kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif akan bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Wasitaatmadja, 1997)


(20)

8

2.2 Logam berat

Logam merupakan kelompok toksikan yang unik.Logam ini ditemukan dan menetap dialam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisikokimia, biologis atau akibat aktivitas manusia.Toksisitasnya dapat berubah drastis bila bentuk kimianya berubah (Lu, 1995).

Kebanyakan logam dan metaloid terdapat di alam, tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah, air dan udara. Tetapi, distribusinya nyata sekali tidak rata. Umumnya, kadar ini lebih meningkat bila ada aktifitas geologi, misalnya penambangan (Lu, 1995).

Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam yang lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup dan biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup (Palar, 2008).

Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia dimuka bumi ini. Logam berat dibagi kedalam 2 jenis, yaitu :

1. Logam berat esensial: yakni logam dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya

2. Logam berat tidak esensial: yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain.


(21)

9

Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat pada tubuh serta besarnya dosis paparan (Widowati, 2008).

2.2.1 Logam kadmium

Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan, umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida), atau belerang (cd sulfit), memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4 g/mol, titik leleh 321oC, dan titik didih 767oC, bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain, seperti nikel, emas, kuprumdan besi (Widowati, 2008).

Gambar 2.1 : Kadmium

Sumber :Anonim 2014

2.2.1.1 Kandungan kadmium di alam

Kadar kadmium di udara biasanya dalam rentang 1 µg/m3, tetapi dapat berjumlah lebih besar di tempat kerja tertentu. Kadarnya dalam air sangat rendah sekitar 1 µg/I kecuali didaerah tercemar (Lu, 1995).

2.2.1.2 Penggunaan kadmium

Logam Cd banyak digunakan dalam industri seperti pembuatan alloy, sebagai pigmen pewarna cat, pembuatan keramik, pembuatan plastik, bahan fotografi, pembuatan tabung TV, kembang api, karet, pigmen pewarna gelas,


(22)

10

percetakan tekstil, serta pelapisan elektrik, karena kadmium memiliki keistimewaan non korosif (Widowati, 2008).

Logam kadmium juga digunakan dalam industri peleburan, dan sisa lumpur kotor sebagai pupuk tanaman pangan, yang menyebabkan kadarnya meningkat dalam lingkungan (Lu, 1995).

2.2.1.3 Efek toksik / bahaya kadmium

Kadmium(Cd) adalah logam toksik dan berbahaya terhadap manusia, efek toksik ini dapat bersifat akut dan kronis (Widowati, 2008 ).

Efek toksik akut disebabkan oleh uap kadmium oksidasi dari proses pengelasan dan pemotongan logam kadmium atau campuran logam yang mengandung kadmium. Target utama organ yang terkena kadmium ini adalah paru-paru dan manifestasi klinis terpenting berupa pneumonitis kimiawi berat. Gangguan ginjal, biasanya terjadi akibat jangka panjang dalam bentuk proteinuria tubulus. Dapat pula terjadi nekrosis kedua sisi korteks ginjal( Jeyaratnam, 2009 ).

Efek toksik kronis kadmium baik melalui inhalasi maupun oral dapat merusak sistem fisiologis tubuh, antara lain sistem urinaria (ren), sistem respirasi (paru-paru), sistem sirkulasi (darah) dan jantung, kerusakan sistem reproduksi, sistem saraf, bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan tulang (Widowati, 2008).

Kadmium ditransportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah merah dan protein berat molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh albumin. Sejumlah kecil kadmium dalam darah mungkin ditranspotasikan oleh metalotionin. Kadar kadmium dalam darah orang dewasa yang terpapar kadmium secara berlebihan biasanya 1 µg/dl, sedangkan bayi yang baru lahir mengandung kadmium cukup rendah, kurang dari 1mg dari berat total tubuh


(23)

11

Absorbsi kadmium dalam saluran pencernaan meliputi 2 tahap yaitu: 1. Penyerapan kadmium dari lumen usus melewati membran brush border

kedalam sel mukosa.

