Pemanfaatan Sumber Informasi Elektronik Pada Perpustakaan Universitas Pembangunan Panca Budi

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi. Perpustakaan Nasional mendefinisikan perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang layanannya diperuntukkan untuk sivitis akademika perguruan tinggi yang bersangkutan.

Reitz (2004) mendefenisikan perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut, “A library or library system established, administered, and funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its students, faculty, and staff”. Definisi ini menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya.

2.1.1 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam pencapaian tujuan yang sempurna perpustakaan harus mampu melakukan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh kerena itu yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksana evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

2. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.


(2)

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

4. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.

5. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

6. Fungsi Interpetasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya

untuk membantu pengguna dalam melakukan

dharmanya.(Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, 2004: 3).

Uraian di atas berkaitan dengan gagasan yang dikemukakan Mahmudin (2006 : 2), bahwa:

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diantaranya menyediakan informasi ilmiah untuk para mahasiswa, dosen, dan karyawan maupun pemakai dari luar. Baik koleksi buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa fungsi dari perpustakaan adalah fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, deposit dan fungsi interpetasi dan mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diantaranya menyediakan informasi ilmiah untuk para mahasiswa, dosen, dan karyawan maupun pemakai dari luar.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Berdirinya suatu perpustakaan perguruan tinggi tidak lepas dari tujuan awal didirikannya perpustakaan tersebut, yaitu untuk menunjang program Tri Dharma perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka, tetapi perpustakaan diharapkan dapat membantu mahasiswa dan staf pengajar menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar-mengajar.

Segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menunjang proses belajar mengajar maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum perkuliahan dan kebutuhan penggunanya. Menurut Sjahrial- Pamuntjak (2000: 5) dalam bukunya Pedoman


(3)

Penyelenggaraan Perpustakaan,”perpustakaan Perguruan Tinggi tujuannya membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran”. Sebagai bagian dari institusi perguruan tinggi, perpustakaan diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Menurut Yuven (2010 : 1) tujuan perpustakaan perguruan tinggi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Dalam menunjang pendidikan dan pengajaran maka Perpustakaan Perguruan Tinggi bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi untuk mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku

2. Dalam menunjang penelitian maka kegiatan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti baikintern institusi atau ekstern di luar institusi.

3. Dalam menunjang pengabdian kepada masyarakat maka Perpustakaan Perguruan Tinggi melakukan kegiatan dengan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat.

4. Pada dasarnya tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi secara umum adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah dan merawat pustaka serta mendayagunakan untuk kepentingan civitas akademika pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah menjalankan pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk memberikan pelayanan informasi dan bahan lainnya untuk pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat penggunanya, guna mendukung pelaksanaan program perguruan tingginya.

2.2Informasi

Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang” (Kadir, 2003:31). Sedangkan Menurut Laudon dan Laudon (2010), “Informasi adalah data yang telah dibuat kedalam


(4)

bentuk yang memiliki arti berguna bagi manusia”. O’Brien dan Marakas (2008), “Informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para end user tertentu”. Selain itu juga, Stair dan Reynolds (2010) mendefiniskan “Informasi sebagai kumpulan fakta yang terorganisir sehingga mereka memiliki nilai tambah selain nilai fakta individu.

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang mempunyai nilai dan informasi akan lebih berarti apabila terdapat unsur- unsur didalamnya seperti yang dikatakan Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau yang akan datang. Informasi akan memiliki arti manakala informasi tersebut memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Relevan, artinya informasi yang diinginkan benar-benar ada relevansi dengan masalah yang dihadapi.

2. Kejelasan, artinya terbebas dari istilah-istilah yang membingungkan. 3. Akurasi, artinya bahwa informasi yang hendak disajikan harus secara

teliti dan lengkap.

4. Tepat waktu, artinya data yang disajikan adalah data terbaru dan mutahir. Informasi merupakan hasil pengolahan data yang memiliki nilai tambah, makna dan berguna bagi penggunanya. “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”. (Untung Rahardja, 2007 : 99) Menurut Satzinger (2010, p7), informasi adalah data yang telah dikumpulkan, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

2.2.1 Manfaat Informasi

Informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan maupun bentuknya. Manfaat informasi bagi setiap orang berbeda-beda. Adapun manfaat dari informasi menurut Sutanta (2003: 11) adalah:

1. Menambah pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan

Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan


(5)

terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa informasi akan memberikan standar, aturan dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh. Informasi juga dapat mengurangi ketidakpastian dan menambah pengetahuan dan wawasan.

2.2.2 Pengertian Kebutuhan Informasi

Kebutuhan diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang yang harus dipenuhi. Seperti yang dinyatakan Kulthau yang dikutip oleh Ishak (2006: 91) ”kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan”. Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (2006: 91) mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai berikut, “...when the current state of possessed knowledge is less than needed. Krikelas menyatakan bahwa kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi.

Dari kedua pernyataan di atas terlihat bahwa setiap orang membutuhkan informasi dalam hidupnya. Kebutuhan informasi disebabkan oleh adanya keinginan untuk mendapatkan sebuah kepastian terhadap satu situasi yang dianggap membingungkan. Informasi sebagai jawaban atas ketidakpastian tersebut.

2.2.3 Jenis Kebutuhan Informasi

Informasi memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda bagi setiap pengguna dan ada 3(tiga) macam kebutuhan. seperti yang dikutip dari Prahatmaja (2006: 5) membagi kebutuhan informasi manusia menjadi tiga macam kebutuhan informasi, yaitu:


(6)

yaitu kebutuhan yang seharusnya ada kalau seseorang mau mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi obyektif ini menentukan ruang lingkup informasi potensial obyektif.

2. Kebutuhan informasi subyektif

yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang sebagai persyaratan untuk suksesnya pencapaian tujuan. Kebutuhan jenis ini menentukan ruang lingkup informasi potensial subyektif. Namun yang sering menjadi permasalahan adalah kebutuhan informasi yang disadari pun kerapkali tidak selalu mudah untuk merumuskannya. 3. Kebutuhan informasi yang terpenuhi

yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang dan terpenuhi kebutuhannya.

Ada banyak jenis kebutuhan informasi, seperti Katz yang dikutip olehYusup (2009: 205), antara lain adalah:

a. Kebutuhan kognitif

Ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

b. Kebutuhan afektif

Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estesis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Dalam hal ini, berbagai media sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Misalnya, orang membeli radio, televisi, dan menonton film, tidak lain karena mencari hiburan.

c. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

d. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs). Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

a. Kebutuhan berkhayal (escapist needs).

Ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat mencari hiburan dan pengalihan. Menurut Morgan dan King yang dikutip oleh Wilson (1995) mengemukakan bahwa jenis kebutuhan informasi muncul dari tiga motif, yaitu :

1. Physiological motives

Kebutuhan informasi didasari atas kebutuhan diri sendiri. 2. Unlearned motives


(7)

Kebutuhan informasi terjadi karena adanya tugas, atau informasi digunakan untuk mengambil suatu keputusan.

3. Social motives

Kebutuhan informasi terjadi karena adanya permintaan informasi dari orang lain. Berdasarkan uraian di atas, jenis kebutuhan informasi itu didasari atas kebutuhan diri sendiri, seperti adanya keingintahuan, pendidikan, tugas, pekerjaan dan lainnya.

2.3 Grey Literatur

2.3.1 Pengertian Grey Literatur

Grey literature adalah bahan pustaka yang tidak tersedia di deretan buku untuk dijual (non-commercial printed materials); fisik luar (cover), pencetakan dan penjilidan sederhana; dibuat untuk keperluan khusus atau untuk kalangan terbatas, misalnya prosiding, disertasi, bibliografi, laporan dan sebagainya (C.P. Anger yang di kutip oleh Adi, 2008:65)

Menurut Hirtle yang di kutip oleh Mason (2000:1) menyatakan grey literature adalah :

The quasi-printed reports, unpublished but circulated papers, unpublished proceedings of conferences, printed programs from conferences, and the other non-unique material which seems to constitute the bulk of our modern manuscript collection.

Pendapat Hirtle di atas dapat diartikan bahwa grey literature adalah laporan dalam bentuk tercetak, tidak dipublikasikan namun dalam bentuk kertas beredar seperti prosiding suatu konferensi, program tercetak dari konferensi dan bahan non-unik lainnya yang digunakan untuk menyusun koleksi manuskrip modern. Sedangkan menurut Virginia Institut of Marine Science (VIMS) (2003:1), pengertian grey literature adalah

This term refers to papers, reports, technical notes or other documents produced and published by governmental agencies, academic institutions and other groups that are not distributed or indexed by commercial publishers.