2. Transfor kadmium kedalam aliran darah dan deposisi dalam jaringan, terutama dideposit dalam hati dan ginjal. Seperti halnya Zn, kadmium memiliki afinitas yang tinggi pada testis, sehingga konsentrasi pada jaringan testis lebih tinggi dibandingkan pada jaringan yang lainnya (Widowati, 2008).

2.2.1.4 Pencegahan dan penanggulangan toksisitas kadmium

Untuk mencegah dan mengurangi paparan kadmium, lakukan hal-hal berikut ini :

1.Menghindari paparan kadmium, dengan mengurangi rokok, mengurangi konsumsi makanan yang rentan terkontaminasi kadmium, antara lain kerang dan makanan laut lainnya, serta mengurangi minumanan yang rentan tercemar kadmium, antara lain kopi atau teh.

2.Untuk mencegah toksisitas kadmium, pertahankan kecukupan Zn dalam tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung Zn tinggi, antara lain biji-bijian yang tidak ditumbuk halus, makanan dari golongan Leguminosal dan kacang-kacangan. Konsumsi suplemen Zn 15-30 mg/hari bisa mengurangi toksisitas kadmium. Konsumsi Zn, Ca, dan Se dosis tinggi dapat mengurangi absorpsi kadmium. Demikian juga konsumsi besi ( Fe), kufrum (Cu), selenium (Se), dan vitamin C yang mampu meningkatkan eliminasi kadmium yang bisa diketahui dari kadar kadmium dalam urin atau kadar kadmium pada rambut.


(24)

12

3.Diet atau food supplement bisa mengurangi toksisitas kadmium, hal tersebut mampu menggantikan kadmium atau mengeliminasi kadmium dari tubuh, antioksidan, vitamin E, vitamin K, dan klorofil agar mampu mengurangi toksisitas kadmium.

Berikut daftar suplemen untuk mengurangi efek kadmium

Suplemen Dosis yang dianjurkan Peranan

Alfalfa 2000-3000 mg/hari Kandungan klorofil dan vitamin K

membantu mengurangi beban kadmium dalam tubuh Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) 2000 mg/hari 1000 mg/hari

Mineral membantu mengusir Cd dari tubuh

Vitamin E 600-1000 IU/hari Antioksidan

Seng (Zn) 50-60 mg/hari. Mengantikan posisi kadmium

kuprum (Cu) 3 mg/hari Membantu Zn mengurangi deposit

kadmium

Besi (Fe) Diberikan bersama

100mg vitamin C agar penyerapan lebih baik

Jangan diberikan bila tidak didiagnosa menderita anemia

Sumber (Widowati, 2008).

2.3 Inductively Couple Plasma (ICP)

Inductively Couple Plasma adalah alat yang dapat mendeteksi senyawa-senyawa logam dengan pembakaran menggunakan plasma. Plasma yang dihasilkan dari gas argon akan membakar sampel yang telah berubah dari fase cairan menjadi aerosol sehingga terjadi atomisasi dilanjutkan dengan ionisasi. Elektron tereksitasi kemudian kembali lagi/beremisi dan mengeluarkan energi


(25)

13

cahaya dengan panjang gelombang yang spesifik di setiap senyawa logam. Sistem pembacaan multi element memudahkan bagi analisa untuk mempercepat keluarnya hasil. ICP dapat digunakan dalam analisa kuantitatif untuk jenis sampel bahan-bahan alam seperti batu, tanah, endapan udara, air dan jaringan tanaman dan hewan, pertanian, kehutanan, peternakan, ilmu lingkungan dan industri makanan atau kosmetik (Razi, 2012).

ICP termasuk dalam spektro atomik yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk mendeteksi jejak logam dalam sampel dan untuk mendapatkan karakteristik unsur-unsur yang memancarkan gelombang tertentu.Alat ini menggunakan metode spektrofotometer emisi yang artinya adalah metode analisa yang didapat pada pengukuran intensitas emisi pada panjang gelombang yang khas ada sekitar 80 unsur yang dapat dianalisa (Manday, 2012).

2.3.1 Prinsip Inductively Couple Plasma (ICP)

Prinsip utama dari ICP adalah mengukur intensitas energi atau radiasi yang dipancarkan oleh unsur-unsur yang mengalami perubahan tingkat energi atom (eksitasi atau ionisasi).Larutan sampel dihisap dan dialirkan dengan capillary tube menuju nebulizer.Nebulizer mengubah larutan sampel menjadi aerosol dan kemudian diinjeksikan melalui ICP. Pada temperatur plasma sampel-sampel akan teratomisasi dan tereksitas. Atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan awal (ground state) sambil memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasai didispersi oleh komponen optik. Sinar yang terdispersi secara berurutan muncul pada masing-masing panjang gelombang unsur dan diubah dalam bentuk sinyal listrik yang besarnya sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya


(26)

14

konsentrasi unsur. Sinyal listrik ini kemudian diproses oleh sistem pengolahan data (Wibawa, 2012).

2.3.2 Instrumentasi alat Inductively Couple Plasma (ICP)

1. Plasma: merupakan campuran gas yang memiliki sifat konduktor yang mengandung konsentrasi besar dari kation dan elektron. Plasma diperoleh dari sebuah gas yang terionisasi, ketika obor dinyalakan maka menghasilkan medan magnet yang kuat.

2. Medan Magnet: adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu gaya magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipole magnetic

3. Pompa peristaltik: adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan untuk memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung fleksibel dipasang didalam casing pompa melingkar memberikan sebuah sampel organik menjadi nebulizer.

4. Nebulizer: berfungsi untuk mengubah cairan sampel menjadi aerosol.

5. Spray Chamber: berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma, pada spray chamber ini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah seragam.

6. RF generator: adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 watt) untuk menyalakan plasma dengan Argon sebagai sumber gas-nya. Tegangan ini di transferkan ke plasma melalui load coil, yang mengelilingi puncak dari obor (Wibawa, 2012)


(27)

15

BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat

Penetapan kadarkadmium (Cd) dalam eyeshadow dilakukan di Laboratorium Kimia Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Medan yang bertempat di Jalan KH. Wahid Hasyim No. 15 Medan.

3.2 Sampel, Bahan dan Alat 3.2.1 Sampel

- Eyeshadow 4 jenis 3.2.1 Bahan

- HNO3pekat - aquades 3.2.2 Alat

- timbangan

- alat preparasi sampel (novawave) - corong

- kertas saring - test tube - rak tabung - alat ICP


(28)

16

3.3 Prosedur

3.3.1 Pengambilan sampel

Sampel diambil 4 jenis dari toko pedagang acak yang ada di Pasar Pringgan Kecamatan Medan Baru dan di Swalayan yang ada di Mabar Kecamatan Medan Deli.

3.3.2 Preparasi sampel

1. Ditimbang sampel eyeshadow yang beredar di pasaran sebanyak 4 gram s.d 5 gram

2. Dimasukkan dalam tabung tube dan kemudian ditambahkan HNO3pekat

3. Dimasukkan kedalam Novawave untuk preparasi sampel, kemudian didinginkan

4. Ditambahkan aquadest secukupnya

5. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan kemudian disaring sampel yang telah di preparasi tadi

6. Dimasukkan kedalam tes tube untuk pengujian dengan alat ICP sesuai dengan nomor tabung nya

3.3.3 Pengoperasian Sampel dengan Alat ICP : - Alirkan gas argon , tunggu 5 menit untuk purging - Dihidupkan Exhaust system

- Dihidupkan instrument ICP, tunggu 10 menit untuk warning up

- Dihidupkan water chiller, tunggu 5 menit sampai temperatur stabil (sekitar 23-0

C – 240C)

- Dibuka ICP software, klik instrument icon


(29)

17

- Ditutup instrument page - Diklik worksheet icon

- Dibuat worksheet baru, klik New (jika sudah ada metode yang dibuat, langsung klik open)