Selain pendapat di atas, Reitz (2004:68) dalam Dictionary for Library and Information Science mendefenisikan grey literature sebagai

Printed works such as reports, preprints, internal documents, Ph.D. dissertations, master’s theses, and conference proceedings, not readily available through regular market channels because they were never commercially published or listed or were poorly distributed.

2.3.2 Jenis Dokumen Grey Literature

Pada umumnya dokumen grey literature tidak dapat dipinjamkan dan hanya boleh di baca di tempat saja. Skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian dan pidato


(8)

pengukuhan merupakan beberapa contoh dokumen grey literature. Rompas yang di kutip oleh Huda (2007:19) menggolongkan literatur abu-abu (grey literature) ke dalam :

Karya tulis ilmiah, yang dapat berupa penelitian, survey dan evaluasi, karya persyaratan akademisi dapat berupa skripsi, tesis dan disertasi ; buku pedoman dan petunjuk yang dibuat mengiringi sebuah produk barang baru berupa alat, metode atau suatu peraturan dan undang – undang, laporan – laporan penelitian, liputan peristiwa, organisasi/instansi, perkembangan bidang ilmu tertentu dan sebagainya, bibliografi, katalog dan daftar. Dari segi informasi yang terkandung, literature kelabu (grey literatur) merupakan informasi yang dipilih dan orisinil, objektif dan mutakhir. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55) disebutkan bahwa :

Literatur abu-abu (grey literature) meliputi semua karya ilmiah dan non ilmiah yang dihasilkan oleh suatu perguruan tinggi. Literatur abu-abu ini wajib disimpan di perpustakaan dengan keputusan dari Rektor.

Literatur abu-abu (grey literature) yang dimaksud adalah : 1. Skripsi, tesis, disertasi.

2. Makalah seminar, simposium, konferensi, dan sebagainya. 3. Laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 4. Laporan lain-lain, pidato pengukuhan, dan sebagainya. 5. Artikel yang dipublikasikan oleh media massa

6. Publikasi internal kampus 7. Majalah atau bulletin kampus 2.4 Sumber Informasi Elektronik

Pengertian sumber elektronik berdasarkan AACR2 adalah bahan (data dan/atau program) yang diciptakan dengan menggunakan kode atau program komputer agar dapat dimanfaatkan dengan piranti komputer. Untuk memanfaatkan bahan sumber elektronik diperlukan piranti yang terhubung langsung dengan komputer, misalnya pemutar CD-ROM atau sambungan ke jejaring komputer, misalnya, internet. Sumber elektronik sebelumnya dikenal sebagai berkas komputer (computer files). Pengertian ini berkembang seiring dengan perkembangan jenis sumber elektronik.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 dalam Pasal 1 mencantumkan pengertian dari informasi elektronik adalah suatu atau sekumpulan data elektronik termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan foto,


(9)

electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

2.4.1 Electronic Journal (E-Journal)

Jurnal elektronik adalah saran yang mengelola jurnal ilmiah maupun non ilmiah yang di sediakan untuk menjadi wadah bagi pengelola karya- karya ilmiah seperti yang di kutip dari LIPI (2005, 1), “Jurnal elektonik (E-journal) adalah sarana berbasis web untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah maupun non ilmiah. Sarana ini disediakan sebagai wadah bagi pengelola, penulis dan pembaca karya-karya ilmiah”. Hal yang dijabarkan menurut LIPI di atas menganggap bahwa jurnal elektronik sebagai sarana yang berbasis web bagi penulis, penerbit, dan pembaca karya ilmiah maupun non ilmiah. Informasi yang terdapat di dalam e-journal (jurnal elektronik) adalah sekumpulan serial yang dapat berupa artikel-artikel ilmiah, karya ilmiah yang mempunyai nomor standar. Sehingga informasi yang terkandung di dalam jurnal elektronik tersebut dapat dipercaya karena telah diakui dengan adanya ISSN pada jurnal elektronik tersebut.

Saat ini jurnal diterbitkan bentuk cetak, tersedia pula dalam bentuk digital atau CD-ROM, dan Jurnal yang memang hanya diterbitkan secara online. Menurut Sri Endah Pertiwi E-journal merupakan kumpulan hasil riset penelitian yang bersifat obyektif dan rasional sebagai aset terpenting dari masyarakat ilmiah yang dikemas dalam data digital. Jurnal elektronik menjadi komoditas terpenting yang mampu mengangkat eksistensi sebuah institusi di mata umum. Juga acuan publik dalam menganalisis subyek-subyek penelitian yang berpresisi tinggi untuk kemaslahatan bersama.

Jenis-jenis jurnal elektronik pada umumnya terdiri dari jurnal elektronik berbasis WEB dan berbentuk CD-ROM.

1. Journal Elektronik Berbasis WEB

Bradley yang di kutip oleh Muntashir (2005 : 9), menyatakan pada dasarnya “jurnal online adalah suatu jurnal yang dikonversi kedalam bentuk digital dan ditempatkan pada database yang hanya biasa diakses melalui internet.” Sesuai


(10)

dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal berbasis web atau yang kita kenal dengan jurnal online merupakan jurnal yang dalam waktu kita mengaksesnya membutuhkan media yaitu internet.

2. Jurnal Elektronik Berbentuk CD-ROM

Bamford yang di kutip oleh Muntashir (2005 : 10) menyatakan: CD-ROM merupakan temuan baru teknologi informasi, berbentuk fisik cakram, dengan diameter 120 mm (12cm), dengan ketebalan 1,2 mm, yang terbuat dari polycarbonate, dengan lapisan mengkilat, tempat informasi disimpan, dan hanya satu sisi dari disc itu yang dapat digunakan untuk menyimpan informasi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa defimisi CD-ROM adalah suatu benda berbentuk cakram dimana informasi tersedia didalamnya tergantung informasi apa yang disimpan termasuk jurnal, dengan media aksesnya menggunakan komputer.

2.4.2 Electronic Book (E-Book)

Menurut Hasugian (2008:14), “buku elektronik adalah buku yang diterbitkan dalam format elektronik. Pada prinsipnya muatan isi (content) buku elektronik sama dengan versi cetaknya”. Hanya karena formatnya berbeda maka cara penggunaannya pun berbeda. Buku elektronikdapat dibeli secara utuh seperti halnya dengan buku biasa, terutama yang tersedia terekam dalam CD atau media rekam elektronik lainya, tetapi saat ini sudah banyak tersedia dan dilanggan secara online. Rafael Ball berpendapat bahwa “media, penerbit, serta perpustakaan telah membayangkan sulitnya ketersediaan informasi tanpa menggunakan e-book. Ia mendefinisikan e-book sebagai perangkat keras yang mampu membaca teks berbentuk elektronik”.

Ahmad (2009) menyatakan bahwa: E-Book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa e-book (buku elektronik) adalah buku yang dikemas dalam format elektronik yang dapat pengguna peroleh dan diakses dengan memanfaatkan komputer. Pengguna dapat menyimpan beberapa banyak buku elektronik dalam sebuah flashdisc dan bisa


(11)

dibawa kemana-mana, sedangkan buku dalam format tercetak akan mengalami kesulitan untuk membawanya kemana-mana dalam jumlah yang banyak. Pembuatan buku dalam format elektronik juga merupakan satu usaha untuk melestarikan informasi-informasi yang tadinya terdapat dalam buku tercetak. Buku dalam format tercetak lebih mudah mengalami kerusakan dan biaya perawatannya pun lebih mahal, maka dari itu akan lebih baik jika dilakukan transfer data/informasi dari buku ke buku elektronik (e-book) untuk menjaga kelestarian informasi yang ada.

2.4.3 Multimedia

Multimedia adalah kata- kata sekaligus gambar yang disajikan dalam bentuk verbal seperti yang dikuti dari Mayer (2009:3) mendefinisikan “multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar yang dimaksud dengan kata disini adalah materinya disajikan dengan verbalform atau bentuk verbal”.