- Diklik edit method

- Dipilih elemen dan wavelenght yang akan dianalisa - Diklik condition

- Dihidupkan plasma, tunggu 5 menit sampai stabil - Disetting semua parameter yang diperlukan - Diklik standart dan masukkan jumlah standart

- Ditutup method editor dan update semua methode setting yang telah dilakukan - Diklik sequence page

- Diklik sequence editor

- Dimasukkan sampel number dan calibration solution - Diklik ok, tutup sequence editor

- Diklik manual sampel source - Diklik analysis page

- Dipilih standart dan sampel yang akan dianalisa, aktifkan dengan cara diblok, klik kanan dan plih select for analysis

- Diklik start icon

- Diaspirasikan semua solution sesuai perintah

- Setelah selesai mengukur standart dan sampel, diaspirasikan blank selama 3 menit


(30)

18

- Ditutup worksheet - Ditutup ICP software - Dimatikan water chiller - Dimatikan ICP instrument - Dimatikan komputer


(31)

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil penetapan kadarkadmium (Cd) diperoleh hasil seperti pada tabel 1 Tabel 4.1 : Hasil analisa eyeshadow dengan ICP

No Keterangan Contoh Uji

Hasil Analisa (mg/L) BPOM 2011 Cd Cd

1 Just mist 0.00046

Dilarang dipergunakan dalam

kosmetik

2 Mac 0,00037

3 Louvre < 0,0001

4 Revlon < 0,0001

4.2 Pembahasan

Hasil analisis pengujian sampel menunjukkan bahwa merk Just mist, Mac, Louvre, dan Revlon positif mengandung logam berat kadmium yang berbahaya bagi kesehatan.Dari keempat sampel yang diteliti seluruhnya tidak memenuhi Peraturan BPOM walaupun dalam jumlah kecil (BPOM, 2011).

Kosmetik berguna untuk memperbaiki kesehatan kulit, kebersihan dan penampilan fisik manusia dan melindungi bagian tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan.Kosmetik termasuk sediaan farmasi maka pembuatannya harus mengikuti persyaratan, keamanan, serta pemanfaatan sesuai Undang-Undang Kesehatan serta Peraturan Pelaksanaannya.Kosmetik tidak boleh mempengaruhi fisiologi tubuh dan hanya bekerja diepidermis kulit. Keputusan


(32)

21

BPOM tentang kosmetik, dipersyaratkan bahwa kosmetik yang diproduksi dan diedarkan harus menggunakan bahan yang memenuhi standart dan persyaratan mutu, diproduksi menggunakan cara yang benar serta terdaftar dan mendapat izin edar dari POM.

Penggunaanlogam kadmium dalam bahan eyeshadow tidak diperbolehkan. Logam kadmium dapat memberikan efek toksik dan dalam dosis tunggal mampu menginduksi gangguan saluran pencernaan, sedangkan paparan kadmium dalam dosis rendah tetapi berulang dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Kandungan kadmium dalam kosmetik diakibatkan oleh kontaminasi dari bahan baku yang digunakan atau penggunaan pigmen yang mengandung kadmium. Kadmiumdapat masuk kedalam tubuh melalui kulit, tertelan atau kontak dengan mata kemudian masuk kedalam peredaran darah yang berikatan dengan sel darah merah, setelah toksikan kadmium masuk kedalam darah, toksikan didistribusikan dengan cepat keseluruh tubuh. Kadmium memiliki afinitas yang tinggi terhadap hepar dan ginjal, pada umumnya sekitar 50-75% dari beban kadmium dalam tubuh terdapat pada kedua organ tersebut, maka apabila hepar dan ginjal tidak dapat melakukan detoksifikasi lagi maka akan terjadi kerusakan sel hepar dan ginjal.Selain itu kadmium juga menyebabkan pembekakan pada paru-paru, jantung, terjadinya daya keseimbangan kalsium dan posfat dalam ginjal sehingga menyebabkan kerapuhan tulang tulang, sistem reproduksi yang akan mematikan sel-sel sperma sehingga terjadi impotensi (Widowati, 2008).