Multimedia adalah gabungan dari teks, gambar, suara, animasi dan video, beberapa komponen tersebut atau seluruh komponen tersebut dimasukan ke dalam program yang koheren. Multimedia merupakan kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer (Vaughan, 2006: 2). Multimedia dapat diartikan sebagai suatu penggunaan dari gabungan beberapa media dalam menyampaikan informasi yang berupa teks, grafis atau animasi grafis, movie, video dan audio. Multimedia interaktif yang berbasis computer meliputi hypermedia dan hypertext. Hypermedia merupakan suatu penggunaan format presentasi multimedia yang terdiri atas teks, grafis diam atau animasi, bentuk movie, video dan audio. Hypertext yaitu bentuk teks, diagram statis, gambar dan tabel yang ditayangkan dan disusun secara tidak linier (urut atau segaris). Roblyer (2003: 164) menyatakan “Multimedia simply means “multimedia” or “a combination media” The media can be still pictures, sound, motion video, animation and/or text items combined in a product whose purpose is to communicate information”. Multimedia atau media kombinasi merupakan media yang terdiri dari gambar diam, suara, video gerak, animasi dan yang teks digabungkan dalam suatu produk yang bertujuan untuk memberikan


(12)

informasi. Lebih lanjut Reddi & Mishra (2003: 4) mengungkapkan juga multimedia

As such multimedia can be defined as an integration of multiple media elements (audio, video, graphics, text, animation etc.) into one synergetic and symbiotic wholethat results in more benefits for the end user than any one of the media element can provide individuall”. Multimedia didefinisikan sebagai beberapa unsur yang terintegrasi kedalam media (audio,video, grafik, teks, animasi, dan lain-lain) menjadi satu kesatuan yang sinergis dan simbiosis yang memberikan keuntungan bagi pengguna maupun individu.

Sedangkan Ariesto Hadi (2003: 3) mengungkapkan multimedia sudah ada sebelum komputer menampilkan presentasi dengan menggunakan beberapa cara. Komputer mempunyai kemampuan dalam mengorganisir beberapa atau keseluruhan komponen multimedia yang terpadu. Sedangkan komponen interaktif yang tertuju pada proses kekuasaan pengguna atau user untuk mengontrol program program yang dijalankan oleh komputer. Inilah yang disebut sebagai multimedia interaktif menggambarkan keseluruhan bentuk cara baru dari software komputer yang membawa informasi- informasi.

2.4.4 Electronic Learning (E-Learning)

Beberapa ahli yang mendukung pendapat e-learning sebagai electronic based diantaranya Elliott Masie, cisco and comellia (2000) menjelaskan, “ e-learning adalah pembelajaran dimana bahan pembelajaran disampaikan melalui media elektronik seperti internet, intranet, satelit, TV, CD-ROM, dan lain-lain, jadi tidak harus internet karena internet salah satu bagian dari e-learning”.

Pendapat ini didukung oleh Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic center (2003) bahwa e-learning adalah “proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi”. Para ahli yang mendukung pemahaman e-learning sebagai media yang menggunakan internet diantaranya e-learning adalah “penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan”. (Rosenberg (2001) “E-learning atau internet enable learning menggunakan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar” (Dr.Jo Hamilton-Jones). E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu 'e' yang merupakan singkatan dari 'electronica' dan 'learning' yang berarti 'pembelajaran'.

Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi


(13)

dari ketiganya. Dengan kata lain e-learning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelite atau komputer.(Tafiardi, 2005)

Sejalan dengan itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004) menjelaskan bahwa “istilah "e" dalam e-learning adalah segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usahausaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet”. Internet, satelit, tape audio/video, tv interaktif, dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan. Pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama (synchronously) ataupun pada waktu yang berbeda (asynchronously). Secara lebih singkat william Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) “e-learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet)”. Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam siahaan, 2002) secara sederhana mengatakan bahwa “e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya”

2.4.5 Elektronic Mail (E-Mail)

Elektronic Mail (E-Mail) adalah suatu jenis fasilitas yang paling populer digunakan untuk mengirim dan menerima pesan di dalam internet dari berbagai penjuru dunia seperti yang di kutip dari (Sutedjo, 2003:41).

E-mail adalah pesan elektronik yang dikirim dari komputer seorang pengguna ke komputer lainnya. E-Mail dapat dikirim melalui jaringan LAN (Local Area Network) atau internet. Kalau dahulu data yang dikirim hanya berupa teks, sekarang dengan email dapat berisi gambar, suara, bahkan klip video.

Sedangkan (Wahid, 2002). menjelaskan “E-Mail adalah Electronic mail. Pesan, bisanya berupa teks, yang dikirimkan dari satu alamat ke alamat lain di jaringan internet”. Sebuah alamat email yang mewakili banyak alamat email sekaligus disebut sebagai mailing list. Sebuah alamat email biasanya memiliki format semacam (Dhani, 2004).

2.5 Jenis – Jenis Sumber Informasi Elektronik

Didalam sumber-sumber informasi terdapat beberapa jenis diantaranya tercetak dan non cetak seperti yang dikutip dari Yusup (2009: 31)

Sumber-sumber informasi banyak jenisnya. Buku, majalah, surat kabar, radio, tape recorder, CD-ROM, disket komputer, brosur, pamplet, dan media


(14)

rekaman informasi lainnya merupakan tempat disimpannya informasi atau katakanlah sumber-sumber informasi, khususnya informasi terekam.

2.6 Kelebihan dan kekurangan Sumber Informasi Elektronik

Sumber informasi elektronik memiliki kelebihan dan kekurangan yang beraneka ragam Seperti yang telah dinyatakan oleh Hasugian. (2008 : 12)

Kelebihan pada sumber daya informasi elektronik yaitu beranekaragamnya sumber daya informasi elektronik yang dikembangkan oleh para pustakawan, perpustakaan, penerbit untuk mengakses juga semakin mudah karena dapat diakses secara terbuka, multi user , unlimited access , dan dapat diakses dari jarak jauh (remote access) tanpa harus hadir keperpustakaan. Saat ini juga telah banyaknya karya ilmiah yang di publikasikan secara digital dari pada tercetak.

2.7 Kebutuhan Informasi Elektronik

Informasi elektronik adalah salah satu dari sumber daya informasi dalam format elektronik seperti yang di cantumkan dalam pasal 4 Undang-Undang informasi dan transaksi elektronik menyebutkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia.

b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan publik.

c. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab.

d. Dan memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

Aktivitas seorang pengguna ketika mencari informasi yang dibutuhkan inilah yang sering disebut sebagai perilaku pencarian informasi (Wilson dalam Laloo,2002: 189).

Kehadiran beranekaragam teknologi informasi dewasa ini mengakibatkan adanya perubahan dalam bentuk sumber informasi. Sumber informasi yang dahulunya dikemas dalam format tercetak kini dengan adanya perkembangan ini telah berubah dalam format elektronis. Perubahan dalam format sumber informasi ini, juga diikuti dengan adanya perubahan pengguna dalam memilih sumber informasi yang dibutuhkan. Pengguna saat ini memiliki kecenderungan untuk lebih memilih sumber informasi elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasinya dibandingkan dengan sumber informasi dalam bentuk tercetak. Hal ini didasarkan atas beberapa alasan yang


(15)

dikemukakan. Perubahan dalam pemilihan sumber informasi yang digunakan juga diikuti pula dengan perubahan perilaku pencarian informasi.


(1)

dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal berbasis web atau yang kita kenal dengan jurnal online merupakan jurnal yang dalam waktu kita mengaksesnya membutuhkan media yaitu internet.

2. Jurnal Elektronik Berbentuk CD-ROM

Bamford yang di kutip oleh Muntashir (2005 : 10) menyatakan: CD-ROM merupakan temuan baru teknologi informasi, berbentuk fisik cakram, dengan diameter 120 mm (12cm), dengan ketebalan 1,2 mm, yang terbuat dari polycarbonate, dengan lapisan mengkilat, tempat informasi disimpan, dan hanya satu sisi dari disc itu yang dapat digunakan untuk menyimpan informasi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa defimisi CD-ROM adalah suatu benda berbentuk cakram dimana informasi tersedia didalamnya tergantung informasi apa yang disimpan termasuk jurnal, dengan media aksesnya menggunakan komputer.

2.4.2 Electronic Book (E-Book)

Menurut Hasugian (2008:14), “buku elektronik adalah buku yang diterbitkan dalam format elektronik. Pada prinsipnya muatan isi (content) buku elektronik sama dengan versi cetaknya”. Hanya karena formatnya berbeda maka cara penggunaannya pun berbeda. Buku elektronik dapat dibeli secara utuh seperti halnya dengan buku biasa, terutama yang tersedia terekam dalam CD atau media rekam elektronik lainya, tetapi saat ini sudah banyak tersedia dan dilanggan secara online. Rafael Ball berpendapat bahwa “media, penerbit, serta perpustakaan telah membayangkan sulitnya ketersediaan informasi tanpa menggunakan e-book. Ia mendefinisikan e-book sebagai perangkat keras yang mampu membaca teks berbentuk elektronik”.