(33)

21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian dengan menggunakan ICP yang dilakukan pada empat produk eyeshadow seluruhnya positif mengandung logam kadmium (Cd), dan tidak memenuhi batas cemaran logam berat sesuai dengan Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan yaitu < 0,0001 ppm, <0,0001 ppm, <0,0001 ppm dan 0,00094 ppm.

5.2Saran

1. Diharapkan kepada masyarakat untuk berhati–hati dalam penggunaan kosmetik.denganmembeli kosmetik ditoko-toko yang resmi, cermat dalam memilih dan membeli kosmetik yang sesuai kebutuhan, cermat membaca informasi yang tercantum pada kemasan kosmetik/label.

2. Sebaiknya mengurangi pemakaian kosmetik saat hamil untuk menghindari hal-hal buruk yang terjadi pada janin, konsultasikanlah kosmetik pilihan anda ke dokter, bila terjadi iritasi segera hentikan pemakain kosmetik anda.

3. Selanjutnya untuk pemerintah harus lebih selektif dalam izin perdagangan obat dan makanan serta dinas kesehatan perlu pengawasan yang lebih agar kosmetik yang digunakan oleh masyarakat aman.


(34)

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2014). https://www.google.com/gambar+logam+kadmium. Diakses 3Mei 2014

BPOM. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik

Indonesia Nomor :HK.03.1.23.07.11.6662 Tentang Persyaratan Logam.Edisi Kedua. Jakarta: UI–Press.

BPOM. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik

Indonesia Nomor :HK.03.1.23.08.11.07157Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika.Edisi Kedua. Jakarta: UI–Press.

Ilyas.S. (1997).Ilmu Penyakit Mata. Cetakan I. Jakarta: FKUI.

Jeyaratnam, J. (1996). Buku Ajar : Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lu, C. Frank. (1994). Toksikologi Dasa: Asas, Organ, Sasaran, dan Penilaian

Risiko Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan Toksitologi Senyawa Logam. Jakarta: UI-Press.

Manday, P. (2012). Mengenal ICP Untuk Analisa Logam.Diambil dari:

25 Maret 2014.

Palar, H. (2004).Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Cetakan Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Razi.(2012). Inductively Couple Plasma.Diambil dari:

Maret 2014.

Sartono. (2002). Racun dan Keracunan.Jakarta: Widya Medika.

Tranggono, Retno Iswari. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

Kosmetik.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press. Wibawa.A. (2012).Inductively Couple Plasma.Diambil dari:

Maret 2014.

Widowati, W. (2008).Efek Toksik Logam : Pencegahan dan Penanggulangan


(35)

24

Tabel 1 : Hasil analisa eyeshadow dengan ICP

No Keterangan Contoh Uji

Hasil Analisa (mg/L) BPOM 2011 Cd Cd

1 Just mist 0.00046

Dilarang dipergunakan dalam

kosmetik

2 Mac 0,00037

3 Louvre < 0,0001


(36)

24

Lampiran 1

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor: HK.0.3.1.23.07.11.07157 tentang bahan yang dilarang dalam kosmetik

No. Nama Bahan Yang Dilarang Penggunaanny Dalam Kosmetik 1 Aconitum napellus L. (daun, akar dan sediaan galeniknya) 2 Kadmium dan senyawanya

3 Adonis vernalis L, dan sediannya

4 Butil glisidil eter

5 Acid orange 24 (Cl 20170), bila digunakan dalam sedian pewarna rambut 6 Acid red 73 (Cl 27290), bila digunakan dalam sedian pewarna rambut 7 Asetamida

8 Asetonitril


(37)

27

Lampiran 2

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 359/MENKES/PER/IX/1983

Daftar bahan yang tidak diizinkan untuk digunakan pada kosmetika 1 Antimon dan senyawanya