Ahmad (2009) menyatakan bahwa: E-Book adalah singkatan dari Electronic

Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku

yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa e-book (buku elektronik) adalah buku yang dikemas dalam format elektronik yang dapat pengguna peroleh dan diakses dengan memanfaatkan komputer. Pengguna dapat


(2)

dibawa kemana-mana, sedangkan buku dalam format tercetak akan mengalami kesulitan untuk membawanya kemana-mana dalam jumlah yang banyak. Pembuatan buku dalam format elektronik juga merupakan satu usaha untuk melestarikan informasi-informasi yang tadinya terdapat dalam buku tercetak. Buku dalam format tercetak lebih mudah mengalami kerusakan dan biaya perawatannya pun lebih mahal, maka dari itu akan lebih baik jika dilakukan transfer data/informasi dari buku ke buku elektronik (e-book) untuk menjaga kelestarian informasi yang ada.

2.4.3 Multimedia

Multimedia adalah kata- kata sekaligus gambar yang disajikan dalam bentuk verbal seperti yang dikuti dari Mayer (2009:3) mendefinisikan “multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar yang dimaksud dengan kata disini adalah materinya disajikan dengan verbalform atau bentuk verbal”.

Multimedia adalah gabungan dari teks, gambar, suara, animasi dan video, beberapa komponen tersebut atau seluruh komponen tersebut dimasukan ke dalam program yang koheren. Multimedia merupakan kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer (Vaughan, 2006: 2). Multimedia dapat diartikan sebagai suatu penggunaan dari gabungan beberapa media dalam menyampaikan informasi yang berupa teks, grafis atau animasi grafis, movie, video dan audio. Multimedia interaktif yang berbasis computer meliputi hypermedia dan hypertext. Hypermedia merupakan suatu penggunaan format presentasi multimedia yang terdiri atas teks, grafis diam atau animasi, bentuk movie, video dan audio. Hypertext yaitu bentuk teks, diagram statis, gambar dan tabel yang ditayangkan dan disusun secara tidak linier (urut atau segaris). Roblyer (2003: 164) menyatakan “Multimedia simply means “multimedia” or “a combination media” The media can be still pictures, sound, motion video, animation and/or text items combined in a product whose purpose is to communicate information”. Multimedia atau media kombinasi merupakan media yang terdiri dari gambar diam, suara, video gerak, animasi dan yang teks digabungkan dalam suatu produk yang bertujuan untuk memberikan


(3)

informasi. Lebih lanjut Reddi & Mishra (2003: 4) mengungkapkan juga multimedia

As such multimedia can be defined as an integration of multiple media

elements (audio, video, graphics, text, animation etc.) into one synergetic and symbiotic whole that results in more benefits for the end user than any

one of the media element can provide individuall”. Multimedia

didefinisikan sebagai beberapa unsur yang terintegrasi kedalam media (audio,video, grafik, teks, animasi, dan lain-lain) menjadi satu kesatuan yang sinergis dan simbiosis yang memberikan keuntungan bagi pengguna maupun individu.

Sedangkan Ariesto Hadi (2003: 3) mengungkapkan multimedia sudah ada sebelum komputer menampilkan presentasi dengan menggunakan beberapa cara. Komputer mempunyai kemampuan dalam mengorganisir beberapa atau keseluruhan komponen multimedia yang terpadu. Sedangkan komponen interaktif yang tertuju pada proses kekuasaan pengguna atau user untuk mengontrol program program yang dijalankan oleh komputer. Inilah yang disebut sebagai multimedia interaktif menggambarkan keseluruhan bentuk cara baru dari software komputer yang membawa informasi- informasi.

2.4.4 Electronic Learning (E-Learning)

Beberapa ahli yang mendukung pendapat e-learning sebagai electronic based diantaranya Elliott Masie, cisco and comellia (2000) menjelaskan,

“e-learning adalah pembelajaran dimana bahan pembelajaran disampaikan melalui

media elektronik seperti internet, intranet, satelit, TV, CD-ROM, dan lain-lain, jadi tidak harus internet karena internet salah satu bagian dari e-learning”.

Pendapat ini didukung oleh Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic center (2003) bahwa e-learning adalah “proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi”. Para ahli yang mendukung pemahaman e-learning sebagai media yang menggunakan internet diantaranya e-learning adalah “penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan”. (Rosenberg (2001) “E-learning atau internet enable learning menggunakan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar” (Dr.Jo Hamilton-Jones). E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu 'e' yang merupakan singkatan dari 'electronica' dan 'learning' yang berarti 'pembelajaran'.


(4)

dari ketiganya. Dengan kata lain e-learning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelite atau komputer.(Tafiardi, 2005)

Sejalan dengan itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004) menjelaskan bahwa “istilah "e" dalam e-learning adalah segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usahausaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet”. Internet, satelit, tape audio/video, tv interaktif, dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan. Pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama (synchronously) ataupun pada waktu yang berbeda (asynchronously). Secara lebih singkat william Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) “e-learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet)”. Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam siahaan, 2002) secara sederhana mengatakan bahwa “e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya”

2.4.5 Elektronic Mail (E-Mail)

Elektronic Mail (E-Mail) adalah suatu jenis fasilitas yang paling populer digunakan untuk mengirim dan menerima pesan di dalam internet dari berbagai penjuru dunia seperti yang di kutip dari (Sutedjo, 2003:41).

E-mail adalah pesan elektronik yang dikirim dari komputer seorang pengguna ke komputer lainnya. E-Mail dapat dikirim melalui jaringan LAN (Local Area Network) atau internet. Kalau dahulu data yang dikirim hanya berupa teks, sekarang dengan email dapat berisi gambar, suara, bahkan klip video.

Sedangkan (Wahid, 2002). menjelaskan “E-Mail adalah Electronic mail. Pesan, bisanya berupa teks, yang dikirimkan dari satu alamat ke alamat lain di jaringan internet”. Sebuah alamat email yang mewakili banyak alamat email sekaligus disebut sebagai mailing list. Sebuah alamat email biasanya memiliki format semacam (Dhani, 2004).

2.5 Jenis – Jenis Sumber Informasi Elektronik

Didalam sumber-sumber informasi terdapat beberapa jenis diantaranya tercetak dan non cetak seperti yang dikutip dari Yusup (2009: 31)

Sumber-sumber informasi banyak jenisnya. Buku, majalah, surat kabar, radio, tape recorder, CD-ROM, disket komputer, brosur, pamplet, dan media


(5)

rekaman informasi lainnya merupakan tempat disimpannya informasi atau katakanlah sumber-sumber informasi, khususnya informasi terekam.

2.6 Kelebihan dan kekurangan Sumber Informasi Elektronik

Sumber informasi elektronik memiliki kelebihan dan kekurangan yang beraneka ragam Seperti yang telah dinyatakan oleh Hasugian. (2008 : 12)

Kelebihan pada sumber daya informasi elektronik yaitu beranekaragamnya sumber daya informasi elektronik yang dikembangkan oleh para pustakawan, perpustakaan, penerbit untuk mengakses juga semakin mudah karena dapat diakses secara terbuka, multi user , unlimited access , dan dapat diakses dari jarak jauh (remote access) tanpa harus hadir keperpustakaan. Saat ini juga telah banyaknya karya ilmiah yang di publikasikan secara digital dari pada tercetak.

2.7 Kebutuhan Informasi Elektronik

Informasi elektronik adalah salah satu dari sumber daya informasi dalam format elektronik seperti yang di cantumkan dalam pasal 4 Undang-Undang informasi dan transaksi elektronik menyebutkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia.

b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan publik.

c. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab.

d. Dan memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

Aktivitas seorang pengguna ketika mencari informasi yang dibutuhkan inilah yang sering disebut sebagai perilaku pencarian informasi (Wilson dalam Laloo,2002: 189).

Kehadiran beranekaragam teknologi informasi dewasa ini mengakibatkan adanya perubahan dalam bentuk sumber informasi. Sumber informasi yang dahulunya dikemas dalam format tercetak kini dengan adanya perkembangan ini telah berubah dalam format elektronis. Perubahan dalam format sumber informasi ini, juga diikuti dengan adanya perubahan pengguna dalam memilih sumber informasi yang dibutuhkan. Pengguna saat ini memiliki kecenderungan untuk lebih memilih sumber informasi elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasinya dibandingkan dengan sumber informasi


(6)

dikemukakan. Perubahan dalam pemilihan sumber informasi yang digunakan juga diikuti pula dengan perubahan perilaku pencarian informasi.