2 Arsen dan senyawanya 3 Barium dan senyawanya 4 Berilium dan senyawanya 5 Bitionol

6 Fosfor

7 Hidrokinon monobenzil eter 8 Hormon

9 Kloroform

10 Kadmium dan senyawanya

11 Krom dan senyawanya kecuali zat t warna hijau K4 dan K5 12 Perak dan senyawanya

13 Air raksa dan senyawanya kecuali fenil raksa nitrat dan tiomersal 14 Salisil anilida berhalogen

15 Selenium dan senyawanya

16 Timbal dan senyawanya kecuali Timbal asetat maksimum 2% cat rambut 17 Strontium dan senyawanya


(38)

27

Lampiran 3 Alat yang digunakan

Gambar 1 Alat ICP


(39)

27

Lampiran 4 Sampel yang digunakan

Gambar 1Sampel


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2014). https://www.google.com/gambar+logam+kadmium. Diakses 3Mei 2014

BPOM. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik

Indonesia Nomor :HK.03.1.23.07.11.6662 Tentang Persyaratan Logam.Edisi Kedua. Jakarta: UI–Press.

BPOM. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik

Indonesia Nomor :HK.03.1.23.08.11.07157Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika.Edisi Kedua. Jakarta: UI–Press.

Ilyas.S. (1997).Ilmu Penyakit Mata. Cetakan I. Jakarta: FKUI.

Jeyaratnam, J. (1996). Buku Ajar : Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lu, C. Frank. (1994). Toksikologi Dasa: Asas, Organ, Sasaran, dan Penilaian

Risiko Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan Toksitologi Senyawa Logam. Jakarta: UI-Press.

Manday, P. (2012). Mengenal ICP Untuk Analisa Logam.Diambil dari:

25 Maret 2014.

Palar, H. (2004).Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Cetakan Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Razi.(2012). Inductively Couple Plasma.Diambil dari:

Maret 2014.

Sartono. (2002). Racun dan Keracunan.Jakarta: Widya Medika.

Tranggono, Retno Iswari. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

Kosmetik.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press. Wibawa.A. (2012).Inductively Couple Plasma.Diambil dari:

Maret 2014.

Widowati, W. (2008).Efek Toksik Logam : Pencegahan dan Penanggulangan


(2)

Tabel 1 : Hasil analisa eyeshadow dengan ICP

No Keterangan Contoh Uji

Hasil Analisa (mg/L) BPOM 2011 Cd Cd

1 Just mist 0.00046

Dilarang dipergunakan dalam

kosmetik

2 Mac 0,00037

3 Louvre < 0,0001


(3)

Lampiran 1

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor: HK.0.3.1.23.07.11.07157 tentang bahan yang dilarang dalam kosmetik

No. Nama Bahan Yang Dilarang Penggunaanny Dalam Kosmetik 1 Aconitum napellus L. (daun, akar dan sediaan galeniknya) 2 Kadmium dan senyawanya

3 Adonis vernalis L, dan sediannya

4 Butil glisidil eter

5 Acid orange 24 (Cl 20170), bila digunakan dalam sedian pewarna rambut 6 Acid red 73 (Cl 27290), bila digunakan dalam sedian pewarna rambut 7 Asetamida

8 Asetonitril


(4)

Lampiran 2

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 359/MENKES/PER/IX/1983

Daftar bahan yang tidak diizinkan untuk digunakan pada kosmetika 1 Antimon dan senyawanya

2 Arsen dan senyawanya 3 Barium dan senyawanya 4 Berilium dan senyawanya 5 Bitionol

6 Fosfor

7 Hidrokinon monobenzil eter 8 Hormon

9 Kloroform

10 Kadmium dan senyawanya

11 Krom dan senyawanya kecuali zat t warna hijau K4 dan K5 12 Perak dan senyawanya

13 Air raksa dan senyawanya kecuali fenil raksa nitrat dan tiomersal 14 Salisil anilida berhalogen

15 Selenium dan senyawanya

16 Timbal dan senyawanya kecuali Timbal asetat maksimum 2% cat rambut 17 Strontium dan senyawanya


(5)

Lampiran 3 Alat yang digunakan

Gambar 1 Alat ICP


(6)

Lampiran 4 Sampel yang digunakan

Gambar 1Sampel